KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAHAN JOKO WIDODO-JUSUF

BAB III KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAHAN JOKO WIDODO-JUSUF

KALLA DALAM PRESFEKTIF WELFARE STATE III.1. Kebijakan Program Kartu Sakti dalam Konsep negara Kesejahteraann oleh Joko widodo–Jusuf Kalla Secara sederhana negara kesejahteraan welfare state adalah negara yang menganut sistem ketatanegaraan yang menitik beratkan pada mementingkan kesejahteraan warganegaranya. Tujuan dari negara kesejahteraan bukan untuk menghilangkan perbedaan dalam ekonomi masyarakat, tetapi memperkecil kesenjangan ekonomi dan semaksimal mungkin menghilangkan kemiskinan dalam masyarakat. Adanya kesenjangan yang lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dalam suatu negara tidak hanya menunjukkan kegagalan negara tersebut didalam mengelola keadilan sosial, tetapi kemiskinan yang akut dengan perbedaan penguasaan ekonomi yang mencolok akan menimbulkan dampak buruk dalam segala segi kehidupan masyarakat. Dampak tersebut akan dirasakan mulai dari rasa ketidak berdayaan masyarakat miskin, hingga berdampak buruk pada demokrasi, yang berupa mudahnya orang miskin menerima suap menjual suaranya dalam pemilihan umum akibat keterjepitan ekonomi, sebagaimana yang banyak disinyalir terjadi di Indonesia dalam beberapa kali pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah. Bahkan adanya rasa frustrasi orang miskin akan mudah disulut untuk melakukan tindakan-tindakan anarkhis, yang berakibat kontra produktif bagi perkembangan demokrasi. 78 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka dikembangkan konsep negara kesejahteraan welfare state, yang merupakan sistem kenegaraan yang mengupayakan untuk memperkecil jurang pemisah antara mereka yang kaya dengan yang miskin melalui berbagai usaha pelayanan kesejahteraan warganegaranya. Ada lima prinsip penting yang merupakan prinsip yang mendasari dan sekaligus menjadi ciri suatu sistem negara kesejahteraan, yang karena itu harus diupayakan untuk diwujudnyatakan oleh negara yang menganut system Negara kesejahteraan dalam rangka upayanya untuk mencapai tujuan kesejahteraan. Indonesia adalah negara kesejahteraan. Hal ini nampak dari cita–cita yang terkandung didalam UUD 1945. Dalam UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan, Bab XIV berjudul Kesejahteraan Sosial, yang terdiri dari Pasal 33 dan 34. Pasal 33 menggambarkan pengelolaan perekonomian sebagai usaha bersama atas asas kekeluargaan. Cabang perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara, bumi dan air dan kekayaan alam dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Sedangkan Pasal 34 mengatakan, fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Demikian juga Pembukaan UUD 1945, tujuan negara ini didirikan adalah untuk memajukan kesejahetraan umum. Dalam UUD 1945 setelah perubahan tahun 2002, Bab XIV berjudul Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial, yang terdiri dari dua pasal, yaitu Pasal 33 dan Pasal 34. Pasal 33 lebih menekankan pada Perekonomian Nasional dan Pasal 34 lebih menekankan Kesejahteraan Sosial. Meskipun mengesankan pandangan peran perekonomian yang lebih besar, semangat 79 Universitas Sumatera Utara kebersamaan dan asas kekeluargaan tetap menjadi ciri perekonomian Indonesia. Sementara perubahan Pasal 34 yang sangat bermakna adalah dicantumkannya cita-cita untuk mengembangkan sistem jaminan sosial Pasal 34 ayat 2, yang berbunyi: Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. Selanjutnya dikatakan, baik dalam Pasal 33 maupun Pasal 34, bahwa ketentuan lebih lanjut akan diatur didalam Undang -Undang Pasal 33 ayat 5 dan Pasal 34 ayat 4 . Pada kampanye Pemilihan Presiden 2014 yang lalu salah satu program utama Jokowi-Jusuf Kalla adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia melalui Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sejahtera yang kemudian di kenal sebagai Kartu Sakti Jokowi-JK. Kartu Sakti Kartu Indonesia