Metode penelitian 2 THE GROWTH OF OIL PALM SEEDLINGS (Elaeis guineensis Jacq.) WITH THE APPLICATION OF DIFFERENT ARBUSCULAR MYCORRYZA FUNGI AND VARIOUS PHOSPHATE AND ORGANIC MATTER DOSAGES PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DENGAN AP

pemberian label sesuai dengan perlakuan, polibag-polibag tersebut disusun di dalam rumah kaca sesuai dengan tata letak percobaan Gambar 3. 4. Pemupukan Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk NPK. Pemupukan pada penelitian ini diterapkan sesuai perlakuan dengan mengikuti standar dosis pemupukan bibit kelapa sawit yang terlihat pada Tabel 1 halaman 43, sedangkan untuk pelaksanaan pemupukan pada penelitian ini seperti terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jadwal Pemupukan Penelitian 2. Umur Bibit Kelapa Sawit Minggu Jenis dan dosis pupuk gbibit Urea NPK 15:15:7 NPK 15:7:8 Pembibitan awal 1-3 2 gl air100 bibit - Pembibitan Utama 5 - 2,5 - 14 pemupukan ke-1 - 2,5 16 pemupukan ke-2 - 5 18 pemupukan ke-3 - 7,5 22 pemupukan ke-4 - 10 26 pemupukan ke-5 - 10 28 pemupukan ke-6 - 10 30 pemupukan ke-7 - 10 32 pemupukan ke-8 - 10 33 Pengamatan 5. Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan penyiraman setiap hari. Pengendalian penyakit dilakukan secara manual dengan membersihkan jamur yang ada di media tanam. 6. Akhir Penelitian Penelitian diakhiri setelah bibit berumur 6 bulan setelah tanam. Peubah yang diamati di akhir penelitian sama dengan penelitian 1,seperti tertera pada halaman 45-47. V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Penelitian 1

1. Semua jenis FMA yang diaplikasikan menghasilkan pertumbuhan bibit sawit yang sama, akan tetapi lebih baik dibandingkan kontrol yang didukung oleh data tinggi tanaman, jumlah daun membuka sempurna, bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar primer, bobot kering akar primer, bobot basah akar sekunder, bobot kering akar sekunder, total bobot kering akar, total bobot kering tanaman, volume akar, dan infeksi akar. 2. Dosis fosfat 33 yang diaplikasikan menghasilkan pertumbuhan bibit sawit tertinggi yang didukung oleh data bobot segar tajuk, bobot kering tajuk, bobot basah akar sekunder, total bobot kering tanaman, dan rasio tajukakar. 3. Respons bibit kelapa sawit terhadap pemberian jenis FMA tidak ditentukan oleh dosis fosfat yang digunakan. 4. Tidak terdapat kombinasi perlakuan terbaik antara FMA dan dosis fosfat untuk pertumbuhan bibit kelapa sawit.

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Respon Morfologi dan Fisiologi Pada Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Aplikasi Pupuk Magnesium Dan Nitrogen

3 97 84

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq) Terhadap Pupuk Cair Super Bionik Pada Berbagai Jenis Media Tanam di Pembibitan Utama

0 30 78

Indeks Keragaman Jenis Serangga pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elais guinensis Jacq.) di Kebun Rambutan

1 58 50

Ketahanan Papan Komposit Dari Limbah Batang Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dan Plastik Polipropilen (PP) Terhadap Fungi Pelapuk Kayu(Pycnophorus sanguinius FR dan Schizophyllum commune FR)

2 61 68

Kemampuan AntiFungi Bakteri Endofit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Terhadap Ganoderma boninenese Pat

5 53 66

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Perubahan Pola Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis, Jacq) Dengan Pemberian ZPT Atonik Pada Media Campuran Pasir Dengan Blotong Tebu Di Pre Nursery

4 33 67

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75