Analisis Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Debitur Menggunakan Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

(1)

ANALISIS BAURAN PEMASARAN YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN DEBITUR MENGGUNAKAN KREDIT UMUM

PEDESAAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA

(PERSERO), Tbk UNIT SETIA BUDI MEDAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Administrasi Bisnis

OLEH

FEBRINA CHRISTIN NAINGGOLAN

NIM 090907039

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NIAGA / BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITTIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PROGRAM STUDI STRATA 1 ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh :

Nama : Febrina Christin Nainggolan

NIM : 090907039

Program Studi : IlmuAdministrasiNiaga/Bisnis

Judul :Analisis Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Debitur Menggunakan Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

Medan, September 2013

Pembimbing Ketua Program Studi

Azuar Juliandi, S.E,S.Sos, M.Si Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA NIP195908161986111001

Dekan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Prof. Dr. Badaruddin, M.Si NIP. 196805251992031002


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis persepsi responden tentang bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, dan pelayanan nasabah) dan keputusan menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan. Dan juga untuk mengetahui hubungan bauran pemasaran dengan keputusan menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari uji korelasi berganda (R), Adjusted R-Square, uji F dan probabilitas kesalahan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 18.00 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan kuesioner penelitian ini menggunakan 50 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon positif terhadap bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan pelayanan nasabah) yang mereka rasakan di BRI Unit Setia Budi Medan. Juga, responden merasa bahwa keputusan menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan sudah tepat. Secara serempak variabel produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan pelayanan nasabah memiliki korelasi yang signifikan terhadap keputusan nasabah menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F dengan nilai 36,991 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05.

Kata Kunci : produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, pelayanan nasabah, keputusan menggunakan kredit.


(4)

ABSTRACT

This research aims to identify and analyze the respondents' perception of the marketing mix (product, price, location, promotion, people, process, and customer service) and decision using of Kredit Umum Pedesaan in BRI Unit Setia Budi Medan. And also to determine the correlation of the marketing mix and decisions using of Kredit Umum Pedesaan in BRI Unit Setia Budi Medan.

The analytical method used is descriptive analysis with a quantitative approach that consists of multiple correlation (R), Adjusted R-Square, F-test and probability of error. Tests carried out using SPSS for windows version 18,00. The data used are primary and secondary data. Data collection techniques used were interviews and questionnaires and used 50 respondents as the sample.

The results of this research showed that the majority of respondents gave a positive response to the marketing mix (product, price, place, promotion, people, processes and customer service) that they feel at BRI Unit Setia Budi Medan. Also, respondents felt that the decision of using Kredit Umum Pedesaan in BRI Unit Setia Budi Medan was right. Simultaneously variable product, price, place, promotion, people, processes and customer service has a significant correlation to the customer's decision to using decision of using Kredit Umum Pedesaan in BRI Unit Setia Budi Medan. It can be seen from the results of the F test with a value of 36.991 with a significant value of 0.000 <0.05.

Keywords: product, price, location, promotion, people, processes, customer service, making use of credit.


(5)

KATA PENGANTAR

Syallom,

Penulis mengucapkan Syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Debitur Menggunakan Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan”.

Penulis mengucapkan terima kasih selama proses penyelesaian skripsi dan juga selama mengikuti pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang mana penulis banyak menerima tuntunan, bantuan dan petunjuk serta motivasi dari berbagai pihak. Menyadari hal tersebut, maka pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polittik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, M.A, selaku Ketua Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis dan Bapak M.Arifin nasution, S.Sos, M.SP selaku Seketaris Departemen Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polittik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Azuar Juliandi ,S.E, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dengan penuh kesabaran untuk memberikan pengarahan,


(6)

bimbingan, saran yang berguna, dukungan moril dan proses penyusunan dan penyelesain skripsi ini.

4. Segenap dosen dan staf pengajar di ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Polittik Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat.

5. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua tercinta Papa saya S.Nainggolan dan Mama saya N.Pardede yang telah banyak memberikan dorongan moral dan materi serta kasih sayang dan perhatian yang tiada terhingga kepada penulis selama masa kuliah terlebih-lebih selama masa penyusunan skripsi ini di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh pimpinan dan karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Setia Budi Medan, terima kasih atas bantuannya.

7. Adik – adik tersayang Eca, Nita, dan Neni yang telah memberikan dukungan melaului semangat dan doa kepada penulis.

8. Buat keluarga Tulang saya Fresli Lumbantobing dan Nantulang saya Sisilia Sinabutar beserta keluarga saya yang lainnya yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis.

9. Buat sahabat-sahabat saya di Administrasi Bisnis, “My JJ”, Hania( teman seide, si’metabolisme’), Anas (pujangga cinta,dan teman yang selalu mau direpotkan), Rica(kaka yang paling baik dan penolong), Silvia (Mecin, adek silpi, paling manja namun nekat dan pemberani), dan Royana (Roy, pejuang’45) terimakasih buat hal


(7)

– hal gila selama ini . Juga kepada teman-teman lain, khususnya kelas A’09 buat 4 tahun kebersamaannya.

10. Buat sahabat – sahabat saya di Sinuraya Apartment, kak win, kak bon, kak glo, kak dedek, dan kak maya. Thankyou for everythinhg guys.

11. Juga buat sahabat – sahabat saya yang lain Febry, WayChack,Price dan teman – teman yang lainnya, yang namanya tidak saya sebutkan disini, terimakasih buat dukungannya.

Penulis memohon maaf atas segala kekurangan yang ada selama penulisan skripsi ini. Karena tidak ada gading yang tak retak. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak peneliti selanjutnya yang akan menulis topik yang sama demi perkembangan dan kelanjutan Civitas Akademika.

Medan, Agustus 2013 Penulis


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Kerangka Teori... 9

2.1.1 Keputusan Membeli Konsumen ... 9

2.1.1.1 Pengertian Keputusan Membeli ... 9

2.1.1.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 10

2.1.2. Bauran Pemasaran Jasa ... 15

2.1.2.1 Produk ... 16

2.1.2.2 Harga ... 19

2.1.2.3 Lokasi ... 26

2.1.2.4 Promosi ... 28

2.1.2.5 Orang ... 30

2.1.2.6 Proses ... 31


(9)

2.2 Kerangka Berpikir ... 34

2.3 Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bentuk Penelitian ... 36

3.2 Lokasi Penelitian ... 36

3.3 Populasi dan Sampel ... 37

3.3.1 Populasi ... 37

3.3.2 Sampel ... 37

3.4 Defenisi Konsep ... 37

3.5 Defenisi Operasional ... 39

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 40

3.6.1 Sumber data ... 40

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data ... 40

3.7 Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 49

4.1.1 Sejarah Singkat PT.Bank Rakyat Indonesia (PERSERO),Tbk ... 49

4.1.2 Visi dan Misi PT.Bank Rakyat Indonesia (PERSERO),Tbk ... 53

4.1.2.1 VIsi Perusahaan ... 53

4.1.2.2 Misi Perusahaan ... 53

4.1.2.3 Tata Nilai Perusahaan ... 53

4.1.3 Struktur Organisasi ... 54

4.1.3.1 Bidang – Bidang Kerja ... 55

4.1.4 Kredit Umum Pedesaan (KUPEDES) di BRI ... 64

4.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 66

4.2.1 Karakteristik Responden BRI Unit Setia Budi ... 66 4.2.1.1 Karakteristik Responden Responden


(10)

Berdasarkan Jenis Kelamin ... 66

4.2.1.2 Karakteristik Responden Responden Berdasarkan Usia ... 67

4.2.1.3 Karakteristik Responden Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir... 67

4.2.1.4 Karakteristik Responden Responden Berdasarkan Bidang Usaha ... 68

4.2.2 Penjelasan Atas variabel Bauran Pemasaran Jasa Kredit ... 4.2.2.1 Persepsi Atas Variabel Produk ... 69

4.2.2.2 Persepsi Atas Variabel Harga... 71

4.2.2.3 Persepsi Atas Variabel Lokasi ... 72

4.2.2.4 Persepsi Atas Variabel Promosi ... 73

4.2.2.5 Persepsi Atas Variabel Orang ... 75

4.2.2.6 Persepsi Atas Variabel Proses ... 76

4.2.2.7 Persepsi Atas Variabel Pelayanan Nasabah ... 78

4.2.2.8 Persepsi Atas Variabel Keputusan ... 4.3 Analisis Data dan Pembahasan ... 81

4.3.1 Persepsi Responden Tentang Komponen – Komponen ... 4.3.1.1 Persepsi Tentang Produk ... 81

4.3.1.2 Persepsi Tentang Harga... 83

4.3.1.3 Persepsi Tentang Lokasi ... 84

4.3.1.5 Persepsi Tentang Promosi ... 85

4.3.1.6 Persepsi Tentang Orang ... 86

4.3.1.7 Persepsi Tentang Proses ... 88

4.3.1.8 Persepsi Tentang Pelayanan Nasabah ... 89

4..3.2 Persepsi Tentang Keputusan Menggunakan Kredit ... 90


(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 98

5.2 Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101


(12)

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul Halaman

1.1 Jumlah Realisasi Debitur KUPEDES pada BRI Unit ... 4

3.1 Skor Pernyataan ... 41

4.1 Gambaran Umum Kupedes ... 65

4.2 Karakteristik Responeden berdasarkan jenis kelamin... 66

4.3 Karakteristik Responeden berdasarkan Usia ... 67

4.4 Karakteristik Responeden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir ... 67

4.5 Karakteristik Responeden berdasarkan Bidang Usaha ... 68

4.6 Persepsi Responden Tentang Variabel Produk ... 69

4.7 Persepsi Responden Tentang Variabel Harga ... 71

4.8 Persepsi Responden Tentang Variabel Lokasi ... 72

4.9 Persepsi Responden Tentang Variabel Promosi ... 73

4.10 Persepsi Responden Tentang Variabel Orang ... 75

4.11 Persepsi Responden Tentang Variabel Proses ... 76

4.12 Persepsi Responden Tentang Variabel Pelayanan Nasabah... 78

4.13 Persepsi Responden Tentang Variabel Keputusan ... 4.14 Hasil Uji Normalitas ... 92

4.15 Hasil Uji Korelasi ... 93


(13)

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul Halaman

2.1 Proses Keputusan Membeli ... 11 2.2 Paradigma Berpikir Peneliti ... 35 4.1 Struktur Organisasi BRI Unit Setia Budi Medan ... 54


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor

Judul Halaman

1 Kuisioner Penelitian ... 102

2 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 106

3 Demografi Responden ... 114

4 Persepsi Responen Tentang Bauran Pemasaran ... 116

5 Persepsi Responen Tentang Keputusan Menggunakan Kredit ... 125

6. Output Uji Normalitas ... 127


(15)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis persepsi responden tentang bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, dan pelayanan nasabah) dan keputusan menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan. Dan juga untuk mengetahui hubungan bauran pemasaran dengan keputusan menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan.

Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari uji korelasi berganda (R), Adjusted R-Square, uji F dan probabilitas kesalahan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS versi 18.00 for windows. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara dan kuesioner penelitian ini menggunakan 50 responden sebagai sampel penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan respon positif terhadap bauran pemasaran (produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan pelayanan nasabah) yang mereka rasakan di BRI Unit Setia Budi Medan. Juga, responden merasa bahwa keputusan menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan sudah tepat. Secara serempak variabel produk, harga, tempat, promosi, orang, proses dan pelayanan nasabah memiliki korelasi yang signifikan terhadap keputusan nasabah menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F dengan nilai 36,991 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05.

Kata Kunci : produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, pelayanan nasabah, keputusan menggunakan kredit.


(16)

ABSTRACT

This research aims to identify and analyze the respondents' perception of the marketing mix (product, price, location, promotion, people, process, and customer service) and decision using of Kredit Umum Pedesaan in BRI Unit Setia Budi Medan. And also to determine the correlation of the marketing mix and decisions using of Kredit Umum Pedesaan in BRI Unit Setia Budi Medan.

The analytical method used is descriptive analysis with a quantitative approach that consists of multiple correlation (R), Adjusted R-Square, F-test and probability of error. Tests carried out using SPSS for windows version 18,00. The data used are primary and secondary data. Data collection techniques used were interviews and questionnaires and used 50 respondents as the sample.

The results of this research showed that the majority of respondents gave a positive response to the marketing mix (product, price, place, promotion, people, processes and customer service) that they feel at BRI Unit Setia Budi Medan. Also, respondents felt that the decision of using Kredit Umum Pedesaan in BRI Unit Setia Budi Medan was right. Simultaneously variable product, price, place, promotion, people, processes and customer service has a significant correlation to the customer's decision to using decision of using Kredit Umum Pedesaan in BRI Unit Setia Budi Medan. It can be seen from the results of the F test with a value of 36.991 with a significant value of 0.000 <0.05.

Keywords: product, price, location, promotion, people, processes, customer service, making use of credit.


(17)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian saat ini tidak terlepas dari peranan bank dalam kehidupan sehari – hari, khususnya bank konvensional, yang memiliki tugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk pinjaman. Terlebih lagi saat ini kebutuhan masyarakat akan pinjaman semakin beragam, dan masing – masing individu berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Demikian juga bagi perbankan,bank – bank yang ada saling berlomba untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya akan pinjaman dengan menawarkan berbagai kemudahan, agar masyarakat yang ingin mengajukan pinjaman mau menjadi nasabah pinjaman bank tertentu. Dengan banyaknya tawaran pinjaman yang bisa didapat juga berbagai persyaratan dan kemudahan yang telah disediakan mengharuskan masyarakat agar lebih teliti lagi dalam menggunakan kredit yang ada.

Keputusan menggunakan kredit oleh nasabah dapat menjadi hal yang menarik untuk dipelajari oleh pihak bank. Karena semakin banyak jumlah nasabah yang menggunakan produk pinjaman di suatu bank, dapat meningkatkan keuntungan dari bank tersebut. Oleh karena itu, pihak bank harus mampu mempengaruhi masyarakat dalam membuat keputusan


(18)

menggunakan produk pinjaman yang mereka miliki. Keputusan pembelian (dalam hal ini keputusan menggunakan kredit) merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.

Pengertian keputusan pembelian, menurut Kotler & Armstrong (2001:226) adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Keputusan pembelian oleh konsumen terhadap produk barang atau jasa menggunakan berbagai pertimbangan, misalnya manfaat barang atau jasa yang dibeli dan jangka waktu penggunaan barang atau jasa tersebut. Sehingga, konsumen sangat berharap keputusan pembelian tersebut dapat memberikan nilai tambah dan memenuhi kebutuhannya.

Proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen (dalam hal ini keputusan debitur menggunakan kredit) dapat dipengaruhi oleh persepsi, dan strategi pemasaran yang diterapkan oleh perusahaan. Menurut Kotler (2005:60) persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti. Dari sinilah awalnya konsumen membuat keputusan untuk pembelian suatu produk. Dalam menentukan keputusan pembelian, ada kaitan erat antara bauran pemasaran dengan keputusan konsumen membeli suatu produk, seperti yang dinyatakan Kotler & Amstrong dalam Suryani (2008:10) bahwa keputusan pembelian


(19)

juga dipengaruhi oleh bauran pemasaran seperti dalam model perilaku pembeli, seperti produk, harga, distribusi dan lokasi menentukan keputusan pembelian konsumen. Bagi perusahaan komponen – komponen bauran pemasaran merupakan bagian yang bisa dikendalikan, yang jika dikelola dengan baik dapat menjadi rangsangan ataupun implus positif bagi konsumen saat membuat keputusan pembelian.

PT.Bank BRI (PERSERO), Tbk merupakan bank pertama yang didirikan di Indonesia dan merupakan bank milik pemerintah , serta bank yang memiliki cabang yang tersebar sampai ke pelosok Indonesia. Perusahaan ini berusaha menarik nasabah sebanyak mungkin dengan menyediakan produk dan pelayanan yang kompetitif sehingga masyarakat tertarik untuk menggunakan produknya. Selain itu, BRI merupakan bank Badan Usaha Milik Negara yang segmentasi pasarnya paling jelas yaitu dalam hal microbanking, yakni yang terfokus pada usaha mikro kecil menengah.

Seperti Bank Konvensioal pada umumnya, PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk Unit Setia Budi Medan bertugas menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian menyalurkannya lagi ke masyarakat dalam bentuk pinjaman. Salah satu produk pinjaman yang ada pada Bank Rakyat Indonesia Unit Setia Budi adalah KUPEDES (Kredit Umum Pedesaan), yang ditujukan untuk individual (badan usaha maupun perorangan) untuk mendukung berbagai keperluan pembiayaan semua jenis usaha dengan memenuhi kebutuhan


(20)

modal kerja dan investasi. Pinjaman ataupun kredit merupakan aspek penting bagi perbankan, karena melalui bunga pinjamanlah bank memperoleh keuntungan utamanya. Meningkatkan dan mempertahankan jumlah debitur baru bagi perbankan merupakan hal penting yang harus diperhatikan, karena mempengaruhi profitabilitas perbankan. Berikut ini jumlah realisasi debitur baru Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi lima tahun terakhir.

Tabel 1.1

Jumlah Realisasi Debitur Kupedes Pada BRI Unit Setia Budi Medan

Tahun 2008 – 2012

Tahun Jumlah Debitur %kenaikan

2008 84

2009 87 3,5

2010 80 -8

2011 85 6,25

2012 88 3,5

Sumber : Hasil Pra Penelitian,2013 (Data diolah oleh penulis )

Tabel 1.1 menjelaskan mengenai jumlah realisasi debitur baru Kupedes mulai dari tahun 2008 – 2012. Dari tabel di atas dapat dilihat pertumbuhan jumlah debitur yang selalu berfluktuasi setiap tahunnya . Pada tahun 2008 jumlah realisasi debitur baru Kupedes ada 84 debitur ; pada tahun 2009 sebesar 87 debitur baru, terjadi peningkatan jumlah debitur dari tahun 2008 ke tahhun 2009, meskipun persentasenya tidak begitu besar yaitu 3,5% ; namun pada tahun 2010 jumlah realisasi debitur baru hanya ada 80 debitur atau mengalami penurunan sebesar 8% dari tahun 2009. Pada tahun 2011 jumlah realisasi debitur baru ada 85 debitur, mengalami peningkatan


(21)

sebesar 6,25%; dan pada tahun 2012 jumlah realisasi debitur baru ada 88 debitur atau mengalami peningkatan sebesar 3,5% dari tahun 2011.

Berdasarkan hasil prapenelitian yang telah dilakukan sebelumnya, dengan menggunakan teknik wawancara kepada sepuluh orang debitur Kupedes ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan debitur dalam memilih kredit di BRI Unit Setia Budi Medan, antara lain bunga kredit yang diberikan cukup ringan yaitu sebesar 1% - 1,25%, lokasi yang cukup strategis, serta pelayanan yang cukup baik. Pada umumnya proses kredit mulai dari tahap pengajuan kredit sampai tahap realisasi cepat dan telah sesuai standard, namun masih didapati keluhan dari debitur yang mengatakan kalau prosesnya lambat yaitu pada saat akan dilakukan survey.

