Praktek Langsung MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL POLA ABCD-ABCD MELALUI PRAKTEK LANGSUNG DI KELOMPOK B TK PERTIWI 54 TERUMAN, BANTUL, YOGYAKARTA.

24 Membangun pengetahuan anak merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dikembangkan. Mengingat anak kelompok B merupakan anak-anak yang pada rentang usia 5-6 tahun sedang berada pada tahap pra-operasional konkret. Maka, pembelajaran didesain dengan benda-benda ataupun metode- metode yang kontekstual, konkret, langsung, serta dapat merangsang kemampuan anak untuk membangun pengetahuan mereka sendiri. Sehingga pembelajaran dapat lebih bermakna bagi anak. Sejalan dengan hal itu, praktek langsung dapat menjadi salah satu pilihan yang dapat digunakan untuk mengenalkan konsep pola pada anak usia dini khususnya anak kelompok B. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, penulis bermaksud untuk melakukan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan anak kelompok B di TK Pertiwi 54 Teruman melalui kegiatan praktek langsung. Melalui kegiatan praktek langsung ini, diharapkan mampu merangsang anak untuk dapat mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya, merangsang anak untuk menjadi pebelajar yang aktif, membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan menyenangkan. Sehingga, kemampuan anak dalam mengenal pola ABCD-ABCD yang sesuai dengan indikatornya yaitu mampu memperkirakan urutan berikutnya setelah melihat 2 pola sebelumnya yang telah ditunjukkan oleh guru dapat meningkat sesuai dengan harapan. 25

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah bahwa kemampuan anak dalam mengenal pola ABCD-ABCD di kelompok B TK Pertiwi 54 Teruman, Bantul dapat ditingkatkan melalui praktek langsung. 26 BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas classroom action research . Penelitian Tindakan Kelas PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara 1 merencanakan, 2 melaksanakan, dan 3 merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat Wijaya Kusumah Dedi Dwitagama: 2010. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dan partisipatoris antara peneliti dengan guru praktisi. Peneliti akan melakukan kerjasama dengan guru kelas yang lain sebagai observer. Peneliti dan guru terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model penelitian dari Kemmis dan Taggart yang merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin. Berdasarkan model tersebut, pada masing-masing siklus meliputi tahapan sebagai berikut: 1. Perencanaan Planing Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah mengetahui masalah dalam pembelajaran di kelas. Pada tahapan ini, peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki proses belajar yang ada pada sekolah tersebut.