Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Likuiditas Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan metode dokumentasi yaitu mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan serta laporan auditor independen. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan microsoft excel, selanjutnya dilakukan analisis statistik deskriptif kemudian dilakukan uji asumsi klasik dan pengujian regresi logistik dengan menggunakan software SPSS versi 17.0. Proses pengolahan data dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS sehingga menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan, diperoleh sepuluh perusahaan yang memenuhi kriteria dan dijadikan sampel penelitian ini kemudian diamati selama periode 2010-2012 tiga tahun sehingga berjumlah tiga puluh unit analisis 10 x 3. 4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Peneliti menggunakan analisa descriptives untuk variabel yang diukur dalam skala rasio dan analisa frequencies untuk variabel yang diukur dalam skala nominal. Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah data statistik secara umum dari seluruh sampel yang telah terpilih : Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 30 .42 586.00 80.2710 123.23863 ROA 30 -75.60 40.00 -4.1537 18.26513 DAR 30 .80 170.80 71.2080 38.27121 LNSIZE 30 21.26 29.56 26.6217 2.41433 Valid N listwise 30 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 4.1 dapat dideskripsikan beberapa hal berikut, yaitu : a. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 10 perusahaan dengan 30 unit analisis, yaitu 10 sampel dikali 3 tahun penelitian dengan 4 variabel independen yang diukur dalam skala rasio, yaitu current ratio CR mewakili rasio likuiditas, return on assets ROA mewakili rasio profitabilitas, debt to total assets ratio DAR mewakili rasio solvabilitas, dan ukuran perusahaan LNSIZE. b. Variabel independen pertama, yaitu current ratio CR, memiliki nilai minimum 0,42 dan nilai maksimum 586,00 dengan nilai rata-rata 80,27. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel memiliki current ratio yang positif. Nilai standar deviasi sebesar 123,24 menunjukkan adanya sampel yang memiliki nilai current ratio yang bersifat ekstrim. Universitas Sumatera Utara c. Variabel independen kedua, yaitu return on assets ROA, memiliki nilai minimum -75,60 dan nilai maksimum 40,00 dengan nilai rata-rata -4,15. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel memiliki ROA yang negatif. Nilai standar deviasi sebesar 18,26 menunjukkan tidak ada sampel yang memiliki nilai ROA yang bersifat ekstrim. d. Variabel independen ketiga, yaitu debt to total assets ratio DAR, memiliki nilai minimum 0,80 dan nilai maksimum 170,80 dengan nilai rata-rata 71,20. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel memiliki DAR yang positif. Nilai standar deviasi sebesar 38,27 menunjukkan tidak ada sampel yang memiliki nilai DAR yang bersifat ekstrim. e. Variabel independen kelima, yaitu ukuran perusahaan yang merupakan logaritma natural dari total aset perusahaan LNSIZE memiliki nilai minimum 21,26 dan nilai maksimum 29,56 dengan nilai rata-rata 26,62. Nilai standar deviasi sebesar 2,41 menunjukkan tidak ada sampel yang memiliki nilai LNSIZE yang bersifat ekstrim. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2 Statistics AFS GCAO N Valid 30 30 Missing Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa jumlah data yang valid adalah 30 buah, sedangkan data yang hilang missing adalah nol. Artinya, semua data diproses. Tabel 4.3 AFS Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid KAP kecil 24 80.0 80.0 80.0 KAP besar 6 20.0 20.0 100.0 Total 30 100.0 100.0 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen keempat, yaitu ukuran KAP Audit Firm SizeAFS merupakan variabel yang diukur dalam skala nominal dan menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang diaudit oleh KAP besar dan afiliasinya diberi kode “1” dan perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil diberi kode “0”, memiliki nilai data yang valid karena semua data diproses n=30. Dari tabel, dapat kita lihat bahwa perusahaan yang diaudit oleh KAP besar tercatat sejumlah 6 perusahaan atau 20 dari total keseluruhan data, Universitas Sumatera Utara sedangkan perusahaan yang diaudit oleh KAP kecil tercatat sejumlah 24 perusahaan atau 80 dari total keseluruhan data. Tabel 4.4 GCAO Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid NGCAO 19 63.3 63.3 63.3 GCAO 11 36.7 36.7 100.0 Total 30 100.0 100.0 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen Y, yaitu opini audit going concern Going Concern Audit OpinionGCAO merupakan variabel yang diukur dalam skala nominal dan menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang menerima opini audit going concern GCAO diberi kode “1” dan perusahaan yang menerima opini audit non going concern NGCAO diberi kode “0”, memiliki nilai data yang valid karena semua data diproses n=30. Dari tabel, dapat kita lihat bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern sebesar 11 perusahaan atau 36.7 dari total keseluruhan data, sedangkan perusahaan yang menerima opini audit non going concern sebesar 19 perusahaan atau 63.3 dari total keseluruhan data . Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Multikolonieritas

