BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Informan
Informan  dalam  penelitian  ini  adalah  pengguna  layanan  tunanetra  dan pustakawan  yang  ada  di  Badan  Perpustakaan,  Arsip  dan  Dokumentasi  Sumatera
Utara. Dari hasil wawancara ditemukan informan sebanyak 7 orang, yakni 4 orang pustakawan  dan  3  orang  pengguna  layanan  tunanetra.  Pada  setiap  proses
wawancara, ditemukan permasalahan yang hampir sama. Meski  dilakukan  pada  jam  buka  layanan  perpustakaan,  pelaksanaan
wawancara  tidak  mengganggu  kegiatan  dan  pekerjaan  informan  karena wawancara  dilakukan  dengan  memanfaatkan  waktu  yang  kosong.  Wawancara
berlangsung  secara  informal  dengan  percakapan  santai,  namun  dilakukan  sesuai dengan  pedoman  wawancara.  Setiap  percakapan  berkembang  sesuai  dengan
jawaban yang diberikan oleh informan. Wawancara dilakukan berulang ketika penulis merasa masih ada informasi
yang  kurang  jelas  dan  yang  perlu  ditambahi  dari  wawancara  dengan  informan sebelumnya.
Tabel 4.1 Daftar Informan Informan
Keterangan I1
Pengguna Tunanetra I2
Pustakawan I3
Pustakawan I4
Pustakawan I5
Pengguna Tunanetra
Universitas Sumatera Utara
I6 Pustakawan
I7 Pengguna bukan Tunanetra
4.2 Kategori
Berdasarkan  kajian  terhadap  informasi  yang  diperoleh  dari  hasil wawancara,  penulis  menyusun  suatu  kerangka  awal  untuk  menganalisis  masalah
yang terjadi sebagai pedoman dalam melakukan coding. Dengan adanya pedoman ini, penulis dapat kembali membaca transkrip wawancara dan melakukan coding,
melakukan  pemilihan  data  yang  relevan  dengan  pokok  pembicaraan  dan menunjukkan hubungan antar bagian-bagian  yang diteliti sehingga menghasilkan
beberapa kategori. Adapun kategori tersebut adalah sebagai berikut :
4.2.1 Layanan Pengguna
Kategori  pertama  yang  diperoleh  dari  hasil  transkrip  wawancara  dari informan  adalah  mengenai  layanan  pengguna.  Layanan  pengguna  merupakan
tolak ukur yang sangat penting dalam kepuasan pengguna. Semakin baik kualitas layanan  tersebut,  maka  akan  semakin  tinggi  kepuasan  pengguna,  sehingga
semakin  banyak  pula  pengguna  yang  datang  berkunjung  ke  perpustakaan. Cakupan layanan pengguna yang menjadi kajian penulis yakni :
a. Koleksi
Ketersediaan  koleksi  buku  Braille  di  Badan  Perpustakaan,  Arsip  dan Dokumentasi  Sumatera  Utara  dapat  dikatakan  kurang,  seperti  yang  disampaikan
oleh informan I
1
, I
2
dan I
5
Universitas Sumatera Utara
I
1
: “maunya koleksinya diperbanyak supaya lebih variatif”
I
2
: “koleksinya terbatas dan masih sedikit, apalagi koleksi baru.”
I
5
: “koleksi kurang banyak, gak lengkap, jadi susah milih buku yang
sesuai dengan keperluan”
Pernyataan  diatas  merupakan  indikasi  bahwa  koleksi  yang  dimiliki  oleh perpustakaan tidak memenuhi kebutuhan pengguna, sehingga ketersediaan koleksi
harus terus dikembangkan karena kebutuhan informasi pengguna juga akan selalu berkembang. Seperti yang disampaikan oleh I
1
dan I
5
: I
1
: “biasanya baca buku cerita, tapi kalau ada tugas sekolah perlu
juga lihat di perpustakaan ini”
I
5
: “ pengen baca buku tentang teknologi kak”
Koleksi merupakan objek umum yang paling dicari oleh pengguna. Hal ini merupakan  tanggung  jawab  pokok  seorang  pustakawan,  yakni  memperhatikan
koleksi yang menjadi kebutuhan para pengguna perpustakaan. Karena kebutuhan informasi setiap orang berbeda, koleksi yang disediakan harus beragam pula.
