Metode Pengumpulan Data MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL POLA ABCD-ABCD MELALUI PRAKTEK LANGSUNG DI KELOMPOK B TK PERTIWI 54 TERUMAN, BANTUL, YOGYAKARTA.

36 Oleh sebab itu, peneliti merevisi kembali lembar observasi tersebut sehingga menjadi lembar observasi yang terdapat pada lampiran.

H. Teknik Analisis Data

Menurut Wina Sanjaya 2010, menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan menginterpretasikan data ataupun informasi yang terkumpul dengan tujuan agar data yang tersebut menjadi bermakna sesuai dengan tujuan penelitiannya. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Perhitungan data kuantitatif dihitung berdasarkan persentase yang diperoleh anak dalam satu kelas selama dilakukan penelitian berdasarkan lembar observasi yang telah digunakan. Adapun rumus yang digunakan dalam penelitian ini Acep Yoni, 2010 : 175-176, adalah sebagai berikut : Analisis data kualitatif pada penelitian ini adalah memaknai data yang diperoleh dari perhitungan persentase skor kemampuan anak dalam satu kelas sebelum dan sesudah dilakukan tindakan. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan acuan kualifikasi kemampuan anak. 37 Hasil data observasi yang diperoleh kemudian dianalisis sesuai dengan pedoman sebagai berikut : Tabel 1: Kualifikasi kemampuan anak PERSENTASE KRITERIA 75 - 100 Sangat Tinggi 50 - 74,99 Tinggi 25 - 49,99 Sedang 0 - 24,99 Kurang Masing-masing skor pada komponen penilaian diberikan diskripsi kemampuan dari hasil penilaian tersebut.

I. Kriteria Keberhasilan

Penelitian ini dikatakan berhasil apabila skor kemampuan anak mengenal pola berulang melalui praktek langsung dalam satu kelas telah mencapai pola ABCD-ABCD dengan persentase sebesar 80 pada kategori sangat tinggi. Indikator keberhasilan ini ditentukan oleh peneliti dan kolaborator sebelum penelitian dilakukan. Hasil diketahui berdasarkan instrumen pengamatan dan hasil dokumentasi LKA pada siklus I. Apabila hasil pada siklus I telah dalam kategori sangat tinggi, maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya dengan pola yang lebih sulit. Namun, apabila penelitian pada siklus I belum sesuai dengan indikator keberhasilan, maka penelitian dilanjutkan ke siklus-siklus selanjutnya masih dengan pola yang ada pada siklus I. Penelitian dilakukan hingga kemampuan anak mencapai pola ABCD-ABCD sesuai dalam indikator keberhasilan yang telah ditentukan.