KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN HANDSPRING PADA MAHASISWA PENJASKES ANGKATAN 2013 FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG

(1)

ii ABSTRAK

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP

KEMAMPUAN HANDSPRING PADA MAHASISWA PENJASKES ANGKATAN 2013 FKIP

UNIVERSITAS LAMPUNG Oleh

CANDRA GAMALI PUTRA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut dan kelentukan terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Sampel dari penelitian ini berjumlah 39 mahasiswa. Data dikumpulkan melalui tes kekuatan tungkai dengan leg dynamometer, power lengan dengan two hand medicine ball put, kekuatan perut dengan sit-up, kelentukan dengan extention trunk, pengukuran serta teknik analisis data menggunakan regresi linier sederhana.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuatan tungkai memiliki koefisien determinasi 0,545 dengan kontribusi sebesar 22,1%, power lengan memiliki koefisien determinasi 0,748 dengan kontribusi sebesar 30,3%, kekuatan perut memiliki koefisien determinasi 0,519 dengan kontribusi sebesar 21,0%, kelentukan memiliki koefisien determinasi 0,654 dengan kontribusi sebesar 26,5%.

Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa power lengan memberikan kontribusi lebih besar terhadap kemampuan handspring dibandingkan dengan variable lainnya. Rekomendasi dari hasil penelitian ini bahwa untuk memperoleh keberhasilan handspring perlu memperhatikan semua unsur fisik terutama power lengan.

Kata Kunci : Handspring, Kekuatan tungkai, power lengan, Kekuatan Perut, kelentukan.


(2)

KONTRIBUSI KEKUATAN TUNGKAI, POWER LENGAN, KEKUATAN PERUT, DAN KELENTUKAN TERHADAP

KEMAMPUAN HANDSPRING PADA MAHASISWA PENJASKES ANGKATAN 2013 FKIP

UNIVERSITAS LAMPUNG

Oleh

CANDRA GAMALI PUTRA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2015


(3)

(4)

(5)

(6)

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Candra Gamali Putra, lahir di Desa Sripendowo, Kecamatan Bandar Sribhawono, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung pada tanggal 17 Mei 1994. Penulis adalah anak pertama buah hati dari pasangan Bapak Supriadi dan Ibu Sriharyati.

Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 1 Purwokencono pada tahun 2005, kemudian SMP 1 Marga Tiga pada tahun 2008, dan SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, Penulis diterima sebagai mahasiswa Universitas Lampung, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi.

Demikian riwayat hidup penulis sampaikan dan mudah-mudahan penulis dapat menjadi orang yang berguna bagi agama, keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.


(7)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada:

Ibunda Sriharyati dan Ayahanda Supriadi terkasih dan tercinta yang telah memberikan segalanya untukku, membesarkanku, mendidikku dengan penuh

kesabaran dan kasih sayang serta tak pernah henti mendoakan Keberhasilanku dan kebahagiaanku.

Bapak supriyono, Ibu susilowati, Nenek dan kakekku tersayang emy dan karso dan keluarga besarku yang tersayang. Serta kekasihku erlita Sari, sahabat terbaikku Imam, Thomas, Aal, Dodi, Reza, Sofyan, Rudi, Doni, Boy, dan

teman-teman angkatan 2011 yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima kasih atas segala kasih saying dan perhatian kalian sehingga membuat saya

semakin dewasa dan menegerti arti sebuah persahabatan, perjuangan dan pengorbanan sejati.

Semua pihak yang mendukung dan mendoakan keberhasilanku serta almamaterku tercinta

UNIVERSITAS LAMPUNG.


(8)

viii

MOTTO

terbanglah tinggi tanpa menjatuhkan orang lain dan berlarilah

tanpa menyingkirkan orang lain

( Sudjiwo Tedjo )

hasil tidak selalu menentukan akhir, kadang proses tersebut

dapat memperluas jalan

( Shin Seijuro )

kerja hanya memberi mu seadanya, tapi bekerja akan memberi

mu segalanya


(9)

x

SANWACANA

Alhamdulillah penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa- Ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung. Dengan judul Kontribusi Kekuatan Tungkai, Power Lengan, Kekuatan Perut, dan Kelentukan terhadap Kemampuan Handspring pada Mahasiswa Penjaskes Angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, petunjuk, bantuan, nasihat, saran, dan perhatian dari berbagai pihak, oleh sebab itu pada kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada:

Keluargaku yang selalu mendukung setiap langkahku dalam menuntut ilmu, baik kedua orang tuaku ( Supriadi dan Sriharyati ) dan juga kedua adikku yang tercinta ( asep rifatullah dan edwin erwanda );

Dr. Rahmat Hermawan, M.Kes sebagai Pembimbing Utama, Drs. Wiyono, M.Pd sebagai Pembimbing II, dan Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Pembahas yang dengan tekun dan sabar dalam membimbing, mengarahkan penulis untuk menganalisis skripsi ini, terima kasih atas segala ilmu yang diberikan dan segenap masukan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

Kepala Program Study Penjas dan mahasiswa penjas khususnya angkatan 2013 yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan bersedia meluangkan waktunya demi terlaksananya penelitian ini;

Sahabat dan teman-teman seperjuanganku terutama Penjaskes Angkatan 2011, terima kasih atas kebersamaannya dan rasa kekeluargaan yang erat semoga tetap berjalan sampai kita menjadi orang sukses dikemudian hari. amin;

Dan juga semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga diberikan kebaikan yang berlimpah dari Allah SWT.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.


(10)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Tabel Uji Normalitas dengan Kolmogrov-Smirnov ... 39 2. Tabel Uji Linieritas ... 40 3. Rangkuman Perhitungan Tes Variabel Bebas (X) terhadapVariabel


(11)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Tabulasi Data Hasil Penelitian ... 64

2. Perhitungan Data Row Score Dan T-Skor Kekuatan Tungkai ... 66

3. Perhitungan Data Row score Dan T-score Power Lengan ... 68

4. Perhitungan Data Row score Dan T-score Kekuatan Perut ... 70

5. Perhitungan Data Row score Dan T-score Kelentukan ... 72

6. Perhitungan Data Row score Dan T-skor Handspring ... 74

7. Uji Prasyarat Analisis ... 76

8. Regresi Linier Sederhana Kekuatan Tungkai (X1) Terhadap Kemampuan Handspring (Y) ... 80

9. Regresi Linier Sederhana Power Lengan (X2) Terhadap Kemampuan Handspring (Y) ... 81

10. Regresi Linier Sederhana Kekuatan Perut (X3) Terhadap Kemampuan Handspring (Y) ... 82

11. Regresi Linier Sederhana Kelentukan (X4) Terhadap Kemampuan Handspring (Y) ... 83

12. F Tabel Statistic ... 84

13. Data Uji Validitas, Reliabilitas Instrumen Handspring... 85

14. Dokumentasi Penelitian ... 96


(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I. PENDAHULUAN ...

xiv xv xvi

1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah... 4

E. Tujuan Penelitian... ... 5

F. Latar Belakang ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Senam ... 7

B. Kekuatan tungkai ... 12

C. Power lengan ... 14

D. Kekuatan perut ... 19

E. Kelentukan ... 21

F. Penelitian Yang Relevan ... 22

G. Kerangka Pikir... 24

H. Hipotesis... 25

BAB III. METODE PENELITIAN ... 27

A. Metode Penelitian... 27

B. Populasi dan sampel ... 28

C. Variabel Penelitian ... 29

D. Desain Penelitian ... 29

E. Definisi Oprasional Variabel ... 30

F. Instrumen Penelitian ... 32

G. Teknik Pengambilan Data ... 34


(13)

xiii

1. Deskripsi Data ... 44

2. Analisis Data... ... 47

3. Uji Hipotesis ... 52

B. Pembahasan ... 54

1. Deskripsi Data ... 54

2. Analisis Statistika ... 55

3. Uji Hipotesis... 58

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 60

A. Kesimpulan ... 60

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62


(14)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Handspring merupakan gerakan yang dilakukan dengan bertumpu pada kedua tangan di lantai disertai tolakan atau lemparan satu kaki dari belakang ke arah depan atas dan mendarat atas dua kaki,sehingga berdiri tegak (Mahendra Agus,2000:48). Handspring merupakan unsur keterampilan gerak manipulatif, selain unsur kelincahan untuk menolak serta melecut di udara, juga didukung pula oleh unsur kelentukan dan kecepatan berlari secara maksimal (explosive).