b. Sarana dan Prasarana
Proses  pencarian  informasi  tidak  akan  dapat  terjadi  tanpa  adanya  sarana dan  prasarana  yang  menjadi  pendukung  kegiatan  tersebut.  Sarana  dan  prasarana
yang  baik  sangat  berpengaruh  terhadap  kepuasan  pengguna  perpustakaan.  Pada saat  melakukan  observasi  awal,  penulis  menemukan  masalah  penting  yang
diketahui dari informan I
2
dan I
4
Universitas Sumatera Utara
I
2
:  “layanan  komputer  tidak  beroperasi  lagi  disini  sejak  renovasi tahun 2010
” I
4
: “dulu ada layanan komputer untuk tunanetra, tapi sekarang gak
ada lagi” Sarana dan prasarana yang tersedia di dalam perpustakaan merupakan hal
penting  yang  harus  diperhatikan  oleh  pustakawan.  Sarana  dan  prasarana  dalam perpustakaan  mencakup  fasilitas  dan  alat-alat  yang  disediakan  untuk  memberi
kemudahan dan kenyamanan bagi pengguna di perpustakaan. Lebih lanjut, penulis menanyakan  alasan  mengapa  layanan  teknologi  komputer  tidak  lagi  tersedia
kepada informan I
2
, I
3
dan I
4
I
2
: “software  yang  dipergunakan  tidak  diperbanyak,  tidak  ada
maintenance” I
3
: “komputernya rusak, jadi gak dipakai lagi”
I
4
: “komputernya gak dipergunakan sama pengguna tunanetra, jadi
terabaikan gitu aja. Jadi makin lama makin gak dipakai lagi”
Melalui  pernyataan  informan  I
1
,  I
3
,  dan  I
4
,  penulis  menyimpulkan  bahwa telah  terjadi  penurunan  dalam  layanan  ini.  Penulis  juga  menemukan  adanya
keinginan  dari  pengguna  untuk  bisa  menikmati  layanan  komputer  berdasarkan pernyataan dari I
5
dan I
7
I
5
: “maunya komputer disediakan untuk pengguna disabilitas seperti
kami,  karena  kami    juga  pengen  tahu  gimana  rasanya  mengetik, browsing, pokoknya internetan gitu”
I
7
: “sayang sekali layanan itu sudah tidak ada, padahal justru harus
diterapkan supaya yang tunanetra pun bisa main komputer”
Diketahui  pada  tahun  2009  di  Badan  Perpustakaan  dan  Arsip  Daerah Sumatera  Utara  telah  tersedia  layanan  dengan  fasilitas  komputer  bagi  pengguna
tunanetra.  Namun  pada  tahun  2010,  layanan  tersebut  terhenti  karena  tidak
Universitas Sumatera Utara
dilakukan  maintenance  dan  programnya  software  tidak  dikelola  dengan  baik oleh pustakawan. Memenuhi kebutuhan dan kepuasan pengguna adalah salah satu
tugas pokok seorang pustakawan.
