memurnikan diri dari rasa bersalah dengan menyalahkan diri kita sendiri. Kedua adalah pengkambinghitaman yaitu salah satu metode untuk
memurnikan diri dari rasa bersalah, dengan menyalahkan orang lain.
4. Penebusan adalah langkah terahir dalam proses ini yang berarti
penolakan sesuatu yang tidak bersih dan kembali pada tatanan baru setelah rasa bersalah diampuni sementara. Kunci tahap penebusan adalah
fakta bahwa rasa bersalah hanyalah dihilangkan secara sementara. Saat tatanan dan hierarki di bangun kembali, raSa bersalah kembali
menjangkiti kondisi manusia.
2.1.6 Istilah Tuhan dan Iblis
Peneliti perilaku telah menggunakan istilah homofili untuk
menggambarkan kesamaan persepsi antara pembicara dan pendengar, tapi Burke menggunakan pilihan bahasa agama untuk jargon ilmiah Griffin, 2005: 300.
Mengambil deskripsi dari Martin Luther tentang apa yang terjadi di meja perjamuan, Burke menyatakan bahwa identifikasi adalah konsubstansial.
Referensi teologis terdapat pada kutipan lama dari Perjanjian Lama di mana Ruth menyampaikan janji solidaritasnya kepada ibu mertuanya, Naomi: Sebab
kemanapun Engkau pergi, aku akan pergi, dan dimana anda menginap aku pun turut menginap; umatmu akan menjadi umatku dan Allahmu adalah Allahku.”
Hal ini yang disebut identifikasi yang juga merupakan bagian dari cerita Ruth dan Naomi.
Khalayak merasa bergabung dengan ketertarikannya melalui gaya maupun konten. Burke menyatakan komunikator yang baik dapat menunjukkan
secara konsubstansial dengan memberikan tanda dalam bahasa dan menyampaikannya dengan caranya sendiri–sendiri. Gaya penginjil yang banyak
tinggal di perkemahan mungkin akan banyak ditolak oleh para kosmopolitan New York. Namun suasana hati dan gaya khotbah memegang peranan penting
dalam kedalaman konten pesan antara penginjil dan pendengar baru sampai– sampai penginjil mengubah strategi linguistiknya dan menyelaraskannya dengan
Universitas Sumatera Utara
gaya bicara pendengarnya. Lalu pendengar akan berpikir hal itu masuk akal. Burke mengatakan bahwa identifikasi bekerja dua arah. Pendengar beradaptasi
tidak hanya memberikan penginjil kesempatan untuk memengaruhi penonton, tetapi juga membantu pendeta masuk ke dalam arus budaya mereka Griffin,
2005: 301 Istilah Tuhan dan Iblis tersebut tidak untuk dideskripsikan. Burke
menggunakan konsubstansi kiasan agama untuk identifikasi. Istilah tersebut mencakup istilah baik atau buruk yang digunakan untuk memotivasi khalayak
pendengar. Pengelompokan kata mengungkapkan sikap jika Tuhan adalah kebaikan dan iblis berarti keburukan. Namun Burke berpendapat bahwa seorang
retoris tidak seharusnya terbatas hanya pada istilah. Bygrave, 1993: 35
2.1.7 Heurisme