Struktur Organisasi Pemerintah Desa Hutauruk Diagram 4.5 Karakteristik Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat

Universitas Sumatera Utara

4.2.3 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Hutauruk Diagram 4.5

Struktur Hirarki Pemerintahan Desa Hutauruk Sumber : Kantor Kepala Desa

4.2.4 Karakteristik Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat

Berdasarkan penelitian mengenai peran opinion leader dalam Masyarakat Hukum Adat di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara, peneliti melaksanakan penelitian berdasarkan teknik maupun metode penelitian yang telah dijelaskan pada bab II. Informan dalam penelitian ini adalah para opinion leader yang ada di Desa Hutauruk, Dusun I serta informan tambahan yaitu masyarakat Desa Hutauruk dan Pelaksana Tugas Kepala Desa Hutauruk. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi partisipan atau melakukan pengamatan langsung ke lapangan dan mengamati berbagai kegiatan yang dilakukan oleh opinion leader dan masyarakat Desa Hutauruk. Selain itu, untuk melengkapi informasi yang diperoleh peneliti melalui pengamatan langsung, peneliti juga melakukan wawancara secara mendalam kepada masing-masing informan yang telah ditentukan oleh peneliti sehingga diperoleh informasi yang Kepala Desa Kaur Pelayanan Umum Kaur Pembangunan Kaur Pemerintahan Bendahara Desa Sekretaris Desa Kepala Dusun I Kepala Dusun IV Kepala Dusun III Kepala Dusun II Universitas Sumatera Utara dibutuhkan peneliti secara mendalam dan akurat untuk menjawab tujuan dari penelitian ini. Peneliti melakukan pengamatan tahap awal pada tanggal 31 Januari 2015 dan orang yang pertama sekali peneliti temui adalah Bapak Ramli Hutauruk. Peneliti mendapatkan rekomendasi untuk bertanya kepada Bapak Ramli Hutauruk dari Opung B. Sianturi dimana tempat peneliti menumpang menginap. Setelah banyak bertanya kepada opung, maka peneliti diarahkan untuk menjumpai Bapak Ramli Hutauruk dan bertanya kepada beliau. Jam menunjukkan pukul 10.00 WIB dan dengan ditemani opung peneliti datang ke rumah makan yang dikelola oleh Bapak Ramli Hutauruk. Beliau merupakan mantan Kepala Desa Hutauruk yang saat ini menjalankan kegiatan sehari-harinya sebagai pengusaha rumah makan di Desa Hutauruk. Bapak Ramli Hutauruk merupakan seorang lelaki keturunan Batak Toba yang memiliki ciri-ciri fisik kepala persegi, rambut hitam pendek, kulit hitam manis, dan badan yang tidak terlalu tinggi. Peneliti langsung berbincang kepada beliau untuk memperoleh informasi tentang opinion leader di Desa Hutauruk sekaligus ingin meminta informasi dan struktur organisasi yang ada di Desa Hutauruk. Ketika peneliti menyampaikan maksud dan tujuan serta memberikan proposal penelitian kepada Bapak Ramli Hutauruk sebagai gambaran tentang apa yang hendak dilakukan peneliti di Desa Hutauruk, Bapak Ramli mempersilahkan kami untuk duduk di salah satu meja di rumah makan yang beliau kelola. Pertama kali beliau bercerita tentang rumah makan yang ia kelola beserta dengan istrinya selama ini. Lalu, beliau kembali ke topik yang ingin kami bahas, yaitu penelitian tentang opinion leader yang ada di Desa Hutauruk. Beliau langsung mengkritik judul penelitian ini karena kesalahan pada nama Desa Hutauruk dan langsung memperjelas penelitian ingin dilakukan di dusun berapa. Peneliti pun langsung bertanya tentang dusun apa saja yang ada di Desa Hutauruk tersebut dan beliau menjawab : “Di Desa Hutauruk ini ada empat 4 dusun. Ada dusun I, II, II, dan IV. Tidak ada batas yang jelas untuk dusun-dusun ini, saya pun susah untuk menjelaskan batas-batasnya karena tidak pernah ada batasan daerah dusun yang jelas. Hanya orang yang sudah lama tinggal disini yang tahu batas- batas antara dusun ini. Saya memang sudah lama tinggal disini, tetapi saya sibuk mengurus rumah makan ini, karena itu saya kurang memahami batas- Universitas Sumatera Utara batas dusun di Desa Hutauruk. Akan