Latar Belakang BAB II Mual dan Muntah

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker adalah penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel yang tidak memiliki tujuan, bersifat parasit dan tumbuh dengan merugikan manusia sebagai penjamu. Bbeberapa kenker, misalnya tumor wilms, leukimia limfostik akut, dan limfoma burkit banyak menyerang usia muda, tetapi sebagian kanker banyak menyerang pada usia lanjut. Salah satu jenis kanker yang sering ditemukan pada anak-anak adalah kanker darah atau sering di sebut dengan leukimia Rama Diananda, 2008 dalam Broker, 2009. Menurut data dari World Health Organization WHO pada tahun 2010, setiap tahun jumlah penderita kanker anak terus meningkat sekitar 6,25 juta orang sehingga jumlahnya mencapai 110-130 kasus per satu juta anak pertahun. Menurut data Union for International Cancer Control UICC Pusat Data Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2015 setiap tahun terdapat sekitar 176.000 anak yang di diagnosis kanker di seluruh dunia, sementara 11.000 kasus kanker anak terdapat di Indonesia. Leukimia Limfoblastik Akut memegang presentase sebesar 65 dari seluruh kejadian leukimia pada anak Muhtadi, 2014. Prevalensi penyakit kanker di indonesia sekitar 4,1 per mil dan untuk di Kalimantan Timur sekitar 1,7 kasus Riskesdas, 2013. Pengobatan atau penatalaksanaan utama leukimia adalah kemoterapi karena sel leukemik dari penderita leukimia biasanya cukup sensitive terhadap kemoterapi pada saat diagnosis Rudolph, 2007. Pemberian kemoterapi pada pasien penderita kanker menimbulkan efek samping antara lain mual dan muntah, 1 inflamasi membran mukosa, kehilangan nafsu makan, perubahan indra pengecap, diare, dehidrasi, kelemahan, perubahan kulit, retensi cairan Grunberg, 2004. Efek samping kemoterapi yang paling sering di keluhkan oleh pasien adalah mual-munah atau chemotheraphy induced nausea and vomittin CINV, yaitu sekitar 70-80 pasien Otto, 2005; Firmansyah, 2010. Menurut American Cancer Society 2014, dosis tinggi intravena IV Cisplatin dan Cyclophosphamide tanpa terapi antiemetik dapat menyebabkan mual-muntah pada 90 pasien, namun penggunaan Bleomysin atau Vincristin dapat menyebabkan mual-muntah pada 10 pasien yang tidak di berikan antiemetik. Kemoterapi menstimulasi Chemoreseptor Trigger Zone CTZ sehingga dapat memicu muntah, kemoterapi juga dapat menyebabkan gangguan pada saluran cerna yang dapat menyebabkan pengeluaran neurotransmiter yang memicu mual dan muntah Penanganan mual dan muntah dapat menggunakan farmakologi dan non farmakologi yang berfungsi sebagai pencegahan dan pengobatan. Penanganan mual dan muntah nonfarmakologi yang efektif salah satunya adalah dengan terapi komplementer Chiravalle Caffrey, 2005. Terapi komplementer tersebut berupa relaksasi, guided imagery, distraksi, hipnosis, aromaterapi, akupresure dan akupuntur Apriany, 2016. Terapi komplementer yang dapat digunakan untuk mencegah dan mengurangi mual dan muntah post kemoterapi adalah aromaterapi Prasetyo, 2014. Sumber minyak harum yang di gunakan sebagai aromaterapi diantaranya berasal dari pappermint, bunga lavender, bunga mawar, jahe, lemon Allen, 2004 ; Buckle, 2007 ; Kim, et all, 2007. Prinsip kerja aromaterapi di dalam tubuh manusia yaitu memacu pelepasan neurotransmiter seperti ensepalin dan endorpin yang mempunyai efek analgesik 2 dan meningkatkan perasaan nyaman dan rileks Potss, 2009. Bau harum dari aroma terapi di transmisikan melalui dua jalur, jalur pertama melalui sistem limbik menuju hipotalamus dan sampai pituitari. Jalur yang kedua di transmisikan melalui korteks olfactory menuju talamus dan kemudian menuju neocortex. Melalui kedua jalur ini aromaterapi akan di olah sampai menimbulkan persepsi individu Cook ,2008. Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu petugas kesehatan di Ruang Melati RSUD A.W Sjahranie Samarinda, kasus kanker anak yang sering menjalani kemoterapi selama 6 bulan terakhir adalah leukemia sebanyak 32 kasus. Usia anak yang menjalani kemoterapi bervariasi dari usia 0 bulan – 11 tahun, kelamin anak-anak yang sering mengikuti kemoterapi antara laki-laki dan perempuan sama. Efek yang sering muncul pada anak post kemoterapi yang di rawat di Ruang Melati RSUD A.W Sjahranie antara lain yaitu mielosupresi Anemia, Leucopenia, Tromositopenia, ulserasi membran mukosa, alopesia, serta mual dan muntah. Dari uraian terasebut peneliti tertarik untuk meneliti mengenai “Efektifitas Pemberian Aromaterapi Pappermint untuk menurnkan mual dan muntah pada Anak Post Kemoterapi di Ruang Melati RSUD Abdul Wahab Sjahranie”

1.2 Rumusan Masalah