Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Penelitian Terdahulu

Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan oleh peneliti dapat terlihat masalah di Lopian Kafe Kopi diantaranya lambatnya pelayanan dalam menciptakan pemikiran kreatif untuk membuat cara pengantaran makanan yang menggunakan system antar, oleh karena itu peneliti tertarik untuk membuat penelitian dengan judul, “Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Minat Beli Konsumen Lopian Kafe Kopi”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu : “Apakah kreativitas dan inovasi memiliki pengaruh positif terhadap minat beli konsumen Lopian Kafe Kopi ”

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan maka tujuan dari penelitian ini adalah Untuk menganalisis pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap minat beli konsumen Lopian Kafe Kopi

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, diantaranya : 1. Bagi Wirausaha Lopian Kafe Kopi Hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan dan tambahan informasi bagi para wirausahawan yang menjalankan usahanya untuk mengetahui seberapa besar minat beli konsumen Lopian kafe kopi melalui kreativitas dan inovasi. Universitas Sumatera Utara 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan sebagai acuan untuk dapat mengetahui pengaruh kreativitas dan inovasi terhadap minat beli konsumen Lopian Kafe Kopi serta menjadi motivasi untuk mengembangkan usaha baru. 3. Bagi Peneliti Lainnya Dapat digunakan sebagai informasi yang berguna terhadap dunia ilmu pendidikan khususnya pengetahuan di bidang kewirausahaan. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Kreativitas Dalam dunia global dewasa ini yang penuh persaingan dan yang berkembang dengan cepat, kreativitas bukan saja merupakan sumber penting guna menciptakan sebuah keunggulan kompetitif tetapi kreativitas juga merupakan sumber keharusan untuk ketahanan usaha. Masalah yang sekarang dihadapi oleh manusia adalah banyaknya organisasi atau perusahaan yang tidak pernah menjadi kreatif. Banyak usaha yang tidak mampu menciptakan suatu lingkungan untuk mengembangkan kreativitas karyawan.

2.1.1.1 Pengertian Kreativitas

Kreativitas menurut Alma 2008:69 adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru atau melihat hubungan di antara unsur, data variabel yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas juga didefenisikan sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan menghasilkan ide baru dengan mengkombinasi, mengubah atau menerapkan ide yang sudah ada dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide kreatif yang kemudian diproses melalui beberapa tanggapan sehingga menghasilkan produk atau jasa atau model bisnis disebut inovasi Zimmerer 2008:57 Karakteristik orang yang kreatif adalah mempunyai rasa ingin tahu yang dimanfaatkan semaksimal mungkin, mau bekerja keras, berani, kemampuan intelektual dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri, dinamis, penuh Universitas Sumatera Utara inovasigagasan dan daya cipta, bersedia menerima informasi, menghubungkan ide dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai sumber yang berbeda, cendrung menampilkan berbagai alternatif terhadap subyek tertentu. Berpikir kreatif memiliki banyak manfaat bagi seseorang dalam berwirausaha. Menurut Hendro 2011:105 kegunaan pola pikir kreatif adalah: Menemukan gagasan, ide, peluang dan inspirasi baru, mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran yang cemerlang untuk langkah selanjutnya, menemukan solusi inovatif, menemukan suatu kejadian yang belum pernah dialami atau yang pernah ada hingga menjadi sebuah penemuan baru, menemukan teknologi baru, mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan atau keunggulan. 2.1.2 Inovasi 2.1.2.1 Pengertian Inovasi Menurut Suryana 2008:32 dan Carol Kinsey Goman yang dikutip dari Alma 2009:68, inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas sumber daya yang dimiliki. I novasi sebagai “proses” atau “hasil” pengembangan atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk barangjasa yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan, dan inovasi dapat bersifat baru bagi perusahaan, bagi pasar, negara atau daerah, bahkan bagi dunia. Universitas Sumatera Utara Inovasi menurut Kiniciki dan Williams dalam harilhazlan.com berinovasi adalah pemacu untuk kejayaan, 2010 : 1. Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru yang lebih baik. 2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan berpuas hati dengan apa yang ada complacent. 3. Terutama sekali apabila pesaing akan menghasilkan ide yang kreatif. Inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang saham, maupun masyarakat luas. Definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan implementasi sesuatu yang baru. Ruang lingkup inovasi organisasi, bergerak mulai dari pengembangan dan implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada teori, praktek, produk, atau skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan desain saja. Oleh karenanya, penelitian inovasi dalam orgaisasi dapat dilakukan dalam 3 level, yaitu inovasi level individu, kelompok dan organisasi. De jong Den Hartog, dalam ilearning.com inovasi, kreativitas dan perilaku inovatif yang ditulis oleh Jessica Magdalena 2012. Menurut De jong Den Hartog ilearning.com inovasi, kreativitas dan perilaku inovatif yang ditulis oleh Jessica Magdalena 2012 menguraikan bahwa inovasi terlihat pada sektor kerja berikut ini : 1. Knowledge-intensive service KIS Yakni usahanya meliputi pengembangan ekonomi sebagai contoh konsultan akutansi, administrasi, RD service, teknik, komputer dan manajemen. Sumber utama inovasi dari kemampuan Universitas Sumatera Utara mereka untuk memberikan hasil desain yang sesuai untuk pengguna layanan mereka. Inovasi mereka hadirkan setiap kali dan tidak terstruktur. 2. Supplier-dominated services meliputi perdagangan retail, batik, pelayanan pribadi, hotel, dan restoran. Macam inovasi berdasarkan fungsi ada dua, yaitu inovasi teknologi dapat berupa produk, pelayanan, atau proses produksi dan inovasi administrasi dapat bersifat organisasional, struktural, dan inovasi sosial.