Bila diuraikan maka secara garis besar gerakan handspring memiliki keterkaitan gerak dengan handstand, roll kip, lompat harimau dan round off. Gerakan tersebut mengandung unsur-unsur akrobatik serta dibutuhkan keberanian dari dalam diri untuk melakukannya. Oleh sebab itu gerakan handspring diklasifikasikan sebagai gerakan akrobatik atau tumbling. Akrobatik dicirikan dengan gerakan yang banyak memanfaatkan kelentukan dan membutuhkan unsur keseimbangan, sedangkan tumbling mengandung arti cepat dan meledak. Hal ini sesuai pendapat Margono Agus (2009) bahwa, tumbling atau akrobatik adalah suatu ketangkasan yang merupakan gerak putar


(15)

pada proses-proses tubuh. Pada saat badan berputar, bila tangan bertumpu pada dua tangan terjadilah gerakan seperti handspring.

Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa gerak handspring bisa dikategorikan sebagai gerakan yang kompleks, yang membutuhkan unsur-unsur pendukung antara lain aspek yang berupa teknik (awalan, pelaksanaan, sikap di udara dan sikap akhir atau mendarat), aspek fisik meliputi ( kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut dan kelentukan), dan juga aspek psikologis yang berupa ( keberanian dan semangat).

Pembelajaran handspring ini merupakan salah satu unsur gerak yang terdapat dalam pelajaran senam lantai, karena itu merupakan materi gerak artistik dengan berbagai variasi gerak yang perlu diberikan sejak usia dini (Sekolah Dasar), dengan tujuan agar seseorang dapat melakukan handspring dengan baik, juga memberikan pelajaran dari aspek mental yaitu keberanian. Karna dalam handspring terdapat rangkaian gerak senam lantai yang perlu dikuasai guna menunjang gerakan handspring tersebut.

Dari penjelasan di atas, handspring memiliki gerakan yang berangkai sehingga apabila seseorang akan melakukan gerakan handspring maka perlu berlatih gerakan yang tersusun secara bertahap dan sistematis antara lain dimulai dengan latihan lompat harimau ( digunakan untuk menolak dengan power lengan serta melatih mental seseorang), kemudian roll kip ( dugunakan dalam melentingkan tubuh saat di udara dan melatih kekutan perut saat handspring )


(16)

3

dan dilanjutkan dengan round off ( sebagai penunjang saat di udara dan saat mendarat guna melatih kekuatan tungkai ), kemudian hand stand ( untuk melatih kekuatan lengan dan perut ).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada mahasiswa putra penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung salah satu materi senam lantai yang menarik untuk dikaji lebih mendalam yakni handspring. Keberhasilan pembelajaran handspring sangat dipengaruhi berbagai faktor salah satunya adalah kesiapan fisik seperti kekuatan tungkai untuk menolakan kaki saat awalan, power lengan untuk penumpu serta pelecut badan saat di udara, kekuatan perut untuk melentingkan badan saat persiapan mendarat dan kelentukan untuk mencapai sudut lenting tubuh secara biomekanik gerakan handspring dan juga faktor psikologis atau mental seseorang. Bagaimanapun fisik yang terlatih dengan baik tanpa didukung aspek keberanian maka pelaksanaan handspring tidak akan berhasil. Sedangkan faktor yang paling dominan adalah teknik dan sistematis gerakan handspring, yakni awalan, tindakan saat di udara dan mendarat.

Namun, berdasarkan hasil pengamatan tersebut penulis menganggap faktor yang paling dominan untuk keberhasil handspring, yakni aspek teknik dan fisisk yang meliputi, kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut dan kelentukan sehingga mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang seberapa besar “kontribusi kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut, dan kelentukan terhadap kemampuan handspring.


(17)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas terdapat masalah yang dapat diidentifikiasi, antara lain :

1) Kurang sempurnanya kemampuan gerak yang dilakukan oleh mahasiswa akan keberhasilan handspring pada saat pelaksanaan yang kurang memperhatikan unsur kondisi fisik seperti kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut, dan kelentukan.

2) Masih banyak mahasiswa yang sangat kesulitan melakukan handspring. 3) Belum diketahuinya kondisi fisik yang paling dominan dalam pelaksanaan

handspring.

C. Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas, maka dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi masalah pada :

1. Kontribusi kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut,dan kelentukan terhadap kemampuan handspring.

2. Hasil yang diteliti pada kontribusi kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut,dan kelentukan terhadap kemampuan handspring.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang di kemukakan, maka dirumuskan suatu masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar kontribusi kekuatan tungkai terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung?


(18)

5

2. Seberapa besar kontribusi power lengan terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung? 3. Seberapa besar kontribusi kekuatan perut terhadap kemampuan handspring

pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung? 4. Seberapa besar kontribusi kelentukan terhadap kemampuan handspring pada

mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Besarnya kontribusi kekuatan tungkai terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung. 2. Besarnya kontribusi power lengan terhadap kemampuan handspring pada

mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

3. Besarnya kontribusi kekuatan perut terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

4. Besarnya kontribusi kelentukan terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini berguna untuk memberikan informasi tentang kontribusi kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut, dan kelentukan terhadap hasil handspring.


(19)

1. Bagi Universitas Lampung dan FKIP

Sebagai bahan pertimbangan untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan sarana dan prasarana perkuliahan mahasiswa khususnya program study penjas yang mana memiliki banyak kekurangan alat penunjang pembelajaran pada tiap mata kuliah seperti senam dan mata kuliah lainya. 2. Bagi pelatih senam lantai maupun guru penjaskes

Sebagai bahan rujukan untuk melatih kemampuan senam lantai khususnya pada gerakan handspring.

3. Bagi Program Studi Penjaskes

Sebagai salah satu acuan dalam bahan pengkajian dan analisis Ilmu Biomekanik terhadap gerakan handspring.


(20)

II.TINJAUAN PUSTAKA

A.Senam Lantai

1. Pengertian Senam Lantai

Senam lantai merupakan salah satu cabang olahraga senam yang dilakukan di atas lantai atau lapangan dengan menggunakan matras. Unsur-unsur gerakan senam lantai terdiri dari gerakan mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara, menumpu dengan tangan, menumpu dengan kaki untuk mempertahankan sikap seimbang atau pada saat meloncat ke belakang maupun meloncat ke depan. Senam lantai disebut juga dengan latihan bebas karna pada saat senam lantai tidak menggunakan alat apapun. Gerakan senam lantai dimulai dari komposisi gerakan ringan, gerakan sedang, gerakan berat, dan gerakan akrobatik, yang mengandung gerakan ketangkasan, keluwesan, keseimbangan. Gerakan senam lantai digunakan dalam waktu 90 detik untuk pria dan 70 detik untuk wanita.

Menurut Hidayat Imam (2013 : 10) mendefinisikan senam sebagai, “Suatu latihan tubuh yang dipilih dan dikonstruk dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana, disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasmani, mengembangkan keterampilan, dan menanamkan

nilai-nilai mental spiritual”. Sedangkan Margono Agus (2009 : 17) mengatakan,


(21)

yang dirancang untuk meningkatkan daya tahan, kekuatan, kelentukan,

kelincahan, koordinasi, dan kontrol tubuh”. Jadi fokusnya adalah tubuh,

bukan alatnya, bukan pula pola-pola gerakannya, karena gerakan apapun yang digunakan, tujuan utamanya adalah peningkatan kualitas fisik serta penguasaan pengontrolannya.

Soekarno Wuryati (2014: 110) senam dengan istilah lantai, merupakan gerakan atau bentuk latihan yang dilakukan diatas lantai dengan beralaskan permadani atau sebangsanya sebagai alat yang dipergunakan. Bentuk-bentuk latihan dalam senam lantai (floor exercise) meliputi guling depan (forward roll), guling belakang (back roll), kayang, splits, guling lenting (roll kip), berdiri dengan kepala (hand stand), meroda (rad slag atau cart wheel) dan lain sebagainya.

