Evaluasi program kencleng laz al-Madinah Ciledug dalam pemberdayaan Umat

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ABDUL RAHMAN

NIM. 107053002786

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

EVALUASI PROGRAM KENCLENG LAZ

AL-MADINAH CILEDUG DALAM

PEMBERDAYAAN UMAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Sebagai Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh:

ABDUL RAHMAN NIM: 107053002786

Pembimbing

M. HUDRI, M.Ag NIP. 19720606 199803 1 003

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

1. Skripsi merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata Satu (S - 1) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Juni 2011


(4)

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul EVALUASI PROGRAM KENCLENG LAZ

AL-MADINAH CILEDUG DALAM PEMBERDAYAAN UMAT telah diujikan

dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada 17 Juni 2011. Skripsi telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Program Studi Manajemen Dakwah.

Jakarta, 17 Juni 2011 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Drs. Wahidin Saputra, M.A H. Mulkanasir, B.A, S.Pd, M.M NIP. 19700903 199603 1 001 NIP. 19550101 198302 1 001

Anggota, Penguji I

Penguji II

Drs. Hasanuddin Ibnu Hibban, M.A Drs. Cecep Castrawijaya, M.A NIP. 19660605 199403 1 005 NIP. 19670818 199803 1 002

Pembimbing,

M. Hudri, M.Ag NIP. 19720606 199803 1 003


(5)

i

Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Madinah Ciledug adalah salah satu lembaga pengelola zakat yang di dalamnya terdapat bermacam program, terutama dalam program fundraising. Salah satu dari program fundaraisingnya adalah program kencleng LAZ Al-Madinah Ciledug, yaitu penggalangan dana infak dan shodaqoh. Menariknya dari program ini adalah sebuah kaleng kecil seperti celengan yang bisa menghasilkan dana infak dan shodaqoh yang begitu besar, selama program tersebut berjalan terdapat hasil yang memuaskan dalam pemasukan dana infak dan shodaqoh, dan dari hasil dana kencleng tersebut yang terkumpul disalurkan ke program-program LAZ Al-Madinah khususnya dalam pemberdayaan umat. Program ini bertujuan untuk mempermudahkan jamaah dalam bershodaqoh dan berinfak, dan meningkatkan kesadaran terhadap jamaah akan mudahnya bershodaqoh dan berinfak.

Untuk mengukur apakah program tersebut berjalan dan berhasil atau tidaknya maka diperlukan evaluasi-evaluasi terhadap program tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengamati sejauh mana penilaian program kencleng LAZ Al-Madinah Ciledug dalam pemberdayaan umat. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model evaluasi input yang digunakan oleh Pietrzakdkk. Di dalam evaluasi input ini terdapat variabel-variabel yang ingin penulis ketahui bagaimana karakteristik sasaran penerima kegiatan program (klien/jamaah) benar-benar sesuai dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana (LAZ Al-Madinah), bagaimana kualifikasi para staf pelaksana program dalam menjalankan program kerja kencleng, dan bagaimana fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program kencleng.

Untuk penelitian ini, penulis menggunakan metodologi penelitian pendekatan deskriptif kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Hasil penelitian ini penulis dapat simpulkan bahwa program kencleng LAZ Al-Madinah Ciledug hanya membantu atau mensupport dari dana kencleng yang terkumpul untuk program-program yang ada di LAZ Al-Madinah Ciledug, khususnya program-program dalam kepentingan dan pemberdayaan umat seperti santunan yatim dan dhu’afa, cicilan mobil layanan peduli, bantuan iuran SPP/beasiswa anak asuh, bantuan bencana alam, sunatan massal, klinik kesehatan umat, UKM (toko kitab), dan bantuan pembangunan masjid dan majlis taklim di sekitar wilayah ciledug.


(6)

ii

KATA PENGANTAR

 





Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji bagi Allah SWT tuhan semesta alam yang telah memberikan kita segala nikmat dan karuniaNya sehingga diri ini masih dapat bernafas dan diberi kesehatan untuk selalu dapat menuntut ilmu. Shalawat serta salam tak lupa selalu terlimpah curah kepada baginda Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang dengan cahaya iman dan Islam.

Dengan terselesaikannya skripsi ini, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil, karena penulis yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini tidaklah terlalu berlebihan apabila penulis ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya dan mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H.


(7)

iii

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah, dan H. Mulkanasir, BA., S.Pd., MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah, yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan studi di Jurusan Manajemen Dakwah.

3. M. Hudri, M.Ag selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk memberikan nasihat dan arahan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan perlindungannya.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan, semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi penulis.

5. Pimpinan dan Karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang banyak membantu penulis dalam memberikan referensi buku-buku dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Teristimewa Orang tua penulis, Ayahanda H. Madali dan Ibunda Hj. Munyati yang sangat penulis sayangi dan hormati. Dengan jerih payah dan kerja keras beliaulah penulis dapat menyelesaikan studi S1 di Fakultas


(8)

iv

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, sekalipun ucapan terimakasih penulis tidaklah berarti apa-apa untuk beliau tetapi penulis persembahkan skripsi ini untuk beliau.

7. Abang dan adikku tercinta, Moh. Amin, S.Com, Abdul Karim, Fatullah, Abdul Mukhlis, Ahmad Fudhoil, dan Abdul Rahim skripsi ini saya persembahkan.

8. Segenap keluarga besar LAZ Al-Madinah Ciledug Ustd. M. Rasyid, HD, S.Ag (Anggota/Wakil Ketua LAZ Al-Madinah), Rudi Hartono, S.Pd (Sekretaris LAZ Al-Madinah), dan Ade Wahyudi, SH (Div. Pembinaan Yatim LAZ Al-Madinah) yang dengan keramahannya memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di LAZ Al-Madinah dan sekaligus membantu dan memberikan informasi-informasi yang penulis butuhkan. Terimakasih banyak untuk semuanya.

9. Sahabat-sahabatku Agus, Juned, Tirta, Ali, Ale, Ardi dan Iin yang selalu membuka forum untuk kita berdiskusi beramai-ramai tentang penelitian kita, semoga kita masih terus bisa berdiskusi bertukar pengalaman dan ilmu. Tak lupa untuk sahabat penulis Dwi, Igo, Syukur dan Fajri yang telah baik hati dalam meminjamkan laptopnya sehingga penulis bisa


(9)

v

Penulis berharap semoga segala usaha, pengorbanan, do’a dan harapan kita semua mendapatkan balasan yang berlipat dari Allah SWT. Penulis sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, karena manusia bukanlah makhluk yang sempurna. Demikianlah sedikit pengantar dan ucapan terima kasih, semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi keluarga besar Jurusan Manajemen Dakwah pada Khususnya. Atas semua perhatian yang diberikan penulis sampaikan ucapan terima kasih.

Jakarta, Juni 2011


(10)

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 8

D. Metodologi Penelitian ... 9

E. Tinjauan Pustaka ... 13

F. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II : LANDASAN TEORI A. Evaluasi Program ... 17

1. Pengertian Evaluasi Program ... 17

2. Model Evaluasi Program ... 21

3. Indikator Evaluasi Program ... 24

4. Tinjauan dan Kegunaan Evaluasi Program ... 28

B. Kencleng ... 29

1. Pengertian Kencleng ... 29


(11)

ix

3. Pengertian Zakat ... 32

D. Pemberdayaan Umat ... 36

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG LAZ AL-MADINAH CILEDUG A. Profil LAZ Al-Madinah Ciledug ... 40

1. Sejarah Singkat Berdirinya LAZ Al-Madinah Ciledug . 40 2. Visi-Misi LAZ Al-Madinah Ciledug ... 42

3. Program Kerja LAZ Al-Madinah Ciledug ... 44

4. Struktur Organisasi LAZ Al-Madinah Ciledug ... 46

B. Profil Program Kencleng LAZ Al-Madinah Ciledug ... 52

1. Sejarah Munculnya Program ... 52

2. Sasaran dan Tujuan Program ... 53

3. Struktur Personil Pelaksana Program ... 53

4. Mekanisme Kerja Pelaksana Program ... 54

5. Sarana atau Fasilitas Pelaksana Program ... 56

BAB IV : ANALISA EVALUASI PROGRAM KENCLENG LAZ AL-MADINAH CILEDUG DALAM PEMBERDAYAAN UMAT


(12)

viii

A. Evaluasi Program Kencleng LAZ Al-Madinah Ciledug

dalam Pemberdayaan Umat ... 59

1. Klien / Jamaah (Sasaran Penerima Kegiatan Program) . 59 2. Staf / Amil (Pelaksana Program) ... 69

3. Sarana atau Fasilitas yang Digunakan dalam Pelaksanaan Program ... 73

B. Analisis Evaluasi Program Kencleng LAZ Al-Madinah Ciledug dalam Pemberdayaan Umat ... 76

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Saran-Saran ... 80

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(13)

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zakat merupakan salah satu kewajiban yang diisyaratkan Allah SWT kepada umat Islam sebagai salah satu perbuatan ibadah yang setara dengan shalat, puasa dan haji. Akan tetapi zakat merupakan ibadah melalui harta kekayaan dan bukan ibadahbadaniyahyang pelaksanaannya dengan fisik.1

Zakat adalah suatu kewajiban bagi umat Islam yang telah ditetapkan dalam Al Qur’an. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang selalu disebutkan sejajar dengan shalat. Inilah yang menunjukkan betapa pentingnya zakat sebagai salah satu rukun Islam.

Dalam Al Qur’an terdapat dua puluh tujuh ayat yang mengajarkan kewajiban shalat dengan kewajiban zakat dalam berbagai bentuk kata. Di dalam Al Qur’an terdapat pula berbagai ayat yang memuji orang-orang yang secara sungguh-sungguh menunaikannya dan sebaliknya memberikan ancaman-ancaman bagi orang yang sengaja meninggalkannya. Karena itu khalifah Abu Bakar ash-Shidiq bertekad memerangi orang-orang yang shalat tetapi tidak mau mengeluarkan zakat. Ketegasan sikap ini menunjukkan

1

Abuddin Nata,Mengenal Hukum Zakat dan Infaq Shadaqah, (Jakarta: BAZIS DKI, 1999), h. 3


(15)

bahwa perbuatan meninggalkan zakat adalah suatu kedurhakaan dan jika hal ini dibiarkan maka memunculkan berbagai kemaksiatan lain.2

Adapun pelaksanaan zakat itu merupakan salah satu usaha untuk:

1. Membersihkan jiwaMuzakki(wajib zakat) dari sifat bakhil dan tamak serta menanamkan cinta kasih (solidaritas) terhadap golongan lemah. 2. Membersihkan harta yang kotor karena bercampur dengan harta

Mustahik(orang yang berhak menerima zakat). 3. Menumbuhkembangkan kekayaan muzaki.

