Validitas dan Reliabilitas METODE PENELITIAN
beserta perwatakannya kepada pembaca. Tahap awal cerita dalam cerita pokok roman Windows on the World digambarkan dalam FU 1 dengan situasi pikiran
Frédéric Beigbeder mengenai peristiwa 911 nine eleven. Ia mengingat kembali apa yang terjadi pada tanggal 11 September 2001 di New York, Amerika Serikat.
Pada hari itu, Frédéric Beigbeder yang seorang sastrawan sedang melakukan sebuah wawancara di penerbit Grasset, Paris. Di tengah wawancaranya, muncul
berita bahwa Menara Kembar World Trade Center ditabrak oleh Boeing 767 American Airlines dan Boeing 767 United Airlines.
Dijelaskan bahwa Menara Utara dihantam untuk yang pertama kali pada pukul 08.46 namun runtuh terakhir pada pukul 10.28 waktu bagian New York.
Sedangkan Menara Selatan dihantam pada pukul 09.00 namun justru runtuh yang pertama kali pukul 09.59 waktu bagian New York. Serangan kedua buah Boeing
yang meruntuhkan Menara Kembar World Trade Center tersebut dikabarkan merupakan aksi serangan sekelompok teroris di bawah kepemimpinan Osama bin
Laden. Peristiwa yang memakan ribuan korban tersebut membuat masyarakat hampir di seluruh dunia merasa takut.
Selanjutnya, tahap awal cerita dilanjutkan dengan keinginan Frédéric Beigbeder yang berprofesi sebagai seorang pengarang untuk menulis sebuah
roman mengenai peristiwa 911. Ia ingin mengabadikan peristiwa yang meruntuhkan Menara Kembar World Trade Center. Ia berfikir bahwa buku adalah
salah satu media yang dapat mengingatkannya pada peristiwa 911 dan pada Menara Kembar World Trade Center yang runtuh. Selain alasan tersebut, ia juga
beranggapan bahwa sastra seharusnya menceritakan sesuatu yang tabu dan yang
tidak diceritakan oleh media televisi maupun iklan. Pada saat itu, peristiwa 911 dianggap sebagai hal yang sangat tabu untuk diceritakan secara terus terang
sehingga jarang ditemukan buku yang menceritakan betapa mengerikannya peristiwa 911. Oleh sebab itulah, ia sangat antusias untuk menulis roman yang
menceritakan tentang peristiwa 911 tersebut FU 2. Tahapan penceritaan berikutnya dalam cerita pokok roman Windows on
the World dilanjutkan pada tahap permasalahan awal. Pada tahap ini tokoh dalam cerita sudah mulai menemukan masalah-masalah yang dapat memicu terjadinya
konflik. Pemunculan permasalahan awal dapat ditemukan mulai dari FU 3, yaitu kepergian Frédéric Beigbeder untuk mencari ide cerita di Le Ciel de Paris. Untuk
dapat menghasilkan karya yang hebat, ia lalu mengajak putri kecilnya yang bernama Sarah untuk sarapan di restauran yang terletak di puncak Menara
Montparnasse, Paris. Dari situlah ia dapat merasakan bagaimana bahagianya makan di sebuah restauran yang terletak di puncak gedung pencakar langit
tertinggi di kota dengan sang buah hatinya. Ia pun kemudian membayangkan bagaimana jika Menara Montparnasse juga diserang oleh Boeing yang dibajak
oleh sekelompok teroris sama seperti pada peristiwa 911. Setelah membayangkan kemungkinan-kemungkinan apa saja yang
mungkin terjadi pada Menara Montparnasse yang tampak seperti gedung World Trade Center, kemudian ia berfikir apa yang akan ia lakukan untuk
menyelamatkan dirinya dan putri yang ia sayangi jika gedung tersebut terbakar. Dari bayangan-bayangan Frédéric Beigbeder tersebut, ia kemudian mendapatkan
ide cerita untuk kemudian dituangkan ke dalam karyanya. Namun ide cerita yang
ia peroleh selama sarapan bersama putrinya di Le Ciel de Paris hanya sedikit saja FU 4. Frédéric Beigbeder yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi merasa
kurang puas dengan hal tersebut FU 5. Ia ingin mendapatkan lebih banyak lagi ide untuk ceritanya. Ia berkeinginan untuk membuat cerita di dalam karyanya
tampak sungguh-sungguh nyata. Oleh sebab itulah ia kemudian memutuskan untuk pergi ke New York untuk mencari informasi-informasi mengenai peristiwa
911. Dari informasi-informasi yang akan ia dapatkan di New York itulah, ia berharap ia akan memperoleh lebih banyak ide untuk romannya. Peristiwa ini
ditunjukkan pada FU 6 dan FU 7. Tahapan penceritaan berikutnya dilanjutkan pada tahap pengembangan
konflik. Setelah konflik-konflik muncul, konflik-konflik tersebut berkembang dan menjadi lebih menegangkan. Tahap pengembangan konflik berlanjut pada FU 8.
Setelah Frédéric Beigbeder memutuskan untuk pergi ke New York setahun setelah peristiwa 911, ia mencoba memberanikan dirinya untuk terbang dengan pesawat
Concorde yang super cepat. Ia berusaha untuk membuang perasaan takutnya. Namun, perasaan bahwa teroris mungkin saja berada di dalam pesawat yang ia
naiki terus saja menghantui dirinya selama penerbangan ke New York. Ia takut jika pesawat tersebut juga akan melakukan kamikaze dan diarahkan ke gedung
pencakar langit yang lain. Sama seperti peristiwa 911. Cerita berlanjut ke FU 9. Frédéric Beigbeder akhirnya sampai di kota New
York setelah melakukan penerbangan selama 3 jam dengan pesawat Concorde yang diliputi dengan perasaan takut. Ketakutannya tersebut semakin bertambah
mengingat bahwa kota New York telah menjadi sasaran serangan teroris sejak