Gaya pada tight PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

commit to user IV-58 19,9 12,5 sin 86° + 45 sin 47° + 55,03 x 22,5 sin 47° + 2 42,68 21 sin 7° + 10 20,42 + 18 sin 45° + 27 sin 45° + 25 sin 16° + 18 sin 16° + 27 sin 16° + 25 sin 86° + 45 sin 47° + 41 sin 7° + 42 sin 7° + 318 sin 16° + 13,5 sin 16° + 12,5 sin 16° + 22,5 sin 47° + 42 sin 7° + 41 sin 7°] 2 20,5 sin 7° + 42 sin 7° F s = 2848,4 15,23 = 187,0 N Hasil perhitungan F s gaya pada shank elemen kerja 4 didapatkan gaya sebesar 187 N.

i. Gaya pada tight

Perhitungan gaya pada tight elemen kerja 4, sebagai berikut: Gambar 4.44 Free body diagram gaya pada thight Pada gambar 4.44 menunjukkan gaya berat W dan gaya ke atas F yang terjadi di tiap segmen tubuh. Kemudian terlihat juga sudut yang terbentuk dan jarak di tiap segmen tubuh terhada titik pusat hip.Perhitungan gaya pada tight elemen kerja 4, sebagai berikut: ∑ M Hip = 0 = 2 F T x r T - Warm 1 x Rarm 1 - W La1 x r La1 - W Ua1 x r Ua1 - Warm 2 x Rarm 2 + W La2 x r La2 + W ua2 x r ua2 - Ftorso x rtorso - 2 F s x r s + W beban1 x r beban1 + W beban2 x r beban2 commit to user IV-59 2 F T x r T = Warm 1 x Rarm 1 + W La1 x r La1 + W Ua1 x r Ua1 + Warm 2 x Rarm 2 - W La2 x r La2 - W ua2 x r ua2 + Ftorso x rtorso + 2 W s x r s + W beban1 x r beban1 + W beban2 x r beban2 F T = [ Warm 1 x Rarm 1 + W La1 x r La1 + W Ua1 x r Ua1 + Warm 2 x Rarm 2 - W La2 x r La2 - W ua2 x r ua2 + Ftorso x rtorso + 2 W s x r s + W beban1 x r beban1 + W beban2 x r beban2 ] 2R T F T = [3,95 9 sin 45° + 27 sin 45° + 25 sin 16° + 45 sin 47° +11,16 13,5 sin 45° + 25 sin 16° + 45 sin 47° + 19,9 12,5 sin 16° + 45 sin 47° + 3,9513,5 sin 16° + 27 sin 16° + 25 sin 86° + 45 sin 47° - 11,16 13,5 sin 16° + 25 sin 86° + 45 sin 47° - 19,9 12,5 sin 86° + 45 sin 47° + 55,03 x 22,5 sin 47° + 2 18,3620,5 sin 7° + 42 sin 7° + 10 20,42 + 18 sin 45° + 27 sin 45° + 25 sin 16° + 18 sin 16° + 27 sin 16° + 25 sin 86° + 45 sin 47° + 41 sin 7° + 42 sin 7° + 318 sin 16° + 13,5 sin 16° + 12,5 sin 16° + 22,5 sin 47° + 42 sin 7° + 41 sin 7°] 2 21 sin 7° F T = 2909,6 5,1 = 570 N Hasil perhitungan F T gaya pada tight elemen kerja 4 didapatkan gaya sebesar 570 N. Hasil perhitungan keseluruhan gaya yang terjadi tiap elemen kerja ditampilkan dalam tabel 4.7 berikut ini. Tabel 4.10 Tabel Rekapitulasi Perhitungan Gaya SEGMEN TUBUH ELEMEN KERJA 1 ELEMEN KERJA 2 ELEMEN KERJA 3 ELEMEN KERJA 4 arm 1 right 108 156.7 98.55 43.98 lower arm 1 right 142 168.6 150 52.2 upper 1 arm right 174.3 180.7 92.6 66.24 arm 2 left 121 101.1 47.34 42.1 lower arm 2 left 154.3 100.3 66.2 61.9 upper arm 2 left 137.9 134.9 100.3 88.98 torso 381 360.3 225.9 279 thigh 380 389.1 322.2 570 shank 178.2 196.5 210 187 Untuk memudahkan membaca gaya yang terjadi pada tiap elemen kerja disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 4.45 di bawah ini. commit to user IV-60 100 200 300 400 500 600 arm 1 right lower arm 1 right upper 1 arm right arm 2 left lower arm 2 left upper arm 2 left torso thigh shank ELEMEN KERJA 1 ELEMEN KERJA 2 ELEMEN KERJA 3 ELEMEN KERJA 4 Gambar 4.45 Grafik perhitungan gaya tiap segmen tubuh Pada grafik 4.45 diatas terlihat gaya yang terjadi pada aktivitas elemen kerja 1 terdapat pada segmen badan, sedangkan pada elemen kerja 2, elemen kerja 3, dan elemen kerja 4 gaya yang terjadi paling besar terdapat pada thight paha. Secara keseluruhan gaya yang terjadi di segmen thight sangat besar, terutama pada elemen kerja 4 yang memiliki gaya paling besar diantara segmen yang lain.

4.3 PERANCANGAN ALAT BANTU

Dokumen yang terkait

Perbaikan Alat Bantu Pengecoran untuk Mengurangi Resiko Cidera Akibat Kerja (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam “ABC” Klaten)

0 2 7

Perancangan Alat Bantu untuk Memperbaiki Postur Kerja pada Aktivitas Memelitur dalam Proses Finishing

0 4 8

Perbaikan Fasilitas Kerja pada Aktivitas Penghalusan Kayu untuk Memperbaiki Postur Kerja di Industri Kerajinan Mainan Anak-Anak

0 2 6

PENDAHULUAN Analisa Aktivitas Manual Material Hanlding Sebagai Dasar Perancangan Alat Bantu Dalam Perbaikan Postur Tubuh Pada Operator Pengecoran Logam (Study kasus Home Industry pengecoran logam CV. Bonjor Jaya, Ceper, Klaten, Jawa Tengah ).

1 4 8

TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro).

3 24 185

TUGAS AKHIR ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU ANALISA POSTUR KERJA DAN PERANCANGAN ALAT BANTU UNTUK AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING INDUSTRI KECIL (Studi kasus: Industri Kecil Pembuatan Tahu di Kartasuro).

0 1 9

Perancangan Alat Bantu Untuk Memperbaiki Postur Kerja Pada Aktivitas Pemelituran Dalam Proses Finishing (Studi Kasus: Home Industry Waluyo Jati).

0 2 1

Perancangan Perbaikan Metode Kerja dan Alat Bantu pada Stasiun Kerja Pengepakan di CV. Bukitraya Laendrys - Bukittinggi Sumatera Barat

0 0 19

Perancangan Perbaikan Metode Kerja dan Alat Bantu pada Stasiun Kerja Pengepakan di CV. Bukitraya Laendrys - Bukittinggi Sumatera Barat

0 0 2

Perancangan Perbaikan Metode Kerja dan Alat Bantu pada Stasiun Kerja Pengepakan di CV. Bukitraya Laendrys - Bukittinggi Sumatera Barat

0 0 10