4. Membersihkan jiwa para mustahik dari perasaan iri hati, benci dan dendam terhadap golongan kaya yang hidup dalam kemewahan tetapi tidak sudi berzakat.

5. Memberikan modal kerja kepada golongan lemah untuk menjadi manusia yang berkemampuan hidup layak.3

Perintah berzakat memang luar biasa, sehingga menghasilkan suatu keindahan. Zakat lahir untuk mengatasi kemiskinan, apabila kemiskinan itu teratasi, orang yang berzakat akan lebih banyak lagi, zakat infaq dan shadaqoh akan terus mengalir meski sudah tidak ada orang miskin lagi.

Perintah Allah SWT untuk mengambil zakat terdapat dalam QS. At-Taubah : 103, yang berbunyi:

                                 2

Didin Hafidhuddin,Zakat Dalam Perekonomian Modern,(Jakarta: Gema Insani, 2002), Cet. Ke-1, h. 1-2

3

Sjechul Hadi Purnomo, Sumber-sumber Panggilan Zakat, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994), h. 34-35


(16)

3

Artinya:”Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”. (QS. At-Taubah : 103).4

Dari ayat di atas sudah jelas bahwa setiap zakat itu harus dikeluarkan dari sebagian harta orang-orang muslim (muzaki) dengan maksud untuk membersihkan dan mensucikan harta mereka. Maka oleh sebab itu, perlu adanya Lembaga Amil Zakat (LAZ) untuk menggalang dana zakat kepada mereka yang kelebihan harta untuk dikelola atau didayagunakan dan diserahkan atau disampaikan zakat tersebut kepada orang-orang yang berhak menerimanya (mustahik).

Untuk menggalang dana zakat tersebut dibutuhkan keterampilan bagi para amil yang memiliki pemikiran kreatif dan inovatif untuk menggalang dana zakat tersebut agar mereka mau mengeluarkan sebagian harta mereka (zakat). Keterampilan menggalang dana sangatlah penting, apalagi keterampilan tersebut dilakukan dengan manajemen yang baik sesuai dengan unsur-unsur manajemen (Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling) sehingga penggalangan dana tersebut berjalan dengan baik dan lancar.

Fundraising tidak hanya diartikan pengumpulan dana semata, tetapi juga segala bentuk partisipasi dan kepedulian yang diberikan masyarakat kepada

4

Mahmud Junus, ALQURAN. Indonesia,Tarjamah Al Quran Al Karim,(Bandung: PT. AL-MA’RIF, 1988), Cet. 6, h.184


(17)

suatu organisasi atau lembaga zakat yang berbentuk dana dan segala macam benda dan fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lembaga.5

Mengingat pentingnya fundraising bagi lembaga amil zakat (LAZ), karena fundraising atau penggalangan dana adalah unsur yang sangat penting untuk menentukan berhasil atau tidaknya organisasi atau LAZ tersebut mulai dari bertahan hidup LAZ, perluasan dan pengembangan LAZ, mengurangi hidup bergantung LAZ, membangun landasan pendukung LAZ dan sampai menciptakan organisasi atau LAZ yang efektif dan kokoh.

Untuk menggalang dana secara efektif dibutuhkan jam kerja yang panjang, kerja keras, kemampuan berkomunikasi dan pengetahuan yang cukup mendalam mengenai berbagai teknik yang dapat digunakan dalam menggalang dana.

Saat ini banyak terdapat Lembaga Amil Zakat atau Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang berhamburan disetiap wilayah, termasuk di dalamnya terdapat bermacam-macam program, mulai dari penggalangan dana (fundraising) dan pendayagunaannya dan hasil dari semua itu hanya dikhususkan untuk kepentingan umat.

Salah satu contoh penggalangan dana (fundraising) dari lembaga zakat dengan programnya berupa Kencleng LAZ Al-Madinah Ciledug, yaitu sejenis kaleng kecil yang berbentuk lonjong seperti celengan. Bagi penulis program

5

April Purwanto, Manajemen Fundraising Bagi Organisasi Zakat, (Yogyakarta: Teras, 2009), Cet. Ke-1, h. 4


(18)

5

tersebut sangat menarik perhatian, karena setelah penulis mewawancarai petugas amil LAZ Al-Madinah Ciledug program tersebut sangat membantu pemasukan (input) dana infak atau shadaqoh, dengan cara disebarkan 200 kencleng kepada jamaah majlis dhuha yaitu salah satu dari kegiatan Masjid Al-Madinah, dari sebagian jamaah tersebut ada yang memiliki pemikiran atau ide-ide untuk penyebaran kencleng seperti mengajak sanak saudaranya, dan ada sebagian jamaah yang menaruh kencleng di tempat usaha pribadinya seperti warung-warung, dan sebagian lagi jamaah menaruhnya (kencleng) di rumah masing-masing untuk pribadinya sendiri, sehingga dapat menghasilkan pemasukan dana infak dan shodaqoh yang begitu besar, dengan hasil dana yang terkumpul tersebut digunakan dan dimanfaatkan untuk jalannya program-program yang ada di LAZ Al-Madinah khususnya program yang bertujuan untuk kepentingan atau pemberdayaan umat yang ada di sekitar wilayah ciledug.

Untuk mengukur apakah program tersebut berjalan dan berhasil atau tidaknya maka diperlukan evaluasi-evaluasi terhadap program tersebut. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengamati sejauh mana penilaian program kencleng LAZ Al-Madinah ciledug dalam pemberdayaan umat.

Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu ”Evaluation”. Menurut Edwind Wand dan Gerald W. Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu.


(19)

Perlu dijelaskan di sini bahwa evaluasi tidak sama artinya dengan pengukuran (measurement). Mengenai (measurement) Wan dan Brown mengatakan bahwa pengukuran adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan luas atau kuantitas daripada sesuatu.

Dari definisi evaluasi (penilaian) dan definisi pengukuran (measurement) yang telah disebutkan di atas, maka dapatlah diketahui dengan jelas perbedaan antara penilaian dan pengukuran. Pengukuran akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan ”how much”, sedangkan penilaian akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan”what value”.6

Melalui program kencleng LAZ Al-Madinah yang telah berjalan sampai sekarang ini, kelak LAZ tersebut akan menjadi sebuah lembaga zakat yang maju akan adanya bermacam program yang aktif dan hidup berkembang di dalamnya.

Berdasarkan paparan latar belakang masalah di atas, penulis sangat tertarik untuk mengambil judul ”Evaluasi Program Kencleng LAZ Al-Madinah Ciledug Dalam Pemberdayaan Umat” untuk dijadikan bahan penelitian skripsi.

6

Wayan Nurkancana, Sumartana, Evaluasi Pendidikan,(Surabaya: Usaha Nasional, 1982), Cet. Ke-1, h. 1-2


(20)

7

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar penelitian yang dilakukan dan dibahas pada penulisan skripsi ini lebih terarah dan tidak meluas, maka penulis membatasi penelitian pada evaluasi program kencleng yang dilakukan oleh LAZ Al-Madinah Ciledug dalam pemberdayaan umat yang difokuskan pada bulan Januari 2011 sampai dengan bulan Mei 2011.

Adapun pemilihan kriteria evaluasi, terkait tipe-tipe evaluasi yang memberikan penekanan atau fokus tertentu sesuai dengan ruang lingkup kegiatan yang dievaluasi, maka pada penelitian ini penulis menggunakan model evaluasi yang dilakukan oleh Pietrzak dkk, yaitu: evaluasi input yang di dalamnya terdapat variabel-variabel yang terkait dengan evaluasi ini, yaitu: Masyarakat (peserta program), Tim atau staff, dan Program.

2. Perumusan Masalah

Dalam merealisasikan batasan masalah yang dikemukakan di atas, maka penulis merumuskan permasalahan untuk memudahkan pembahasan selanjutnya, adapun perumusan masalah tersebut yaitu sebagi berikut:

1) Bagaimana karakteristik sasaran penerima kegiatan program(klien) apakah benar-benar sesuai dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana (LAZ Al-Madinah)?


(21)

2) Bagaimana kualifikasi para staf pelaksana program dalam menjalankan program kerja kencleng?

3) Bagaimana fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program kencleng?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan perumusan masalah di atas dapatlah diketahui bahwa tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui bagaimana karakteristik sasaran penerima kegiatan program(klien)apakah benar-benar sesuai dengan sasaran dan tujuan program yang ditetapkan lembaga pelaksana (LAZ Al-Madinah).

2) Untuk mengetahui bagaimana kualifikasi para staf pelaksana program dalam menjalankan program kerja kencleng.

3) Untuk mengetahui bagaimana fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program kencleng.

2. Manfaat Penelitian


(22)

9

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi yang bisa dimanfaatkan bagi para pengelolah program yang terkait pada program-program Lembaga Amil Zakat (LAZ), khususnya bagi pengelolah program kencleng LAZ Al-Madinah. Informasi ini berupa masukan umpan balik perencanaan program, untuk dapat membantu memperbaiki dan mengembangkan kegiatan-kegiatan program.

b. Manfaat Akademis

Diharapkan dapat menambah kontribusi keilmuan yang dapat dijadikan dokumentasi Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, untuk dijadikan sebagai rujukan bagi para Mahasiswa yang berkonsentrasi pada study sosial dan manajemen dalam dimensi pelayanan masyarakat dan evaluasi program-program sosial.

c. Rekomendasi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi bagi LAZ Al-Madinah dalam upaya mengevaluasi program kencleng yang terdapat pada LAZ Al-Madinah ciledug.

D. Metodologi Penelitian


(23)

Sebagai kejadian tingkat wacana maka metode penelitian ini adalah kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang manghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari sumber-sumber yang diperoleh.

Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Lexy J. Moleong mendefinisikan Metodologi Penelitian Kualitatif adalah sebagai suatu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat di amati.7 2. Waktu dan Tempat Penelitian

a. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari tanggal 17 Februari 2011 sampai dengan tanggal 26 Mei 2011.

b. Tempat Penelitian

Penulis melakukan penelitian di kantor LAZ Al-Madinah Ciledug Jl.HOS Cokro Aminoto No.93 Kelurahan Karang Tengah, Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang, Provinsi Banten.

3. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini yaitu penulis sendiri, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah pihak pelaksana program, yaitu:

7

Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), h. 3


(24)

11

LAZ Al-Madinah Ciledug, dan pihak sasaran penerima kegiatan program, yaitu: jamaah yang aktif dalam kegiatan majlis dhuha.

Objek penelitian dari LAZ Al-Madinah Ciledug, yaitu pihak bagian mekanisme kerja dalam pelaksanaan kegiatan program. Dalam hal ini penulis mendapatkan informasi, bahwa pihak pelaksana kegiatan program kencleng yang terlibat hanya sejumlah 3 orang (amil).

Adapun penentuan jumlah objek penelitian dari pihak sasaran penerima kegiatan program yang terdiri dari jamaah yang aktif dalam kegiatan majlis dhuha, peneliti tentukan sejumlah 10 orang (jamaah). Penentuan jumlah objek penelitian pada pihak sasaran penerima program ini, tidak diambil dari keseluruhan populasi terget sasaran penerima kegiatan program yang ditetapkan oleh lembaga pelaksana, hal ini dilakukan dengan pertimbangan tertentu, antara lain: karena keterbatasan tenaga, waktu dan dana.

4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data dan informasi yang berkaitan dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:


(25)

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti.8 Penulis melakukan penelitian dengan cara mengamati langsung terhadap sesuatu yang terkait dengan masalah Program Kencleng LAZ Al-Madinah Ciledug yang dilakukan oleh LAZ Al-Madinah, baik secara langsung maupun tidak.

b. Wawancara(Interview)

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung.9Sedangkan teknik wawancara yang digunakan adalah campuran antara wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.10 Hal ini bertujuan untuk memberikan kebebasan pada narasumber dalam menjawab pertanyaan yang diberikan namun tetap terarah pada masalah yang diangkat.

c. Dokumentasi

Dokumentasi dipakai guna melengkapi data-data yang diperlukan, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku, catatan, transkip, bulletin, makalah dan sebagainya.

5. Teknik Penulisan

8

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), Cet. Ke-4, h. 53

9

Usman dan Akbar,Metodologi Penelitian Sosial,h. 57

10


(26)

13

Penulisan Skripsi ini berpedoman pada “Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi)” yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2007.

6. Teknik Analisis Data

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskrtiptif analisis, yaitu suatu teknik analisis data dimana penulis membaca, mempelajari, memahami dan kemudian menguraikan semua data yang diperoleh, lalu membuat analisa-analisa komprehensif sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam menyusun skripsi ini sebelum penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi suatu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis tempuh adalah mengkaji terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul hampir sama dengan yang akan penulis teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang penulis teliti sekarang tidak sama dengan penelitian dari skripsi-skripsi terdahulu.

Adapun tinjauan pustaka dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan literatur berupa skripsi, yaitu: Fahminudin, “Evaluasi Program Deteksi Kanker Payudara Melalui Pemeriksaan Klinis dengan Melibatkan Bidan, Kolaborasi Yayasan YAPPIKA (Yayasan Pengobatan Partisipasi,


(27)

Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia) dan YKPJ (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta) Di Kecamatan Koja, Jakarta Utara”. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.

Skripsi ini membahas tentang evaluasi input dan proses pada program Evaluasi Program Deteksi Kanker Payudara Melalui Pemeriksaan Klinis dengan Melibatkan Bidan, Kolaborasi Yayasan YAPPIKA (Yayasan Pengobatan Partisipasi, Inisiatif, dan Kemitraan Masyarakat Indonesia) dan YKPJ (Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta) Di Kecamatan Koja, Jakarta Utara. Analisa evaluasi program pada program tersebut, yaitu berupa penilaian dengan mengkaji pada unsur-unsur atau variabel yang masuk di dalam pelaksanaan program, yang terdiri dari: 1). Karakteristik penerima layanan (Klien), 2). Kualifikasi para staf pemberi layanan, dan 3). Sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program.

Meskipun pembahasan skripsi di atas, memiliki kesamaan dalam penelitian evaluasi program pada penulisan skripsi yang dilakukan penulis, yaitu melakukan penelitian evaluasi program pada input. Akan tetapi terdapat perbedaan-perbedaan pada penulisan penelitian skripsi ini, diantaranya:

1. Penelitian evaluasi program pada skripsi yang dijadikan sebagai kajian pustaka, menggunakan evaluasi program pada input dan proses. Sedangkan penelitian evaluasi program pada penulisan skripsi ini menggunakan evaluasi program input saja.


(28)

15

2. Terletak perbedaan pada objek yang diteliti. LAZ Al-Madinah ciledug, yang dalam penelitian ini penulis jadikan sebagai objek penelitian pada penulisan skripsi ini, sebelumnya tidak ada dari salah satu mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah melakukan penelitian evaluasi program pada lembaga dan program tersebut.

Perbedaan-perbedaan yang disebut di atas, menjadikan dasar argumentasi bahwa penelitian evaluasi program yang dilakukan pada penulisan skripsi ini bukanlah bersifat plagiat.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penulisan skripsi ini, pokok permasalahannya akan dibagi menjadi lima bab. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUANmerupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI dalam bab ini akan menguraikan dan menjelaskan tentang: Evaluasi Program, yang menjelaskan tentang; pengertian, model, dan tujuan dan kegunaan evaluasi program. Kencleng, yang menjelaskan tentang; pengertian dan tujuan kencleng. Lembaga Amil


(29)

Zakat, yang menjelaskan masing-masing tentang pengertiannya. Dan Pemberdayaan Umat, yang menjelaskan tentang pengertiannya saja.

BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG LAZ AL-MADINAH CILEDUG dalam bab ini akan menguraikan dan menjelaskan tentang: Profil LAZ Al-Madinah, berisi tentang sejarah singkat berdirinya, visi dan misi, program kerja dan struktur organisasi. Profil Program Kencleng LAZ Al-Madinah, sejarah munculnya program, sasaran dan tujuan program, struktur personil pelaksana program, mekanisme kerja pelaksana, dan sarana atau fasilitas pelaksana program.

BAB IV : ANALISA EVALUASI PROGRAM KENCLENG LAZ AL-MADINAH CILEDUG DALAM PEMBERDAYAAN UMAT dalam bab ini memaparkan dan menjelaskan tentang analisa evaluasi input, berupa penilaian dengan mengkaji pada unsur-unsur atau variabel yang masuk dalam pelaksanaan program, yang terdiri dari: Klien / jamaah (sasaran penerima kegiatan program), staf / amil (pelaksana program), dan sarana atau fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program. Dan analisis evaluasi program kencleng LAZ Al-Madinah ciledug dalam pemberdayaan umat.

BAB V : PENUTUP terdiri dari kesimpulan dan saran yang positif serta diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan di lembaga..

DAFTAR PUSTAKA


(30)

17 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Evaluasi Program

1. Pengertian Evaluasi Program

Secara etimologi, evaluasi artinya penilaian, sehingga mengevaluasi artinya memberikan penilaian atau menilai.1 Sedangkan secara etimologi, menurut Arikunto, evaluasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengukur tingkat keberhasilan suatu kegiatan. Dengan demikian penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat efektifitas pelaksanaan program dengan cara mengukur hal-hal yang berkaitan dengan keterlaksanaan program tersebut.2 Dengan kata lain evaluasi adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan pelaksanaan dari suatu kegiatan atau program.

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris (to evalute-value=evaluation), secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun, dari segi istilah ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni:

a. Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu.

1

Tim Penyusun,Kamus Besar Bahasa Indonesia,Edisi Ke dua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-4

2

Suharsimi Arikunto,Penilaian Program Pendidikan,(Jakarta: PT. Bina Aksara, 1998), Cet. Ke-1, h. 8


(31)

b. Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah berdasarkan atas tujuan yang jelas.

c. Proses penelitian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.3

Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, dimana suatu tujuan telah dapat dicapai. Devinisi tersebut menerangkan langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu kegiatan yang mengukur derajat, dimana suatu tujuan dapat dicapai. Sebenarnya evaluasi juga merupakan proses memahami, memberi arti, mendapatkan dan mengomunikasikan suatu informasi bagi keperluan pengambil keputusan.4

Menurut H.D. Sudjana, evaluasi merupakan kegiatan penting untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah ditentukan dapat dicapai, apakah pelaksanaan program sesuai dengan rencana dan dampak apa yang terjadi setelah program dilaksanakan.5

Sementara itu Ralph Tyler yang dikutip oleh Farida Yusuf Tayibnafis dalam bukunyaEvaluasi Program mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan dalam setiap program dapat tercapai.6

3

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi,(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), Cet. Ke-1, h. 3

4

M. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Oporsionalnya, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), Edisi 1, Cet. Ke-3 h. 1

5

H.D. Sudjana, Manajemen Program Pendidikan untuk Pendidikan Luar Sekolah dan

Pengembangan Sumberdaya Manusia,Evaluasi Program, (Bandung: Falah Production, 2000), h.

281

6

Tayibnapis Yusuf Farida, Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 3


(32)

19

Maka secara umum dapat diambil kesimpulan bahwa evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap segala macam pelaksanaan program agar dapat diketahui secara jelas apakah sasaran yang dituju sudah dapat tercapai atau belum. Segala bentuk program apapun baik itu dalam hal profit maupun non profit ataupun nirlaba dalam pelaksanaan manajerialnya sangatlah disyaratkan untuk melakukan monitoring dan evaluasi. Fungsi pengawas pada organisasi pada umumnya terkait dengan proses pemantauan (monitoring) dan evaluasi (evaluation).7 Monitoring atau usaha pemantauan dapat dilakukan secara terus menerus agar dapat diketahui proses perkembangan kegiatan yang dilakukan. Begitu juga halnya dengan kegiatan evaluasi yang berupa penilaian program kegiatan baik dari awal hingga akhir.

Dalam bidang manajemen, mengevaluasi tidak dapat dilepaskan dari rangkaian kegiatan yang bermula dari perencanaan dan pelaksanaan suatu program. Oleh karena itu, dalam manajemen sebuah organisasi selalu ada sebuah unit yang dikenal dengan ME (monitoring dan evaluasi). Unit tersebut bertugas memonitor dan mengevaluasi tingkat kesesuaian antara proses kegiatan dengan rencana yang dibuat dan seberapa tinggi pencapaian dari proses tersebut.

Melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi adalah suatu kesatuan yang saling mengisi satu dengan yang lainnya dan juga sesuatu yang wajib 7

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas Pengantar Pada Pemikaran dan Pendekatan Praktis,(Jakarta: FEUI Press), Cet.Ke-3,


(33)

dilakukan dalam suatu program atau organisasi. Maka sudah dipastikan bahwa melakukan evaluasi tidak terlepas dari pelaksanaan monitoring atau pemantauan bisa dilakukan pada proses pelaksanaan program, maka evaluasi adalah penilaian akhir pelaksanaan program.

Pengertian evaluasi dilaksanakan pada akhir pelaksanaan program tidaklah suatu yang mutlak harus dilakukan sedemikian rupa. Melakukan evaluasi tidak harus dilaksanakan menunggu tahap akhir program, tetapi juga bisa dilakukan pertengahan program kegiatan apabila ditemukan indikasi-indikasi kejanggalan atau penyimpangan-penyimpangan yang tidak sesuai dengan sasaran yang telah ditentukan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan jika hanya dilakukan pada akhir kegiatan, maka kesalahan dan kekurangan pada proses pelaksanaan kegiatan semakin lama menjadi besar dan semakin berat perbaikannya. Oleh karena itu melalui evaluasi terhadap kekurangan dari yang kecil ini akan lebih mudah pemecahannya dan tidak akan mengganggu kelancaran proses dan tahapan kegiatan berikutnya. Penilaian hasil fungsinya adalah untuk membantu penanggung jawab program dalam mengambil keputusan, meneruskan, memodifikasi atau menghentikan program, penilaian hasil memerlukan perbandingan hasil program dengan tujuan yang telah ditetapkan.8

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa, evaluasi program adalah proses penilaian suatu program apakah hasil sesuai dengan

8

Elly Irawan, DKK,Pengembangan Masyarakat,(Jakata: Universitas Terbuka, 1995), h. 43


(34)

21

rencana dan tujuan, apakah pelaksanaan program itu efektif dan efisien, serta apakah program tersebut layak diteruskan, dimodifikasi, atau bahkan dihentikan.

2. Model Evaluasi Program

Sebelum melakukan evaluasi program terlebih dahulu kita menentukan model evaluasi yang akan kita gunakan. Model evaluasi program menurut Steele (1977), mencakup lebih dari 50 jenis yang telah dan sedang digunakan dalam evaluasi program. Sebagai model berupa rancangan teoritis yang disusun para pakar, sebagaian dikembangkan dari pengalaman evaluasi di lapangan, dan sebagian lagi berupa konsep, pedoman, dan petunjuk teknis untuk menyelenggarakan evaluasi program.

Model-model evaluasi program dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori yaitu:

1. Model evaluasi terfokus pada pengambilan keputusan 2. Model evaluasi terhadap unsur-unsur program

3. Model evaluasi terhadap jenis/tipe kegiatan program 4. Model evaluasi terhadap proses pelaksanaan program 5. Model evaluasi terhadap pencapaian tujuan program 6. Model evaluasi terhadap hasil dan pengaruh program.9

Menurut pendapat lain, Setidaknya ada delapan model evaluasi yang dikemukakan oleh Arikunto dalam salah satu bukunya. Hanya saja dalam konteks ini, penulis akan membahas model evaluasi seperti yang

9

Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 51-52


(35)

dikemukakan oleh Peitrzak, Ramler, Renner, Ford dan Gilbert yang meliputi: evaluasi input, evaluasi proses dan evaluasi hasil.10

a. Evaluasi Input

Evaluasi ini dilakukan pada berbagai unsur yang masuk dalam pelaksanaan suatu program. Setidaknya ada tiga variabel utama yang terkait dengan evaluasi ini, yaitu: Masyarakat (peserta program), Tim atau Staff, dan Program.

1. Peserta Program, meliputi susunan keluarga dan berapa anggota keluarga yang ditanggung.

2. Tim atau Staff, meliputi: aspek demokrafi staff, seperti latar belakang pendidikan dan pengalaman staff.

3. Program, meliputi: lama (waktu) pelaksanaan program, dan sumber-sumber rujukan yang tersedia.11

Terkait dengan input program ini, ada empat kriteria yang dapat dikaji:

a) Tujuan program

b) Penilaian terhadap kebutuhan komunitas

c) Standar dari suatu praktek yang terbaik 10

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi.(Jakarta: Lembaga

Penerbitan FEUI, 2003), h. 189

11


(36)

23

d) Biaya untuk pelaksanaan program

b. Evaluasi Proses

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai bagaimana proses kegiatan yang telah dilaksanakan telah sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan.12

Evaluasi ini memfokuskan pada aktivitas program yang melibatkan interaksi langsung antara klien dengan staff. Tipe evaluasi ini diawali dengan analisis terhadap sistem pemberian bantuan atau kegiatan program. Yang menjadi kata kunci dalam evaluasi proses ini adalah apa yang dilakukan dan seberapa baik itu dilakukan?, dengan kata lain apakah kegiatan-kegiatan program yang dilakukan dapat dengan mudah dan nyaman diterima oleh sasaran kegiatan program (peserta program)?.

c. Evaluasi Hasil

Evaluasi ini dilakukan untuk menilai seberapa jauh tujuan-tujuan yang sudah direncanakan telah tercapai.13 Dengan demikian, evaluasi ini diarahkan pada keseluruhan dampak dari suatu program terhadap penerima (masyarakat peserta program). Sehingga, pertanyaan utama pada evaluasi ini adalah:

12

Elly Irawan, DKK,Pengembangan Masyarakat,(Jakarta: Universitas Terbuka, 1995), Cet. 1, h. 18

13


(37)

1. Kapan suatu program bisa dikatakan telah berhasil mencapai tujuannya?

2. Bagaimana masyarakat akan menjadi berbeda setelah menerima bantuan program tersebut?

Kriteria keberhasilan ini bisa mencakup:

a) Berorientasi pada program. Kriteria keberhasilan, pada umumnya dikembangkan berdasarkan cakupan ataupun hasil dari suatu program. Misalnya, presentase cakupan program terhadap populasi sasaran.

b) Berorientasi pada masyarakat. Kriteria keberhasilan, pada umumnya dikembangkan berdasarkan pada perubahan perilaku masyarakat. Misalnya, munculnya sikap kemandirian dan lain sebagainya.14

3. Indikator Evaluasi Program

Secara umum, indikator dapat didefinisikan sebagai suatu alat ukur untuk menunjukkan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian. Indikator dapat menyangkut suatu fenomena sosial, ekonomi, penelitian, proses suatu usaha peningkatan

14

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi.(Jakarta: Lembaga


(38)

25

kualitas. Indikator dapat berbentuk ukuran, angka, atribut atau pendapat yang dapat menunjukkan suatu keadaan.15

Indikator yang digunakan tersebut terbagi menjadi dua indikator, yaitu indikator objek (suatu alat ukur yang sudah dirumuskan dan terdapat dalam program tersebut) dan indikator analisis (suatu hal untuk menunjukkan atau menggambarkan suatu keadaan dari suatu hal yang menjadi pokok perhatian).

Adapun indikator-indikator yang perlu dipertimbangkan, terkait dengan penelitian evaluasi input terdapat 4 indikator yang digunakan untuk mengevalusai suatu kegiatan, yaitu: (a). Indikator ketersediaan, (b). Indikator relevansi, (c). indikator efesiensi, dan (d). Indikator keterjangkauan.16

1) Indikator ketersediaan, indikator ini melihat apakah unsur yang seharusnya ada dalam suatu proses itu benar-benar ada, misal dalam suatu program pembangunan sosial yang menyatakan bahwa diperlukan suatu tenaga kader lokal yang terlatih untuk menangani 10 rumah tangga maka perlu dicek (dilihat), apakah tenaga kader yang terlatih tersebut benar-benar ada.

2) Indikator relevansi, indikator ini menunjukkan seberapa relevan ataupun tepatnya sesuatu yang teknologi atau layanan yang

15

Suharto Edi, Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat, Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial, (Bandung: PT. Refika Aditama), Cet-1, 2005, h. 126

16


(39)

ditawarkan, misalnya pada suatu program pemberdayaan perempuan pedesaan dimana diperlukan kompor teknologi yang bisa mereka gunakan. Berdasarkan keadaan tersebut maka teknologi yang lebih baru ini dapat dikatakan kurang untuk diperkenalkan, bila dibandingkan dengan kompor biasa mereka gunakan.

3) Indikator efisiensi, indikator ini menunjukkan apakah sumber daya dan aktivitas yang dilaksanakan guna mencapai tujuan dimanfaatkan secara tepat guna (efisien), atau tidak memboroskan sumberdaya yang ada dalam upaya mencapai tujuan, misalnya saja, suatu layanan yang dijalankan dengan baik dengan hanya memanfaatkan 4 tenaga lapangan, tidak perlu dipaksakan untuk memperkerjakan pengangguran. Bila hal ini yang dilakukan, maka yang akan terjadi adalah underemployment (pengangguran terselubung).

4) Indikator keterjangkauan, indikator ini melihat apakah layanan yang ditawarkan masih berada dalam jangkauan pihak-pihak yang membutuhkan, misalnya saja apakah puskesmas yang didirikan untuk melayani suatu masyarakat bisa berada pada posisi yang strategis, dimana sebagian warga desa mudah datang ke puskesmas.


(40)

27

Dalam skripsi ini penulis menggunakan beberapa indikator sebagai berikut:

1. Variabel X (Evaluasi Program)

a. Indikator objek untuk mengetahui karakteristik sasaran penerima kegiatan program (jamaah).

b. Indikator ketersediaan untuk mengetahui jumlah sasaran penerima kegiatan program (jamaah) dan untuk mengetahui fasilitas yang digunakan dalam pelaksanaan program kencleng.

c. Indikator keterjangkauan untuk mengetahui tempat pelaksanaan kegiatan program dengan tempat tinggal sasaran penerima kegiatan program (jamaah).