Dari kesepuluh debitur yang diwawancarai tidak semua debitur tersebut mengenal jelas produk pinjaman yang mereka gunakan, tidak sedikit juga dari mereka yang mengajukan pinjaman karena mempunyai hubungan persaudaraan ataupun pertemanan dengan pegawai dari BRI Unit Setia Budi Medan dan pihak pegawai tersebutlah yang menawarkan produk pinjaman tersebut kepada debitur. Terkadang juga debitur belum menyadari dengan jelas akan kebutuhan pinjaman untuk menambah modal usaha mereka.

Penelitian terkait dengan bauran pemasaran terhadap keputusan menggunakan produk bank pernah diteliti oleh peneliti terdahulu. Alice Susanty (2011) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Menggunakan Kredit BNI


(22)

Wirausaha Di PT. Bank Negara Indonesia(Persero) Tbk Sentra Kredit Kecil Pematang Siantar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, manusia, proses, dan pelayanan nasabah sangat berpengaruh terhadap keputusan nasabah untuk menggunakan kredit BNI Wirausaha di BNI SKC Pematang Siantar.

Robet Natalius Tarigan (2009) dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Nasabah Menabung Di Bank Rakyat Indonesia Cabang Binjai”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa strategi bauran pemaasaran jasa dapat mempengaruhi keputusan nasabah untuk menabung di tabungan Britama BRI, dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mempengaruhi keputusan nasabah dalam menabung di BRI.

Ernawati (2006) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Nasabah Untuk Memiliki Tabungan Ummat di Bank Muamalat Indonesia Cabang Medan”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara bauran pemasaran jasa terhadap keputusan menabung.

Harmita Dewiny Siregar (2010) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Bauran Pemasaran Dalam Mempengaruhi Keputusan Nasabah Tabungan Simpedes Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Binjai”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel produk, harga, tempat promosi, orang, proses dan bukti fisik berpengaruh positif dan


(23)

signifikan terhadap keputusan nasabah Simpedes pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Binjai.

Arlina Nurbaity Lubis dan Ganjang Arihta Ginting dalam penelitiannya berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Permintaan Kredit Pada PT Bank Tabungan Negara Cabang Medan”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa suku bunga dan pelayanan secara serempak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan permintaan KPR pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Medan.

Berdasarkan fenomena tersebutlah penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Analisis Bauran Pemasaran yang Mempengaruhi Keputusan Debitur Menggunakan Kredit Umum Pedesaan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO), Tbk Unit Setia Budi Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan dalam latar belakang, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana persepsi responden tentang bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, dan pelayanan pelanggan) Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan?

2. Bagaimana persepsi responden tentang keputusan pembelian dalam menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan?


(24)

3. Bagaimana hubungan komponen bauran pemasaran dengan keputusan menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis tentang bauran pemasaran (produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, dan pelayanan pelanggan) Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis tentang keputusan pembelian responden dalam menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan.

3. Untuk mengetahui hubungan komponen bauran pemasaran dengan keputusan menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan.

1.4 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam hasil penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi berupa referensi peneliti – peneliti lain di masa mendatang yang mengkaji masalah keputusan pembelian dan bauran pemasaran.

2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi BRI Unit Setia Budi Medan dalam memasarkan kredit, khususnya Kredit Umum Pedesaan.


(25)

BAB I I

KERANGKA TEORI

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Keputusan Membeli Konsumen

2.1.1.1 Pengertian Keputusan Membeli

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga dan orang lain maupun mahkluk hidup lain dan tidak diperdagangkan. Menurut Kotler & Armstrong (2001: 226) keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli.

Keputusan pembelian merupakan salah satu dari perilaku konsumen. Menurut Engel, Blackwell,dan Miniar dalam Suryani (2008:5) pemahaman terhadap perilaku konsumen mencakup pemahaman terhadap tindakan yang langsung dilakukan konsumen dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut.

Menurut Kotler (1999:231) adapun faktor – faktor yang dapat mempengaruhi keputusan membeli konsumen tersebut antara lain :

1. Faktor Kebudayaan

Faktor kebudayaan merupakan hal yang kompleks, yang meliputi ilmu pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, adat, kebiasaan, dan norma-norma yang paling berlaku pada masyarakat. Faktor budaya mempunyai pengaruh


(26)

yang paling meluas dan mendalam terhadap perilaku konsumen. Kita akan melihat peranan yang dimainkan oleh kebudayaan, sub kebudayaan dan kelas sosial pembeli.

2 Faktor Sosial

Faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial terdiri dari semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap pendirian atau perilaku seseorang di tempat

orang tersebut berinteraksi. Posisi orang dalam setiap kelompok dapat

didefenisikan dalam istilah peran atau status dalam banyak kelompok seperti keluarga, klub, dan organisasi.

3 Faktor Pribadi

Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu usia pembeli dan tahap siklus hidup pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep pribadi pembeli.

4 Faktor Psikologis

Pilihan membeli seseorang dipengaruhi oleh empat faktor psikologis utama yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan, kepercayaan dan pendirian.

2.1.1.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Secara umum konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan dalam pengambilan keputusan. Menurut Sunarto (2004:110), ada lima tahapan dalam pengambilan keputusan pembelian, yaitu :


(27)

Sumber : Sunarto(2004:110)

Gambar 2.1

Proses Keputusan Membeli

Gambar 2.1 menunjukkan, konsumen akan melewati lima tahapan dalam proses pembelian produk,yaitu :

1. Pengenalan Masalah

Proses pembelian diawali dengan pengenalan masalah atau kebutuhan

(need recognition). Pembeli menyadari suatu perbedan antara keadaan

sebenarnya dan keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan internal (dari dalam diri pembeli) atau dari luar.

2. Pencarian Informasi

Seorang konsumen yang telah tertarik mungkin mencari lebih banyak informasi. Jika dorongan konsumen begitu kuatnya dan produk yang memuaskan berada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan besar akan membelinya. Jika tidak, konsumen mungkin menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi (information

research) yang berkaitan dengan kebutuhan itu. Konsumen dapat

memperoleh informasi dari beberapa sumber manapun. Sumber – sumber ini meliputi :


(28)

a. Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan. b. Sumber komersial : wiraniaga, dealer, kemasan, pajangan. c. Sumber publik : media massa, organisasi penilai pelanggan.

d. Sumber pengalaman : menangani, memeriksa, menggunakan produk. Pengaruh relatif dari sumber – sumber informasi ini bervariasi menurut produk dan pembeli. Biasanya konsumen menerima hampir semua informasi mengenai produk dari sumber komersial yang dikendalikan oleh pemasaran. Namun sumber yang paling efektif cenderung pada sumber pribadi. Sumber pribadi tampaknya lebih penting dalam mempengaruhi pembelian suatu jasa. Sumber komersial biasanya memberikan informasi kepada pembeli, tetapi sumber pribadi membenarkan atau mengevaluasi prduk bagi pembeli.

3. Evaluasi Berbagai Alternatif

Orang pemasaran perlu mengetaui tentang evaluasi berbagai alternatif yaitu, bagaimana konsumen memproses informasi tidak menggunakan satu proses evalusi sederhana dalam semua situasi pembelian. Sebaliknya, beberapa proses evaluasi digunakan sekaligus. Adapun proses evaluasi berbagai alternatif tersebut meliputi :

Pertama, kita berasumsi bahwa setiap konsumen melihat suatu produk sebagai satu paket atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat kepentingan yang berbeda pada atribut – atribut yang berbeda menurut kebutuhan dan keinginan yang unik. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu susunan keyakinan merek


(29)

mengenai posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasai terhadap tingkat – tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen mencapai suatu sikap terhadap merek yang berbeda lewat prosedur evaluasi.

4. Keputusan Pembelian

Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat atas mereka dan membentuk niat untuk membeli. Namun demikian, ada dua faktor yang dapat mempengaruhi maksud pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, seberapa jauh sikap pihak lain dapat mengurangi alternatif yang disukai seseorang tergantung pada dua hal, yaitu intensitas sikap negatif pihak lain terhadap pilihan alternatif konsumen, dan motifasi konsumen tunduk pada keinginan orang lain. Faktor kedua yang mempengaruhi adalah faktor situasi yang tidak diharapkan.

5. Perilaku Pasca pembelian

Setelah membeli produk, konsumen bisa puas juga tidak puas dan akan terlihat dalam perilaku pasca pembelian. Kepuasan konsumen merupakan fungsi dari seberapa dekat antara harapan pembeli atas produk tersebut dengan daya guna yang dirasakan produk tersebut. Jika produk gagal memenuhi harapan, konsumen kecewa; jika harapan terpenuhi, konsumen puas; jika harapan terlampaui, konsumen amat puas.


(30)

Para pemasar harus memahami siapa pembeli dari produk mereka,siapa yang terlibat dalam pembuatan keputusan dan bagaimana proses keputusan pembelian.

Menurut Kotler dalam Tjiptono (1997 :20) ada beberapa peranan yang mungkin dimainkan orang dalam sebuah keputusan membeli antara lain : 1. Pemrakarsa (initiator), adalah orang yang pertama – tama menyarankan

atau memikirkan gagasan membeli produk atau jasa tertentu.

2. Pemberi pengaruh (influencer), adalah orang yang pandangan atau nasihatnya diperhitungkan dalam membuat keputusan akhir.

