BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi Candida sp
Candida sp adalah anggota flora normal pada kulit, membran mukosa, dan saluran pencernaan. Infeksi yang disebabkan oleh Candida sp disebut
dengan kandidiasis. Kandidiasi dibagi menjadi superficial candidiasis dan deep candidiasis. Candidiasis superfisial kutan atau mukosa adalah infeksi
candida yang terjadi melalui peningkatan jumlah kandida lokal dan kerusakan pada kulit atau epitel yang memungkinkan invasi lokal oleh ragi atau
pseudohifa di kulit, rambut, kuku dan membran mukosa. Sedangkan deep candidiasis adalah infeksi candida yang mengenai organ dalam dan aliran
darah, terjadi ketika kandida masuk ke aliran darah dan pertahanan tubuh yang tidak adekuat untuk menahan pertumbuhan dan penyebaran ragi
sehingga bisa menyebabkan infeksi di berbagai organ Mitchell, 2007.
2.2 Kandidiasis Oral
Kandidiasis oral atau dikenal juga dengan thrush adalah infeksi oportunistik umum pada rongga mulut yang disebabkan oleh pertumbuhan
yang berlebihan dari spesies Candida Tarcin, 2011.
2.3 Etiologi
Kandidiasis oral umumnya disebabkan C. albicans, dapat juga C. dubliniensis, C. tropicalis, C. glabrata, C. pseudotropicalis,C. guillierimondii, C.
krusei, C. lusitaniae, C. parapsilosis,dan C. stellatoidea,dan C. glabrata mewakili lebih dari 80 isolat dari infeksi berdasarkan lesi klinis Akpan, 2002.
Penelitian yang dilakukan di Eduardo de Menez’s Hospital, Brazil bentuk lesi klinis yang dijumpai: Pseudomembran 23 pasien, Eritematosa 11 pasien dan
Angular seilitis 6 pasien. Untuk spesies candida yang ditemukan Candida albicans 31 pasien, Candida glabrata 7 pasien, Candida tropicalis 6 pasien,
Candida parapsilosis 3 pasien, Candida krusei 3 pasien, Candida dublinensis 1 pasien dan Candida gulliermondii 1 pasien. Candida albicans adalah penyebab
terbanyak dihubungkan dengan bentuk lesi klinis, diikuti Candida glabrata, Candida tropicalis dan Candida parapsilosis. Identifikasi yang tepat agen
penyebab bias mengindikasikan pilihan terapi yang baik untuk mengobati pasien Gabler, 2008.
Penelitian pada tahun 2007 di Surabaya, kandidiasis oral pada pasien HIVAIDS didapat C.albicans 35,29 dan non C.albicans 64,71 C.tropicalis
29,41, C.dublininiensis 14,71, C.glabrata 14,71 dan C.guilliermondii 5,88 Suyoso, 2010.
Peningkatan frekuensi kandidiasis oral karena adanya faktor resiko lokal maupun sistemik.
Tabel 2.1 Faktor Risiko Kandidiasis Oral Tarcin, 2011 Faktor Lokal
Faktor Sistemik 1. Xerostomiahiposalivasi, radioterapi
2. Kanker Oral 3. Penggunaan kortikosteroid topikal
4. Pemakaian gigi palsu 5. Diet tinggi karbohidrat
6. Merokok 1. Umur neonatal dan umur lanjut
2. Kelainan endokrin DM,hipotiroid 3. Nutrisi kekurangan zat besi, folat,
atau vitamin B12 4. Keganasan agranulositosis
5. Penggunaan antibiotik 6. Status imun AIDS, transplantasi
7. Anemia, leukemia akut 8. Leukopenia, neutropenia
1. Xerostomia Saliva penting untuk mempertahankan mikroflora normal dan
membersihkan mukosa di dalam mulut. Xerostomia dapat terjadi karena penuaan, radioterapi dari kepala dan leher, penggunaan obat-obatan anti-depressan, anti-
psikotik, anti-kolinergik, diuretic, anti-hipertensi dan anti-adrenergik, dan
sindrom Sjogren yang merupakan faktor risiko dari kandidiasis oral Tarcin, 2011.
2. Pengunaan kortikosteroid Pengunaan kortikosteroid meningkatkan risiko kandidiasis oral dengan
mengubah glikogen menjadi glukosa dan mensupresi imunitas sellular sehingga meningkatkan pertumbuhan kandida Akpan, 2002.
3. Diet tinggi karbohidrat Asupan tinggi karbohidrat diasumsikan dapat menyebabkan kandidiasis
oral. Hal ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan bahwa glukosa meningkatkan pertumbuhan Candida dalam saliva Tarcin,2011.
4. Penggunaan gigi palsu Penggunaan gigi palsu pada umur lanjut lebih dari 65 terinfeksi kandida
Akpan, 2002. Penggunaan gigi palsu mengurangi resistensi jaringan, peningkatan permeabilitas epitel dan keadaan mulut relatif asam sehingga
meningkatnya pertumbuhan kandida Tarcin, 2011.
5. Merokok Merokok dapat menyebabkan perubahan lokal pada epitel dan
pertumbuhan kolonisasi Candida Tarcin, 2011.
6. Kelainan endokrin Diabetes mellitus DM dapat meningkatkan infeksi kandida karena
penyimpangan sistem imun. Pasien dengan DM tidak terkontrol menunjukkan gejala seperti hiposalivasi, penurunan pH saliva, peningkatan kadar glukosa dalam
saliva yang diketahui sebagai faktor penyebab pertumbuhan dan kolonisasi kandida oral Tarcin, 2011.
7. Faktor nutrisi Kekurangan nutrisi menyebabkan penurunan daya tahan tubuh dan
kehilangan integritas epitel sehingga mendukung invasi dan infeksi jamur. Anemia defisiensi besi menyebabkan penurunan respon limfosit terhadap antigen
kandida dan penurunan imunitas sellular sehingga terjadi peningkatan frekuensi Candida albicans di dalam mulut Tarcin, 2011.
8. Immunosuppresi Kandidiasis oral kebanyakan terjadi pada pasien HIVAIDS Akpan,
2002. Pada infeksi HIV, terjadi defisiensi imun yang melibatkan limfosit T- helper sehingga pasien HIVAIDS lebih cenderung pada infeksi sekunder
oportunistik kandida Tarcin, 2011.
2.4 Epidemiologi Dilaporkan 40 sampai 60 dari populasi mempunyai spesies Candida