Berdasarkan materi yang ada dalam senam lantai (floor exercise), keterampilan tersebut diatas terbagi dalam unsur gerakan yang bersifat statis (di tempat) dan dinamis (berpindah tempat). Keterampilan senam lantai yang bersifat statis (di tempat) meliputi: kayang, sikap lilin, splits, dan lain sebagainya, sedangkan keterampilan senam lantai yang bersifat dinamis (berpindah tempat) meliputi: guling depan, guling belakang, guling lenting, meroda, loncat harimau, lompat kangkang.

2. Jenis Jenis Senam

Berdasarkan Persatuan Senam Dunia Federation Internasionale de Gimnastique atau ( FIG ) yang di Indonesiakan menjadi Federasi Senam Internasional. Menurut FIG, senam dibagi menjadi 6 kelompok yaitu: senam artistik (artistic gymnastics), senam ritmik sportif (sportif rhythmic


(22)

9

gymnastics), senam akrobatik (acrobatic gymnastics), senam aerobik sport (sports aerobic), senam trampoline (trampolinning), senam umum (general gymnastics).

Senam artistik (artistic gymnastcs) diartikan sebagai senam yang menggabungkan aspek tumbling dan akrobatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Efek artistik dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan sebagai posisi. Gerakan-gerakan tumbling digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, mampu memberikan pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa keindahan. Senam artistik (artistic gymnastcs) diartikan sebagai senam yang meggabungkan aspek tumbeling dan akrobbatik untuk mendapatkan efek-efek artistik dari gerakan-gerakan yang dilakukan. Efek artistik dari besaran (amplitudo) gerakan serta kesempurnaan gerak dalam menguasai tubuh ketika melakukan sebagai posisi. Gerakan-gerakan tumbling digabung dengan akrobatik yang dilaksanakan secara terkontrol, mampu memberikan pengaruh mengejutkan yang mengandung rasa keindahan (Margono Agus) (2009:79).

Pada cabang olahraga senam, terdapat nomor yang dipertandingkan yaitu terdiri dari:

a. Putra:

1). senam lantai ( floor exercise ) 2). kuda lompat (vaulting horse ) 3). kuda berpelana ( pommeld horse )


(23)

4). palang tunggal (horizontal bars ) 5). palang sejajar ( parallel bars ) 6). gelang-gelang (rings/ still rings ) b. putri:

1). senam lantai ( floor exercise ) 2). kuda lompat (vaulting horse ) 3). palang bertingkat ( univen bars ) 4). balok titian ( balance beam )

3. Pengertian Handspring

Menurut Hidayat (2013:43) Handspring adalah suatu gerakan dengan bertumpu pada kedua tangan di lantai disertai tolakan/lemparan satu kaki dari belakang ke arah depan atas dan mendarat atas dua kaki,sehingga berdiri tegak.

a.Cara melakukan handspring adalah sebagai berikut :

1) Sikap permulaan dan tumpuan berdiri tegak, pandangan ke depan, sikap mengambil awalan.

2) Lari beberapa langkah, salah satu kaki diayunkan ke depan lurus, tangan ayunkan ke atas lurus.

3) Melangkah, condongkan badan ke depan, ayunkan tangan ke bawah, tangan menumpu pada matras, pandangan ke arah depan bawah. 4) Ayunkan kaki belakang ke belakang atas, disertai kaki depan


(24)

11

5) Pada sikap membusur, kedua kaki mendarat rapat di matras. Pada saat bersamaan, dorongkan pinggul ke depan untuk memindahkan berat badan tangan lurus ke belakang dan kepala pasif hingga berdiri.

Gambar 1. Rangkaian Gerak Handspring (Sumber: Imam Hidayat. 2013:43)

b. Tahap-tahap Latihan Handspring Bagi Pemula

1) Latihan melecutkan kaki yang dilanjutkan dengan sikap kayang. Bentuk ini dilakukan dari sikap tidur telentang dan kedua tangan memegang pergelangan teman yang membantu.

2) Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutkan dengan sikap berdiri. Cara melakukan bentuk ini sama seperti di atas, hanya bedanya kedua tangan berpegangan dengan yang membantu

3) Latihan melecutkan kedua kaki dilanjutukan dengan sikap berdiri. Cara ini tanpa bantuan teman.

4) Melakukan lenting tumpuan tangan dari sikap hand stand,dilanjutkan dengan sikap kayang dan dilanjutkan lagi dengan sikap berdiri. Latihan ini memerlukan bantuan teman secara berkelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang.


(25)

B. Kekuatan Tungkai

1. Pengertian Tungkai

Kekuatan merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan karena kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Disamping itu kekuatan memegang peranan penting melindungi atlet dari kemungkinan cedera.

Dalam melakukan gerakan lenting tengkuk kekuatan otot tungkai mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keberhasilan gerakan, karena saat gerakan lenting tengkuk dilakukan dibutuhkan lecutan dari otot-otot kaki agar gerakan lenting bisa maksimal.

Otot-otot Tungkai :

a. Otot-otot tungkai atas meliputi:

M. abduktor maldanus,M. abduktor brevis, M. abduktor longus. Ketiga otot ini menjadi satu yang disebut M. abduktor femoralis dan berfungsi menyelenggarakan gerakan abduksi dari femur,M. rektus femuralis, M. vastus lateralis eksternal, M. vastus medialis internal, M. vastus inter medial, Biseps femoris, berfungsi membengkokkan paha dan meluruskan tungkai bawah, M. semi membranosus, berfungsi tungkai bawah, M. semi tendinosus (seperti urat), berfungsi membengkokkan urat bawah serta memutar ke dalam, M. sartorius, berfungsi eksorotasifemur, memutar keluar waktu lutut fleksi, serta membantu gerakan fleksi femur dan membengkokkan keluar.


(26)

13

Gambar 2: Struktur Otot Tungkai Atas (Sumber : Evelyn C. Pearce. 2012: 134)

b. Otot-otot tungkai bawah meliputi:

Otot tulang kering, depan M. tibialis anterior, berfungsi mengangkut pinggir kaki sebelah tengah dan membengkokkan kaki, M. ekstensor talangus longus, berfungsi meluruskan jari telunjuk ke jari tengah, jari manis dan kelingking jari, Otot ekstensi jempol, berfungsi dapat meluruskan ibu jari kaki, Tendo achilles, berfungsi meluruskan kaki di sendi tumit dan membengkokkan tungkai bawah lutut (M. popliteus), M. falangus longus, berfungsi membengkokkan empu kaki, M. tibialis posterior, berfungsi membengkokkan kaki di sendi tumit dan telapak kaki disebelah ke dalam.


(27)

Gambar 3 : Gambar Otot Tungkai Bawah (Sumber : Evelyn C. Pearce. 2012 :135-136)

c. Rangka Tungkai

Menurut Soedarminto (2012: 60-61) tungkai terdiri dari tungkai atas dan tungkai bawah. Tungkai atas terdiri atas pangkal paha sampai lutut, sedangkan tungkai bawah terdiri atas lutut sampai kaki. Tulang tungkai terdiri atas: Tulang pangkal paha, Tulang paha, Tulang kering, Tulang betis, Tulang tempurung lutut, Tulang pangkal kaki, Tulang telapak kaki, Tulang ruas jari kaki (Syaifudin, 2006: 31).

C. Power Lengan

1. Pengertian Power Lengan

Dalam cabang olahraga senam khususnya pada kemampuan handspring, otot lengan sangat menentukan tercapainya suatu hasil yang maksimal. Kemampuan lengan dalam melakukan suatu gerakan hentakan harus optimal, jika lengan kurang memiliki kemampuan fisik seperti kekuatan dan


(28)

15

kecepatan maka kemampuan dalam melakukan gerakan-gerakan yang baik tidak akan tercapai. Kontraksi otot ini menghasilkan tenaga eksternal untuk menggerakkan anggota tubuh. Power lengan berkaitan atau berhubungan erat dengan kemampuan handspring dengan menggunakan kekuatan dinamis karena dalam melakukan gerakan tersebut menuntut seseorang untuk menolak lengan pada matras dengan power maksimal guna melentingkan tubuh di udara sehingga gerakan handspring yang sempurna dapat tercapai.

”Power adalah suatu kemampuan kecepatan kontraksi semaksimal mungkin sebuah otot atau segerombolan otot dalam satu gerakan yang tak terputus. Dengan kata lain gerakan ini merupakan gerak yang meledak dalam satu gerakan dalam waktu yang tertentu pula” (Soeharno HP, 2010 : 23).