3. Pengambil keputusan (decider), adalah orang yang pada akhirnya menentukan sebagian besar atau keseluruhan keputusan membeli: apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana membeli, atau dimana membeli.

4. Pembeli (buyer), adalah seseorang yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

5. Pemakai (user) adalah seseorang atau beberapa orang yang menikmati atau memakai produk atau jasa.

Menurut Kotler (1995;70) ada empat indikator keputusan pembelian, yaitu :

1. Kemantapan pada sebuah produk. 2. Kebiasaan dalam membeli produk.

3. Memberikan rekomendasi kepada orang lain. 4. Melakukan pembelian ulang.


(31)

2.1.2 Bauran Pemasaran Jasa

Marketing mix atau bauran pemasaran merupakan tool atau alat bagi

marketer yang terdiri dari berbagai elemen suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan

positioning yang ditetapkan dapat berjalan dengan sukses.

Marketing mix pada produk barang yang kita kenal selama ini berbeda

dengan marketing mix untuk produk jasa. Hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang. Marketing mix produk barang mencakup 4P :

product, price, place, dan promotion. Sedangakan unuk jasa keempat hal

tersebut dirasa kurang mencukupi. Para ahli pemasaran menambahkan tiga unsur lagi: people, process, dan customer service (Lupiyoadi,2001:58). Ketiga hal ini terkait dengan sifat jasa dimana produksi / operasi hingga konsumsi merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan, serta mengikutsertakan konsumen dan pemberi jasa secara langsung, dengan kata lain, terjadi interaksi langsung antara keduanya. Sebagai suatu bauran, elemen tersebut mempengaruhi satu sama lain sehingga bila salah atau tidak tepat pengorganisasiannya akan mempengarui strategi pemasaran secara keseluruhan.

Bauran pemasaran merupakan kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran, variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Perbedaan di dalam bauran pemasaran tidak terjadi secara kebetulan, manajer pemasaran merencanakan strategi pemasaran untuk mendapatkan


(32)

keunggulan dibandingkan dengan para pesaingnya dan memberikan pelayanan yang baik. Dengan mengubah elemen-elemen bauran pemasaran, manajer pemasaran dapat menyesuaikan dengan saran yang diberikan oleh konsumen.

2.1.2.1 Produk

Menurut Tciptono (2008:95), produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan pasar atau keinginan pasar yang bersangkutan.

Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai manfaat kepada konsumen. Yang perlu diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari produk saja tetapi membeli benefit dan value dari produk tersebut yang disebut “the offer” (Lupiyoadi, 2001:58). Terutama pada produk jasa yang kita kenal tidak menimbulkan beralihnya kepemilikan dari penyedia jasa kepada konsumen.

Menurut Garvin dalam Wijayanti (2012:13) ada tujuh dimensi kualitas produk, yaitu :

1. Dimensi performance atau kinerja produk

Kinerja merupakan karakteristik atau fungsi utama suatu produk. Ini merupakan manfaat atau khasiat utama produk yang kita beli. Biasanya ini menjadi pertimbangan pertama kita membeli produk.


(33)

2. Dimensi reliability atau keterandalan produk

Dimensi kedua adalah keterandalan, yaitu peluang suatu produk bernas dari kegagalan saat menjalankan fungsinya.

3. Dimensi feature atau fitur produk

Dimensi fitur merupakan karakteristik atau ciri – ciri tambahan yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur bersifat pilihan atau

option bagi konsumen. Kalau manfaat utama sudah standar, fitur sering

kali ditambahkan. Fitur bisa meningkatkan kualitas produk kalau pesaing tidak memilikinya.

4. Dimensi durability atau daya tahan

Daya tahan menunjukkan usia produk,yaitu jumlah pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Semakin lama daya tahannya tentu semakin awet.

5. Dimensi serviceability atau kemampuan diperbaiki

Sesuai dengan maknanya, disini kualitas produk ditentukan atas dasar kemampuan diperbaiki : mudah, cepat dan kompeten. Produk yang mampu diperbaiki tentu kualitasnya lebih tinggi dibanding produk yang tidak atau sulit diperbaiki.

6. Dimensi aesthetic atau keindahan tampilan produk

Aesthetic atau keindahan menyangkut tampilan produk yang membuat

konsumen suka. Ini seringkali dilakukan dalam desain produk atau kemasannya.


(34)

Dimensi terakhir adalah kualitas yang dirasakan. Ini menyangkut penilaian produk terhadap citra, merek, atau iklan. Produk – produk yang bermerek terkenal biasanya dipersepsikan lebih berkualitas dibanding yang tidak terkenal.

Dalam hal dunia perbankan produk yang dihasilkan berbentuk jasa. Kasmir (2004:187) mengatakan ada empat karakteristik utama jasa yang mempengaruhi rancangan program pemasaran, yaitu:

1. Tidak berwujud (Intangibility)

Tidak berwujud artinya tidak dapat dirasakan atau dinikmati sebelum jasa tersebut dibeli atau dikonsumsi. Oleh karena itu jasa tidak memiliki wujud tertentu sehingga harus dibeli lebih dahulu.

2. Tidak terpisahkan (Inseparability)

Jasa tidak terpisahkan artinya artinya antara si pembeli jasa dan si pengguna jasa saling berkaitan satu sama lainnya, tidak dapat dititipkan melalui orang lain. Misalnya, pemilik kartu kredit dengan hotel

3. Beraneka ragam (Variability)

Jasa memiliki aneka ragam bentuk artinya jasa bisa diperjualbelikan dalam berbagai bentuk atau wahana seperti waktu, tempat atau sifat. 4. Tidak tahan lama (Perishability)

Jasa diklasifikasikan tidak tahan lama, artinya jasa tidak bisa disimpan begitu jasa dibeli maka akan segera dikonsumsi.


(35)

1. Produk dan jasa yang berhubungan dengan penyerapan dana masyarakat (funding),

Jenis – jenis funding yang dikenal di Indonesia antra lain: tabungan, giro dan deposito.

2. Produk dan jasa yang bersifat penyaluran dana ke masyarakat yaitu kredit dan/atau pembiayaan.

Kredit yang dikenal di Indonesia antara lain: kredit investasi, kredit modal kerja, dan kredit konsumtif.

3. Produk dan jasa perbankan yang fee based,

Artinya produk dan jasa bank yang dasar penghasilannya berasal dari fee (ongkos) bukan berasal dari pendapatan bunga, contohnya transfer dana antar bank, lalu lintas giro, dan penukaran valas.

2.1.2.2 Harga

Harga adalah satu kebijakan yang sangat penting bagi perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus mampu menetapkan harga dengan tepat agar berhasil memasarkan produknya (Tciptono 2008:151).

Menurut Suharno dan Sutarso (2010:178) harga adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk memperoleh produk yang diinginkan. Dalam pengertian yang lebih luas, harga adalah sejumlah pengorbanan yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk.

Strategi penentuan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian

value kepada konsumen, dan mempengaruhi image produk, serta keputusan


(36)

Menurut Kasmir (2008:137) ada beberapa tujuan penetapan harga secara umum,yaitu :

1. Untuk bertahan hidup

Artinya, dalam kondisi tertentu, terutama dalam kondisi persaingan yang tinggi, bank dapat menentukan harga semakin murah mungkin dengan maksud agar produk atau jasa yang ditawarkan laku dipasaran. Misalnya untuk bunga simpanan lebih tinggi dibandingkan dengan bunga pesaing dan bunga pinjaman rendah tapi dalam kondisi masih menguntungkan. 2. Untuk memaksimalkan laba

Tujuan harga ini dengan mengharapkan penjualan yang meningkat sehingga laba dapat ditingkatkan. Penentuan harga biasanya bisa dilakukan dengan harga murah atau tinggi.

3. Untuk memperbesar market share

Penentuan harga ini dengan harga yang murah sehingga diharapkan jumlah nasabah meningkat dan diharapkan pula nasabah pesaing beralih ke produk yang ditawarkan. Contohnya, penentuan suku bunga simpanan yang lebih tinggi dari pesaing ditambah kelebihan lainnya seperti hadiah. 4. Mutu produk/jasa

Tujuan dalam hal mutu produk atau jasa adalah untuk memberikan kesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan memiliki kualitas yang tinggi dan biasanya harga ditentukan setinggi mungkin dan untuk bunga simpanan ditawarkan dengan suku bunga rendah.


(37)

Dalam hal ini penentuan harga dengan melihat harga pesaing. Tujuannya adalah agar harga yang ditawarkan jangan melebihi harga pesaing,artinya bunga simpanan ditawarkan dengan suku bunga rendah.

Menurut Stanton (1998:65) ada empat indikator yang dapat merincikan harga, yaitu :

1. Keterjangkauan harga.

2. kesesuaian harga dengan kualitas produk. 3. Daya saing harga.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat.

