4. Pengumpanan Contoh Uji
Pengumpanan dilakukan dalam botol uji yang telah ditumbuhi oleh jamur. Botol uji yang telah berisi PDA dengan tebal 1-2 cm, disterilkan dengan autoklaf
pada suhu 121
o
C selama 15 menit dengan tekanan 15 psi. Selanjutnya botol tersebut dikeluarkan dari autoklaf dan didiamkan sampai media di dalam botol
padat. Kemudian isolat dari biakan murni jamur dimasukkan ke dalam botol, proses ini dilakukan di dalam laminar air flow.
Contoh uji dapat dimasukkan ke dalam botol setelah seluruh permukaan media ditumbuhi oleh jamur. Setiap botol diisi dengan tujuh buah contoh uji
sesuai dengan jumlah ulangannya. Sebelum diumpankan contoh uji tersebut disterilkan terlebih dahulu dengan oven. Pengumpanan dilakukan selama 8
pekan. 5.
Perhitungan Kadar Air dan Penurunan Bobot
Kadar air dihitung pada saat contoh uji belum diawetkan dan setelah proses pengumpanan. Perhitungan kadar air tersebut dilakukan dengan cara
gravimetri, yaitu: KA = BKU – BKT x 100
BKT Dimana:
KA = kadar air
BKU = bobot kering udara gram BKT = bobot kering tanur gram
Setelah pengumpanan selesai, contoh uji dikeluarkan dari botol kaca dan dibersihkan dari jamur-jamur yang menempel disekelilingnya, kemudian
ditimbang bobot basahnya serta dikeringkan dengan oven untuk mengetahui bobot kering tanurnya.
Besarnya serangan jamur dapat dihitung dengan persentase penurunan bobot, yaitu:
PB = W
1
– W
2
x 100 W
1
Dimana: PB
= persentase penurunan bobot W
1
= bobot kering sebelum diumpankan gram W
2
= bobot kering setelah diumpankan gram
6. Pengumpulan Data
Data yang harus dikumpulkan dalam penelitian ini adalah bobot basah dan kering tanur awal contoh uji, bobot basah dan kering tanur contoh uji setelah
diawetkan, bobot basah dan kering tanur contoh uji setelah diumpankan pada jamur, yang berguna untuk mengetahui retensi bahan pengawet, persentase
penurunan bobot, serta peningkatan kadar air pada contoh uji.
7. Pengolahan Data
Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Faktorial. Faktor yang diujikan terdiri dari jenis jamur, bahan pengawet, dan
waktu rendaman pada proses pengawetan. Jenis jamur terdiri dari dua taraf yaitu, D. concentrica dan S. commune. Faktor pengawet terdiri atas tiga taraf yaitu,
ekstrak tuba, belerang, dan kapur. Waktu rendaman terdiri atas empat taraf yaitu, selama 0 hari kontrol, 2 hari, 8 hari, dan 4 hari. Analisis ragam dilakukan untuk
mengetahui pengaruh dari setiap faktor yang diujikan, sedangkan beda nilai tengah antar perlakuan dapat diketahui dengan uji Duncan. Pengolahan data
dibantu dengan menggunakan software SPSS 11.0. Model rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Y
ijk
= μ + α
i
+ β
j
+ γ
k
+ αβ
ij
+ βγ
jk
+ αβγ
ijk
+ ε
ijk
Dimana, Y
ijk
: nilai pengamatan pada taraf ke-i faktor A jenis jamur, taraf ke-j faktor B jenis pengawet, dan taraf ke-k faktor C waktu rendaman.
μ : rata-rata umum
α
i
: penyimpangan hasil dari nilai μ yang disebabkan oleh pengaruh
perlakuan faktor A taraf ke-i. β
j
: penyimpangan hasil dari nilai μ yang disebabkan oleh pengaruh
perlakuan faktor B taraf ke-j. γ
k
: penyimpangan hasil dari nilai μ yang disebabkan oleh pengaruh
perlakuan faktor C taraf ke-k. αβ
ij
: penyimpangan hasil dari nilai μ yang disebabkan oleh pengaruh
interaksi faktor A taraf ke-i dan faktor B taraf ke-j.
βγ
jk :
penyimpangan hasil dari nilai μ yang disebabkan oleh pengaruh
interaksi faktor B taraf ke-jdan faktor C taraf ke-k. αβγ
ijk :
penyimpangan hasil dari nilai μ yang disebabkan oleh pengaruh
interaksi faktor A taraf ke-i, faktor B taraf ke-j, dan faktor C taraf ke-k ε
ijk :
pengaruh acak yang masuk ke dalam percobaan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A.