Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
104
games blind dragon yaitu untuk melatih kepercayaan dan kepemimpinan dalam bentuk kerjasama Antony Robert N, 2007: 20
Hasil observasi menunjukkan siswa mampu komunikasi dengan baik, dapat mengemban tanggung jawab , tidak bersikap egois, dan bekerja secara kelompok
dengan siswa yang lain dengan cukup baik. Siswa juga dapat mengambil makna dari kegiatan, dan terlibat dalam kegiatan serta siswa dapat berkoordinasi secara
maksimal dengan siswa lain Hasil wawancara menunjukkan siswa sudah memahami pentingnya
kemampuan kerjasama. Siswa sudah dapat bekerja secara kelompok dengan baik, berkurangnya rasa malu dan lebih terbuka saat berkomunikasi dengan siswa lain,
serta siswa sudah mampu membangun, mengkoordinasi serta bertukar pikiran dengan siswa lain.
Selain hal itu, berdasarkan analisis kuantitatif melalui angket, skor angket dari pre test 121, 96, post test 1 141,76 dan post test 2 148, 76 menunjukkan
bahwa rata-rata skor tersebut masih dalam kategori sedang. Namun berdasarkan analisis kualitatif, melalui proses observasi dan wawancara dalam dua siklus
menunjukkan bahwa adanya peningkatan kemampuan kerjasama siswa. Dari hasil penelitian, diketahui bahwa terdapat peningkatan kemampuan kerjasama siswa
kelas X SMK Kristen 2 Klaten. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan kerjasama subyek pada keempat aspek yaitu komunikasi, koordinasi,
kooperasi dan saling tukar informasi mengalami peningkatan. Dalam pelaksanaan penelitian, melalui games yang dilaksanakan telah
memberikan pengaruh peningkatan yang sinifikan bagi diri siswa. Hal tersebut sesuai dengan fungsi games, antara lain : dapat meningkatkan harapan,
105
membentuk rasa memiliki, berbagi informasi, mengoreksi kesalahan, membangun kecakapan sosial, membentuk dukungan emosi, membantu antar sesama dan
membangun suasana hidup yang lebih bermakna Schaever, 2003: 80. Selain itu, setelah proses games siswa dapat memperoleh beberapa kelebihan, diantaranya :
siswa mendapatkan pengalaman dalam waktu yang relatif singkat, meningkatkan kepedulian yang respektif, memiliki motivasi yang tinggi, mengembangkan skill
dan kapasitas otak kanan serta menguatkan prinsip, konsep dan teknik kepada siswa Cohen Prusak, 2001: 135.
Pada proses pembentukan kelompok games, terjadi pandangan yang berbeda dari anggota kelompok, antara lain anggota masih ingin membebaskan diri
dari kelompok dan masih adanya sikap egois .Di sisi lain terlepas dari
karakteristik sikap tersebut, siswa mempunyai perasaan cinta dan kapasitas
berpikir abstrak yang terus berkembang. Hal tersebut tidak luput dari siswa kelas X SMK Kristen 2 Klaten yang pada hakikatnya termasuk dalam klasifikasi masa
remaja akhir yang mempunyai karakteristik tertentu. Karakteristik tersebut
diantaranya ialah menampakkan sikap kebebasan diri, mampu mewujudkan
perasaan cinta dan memiliki kemampuan berpikir abstrak Widyastuti, 2009: 12. Peningkatan kemampuan kerjasama melalui games juga dirasakan dan
diterapkan sesuai dengan tugas perkembangan remaja, antara lain : siswa mampu menjalin komunikasi dengan orang lain, dapat memperoleh kebebasan secara
emosional, mengembangkan sikap tanggung jawab, memperoleh kemandirian, menjalin rasa saling menghargai dan menghormati diantara siswa lainnya Dariyo,
2004: 70. Dalam proses games, sikap kemandirian siswa berperan penting dalam pelaksanaan permainan tersebut. Hal itu sesuai dengan tugas perkembangannya
106
bahwa remaja mempersiapkan diri melalui perilaku kemandirian dan menguasai ketrampilan serta pengetahuan dalam menentukan suatu keputusan yang lebih baik
Dariyo, 2004: 76. Dalam pelaksanaan
penelitian ini, menunjukkan bahwa teknik games
dapat meningkatkan kemampuan kerjasamasiswa kelas X SMK Kristen 2 Klaten. Hal ini sejalan dengan pendapat Faizah 2008: 45. siswa mengalami peningkatan
kemampuan berinteraksi sosial dan kerjasama setelah diberi kegiatan layanan dasar dalam bimbingan dan konseling melalui games. Melalui teknik ini, siswa
dapat membuka diri dan menerima orang lain dalam suatu kelompok untuk memecahkan suatu masalah.
Peran fasilitator dalam proses games sangat penting. Fasilitator membantu siswa agar dapat mengikuti jalannya games, menyiapakan peralatan dan
menjelaskan peraturan-peraturan games tersebut. Pemberian ice breaking sebagai bagian dari ketiga games pokok yang dilasanakan bertujuan membantu siswa
dalam mengasah semangat dan penghantar siswa agar lebih kompetitif saat pelaksanaan games. Fasilitator juga meminta siswa untuk merefleksi dan umpan
balik dari setiap kegiatan sehingga dari setiap kegiatan siswa mengetahui manfaat yang diperoleh serta kekurangan dari kegiatan yang telah dilaksanakan.
Dari hasil peningkatan yang diperoleh masing-masing siswa dan
berdasarkan gambaran kondisi yang ada, maka dapat diketahui bahwa games dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa kelas X SMK Kristen 2 Klaten
, khususnya siswa kelas X AP . Hasil penelitian ini telah sesuai dengan tujuan
penelitian yaitu meningkatkan kemampuan kerjasama melalui games pada siswa kelas X SMK Kristen 2 Klaten.
107