Sehat KIS, Kartu Indonesia Pintar KIP dan Kartu Keluarga Sejahtera KKS pemerintahan Jokowi-JK yang produksi sekitar 1 juta merupakan hadiah gratis bagi masyarakat miskin sekali, miskin dan hampir miskin. Hal ini tertuang dalam NawaCita Jokowi-JK. Proses Pencalonan Jokowi-JK dimulai tiga minggu sebelum Pemilihan umum legislatif tepatnya Pada tanggal 14 Maret 2014 pukul 14.49 wib Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang diwakili Ketua DPP PDI Perjuangan bidang kaderisasi Puan Maharani membacakan surat mandat yang berisikan Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan yang isinya : Perintah Harian: Merdeka 80 Universitas Sumatera Utara Saya, selaku Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan; kepada seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai mata hati, keadilan, dan kejujuran di mana pun kalian berada 4. Dukung Bapak Joko Widodo sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. 5. Jaga dan amankan jalannya pemilu legislatif terutama di TPS-TPS dan proses penghitungan yang berjalan dari segala bentuk kecurangan dan intimidasi. 6. Teguh dan tegarkan hati dalam mengawal demokrasi di Republik Indonesia tercinta. Pesan harian ini kami harap disebarkan pada seluruh rakyat Indonesia. 66 Pada pemilu 9 April 2014 PDI Perjuangan akhirnya memenangi pemilu legislatif dengan perolehan suara 18,95 suara 23.681.471 suara, namun karena suara PDI Perjuangan tidak mencapai 20 sementara ketentuan ambang batas minimal pencalonan presiden tertuang dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden RI, Pasal 9 UU Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden menyebutkan bahwa pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara sah nasional dalam Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden. Akhirnya memaksa PDI Perjuangan harus mencari mitra koalisi dalam mengusung Jokowi sebagai calon Pilpres 2014. 66 http:nasional.kompas.comread201403141604599Ini.Surat.Mandat.Megawati.untuk.Jokowi diunduh tanggal 19 mei 2016, pukul 10.46 wib. 81 Universitas Sumatera Utara Akhirnya Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa PKB, Partai Hanura, Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia PKPI bergabung dengan koalisi yang dibangun PDI Perjuangan yang mengusung Joko Widodo sebagai Calon Presideng di Pilpres 2014, koalisi tersebut menamakan diri sebagai Koalisi Indonesia Hebat. Pada tanggal 19 Mei 2014 di gedung juang, Jakarta Pusat, Jokowi dan koalisi Partai pendukung mengumumkan Jusuf Kalla sebagai Cawapres yang akan bertarung menemani Joko Widodo. Dihari yang sama, Jokowi-Jusuf Kalla mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum. Jokowi-JK memaparkan visi misinya dimulai dengan konstitusi sebagai landasan, juga paparan tiga problem pokok bangsa, yaitu : 67 1. Merosotnya kewibawaan negara, 2. Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional dan 3. Merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa. Kemudian, pasangan Jokowi-JK menegaskan soal meneguhkan kembali jalan ideologi sebagai pandauan yaitu Pancasila 1 Juni dan Trisakti. Semua rincian mulai pendahuluan hingga akhir dijelaskan detail oleh Jokowi-JK dalam dokumen visi misi. Berikut visi misi Jokowi-Jusuf Kalla: Visi: Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong 67 Ibid, Hal.12. 82 Universitas Sumatera Utara Misi: 8. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. 9. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum. 10. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim. 11. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera. 12. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing. 13. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan kepentingan nasional. 