Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

2.3.2 Manfaat Inisiasi Menyusu Dini

Manfaat inisiasi menyusui dini bagi bayi adalah kualitas dan kuantitas ASI yang keluar sesuai dengan kebutuhan bayi. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan pasif yang segera kepada bayi. Selain itu dapat meningkatkan kecerdasan dan membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan dan nafas serta juga dapat meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi. Memulai menyusu dini akan dapat mengurangi 22 kematian bayi 28 hari. Inisiasi menyusu dini meningkatkan keberhasilan menyusu eksklusif dan lama menyusu sampai dua tahun. Dengan demikian dapat menurunkan kematian anak secara menyeluruh. Merangsang produksi ASI dan memperkuat refleks menghisap bayi. Refleks menghisap awal pada bayi paling kuat dalam beberapa jam pertama setelah lahir JNPK-KR, 2008. Dengan melakukan Inisiasi Menyusu Dini IMD dapat mengetahui apakah bayi akan mendapat cukup ASI atau tidak. Ini didasari peran hormon pembuat ASI, antara lain hormon prolaktin dalam peredaran darah ibu akan menurun segera setelah satu jam persalinan yang disebabkan oleh lepasnya plasenta. Sebagai upaya untuk tetap mempertahankan prolaktin, isapan bayi akan memberikan rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon oksitosin bekerja merangsang otot polos untuk memeras ASI yang ada pada alveoli, lobus serta duktus yang berisi ASI yang Universitas Sumatera Utara dikeluarkan melalui puting susu. Apabila bayi tidak menghisap puting susu pada setengah jam setelah persalinan, hormon prolaktin akan turun dan sulit merangsang prolaktin sehingga ASI baru akan keluar pada hari ketiga atau lebih. Hal ini memaksa penolong persalinan memberikan makanan pengganti ASI Kristiyansari, 2009. Dengan memberi pengganti ASI setelah bayi lahir berarti akan menekan pengeluaran ASI. Bayi yang sudah mendapatkan susu tambahan akan tertidur dan tidak akan terjadi rangsangan pada putting susu. Keadaan ini akan menyebabkan ASI yang keluar sedikit bahkan mungkin berhenti setelah bayi lahir atau ASI akan keluar sedikit, dan berhenti sebelum bayi berumur enam bulan. Hal ini akan sangat merugikan bayi IDAI, 2008. Kontak kulit segera setelah bayi lahir dengan ibu pada saat menyusu dalam satu jam pertama dapat menghangatkan bayi selama bayi merangkak mencari payudara. Ini akan menurunkan kematian karena kedinginan hyphotermia. Ibu dan bayi merasa lebih tenang. Pernafasan dan detak jantung bayi lebih stabil. Bayi akan lebih jarang menangis sehingga mengurangi pemakaian energi. ”Bonding” ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi akan lebih baik karena pada 1-2 jam pertama, bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang lama. Hentakan kepala bayi ke dada ibu, sentuhan tangan bayi di puting susu dan sekitarnya, emutan, dan jilatan bayi pada puting ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin. Hormon Universitas Sumatera Utara yang penting agar menyebabkan rahim ibu berkontraksi sehingga membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi pendarahan Roesli, 2008.

2.3.3. Tahapan Perilaku Bayi Dalam Melaksanakan Inisiasi Menyusu Dini