Lengan merupakan anggota gerak atas (extremitas superior). Tulang-tulang extremitas superior dari proximal sampai distal adalah : tulang lengan atas (humerus), tulang hasta (ulna), tulang pengupil (radius), tulang pergelangan tangan (carpalia), tulang telapak tangan (metacarpalia), dan tulang jari-jari tangan (palanges) (Syaifudin, 2006 :50).

Otot-otot lengan dapat dilihat pada penjelasan dibawah ini : a. Otot Lengan Atas

(1) Otot-otot kentul (fleksor)


(29)

Otot ini meliputi 2 sendi dan memiliki 2 kepala (kaput), fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.

b) Muskulus brakialis (otot lengan dalam), berpangkal dibawah otot segitiga yang fungsinya membengkokkan lengan bawah siku.

c) Muskulus korakobrakialis, berpangkal prosesus korakoid dan menuju ketulang pangkal lengan.

(2) Otot-otot Kedang (extensor)

Muskulus triseps brarki (otot lengan berkepala 3), dengan kepala luar berpangkal di sebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain. Kepala dimulai di sebelah dalam tulang pangkal lengan dan kepala panjang dimulai pada tulang di bawah sendi dan ketiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.

Gambar 4. Otot Lengan Atas

(Sumber : Wingered, The Human Body, Conceps Of Anatomy & Physiology, 2004:223, Saunders College Publishers)


(30)

17

b. Otot Lengan Bawah

Terbagi atas :

(1) Otot-otot kedang yang memainkan peranannnya dalam pengetulan diatas sendi siku, sendi-sendi tangan, sendi-sendi jari, dan sebagian dalam gerak silang hasta, yang terbagi menjadi :

a) Muskulus extensor karpi radialis longus b) Muskulus extensor karpi radialis brevis c) Muskulus extensor karpi ulnaris

Ketiga otot ini fungsinya adalah sebagai extensi lengan (menggerakan lengan)

d) Diditonum karpi radialis, yang berfungsi extensi jari tangan kecuali ibu jari

e) Muskulus extensor policis longus, fungsinya untuk extensi ibu jari.

(2) Otot-otot ketul yang mengedangkan siku dan tangan serta ibu jari dan meratakan hasta tangan. Otot-otot ini berkumpul sebagai berikut :

a) Otot-otot di sebelah telapak tangan, ini terdiri dari 4 lapis, lapis yang ke 2 disebelah luar yang berpangkal ditulang pangkal lengan. Didalam lapis yang 1 terdapat otot-otot yang meliputi sendi siku, sendi antara hasta dan tulang pengumpil sendi di pergelangan yang fungsinya dapat membengkokan jari lengan.


(31)

b) Lapis yang ke 4 adalah otot-otot untuk sendi-sendi antara tulang hasta dan tulang pengupil.

c) Otot-otot di sebelah tulang pengumpil, yang fungsinya membengkokkan lengan disiku, pembengkokkan tangan ke arah tulang pengumpil atau tulang hasta.

d) Otot-otot di sebelah punggung atas, yang fungsinya meluruskan jari tangan.

Gambar 5. Otot Lengan Bawah

(Sumber : Wingered, The Human Body, Conceps Of Anatomy & Physiology, 2004:222, Saunders College Publishers)

Cara melatih power otot lengan adalah dengan resistance exercise atau latihan-latihan tahanan, maksudnya latihan mengangkat, menarik atau mendorong suatu beban, baik beban sendiri maupun beban dari luar (eksternal resistance). Pengembangan kualitas kekuatan yang dilakukan harus mengeluarkan suatu usaha maksimal atau hampir maksimal untuk menahan atau mengangkat beban yang ada. Demikian pula dengan beban yang diberikan harus bertambah sedikit demi sedikit agar kualitas otot dapat berkembang dengan baik (progressive resistance training).


(32)

19

D. Kekuatan Perut

Menurut Hermawan (2013 : 37) “Otot merupakan suatu organ atau alat yang penting sekali memungkinkan tubuh dapat begerak, dalam menjalankan sistem otot ini tidak bisa dilepaskan dengan kerja saraf. Jadi otot, khususnya otot rangka merupakan sebuah alat yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap tubuh”.

Kekuatan otot merupakan komponen yang sangat penting untuk meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan, hal ini dikarenakan kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktifitas fisik. Kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi otot dari kemungkinan cedera, dengan kekuatan atlet akan dapat lebih cepat melakukan teknik yang diinginkan dalam cabang olahraga.

Kekuatan atau srenght menurut Harsono (2009:176), adalah Kemampuan otot untuk membangkitkan tegangan terhadap sesuatu tahanan. Sedangkan kekuatan menurut Sajoto (2009:8) mengatakan kekuatan (strength) adalah komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuan dalam menggunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja. Otot perut merupakan otot-otot batang badan (Raven, 2005:12). Lebih lanjut Raven mengatakan bahwa otot perut merupakan otot-otot penegak badan selain otot punggung.

Sebagai otot penegak badan, otot perut dan otot punggung memiliki arti penting dalam sikap dan gerak-gerik tulang belakang. Dinding depan perut dibentuk oleh otot-otot lurus perut yang terletak di sebelah kanan dan di sebelah kiri garis tengah badan. Di sisinya terdapat otot-otot lebar perut yang


(33)

dapat pula dibagi atas serong luar perut, otot serong dalam perut, dan otot lintang perut. Otot-otot tersebut terentang diantara gelang panggul dan rangka dada, merupakan sebuah penutup yang dapat merubah volume rongga perut (Raven, 2005:12). Untuk lebih jelasnya mengenai bagian-bagian otot perut dapat diperhatikan pada gambar dibawah ini.

Gambar 6. Otot Perut (Sumber : Syaifuddin,2006:41)

Otot-otot bagian perut terdiri atas :

1. Muskulus abdominalis internal (dinding perut) 2. Linea alba, yaitu garis ditengah dinding perut 3. Muskulus abdominalis eksternal

4. Muskulus obligus eksternus abdominis 5. Muskulus obligus internus abdominis 6. Muskulus transversus abdominis


(34)

21

Mencermati keberadaan otot perut yang terentang antara gelang panggul dan rongga dada, jika dikaji secara seksama otot memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan gerak anggota gerak atas seperti togok. Hal ini secara logika dapat dimengerti karena anggota gerak atas dalam melakukan gerakan terutama sekali dalam pelaksanaan handspring memerlukan kekuatan otot perut. Dengan demikian karena gerakan panggul memerlukan dukungan dan kinerja otot perut, maka dimungkinkan dengan memiliki kekuatan otot perut yang baik akan memaksimalkan gerak melakukan handspring. Kekuatan otot perut adalah kemampuan otot perut untuk melakukan aktivitas gerak atau mendukung gerakan. Dengan kekuatan yang dimiliki otot perut diharapkan dapat melakukan aktivitas gerak yang bertumpu pada perut atau mendukung gerakan yang lain. Cara melatih kekuatan perut dapat di lakukan dengan melakukan sit-up sacara rutin.

E. Kelentukan

Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.

Bompa (dalam Budiwanto, 2004:40) menjelaskan bahwa kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai kelenturan. Kelenturan menurut Syaifudin (2006:79) adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara


(35)

kelincahan dan respon keseimbangan. Menurut Harsono dalam buku Dasar-Dasar Kepelatihan Sulistianta (2013: 52) kelentukan (fleksibilitas) dapat didefinisikan sebagai : Kemampuan seseorang untuk menggerakkan tubuh dan bagian-bagian tubuh dalam satu ruang gerak yang seluas mungkin, tanpa mengalami, menimbulkan cidera pada persendian dan otot di sekitar persendian

itu”.

Secara umum, suhu badan dan usia sangat mempengaruhi luasnya gerakan bagian-bagian tubuh. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelenturan adalah ukuran kemampuan seseorang yang mempunyai ruang gerak yang luas dalam sendi-sendinya dan yang mempunyai otot-otot yang elastis. Cara melatih kelentukan dapat dengan peregangan statis ataupun dinamis, dan juda kegiatan yang memerlukan sendi meregang secara maksimal seperti back-up dan split.

