Landasan Filosofis DASAR DASAR BIMBINGAN KONSELING

pada Bab II. bahwa bimbingan dan konseling hanya memberikan kepada individu- individu yang pada dasarnya normal {tidak sakit jasmani maupun rohani dan bekerja dengan kasus-kasus yang terbebas dari masalah-masalah kriminal ataupun perdata.

12. Asas Tutwuri Handayani

Asas ini menunjuk pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. Lebih-lebih di lingkungan di sekolah, asas ini makin dirasakan keperluannya dan bahkan perlu dilengkapi dengan ing ngarso sung tuiodo, ing madya mangun karso. Asas ini menuntut agar pelayanan bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan pada waktu klien mengalami masaiah dan menghadap kepada konselor saja, namun di tuar hubungan proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya dan manfaatnya pelayanan bimbingan dan konseling itu.

A. Landasan Filosofis

Katafilosofi ataufilsufat berasal dari bahasa Yunani: philos berarti cinta, dan shopos berarti bijaksana. Jadi filosofis berarti kscinlaan lerhadap keEijaksanaan, Lebih luas, kamus Webster New Universal membcrikan pengertian bahwa filsafat merupakan ilmu yang mempelajari kckuatan yang didasari proses berfikir dan bertingkah laku, teori tentang prinsip-prinsip atau hukum-hukum dasar yang mengatur alam semesta sertamendasari semua pengetahuan dan kenyataan, termasuk ke dalamnya studi tentang estetika, etika, logika, metafisika, dan lain sebagainya. Dengan kata lain, filsafat merupakan pemikiran yang sedalam-dalamnya, seluas-luasnya, setinggi- tingginya, selengkap-lengkapnya, serta setuntas-tuntasnya tentang sesuatu. Tidak ada lagi pemikiran yang lebih dalam, lebih luas, lebih tinggi, lebih lengkap ataupun lebih tuntas daripada pemikiran filosofis. Pemikiran yang paling dalam, paling luas, paling tinggi, dan paling tuntas itu mengarah kepada pemahaman tentang hakikat sesuatu. Sesuatu yang dipikirkan itu dikupas, diteliti, dikaji dan direnungkan segala scginya melalui proses pemikiran yang selurus-lurusnya dan setajam-tajamnya sehingga diperoleh pemahaman menyeluruh tentang hakikat keberadaan dan keadaan sesuatu itu. Hasil pemikiran yang menyelumh itu selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk bertindak berkenaan dengan sesuatu yang dimaksudkan itu. Karena tindakan yang dilakukan itu didasarkan atas pemahaman yang sedalam-dalamnya, seluas-luasnya, setinggi-tingginya, selengkap-lengkapnya, serta setuntas-tuntasnya itu maka tindakan itu tidak gegabah atau bersifat acak yang tidak tentu ujung pangkalnya, melainkan merupakan tindakan yang terarah, terpilih, terkendali, teratur, dan dapat dipertanggungjawabkan. Tindakan seperti itu teguh dan penuh dengan kehatian-hatian. Lebih jauh, olehkarena pemahaman berdasarkan pemikiran filosofis itu mencakup juga segi- segi estetika, etika dan logika, maka tindakan yang berlandaskan pemahaman filosofis itu akan dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan etis, serta dapat memenuhi tuntutan estetika. Tindakan seperti itu tidak lain adalah tindakan bijaksana. Dalam kaitan itu, tidaklah meleset apabila dikatakan bahwa istilah filosofi atau filsafat itu mempunyai makna cinta bijaksana, karena orang-orang yang tindakannya didasarkan atas hasil pemikiran filsafat adalah orang-orang yang bijaksana. Pelayanan bimbingan dan konseling meliputi serangkaian kegiatan atau tindakan yang semuanya diharapkan merupakan tindakan yang bijaksana. Untuk itu diperlukan pemikiran filosofis tentang berbagai hal yang bersangkut- paut dalam pelayanan bimbingan dan konseiing. Pemikiran dan pemahaman filosofis menjadi alat yang bermanfaat bagi pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, dan bagi konselor pada khususnya, yaitu membantu konselor dalam memahami situasi konseling dan dalam membuat keputusan yang tepat. Di samping itu pemikiran dan pemahaman filosofis juga memungkinkan konselor menjadikan hidupnya sendiri lebih mantap, lebih fasilitatif, serta lebih efektif dalam penerapan upaya pemberian bantuannya Belkin, 1975. Di sini akan diuraikan beberapa pemikiran filosofis yang selalu terkait dalam pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu tentang hakikat manusia, tujuan dan tugas kehidupan.

B. Landasan Religius