Manfaat inisiasi menyusu dini Tahapan perilaku bayi dalam pelaksanaan inisiasi menyusu

pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini. Tenaga kesehatan kurang memberikan informasi tentang inisiasi menyusu dini kepada ibu hamil. Sesuai dengan pendapat Sunaryo 2004 bahwa seseorang yang belum pernah memperoleh informasi tentang suatu objek, akan memiliki persepsi yang lebih buruk dari pada individu yang telah memperoleh informasi sebelumnya. Pada saat peneliti melakukan pengumpulan data lebih dari setengah ibu hamil juga mengatakan tidak pernah melakukan inisiasi menyusu dini saat pengalaman melahirkan sebelumnya dikarenakan ASI masih sulit keluar setelah melahirkan. Selain itu, responden memiliki persepsi negatif tentang iniasasi menyusu dini dapat dinilai dari lima aspek yaitu :

a. Manfaat inisiasi menyusu dini

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, tidak semua dari keseluruhan ibu hamil mengetahui tentang manfaat inisiasi menyusu dini. Dari pernyataan yang dijawab ibu hamil terkait dengan manfaat inisiasi menyusu dini lebih dari setengah ibu hamil yang menjawab setuju dengan pernyataan negatif pada pernyataan 4 yaitu bayi tidak dapat segera disusui setelah lahir karena saat disusui untuk pertama kalinya ASI masih sulit keluar dan juga ibu setuju dengan pernyataan 5 yaitu jika ASI yg keluar sedikit ataupun tidak keluar setelah bayi lahir, pemberian ASI dihentikan sementara sampai ASI mulai keluar. Pengetahuan yang kurang Universitas Sumatera Utara mengenai IMD dan pemberian ASI terlihat dari pemanfaatan susu formula secara dini. Dari penelitian yang dilakukan, responden menyatakan bahwa meraka tidak menyusui bayinya segera setelah lahir dikarenakan ASI ibu yang belum keluar setelah persalinan. Jadi pemberian ASI di tunda sampai ASI keluar dan bayi di beri makanan pengganti ASI seperti susu formula. Hal ini sesuai dengan pendapat Kristiyansari 2009 isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang dikeluarkan melalui puting susu. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Hal ini memaksa penolong persalinan memberikan makanan pengganti ASI.

b. Tahapan perilaku bayi dalam pelaksanaan inisiasi menyusu

dini Berdasarkan pernyataan yang ditujukan untuk ibu hamil terkait dengan tahapan perilaku bayi dalam pelakasanaan inisiasi menyusu dini, lebih dari setengah ibu hamil yang menjawab tidak setuju pada pernyataaan positif yaitu pada pernyataan 9, 10, dan 11. Ibu hamil tidak setuju dengan pernyataan 9 yaitu antara 30-40 Universitas Sumatera Utara menit pelaksanaan inisiasi menyusu dini bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium, menjilat tangan dan ini merupakan saat yang tepat untuk segera menyusui bayi. Ibu hamil tidak setuju dengan pernyataan 10 yaitu Antara 30-40 menit pelaksanaan inisiasi menyusu dini bayi mengeluarkan suara, gerakan mulut seperti mau minum, mencium, dan menjilat tangan. Ini saat yang tepat untuk segera menyusui bayi. Ibu hamil juga tidak setuju dengan pernyataan 11 yaitu bayi harus melakukan kontak kulit dengan kulit ibunya paling tidak selama satu jam segera setelah bayi lahir agar bayi mengenali ibu dan siap untuk menyusu. Ibu hamil tidak mengetahui tentang tahapan perilaku bayi dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini karena kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang inisiasi menyusu dini. Ibu hamil kurang memperoleh informasi tentang inisiasi menyusu dini dari tenaga kesehatan.

c. Tatalaksana Inisiasi menyusu dini