F. Penelitian Yang Relevan

1. Riyan Jaya Sumantri (2014).

“Kontribusi kekuatan otot lengan,panjang lengan, power otot tungkai, panjang tungkai, dan kelentukan dengan keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Metro.”

a) Kekuatan lengan memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 68,8%.

b) Panjang lengan memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 9,7%

c) Power tungkai memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 32,5 %.


(36)

23

d) Panjang tungkai memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 14,4%.

e) Kelentukan memberikan kontribusi terhadap keterampilan gerak dasar loncat harimau pada siswa kelas VIII SMP N 1 Metro sebesar 51,4%.

2. Subagio, Septo Wega (2014) melakukan penelitian tentang “Kontribusi Kekuatan Lengan, Power Tungkai, Keseimbangan, dan Kordinasi Mata-Tangan-Kaki Terhadap Keterampilan Meroda Pada Siswa Kelas X SMK

Gajah Mada Bandar Lampung” Pada penelitian ini menunjukan adanya kontribusi variabel X yaitu : Kekuatan otot lengan memberikan kontribusi sebesar 33,1%. Power otot tungkai memberikan kontribusi sebesar 31,3%. Kesimbangan memberikan kontribusi sebesar 2,3%. Koordinasi mata-tangan-kaki memberikan kontribusi sebesar 10,5%.

3. Gerry, M. Ishak melakukan penelitian tentang “Hubungan Kekuatan Tungkai dan Otot Lengan Terhadap Tiger Sprong Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Seputih Agung Tahun Ajaran 2012/2013”. Pada penelitian ini menunjukan adanya hubungan variabel X terhadap Y yaitu : korelasi kekutan otot tungkai sebesar 1,929. korelasi kekuatan otot lengan sebesar 0,015. korelasi antara kekuatan otot tungkai dan otot lengan sebesar 2,203.


(37)

G. Kerangka Fikir

Aspek-aspek yang dibuutuhkan dalam handspring meliputi:

Gambar 7 : Peta Konsep Kerangka Fikir

Dari berbagai teori yang disebutkan di atas, unsur-unsur yang mendukung peningkatan handspring adalah aspek fisik, aspek teknik, dan aspek mental. Pada gambar peta konsep kerangka berfikir bagian yang di berikan tanda biru yang menunjuk pada handspring yaitu aspek fisik, merupakan bagian yang

Aspek Fisik 1. Kekuatan

tungkai 2. Power lengan 3. Kekuatan

perut 4. Kelentukan

Aspek Tehnik 1. Awalan 2. Pelaksanaan 3. Sikap di udara 4. Mendarat Aspek Mental 1. Keberanian 2. Semangat 3. Motivasi


(38)

25

akan diteliti pada penelitian ini. Unsur fisik sangat menunjang dalam peningkatan prestasi dan penguasaan teknik.

Penampilan yang baik dalam hanspring sangat tergantung pada kekuatan otot, karenanya meningkatkan kekuatan pesenam akan meningkatkan pula tingkat prestasinya dalam senam dan sebaliknya keikut sertaan seseorang dalam senam akan otomatis meningkatkan kekuatan seseorang. Kekuatan adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk mengatasi tahanan (Irianto, 2002:66).

H. Hipotesis

Untuk dapat dipakai sebagai pegangan dalam penelitian ini, maka perlu menentukan suatu penafsiran sebelumnya tentang hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah dugaan sementara, jika hipotesis telah dibuktikan kebenarannya namanya bukan lagi hipotesis melainkan tessa (Hadi, 2011 : 257). Menurut Arikunto (2010 : 62) hipotesis adalah dugaan sementara suatu masalah penelitian oleh karena itu suatu hipotesis perlu di uji guna mengetahui apakah hipotesis tersebut terdukung oleh data yang menunjukan kebenarnnya atau tidak. Jadi intinya hipotesis harus dibuktikan kebenarannya dengan cara penelitian. Atas dasar kerangka berpikir, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan tungkai terhadap

kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP universitas lampung.


(39)

H0: Tidak ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan tungkai terhadap

kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP universitas lampung.

H2: Ada kontribusi yang signifikan antara power lengan terhadap

kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP universitas lampung.

H0: Tidak ada kontribusi yang signifikan antara power lengan terhadap

kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP universitas lampung.

H3 : Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan perut terhadap

kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP universitas lampung.

H0: Tidak ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan perut terhadap

kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP universitas lampung

H4 : Ada kontribusi yang signifikan antara kelentukan terhadap kemampuan

handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP universitas lampung.

H0: Tidak ada kontribusi yang signifikan antara kelentukan terhadap

kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP universitas lampung.


(40)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Menurut surachmad (2011:142) “Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan alat tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan penelitian”.

Menurut Arikunto (2010:160) “Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitian”. Penelitian ini menggunakan metode survei. Menurut Riduwan dalam Rahmat Hermawan (2012:104) penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif.

Penelitian ini menggunakan metode survey yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan. Menurut Singarimbun, Masri (2012:104) penelitian survey dapat digunkan untuk maksud (1) penjajagan, (2) deskriptif, penjelasan, (3) evaluasi, (4) prediksi, (5) penelitian operasional, (6) pengembangan indikator-indikator social.


(41)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Menurut Sutrisno Hadi (2011:220) “populasi adalah keseluruhan penduduk penelitian yang dimaksudkan untuk diselidiki. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk atau individu yang paling sedidkit mempunyai sifat yang sama atau homogen”.

Menurut Arikunto (2010 : 106) “Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi merupakan sumber data yang sangat penting, karena tanpa kehadiran populasi penelitian tidak akan berarti serta tidak mungkin terlaksana”. Dari pengertian tersebut populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP universitas lampung khususnya kelas ganjil sebanyak 39 orang putra.

2. Sampel

Menurut Usman (Usman, 2008:43)”Sampel adalah sebagian anggota

populasi yang diambil dengan menggunakan teknik dan syarat tertentu yang disebut dengan teknik sampling”.

Menurut Arikunto (2002 : 108) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Sebaliknya jika subjeknya lebih besar dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%”. Berdasarkan pendapat di atas penulis mengambil sampel seluruh dari jumlah populasi yaitu berjumlah 39 orang putra.


(42)

29

C. Variable Penelitian

Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi perhatian penelitian (Arikunto, 2002 : 96). Variabel dalam penelitian ini menggunakan 5 (lima) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya, dalam penelitian ini ada empat variabel bebas, yaitu :

1. Kekuatan tungkai (X1)

2. Power lengan (X2)

3. Kekuatan perut (X3)

4. Kelentukan(X4)

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilainya bergantung pada variabel lain, dalam penelitian ini variabel terikat adalah kemampuan handspring (Y).

D. Desain penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

Gambar 8. Desain Penelitian X2

X3

X1

Y


(43)

Keterangan :

X1 : power tungkai

X2 : kekuatan lengan

X3 : kekuatan perut

X4 : kelentukan

Y : kemampuan handspring

E. Devinisi Oprasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya pengertian yang keliru tentang konsep variabel yang terliba tdalam penelitian ini, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional sebagai berikut :

1. Kekuatan Tungkai.

Penampilan yang baik dalam senam sangat tergantung pada kekuatan otot, karenanya meningkatkan kekuatan pesenam akan meningkatkan pula tingkat prestasinya dalam senam dan sebaliknya keikutsertaan seseorang dalam senam akan otomatis meningkatkan kekuatan seseorang. Menurut suharno HP (2010: 31) menyatakan : kekuatan adalah kemampuan dari otot untuk dapat mengatasai beban/tahanan dalam menjalankan aktivitasnya.

Tentang kekuatan otot (Suharno, 2010 : 32) mengatakan : kekuatan biasa digunakan untuk mengatasi beban yang berat gerakan meledak dalam satu irama serta kekuatan yang tinggi dalam waktu yang lama, berdasarkan kegunaannya kekuatan dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Maximum kekuatan adalah kekuatan otot dalam kontraksi maksimal, serta dapat melawan beban yang maksimal;

2. Explosif kekuatan adalah kemampuan sebuah otot atau untuk mengatasi beban dengan kecepatan yang tinggi dalam suatu gerakan;


(44)

31

3. Kekuatan endurance adalah kemampuan daya tahan lamanya kekuatan otot untuk melakukan tahanan beban-beban yang tinggi intensitasnya.