Menurut Lupiyoadi & Hamdani (2006:100) faktor – faktor yang mempengaruhi penentuan harga adalah :

1. Elastisitas permintaan 2. Struktur biaya

3. Persaingan

4. Positioning dari jasa yang ditawarkan

5. Sasaran yang ingin dicapai perusahaan 6. Siklus hidup jasa

7. Sumberdaya yang digunakan 8. Kondisi ekonomi.

Sedangkan menurut Kasmir (2004:199) faktor - faktor yang mempengaruhi besar kecilnya penetapan suku bunga dalam perbankan antara lain :


(38)

Apabila bank kekurangan dana (jumlah simpanan sedikit), sementara permohonan pinjaman meningkat, maka yang dilakukan oleh bank untuk menutupi agar kekurangan dana tersebut cepat dipenuhi dengan meningkatkan suku bunga simpanan. Dengan meningkatnya suku bunga simpanan akan menarik nasabah baru untuk menyimpan dana di bank. Dengan demikian kebutuhan dana dapat dipenuhi. Sebaliknya, jika bank kelebihan dana, dimana simpanan banyak akan tetapi permohonan kredit sedikit, maka bank akan menurunkan bunga simpanan sehingga mengurangi minat nasabah untuk menyimpan. Atau dengan cara menurunkan juga bunga kredit sehingga permohonan kredit meningkat. 2. Persaingan

Dalam memperebutkan dana simpanan, maka disamping faktor promosi, yang paling utama pihak perbankan harus memperhatikan pesaing. Dalam arti jika untuk bunga simpanan pesaing rata-rata 16% pertahun, maka jika hendak membutuhkan dana cepat sebaiknya bunga simpanan dinaikkan di atas bunga pesaing, misalnya 17% pertahun. Namun sebaliknya, untuk bunga pinjaman harus berada dibawah bunga pesaing,meskipun margin laba mengecil.

3. Kebijaksanaan pemerintah

Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menetukan batas maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan batas minimal atau maksimal bunga simpanan


(39)

maupun bunga pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang sudah ditetapkan oleh pemerintah.

4. Target laba yang diinginkan

Target laba yang diinginkan, merupakan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh bank. Jika laba yang diinginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, pihak bank harus serius dalam menentukan persentase laba atau keuntungan yang diinginkan.

5. Jangka waktu

Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka akan semakin tinggi bunganya, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko di masa mendatang. Demikian pula sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga relatif rendah.

6. Kualitas jaminan

Semakin likuid jaminan yang diberikan, maka semakin rendahbunga kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Sebagai contoh dengan jaminan sertifikat deposito bunga pinjaman akan lebih rendah jika dibandingkan dengan jaminan sertifikat tanah. Alasan utama perbedaan ini adalah dalam hal pencairan jaminan apabila kredit yang diberikan bermasalah. Bagi jaminan yang likuid seperti sertifikat deposito atau rekening giro yang dibekukan akan lebih mudah untuk dicairkan jika dibandingakan dengan jaminan tanah.


(40)

7. Reputasi perusahaan

Reputasi perusahaan atau bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit juga menetukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa mendatang relatif kecil.

8. Produk yang kompetitif

Produk yang kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai kredit tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan tingkat pengembalian kredit terjamin, karena produk yang dibiayai laku dipasaran.

9. Hubungan baik

Dalam praktiknya pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu : nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder). Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank. Nasabah utama bisanya mempunyai hubungan baik dengan pihak bank, sehingga dalam penentuan suku bunganya pun berbeda dari nasabah biasa.

10. Jaminan pihak ketiga

Dalam hal ini, pihak yang memberikan jaminan kepada bank untuk menanggung segala risiko yang dibebankan kepada penerima kredit. Biasanya apabila pihak yang memberikan jaminan bonafid, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitas terhadap bank,


(41)

bunga yang dibebankan pun berbeda. Demikian pula sebaliknya, jika permintaan pihak ketiganya kurang bonafid atau tidak dapat dipercaya, maka mungkin tidak dapat digunakan sebagai jaminan pihak ketiga oleh perbankan.

Dalam Kasmir (2008:136) pada perbankan konvensional sehari - hari, ada tiga macam bunga yang diberikan kepada nasabahnya, yaitu:

1. Bunga simpanan (rekening)

Merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada nasabah bank pemilik simpanan. Bunga ini diberikan sebagai rangsangan balas jasa kepada nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Sebagai contoh jasa giro, bunga tabungan,dan bunga deposito.

2. Bunga pinjaman (kredit)

Merupakan bunga yang dibebankan kepada para peminjam atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah peminjam kepada bank. Bagi bank bunga pinjaman merupakan harga jual.

3. Biaya – biaya

Merupaan biaya – biaya yang ditentukan oleh bank seperti biaya administrasi, biaya kirim, biaya tagih, biaya sewa, biaya iuran, dan biaya – biaya lainnya yang dikenal dengan nama fee based.

Baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing – masing saling mempengaruhi satu sama lainnya. Sebagai contoh seandainya bunga simpanan tinggi, maka secara otomatis bunga pinjaman juga terpengaruh ikut naik demikian juga sebaliknya.


(42)

2.1.2.3 Lokasi

Untuk industri manufaktur lokasi diartikan sebagai saluran distribusi, sedangkan unuk industri jasa, place dirtikan sebagai tempat pelayanan jasa (Hurriyati 2005:55). Lokasi dalam jasa merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi, dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis (Wahjono 2010 : 126) .

Baik lokasi maupun saluran pemilihannya sangat bergantung pada kriteria pasar dan sifat jasa itu sendiri.

Menurut Kasmir (2008 :144) yang dimaksud dengan lokasi bank adalah tempat dimana diperjualbelikannya produk cabang bank dan pusat pengendalian perbankan. Dalam praktiknya ada beberapa macam lokasi kantor bank, yaitu lokasi kantor pusat, kantor wilayah, cabang utama, cabang pembantu, unit, kantor kas, dan lokasi mesin – mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Penentuan suatu lokasi cabang bank merupakan salah satu kebijakan yang sangat penting. Bank yang terletak dalam lokasi yang strategis sangat memudahkan nasabah dalam berurusan dengan bank.

Menurut Kasmir (2008 : 150) hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank adalah dengan pertimbangan sebagi berikut :

1. Dekat dengan pasar.

2. Dekat dengan kawasan industri. 3. Dekat dengan perkantoran.


(43)

4. Dekat dengan lokasi perumahan atau masyarakat. 5. Dekat dengan tenaga kerja.

6. Tersedia sarana dan prasarana.

Disamping lokasi yang strategis, hal lain yang juga mendukung lokasi tersebut adalah layout gedung dan layout ruangan itu sendiri (Kasmir 2008:150). Penetapan layout yang baik dan benar akan menambah kenyamanan nasabah dalam berhubungan dengan bank.

Gedung dan ruangan yang tidak tertata rapi akan sangat membosankan nasabah. Pada akhirnya nasabah akan merasa tidak nyaman bila berhubungan dengan bank. Oleh karena itu, hilangkan kesan kantor yang sumpek dan semrawut yang akan mengakibatkan nasabah tidak betah berlama-lama di kantor. Usahakan layout ruangan senyaman mungkin dengan susunan meja, tempat duduk atau keindahan lainnya seperti lukisan dan musik sehingga nasabah merasa nyaman dan aman.

Menurut Kasmir (2008 : 150) ada beberapa pertimbangan penentuan layout gedung dan ruangan, yaitu :

1. Bentuk gedung.

2. Lokasi parkir luas dan aman. 3. Keamanan di sekitar gedung.

4. Suasana ruangan terkesan luas dan lega. 5. Tata letak kursi dan meja yang rapi.


(44)

7. Sarana hiburan seperti musik sebagai alat untuk mengusir kebosanan.

2.1.2.4 Promosi

Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran. Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya (Tciptono 1997:221). Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1. Menginformasikan (informing) dapat berupa :

a. Menginformasikan pasar mengenai keberadaan suatu produk baru. b. Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk. c. Menyampaikan perubahan harga kepada pasar.

d. Menjelaskan cara kerja suatu produk.

e. Menginformasikan jasa – jasa yang disediakan oleh perusahaan. f. Meluruskan kesan yang keliru.

g. Mengurangi ketakutan atau kekuatiran pembeli. h. Membangun citra perusahaan.

2. Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk : a. Membentuk pilihan merek.

b. Mengalihkan pilihan ke merek tertentu.

c. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. d. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga.


(45)

e. Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman).

3. Mengingatkan (reminding) dapat terdiri atas :

a. Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam waktu dekat.

b. Mengingatkan pembeli akan tempat – tempat yang menjual produk perusahaan.

c. Membuat pembeli tetap ingat walau tidak ada kampanye iklan. d. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahan.

Tanpa promosi jangan diharapkan nasabah dapat mengenal bank. Oleh karena itu, promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya.

Secara garis besar ada empat macam sarana promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk maupun jasanya (Kasmir 2008:156), yaitu :

1. Periklanan (advertising), merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata – kata yang tertuang dalam spanduk, brosur, billboard, koran, majalah, televisi atau radio.

2. Promosi penjualan (sales promotion), merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga dan hadiah pada waktu tertentu terhadap barang – barang tertentu pula.

3. Publisitas (publicity), merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra bank di depan para calon nasabah atau nasabahnya


(46)

melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial atau olahraga.

4. Penjualan pribadi (personal selling),merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi – pribadi karyawan bank dalam melayani serta ikut memengaruhi nasabah.

Pemasar dapat memilih sarana yang dianggap sesuai untuk mempromosikan jasa mereka.

2.1.2.5 Orang

Orang (people) adalah semua pelaku yng memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi persepsi pembeli (Hurriyati 2005:62). Ciri bisnis bank adalah dominannya unsur personal approach, baik dari jajaran front office, back office sampai tingkat manajerial. Para pekerja bank dituntut untuk melayani nasabah secara optimal.

Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people berfungsi sebagai service provider yang sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan (Lupiyoadi, 2001:63). Keputusan dalam people ini berarti sehubungan dengan seleksi, training, motivasi, dan manajemen sumber daya manusia.

Pentingnya people dalam pemasaran jasa berkaitan erat dengan

internal marketing yaitu interaksi atau hubungan antara setiap karyawan dan

departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat diposisikan sebagai internal customer dan internal supplier. Tujuan dari adanya


(47)

hubungan tersebut adalah untukmendorong people dan people dalam kinerja memberikan kepuasan kepadakonsumen.