2. Variabel Y (Pemberdayaan Umat)

Dalam variabel Y ini hanya menggunakan indikator ketersediaan untuk mengetahui hasil keseluruhan dana kencleng yang terkumpul disalurkan untuk jalannya program-program LAZ Al-Madinah, yaitu program-program pemberdayaan umat seperti santunan yatim dan dhu’afa, cicilan mobil layanan peduli, bantuan iuran SPP/beasiswa anak asuh, bantuan bencana alam, sunatan massal, klinik kesehatan umat, UKM (toko kitab), dan bantuan pembangunan masjid dan majlis taklim di sekitar wilayah ciledug.


(41)

4. Tujuan dan Kegunaan Evaluasi Program

Menurut Isbandi Rukminto, dengan mengutip pendapat Feurstein, sekalipun tidak secara langsung menyebut sebagai tujuan dari pelaksanaan evaluasi, namun dia menyatakan ada 10 (sepuluh) alasan, mengapa suatu evaluasi perlu dilakukan, yaitu:

1. Untuk melihat apa yang sudah dicapai

2. Melihat kemajuan, dikaikatkan dengan objek (tujuan) program 3. Agar tercapai manajemen yang lebih baik

4. Mengidentifikasikan kekurangan dan kelebihan, untuk memperkuat program

5. Melihat perbedaan yang sudah terjadi setelah diterapkan suatu program

6. Melihat apakah biaya yang telah dikeluarkan cukuprasionalible 7. Untuk merencanakan dan mengelola kegiatan program secara lebih

baik

8. Melindungi pihak lain agar tidak terjebak dalam kesalahan yang sama atau mengajak pihak lain untuk melaksanakan metode yang serupa bila metode tersebut telah terbukti berhasil dengan baik 9. Agar dapat memberikan dampak yang lebih luas, dan

10. Memberi kesempatan untuk mendapatkan masukan dari masyarakat.17

Pelaksanaan evaluasi ini juga berguna dan sangat penting dalam pelaksanaan program, karena:

a) Menjadi sistem untuk mengkaji perkembangan secara rutin dan membuat perbaikan yang diperlukan bagi semua pihak yang terkait, untuk memastikan apakah tujuan bisa dicapai.

17


(42)

29

b) Perintah atau lembaga donor perlu tahu bahwa dana yang dikeluarkan digunakan dengan baik dan sebagai bahan laporan bagi penyandang dana.

c) Pengalaman proyek bisa menjadi sumbangan untuk pemahaman bersama tentang apa yang berjalan dan tidak berjalan, dan untuk perancangan proyek atau program di masa mendatang.

B. Kencleng

1. Pengertian Kencleng

Kencleng adalah sebuah istilah bahasa sederhana dari celengan kaleng yang berbentuk lonjong, sehingga apabila dimasukkan uang logaman maka akan berbunyi kencreng.18 Kencreng menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah tiruan bunyi uang logam yang dijatuhkan kedalam kaleng.19 Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa kencleng adalah istilah dari tempatnya, sedangkan kencreng adalah istilah dari bunyinya.

2. Tujuan Kencleng

18

Wawancara Pribadi dengan Rudi Hartono, (Sekretaris LAZ Al-Madinah), Kamis 24 Maret 2011

19

Kamus Besar Bahasa Indonesia,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka 1988), h. 542


(43)

Tujuan dari program kencleng ini adalah untuk mempermudah para jamaah dalam beramal dan bersodaqoh, dan meningkatkan kesadaran terhadap jamaah akan shodaqoh dan infak.20

Tujuan dari hasil dana pemasukan program kencleng ini digunakan untuk kepentingan umat berupa; bantuan beasiswa anak asuh, santunan yatim, santunan dhua’fa, bantuan bencana alam,klinik kesehatan, sunatan masal, proposal kegiatan bermacam program, dan cicilan mobil layanan jenazah.21

C. Lembaga Amil Zakat

1. Pengertian Lembaga

Dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian lembaga antara lain: a. Asal mula (yang akan menjadi sesuatu); bakal (binatang, manusia

atau tumbuhan)

b. Bentuk (rupa, wujud) yang asli c. Acuan; ikatan

d. Badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha

e. Pola perilaku manusia yang mapan, terdiri atas interaksi sosial berstruktur dalam suatu kerangka nilai yang relevan.22

Dari pengertian di atas, penulis menyimpulkan bahwa lembaga adalah sebuah tempat resmi atau tidak resmi yang di dalamnya terdapat sekumpulan manusia atau sekelompok manusia yang melakukan kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya.

20

Wawancara Pribadi dengan Rudi Hartono

21

Wawancara Pribadi dengan Rudi Hartono

22

Kamus Besar Bahasa Indonesia,Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (Jakarta: Balai Pustaka 1988), h. 512


(44)

31

2. Pengertian Amil

Amil adalah para pekerja yang telah diserahi tugas oleh penguasa atau penggantinya untuk mengambil harta zakat dari wajib zakat (muzaki), mengumpulkan, menjaga dan menyalurkan. Dengan kata lain amil adalah badan atau lembaga atau panitia yang mengurus dan mengelola zakat, terdiri dari orang-orang yang diangkat oleh pemerintah atau masyarakat.23 yang disebut amil adalah orang atau lembaga yang mendapat tugas untuk mengambil, memungut dan menerima zakat dari para muzaki, menjaga dan memeliharanya untuk kemudian menyalurkannya kepada para mustahiknya.24

Menurut M. Yusuf Qardawi, yang dimaksud dengan amil zakat ialah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat. Mulai dari para pengumpul sampai para bendahara dan para penjaganya, juga mulai dari pencatatan sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat dan membagi kepada para mustahik.25

Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan, semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat yaitu soal sensus terhadap orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan padanya, juga besar harta yang dizakati, kemudian mengetahui para 23

Lili Bariadi, Muhammad Zen, M. Hudri,Zakat dan Wirausaha,(Jakarta: CED, 2005), Cet. Ke-1, h. 12-13

24

Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infaq, Sedekah,(Jakarta: Gema Insan, 1998), h. 22

25

M. Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat

Zakat Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Terjemahan Bahasa Indonesia, (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, 1973), h. 545


(45)

mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli dan petugas serta para pembantunya.26

Seorang amil haruslah yang diangkat sebagai petugas oleh pemerintah. Pendapat ini dikemukakan oleh beberapa para ulama khususnya Abu Zahrah. Menurutnya, amil adalah mereka yang bekerja untuk mengelola zakat, menghimpun, menghitung, mencari orang-orang yang butuh (mustahiqqin)serta membagikan kepada mereka.27

Dari beberapa pengertian amil di atas, penulis menyimpulkan bahwa amil adalah orang-orang yang mendapat tugas untuk mengambil, mengelola, mengembangkan dan menyalurkan dana zakat kepada orang-orang yang berhak menerimanya (dhua’fa).

3. Pengertian Zakat

Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu al-barkatu ‘keberkahan’, al-anamaa ‘pertumbuhan dan perkembangan’,

ath-thaharatu‘kesucian’, dan ash-shalahu‘keberesan’. Sedangkan secara

istilah, meskipun para ulama mengemukakannya dengan redaksi yang agak berbeda antara satu dan lainnya, akan tetapi pada perinsipnya sama, yaitu bahwa zakat itu adalah bagian dari harta dengan persyaratan tertentu, 26

Qardawi, Hukum Zakat, Studi Komparatif Mengenai Status dan Filsafat Zakat Berdasarkan Qur’an dan Haditsh. 546

27

M. Quraisy Sihab, Membumikan Al-Qur’an : Fungsi dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat. (e d), Ihsan Ali Fauzi, (Bandung: Mizan, 1992), Cet. Ke-1, h. 326


(46)

33

yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya, dengan persyaratan tertentu pula.28

Zakat juga bisa didefinisikan sebagai dari harta benda/kekayaan (yang bernilai ekonomi baik tetap bergerak) seseorang atau badan usaha yang beragama Islam yang wajib dikeluarkan apabila telah mencapai nisab dan haulnya untuk kemashlahatan masyarakat.29

Definisi lain tentang zakat yaitu bagian dari harta yang wajib diberikan oleh setiap muslim yang memenuhi syarat kepada orang-orang tertentu, dan syarat-syarat tertentu pula. Syarat-syarat tertentu itu adalah nisab, haul,dankadar-nya. Menurut hadits, yang berasal dari Ibnu Abbas, ketika

Nabi Muhammad mengutus Mu’az bin Jabal ke Yaman untuk mewakili

beliau menjadi gubernur di sana, antara lain Nabi menegaskan bahwa zakat adalah harta yang diambil dari orang-orang kaya untuk disampaikan kepada yang berhak menerimanya, antara lain fakir dan miskin.30

Zakat adalah salah satu rukun Islam dan merupakan kewajiban umat Islam dalam rangka pelaksanaan dua kalimat syahadat. Selain perkataan zakat, AlQur’an juga mempergunakan istilahshadaqahuntuk perbuatan-perbuatan yang berkenaan dengan harta kekayaan yang dipunyai seseorang. Walau tujuannya sama, namun kedua istilah itu berbeda

28

Didin Hafidhuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, (Jakarta: Gema Insani, 2002), Cet. Ke-1, h. 7

29

Proyek Peningkatan Sarana Keagamaan Islam, Zakat dan Wakaf, Pedoman Zakat, (Jakart: PT. Ade Cahya, 1994/1995), h. 171

30

Muhammad Daud Ali, Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf, (Jakarta: UI-Press, 1988), Cet. Ke-1, h. 39


(47)

dipandang dari segi hukum. Oleh karena itu, orang mempergunakan istilah shadaqah (sedekah) wajib untuk zakat dan shadaqah (sedekah) sunnat untuk sedekah biasa. Setiap sedekah hendaklah dikeluarkan dengan perasaan ikhlas tanpa motivasi atau niat untuk dipuji atau memberi malu penerima sedekah itu. Sedekah yang diberikan motivasi atau niat untuk dipuji dan atau memberi malu penerimanya, tidak akan memperoleh pahala dari Allah SWT.31

Selain itu, di dalam buku zakat dan wirausaha Lili Bariadi dkk dijelaskan bahwa ada istilah sedekah dan infak, sebagian ulama fiqih mengatakan bahwa sedekah wajib dinamakan zakat, sedangkan sedekah sunnah dinamakan infak. Sebagian yang lain mengatakan infak wajib dinamakan zakat, sedangkan infak sunnah dinamakan sedekah. Penyebutan zakat dan infak dalam Al Qur-an dan As Sunnah, zakat(QS. Al Baqarah: 43), shadaqah (QS. At Taubah: 104), haq (QS. Al an’am:

141),nafaqah(QS. At Taubah: 35),al’afuw(QS. Al A’raf: 199).32

Zakat(QS. Al Baqarah: 43)

              

Artinya: “dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku”(QS. Al Baqarah: 43)33

31

Muhammad Daud Ali,Sistem Ekonomi Islam Zakat dan Wakaf h. 31-32

32

Lili Bariadi, Muhammad Zen, Muhammad Hudri, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), Cet. Ke-1, h. 4

33

Mahmud Junus, ALQURAN. Indonesia,Tarjamah Al Quran Al Karim,(Bandung: PT. AL-MA’RIF, 1988), Cet. 6, h.8


(48)

35

Shadaqah(QS. At Taubah: 104)

ð

                        

Artinya: “tidaklah mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?”. (QS. At Taubah: 104)34

Haq(QS. Al an’am: 141)

                                                         

Artinya:“dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”.(QS. Al an’am: 141)35

Nafaqah(QS. At Taubah: 35)

                            

Artinya:”pada hari dipanaskan emas perak itu dalam neraka Jahannam, lalu dibakar dengannya dahi mereka, lambung dan punggung mereka (lalu dikatakan) kepada mereka: "Inilah harta bendamu yang kamu simpan untuk dirimu sendiri, Maka rasakanlah sekarang (akibat dari) apa

yang kamu simpan itu”.(QS. At Taubah: 35)36

34

Junus,Tarjamah Al Quran Al Karim,h. 184

35

Junus,Tarjamah Al Quran Al Karim,h. 132

36


(49)

Al’afuw(QS. Al A’raf: 199)            

Artinya:“jadilah Engkau Pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”. (QS. Al

A’raf: 199)37

D. Pemberdayaan Umat

Kata pemberdayaan adalah terjemahan dari istilah bahasa Inggris yaitu empowerment. Pemberdayaan (empowerment) berasal dari kata dasar power yang berarti kemampuan berbuat, mencapai, melakukan atau memungkinkan. Awalanemberasal dari bahasa latin Yunani, yang berarti kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreatifitas.38

Sedangkan pengertian pemberdayaan menurut Kamus Bahasa Indonesia adalah suatu proses atau cara perbuatan memberdayakan (membuat berdaya). Dimana berdaya berarti berkekuatan, berkemampuan, bertenaga atau mempunyai akal (cara) untuk mengatasi sesuatu hal.39

Selain itu dalam pengertian lain menyatakan bahwa pemberdayaan merupakan suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat.40

37

Junus,Tarjamah Al Quran Al Karim,h. 159

38

Lili Bariadi, Muhammad Zen, Muhammad Hudri, Zakat dan Wirausaha, (Jakarta: CED, 2005), Cet. Ke-1, h. 53

39

Frista Artmanda,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia,(Jombang: Lintas Media), h. 234

40

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas (Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis) Edisi Revisi.(Jakarta: Lembaga


(50)

37

Pemberdayaan adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses pemecahan masalah dan melakukan pembaharuan. Pemberdayaan juga bisa diartikan sebagai perubahan kepada arah yang lebih baik, dari tidak berdaya menjadi daya. Pemberdayaan terkait dengan upaya peningkatan taraf hidup ke tingkat yang lebih baik. Pemberdayaan adalah meningkatkan kemampuan dan percaya diri untuk menggunakan daya yang dimiliki, tentunya dalam menentukan ke arah yang lebih baik lagi.41

Dalam pandangan Islam, agama adalah pemberdayaan, pemberdayaan harus merupakan gerak tanpa henti. Istilah pemberdayaan adalah terjemah dari istilah asing “empowermen”. Secara leksikal pemberdayaan berarti penguatan. Sedangkan secara teknis istilah pemberdayaan dapat disamakan atau setidaknya diserupakan dengan istilah pengembangan dan istilah ini dalam batasan-batasan tertentu dapat dipertukarkan. Imang Mansyur Burhan mendefinisikan pemberdayaan masyarakat / umat adalah sebagai upaya membangkitkan potensi umat islam ke arah yang lebih baik dalam kehidupan sosial, politik maupun ekonomi.42

Memberdayakan masyarakat / umat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat / umat yang dalam kondisi sekarang

41

Diana, Perencanaan Sosial Berkembang,(Yogyakarta: UGM Press, 1991), h. 15

42


(51)

ini tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan kemandirian masyarakat.43

Setelah melihat berbagai pendapat dari para ahli mengenai pemberdayaan, penulis mencoba mengambil suatu kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan pemberdayaan adalah:

a. Pemberdayaan adalah pengembangan diri atau masyarakat / umat dari keadaan yang tidak berdaya menjadi berdaya

b. Pemberdayaan adalah upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat / umat

c. Pemberdayaan adalah suatu proses perubahan dengan waktu yang cukup panjang dilakukan secara continue untuk menuju kearah yang lebih baik.

Masyarakat / umat adalah sekelompok manusia yang saling terkait oleh sistem, adat istiadat, serta hukum khas dan hidup bersama. Masyarakat / umat adalah yang terdiri dari individu-individu yang hidup secara berkelompok.44

Dari kedua definisi tentang pemberdayaan dan masyarakat / umat secara terpisah maka sacara sederhana pemberdayaan masyarakat / umat adalah:

”Bagaimana mengembangkan keadaan atau situasi dari tidak berdaya

43

Gunawan Sumodiningrat,Pembangunan Daerah dan Pemberdayaan Masyarakat,(PT. Bina Rena Pariwara), Cet. Ke-2, h. 165

44

Soerjono Soekanto,Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 1987), Cet. Ke-1, h. 75


(52)

39

menjadi kearah yang lebih baik kepada individu yang hidup secara

bersama”.45

Pemberdayaan masyarakat / umat dapat juga diartikan sebagai suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat / umat, atau juga diartikan proses perubahan yang dilakukan secara terus menerus oleh individu untuk menuju kearah yang lebih baik.46

Penulis dapat menyimpulkan bahwa pemberdayaan masyarakat / umat adalah proses pengembangan, peningkatan taraf hidup masyarakat / umat menuju kearah yang lebih baik atau melakukan perubahan kepada masyarakat / umat agar keluar dari kehidupan yang keterbelakangan.

45

Darmansyah,Ilmu Sosial Dasar,(Surabaya: Usaha Nasional, 1986), h. 801

46

Isbandi Rukminto Adi, Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi

Komunitas Pengantar Pada Pemikaran dan Pendekatan Praktis, (Jakarta: FEUI Press, 2001),


(53)

40 A. Profil LAZ Al-Madinah

1. Sejarah Singkat Berdirinya LAZ Al-Madinah

Pada awalnya kata zakat yang kita kenal adalah memberikan sebagian harta kita kepada kaum mustahiq (orang yang berhak mendapatkan zakat) yang telah diatur oleh hukum agama Islam baik jumlah, waktu dan teknik pemberiannya. Namun ada sebagian umat yang mengartikan dan mengaplikasikannya hanya sebatas zakat yang dikeluarkan oleh setiap individu umat Islam pada bulan suci Ramadhan saja yang lebih dikenal dengan sebutan zakat fitrah. Hal ini dapat dikarenakan oleh kurangnya pemahaman tentang ilmu zakat maupun kurangnya kesadaran umat itu sendiri akan zakat.

Zakat fitrah adalah wajib hukumnya bagi setiap kaum muslimin pada bulan suci Ramadhan menjelang hari raya Idul Fitri. Salah satu tujuan zakat fitrah adalah untuk memberikan kebahagiaan, katentraman kaum dhuafa / fakir miskin, atau yang dikenal mustahiq hanya pada saat hari raya Idul Fitri saja. Adapun selepas hari raya Idul Fitri mereka kembali dihadapkan pada permasalahan yang klasik yaitu hidup di dalam lingkaran kekurangan dan kemiskinan sehari-hari. Sedangkan zakat fitrah yang sempat membuat hati mereka bahagia hanya akan didapatkannya kembali tahun depan manakala sang bulan suci Ramadhan tiba. Lalu timbullah


(54)

41

pertanyaan bagaimanakah mereka menghadapi kehidupan sehari-hari?, tentunya ini adalah menjadi bahan kajian dan renungan bagi kita semua yang hidupnya lebih beruntung, atau bagi kaum dermawan yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi.

Maka dari itu Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Madinah tergugah ingin menjembatani bagi kaum dhuafa (fakir miskin) dengan para muzaki (orang yang berzakat) atau para dermawan yang hidupnya dianugerahi rizki yang cukup yang tidak tertutup kemungkinan terkena hukum wajib untuk mengeluarkan zakat mal. Tentunya dengan demikian eksistensi LAZ Al-Madinah ini dapat membantu para muzaki / dermawan dalam hal penyaluran sebagai harta mereka yang pada hakekatnya adalah milik / hak para fakir miskin. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzariyaat ayat 19:

 





 

Artinya :”Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin

yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian”. (Adz-Dzariaat ayat 19).1

Dengan adanya kerja amanah, profesional dan transparan LAZ Al-Madinah berusaha mengembangkan diri menjadi LAZ terpecaya. Dan seiring berjalannya waktu, kepercayaan masyarakat itu semakin menguat. Dan dengan spirit kretifitas dan inovasi, LAZ Al-Madinah senantiasa

1

Mahmud Junus, ALQURAN. Indonesia,Tarjamah Al Quran Al Karim,(Bandung: PT. AL-MA’RIF, 1988), Cet. 6, h. 470


(55)

mampu memproduksi program-program yang tanggap terhadap perubahan dan kebutuhan sasaran pendayagunaan.

Singkatnya LAZ Al-Madinah siap menampung dan menyalurkan harta para muzaki / dermawan dengan penuh amanah, profesional dan tanggung jawab. Adapun jenis amalnya dapat berupa zakat, infak, shodaqoh yang sifatnya bukan hanya incidental (tahunan) tapi juga bersifat sewaktu-waktu.

Lembaga Amil Zakat Al-Madinah didirikan pada hari selasa tanggal 12 Februari tahun 2008. Beralamatkan di Masjid Al-Madinah CBD Ciledug jalan HOS Cokro Aminoto No. 93 Kelurahan Karang Tengah Kecamatan Karang Tengah Kota Tanggerang Propinsi Banten.