2. Power Lengan.

Power adalah suatu atribut fisik yang paling dominan yang diperlukan dalam senam. Kebanyakan keterampilan senam bergantung pada kualitas fisik yang satu ini dalam hal bahwa pesenam harus menggerakan tubuhnya atau bagian tubuhnya secara cepat, sehingga memerlukan kekuatan dan kecepatan secara simultan (Mahendra, 2000: 39). Power penting dan diperlukan oleh atlet cabang olahraga yang menuntut unsur kekuatan dan kecepatan gerak. Menurut Harsono (2009 : 200) “Power terutama penting untuk cabang-cabang olahraga

dimana atlet harus mengerahkan tenaga yang eksplosi”. Dewasa ini power

telah diakui sebagai komponen kodisi fisik yang memungkinkan atlet untuk mengembangkan kemampuannya guna mencapai tingkat prestasi yang lebih tinggi dalam olahraga yang digelutinya.

Power lengan sangat diperlukan dalam melakukan handspring karena power lengan diperlukan untuk menahan berat tubuh dan menjaga keseimbangan tubuh saat menumpu dengan kedua tangan, posisi badan lurus dengan kedua kaki berada di atas dalam posisi badan terbalik, sehingga tidak jatuh ke depan atau ke belakang.

3. Kekuatan Perut

Kekuatan otot perut sangat diperlukan dalam melakukan handspring karena otot perut merupakan otot-otot penegak badan selain otot punggung. Sebagai


(45)

otot penegak badan, otot perut memiliki arti penting dalam sikap dan gerak-gerik tulang belakang terutama dalam melakukan gerakan handspring.

4. Kelentukan.

Kelentukkan merupakan kemampuan sendi otot untuk merenggang seluas-luasnya. Daya lentur atau flexibility adalah ukuran kemampuan seseorang dalam penyesuaian diri untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas, hal ini akan sangat mudah ditandai dengan tingkat flexibility persendian pada seluruh tubuh.

Bompa (2004:40) menjelaskan bahwa kapasitas melakukan gerakan dengan rentangan yang luas diketahui sebagai kelentukan. Kelenturan menurut Kirkendall dkk (1980:248) adalah kemampuan tubuh atau bagian-bagian tubuh untuk melakukan berbagai gerakan dengan leluasa dan seimbang antara kelincahan dan respon keseimbangan.

5. Handspring

“Handspring adalah suatu gerakan dengan bertumpu pada kedua tangan di lantai disertai tolakan/lemparan satu kaki dari belakang ke arah depan atas dan mendarat atas dua kaki,sehingga berdiri tegak.” Menurut Hidayat (2013:43)

F. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2010:265) dijelaskan bahwa metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan oleh Arikunto (2010:265) bahwa untuk memperoleh data data yang diinginkan sesuai dengan tujuan peneliti sebagai


(46)

33

bagian dari langkah pengumpulan data merupakan langkah yang sukar karena data data yang salah akan menyebabkan kesimpulan-kesimpulan yang ditarik akan salah pula.

Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran melalui metode survey, yaitu peneliti mengamati secara langsung pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan. Menurut Arikunto (2002 : 136) “instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan penelitian dalam mengumpulkan data agar

pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, sehingga mudah diolah”.

Tes dan pengukuran yang diukur meliputi : a. Instrumen kekuatan tungkai

1. Leg Dynamometer 1) Blangko pengukuran 2) Alat tulis

b. Instrumen pengukuran power lengan 1) Medicine ball

2) Blangko pengukuran 3) Alat tulis

c. Instrumen pengukuran kekuatan perut 1) Sit-Up

2) Blangko pengukuran 3) Alat tulis

d. Instrumen pengukuran kelentukan 1) Trunk extention


(47)

G. Teknik Pengambilan Data 1. Kekuatan Tungkai

Untuk mengukur kekuatan otot tungkai digunakan suatu alat yang disebut Leg Dynamometer. Alat yang digunakan antara lain:

1.Leg Dynamomete. 2. Blangko dan 3. Alat tulis. Pelaksanaan tes:

Orang yang dites berdiri di atas alat leg dynamometer dan lutut di tekuk membentuk sudut 130-140 derajat,tubuh tetap tegak lurus dan pandangan lurus ke depan. Panjang rantai diukur sedemikian rupa sesuai dengan orang yang di tes dengan posisi berdiri. Tongkat pegangan di genggam dengan posisi tangan menghadap belakang. Tarik tongkat pegangan sekuat mungkin dan meluruskan lutut perlahan-lahan.Baca angka ada skala maksimum tercapainya tarikan dalam satuan kilogram (kg). Pengukuran di ambil sebanyak dua kali dan hasil terbaik yang di pakai sebagai hasil pengukuran.

Gambar 9. Leg Dynamometer (Sumber: Ismaryati (2008 :56)


(48)

35

2. Power lengan

Dijelaskan dalam Nurhasan (2001) bahwa tes untuk mengukur power otot lengan untuk pria dan wanita usia 12 tahun hingga tingkat

mahasiswa, dapat menggunakan bola medicine. Dengan tingkat validitas 0,77 dan reliabilitas 0,81. Alat yang digunakan antara lain :

a. Medicine Ball b. Blangko tes c. Alat tulis

Pelaksanaan medicine ball :

Tesste duduk dengan kaki menjulur ke depan dan pandangan lurus ke depan. Tangan memegang bola medicine dengan kedua tangan di depan dada. Posisi lengan dan tangan lurus dengan bahu. Dorong bola tersebut sekuat tenaga pada saat mendorong, tangan lurus kedepan. Tes dilakukan sebanyak tiga kali.

Penilaian :

Skor power terbaik dari dua kali kesempatan dicatat sebagai skor dalam satuan centy meter(cm).

Gambar 10. Two Hand Medicine Ball Put Test. (Sumber : Johnson and Barry L. 2010)


(49)

3. Kekuatan Perut

Untuk mengukur kekuatan perut digunakan Sit-Up testdengan tingkat validitas tes : face validity dan tingkat reliabilitas tes : 0,94 (Johnson, 2010). Alat yang digunakan antara lain:

a. Sit-Up test b. Blangko tes c. Alat tulis

Pelaksanaan Sit-Up : Posisi peserta tidur terlentang, kedua tangan saling berkaitan dibelakang kepala, kedua kaki dilipat membentuk sudut 90 derajad. Seseorang membantu memegang kedua pergelangan kaki peserta tes. Peserta mencoba bangun sampai keposisi sikap duduk dan kedua siku ditekan atau ditempelkan pada kedua lutut, kemudia kembali kesikap semula. Peserta melakukan gerakan tersebut secara berulang-ulang.

Penilaian :Jumlah gerakan sit-up yang benar selama satu menit.

Gambar 11. Sit-Up (Sumber: Ismaryati (2008 :44)


(50)

37

4. Kelentukan

1. Untuk mengukur kelentukan digunakan Trunk Extension. Alat yang digunakan antara lain:

a. Trunk Extension b. Blangko tes

c. Alat tulis.

Pelaksanaan Trunk Extension :

Orang yang dites dengan posisi tengkurap dengan kaki diselonjorkan, dengan seorang membantu memegangi pergelangan kaki tester, lalu tester mengangkat atau melentingkan tubuhnya semaksimal mungkin dengan mengangkat dagu menyentuh pengukur trunk extension yang dimulai dari angka 0 ( satuan Cm ). Tes dilakukan dua kali, hasil terbaik itu yang diambil.

Gambar 12. Alat Trunk Extension (Eri Pratikayo D, 2010 : 44)


(51)

H. Teknik Analisis Data

Analisis data ditujukan untuk mengetahui jawaban akan pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian. Mengingat data yang ada adalah data yang masih mentah dan memiliki satuan yang berbeda, maka perlu disamakan satuan ukurannya sehingga lebih mudah dalam pengolahan data selanjutnya. Dengan demikian data mentah diubah menjadi data yang standart ( TSkor ). Kemudian data tersebut dianalisis menggunakan analisis regresi linier sederhana.

Data yang dianalisis adalah data variabel bebas yaitu (X1) power otot tungkai, (X2) kekuatan otot lengan, (X3) kekuatan otot perut, (X4) kekuatan otot punggung, (X5) keseimbangan, serta variabel terikat (Y) hasil handspring. Analisis dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan, yaitu untuk mengetahui apakah ada kontribusi yang diberikan oleh masing-masing variabel bebas pada variabel terikat, X1 terhadap Y, X2 terhadap Y, X3 terhadap Y, X4 terhadap Y dan X5 terhadap Y. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana. Untuk perhitungan statistic menggunakan program SPSS for windows release 16.