2.1.2.2 Proses Inovasi

Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan dengan sepenuh hati. Proses ini dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan yang menjadi objek. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan dilihat dari inovatorharus melihat, bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi. Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi harapan dan nilai kebutuhan.

2.1.2.3 Strategi Inovasi

Inovasi adalah aktivitas konseptualisasi serta ide menyelesaikan masalah dengan membawa nilai ekonomis bagi perusahaan dan nilai sosial bagi masyarakat. Inovasi adalah suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi nilai tambah. Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan konsumen, karyawan, lingkungan dan masyarakat. Penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau Universitas Sumatera Utara perusahaan, artinya bisa terjadi dalam perusahaan ada individu atau kelompok yang sangat briliant dan inovatif. Dan ideal adalah perusahaan menjadi tempat terlembagakan bagi orang-orang yang terkumpul untuk mengeksploitasi ide baru Myers dan Marquis, dalam Soleh, Strategi Inovasi dan Dampaknya Terhadap Kinerja Perusahaan, Tesis UNDIP 2008:17. Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan produk yang inovatif menurut Kotler 2008:156 yaitu dengan: 1. Mengembangkan atribut produk baru a. Adaptasi gagasan lain atau pengembangan produk b. Modifikasi mengubah warna, gerakan, suara, bau, bentuk dan rupa. c. Memperbesar lebih kuat, lebih panjang, lebih luas. d. Memperkecil Lebih ramping, lebih ringan, lebih kecil. e. Subtitusi bahan lain, sumber tenaga, proses. f. Penataan kembali pola lain, tata letak, komponen. g. Membalik luar menjadi dalam. h. Kombinasi mencampur, meramu, asortasi, rakitan, unit gabungan, kegunaan, daya pikat, dan gagasan. 2. Mengembangkan beragam tingkat mutu. 3. Mengembangkan model dan ukuran produk. 2.1.3 Minat Beli Konsumen 2.1.3.1 Pengertian Minat Beli Konsumen Minat beli diperoleh dari proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat yang muncul ketika melakukan pembelian yang Universitas Sumatera Utara menciptakan suatu motivasi terus menerus, dalam proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian. Bila pembelian aktual adalah pembelian yang dilakukan oleh konsumen, maka minat pembelian adalah niat untuk melakukan pembelian pada kesempatan mendatang. Meskipun merupakan pembelian yang belum tentu akan dilakukan pada masa mendatang namun pengukuran terhadap minat pembelian umumnya dilakukan guna memaksimalkan prediksi terhadap pembelian aktual itu sendiri. Menurut Howard dalam Durianto dan Liana 2004:44 minat beli konsumen merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Minat beli juga dapat dikatakan pernyataan mental dari konsumen yang merefleksikan rencana pembelian sejumlah produk dengan merek tertentu. Menurut Kotler dan Keller 2003:181 minat beli konsumen adalah sebuah perilaku konsumen dimana konsumen mempunyai keinginan dalam membeli atau memilih suatu produk, berdasarkan pengalaman dalam memilih, menggunakan dan mengkonsumsi atau bahkan menginginkan suatu produk. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa minat beli adalah suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi konsumen untuk mendapatkan informasi secara lebih lengkap tentang produk tertentu lewat kunjungan ke outlet produk. Universitas Sumatera Utara

