26
3. Pengevaluasian diri sendiri Karyawan yang mengevaluasi kinerjanya sendiri self evaluation cenderung
mengurangi sifat membela diri yang dilakukan karyawan saat proses penilaian, dan mereka membuat wahana yang baik untuk merangsang diskusi
kinerja antara karyawan dengan atasan mereka. 4. Bawahan Langsung
Penilaian kinerja dilakukan oleh bawahan langsung seorang karyawan. Evaluasi ini dapat memberikan informasi yang akurat dan rinci tentang
perilaku seorang manajer karena si penilai secara khusus memiliki hubungan baik dengan manajer. Masalah yang muncul dengan bentuk penilaian ini
adalah kekhawatiran akan tindakan balasan dari pimpinan yang dinilai tidak baik. Oleh karena itu kerahasiaan responden sangatlah penting jika evaluasi
ini ingin dilaksanakan dengan akurat.
2.4 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang berhubungan dengan motivasi kerja, budaya organisasi dan kinerja telah banyak dilakukan, dengan demikian penelitian tersebut memiliki
variasi yang berbeda, lokasi obyek penelitian berbeda dan tahun yang berbeda. Beberapa penelitian terdahulu yang berhungan dengan motivasi kerja, budaya
organisasi dan kinerja diantaranya :
27
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No.
Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Metode Penelitian
Hasil Penelitian
1. Dewi
Ma’rifah 2006
Pengaruh Motivasi Kerja dan Budaya
Organisasi Terhadap
Kinerja Pekerja Sosial Pada
Unit Pelaksana
Teknis Dinas
Sosial Provinsi
Jawa Timur. Variabel
Dependen : Motivasi
Kerja
dan Budaya
Organisasi. Variabel
Independen: Kinerja.
Teknik Analisis
Data :
Analisis Regresi
Linier Berganda.
1.Motivasi kerja
berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan.
2.Budaya organisasi
berpengaruh positif terhadap
kinerja karyawan
2. Edhi
Prasetyo dan
Wayuddin 2003
Pengaruh Motivasi dan
Kepuasan Kerja
terhadap Produktivitas Kerja
Karyawan Riyadi
Palace Hotel
di Surakarta.
Variabel Dependen:
Motivasi dan Kepuasan
Kerja. Variabel
Independen: Produktivitas
Kerja. Teknik
Analisis Data:
Analisis Regresi
Berganda 1.Motivasi
berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja.
2.Kepuasan kerja
berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja.
3. Tony
Listianto dan
Bambang Setiaji
2007 Pengaruh Motivasi,
Kepuasan dan
Disiplin Kerja
terhadap Kinerja
Karyawan Studi
Kasus di
Lingkungan Pegawai
Kantor PDAM Surakarta.
Variabel Dependen :
Motivasi, Kepuasan
dan Disiplin Kerja.
Variabel Independen :
Kinerja. Teknik
Analisis Data:
Analisis Regresi
berganda 1.Motivasi
berpengaruh positif terhadap
kinerja. 2.Kepuasan
berpengaruh positif terhadap
kinerja. 3.Disiplin kerja
berpengaruh positif terhadap
kinerja.
28
2.5 Kerangka Berfikir
Motivasi kerja merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan, sebab dengan adanya motivasi kerja dapat menciptakan semangat kerja sehingga
dapat meningkatkan kinerja karyawan. Begitu pula halnya budaya organisasi di dalam sebuah perusahaan dapat menjadi sebuah pegangan bagi karyawan dalam
menjalankan kewajiban dan nilai-nilai dalam berperilaku. Kinerja yang baik dapat tercipta dengan adanya motivasi yang tinggi dan
budaya organisasi yang baik di dalam sebuah perusahaan. Karyawan yang termotivasi akan melakukan pekerjaan yang lebih baik daripada yang tidak.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi karyawan berbeda satu dengan yang lainnya dalam hal pemenuhan kebutuhan setiap individu karyawan. Hal ini
berbeda karena setiap karyawan memiliki kebutuhan yang berbeda pula. Memenuhi kebutuhan karyawan dalam pemberian motivasi adalah hal yang harus
sangat diperhatikan oleh perusahaan. Apabila kebutuhan karyawan tidak terpenuhi, maka karyawan tersebut akan menunjukkan perilaku kecewa, sehingga
dapat menurunkan tingkat kinerja karyawan tersebut. Sebaliknya, apabila kebutuhannya terpenuhi maka karyawan tersebut akan memperlihatkan perilaku
kegembiraan dalam bekerja sebagai wujud rasa puas. Dalam pemberian motivasi seluruh perusahaan mempunyai kesamaan tujuan untuk merangsang dan
mendorong individu agar bekerja lebih giat, efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan perusahaan .
Budaya organisasi merupakan sekumpulan asumsi, persepsi dan keyakinan dari para anggota organisasi atau karyawan yang mempengaruhi perilaku para
29
anggota organisasi atau karyawan pada sebuah organisasi atau perusahaan. Kuat lemahnya budaya organisasi pada sebuah perusahaan yaitu bagaimana karyawan
memandang budaya organisasi tersebut sehingga akan berpengaruh terhadap perilaku karyawan dalam sebuah perusahaan.
Untuk mengetahui apakah sebuah perusahaan telah memenuhi kebutuhan dalam pemberian motivasi kerja kepada karyawannya, pemenuhan kebutuhan
karyawan tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator diantaranya kebutuhan fisik, kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan
penghargaan dan aktualisasi diri A. Maslow dalam Hasibuan, 2007:105. Untuk mengetahui apakah sebuah perusahaan telah menerapkan budaya yang baik dapat
diterapkan dalam beberapa indikator diantaranya inovasi dan keberanian mengambil risiko, perhatian terhadap detail, orientasi hasil, orientasi orang,
orientasi tim, keagresifan dan stabilitas Robbins, 2008:256. Sedangkan untuk variabel kinerja dalam penelitian ini diukur menggunakan beberapa indikator
diantaranya kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, supervisi, kehadiran dan konservasi Dessler 1992:34 dalam Rismawati, 2008:129.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat digambarkan sebuah kerangka berfikir. Kerangka berpikir pada penelitian ini menggambarkan hubungan variabel bebas
dalam hal ini motivasi kerja dan budaya organisasi secara parsial terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan.
30
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Motivasi Kerja X
1
Indikator : 1. Kebutuhan Fisik
2. Kebutuhan Keamanan
dan Keselamatan 3. Kebutuhan Sosial
4. Kebutuhan akan Penghargaan
5. Aktualisasi Diri A. Maslow dalam
Hasibuan 2007:105
Budaya Organisasi X
2
Indikator : 1. Inovasi dan keberanian
mengambil resiko 2. Perhatian terhadap
detail 3. Orientasi hasil
4. Orientasi orang 5. Orientasi tim
6. Keagresifan 7. Stabilitas
Robbins 2008:256
Kinerja Y
Indikator : 1. Kualitas pekerjaan
2. Kuantitas pekerjaan 3. Supervisi
4. Kehadiran 5. Konservasi
Dessler 1992:32 dalam Rismawati
2008:129
31
2.6 Hipotesis Penelitian