Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

63 tahapan ini, data jawaban respon yang dihasilkan dari uji coba dapat digunakan sebagai data pengujian reliabilitas. Karena pengujian reliabilitas dan validitas merupakan pengujian yang terus berlanjut selama skala yang bersangkutan masih digunakan , maka pada tahapan-tahapan berikutnya data untuk pengujian reliabilitas diperoleh dari kelompok subjek yang diukur. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach Alpha. Perhitungan statistiknya dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS For Window Seri 16.0. Kriteria penentuan reliabilitas suatu instrumen dengan membandingkan dengan nilai rtabel. Jika ralpha rtabel maka instrumen tersebut dinyatakan reliabel Suharsimi Arikunto 2010: 239. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berkisar antara 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien realibilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi realibilitasnya, sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0. Setelah diuji reliabilitas dengan menggunakan program komputer SPSS seri 16, instrumen memiliki koefisien 0,917. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen penelitian memiliki reliabilitas yang tinggi.

I. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain sehingga mudah dipahami, dan temuan dapat diinformasikan kepada orang lain. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitaif. Dalam teknik analisis data kualitatif adalah wawancara, 64 observasi. Sedangkan dalam teknik analisis data kuantitatif adalah angket untuk mengetahui peningkatan kemampuan kerjasama mereka. 1. Analisis Data Kuantitatif Pada penelitian ini data kuantitatif berupa angket. Angket kemampuan kerjasama berupa skala Likert. Teknik analisis data kuantitatif berupa angket untuk mengetahui tingkat kerjasama siswa. Merujuk pada penjelasan Saifuddin Azwar 2010:107-119 berikut ini adalah langkah-langkah pengkategorisasian tingkat kemampuan kerjasama siswadalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan skor tertinggi dan terendah Skor tertinggi = 4 x 50 = 200 Skor terendah = 1 x 50 = 50 2. Menghitung mean ideal M yaitu ½ skor tertinggi + skor terendah M = ½ 200 +50= ½ 250= 125 3. Menghitung standar deviasi SD yaitu 16 skor tertinggi- skor terendah SD = 16 200 -50= 16 150=25 Jadi dapat disimpulkan bahwa batas antara kategori tersebut adalah M+1SD=125+25=150 dan M-1SD=125-25=100 Kategori untuk kemampuan kerjasama siswa dapat diamati pada tabel berikut Tabel 6. Rumus Kategori Skor Skala Batas Interval Kategori Skor 100 Kemampuan kerjasama siswa Rendah Skor 100 sampai dengan 150 Kemampuan kerjasama siswa Sedang Skor 150 Kemampuan kerjasama siswa Tinggi 65 Kemampuan kerjasama siswa rendah jika siswa kurang mampu membangun komunikasi dan bekerja secara berkelompok dengan siswa lain, Siswa yang mempunyai kemampuan kerjasama yang sedang jika siswa tersebut sudah mampu menjalin komunikasi yang baik dengan orang lain tetapi belum mampu bersikap aktif dalam mengembangkan tujuan kerjasamanya. Selain itu , siswa yang mempunyai kemampuan kerjasama yang tinggi apabila siswa tersebut dapat menjalin komunikasi, koordinasi, kooperasi dan saling bertukar informasi dengan orang lain secara maksimal West, 2002: 42. 2. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif diperoleh melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan proses tindakan. 66 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Kristen 2 Klaten yang beralamat di Jalan Dr. Wahidin Sudirohusodo 42, Bareng Lor, Klaten Utara, Kabupaten Klaten. Kondisi fisik sekolah bisa dikatakan cukup baik, bersih, rapi dan terawat. Baik dari segi bangunan maupun lingkungan sekolah. Sekolah ini merupakan sekolah swasta. SMK Kristen 2 Klaten ini memiliki 60 guru dan karyawan, Dari jumlah tersebut 98 dari jenjang S1 dan sebagian besar sudah disertifikasi. Letak sekolah yang terletak cukup baik, tidak terlalu berisik dengan suara kendaraan bermotor sehingga siswa mampu belajar dengan tenang dan kondusif. Lokasi sekolah yang terletak pada satu lingkup dengan SMP dan SMK pada satu Yayasan Pendidikan dan Pembangunan membuat siswa mudah terpengaruh dari siswa sekolah yang lain serta kurang mendapat pengawasan yang ketat dari para guru. Fasilitas sekolah yang menunjang kegiatan belajar siswa seperti ruang kelas, laboratorium komputer, dan perpustakaan. Di sekolah ini terdapat juga fasilitas ruang BK, UKS, kantin, kamar mandi, dan lain-lain. Peneliti mengambil seting penelitian di kelas X, khususnya kelas X AP. Peneliti mengambil kelas ini karena dari hasil observasi yang dilakukan serta wawancara dengan guru BK menunjukkan bahwa tingkat 67 kemampuan kerjasama siswa kelas X AP cukup rendah dibandingkan kelas X yang lainnya. b. Waktu penelitian Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013. Adapun perincian dari kegiatan adalah sebagai berikut: 1 Pemberian pre test : Senin, tanggal 3 Juni 2013. 2 Pemberian tindakan I : Rabu, tanggal 5 Juni 2013. 3 Pemberian tindakan II : Jumat tanggal 7 Juni 2013. 4 Pemberian tindakan III : Senin, tanggal 10 Juni 2013. 5 Pemberian post test siklus I : Selasa, tanggal 11 Juni 2013. 6 Pemberian tindakan I : Rabu, tanggal 12 Juni 2013. 7 Pemberian tindakan II : Jumat, tanggal 14 Juni 2013. 8 Pemberian tindakan III : Sabtu, tanggal 15 Juni 2013. 9 Pemberian post test dan wawancara siklus II diadakan pada hari Selasa, tanggal 17 Juni 2013.