1. Uji Prasyarat Analisis Regresi

Agar memenuhi persyaratan analisis dalam menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan beberapa langkah uji persyaratan, meliputi : uji normalitas data, uji homogenitas varians data, dan uji linieritas data.


(52)

39

a. Uji Normalitas

Hasil output dari pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Tabel Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

kekuatan tungkai

power lengan

kekuatan

perut kelentukan handspring

N 39 39 39 39 39

Normal Parametersa Mean 55.9744 401.5128 35.9231 30.7026 71.7436

Std. Deviation 18.34105 119.52425 8.18337 6.21088 12.78304

Most Extreme Differences Absolute .085 .107 .093 .084 .096

Positive .085 .107 .093 .084 .080

Negative -.070 -.080 -.062 -.068 -.096

Kolmogorov-Smirnov Z .533 .668 .581 .527 .598

Asymp. Sig. (2-tailed) .939 .763 .889 .944 .866

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan output di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi atau Asymp. Sig. (2-tailed) kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut, kelentukan dan kemampuan handspring > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data yang kita uji berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas pada analisis regresi sederhana berguna untuk mengetahui apakah penggunaan model regresi linier dalam penelitian ini tepat atau tidak. Untukmelakukan uji linieritas dapat dilihat pada rangkuman dibawah ini:


(53)

Tabel 2. Tabel Uji Linieritas

No Variabel Nilai

Sig. Signifikansi Kesimpulan 1 Kekuatan Tungkai 0.554 0.05 Linier

2 Power Lengan 0.652 0.05 Linier

3 Kekuatan Perut 0.652 0.05 Linier

4 Kelentukan 0.496 0.05 Linier

Hipotesis yang digunakan: H0: model tidak regresi linier.

H1: model regresi linier.

Kaidah pengambilan keputusan:

Jika Fhitung ≤Ftableatau nilai sig ≥ 0,05= maka H1 diterima.

Jika Fhitung >Ftableatau nilai sig <0,05= maka H0 diterima.

c. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances Kekuatan Tungkai

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.732 1 37 .398

Test of Homogeneity of Variances Power Lengan

Levene

Statistic df1 df2 Sig.


(54)

41

Test of Homogeneity of Variances Kekuatan Perut

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.190 1 37 .665

Test of Homogeneity of Variances Kelentukan

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.265 1 37 .610

Test of Homogeneity of Variances Kemampuan

Handspring Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.325 1 37 .572

Dari hasil output SPSS di atas ternyata seluruh variabel adalah homogen karena nilai (Sig.)>0,05.

2. Analisis Regresi

Rangkuman hasil perhitungan SPSS tes kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut dan kelentukan terhadap kemampuan handspring adalah sebagai berikut :

a. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Kekuatan Tungkai (X1)

Terhadap Kemampuan Handspring(Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X1 terhadap Yyaitu:

Ŷ = 22,726 + 0,545X. Koefisien determinasi 0,545 maka dapat diketahui besarnya kontribusi kekuatan lenganadalah sebesar 22,1 %.


(55)

b. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Power Lengan (X2) Terhadap

Kemampuan Handspring(Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X2 terhadap Yyaitu :

Ŷ = 12,605 + 0,748X2. Koefisien determinasi 0,748 maka dapat diketahui besarnya kontribusi kekuatan tungkai adalah sebesar30,3%. c. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Kekuatan Perut (X3)

Terhadap Kemampuan Handspring(Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X3terhadap Yyaitu :

Ŷ = 24,073 + 0,519X3. Koefisien determinasi 0,519 maka dapat diketahui besarnya kontribusi Panjang Tungkai adalah sebesar 21,0%. d. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Kekuatan Punggung (X4)

Terhadap Kemampuan Handspring(Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X4terhadap Yyaitu :

Ŷ = 17,284 + 0,654X4. Koefisien determinasi 0,654 maka dapat diketahui besarnya kontribusi Kelentukan adalah sebesar 26,5%.

3. Uji Hipotesis Hipotesis 1

Kekuatan lengan memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α(derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000<0,05 atau kekuatan lengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan handspring. Jadi H0 ditolak dan H1diterima. Ada kontribusi

yang signifikan antara kekuatan tungkai terhadap kemampuan handspring.

Hipotesis 2

Kekuatan tungkai memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α(derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000<0,05


(56)

43

atau power lengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan handspring. Jadi H0 ditolak dan H2diterima. Ada kontribusi

yang signifikan antara kekuatan tungkai terhadap kemampuan handspring.

Hipotesis 3

Kekuatan perut memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α(derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000<0,05 atau kekuatan perut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampua handspring. Jadi H0 ditolak dan H3 diterima. Ada kontribusi

yang signifikan antara kekuatan perut terhadap kemampuan handspring.

Hipotesis 4

Kekuatan punggung memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α(derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000<0,05 atau kekuatan punggung memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan handspring. Jadi H0 ditolak dan H4 diterima. Ada kontribusi


(57)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut, dan kelentukan terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan tungkai terhadap

kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

2. Ada kontribusi yang signifikan antara power lengan terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

3. Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan perut terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskesrek angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

4. Ada kontribusi yang signifikan antara kelentukan terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskesrek angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.


(58)

61

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar/ prestasi keterampilan handspring maka perlu diperhatikan kekuatan tungkai, powerlengan, kekuatan perut, dan kelentukan seorang mahasiswa/ atlet.

2. Dalam materi senam lantai khususnya handspring maka perlu sarana penunjang yang memadai, maka diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dalam pengadaan sarana penunjang pembelajaran khususnya bagi program study penjaskes.

3. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak sampel yang lebih besar dan variabel yang lebih luas, agar diperoleh gambaran secara komperhensif dan mendalam tentang keterampilan handspring.


(59)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Instrumen Penelitian. Rineka. Jakarta.

... 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Bompa. (2004). Theory and Methodology of Training. Lowa: Kendal/Hunt Publishing.

Gery, M. I . 2013. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dan Otot Lengan Terhadap Teknik Dasar Tiger Sprong Pada Siswa Kelas IX B SMP N 1 Seputih Agung (Skripsi). Lampung: FKIP Penjaskes-Unila

Hadi, Sutrisno. 2011. Metodologi Research. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Harsono. 2009. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. CV

Tambak Kusuma. Solo.

Hidayat, Imam. 2013. Senam. Bandung: Diklat FPOK IKIP.

Irianto. 2002. Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Johnson and L. Barry.2010. Practical Measurements For Evaluation In Physical Education. Macmillan Publising Company. United States Of America. Mahendra, Agus. 2000. Senam. DEPDIKNAS. Direktorat Jendral Pendidikan

Dasar dan Menengah Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Margono, Agus. 2009. Senam. UNS Press. Surakarta.

Nassir, Muhammad. 2011. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia.Jakarta. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-prinsip

dan Penerapannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Pratikayo, Eri. 2010. Tes Pengukuran Dan Evaluasi Olahraga. Semarang. Widya Karya.


(60)

63

Pearce, Evelyin C. 2012. Anatomi & Fisiology Untuk Paramedis. Alih Bahasa Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT. Gramedia.

Raven. 2005. Advances in Legume Systematics. Part 1. Royal Botanic Gargens. Kew.

Riduwan. 2005. ProsedurPenelitian.PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sajoto, M. 2009. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen. Singarimbun, Masri. 2012. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta. Soedarminto. 2012. Kinesiologi. Jakarta : Depdikbud.

Soekarno, W. 2014. Teori dan Praktek Senam Dasar. Yogyakarta : Intan Pariwara.

Suharno, HP. 2010. Olahraga Atletik. Semarang: Diponegoro.

Sumantri, Riyanjaya. 2014 Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot Tungkai Panjang Tungkai, Dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Loncat Harimau Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Metro. (Skripsi). Lampung FKIP Penjaskesrek. Unila.

Surachmad, Winarno. (2011). PengantarPenelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik Tarsito : Bandung.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta. Wingered. 2004. The Human Body, Conceps of Anatomy and Physiology.