14. Mewujudkan masyarakat yang berkperibadian dalam kebudayaan. Jokowi juga menawarkan solusi untuk membawa kehidupan bangsa ke arah yang lebih baik dengan menggerakkan semangat gotong royong demi terwujudnya Indonesia yang berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang ekonomi serta kepribadian dalam kebudayaan. Serta menawarkan 12 agenda strategis dalam mewujudkan Indonesia yang berdaulat di bidang politik, 16 agenda strategis untuk menuju Indonesia yang berdikari dalam bidang ekonomi dan 3 agenda strategis untuk Indonesia berkepribadian dalam kebudayaan. Dari 31 agenda itu diperas lagi menjadi 9 83 Universitas Sumatera Utara agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan, Sembilan Agenda Prioritas Nawa Cita: 68 10. Kami akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara. 11. Kami akan membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. 12. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daaerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 13. Kami akan menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercya. 14. Kami akan meningkatkankualitas hidup manusia Indonesia. 15. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional 16. Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. 17. Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa 18. Kami akan memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 69 68 http:news.detik.comread2014052011365925868801562ini-visi-misi-jokowi-jusuf-kalla diunduh pada tanggal 21 Mei 2016, Pukul 18.30 wib 69 http:news.detik.comread2014052011365925868801562ini-visi-misi-jokowi-jusuf-kalla diunduh pada tanggal 19 Mei 2016, Pukul 11.30 wib 84 Universitas Sumatera Utara III.1.1. Kartu Sakti Jokowi-JK penyempurnaan Program Pemerintah SBY- Boediono Kartu Indonesia Sehat KIS Dalam APBN 2014 pemerintah membantu iuran PBI BPJS Kesehatan untuk masyarakat tidak mampu agar memperoleh jaminan kesehatan, JKN Jaminan Kesehatan Nasional dengan bukti kepesertaan berupa kartu Kartu JKN. Melalui program ini, 86, 4 juta penduduk terakomodir. KIS digagas untuk menyempurnakan program sebelumnya JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, diantaranya: kategori sasaran program lebih luas, menjangkau gelandangan, masyarakat di panti sosial, dan bayi yg baru lahir. Dari sisi manfaatnya pun mengalami upgrading¸ tidak hanya untuk pelayanan pengobatan saja reaktif tetapi juga pelayanan kesehatan yang lebih holistik, meliputi: promotif, preventif, dan rehabilitasi. Kartu Indonesia Pintar KIP: Dalam APBN 2014 terdapat program BSM bantuan siswa miskin untuk 11,1 juta siswa dengan anggaran kurang lebih Rp 6 Triliun. BSM diberikan hanya kepada anak yg bersekolah di tingkat SD, SMP, dan SMA. Di sini KIP menyempurnakan program BSM. Miaslnya dari sisi penerima manfaat atau bantuan. Dalam KIP, bantuan tidak hanya diberikan pada siswa SD, SMP, SMA saja formal, namun bantuan diberikan juga kepada anak usia sekolah keluarga tidak mampu baik yg bersekolah maupun yang tidak bersekolah sebagai motivasi kepada orang tua untuk memasukan anaknya ke fasilitas pendidikan. Dan tidak hanya terbatas pada siswa sekolah formal saja, tetapi sekolah non formal pun, siswanya yang dianggap layak, berhak menikmati bantuan ini. Yang terpenting adalah anak usia sekolah. 85 Universitas Sumatera Utara Kartu Keluarga Sejahtera KKS, Program sebelumnya adalah KPS Kartu Perlindungan Sosial yang saat ini telah didistribusikan kepada 15,5 juta rumah tangga dalam klaster tidak mampu. Program KPS digunakan untuk menerima program Bantuan Langsung Sementar Masyarakat BLSM yang merupakan respon pemerintah dalam konteks upaya perlindungan sosial saat kenaikan harga BBM. Jika BLSM berbentuk bantuan tunai lansung, sementara KKS Kartu Keluarga Sejahtera diperluas manfaatnya yaitu sebagai rekening yang dapat digunakan tidak hanya untuk penyaluran dana pengalihan kenaikan BBM saja tetapi juga untuk penyaluran bantuan sosial lain sepertt bantuan pupuk, subsidi solar utk nelayan,dan berbagai bantuan sosial lainnya. Program jangka pendek Pemerintahan Jokowi-JK akan membagikan KKS kepada 15,5 juta rumah tangga tidak mampu sebesar Rp 200.000bulan selama 2 bulan. Pembagian dana tersebut dilakukan dengan dua cara, yaitu 14,5 juta keluarga melalui giro pos dan 1 juta keluarga menggunakan sim card yang berfungsi sebagai rekening E-money. Payung Atau Dasar Hukum Program Jujur, sebenarnya saya cukup geli mengamati narasi mereka yang kontra terhdap program ini sampai harus mempermasalahkan payung atau dasar hukum program mengingat program ini secara karakter dan target sasaran sudah begitu jelas ingin mensejahterakan masyarakat, yang mana hal ini sesuai betul dengan cita-cita konstitusi Indonesia. 