2.1.3.2 Keputusan Pembelian

Prasetijo dan Ihalauw 2005:226 menyatakan bahwa keputusan pembelian adalah keputusan dalam memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan. Hal ini berarti sebelum menjadi keputusan pembelian, konsumen dihadapkan pada beberapa alternatif pilihan produk atau jasa. Proses pengambilan keputusan dapat mempengaruhi hasil keputusan pembelian. Menurut Kotler dan Armstrong 2008:207 keputusan pembelian yaitu proses yang menggambarkan tahapan yang di alami oleh konsumen dalam memutuskan akan membeli atau tidak. Keputusan konsumen untuk memodifikasi, menunda atau mengindari keputusan pembelian sangat dipengaruhi oleh resiko yang terpikirkan. Besarnya resiko yang dipikirkan berbeda menurut besarnya uang yang dipertaruhkan, besarnya ketidakpstian atribut, dan besarnya kepercayaan diri konsumen. Para konsumen mengembangkan rutinitas tertentu untuk mengurangi resiko, seperti menghindari keputusan, pengambilan informasi dari teman-teman, dan preferensi atas nama merek dalam negeri serta garansi. Para pemasar harus memahami faktor yang menimbulkan perasaan dalam diri konsumen akan adanya resiko dan memberikan informasi serta dukungan untuk mengurangi resiko yang dipikirkan itu Kotler, 2005:227. Menurut Kotler 2004:204. Ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian. Berikut adalah gambar model proses pembelian lima tahap tersebut : Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Model Proses Pembelian Lima Tahap Sumber : Kotler 2004:204 Model ini mempunyai anggapan bahwa para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap diatas tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai. 1. Pengenalan Masalah Peruses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari suatu perbedaan antara keadaan yang sebenernya dann keadaan yang diinginkannya. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan berdasarkan pengalaman yang sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui akan memuaskan dorongan itu. 2. Pencarian Informasi Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang Pengenalan kebutuhan Pencarian informasi Evaluasi alternatif Keputusan pembelian Perilaku setelah pembelian Universitas Sumatera Utara tersebut mencari informasi tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal. 3. Evaluasi Alternatif Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai produk merek dan keputusan intuk membelli. 4. Keputusan Pembelian Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunya cara sendiri dalam menangani informasi yang diperoleh dengan membatasi alternatif-alternatif yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan mana yang akan dibeli. 5. Perilaku Setelah Pembelian Apabila barang yang akan dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap negatif, bahkan mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk membeli terhadap merek Universitas Sumatera Utara barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat. Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-orang yang baru saja membeli produknya.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini: Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti Judul Variabel Penelitian Hasil Penelitian 1 Lestari 2008 Pengaruh Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas terhadap Keberhasilan Usaha sentra Industri rajutan Binong Jati Bandung. Variabel Independen: Jiwa Kewirausahaan, Kreativitas. Variabel Dependen: Keberhasilan Usaha. Jiwa Kewirausahaan dan Kreativitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keberhasilan usaha di Binong Jati Bandung 2 Suratmi 2010 Pengaruh Kreativitas dan Inovasi Terhadap Kinerja karyawan Usaha Pengraji Rotan di lingkungan Gatot Subroto Medan Variabel Independen: Kreativitas, Inovasi Variabel Dependen: Kinerja karyawan Kreativitas dan Inovasi berpengaruh positif terhadap Kinerja karyawan di jalan Gatot Subroto Medan. Universitas Sumatera Utara 3 Yuriko 2009 Pengaruh Strategi Inovasi Terhadap Minat beli Konsumen pada usaha Ritel Studi Kasus pada Disto Kontjo Brothers Medan Variabel Independen: Strategi Inovasi Variabel Dependen: Minat Beli Konsumen Hasil penelitian secara keseluruhan untuk variabel strategi inovasi mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap minat beli usaha Ritel Studi Kasus pada Disto Kontjo Brothers Medan. Variabel strategi inovasi yang paling dominan berpengaruh adalah strategi inovasi produk 4 Okpara 2011 The Value Of Creativity and Innovation in Entrepreneu rship The Value Of Creativity and Innovation in Entrepreneurship. The results show that there is a positive relationship Creativity and Innovation. 5 Deden A.Wahab Sya’roni dan Janivita J. Sudirman 2012 Kreativitas dan Inovasi Penentuan Kompetensi Pelaku Usaha kecil Variabel Independen: kreativitas dan Inovasi Variabel Dependen: kompetensi pelaku usaha kecil Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa indikator yang mengkontribusi kreativitas diantaranya nilai intelektual dan artistik, minat, peduli pada pencapaian pekerjaan dalam mencapai keunggulan tersendiri, ketekunan, pemikiran mandiri, dan toleransi terhadap keraguan. Indikator - indikator yang mengkontribusi inovasi yang tepat diantaranya dilakuakn dengan mengkreasikan produk baru, mengkreasikan proses, pengembangan produk baru, perbaikan proses serta penambahan sentuhan kreatif dengan duplikasi dan pemaduan faktor produksi serta metode baru Universitas Sumatera Utara Sumber : Lestari 2008, Suratmi 2010, Yuriko 2009, Okpara 2011, Deden A.Wahab Sya’roni dan Janivita J. Sudirman 2012

2.3 Kerangka Konseptual