2. Visi dan Misi LAZ Al-Madinah

Pengelolaan zakat, infak dan shodaqoh (ZIS) dilakukan oleh LAZ Al-Madinah yang dibentuk oleh sekelompok orang yang dipercaya kinerjanya. Hal ini telah terbukti dengan keberhasilannya menampung dan menyalurkan dana amal para muzaki atau dermawan berupa zakat, infak dan shodaqoh mulai dari berdirinya Masjid Al-Madinah. Dengan dasar kepercayaan, penuh tanggung jawab serta transparansi laporan, pada akhirnya dapat mengumpulkan dana yang cukup besar dan langsung disalurkan. Kami sadar bahwa ini adalah sebuah aset yang besar apabila dikelola dan dikembangkan dengan baik akan lebih bermanfaat. Atas dasar ini pula mengapa LAZ Al-Madinah berdiri.


(56)

43

Berdirinya LAZ Al-Madinah tidak hanya mengadministrasikan pembukuan dengan baik tapi juga dapat melayani para muzaki / dermawan dengan baik secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Penyaluran dana LAZ Al-Madinah yang telah terkumpul diperuntukan kapada prioritas program yang telah dibuat yang berbasis kepada kemaslahatan umat.

1. Visi LAZ Al-Madinah

Menjadikan lembaga yang terpecaya, profesional dan bertanggung jawab dan turut serta membantu pemerintah dalam rangka membangun dan mengembangkan masyarakat berakhlakul karimah yang sejahtera dan mandiri secara ekonomis.

2. Misi LAZ Al-Madinah

a. Bidang Religius (keagamaan)

Ikut serta membentuk masyarakat religius yang tidak semata-mata mementingkan ibadah ritual, tapi juga gemar melakukan ibadah sosial.

b. Bidang Ekonomi

Membantu mengatasi masalah ekonomi kaum miskin (dhu’afa)

secara proaktif dan menjadi penggerak menumbuh kembangkan ekonomi kaum dhua’fa.


(57)

Membangun citra diri menjadi lembaga yang amanah, terpecaya, profesional dan penuh tanggung jawab yang pada gilirannya mendapatkan kepercayaan dihati masyarakat lingkungan sekitar khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

d. Bidang sosial

Membantu masyarakat yang terkena musibah bencana alam secara tanggap.

e. Bidang Pendidikan

Menjadikan lembaga zakat sebagai sarana pembina dan peningkatan mutu pedidikan.

3. Program LAZ Al-Madinah

Misi kelembagaan LAZ Al-Madinah dan misi ekonomi serta misi religius yang dijadikan sebagai pemandu gerak oleh LAZ Al-Madinah CBD Ciledug Tangerang untuk menggapai cita-cita yakini menjadi lembaga yang ikut ambil bagian dalam menumbuhkan kesadaran religius masyarakat dan program yang cukup signifikan sebagai aksi menuju cita-cita yang diinginkan. Berikut adalah program-program LAZ Al-Madinah CBD Ciledug Tangerang:

1. Layanan Peduli Umat


(58)

45

b. Peduli Bencana Alam

c. Pengiriman Relawan

2. Berbagi Untuk Dhuafa

a. Pengobatan Geratis

b. Pinjaman Modal Usaha

c. Bingkisan Lebaran

3. Orang Tua Asuh Yatim dan Dhuafa

a. Santunan

b. Beasiswa

c. Santunan massal

d. Pendidikan dan pelatihan.2 4. Fundraising Infak dan Shodaqoh

a. Kencleng LAZ Al-Madinah

b. Layanan Mobil Jenazah

d. Brosur, spanduk / umbul-umbul, dan internet.3

2

Hasan Ismail R,Sistem Rekrutmen Amil Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Al-Madinah, Skripsi, (Jakarta, 2010), h. 31-36

3

Wawancara Pribadi dengan Rudi Hartono, (Sekretaris LAZ Al-Madinah), Kamis 24 Maret 2011


(59)

4. Struktur Organisasi LAZ Al-Madinah

Struktur Organisasi LAZ Al-Madinah sebagai berikut:

Ketua : Ust. H. Kholilul Rohman, M.A

Anggota : 1. KH. Ahmad Kosasih, M.A

2. Ustd. M. Rasyid, HD, S.Ag

Direktur Eksekutif : Matali Firmansyah S.Ag

Sekretaris : Rudi Hartono, S.Pd

Bendahara : Intan Yuliasari

Div. Pembinaan Yatim : Ade Wahyudi, SH

Div. Pembinaan Dhuafa : Abdullah Habib, S.Ag

Div. Layanan Kesehatan : H.Ahmad Nursofa, M.Pd

Div. Mobil Layanan Peduli : Ahmad Sofyan

Div. Pengembangan Usaha : Ratna

Div. Pendidikan : M. Jaki Arifin, S.Th.I


(60)

47

Tugas-tugas dalam orgaisasi LAZ Al-Madinah yaitu:

Ketua

a. Menjalankan roda kepengurusan dengan sebaik-baiknya

b. Mengendalikan dan mengawasi program kerja yang telah ditetapkan

c. Bersama dengan bagian kesekretaritan menentukan kebijakan organisasi dan menjalankan fungsi administrasi umum

d. Bersama dengan bagian bendahara mengupayakan ketersediaan dana guna menunjang program kerja

Anggota Ketua

a. Membantu ketua dan mewkili ketua apabila berhalangan

b. Membantu laporan bulanan bagi kesekretaritan dan bagian bendahara

Direktur Eksekutif

a. Membantu ketua dan anggota ketua dalam menjalankan roda organisasi


(1)

a. Nama : Ibu Wiwi

No. 2

No. 3

No. 4

No. 5

No. 6

a.Ya

a.Ya

a.Ya

b.Tidak

a.Ya

b. Nama : Ibu Maah Fatimah

No. 2

No. 3

No. 4

No. 5

No. 6

a.Ya

a.Ya

a.Ya

a.Ya, di majlis taklim

dan di rumah

a.Ya

c. Nama : Ibu Yasnimar

No. 2

No. 3

No. 4

No. 5

No. 6

a.Ya

a.Ya

a.Ya

b.Tidak

a.Ya

d. Nama : Ibu Sri Rahayu

No. 2

No. 3

No. 4

No. 5

No. 6

a.Ya

a.Ya

a.Ya

a.Ya, di warung dan di

rumah

a.Ya

e. Nama : Ibu Hj. Rusnani

No. 2

No. 3

No. 4

No. 5

No. 6

a.Ya

a.Ya

a.Ya

b.Tidak

a.Ya

f.

Nama : Ibu Usi

No. 2

No. 3

No. 4

No. 5

No. 6


(2)

g. Nama : Ibu Dede F

No. 2

No. 3

No. 4

No. 5

No. 6

a.Ya

a.Ya

a.Ya

b.Tidak

a.Ya

h.

Nama : Ibu Siti Suparmi

No. 2

No. 3

No. 4

No.5

No. 6

a.Ya

a.Ya

a.Ya

b.Tidak

a.Ya

i.

Nama : Ibu Erna

No. 2

No. 3

No. 4

No. 5

No. 6

a.Ya

a.Ya

a.Ya

b.Tidak

a.Ya

j.

Nama : Ibu Eci Nengsih

No. 2

No. 3

No. 4

No. 5

No. 6


(3)

TANGGAL KETERANGAN PEMASUKAN PENGELUARAN SALDO

1-Jan-11 Saldo KAS LAZ 2010 Rp

-1-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Eti Rosita, Kota Bumi) Rp 2,765,750 Rp 2,765,750

1-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Bpk. Sawiyo) Rp 174,000 Rp 2,939,750

1-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Majelis Ta'lim Yasiin, Prasanggrahan) Rp 106,750 Rp 3,046,500 1-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Peduli (Ust. Zakaria, Pondok Bahar) Rp 300,000 Rp 3,346,500

3-Jan-11 Sopir Rp 50,000 Rp 3,296,500

3-Jan-11 ATK LAZ Rp 100,000 Rp 3,196,500

3-Jan-11 Bantuan Biaya Pendidikan Yatim (Seftian Dwi Maulana, SMK PGRI 11 Ciledug) Rp 205,000 Rp 2,991,500

4-Jan-11 Operasional LAZ Rp 50,000 Rp 2,941,500

4-Jan-11 Fisabilillah (Bang Solihin) Rp 200,000 Rp 2,741,500

4-Jan-11 Insentif LAZ Rp 600,000 Rp 2,141,500

5-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Layanan Peduli (Bpk. H. Samuti, Anggaran) Rp 350,000 Rp 2,491,500

5-Jan-11 Operasional Mobil Rp 50,000 Rp 2,441,500

6-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Layanan Peduli (Bpk. Sugiarta, pondok Bahar) Rp 200,000 Rp 2,641,500

7-Jan-11 Bantuan Dhuafa Rp 25,000 Rp 2,616,500

7-Jan-11 Operasional LAZ (Pemberian Bantuan) Rp 50,000 Rp 2,566,500

8-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Hj. Titin & Ibu Nani & Desana indah) Rp 50,000 Rp 2,616,500 8-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Siti Suparmi, Komp. Kimia Farma Parung Serab) Rp 162,500 Rp 2,779,000 8-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Eci Nengsih, komp. Kimia Farma, Parung Serab) Rp 63,700 Rp 2,842,700

8-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Hamba Allah) Rp 56,100 Rp 2,898,800

10-Jan-11 Pembelian Racun Api (Tabung pemadam) Rp 800,000 Rp 2,098,800

11-Jan-11 Operasional LAZ Rp 50,000 Rp 2,048,800

12-Jan-11 Bantuan Dhuafa Rp 20,000 Rp 2,028,800

12-Jan-11 Service Printer Rp 750,000 Rp 1,278,800

12-Jan-11 Jilid Buku 10 X Pertemuan Rp 55,000 Rp 1,223,800

13-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Layanan Peduli (Bpk. Asep, Pondok Kacang) Rp 1,000,000 Rp 2,223,800

13-Jan-11 Operasional Mobil Rp 50,000 Rp 2,173,800

15-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Bpk. Purwanto/Ibu Khoerul Fauzi) Rp 153,100 Rp 2,326,900 15-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Kurnia, Komp. Pribadi DPK) Rp 340,000 Rp 2,666,900

15-Jan-11 Subsidi MMA Rp 9,700,000 Rp (7,033,100)

17-Jan-11 Infaq Yatim (Hamba Allah) Rp 250,000 Rp (6,783,100)