4.2.2 Efektivitas Pustakawan
Kategori  kedua  yang  diperoleh  dari  hasil  transkrip  wawancara  dari informan  adalah  mengenai  Efektivitas  Pustakawan.  Efektivitas  pustakawan
merupakan  suatu  usaha  atau  tindakan  tepat  guna  yang  dilakukan  pustakawan untuk  mencapai  tujuan  yang  telah  ditentukan  berdasarkan  keadaan  lingkungan
perpustakaan yang selalu berubah. Penulis mengkaji efektivitas pustakawan berdasarkan :
a. Perilaku Pustakawan Informan  I
1
,  dan  I
5
yang  merupakan  pengguna  layanan  tunanetra menyatakan  bagaimana  perilaku  pustakawan  di  Badan  Perpustakaan,  Arsip  dan
Dokumentasi Sumatera Utara dalam membantu mereka mencari informasi I
1
: “pustakawannya baik dan ramah”
I
5
: “mereka baik, suka membantu mengambil buku yang aku mau”
Pernyataan  diatas  disampaikan  oleh  pengguna  tunanetra  yang  memang adalah seorang tunanetra, sedangkan pernyataan yang disampaikan oleh I
7
sebagai pengguna layanan tunanetra namun bukan seorang tunanetra adalah :
Universitas Sumatera Utara
I
7
: “beberapa pustakawan bersikap ramah, tapi justru pustakawan
yang bekerja di layanan pengguna tunanetranya yang tidak ramah. Saya  dicueki  dan  bahkan  pernah  disuruh  mengembalikan  buku  ke
raknya langsung”
Penulis    menyimpulkan  bahwa  perilaku  pustakawan  dinilai  baik  hanya karena mereka membantu pengguna tunanetra untuk mengambil koleksi dari rak.
Mereka melayani pengguna karena pengguna tersebut tidak mampu, bukan karena mereka  dengan  ikhlas  sedang  melakukan  tugasnya  sebagai  pelayan  dalam
perpustakaan tanpa membeda-bedakan penggunanya. b. Kebijakan Pustakawan
Setiap  perpustakaan  memiliki  kebijakan  yang  berbeda-beda.  Berbeda pustakawan,  berbeda  pula  prinsip  dan  kebijakannya.  Kebijakan  pustakawan
dijadikan sebagai salah satu kategori dalam kajian efektivitas pustakawan karena berkaitan dengan sistem yang diterapkan di perpustakaan.
I
2
mengungkapkan  salah  satu  prinsip  sebagai  pustakawan  yang merupakan kebijakan pribadi bagi dirinya sendiri
I
2
: “melaksanakan  sistem  sesuai  kebutuhan  dan  semua
berkesinambungan” Beberapa  kebijakan  yang  ditetapkan  dalam  perpustakaan  bukan  hanya  mengenai
prinsip  dalam  melaksanakan  tugasnya  sebagai  pustakawan,  diantaranya  juga mencakup : promosi, peningkatan kualitas layanan, strategi, bahkan kode etik.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  pernyataan  dari  I
2
,  I
3
,  dan  I
6
ada  beberapa  kebijakan  yang terdapat di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Utara :
I
2
: “perpustakaan menyelenggarakan lomba sebagai promosi untuk
menarik  minat  anak  tunanetra  mengunjungi  perpustakaan  ini. Selain  melalui  lomba,  perpustakaan  juga  dipromosikan  melalui
radio, brosur, dan sosial media” I
3
: “kebijakan masih seputar layanan untuk pengguna”
I
6
: “peningkatan kualitas layanan dan minat baca”
Kebijakan  dalam  suatu  perpustakaan  dapat  dijadikan alat  ukur  efektivitas pustakawan,  karena  apabila  kebijakan  yang  diterapkan  telah  berlangsung  efektif
maka pustakawan juga telah mampu bekerja secara efektif.