tetapi, saya sarankan kamu untuk melakukan penelitian di Dusun I saja karena itu merupakan pusat Desa Hutauruk.” Mendengar jawaban beliau tersebut, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian di Dusun I. Beliau juga mengatakan kalau dia mengetahui dimana letak Dusun I dan memberitahukan kepada peneliti dengan menunjukkan daerah yang tampak dari luar rumah makan tersebut sebagai Dusun I yang tidak jauh dari lokasi rumah makan beliau. Tidak hanya memperjelas di dusun mana peneliti harus melakukan penelitian, beliau juga mengkritik tentang pemilihan opinion leader yang akan diteliti di desa tersebut. Berikut kutipan komentar beliau: “Kalau di jaman sekarang, opinion leader sudah tidak banyak berperan dalam mengambil keputusan di desa ini. Masyarakat di desa ini cenderung susah untuk digerakkan, khususnya kaum muda di desa. Kaum muda di desa ini sudah tidak lagi hormat kepada yang tua-tua, tidak ada lagi rasa kebersamaaan, ditambah lagi majunya teknologi dan sudah masuknya media massa ke desa ini membuat pemimpin pendapat tadi cenderung tidak berfungsi atau tenggelam. Akan tetapi, menurut saya orang yang bisa kamu wawancari adalah Bapak Manimbul Hutauruk, Bapak St. Amser Hutauruk, dan Bapak Torang Huaturuk.” Setelah itu peneliti pun menanyakan tentang alamat dan lokasi dari Informan pertama yang akan peneliti temui yaitu Bapak Manimbul Hutauruk. Beliau tidak menjelaskan alamat yang jelas kepada penelti, tetapi dia menunjukkan dari luar rumah makannya letak rumah dari Bapak Manimbul Hutauruk. Dengan samar- samar peneliti langsung mengetahui dimana lokasi rumah Bapak Manimbul Hutauruk. Kemudian peneliti bertanya tentang alamat kantor camat Sipoholon, beliau kembali hanya menunjukkan dari luar rumah makan sambil berkata : “Itu yang ada palang kantor camat nampak dari sini, itu lah kantor camat” Setelah puas berbincang dengan Bapak Ramli Hutauruk, maka peneliti berpamitan kepada beliau. Dengan senyum beliau mempersilahkan peneliti pergi dan menyemangati peneliti. Setelah menginjakkan kaki keluar dari rumah makan tersebut, tujuan peneliti selanjutnya adalah Kantor Camat Sipoholon untuk mengurus ijin dan meminta surat keterangan bahwa peneliti sudah melakukan penelitian di Desa Hutauruk. Pertama kali peneliti masuk ke dalam kantor, seorang laki-laki paruh baya langsung menanyakan peneliti ingin bertemu dengan Universitas Sumatera Utara siapa. Dengan spontan peneliti mengatakan ingin bertemu dengan Kepala Desa Hutauruk. Akan tetapi, beliau menjelaskan bahwa di Desa Hutauruk belum mengadakan pemilihan Kepala Desa, karenanya semua tugas-tugas Kepala Desa dilaksanakan oleh Ibu Hotmauli Saragih, selaku Pelaksana Tugas. Peneliti pun langsung diantarkan oleh beliau memasuki ruangan Ibu Hotmauli Saragih. Setibanya di ruangan tersebut, peneliti melihat dua orang yang sedang bekerja di depan komputer, satu laki-laki yang masih muda dan satu lagi perempuan yang cukup tua. Peneliti langsung menemui perempuan yang nampak sudah berumur tersebut dan memperkenalkan diri sebagai Mahasiswa Universitas Sumatera Utara yang ingin melakukan penelitian di Desa Hutauruk. Beliau pun langsung meminta surat ijin dari kampus peneliti dan membacanya, lalu berkata : “Jadi, kamu mau ngapain jumpain saya?” Peneliti pun langsung mengutarkan niat bahwa peneliti ingin meminta ijin dan meminta surat keterangan bahwa peneliti telah melakukan penelitian di Desa Hutauruk. Lalu, beliau pun menjawab : “Kalau begitu, bekerjalah dulu, setelah selesai melakukan penelitian baru kamu datang kesini dan saya berikan surat keterangannya. Semoga sukses” Peneliti kemudian berpamitan kepada beliau dan mengucapkan terima kasih kepada beliau. Setelah keluar dari Kantor Camat Sipoholon, tujuan peneliti selanjutnya adalah mewawancarai Bapak Ramli Hutauruk. Peneliti sempat kebingungan mencari alamat rumah Bapak Manimbul, tetapi setelah bertanya kepada seorang Ibu yang hendak pergi ke