Uji ini merupakan bagian dari uji asumsi klasik yang digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel-variabel independen. Apabila terjadi korelasi antar variabel tersebut, berarti terjadi permasalahan multikolinearitas, sedangkan variabel yang baik adalah variabel yang tidak memiliki permasalahan multikolinearitas. Uji multikolinearitas ini dilakukan dengan melihat nilai VIF Variance Inflation Factor dan Tolerance serta melihat besaran korelasi antar variabel independen. TABEL 4.5 Coefficients a a. Dependent Variable : GCAO Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant CR .759 1.317 ROA .852 1.174 DAR .833 1.200 AFS .884 1.131 LNSIZE .683 1.464 Universitas Sumatera Utara Multikolonieritas dapat dilihat dari : - Mempunyai nilai VIF 10 - Nilai Tolerance 0,10 Analisis Pada tabel 4.5 dapat dilihat bahwa tidak ada nilai tolerance yang kurang dari 0,10 dan tidak ada nilai VIF yang lebih besar dari 10, hal ini berarti tidak ada masalah multikolonieritas diantara variabel independen dalam penelitian ini. :

4.2.2.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi penggangu pada periode t dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Uji yang digunakan untuk melihat autokorelasi dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan run test. Run test dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dapat dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Bila hasil output SPSS menunjukkan probabilitas signifikansi dibawah 0,05 disimpulkan terdapat gejala autokorelasi pada model regresi tersebut. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi, yaitu ketika residual random acak. Universitas Sumatera Utara Hipotesis yang akan diuji adalah : Ho : residual res_1 random acak Ha : residual res_1 tidak random tidak acak Tabel 4.6 Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -.04096 Cases Test Value 15 Cases = Test Value 15 Total Cases 30 Number of Runs 15 Z -.186 Asymp. Sig. 2-tailed .853 a. Median Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Analisis Dari tabel 4.6 dapat kita lihat bahwa nilai test adalah sebesar -0,04096 dengan SigAsymptotic significance dua sisi adalah 0,853 atau probabilitas diatas 0,05 sehingga Ho diterima atau dapat disimpulkan bahwa residual random acak atau tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual. : Universitas Sumatera Utara 4.2.3 Analisis Regresi Logistik 4.2.3.1 Menilai Keseluruhan Model Overall Model Fit Uji ini dilakukan untuk menilai model yang telah dihipotesakan telah fit atau tidak dengan data. Pengujian dilakukan dengan membandingkan antara nilai -2 log likelihood awal block number = 0 dengan nilai -2 log likelihood akhir block number = 1. Tabel 4.7 Perbandingan Nilai -2 log likelihood -2 LL awal dengan -2 log likelihood -2 LL akhir -2 LL awal Block Number = 0 39,429 -2 LL akhir Block Number = 1 26,866 Method : Enter Sumber : Hasil pengolahan SPSS Tabel 4.7 menunjukkan perbandingan antara nilai -2 LL awal dan -2 LL akhir, dimana terjadi penurunan nilai -2 LL awal Block Number = 0 yaitu 39,429 menjadi 26,866 di -2 LL akhir Block Number = 1 Tabel selengkapnya dapat dilihat dalam lampiran. Selisih antara nilai -2LL awal dengan nilai -2LL akhir adalah sebesar 12,563 39,429 – 26,866. Penurunan nilai -2 log likelihood ini menunjukkan bahwa Ho diterima yaitu model regresi yang dihipotesiskan fit dengan data, artinya penambahan variabel independen yaitu current ratio, return on asset, debt to total aset ratio, ukuran KAP, dan ukuran perusahaan kedalam penelitian akan memperbaiki model fit penelitian ini. Analisis : Universitas Sumatera Utara