4.2.3 Hambatan
Dalam  setiap  pekerjaan  tentu  saja  terdapat  hambatan  -  hambatan  dalam proses  pencapaian  tujuan  yang  ingin  diraih.  Demikian  juga  sebagai  pustakawan
layanan pengguna tunanetra, mereka juga menghadapi beberapa hambatan ketika melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, seperti :
I
2
: “tidak  bisa  menemukan  informasi  yang  diminta  pengguna  karena
komunikasi yang kurang jelas, karena anak tunanetra kadang terlalu pasif dan pemalu”
I
3
: “teman kerja tidak bisa diajak kerja sama”
I
4
: “keterbatasan  dana  dan  sumberdaya  manusia  pustakawan  tidak
mampu bekerja optimal I
6
: “kurang komunikasi dengan pengguna”
Hambatan-hambatan  tersebut  adalah  hal  yang  umum  terjadi  di  Badan Perpustakaan,  Arsip  dan  Dokumentasi  Sumatera  Utara  dalam  bidang  layanan
pengguna tunanetra.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Setelah  melakukan  wawancara  dengan  7  tujuh  orang  informan  maka hasil  analisis  data  yang  diperoleh,  digolongkan  ke  dalam  beberapa  kategori.
Kategori  tersebut  merupakan  suatu  alat  ukur  penilaian  efektivitas  pustakawan dalam mengelola layanan  pengguna  tunanetra  di  Badan  Perpustakaan,  Arsip  dan
Dokumentasi Sumatera Utara, yakni sebagai berikut : Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Penelitian
No Kategori
Indikator 1.
Layanan Pengguna Layanan Pengguna Tunanetra
a. Koleksi
Koleksi Tulisan Braille b.
Sarana dan Prasarana Fasilitas Perpustakaan
2. Efektivitas Pustakawan
Kinerja Pustakawan a.
Perilaku Pustakawan Sikap Pustakawan
b. Kebijakan
Strategi dan
Pengembangan Koleksi
3. Hambatan
Kendala yang
dihadapi Pustakawan  dalam  menjalankan
tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Peningkatan Efektivitas
Pustakawan
Layanan Pengguna
Tunanetra Koleksi
Koleksi Braille
Sarana dan Prasarana
Fasilitas Layanan
Efektivitas Pustakawan
Perilaku Pustakawan
Sikap Pustakawan
Kebijakan
Strategi dan Pengembangan
Koleksi
Hambatan
Kendala yang dihadapi
Berdasarkan  kategori  diatas,  hasil  penelitian  terhadap  efektivitas pustakawan  dalam  pengelolaan  layanan  pengguna  tunanetra  dapat  digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 4.3 Peta Indikator Kategori Peningkatan Efektivitas Pustakawan
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kepuasan  pengguna  terhadap  layanan  perpustakaan  merupakan  tujuan pokok  seorang  pustakawan,  dengan  memberikan  layanan  terbaik  bagi  setiap
pengguna  perpustakaan  tanpa  memandang  latar  belakang,  profesi,  ras,  suku, agama,  dan  kehidupannya.  Tidak  terkecuali  dengan  pengguna  tunanetra  yang
memang memerlukan perhatian dan pelayanan khusus. Pengguna tunanetra  tidak mampu beraktifitas sebagaimana manusia normal lainnya, mereka membutuhkan
bantuan  khusus  pustakawan  dalam  mencari  dan  menemukan  informasi  yang  ia butuhkan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan beberapa kategori yang menjadi
alat ukur efektivitas pustakawan : 1.
Layanan Pengguna Layanan pengguna tunanetra merupakan objek penanda keberhasilan seorang
pustakawan  dalam  melaksanakan  tugasnya.  Layanan  pengguna  meliputi  dua  hal penting yakni :
a. Koleksi
Koleksi merupakan salah satu kebutuhan pengguna. Selain koleksi tercetak dengan tulisan Braille, pengguna juga membutuhkan koleksi dalam bentuk
audio atau yang disebut dengan buku bicara karena memang tidak tersedia di  Badan  Perpustakaan,  Arsip  dan  Dokumentasi  Sumatera  Utara.  Oleh
karena itu, pustakawan harus mengembangkan koleksi yang dimiliki untuk memenuhi  kebutuhan  informasi  pengguna  yang  terus  berkembang
Universitas Sumatera Utara