B. Data Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah siswa kelas X, dengan sampel kelas X AP yang berjumlah 25 siswa. Rata-rata usia siswa adalah 15-17 tahun. Pemilihan subyek penelitian didasarkan pada hasil wawancara dan observasi dengan guru BK sekolah, yang menunjukkan bahwa, ada indikasi-indikasi kerjasama yang rendah pada kelas X AP, antara lain : masih enggan dalam berkomunikasi, rasa empati yang jarang muncul pada diri siswa dan masih adanya sikap egois ketika melakukan kerjasama kelompok. 68 Berdasarkan hasil observasi juga menunjukkan adanya realita bahwa siswa tidak mampu membentuk tim kerja dan bekerja secara kelompok ketika guru kewirausahaan memberikan tugas pada siswa kelas X AP. Kebanyakan siswa tersebut melaksanakan tugasnya secara individual serta kurang maksimal dalam mempresentasikan hasil kerjanya dibandingkan kelas X yang lain .Dari data tersebut didapatkan bahwa siswa kelas X AP SMK Kristen 2 Klaten memiliki tingkat komunikasi, koordinasi, kooperasi dan saling tukar informasi yang masih rendah. Peneliti mengambil data dengan menggunakan angket untuk mengukur kemampuan kerjasama siswa yang terdiri dari 50 item pertanyaan. Sebelum melakukan pemberian tindakan, peneliti melakukan pre test untuk mengukur tingkat kemampuan kerjasama siswa . Setelah dilakukan pre test maka diberi tindakan dan kemudian melakukan post test untuk mengukur kemampuan kerjasama siswa setelah diberikan tindakan. Dari hasil pre test dapat diketahui bahwa dari 25 siswa kelas X AP, terdapat 10 siswa yang memiliki tingkat kemampuan kerjasama yang rendah, dan 15 siswa yang termasuk dalam kategori sedang. Tabel 6 berikut ini merupakan daftar inisial subyek penelitian beserta hasil skor pre test siswa. 69 Tabel 7. Hasil Skor Pre Test Siswa Kelas X SMK Kristen 2 Klaten No. Nama Subyek Skor Pre Test Kategori 1 EV 98 Rendah 2 AN 143 Sedang 3 SK 147 Sedang 4 WD 94 Rendah 5 WU 95 Rendah 6 FB 95 Rendah 7 TA 139 Sedang 8 FA 146 Sedang 9 WP 142 Sedang 10 VK 135 Sedang 11 YH 93 Rendah 12 MG 142 Sedang 13 FS 140 Sedang 14 PU 123 Sedang 15 YL 97 Rendah 16 IT 138 Sedang 17 EL 98 Rendah 18 DN 148 Sedang 19 AN 146 Sedang 20 DS 91 Rendah 21 DST 86 Rendah 22 WY 141 Sedang 23 SR 135 Sedang 24 DN 140 Sedang 25 AP 97 Rendah Hasil pre test 25 siswa selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 140. C. Langkah Sebelum Pelaksanaan Tindakan Sebelum melaksanakan pemberian tindakan, terlebih dahulu peneliti dan guru BK telah melakukan observasi dan wawancara bahwa subyek di kelas tampak kurang tingkat kemampuan kerjasamanya. Hal ini dapat dilihat hasil pengamatan yang menunjukkan perilaku subyek di kelas yang kurang mampu berkomunikasi secara baik dengan temannya, kemampuan siswa kurang maksimal dalam bekerja secara kelompok . Disamping itu,

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMK KELAS X MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMK Kelas X Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)(PTK Siswa Kelas

0 2 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMK KELAS X MELALUI PEMBELAJARAN Peningkatan Kemampuan Penalaran Matematika Siswa SMK Kelas X Melalui Pembelajaran dengan Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME)(PTK Siswa Kelas X di SMK Muhammadi

0 4 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA Peningkatan Kemampuan Membaca Huruf Jawa Melalui Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N Gawanan Ii Colomadu Tahun Pelajaran 2

0 1 18

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA HURUF JAWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT PADA Peningkatan Kemampuan Membaca Huruf Jawa Melalui Strategi Pembelajaran Teams Games Tournament Pada Siswa Kelas V SD N Gawanan Ii Colomadu Tahun Pelajaran 2

0 1 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA CEPAT MENGGUNAKAN METODE GERAK MATA PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA.

0 1 10

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X ADMINISTRASI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013.

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS MELALUI PENERAPAN STRATEGI BELAJAR MEMUTAR PADA SISWA KELAS X SMK MUHAMMADIYAH 1 BAMBANGLIPURO BANTUL.

1 2 214

PENINGKATAN PENCAPAIAN KOMPETENSI PERENCANAAN RANGKAIAN KENDALI ELEKTRONIK SEDERHANA MELALUI METODE PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TITL SMK N 2 KLATEN.

0 1 208

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJASAMA SISWA MELALUI GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN PENGOLAHAN MAKANAN KONTINENTAL DI SMK SAHID SURAKARTA.

1 16 218

PENINGKATAN KOMPETENSI PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI PADA SISWA KELAS X TEKNIK INSTALASI TENAGA LISTRIK SMK NEGERI 2 KLATEN.

0 1 173