Ada empat kriteria peranan atau pengaruh dari aspek people yang mempengaruhi konsumen (Lupiyoadi 2001:63), yaitu peran :

1. Contactors, people disini berinteraksi langsung dengan konsumen

dalam frekuensi yang cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli.

2. Modifier, mereka tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi

cukup sering berhubungan dengan konsumen, misalnya resepsionis.

3. Influencers, mereka ini mempengaruhi konsumen dalam keputusan

untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.

4. Isolateds, people disisni tidak secara langsung ikut serta dalam

marketing mix dan juga tidak sering bertemu dengan konsumen.

Misalnya, karyawan bagian administrasi penjualan, SDM, dan pengolahan data.

2.1.2.6 Proses

Proses merupakan gabungan semua aktivitas , umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal – hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen (Lupiyoadi 2001:63).

Menurut Lupiyoadi (2001:64) proses dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu :


(48)

1. Complexity, hal ini berhubungan dengan langkah – langkah dan tahap dalam proses.

2. Divergence, berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah atau

tahap proses.

Proses merupakan suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya secara cepat dan tepat. Untuk perusahaan jasa kerjasama antara marketing dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini. Proses adalah prosedur, mekanisme dan arus aktivitas aktual saat jasa disampaikan. Meliputi sistem dan prosedur, termasuk persyaratan ataupun ketentuan yang diberlakukan oleh bank terhadap produk dan jasa bank. Sistem dan prosedur akan merefleksikkan penilaian, apakah pelayanan cepat atau lambat, mulai dari pengajuan pinjaman sampai tahap relisasi pinjaman. Pada umumnya nasabah lebih menyenangi proses yang cepat, walaupun bagi bank akan menimbulkan risiko yang lebih tinggi (Hasibuan, 2000:110). Penggunaan teknologi yang tepat guna serta kreativitas yang prima diperlukan, untuk suatu proses yang cepat namun aman.

2.1.2.7 Layanan Pelanggan (Customer service)

Pelayanan pada pelanggan pada pemasaran jasa lebih dilihat sebagai

outcome dari kegiatan distribusi dan logistik, dimana pelayanan diberikan

kepada konsumen untuk mencapai kepuasan (Lupiyoadi 2001:64). Secara umum customer service adalah kegiatan yang yang diperuntukkan atau


(49)

ditujukan untuk memberi kepusan nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah. Lupiyoadi (2001:64), menyatakan: Customer service (layanan pelanggan) meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan tempat (time and place utilities) termasuk pelayanan pra-transaksi, saat transaksi dan pasca transaksi. Oleh karena itu kegiatan pendahuluannya harus sebaik mungkin sehingga konsumen memberikan respons yang positif dan menunjukkan loyalitas yang tinggi.

Menurut Zeithaml, Parasuraman & Berry dalam Ratminto dan Atik (2005:175) ada beberapa hal yang menjadi indikator untuk mengukur kualitas pelayanan, yaitu :

1. Tangibles atau ketampakan fisik, artinya tampilan fisik dari gedung,

peralatan, pegawai, dan fasilitas – fasilitas lain yang dimiliki oleh

providers.

2. Reliability atau reliabilitas adalah kemampuan untuk menyelenggarakan

pelayanan yang dijanjikan secara akurat.

3. Assurance atau kepastian adalah pengetahuan dan kesopanan para

pekerja dan kemampuan mereka dalam memberikan kepercayaan kepada

customers.

4. Empathy adalah perlakuan atau perhatian pribadi yang diberikan

providers kepada customers.

Setiap bank selalu ingin dianggap yang terbaik di mata nasabahnya. Nasabah pada intinya ingin diberikan pelayanan yang terbaik . Ciri – ciri


(50)

pelayanan yang baik ini harus segera dipenuhi oleh bank sehingga keinginan nasabah dapat diberikan secara maksimal. Menurut Kasmir (2004:223) adapun ciri – ciri pelayanan pelayanan yang baik yang harus diikuti oleh

customer service, yaitu :

1. Tersedia sarana dan prasarana yang baik.

2. Tersedia karyawan yang baik, ramah, sopan dan menarik.

3. Bertanggung jawab kepada setiap nasabah sejak awal hingga usai transaksi.

4. Mampu melayani secara cepat dan tepat. 5. Mampu berkomunikasi.

6. Memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi. 7. Memiliki kemampuan dan pengetahuan yang baik. 8. Berusaha memahami kebutuhan nasabah.

9. Mampu memberikan kepercayaan kepada nasabah.

2.2 Kerangka Berpikir

Keputusan pembelian adalah suatu tindakan konsumen dalam usaha untuk memenuhi kebutuhannya dalam mengkonsumsi suatu produk yang diikuti oleh kepuasan yang dirasakan oleh konsumen tersebut (Kotler dan Amstrong, 2001:224). Dalam membuat keputusan pembelian, konsumen akan dipengaruhi oleh stimuli – stimuli dari luar dan karakteristik konsumen tersebut. Stimuli dari luar terdiri dari stimuli pemasaran dan stimuli lain – lain. Stimuli pemasaran merupakan bauran pemasaran (marketing mix), yang


(51)

terdiri dari product, price, place, promotion, people, proceed, and service). Sedangkan stimuli lain – lain terdiri atas keadaan ekonomi, teknologi, politik dan kebudayaan (Kotler dan Amstrong dalam Suryani 2008:10).

Bagi perusahaan bauran pemasaran meruupakan hal yang dapat dikendalikan dan dikuasai, yang harus dikelola dengan baik agar memberikan implus positif bagi konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Secara sederhana kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat dalam gambar 2.2 :

Gambar 2.2 Paradigma Berpikir Peneliti

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah : komponen bauran pemasaran yaitu produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses dan pelayanan nasabah berhubungan dengan keputusan nasabah menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan.

Bauran Pemasaran Jasa: - Produk

- Harga - Lokasi - Promosi - Orang - Proses - Layanan

Pelanggan

Keputusan Nasabah Menggunakan


(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti dari subjek berupa individu, organisasional, industry atau perspektif lain. Penelitian deskriptif dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang: siapa, kapan, apa, dimana, dan bagaimana yang berkaitan dengan karakteristik populasi atau fenomena tersebut (Erlina 2011:20).

Analisis kuantitatif merupakan suatu metode analisis dimana data – data yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dianalisis, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai masalah yang akan diteliti dengan perhitungan statistik (Sugiyono,2006).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO),Tbk Unit Setia Budi Medan yang berada di Jalan Setia Budi No.94 J Medan.


(53)

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah aktif Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan per tanggal 1 Juni 2013 yaitu sebanyak 167 nasabah.

3.3.2Sampel

Bentuk pengambilan sampel yaitu nonprobability sampling,yakni pengambilan sampel dimana tidak semua anggota / elemen populasi berpeluang sama untuk dijadikan sampel (Juliandi 2013 : 56). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah yang melakukan transaksi pinjaman baik mengajukan permohonan pinjaman, realisasi pinjaman maupun pembayaran pinjaman Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan selama enam hari kerja mulai dari tanggal 1 Juli sampai 8 Juli 2013 yaitu sebanyak 50 orang nasabah.

3.4 Defenisi Konsep

Defenisi konsep pada penelitian ini adalah :

1. Produk, merupakan pinjaman / kredit yang ditawarkan bank kepada nasabah, dengan berbagai pilihan kemudahan dan manfaatnya.

2. Harga, merupakan suku bunga kredit dan biaya - biaya yang dibebankan oleh bank kepada nasabah atas pinjaman yang diterima oleh nasabah.


(54)

3. Lokasi, merupakan tempat dimana Kredit Umum Pedesaan dapat diperoleh, dihubungkan dengan jangkauan operasional para nasabah Kredit Umum Pedesaan BRI Unit Setia Budi.

4. Promosi, merupakan kegiatan pemasaran untuk memberitahukan dan mengkomunikasikan kepada masyarakat tentang keberadaan produk, kemanfaatan, atribut – atribut yang dimiliki, harga, dimana dan bagaimana cara memperoleh kredit.

5. Orang, merupakan seluruh jajaran Kredit Umum pedesaan yang berperan dalam proses pemberian kredit yaitu Account Officer/mantri dan

deskman.

6. Prosses, merupakan seluruh keggiatan kerja meliputi gabungan semua aktivitas, mulai dari prosedur pengajuan kredit sampai pada tahap realisasi.

7. Layanan Pelanggan/Nasabah, merupakan setiap kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan kepuasan nasabah, melalui pelayanan yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah Kredit Umum Pedesaan.

8. Keputusan menggunakan Kredit Umum Pedesaan, merupakan pemahaman dan sikap nasabah saat memutuskan menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan.


(55)

3.5 Defenisi Operasional

Berdasarkan defenisi konsep yang telah dikemukakan, maka peneliti merumuskan indikator – indikator sebagai berikut :

1. Produk : persyaratan, jangka waktu, dan jumlah pinjaman.

2. Harga : kesesuaian bunga pinjaman dengan kualitas produk, keterjangkauan biaya provisi, dan kesesuaian biaya administrasi dengan manfaat.

3. Lokasi : akses / cara menuju lokasi bank, keamanan lingkungan bank, dan kenyamanan lokasi bank

4. Promosi : periklanan, promosi penjualan seperti hadiah, dan penjualan pribadi melalui karyawan.

5. Orang : jumlah pegawai, kemampuan menjelaskan pegawai, dan ketanggapan pegawai.

6. Proses : pencarian informasi, kemudahan prosedur KUPEDES, dan pencairan pinjaman.

7. Pelayanan Pelanggan : keramahan pegawai, kesopanan pegawai, dan keakuratan pelayanan.

8. Keputusan debitur menggunakan Kredit Umum Pedesaan : ketepatan menggunakan KUPEDES, niat untuk menyarankan orang lain, dan niat untuk meminjam kembali.