sawah, maka peneliti sampai di rumah Bapak Manimbul Hutauruk. Sebuah rumah sederhana yang dipenuhi dengan banyak tanaman dan kayu-kayu di halaman depan rumah. Tidak lama kemudian tampak langsung oleh peneliti seorang laki-laki tua yang menggunakan topi sambil mengutak-atik sebuah sepeda. Peneliti pun langsung mengungkapkan keinginan untuk bertemu Bapak Manimbul Hutauruk kepada laki-laki tersebut, dan ternyata beliaau adalah Bapak Manimbul Hutauruk. Beliau mempersilahkan peneliti untuk duduk di kursi teras rumahnya. Peneliti pun langsung memperkenalkan diri dan menyampaikan maksud untuk mewawancarainya mengenai penelitian ini. Beliau pun tidak keberatan meluangkan waktunya untuk Universitas Sumatera Utara diwawancarai. Begitu peneliti akan memulai wawancara, datang seorang anak perempuan kecil yang ternyata adalah cucu dari Pak Manimbul. Bapak Manimbul tinggal bersamaa istri dan satu cucunya. Orang tua dari cucu beliau bekerja di Medan dan menitipkan anaknya kepada Bapak Manimbul. Sebelum memulai wawancara yang mendalam kepada Bapak Manimbul Hutauruk, peneliti bertanya tentang biodata Bapak Manimbul Hutauruk, berikut profil Bapak Manimbul Hutauruk : Nama : Manimbul Hutauruk Usia : 77 Tahun Pekerjaan : Pensiunan Buruh Pabrik Tanggal Wawancara : 31 Januari 2015 Lokasi Wawancara : Rumah Bapak Manimbul Hutauruk Waktu : Pukul 13.00 WIB Bapak Manimbul Hutauruk merupakan mantan Kepala Desa Hutauruk pada tahun 1980-1994. Ciri fisik dari Bapak Manimbul adalah memiliki rambut putih, badan besar tinggi, dan berkulit sawo matang serta badan yang agak sedikit membungkuk. Satu hal yang cukup mengagetkan peneliti adalah ternyata Bapak Manimbul Hutauruk hanya mengenyam pendidikannya sampai jenjang Sekolah Dasar SD saja. Meskpiun begitu, beliau mengatakan bahwa banyak pelajaran berharga yang jauh lebih penting dan didapatnya dari pengalaman-pengalaman hidupnya yang mungkin saja tidak bisa didapatkannya di pendidikan formal. Beliau memiliki empat orang anak dan semua sudah menikah. Bapak Manimbul Hutauruk telah tinggal di Desa Hutauruk sejak beliau lahir. Walaupun pernah merantau untuk mencari pekerjaan ke Medan, namun pada akhirnya beliau kembali ke Desa Hutauruk dan memutuskan untuk menetap di Desa Hutauruk. Selain aktif dalam kegiatan Adat Batak, beliau juga aktif di gereja Katolik di Desa Hutauruk. Saat ini, kegiatan yang beliau lakukan cukup banyak meskipun telah berusia lanjut. Jabatannya sebagai mantan SintuaPenatua di gereja membuat Bapak Manimbul sering sekali berkunjung atau diundang datang ke Gereja. Selain itu, keahlian beliau dalam memperbaiki sesuatu, atau membongkar pasang barang- barang seperti Televisi, Sepeda, Radio, dan lain-lain membuat beliau tidak pernah Universitas Sumatera Utara menganggur di rumah. Beliau juga merupakan pensiunan buruh di pabrik yang pernah didirikan oleh T.B. Silalahi di Medan. Oleh karena pengalaman yang didapatnya di pabrik tersebut, membuat beliau menjadi terampil dalam memperbaiki barang-barang. Tidak hanya itu, beliau juga mengurus satu cucu perempuannya di rumah. Bersamaa istri, beliau menjalani kehidupan sehari-hari untuk merawat dan membesarkan cucu perempuannya. Kecintaannya pada Adat Batak membuat beliau memutuskan untuk menetap di Desa Hutauruk dan berkegiatan di desa tersebut. Hal tersebut juga membuat beliau sangat sering dipanggil untuk menjadi parhata dalam setiap kegiatan pesta, baik itu pernikahan ataupun meninggal. Setelah mewawancarai Bapak Manimbul Hutauruk, jam menunjukkan pukul 16.30 WIB, maka peneliti memutuskan untuk mengakhiri dan berpamitan untuk pulang. Dalam perjalanan pulang, peneliti mengamati kondisi di Desa Hutauruk tersebut, baik masyarakat maupun kondisi alamnya. Peneliti melihat di pinggir jalan ada sekelompok perempuan yang berjalan pulang membawa cangkul, peneliti tertarik melihat mereka dan kemudian berbincang sedikit dengan mereka. Setelah sekitar satu jam berbincang, ternyata