17-Jan-11 Isi Ulang Tinta Rp 50,000 Rp (6,833,100)

17-Jan-11 Sepanduk Haji dan Umroh Rp 100,000 Rp (6,933,100)

20-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Peduli (Mall CBD Ciledug) Rp 250,000 Rp (6,683,100) 21-Jan-11 Zakat Profesi (Nuskhiawati, Komp. Griya Kencana II) Rp 600,000 Rp (6,083,100)

21-Jan-11 Banatuan Pondok Pesantren KH. Syukur Yakub Rp 200,000 Rp (6,283,100)

21-Jan-11 Cicilan Pengadaan Tabung Pemadam Rp 200,000 Rp (6,483,100)

22-Jan-11 Infaq Yatim (Ummi Fadlun Komp. Joglo Baru) Rp 200,000 Rp (6,283,100)

22-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Titi, Lembang II Baru) Rp 108,000 Rp (6,175,100) 22-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Layanan peduli (Djokowidodo, Blok M, No.3 Pondok Bahar) Rp 300,000 Rp (5,875,100)

22-Jan-11 Sopir+Bensin Rp 100,000 Rp (5,975,100)

22-Jan-11 Infaq LAZ ( Kurniadi Ardian CBD Ciledug) Rp 300,000 Rp (5,675,100)

22-Jan-11 Operasional LAZ Rp 50,000 Rp (5,725,100)

24-Jan-11 Cicilan Mobil Layanan Peduli ke-19 Rp 3,700,000 Rp (9,425,100)

28-Jan-11 Pembelian Karpet Sekretariat Rp 120,000 Rp (9,545,100)

28-Jan-11 Pembelian Ikan Koi dan Empan Rp 120,000 Rp (9,665,100)

29-Jan-11 Zakat Profesi (Anwar Salam Suad, Duta Bintaro) Rp 350,000 Rp (9,315,100) 29-Jan-11 Infaq Celengan LAZ Al Madinah (Suraya Dewi, Wisma Tajur) Rp 453,200 Rp (8,861,900) 29-Jan-11 Infaq Celengan LAZ Al Madinah (Ibu Erni, Griya Kencana II) Rp 176,750 Rp (8,685,150)

31-Jan-11 Instal komputer Rp 70,000 Rp (8,755,150)

8,709,850

Rp Rp 17,465,000 Rp (8,755,150)

TANGGAL KETERANGAN PEM ASUKAN

1-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Eti Rosita, Kota Bumi) Rp 2,765,750

1-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Bpk. Sawiyo) Rp 174,000

1-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Majelis Ta'lim Yasiin, Prasanggrahan) Rp 106,750 8-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Hj. Titin & Ibu Nani & Desana indah) Rp 50,000 8-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Siti Suparmi, Komp. Kimia Farma Parung Serab) Rp 162,500 8-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Eci Nengsih, komp. Kimia Farma, Parung Serab) Rp 63,700

8-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Hamba Allah) Rp 56,100

15-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Bpk. Purwanto/Ibu Khoerul Fauzi) Rp 153,100 15-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Kurnia, Komp. Pribadi DPK) Rp 340,000 22-Jan-11 Infaq Celengan LAZ (Ibu Titi, Lembang II Baru) Rp 108,000 29-Jan-11 Infaq Celengan LAZ Al Madinah (Suraya Dewi, Wisma Tajur) Rp 453,200 29-Jan-11 Infaq Celengan LAZ Al Madinah (Ibu Erni, Griya Kencana II) Rp 176,750 22-Jan-11 Infaq LAZ ( Kurniadi Ardian CBD Ciledug) Rp 300,000

4,909,850 Rp

TANGGAL KETERANGAN PEM ASUKAN

1-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Peduli (Ust. Zakaria, Pondok Bahar) Rp 300,000 5-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Layanan Peduli (Bpk. H. Samuti, Anggaran) Rp 350,000 6-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Layanan Peduli (Bpk. Sugiarta, pondok Bahar) Rp 200,000 13-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Layanan Peduli 9Bpk. Asep, Pondok Kacang) Rp 1,000,000 20-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Peduli (Mall CBD Ciledug) Rp 250,000 22-Jan-11 Infaq Penggunaan Mobil Layanan peduli (Djokowidodo, Blok M, No.3 Pondok Bahar) Rp 300,000

2,400,000 Rp

TANGGAL KETERANGAN PEM ASUKAN

17-Jan-11 Infaq Yatim (Hamba Allah) Rp 250,000

22-Jan-11 Infaq Yatim (Ummi Fadlun Komp. Joglo Baru) Rp 200,000

450,000 Rp

TANGGAL KETERANGAN PEM ASUKAN

21-Jan-11 Zakat Profesi (Nuskhiawati, Komp. Griya Kencana II) Rp 600,000 29-Jan-11 Zakat Profesi (Anwar Salam Suad, Duta Bintaro) Rp 350,000

950,000 Rp

TANGGAL KETERANGAN PEM ASUKAN

3-Jan-11 ATK LAZ Rp 100,000

4-Jan-11 Operasional LAZ Rp 50,000

4-Jan-11 Insentif LAZ Rp 600,000

7-Jan-11 Operasional LAZ (Pemberian Bantuan) Rp 50,000

10-Jan-11 Pembelian Racun Api (Tabung pemadam) Rp 800,000

11-Jan-11 Operasional LAZ Rp 50,000

12-Jan-11 Service Printer Rp 750,000

12-Jan-11 Jilid Buku 10 X Pertemuan Rp 55,000

15-Jan-11 Subsidi MMA Rp 9,700,000

17-Jan-11 Isi Ulang Tinta Rp 50,000

17-Jan-11 Sepanduk Haji dan Umroh Rp 100,000

21-Jan-11 Cicilan Pengadaan Tabung Pemadam Rp 200,000

22-Jan-11 Operasional LAZ Rp 50,000

28-Jan-11 Pembelian Karpet Sekretariat Rp 120,000

28-Jan-11 Pembelian Ikan Koi dan Empan Rp 120,000

31-Jan-11 Instal komputer Rp 70,000

12,865,000 Rp

TANGGAL KETERANGAN PEM ASUKAN

3-Jan-11 Sopir Rp 50,000

5-Jan-11 Operasional Mobil Rp 50,000

22-Jan-11 Sopir+Bensin Rp 100,000

24-Jan-11 Cicilan Mobil Layanan Peduli ke-19 Rp 3,700,000

3,900,000 Rp

TANGGAL KETERANGAN PEM ASUKAN

3-Jan-11 Bantuan Pendidikan Dhuafa (Asep Jaya, SMK Utama Jurangmangu) Rp 270,000 3-Jan-11 Bant uan Pendidika Dhuafa (Yudi Praw ira, SM K Tri Guna, Parung Serab) Rp 100,000

3-Jan-11 Bantuan Biaya Pendidikan Yatim (Seftian Dwi Maulana, SMK PGRI 11 Ciledug) Rp 205,000

4-Jan-11 Fisabilillah (Bang Solihin) Rp 200,000

7-Jan-11 Bantuan Dhuafa Rp 25,000

12-Jan-11 Bantuan Dhuafa Rp 20,000

21-Jan-11 Banatuan Pondok Pesantren KH. Syukur Yakub Rp 200,000 1,020,000 Rp 4,909,850 Rp 2,400,000 Rp 450,000 Rp 950,000 Rp 8,709,850 Rp 12,865,000 Rp 3,900,000 Rp 1,020,000 Rp 17,785,000 Rp 8,709,850 Rp 17,785,000 Rp (9,075,150) Rp

TOTAL PEM ASUKAN BULAN JANUARI 2011 TOTAL PENGELUARAN BULAN JANUARI 2011 SALDO KAS LAZ AL M ADINAH BULAN JANUARI 2011

PEM ASUKKAN CELENGAN LAZ

PEM ASUKKAN PENGGUNAAN M OBIL LAYANAN PEDULI

PEM ASUKKAN LAIN-LAIN

PEM ASUKKAN ZAKAT

TOTAL PENGELUARAN BULAN JANUARI 2011 PENGELUARAN OPERASIONAL DAN KESEKRETARIATAN PENGELUARAN PENGGUNAAN M OBIL LAYANAN PEDULI

PENGELUARAN ZAKAT

TOTAL PENGELUARAN BULAN JANUARI 2011 PEM ASUKKAN CELENGAN LAZ

PEM ASUKKAN PENGGUNAAN M OBIL LAYANAN PEDULI PEM ASUKKAN PEDULI YATIM

PEM ASUKKAN ZAKAT

TOTAL PEMASUKAN BULAN JANUARI 2011

PENGELUARAN M OBIL LAYANAN PEDULI

PENGELUARAN ZAKAT

PENGELUARAN ZAKAT

PENGELUARAN ZAKAT

TOTAL PEM ASUKAN BULAN JANUARI 2011 RINCIAN PENGELUARAN LEM BAGA AM IL ZAKAT (LAZ)

M ASJID AL M ADINAH CBD CILEDUG PERIODE FEBRUARI 2011

PENGELUARAN OPERASIONAL DAN KESEKRETARIATAN

PENGELUARAN OPERASIONAL DAN KESEKRETARIATAN PEM ASUKKAN PEDULI YATIM

PEM ASUKKAN ZAKAT

RINCIAN PEM ASUKAN LEM BAGA AM IL ZAKAT (LAZ) M ASJID AL M ADINAH CBD CILEDUG

PERIODE JANUARI 2011

PEM ASUKKAN CELENGAN LAZ

PEM ASUKKAN PENGGUNAAN M OBIL LAYANAN PEDULI CBD Ciledug

Disetujui

MA Rasyid HD, S.Ag

Pimp. Harian MMA

LAPORAN KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ) MASJID AL MADINAH CBD CILEDUG

PERIODE JANUARI 2011

Tangerang, 05 Februari 2011

TOTAL KEUANGAN LEMBAGA AMIL ZAKAT (LAZ)

Dibuat,

Rudi Hartono, S.Pd

Sekretaris LAZ

Diketahui,

Habib, SH Abdullah


(4)

Gambar Masjid Al-Madinah Ciledug

Kegiatan Majlis Dhuha Nasional 1


(5)

Kencleng LAZ Al-Madinah 2

Mobil Layanan Peduli/Layanan Jenazah


(6)

Santunan Dhu’afa

Bantuan Iuran SPP/Beasiswa