(56)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

3.6.1Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari :

1. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden penelitian yakni data tentang produk, harga, lokasi, promosi, orang, promosi dan pelyanan konsumen.

2. Data Sekunder adalah data yang berasal dari dokumen – dokumen di BRI Unit Setia Budi Medan yang relevan dengan penelitian ini khususnya dokumen – dokumen tentang bauran pemasaran.

3.6.2Instrumen Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Penelusuran Dokumen Bank BRI berupa jumlah nasabah Kredit Umum Pedesaan, gambaran umum perusahaan BRI Unit Setia Budi Medan, info tentang produk Kredit Umum Pedesaan, dan data pelengkap lainnya.

2. Wawancara secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan dengan pihak bank yang berhak memberikan data dan informasi di BRI Unit Setia Budi Medan, yaitu kepada Account Officer dan Deskman Kredit dengan persetujuan Kepala Unit BRI Unit Setia Budi Medan.

3. Penyebaran Angket, adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada nasabah Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan. Angket


(57)

penelitian ini memakai skala Likert untuk menilai jawaban kuisioner yang disebarkan kepada responden.

Tabel 3.1 Skor Pernyataan

No Jawaban Skor

1. Sangat Setuju 5

2. Setuju 4

3. Kurang setuju 3

4. Tidak setuju 2

5. Sangat tidak setuju 1

Sumber : Sugiyono (2012:94)

Untuk menghasilkan data penelitian yang memiliki ketepatan dan keyakinan yang tinggi,perlu diadakan uji validitas dan reliabilitas pada setiap instrumen angket yang telah dirancang. Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan pada 30 responden atau nasabah di BRI Unit Setia Budi Medan di luar daripada responden yang dijadikan sebagai sampel penelitian.

a. Validitas Instrumen

Uji validitas digunakan untuk menguji kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan serta mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto 2002:144).

Item – item pertanyaan disusun berdasarkan kriteria – kriteria yang dirujuk dari teori sehingga bisa menghasilkan instrumen yang benar dan rasional.


(58)

Setelah didapat jawaban dari hasil instrument tersebut, maka dapat dilakukan pengujian validitas dengan menghitung korelasi suatu item dengan total seluruh item. Pengujian validitas instrumen dengan bantuan perangkat lunak SPSS 18,0.

Untuk menentukan valid atau tidaknya sebuah instrumen penelitian dengan melihat nilai korelasi (r hitung) yang positif dan probabilitas kesalahan yang disimbolkan dengan alpha (α). Jika nilai sig < α0,05 , maka instrumen tersebut valid.

1. Validitas Instrumen Produk

Variabel produk dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu persyaratan, jangka waktu, dan jumlah pinjaman. Hasil pengujian validitas instrument variabel produk menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut valid. Dengan nilai corrected item-total correlation (r hitung) untuk indikator persyaratan 0,862 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; janggka waktu 0,822 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; dan jumlah pinjaman 0,719 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0.

2. Validitas Instrumen Harga

Variabel harga dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu bunga pinjaman, biaya provisi, dan biaya administrasi. Hasil pengujian validitas instrument variabel harga menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut valid. Dengan nilai corrected item-total correlation (r hitung) untuk


(59)

indikator bunga pinjaman 0,723 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; biaya provisi 0,875 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; dan biaya administrasi 0,765 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0.

3. Validitas Instrumen Lokasi

Variabel lokasi dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu akses/cara, keamanan, dan kenyamanan. Hasil pengujian validitas instrument variabel lokasi menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut valid. Dengan nilai corrected item-total correlation (r hitung) untuk indikator akses/cara 0,717 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; keamanan 0,832 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; dan kenyamanan 0,690 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0.

4. Validitas Instrumen Promosi

Variabel promosi dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu iklan, promosi berhadiah, dan penjualan pribadi. Hasil pengujian validitas instrument variabel lokasi menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut valid. Dengan nilai corrected item-total correlation (r hitung) untuk indikator iklan 0,709 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; promosi berhadiah 0,825 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; dan penjualan pribadi 0,756 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0.


(60)

5. Validitas Instrumen Orang

Variabel orang dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu jumlah pegawai, kemampuan menjelaskan pegawai, dan ketanggapan pegawai. Hasil pengujian validitas instrument variabel lokasi menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut valid. Dengan nilai corrected item-total

correlation (r hitung) untuk indikator jumlah pegawai 0,902 dengan nilai

probabilitas kesalahan (α) 0,0; kemampuan menjelaskan pegawai 0,863 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; dan ketanggapan pegawai 0,733 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0.

6. Validitas Instrumen Proses

Variabel proses dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu pencarian informasi, kemudahan prosedur KUPEDES, dan pencairan pinjaman. Hasil pengujian validitas instrument variabel lokasi menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut valid. Dengan nilai corrected item-total

correlation (r hitung) untuk indikator pencarian informasi 0,835 dengan nilai

probabilitas kesalahan (α) 0,0; kemudahan prosedur KUPEDES 0,844 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; dan penncairan pinjaman 0,664 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0.

7. Validitas Instrumen Pelayanan Pelanggan

Variabel pelayanan pelanggan dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu keramahan pegawai, kesopanan pegawai, dan keakuratan


(61)

pelayanan. Hasil pengujian validitas instrument variabel pelayanan pelanggan menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut valid. Dengan nilai

corrected item-total correlation (r hitung) untuk indikator keramahan

pegawai 0,706 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; kesopanan pegawai 0,831 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; dan penncairan keakuratan pelayanan 0,802 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0.

8. Validitas Instrumen Keputusan Menggunakan Kredit

Variabel keputusan menggunakan kredit dalam penelitian ini menggunakan tiga indikator yaitu ketepatan menggunakan KUPEDES, niat untuk menyarankan ke orang lain, niat untuk meminjam kembali. Hasil pengujian validitas instrument variabel keputusan menggunakan kredit menunjukkan bahwa ketiga indikator tersebut valid. Dengan nilai corrected

item-total correlation (r hitung) untuk indikator ketepatan menggunakan

KUPEDES 0,711 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; niat untuk menyarankan ke orang lain 0,616 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0; dan niat untuk meminjam kembali 0,888 dengan nilai probabilitas kesalahan (α) 0,0.

b. Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas memiliki berbagai nama lain seperti keterpercayaan, kehandalan, dan kestabilan. Tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat apakah instrumen penelitian merupakan instrumen yang handal dan dapat dipercaya. Jika variabel penelitian menggunakan instrumen yang


(62)

handal dan dapat dipercaya maka hasil penelitian juga dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi (Juliandi 2013:83). Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Uji reiabilitas adalah uji untuk mengetahui kelayakan kuisioner sebagai alat pengumpul data.

Pengujian reliabilitas kuisioner dalam penelitian ini menggunakan one

shoot atau pengukuran sekali saja dan untuk mengetahui reliabel atau

tidaknya instrumen penelitian, dilihat dari nilai koefisien reliabilitas

(Cronbach’s Alpha) > 0,6. Jika nilainya > 0,6 maka instrumen memiliki

reliabilitas yang baik.

Untuk melakukan pengujian reliabilitas kuisioner dilakukan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Hasil uji reliabilitas untuk semua instrumen variabel dalam penelitian ini menghasilkan nilai Cronbach’s

Alpha dari setiap instrumen variabel pada penelitian ini memiliki nilai >

0,60. Untuk variabel produk dengan nilai Cronbach’s Alpha 0,717; harga 0,699; lokasi 0,606; promosi 0,645; orang 0,767; proses 0,691; pelayanan pelanggan 0,681; dan keputusan menggunakan kredit 0,602. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa setiap instrument variabel produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, pelayanan nasabah, dan keputusan menggunakan kredit adalah reliabel.


(63)

3.7 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif, dengan menggunakan statistik – statistik tertentu.

Pertama, statistik deskriptif, yakni mengguunakan tabel – tabel distribusi frekuensi, yang berisi mengenai alternative jawaban responden, frekuensi dan persentase jumlah responden yang menjawab setiap alternatif jawaban yang ada. Penarikan kesimpulan dilihat dari nilai modus, yakni melihat nilai frekuensi dan persentase jawaban yang terbesar untuk setiap pertanyaan dalam masing – masing variabel.

Kedua, statistik korelasi berganda yang diolah dengan SPSS. Statistik ini bertujuan untuk menganalisis mengenai hubungan variabel – variabel dalam penelitian ini. Koefisien – koefisien yang dianalisis adalah koefisien korelasi berganda (R), R-Square / Adjusted R-Square, F dan probabilitas kesalahan (sig).

Penarikan kesimpulan untuk masing – masing koefisien diatas adalah sebagai berikut :

1. Koefisien korelasi berganda (R) : Melihat arah koefisien korelasi (positif atau negatifnya). Jika arahnya adalah positif bermakna bahwa kenaikan nilai suatu vaiabel diikuti dengan variabel lainnya. Melihat besarnya koefisien korelasi, jika nilai koefisien korelasi semakin mendekai 0 maka korelasinya adalah lemah, jika nilai koefisien korelasi semakin mendekati 1 maka korelasinya adalah kuat.