86 Universitas Sumatera Utara III.2. Kebijakan Penguatan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM Sejak era orde baru masalah kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan penguasaan asset nasional merupakan masalah pelik yang menjadi kendala dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya nasional. Kondisi ini menjadi indikator bahwa masyarakat banyak belum berperan sebagai subyek dalam pembangunan. Menjadikan rakyat sebagai subyek pembangunan adalah memberikan hak-haknya untuk berpartisipasi dalam pembentukan dan pembangian produksi nasional. Untuk sampai pada tujuan tersebut, rakyat perlu dibekali modal material dan mental. Indikator ini juga telah menginspirasikan perlunya pemberdayaaan ekonomi rakyat yang kemudian berkembang menjadi isu untuk membangun sistem perekonomian yang bercorak kerakyatan. Restrukturisasi ekonomi dengan sasaran menggerakan ekonomi rakyat sesungguhnya bukan lagi dijadikan sebagai wacana, tetapi secepatnya harus diaktualkan. Belum terlaksananya restrukturisasi ekonomi ini menjadi salah satu sumber keterpurukan ekonomi sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang. Dalam hal ini Swasono dalam Nasution 1999 menyatakan “Hubungan perekonomian sejak zaman kolonial sampai hingga sekarang tercatat penuh dengan ketimpangan stuktural, antara lain berwujud Economic slavery, berlakunya Poenale sanctie, Cultuur stelsel, berlakunya hubungan Toeanhamba, Hubungan Taouke-kuli sampai kehubungan kerja inti plasma. Hubungan yang demikian bukan merupakan ciri keadilan di bidang ekonomi, yang tanpa adanya restrukturisasi melalui usaha menggerakan ekonomi tidak akan dapat dihapuskan. 87 Universitas Sumatera Utara Berbagai pendapat dan harapan terus berkembang seiring dengan berjalannya era reformasi, namun demikian usaha untuk menggerakan ekonomi rakyat yang terutama bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran belum juga dapat terwujud. Kondisi seperti itu menyebabkan sebagian orang menjadi pesimis, bahkan apatis tentang kesungguhan berbagai rezim pemerintahan untuk menjadikan kemajuan ekonomi kaum papa sebagai indikator keberhasilan pembangunan nasional. Yang terlihat bahkan sebaliknya sebagian orang masih sangat mendewakan pertumbuhan sebagai indikator keberhasilan pembangunan, walaupun kenyataan selama empat dekade terakhir menunjukkan bahwa dengan semakin besar pertumbuhan juga semakin memperbesar kesenjangan. Solusi yang dapat diambil untuk mengatasi masalah ini mungkin harus berpaling kembali kepada UUD 1945, yang mengamanatkan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berasaskan kekeluargaan. Implementasi dari amanat tersebut adalah dengan mengikutsertakan semua warga negara untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Aplikasi kebijakan perekonomian yang bercorak kerakyatan tersebut dalam jangka pendek difokuskan pada tujuan yang mengurangi kemiskinan dan pengangguran, berkurangnya kesenjangan antar daerah, meningkatnya kualitas manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak-hak sosial rakyat, membaiknya mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam, serta meningkatnya dukungan infrastruktur. Berbicara masalah ekonomi rakyat nampaknya tidak akan terlepas dari pembicaraan tentang UMKM, karena sampai dengan akhir tahun 2015 Badan pusat statistik menginformasikan bahwa 48,528 juta 99,99 unit usaha yang ada di Indonesia adalah mereka yang tergolong dalam usaha mikro, 88 Universitas Sumatera Utara kecil dan menengah UMKM. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa menggerakan ekonomi rakyat adalah identik dengan memberdayakan UMKM. Sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam RPJM maka idealnya sasaran dan prioritas kesejahteraan diusahakan melalui pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah UMKMDalam skenario menggerakan ekonomi rakyat, keberpihakan pemerintasi sifatnya mutlak. Pemerintah harus menyediakan modal material, intelektual dan institusional. Mengingan UMKM merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia maka untuk tujuan tersebut UMKM dalam jangka panjang harus didorong untuk mampu bersaing dalam pasar global. Tetapi sampai sekarang ini keberpihakan pemerintah dinilai masih belum optimal. Kebijakan dibidang perbankan merupakan salah satu bukti ketidakadilan. Kebijakan tersebut melupakan kondisi kelompok UMKM yang sebagian besar termasuk dalam katagori miskin dan berpengetahuan rendah. Demikian juga dalam penggolongan atau mengelompokan usaha berdasarkan kriteria pemilikan aset dan omset yang melahirkan istilah usaha mikro, kecil dan menengah. Pengelompokan ini belum sepenuhnya ditindaklanjuti dengan pemberian kesempatan usaha yang sesuai dengan potensi dan kemampuan kelompok usaha tersebut. Akibatnya ada kecenderungan pengelompokan ini malah mempersempit ruang gerak mereka. Untuk menggerakan ekonomi rakyat sudah waktunya memutar jarum kompas kearah pemberian kesempatan dan penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM dan koperasi. Komitment ini tidak saja diperlukan dikalangan pengambil kebijakan, tetapi harus menjadi komitment semua pihak termasuk para, pakar dan praktisi. 89 Universitas Sumatera Utara Sejalan dengan kebijaksanaan dasar KIB yang tertuang RPJM maka untuk jangka pendek dan jangka menengah Kementerian Negara Koperasi dan UKM mengeluarkan berbagai program terobosan, yang memungkinkan percepatan pemberdayaan UMKM. Kebijakan tersebut dioperasionalkan melalui pelaksanaan berbagai program perkuatan bagi UMKM dan koperasi, dari berbagai aspek usahanya, mulai dari proses produksi sampai dengan pemasarannya. Tujuan jangka pendek dari program-program tersebut adalah untuk meningkatkan produksi, yang diasumsikan dapat meningkatkan pendapatan UMKM. Peningkatan pendapatan selanjutnya diprediksikan dapat meningkatkan kesejahteraan mereka, dengan dampak akhir akan mengurangi kemiskinan dan perluasan usaha, yang memungkinkan terbukanya peluang kerja baru. Sedangkan tujuan jangka panjang adalah mendorong UMKM dan koperasi agar mampu bersaing dalam pasar global. Pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan bangsa yang berdaya-saing serta menciptakan pembangunan yang merata dan adil. Dalam hal ini koperasi dan UMKM hendaknya diarahkan untuk berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi, pencipta lapangan kerja baru dan penumbuh daya-saing. Ketentuan ini telah tercantum secara tegas dalam dokumen RPJPN 2005-2025. Selanjutnya, penjabaran rencana jangka menengah harus disusun dengan landasan berpikir bahwa pemberdayaan koperasi dan UMKM merupakan upaya strategis yang berkesinambungan di tingkat nasional maupun di tingkat daerah. Program jangka menengah seperti yang akan dijabarkan dalam RPJMN 2010-2014 hendaknya mencerminkan strategi pemberdayaan koperasi dan 90 Universitas Sumatera Utara UMKM dalam lingkup makro, meso, maupun mikro. Pada tataran makro, RPJMN 2010-2014 harus memuat kebijakan perbaikan lingkungan usaha yang diperlukan dalam rangka peningkatan daya-saing competitiveness koperasi dan UMKM. Dalam hal ini tantangan untuk lima tahun ke depan antara lain persaingan usaha yang makin ketat, biaya transaksi yang makin tinggi, serta semakin mahalnya sumberdaya yang diperlukan oleh koperasi dan UMKM. Pada tataran meso, dokumen rencana jangka menengah harus memuat upaya peningkatan akses koperasi dan UMKM terhadap sumberdaya produktif guna meningkatkan