(1)

b. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Power Lengan (X2) Terhadap Kemampuan Handspring(Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X2 terhadap Yyaitu :

Ŷ = 12,605 + 0,748X2. Koefisien determinasi 0,748 maka dapat diketahui besarnya kontribusi kekuatan tungkai adalah sebesar30,3%. c. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Kekuatan Perut (X3)

Terhadap Kemampuan Handspring(Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X3terhadap Yyaitu :

Ŷ = 24,073 + 0,519X3. Koefisien determinasi 0,519 maka dapat diketahui besarnya kontribusi Panjang Tungkai adalah sebesar 21,0%. d. Regresi Linier Sederhana (Tunggal) Kekuatan Punggung (X4)

Terhadap Kemampuan Handspring(Y)

Persamaan regresi linier sederhana antara X4terhadap Yyaitu :

Ŷ = 17,284 + 0,654X4. Koefisien determinasi 0,654 maka dapat diketahui besarnya kontribusi Kelentukan adalah sebesar 26,5%.

3. Uji Hipotesis Hipotesis 1

Kekuatan lengan memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α(derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000<0,05 atau kekuatan lengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan handspring. Jadi H0 ditolak dan H1diterima. Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan tungkai terhadap kemampuan handspring.

Hipotesis 2

Kekuatan tungkai memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α(derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000<0,05


(2)

43

atau power lengan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan handspring. Jadi H0 ditolak dan H2diterima. Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan tungkai terhadap kemampuan handspring.

Hipotesis 3

Kekuatan perut memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α(derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000<0,05 atau kekuatan perut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampua handspring. Jadi H0 ditolak dan H3 diterima. Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan perut terhadap kemampuan handspring.

Hipotesis 4

Kekuatan punggung memiliki nilai signifikansi (Sig.) 0,000 pada tabel Coefficientsa dengan nilai α(derajat signifkansi) 0,05 artinya 0,000<0,05 atau kekuatan punggung memberikan kontribusi yang signifikan terhadap kemampuan handspring. Jadi H0 ditolak dan H4 diterima. Ada kontribusi yang signifikan antara kelentukan terhadap kemampuan handspring.


(3)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data, mengenai kekuatan tungkai, power lengan, kekuatan perut, dan kelentukan terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa: 1. Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan tungkai terhadap

kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

2. Ada kontribusi yang signifikan antara power lengan terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskes angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

3. Ada kontribusi yang signifikan antara kekuatan perut terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskesrek angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.

4. Ada kontribusi yang signifikan antara kelentukan terhadap kemampuan handspring pada mahasiswa penjaskesrek angkatan 2013 FKIP Universitas Lampung.


(4)

61

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, terdapat beberapa saran yang ingin peneliti sampaikan, adapun saran yang diberikan peneliti adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan hasil belajar/ prestasi keterampilan handspring maka perlu diperhatikan kekuatan tungkai, powerlengan, kekuatan perut, dan kelentukan seorang mahasiswa/ atlet.

2. Dalam materi senam lantai khususnya handspring maka perlu sarana penunjang yang memadai, maka diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung dalam pengadaan sarana penunjang pembelajaran khususnya bagi program study penjaskes.

3. Pentingnya penelitian lebih lanjut dengan memperbanyak sampel yang lebih besar dan variabel yang lebih luas, agar diperoleh gambaran secara komperhensif dan mendalam tentang keterampilan handspring.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Instrumen Penelitian. Rineka. Jakarta.

... 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi. Yogyakarta: Rineka Cipta.

Bompa. (2004). Theory and Methodology of Training. Lowa: Kendal/Hunt Publishing.

Gery, M. I . 2013. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dan Otot Lengan Terhadap Teknik Dasar Tiger Sprong Pada Siswa Kelas IX B SMP N 1 Seputih Agung (Skripsi). Lampung: FKIP Penjaskes-Unila

Hadi, Sutrisno. 2011. Metodologi Research. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta. Harsono. 2009. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching. CV

Tambak Kusuma. Solo.

Hidayat, Imam. 2013. Senam. Bandung: Diklat FPOK IKIP.

Irianto. 2002. Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

Ismaryati. 2008. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: UNS Press.

Johnson and L. Barry.2010. Practical Measurements For Evaluation In Physical Education. Macmillan Publising Company. United States Of America. Mahendra, Agus. 2000. Senam. DEPDIKNAS. Direktorat Jendral Pendidikan

Dasar dan Menengah Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III. Margono, Agus. 2009. Senam. UNS Press. Surakarta.

Nassir, Muhammad. 2011. Metodologi Penelitian. Ghalia Indonesia.Jakarta. Nurhasan. 2001. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Prinsip-prinsip

dan Penerapannya. Jakarta: Direktorat Jenderal Olahraga.

Pratikayo, Eri. 2010. Tes Pengukuran Dan Evaluasi Olahraga. Semarang. Widya Karya.


(6)

63

Pearce, Evelyin C. 2012. Anatomi & Fisiology Untuk Paramedis. Alih Bahasa Sri Yuliani Handoyo. Jakarta: PT. Gramedia.

Raven. 2005. Advances in Legume Systematics. Part 1. Royal Botanic Gargens. Kew.

Riduwan. 2005. ProsedurPenelitian.PT Rineka Cipta. Jakarta.

Sajoto, M. 2009. Pembinaan Kondisi Fisik Olahraga. Jakarta: Depdikbud Dirjen. Singarimbun, Masri. 2012. Prosedur Penelitian. PT Rineka Cipta. Jakarta. Soedarminto. 2012. Kinesiologi. Jakarta : Depdikbud.

Soekarno, W. 2014. Teori dan Praktek Senam Dasar. Yogyakarta : Intan Pariwara.

Suharno, HP. 2010. Olahraga Atletik. Semarang: Diponegoro.

Sumantri, Riyanjaya. 2014 Kontribusi Kekuatan Otot Lengan, Panjang Lengan, Power Otot Tungkai Panjang Tungkai, Dan Kelentukan Terhadap Keterampilan Gerak Dasar Loncat Harimau Pada Siswa Kelas VIII SMP N 1 Metro. (Skripsi). Lampung FKIP Penjaskesrek. Unila.

Surachmad, Winarno. (2011). PengantarPenelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik Tarsito : Bandung.

Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC.

Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Bumi Aksara. Jakarta. Wingered. 2004. The Human Body, Conceps of Anatomy and Physiology.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI KELENTUKAN, KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, PANJANG LENGAN DAN PANJANG TUNGKAI TERHADAP HASIL BELAJAR KAYANG PADA SISWA KELAS VII SMP AL AZHAR 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

3 21 50

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PUNGGUNG DAN KEKUATAN TUNGKAI DENGAN KEMAMPUAN ROLL KIP PADA SISWA KELAS X SMA PERSADA BANDAR LAMPUNG

0 50 68

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, PANJANG LENGAN, POWER TUNGKAI, PANJANG TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR LONCAT HARIMAU PADA SISWA KELAS VIII SMP N 1 METRO

2 54 70

KONTRIBUSI KEKUATAN LENGAN, KEKUATAN TUNGKAI, KEKUATAN PERUT, DAN KEKUATAN PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN HANDSTAND PADA SISWA KELAS XI SMA N 1 BANDAR SRIBHAWONO

3 34 83

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, POWER TUNGKAI, KELENTUKAN TUNGKAI, DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT KANGKANG PADA SISWA SISWI KELAS VIII SMPN 3 NATAR LAMPUNG SELATAN

2 24 65

KONTRIBUSI POWER OTOT TUNGKAI, KEKUATAN OTOT PERUT DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENYUNDUL BOLA PADA SISWA SEKOLAH SEPAKBOLA RIVER NATAR

0 13 59

KONTRIBUSI KEKUATAN OTOT LENGAN, KEKUATAN OTOT TUNGKAI, DAN KELENTUKAN TERHADAP KEMAMPUAN BANTINGAN PINGGUL PADA ATLET GULAT PPLP LAMPUNG TAHUN 2014

4 27 65

KONTRIBUSI DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI, POWER LENGAN, DAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KECEPATAN RENANG GAYA BEBAS PADA MAHASISWA PENJASKESREK UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2015

0 8 44

(ABSTRAK) KORELASI PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU.

0 2 2

KORELASI PANJANG LENGAN, KEKUATAN OTOT LENGAN, OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN OTOT PUNGGUNG TERHADAP KEMAMPUAN TOLAK PELURU.

2 23 81