(64)

2. R-square/Adjusted R-Square : Melihat persentasi variasi nilai suatu variabel dalam mempengaruhi variasi variabel lainnya. Jika nilai koefisien R-square/Adjusted R-Square semakin mendekati 100% maka variasi nilai suatu variabel cukup besar dalam mempengaruhi variasi nilai variabel lainnya.

3. F dan probabilitas kesalahan (sig) : Untuk melihat apakah ada korelasi yang signifikan suatu variabel dengan variabel lainnya. Jika nilai F dengan probabilitas kesalahan (sig) lebih kecil dari α 0,05, maka korelasi adalah signifikan (nyata, tidak terjadi secara kebetulan). Sebaliknya, jika nilai F dengan probabilitas kesalahan (sig) lebih besar dari α 0,05, maka korelasi adalah tidak signifikan (tidak nyata, terjadi secara kebetulan).


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1.1Sejarah Singkat PT.Bank Rakyat Indonesia (PERSERO),Tbk

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der

Inladsche Hoofden atau “Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi

Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.

Dalam perkembangannya bank ini telah mengalami perubahan nama beberapa kali, karena disesuaikan dengan kondisi Indonesia yang mengalami penjajahan oleh bangsa asing yaitu berubah menjadi De Poerwokertosche

Hulp Spaar-en Landbouw Creditbank, yang perkembangannya lebih dikenal

masyarakat sebagai Volksbank (Bank Rakyat). Pada tahun 1934 menjadi

Centrale Kas Voor Het Volscredietwezen (AVB) berubah menjadi Syomin

Gink.

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama Republik Indonesia. Namun pada masa agresi


(66)

Belanda pada tahun 1947 terutama dengan adanya perjanjian Renville, kelancaran operasional BRI menjadi terganggu sehingga sempat terhenti selama kurang lebih satu tahun sampai disepakatinya perjanjian Roem-Royen pada tahun 1949. Selanjutnya BRI aktif kembali dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat (BARRIS).

Aturan Bank Rakyat Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 diperbaharui dengan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 1951 tanggal 20 April 1951 yang mengajukan Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Menengah. Pada tanggal 17 Agustus 1950 negara RIS kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Algemene Volkscrediet Bank dibubarkan tanggal 29 Oktober 1951 dengan Undang-Undang No. 12 tahun 1951 yang mencabut Staatsblad 1934-1982 tentang pendirian

Algemene Volkscrediet Bank. Dengan demikian maka terhitung sejak

tanggal tersebut Bank Rakyat Indonesia menjadi ahli waris satu-satunya dari

Algemene Volkscrediet Bank diseluruh Indonesia.

Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (PenPres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.


(67)

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar PenPres No. 17 tahun 1965 tentang pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).

Berdasarkan Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-undang Pokok Perbankan dan Undang-Undang No. 13 tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan Undang-Undang no. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai bank umum.

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dn Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai dengan saat ini.


(1)

Kredit Kecil Pematang Siantar”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi, promosi, manusia,

proses, dan pelayanan nasabah sangat berpengaruh terhadap keputusan nasabah

untuk menggunakan kredit BNI Wirausahadi BNI SKC Pematang Siantar. Juga

Robet Natalius Tarigan (2009) dalam penelitiannya berjudul “Pengaruh Strategi Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Nasabah Menabung Di Bank Rakyat Indonesia Cabang Binjai”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa strategi bauran pemaasaran jasa dapat mempengaruhi keputusan nasabah untuk menabung di tabungan Britama BRI. Dan Harmita Dewiny Siregar (2010) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Bauran Pemasaran Dalam Mempengaruhi Keputusan Nasabah Tabungan Simpedes Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Binjai”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel produk, harga, tempat promosi, orang, proses dan bukti fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan nasabah Simpedes pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Binjai.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Mayoritas responden yang merupakan nasabah Kredit Umum Pedesan di BRI Unit Setia Budi memberikan respon positif terhadap seluruh komponen bauran pemasaran, yaitu produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, dan pelayanan nasabah yang dapat mereka rasakan di BRI Unit Setia Budi Medan. Seluruh responden juga menilai seluruh komponen bauran pemasaran yang diterapkan di BRI Unit Setia Budi Medan sudah baik.

2. Mayoritas responden yang merupakan nasabah Kredit Umum Pedesan di BRI Unit Setia Budi merasa bahwa keputusan mereka menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan sudah tepat.

3. Secara serempak variabel produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, dan pelayanan nasabah memiliki hubungan (korelasi) yang signifikan terhadap keputusan nasabah menggunakan Kredit Umum Pedesan di BRI Unit Setia Budi Medan.


(3)

5.2 SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut yang dapat dipertimbangkan sebagai masukan bagi BRI Unit Setia Budi Medan :

1. BRI Unit Setia Budi Medan harus dapat mempertahankan dan meningkatkan bauran pemasarannya (produk, harga, lokasi, promosi, orang, proses, dan pelayanan nasabah) dimasa mendatang, sehingga dapat meningkatkan jumlah nasabah yang menggunakan Kredit Umum Pedesaan di BRI Unit Setia Budi Medan. Pihak BRI Unit Setia Budi dapat meningkatkan kinerja bauran pemasarannya misalnya dengan meringankan bunga pinjaman ataupun biaya lainnya seperti biaya administrasi dan biaya provisi, meningkatkan promosi Kredit Umum Pedesaan dengan membagikan brosur ke pasar – pasar/masyarakat dan meningkatkan personal selling, memperepat prosedur pinjaman mulai dari proses pengajuan pinjaman sampai realisasi pinjaman, dan meningkatkan kemampuan pegawai dalam melayani nasabah.

2. Tidak hanya untuk meningkatkan jumlah nasabah, dengan meningkatkan pelaksanaan bauran pemasaran yang baik juga diharapkan dapat mempertahankan nasabah KUPEDES yang lama, sehingga mereka tidak beralih ke bank lain. Untuk mempertahankan nasabah yang lama, pihak BRI Unit Setia Budi juga dapat menjalin hubungan yang baik dengan nasabahnya


(4)

misalnya dengan dengan melakukan pembinaan terkait dengan pinjaman dan perkembangan usaha mereka.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi.2002. Prosedur Penelitian Pendekatan Suatu Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.

Erlina. 2011. Metode Penelitian. Medan: USU Press.

Hasibuan, SP Malayu. 2000. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta :Bumi Aksara. Hurriyati, Ratih. 2005. Bauran Pemasaran dan Loyalitas Konsumen. Bandung:

CV Alfa Beta

Juliandi,Azuar. Metodologi Penelitian Kuantitatif untuk Ilmu-Ilmu Bisnis.

Medan:M2000.

Kasmir. 2004. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Kasmir. 2008. Pemasaran Bank. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Kotler, Philip. 1999. Manajemen Pemasaran Edisi keVI. Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip dan Amstrong. 2001. Prinsip – Prinsip Pemasaran Jilid1 Edisi8.

Jakarta: Erlangga.

Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jakarta: PT Indeks

Lupiyoadi, Rambat. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik. Jakarta: Salemba Empat.

Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani , 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : Salemba Empat

Ratminto dan Winarsih ,Atik Septi. 2005. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Bisnis. Bandung:CV Alfa Beta.

Suharno dan Sutarso,Yudi. 2010. Marketing in Practise. Yogyakarta : Graha Ilmu Sunarto. 2004. Pengantar Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: UST Press.

Suryani, Tatik. 2008. Perilaku Konsumen,Implikasi pada Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi.

Wahjono, Sentot Imam. 2010. Manajemen Pemasaran Bank .Yogyakarta: Graha Ilmu.


(6)

7. OUTPUT UJI R DAN F Model Summary

Model

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .928a .860 .837 .53588

a. Predictors: (Constant), Pelayanan Nasabah, Lokasi, Produk, Proses, Orang, Harga, Promosi

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 74.359 7 10.623 36.991 .000a

Residual 12.061 42 .287

Total 86.420 49

a. Predictors: (Constant), Pelayanan Nasabah, Lokasi, Produk, Proses, Orang, Harga, Promosi b. Dependent Variable: Keputusan


Dokumen yang terkait

Analisis Strategi Bauran Pemasaran Kredit Usaha Rakyat Pada Pt Bank Rakyat Indonesia Unit Willem Iskandar Cabang Medan Asia Pasar Rame

7 92 150

Analisis Determinan Permintaan Kredit Umum Pedesaan Pada PT. BRI Persero (Studi Kasus : Unit Bri Parapat)

0 49 119

Analisa Laporan Keuangan Debitur Untuk Pengambilan Keputusan Pemberian Kredit pada PT.Bank Rakyat Indonesia (persero) Cabang Binjai

0 36 112

Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Studi Pada Debitur Kupedes Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

12 251 90

PENANGANAN KREDIT UMUM PEDESAAN (KUPEDES) BERMASALAH PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK UNIT SUDIRMAN DENPASAR.

0 2 45

BAB II KERANGKA TEORI - Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Studi Pada Debitur Kupedes Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

0 1 17

BAB I PENDAHULUAN - Pengaruh Pemberian Kredit Terhadap Perkembangan Usaha Studi Pada Debitur Kupedes Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

0 0 7

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA STUDI PADA DEBITUR KREDIT UMUM PEDESAAN pada PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk UNIT SETIA BUDI MEDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bis

0 0 12

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG - Analisis Bauran Pemasaran Yang Mempengaruhi Keputusan Debitur Menggunakan Kredit Umum Pedesaan Pada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk Unit Setia Budi Medan

0 0 8

ANALISIS BAURAN PEMASARAN YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN DEBITUR MENGGUNAKAN KREDIT UMUM PEDESAAN PADA PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), Tbk UNIT SETIA BUDI MEDAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bi

0 0 14