mereka merupakan masyarakat Desa Hutauruk yang baru pulang bekerja sebagai petani di sawah. Mereka juga mengatakan bahwa hal tersebut mereka lakukan sekalipun mereka memiliki anak dengan jumlah rata-rata 3-5 anak, karena untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Akhirnya peneliti sampai di rumah dan memutuskan untuk berbincang dengan opung dimana peneliti menumpang menginap. Beliau memiliki sembilan anak dan salah satunya merupakan mantan Kepala Desa Hutauruk yang sekarang menjadi Anggota DPRD. Peneliti bertanya kepada beliau mengenai yang beliau ketahui tentang para opinion leader yang direkomendasikan oleh Bapak Ramli Hutauruk sebelumnya. Namun, beliau menjawab jika beliau jarang sekali berinteraksi keluar rumah sehingga beliau tidak mengetahui bagaimana dan apa yang sudah dilakukan oleh para opinion leader tersebut. Mendengar jawaban tersebut, peneliti pun memutuskan untuk menghentikan pertanyaan kepada beliau. Keesokan harinya, peneliti melanjutkan penelitian kembali dan memutuskan untuk mewawancarai Bapak Torang Hutauruk. Sesampainya peneliti di rumah Bapak Torang Hutauruk, ternyata beliau sedang berada di luar, maka peneliti Universitas Sumatera Utara memutuskan untuk menunggu beliau. Setelah 20 menit menunggu, akhirnya Bapak Torang pun datang dan peneliti pun langsung memperkenalkan diri kepada beliau. Kemudian, peneliti langsung bertanya tentang kehidupannya sehari-hari. Dengan tenang beliau pun menjelaskan : “Saya tinggal bersamaa anak laki-laki yang pertama dan menantu beserta cucu-cucu saya. Istri saya sudah meninggal dua tahun lalu. Yah, beginilah saya menjalani hidup. Kalau bosan saya duduk di “lapo tuak”. Disitulah saya banyak menghabiskan waktu” Berikut adalah biodata singkat Bapak Torang Hutauruk : Nama : Torang Hutauruk Usia : 77 Tahun Pekerjaan : Pensiunan Guru SMP 1 Sipoholon Tanggal Wawancara : 01 Februari 2015 Lokasi Wawancara : Rumah Bapak Torang Hutauruk Waktu Wawancara :Pukul 09.00 WIB Bapak Torang Hutauruk juga sama seperti Bapak Manimbul, tinggal sejak lahir di Desa Hutauruk sampai saat ini. Namun, beliau pernah merantau selama 3,5 tahun yaitu pada tahun 1958-1961 untuk berperang pada saat pemberontakan PERMESTA. Bapak Torang Hutauruk mengenyam pendidikan hanya sampai tingkat SMA. Beliau memiliki cir-ciri fisik berambut lurus hitam, badan kurus, dan kulit hitam manis. Beliau memiliki empat orang anak dan dua orang yang baru menikah. Sementara dua orang lainnya masih sekolah di bangku universitas. Melihat cerita beliau dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti, Bapak Torang Hutauruk merupakan sosok opinion leader di bidang pendidikan. Begitu banyak hal yang beliau kritisi tentang pendidikan khususnya bagi kaum muda saat ini. Setelah puas berbincang dengan beliau, peneliti memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan mewawancarai opinion leader lainnya. Peneliti pun mewawancarai Bapak St. Amser Hutauruk. setelah mencari beliau ke toko dimana beliau biasa menjalani kegiatannya sehari-hari. Berikut profil singkat Bapak St. Amser Hutauruk : Nama : St. Amser Hutauruk Universitas Sumatera Utara Usia : 64 Tahun Pekerjaan : Wiraswasta Tanggal Wawancara : 01 Februari 2015 Lokasi Wawancara : Rumah Bapak St. Amser Hutauruk Waktu : Pukul 14.00 WIB Beliau merupakan salah satu orang yang aktif sebagai sintua di gereja HKBP Lumban Baringin. Selain berjualan di toko, beliau aktif mengikuti berbagai kegiatan di gereja. Bapak St. Amser Hutauruk tidak mengenyam pendidikan formal sama sekali. Ciri-ciri fisik beliau adalah berkacamata, berambut putih, dan berkulit putih. Bapak Amser juga telah tinggal di Desa Hutauruk sejak lahir sampai saat ini. Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti, beliau merupakan salah satu opinion leader yang bergerak di bidang keagamaan. Bapak Amser menjekaskan bahwa di desa tersebut juga telah mengalami kemajuan dalam hal kepercayaan di kalangan masyarakat. Gereja memiliki peran penting dalam hal memajukan moral, khususnya anak-anak muda di masyarakat Desa Hutauruk. Bapak St. Amser juga menjelaskan gereja mengikuti perkembangan jaman sekarang dalam mengajarkan pengajaran Alkitab sehingga dapat diterima oleh kaum muda. Beliau juga sering dipanggil untuk menjadi pembicara di berbagai kegiatan gereja. Setelah wawancara selesai dilakukan, peneliti sempat bertanya kepada Bapak St.Amser Hutauruk tentang apakah ada lagi orang yang dianggap oleh masyarakat sebagai opinion leader di desa ini. Kemudian beliau mengarahkan peneliti kepada Bapak Parluhutan Hutauruk. Setelah mendapatkan alamat Bapak Parluhutan Hutauruk, peneliti pun langsung datang untuk mewawancarai beliau. Akan tetapi, beliau sedang tidak ada di tempat dan hanya bisa ditemui pada saat malam hari. Peneliti pun memutuskan untuk mewawancarai Bapak Parluhutan keesokan harinya. Tepat Pukul 19.30 WIB pada tanggal 02 Februari 2015, peneliti datang ke rumah Bapak Parluhutan Hutauruk dan mewawancarai beliau. Setelah menunggu beliau makan malam selama 15 menit, akhirnya peneliti bisa mewawancarainya. Adapun biodata singkat Bapak Parluhutan Hutauruk adalah sebagai berikut : Nama : Parluhutan Hutauruk Universitas Sumatera Utara Usia : 60 Tahun Pekerjaan : Pensiunan PNS Tanggal Wawancara : 02 Februari 2015 Lokasi Wawancara : Rumah Bapak Parluhutan Hutauruk Waktu : Pukul 19.30 WIB Beliau adalah sebagai Pensiunan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sipoholon dan merupakan opinion leader termuda di Desa Hutauruk. Ciri-ciri fisik beliau adalah kulit sawo matang, memiliki badan yang tinggi dan proposional, serta berwajah persegi. Beliau memiliki empat orang anak dan semuanya juga telah menikah. Beliau menyelesaikan studinya di salah satu universitas negeri di Jogjakarta dan pernah bekerja di Dinas Pariwisata Kalimantaan. Bapak Parluhutan Hutauruk mengaku masih 10 tahun berada di desa ini dikarenakan beliau pernah bekerja di Kalimantan. Akan tetapi, beliau lahir di Desa Hutauruk dan kemudian merantau ke luar kota untuk melanjutkan pendidikannya. Dari wawancara yang dilakukan kepada Bapak Parluhutan Hutauruk, tampak bahwa beliau merupakan salah satu opinion leader dalam bidang pembangunan di desa. Setelah beliau pindah ke desa ini 10 tahun yang lalu, hal pertama yang menjadi sorotan utama Bapak Parluhutan adalah pembangunan desa yang dirasanya lambat dan kurang berkembang, begitu juga dengan masyarakatnya. Berikut adalah karakteristik dari para opinion leader di Desa Hutauruk yang telah peneliti wawancarai secara mendalam. Tabel 4.6 Karakteristik Opinion Leader di Desa Hutauruk No Nama Bidang Keahlian Karakteristik 1 Manimbul Hutauruk Adat Batak ¯ Usia: 77 Tahun ¯ Pekerjaan : Pensiunan Buruh ¯ Pendidikan Terakhir: Sekolah Dasar SD Universitas Sumatera Utara ¯ Jumlah Anak: 4 Orang 3 Laki-laki, 1 Perempuan ¯ Ciri-ciri fisik: Tinggi Badan 170cm, Kulit sawo matang, Rambut berwarna putih, Badan sedikit membungkuk, dan wajah berbentuk petakkotak 2 Torang Hutauruk Pendidikan ¯ Usia: 77 Tahun ¯ Pekerjaan: Pensiunan Guru SMP 1 Sipoholon ¯ Pendidikan Terakhir: Sekolah Menengah Atas SMA ¯ Jumlah Anak: 4 Orang 2 Laki-laki, 2 Perempuan ¯ Ciri-ciri fisik: Tinggi Badan 165cm, Kulit hitam manis, Badan kurus, dan Berambut Hitam Pekat Lurus, dan wajah berbentuk segitiga 3 St. Amser Hutauruk Keagamaan Kristen ¯ Usia: 64 Tahun ¯ Pekerjaan: Wiraswasta ¯ Pendidikan Terakhir: Tidak Ada ¯ Jumlah Anak: 5 Orang 3 Laki-laki, 2 Perempuan ¯ Ciri-ciri fisik: Tinggi 170cm, Rambut Berwarna Putih, Kulit Putih, dan wajah berbentuk persegi Universitas Sumatera Utara 4 Parluhutan Hutauruk Pembangunan Desa ¯ Usia: 60 Tahun ¯ Pekerjaan: Pensiunan PNS ¯ Pendidikan Terakhir S1 Jurusan Teknik Industri ¯ Jumlah Anak: 4 Orang 3 Perempuan, 1 Laki-laki ¯ Ciri-ciri fisik: Tinggi 175cm, Rambut berwarna Hitam, Kulit Sawo Matang, dan wajah berbentuk persegi