kesehatan dan perluasan usaha mereka. Fokusnya tentu terkait dengan masalah pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas untuk mendukung perluasan jaringan usaha dan pemasaran, peningkatan akses terhadap modal dan advokasi, serta peningkatan intensitas penerapan teknologi yang sesuai dengan kebutuhan koperasi dan UMKM. Lalu pada tataran mikro dokumen RPJMN harus memiliki sasaran yang jelas tentang upaya untuk mengatasi persoalan yang terkait dengan karakteristik dan perilaku pelaku usaha. Rancangan jangka menengah hendaknya menekankan bahwa pelaku usaha koperasi dan UMKM tidak lagi bisa menjalankan bisnis seperti pola yang selama ini diterapkan business as usual. Mereka harus benar- benar dibantu untuk menumbuhkan kewirausahaan, budaya kerja, dan mengembangkan lingkungan yang kondusif bagi usaha yang memiliki daya-saing yang tinggi. Mengingat semakin kompleksnya tantangan dalam pemberdayaan koperasi dan UMKM, peran pemerintah harus benar-benar tepat dan mampu membantu usaha yang sangat penting bagi penciptaan lapangan kerja ini pada saat 91 Universitas Sumatera Utara diperlukan. Agar mampu memainkan peran dalam jangka menengah di atas, pemerintah harus berani mengubah paradigm pemberdayaan yang selama ini dipakai. Salah satunya adalah mengubah asumsi klise selama ini yang memandang koperasi dan UMKM sebagai lembaga usaha yang skalanya remeh, lemah, terbelakang dan pantas dikasihani. Program-program pemberdayaan hendaknya jangan seperti program charity, yang menganggap bahwa anggaran yang dikeluarkan semata-mata merupakan alokasi dana sosial tanpa upaya untuk meningkatkan kemandirian dan kedewasaan berpikir para pelaku usaha tersebut. Untuk itu, program pemberdayaan hendaknya dirumuskan dengan terlebih dahulu memahami secara utuh perubahan lingkungan strategis dalam usaha koperasi dan UMKM. III.3. Kebijakan Mewujudkan kemandirian ekonomi melalui sektor Domestik Pembangunan merupakan sebuah upaya yang dapat membawa masyarakat mengikuti sebuah proses untuk mencapai kehidupan yang sebelumnnya dianggap tidak baik,atupun kurang baik, menjadi sebuah kondisi yang lebih baik. Meskipun demikian kondisi masyarakat yang lebih baik adalah sebuah kondisi yang tidak dapat ditunggalkan.Kondisi ini mempunyai banyak ukuran dan kriteria yang berbeda.Akibatnya, ukuran kondisi yang lebih baik bagi seseorang belum tentu baik menurut orang lain, bahkan dapat saja menajdi kondisi yang lebih buruk.Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan masalah- masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki. 92 Universitas Sumatera Utara Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif, psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisikmaterial. Kemandirian masyarakat dapat dicapai tentu memerlukan sebuah proses belajar. Masyarakat yang mengikuti proses belajar yang baik, secara bertahap akan memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan yang bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan secara mandiri. Penerapan strategi pertumbuhan pada umumnya yang dimaksudkan ialah untuk mencapai peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis, melalui peningkatan pendapatan perkapita penduduk, produktivitas, pertanian, permodalan, dan kesempatan kerja dibarengi dengan kemampuan konsumsi masyarakat, terutama dipedesaan. Pada awalnya steregi ini dapat diterapkan dan dianggap efektif dalam pemberdayaan masyarakat, akan tetapi disebabkan bersifat economic oriented yang sementara kaidah hukum-hukum sosial dan moral terabaikan sehingga yang terjadi adalah sebaliknya yaitu semakin melebarnya pemisah antara kaya dan miskin yang terjadi di daerah pedesaan yang berakibat pada terjadinya krisis ekonomi dan konflik sosial. Strategi kesejahtraan ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memperbaiki kesejahteraan. Akan tetapi, karena tidak dibarengi dengan pembangunan kultur dan budaya mandiri dalam diri masyarakat yang pada akhirnya yang terjadi