4.2.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi

Pengujian kelayakan model regresi logistik dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square. Tabel 4.8 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 5.097 8 .747 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Analisis Dari tabel 4.8 dapat dilihat bahwa hasil pengujian dengn SPSS menunjukkan nilai statistik Hosmer and Lemeshow sebesar 5,097 dengan probabilitas signifikansi 0,747 yang nilainya lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ho diterima sehingga model regresi layak digunakan karena sesuai dengan data observasinya. : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test GCAO = ,00 GCAO = 1,00 Total Observed Expected Observed Expected Step 1 1 3 3.000 .000 3 2 3 3.000 .000 3 3 3 2.823 .177 3 4 3 2.417 .583 3 5 1 2.013 2 .987 3 6 1 1.605 2 1.395 3 7 1 1.390 2 1.610 3 8 1 1.098 2 1.902 3 9 2 .929 1 2.071 3 10 1 .725 2 2.275 3 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Analisis Berdasarkan tabel 4.9, nilai yang diamati dan nilai yang diprediksi tidak memiliki perbedaan yang ekstrim. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan mampu memprediksi nilai observasinya. :

4.2.3.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel-variabel independen mampu memperjelas variabilitas variabel dependen. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 26.866 a .342 .468 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Berdasarkan tabel 4.10 dapat dilihat bahwa nilai Cox Snell R Square sebesar 0,342 dan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,468. Hal ini menunjukkan variabilitas variabel independen untuk memperjelas variabilitas variabel dependen adalah sebesar 46,8 sementara sisanya sebesar 53,2 dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak disertakan dalam penelitian ini.

4.2.3.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel-variabel independen terhadap pemberian opini audit going concern. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi logistik yang ditunjukkan dalam tabel Variables in Equation, yaitu dengan membandingkan nilai pada kolom signifikan dengan nilai signifikansi yang digunakan α = 0,05. Ha diterima jika α 0,05 dan Ha ditolak jika α 0,05. Universitas Sumatera Utara Ho: Variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat Ha : Variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap terjadinya variabel terikat. Tabel 4.11 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. ExpB Step 1 a X1 -.018 .012 2.325 1 .127 .983 X2 .025 .027 .824 1 .364 1.025 X3 .002 .012 .031 1 .859 1.002 X4 -21.276 15250.735 .000 1 .999 .000 X5 .035 .224 .025 1 .874 1.036 Constant -.164 5.939 .001 1 .978 .849 a. Variables entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5. Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Dari pengujian persamaan regresi logistik tersebut, diperoleh sebuah persamaan model regresi logistik sebagai berikut : Y = -0,164 –0,018 X1+0,025 X2 +0,002 X3–21,276X4+0,035X5 Berdasarkan tabel 4.11 diatas, diperoleh hasil uji regresi logistik yang diperlukan untuk menguji hipotesis. Maka hasil pengujian hipotesis adalah : Universitas Sumatera Utara H1 : Likuiditas perusahaan yang diproksikan dengan current ratio berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan tabel 4.11, current ratio X1 mempunyai tingkat probabilitas signifikansi 0,127 yang nilainya berada diatas taraf signifikansi 0,05 atau 5 dan current ratio mempunyai koefisien negatif sebesar 0,018 sehingga dapat dikatakan bahwa Ha ditolak dan Ho terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. H2 : Profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan return on assets ROA berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan tabel 4.11, ROA X2 mempunyai tingkat probabilitas signifikansi 0,364 yang nilainya berada diatas taraf signifikansi 0,05 atau 5 dan ROA mempunyai koefisien positif sebesar 0,025 sehingga dapat dikatakan bahwa Ha ditolak dan Ho terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Universitas Sumatera Utara H3 : Solvabilitas perusahaan yang diproksikan dengan debt to total assets ratio DAR berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan tabel 4.11, DAR X3 mempunyai tingkat probabilitas signifikansi 0,859 yang nilainya berada diatas taraf signifikansi 0,05 atau 5 dan DAR mempunyai koefisien positif sebesar 0,002 sehingga dapat dikatakan bahwa Ha ditolak dan Ho terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa DAR tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. H4: Ukuran Kantor Akuntan Publik KAP berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan tabel 4.11, Ukuran KAP X4 mempunyai tingkat probabilitas signifikansi 0,999 yang nilainya berada diatas taraf signifikansi 0,05 atau 5 dan ukuran KAP mempunyai koefisien negatif sebesar 21,276 sehingga dapat dikatakan bahwa Ha ditolak dan Ho terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Universitas Sumatera Utara H5 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Berdasarkan tabel 4.11, ukuran perusahaan X5 mempunyai tingkat probabilitas signifikansi 0,874 yang nilainya berada diatas taraf signifikansi 0,05 atau 5 dan ukuran perusahaan mempunyai koefisien positif sebesar 0,035 sehingga dapat dikatakan bahwa Ha ditolak dan Ho terima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pengaruh Likuiditas Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini

Audit Going Concern Variabel likuiditas perusahaan yang diproksikan dengan current ratio memiliki nilai koefisien negatif sebesar 0,018 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,127 lebih besar dari 0,05, artinya dapat disimpulkan bahwa variabel current ratio memiliki arah hubungan yang berlawanan negatif dengan penerimaan opini audit going concern. Nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 tidak signifikan berarti bahwa variabel current ratio belum dapat memberikan bukti konsisten tentang pengaruhnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Noverio 2011 yang memberikan bukti bahwa likuiditas perusahaan memiliki hubungan negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Namun tidak konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Vuko dan Berket 2012, yang menyatakan bahwa likuiditas perusahaan memiliki pengaruh paling signifikan terhadap penerbitan opini audit going concern. Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan oleh perbedaan objek dan periode penelitian, dimana Vuko dan Berket menggunakan perusahaan yang terdaftar di Croatian capital market selama periode 2008 dan 2009.

2. Pengaruh Profitabilitas Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern Variabel profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan Return on Assets ROA, menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,025 dengan signifikansi sebesar 0,364 lebih besar dari 0,05 artinya variabel ini memiliki arah hubungan yang positif namun tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon 2011 yang memberikan bukti bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going concern. Hal ini dikarenakan, perusahaan dengan rasio profitabilitas yang tinggi belum tentu bebas dari masalah going concern. Universitas Sumatera Utara Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Susanto 2009 yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.

3. Pengaruh Solvabilitas Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern Variabel solvabilitas perusahaan yang diproksikan dengan Debt to Total Assets Ratio DAR, menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,002 artinya variabel ini memiliki arah hubungan yang positif, dimana DAR yang tinggi membuat auditor cenderung untuk memberikan opini audit going concern dan sebaliknya. Namun dalam penelitian ini nilai signifikansi sebesar 0,859 lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa DAR tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Wibisono 2013 yang memberikan bukti bahwa DAR tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going concern, karena dalam memberikan opini audit going concern auditor tidak hanya mempertimbangkan rasio solvabilitas, tetapi juga melihat faktor-faktor lainnya. Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Susanto 2009 yang menyatakan bahwa DAR berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Universitas Sumatera Utara

4. Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik KAP Terhadap Penerimaan Opini Audit

Going Concern Variabel ukuran KAP yang diproksikan dengan KAP berafiliasi Internasional yang termasuk dalam The Big Four dan KAP berafiliasi Internasional yang tidak termasuk dalam The Big Four, menunjukkan nilai koefisien negatif sebesar 21,276 artinya variabel ini memiliki arah hubungan yang negatif dengan nilai signifikansi sebesar 0,999 lebih besar dari 0,05 menunjukkan bahwa ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Tampubolon 2011 yang memberikan bukti bahwa kualitas audit dalam penelitian ini disebut dengan ukuran KAP tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going concern. Pendapat Scott 2001 dalam Junaidi dan Jogiyanto 2010 menjelaskan hal ini, dimana manajer yang rasional tidak akan memilih auditor dari KAP besar termasuk dalam The Big Four dan afiliasinya untuk melakukan audit atas perusahaannya apabila karakteristik perusahaan tidak baik. Argumen ini didasari anggapan bahwa auditor dari KAP besar akan mampu mendeteksi karakteristik perusahaan yang tidak baik dan memberikan opini audit going concern, dan sebaliknya. Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Noverio 2011 yang menyatakan bahwa kualitas audit berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Universitas Sumatera Utara

5. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Variabel ukuran perusahaan yang diproksikan dengan logaritma natural dari total aset, menunjukkan nilai koefisien positif sebesar 0,035 artinya variabel ini memiliki arah hubungan yang positif dengan nilai signifikansi sebesar 0,874 lebih besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi dan Jogiyanto 2010 yang memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going concern. Artinya auditor dalam memberikan opini audit going concern tidak terpengaruh terhadap ukuran perusahaan yang mungkin memberikan fee yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang kecil. Namun penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Susanti 2013 yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kondisi Keuangan, Ukuran Perusahaan, Audit Lag, dan Debt Default Terhadap Pemberian Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 129 96

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Leverage, Kualitas Audit, dan Opini Audit Tahun Sebelumnya terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 56 106

Pengaruh Profitabilitas, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Solvabilitas Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Pada Ta

1 12 103

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern

0 6 13

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efe

1 7 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efe

1 6 17

PENDAHULUAN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

1 8 10

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, Dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Goin

0 3 19

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI.

4 8 28

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015.

0 2 115