4.2.5 Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat

Dokumen yang terkait

Peranan Dalihan Natolu Dalam Hukum Perkawinan Masyarakat Adat Batak Toba (Studi Mengenai Hukum Perkawinan Adat Batak Di Kecamatan Balige)

10 115 91

Komunikasi Masyarakat Batak Toba Dalam Upacara Pernikahan Adat (Studi Kasus Tentang Proses Komunikasi Antarbudaya Dalam Upacara Pernikahan Adat Batak Toba Pada Masyarakat di Kelurahan Lestari Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara)

9 129 118

Peran Opinion Leader Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok Dalam Pilkada Kota Depok 2015

1 14 94

TRADISI MARHARE DALAM UPACARA ADAT KEMATIAN SAURMATUA BAGI MASYARAKAT BATAK TOBA DI DESA PAKPAHAN KECAMATAN PANGARIBUAN KABUPATEN TAPANULI UTARA.

0 2 25

STUDI HUKUM WARIS ADAT TENTANG KEDUDUKAN ANAK ANGKAT DALAM MASYARAKAT ADAT BATAK TOBA.

0 0 15

Peran NU Sebagai Opinion Leader Dalam Me

0 0 58

Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Paradigma - Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara

0 0 15

BAB I PENDAHULUAN - Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat(Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba Di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 13

PERAN OPINION LEADER DALAM MASYARAKAT HUKUM ADAT (Studi Kasus Tentang Peran Opinion Leader Dalam Masyarakat Hukum Adat Batak Toba di Desa Hutauruk, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Provinsi Sumatera Utara)

0 0 10