adalah sikap ketergantungan masyarakat kepada pemerintah. Jadi, dalam setiap pembangunan masyarakat salah satu aspek yang harus diperhatikan penganganannya adalah kultur dan budaya masyarakat. Pembangunan budaya jangan sampai kontra produktif dan pembangunan ekonomi yaitu dalam konteks 93 Universitas Sumatera Utara yang sesuai dengan model pengembangan masyarakat menjadi sangat relevan sehingga terwujudnya masyarakat mandiri. Straegi merupakan reaksi terhadap strategi kesejahtraan yang dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang dirumuskan masyarakat sendiri dengan bantuan pihak luar self need and assistance untuk memperlancar usaha mandiri melalui pengadaan teknologi serta sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses pembagunan. Dalam pemberdayaan masyarakat sendiri belum pernah dilakukan maka strategi yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat ini terlalu idealistik dan sulit ditransformasikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, satu hal yang harus diperhatikan adalah kecapatan teknologi sering kali yang tidak diimbangi dengan kesiapan masyarakat dalam menerima dan memfungsikan teknologi itu sendiri yang berakibat pada penerapan strategi menjadi disfungsional. Untuk mengatasi dilema pengembangan masyarakat karena “kegagalan” ketiga strategi yang dijelaskan diatas, maka konsep kombinasi dan unsur-unsur pokok dari etika strategi di atas menjadi alternatif terbaik karena secara sistematis mengintegrasikan seluruh komponen dan unsur yang diperlukan yakni, ingin mencapai secara timultan tujuan-tujuan yang menyangkut kelangsungan pertumbuhan, persamaan, kesejahtraan dan partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembanguna masyarakat. III.4. Kebijakan Menanggulangi Kemiskinan Nelayan dalam Jargon Poros Maritim Luas lautan dibandingkan luas daratan di dunia mencapai kurang lebih 70 berbanding 30, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi negara-negara di dunia 94 Universitas Sumatera Utara yang memiliki kepentingan laut untuk memajukan maritimnya. Seiring perkembangan lingkungan strategis, peran laut menjadi signifikan serta dominan dalam mengantar kemajuan suatu negara. Salah satu pemahaman visi-misi Jokowi-JK terkait welfare state adalah Poros Maritim. Poros Maritim Dunia adalah menjadikan Indonesia sebagai negara maritim yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, pemberdayaan seluruh potensi maritim demi kemakmuran bangsa, pemerataan ekonomi Indonesia melalui tol laut, dan melaksanakan diplomasi maritim dalam politik luar negeri Indonesia lima tahun kedepan. Sehingga dapat kita mengerti, bahwa untuk menuju negara Poros Maritim Dunia akan mencakup praktek dan proses pembangunan maritim di berbagai aspek, seperti politik, sosial-budaya, pertahanan, infrastruktur, dan terutama sekali ekonomi. Jika dilihat dari unsur-unsur yang dimiliki Indonesia, visi Poros Maritim Dunia ini mungkin sekali akan terwujud. Tapi, terdapat beberapa syarat yang harus dicapai Indonesia untuk menjadi maritim power, dan kemudian Poros Maritim Dunia. Diantara para pakar maritim, pada analisa ini penulis hanya akan mengacu kepada pemikiran Alfred Thayer Mahan. Meskipun Mahan mempersepsikan maritim power ia menyebutnya sea power adalah hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan Angkatan Laut, namun konsep Mahan, penulis adopsi untuk menganalisa syarat seperti apa yang harus dimiliki Indonesia untuk mencapai maritim power, yaitu; Posisi Geografi, Konfirmasi Fisik, dan Luas Wilayah; Jumlah Populasi dan Karakter Bangsa; dan Karakter Pemerintah. Semuanya telah dimiliki Indonesia dalam syarat menuju Poros Maritim Dunia. 95 Universitas Sumatera Utara Garis Besar Haluan Negara GBHN adalah bentuk catatan rencana pembangunan negara Indonesia. Dan merupakan keinginan bersama rakyat Indonesia secara menyeluruh garis besar yang dibuat oleh MPR sebagai miniatur rakyat di pemerintahan. Jadi semua yang tertulis dalam GBHN adalah rencana haluan pembangunan negara yang dibuat oleh MPR, dan dilaksanakan oleh Presiden. Didalam GBHN juga tertera aturan – aturan jalannya pembangunan negara yang harus berlandaskan kepada UUD 1945 sebagai tempat tertulisnya tujuan atau cita – cita negara Indonesia. Jadi, isi perencanaan yang tertulis dalam GBHN tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945 yang berlaku Pembangunan Nasional merupakan salah satu konsekuensi adanya perubahan dalam pengaturan ketatanegaraan pasca reformasi. Secara normative, sulit untuk tidak mengakui bahwa SPPN sebagaimana sudah diatur dalam UU No 25 Tahun 2004 sudah cukup ideal. Adopsi pendekatan politik, teknokratik, partisipatif dan perpaduan pendekatan top down dan bottom up, merupakan beberapa alasan kuat untuk mendukung argumentasi tersebut. Implikasinya, menjadikan SPPN merupakan sebuah system perencanaan pembangunan yang integrative, yang menjanjik keterpaduan proses pembangunan nasional, pembangunan daerah maupun pembangunan antar daerah, dengan melibatkan multi-stakeholder.Nilai lebih yang dimiliki system dan dokumen perencanaan pembangunan pada era reformasi adalah adanya kesempatan kepada daerah untuk bisa menggali berbagai potensi dan keunggulan daerah masing- masing, untuk bersinergi dengan “rencana induk” yang tertuang dalam RPJP dalam rangka mencapai tujuan yang diamanatkan oleh konstitusi. 96 Universitas Sumatera Utara Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal- hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Hal ini merupakan tantangan dalam pembangunan nasionals sesuai dengan GBHN. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan. Istilah negara berkembang biasanya digunakan untuk merujuk kepada negara-negara yang miskin. 70 Kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari- hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna memadai di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. 70 May Rudi, 2002. Administrasi Organisasi Internasional, Edisi kedua, Cetakan kesatu, Refika Aditama.Hal.15. 97 Universitas Sumatera Utara Masyarakat nelayan sering dinilai lebih terbelakang daripada masyarakat perkotaan dalam hal derap pembangunan, dalam arti seluas-luasnya. Padahal mereka dapat mencukupi hidup keseharian jika bisa memenejnya dengan baik. Namun semua itu hanya bersifat memenuhi kebutuhan primer saja. merupakan urat nadi perekonomian utama sejak tahun 1970-an. Kondisi pasar itu mengalami perubahan yangsangat berarti, sehingga kegiatan perdagangan barang lebih bergairah. Akibatnya adalah terjadi perubahan sentral penjualan ikan dari Tempat Pelelangan Ikan TPI ke pasar teradisonal. Pada tahun 1980-an peranan besar dalam perdagangan dan pelayaran mulai mengalami kemerosotan. 71 Secara umum nelayan yang dimaksud di sini mengacu pada orang yang secara aktif melakukan usaha penangkapan ikan atau binatang air di laut atau di perairan umum, seperti penebar dan penarik pukat, pengemudi perahu layar dan pawang. Secara umum pengertian perikanan menerangkan telur dan anak-anak ikan, teripang, karang dan udang-udang. Semua kegiatan ekonomi yang berkaitan dalam bidang penangkapan ikan, budidaya ikan, dan usaha orang-orang di pesisir pantai yang berhubungan dengan laut atau istilahnya nelayan. Nelayan adalah orang yang melakukan aktivitas penangkapan ikan di laut atau air tawar. Menurut Kuntowijoyo adalah sejarah sosial mempunyai bahan garapan yang sangat luas dan beraneka-ragam. Kebanyakan sejarah sosial juga mempunyai hubungan yang erat dengan sejarah ekonomi, sehingga menjadi semacam sejarah sosial-ekonomi. Masyarakat nelayan memiliki dinamika yang tinggi dalam sejarah 71 Tessa Aulia, “Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan dan Kemiskinan Aspek Sosial Budaya”. Draft Laporan Final Hibah Multidisiplin UI. 2009. Hal.56. 98 Universitas Sumatera Utara dan ekonomi masyarakat. Studi sejarah ekonomi memusatkan perhatiannya terhadap aktifitas perekonomian suatu kelompok masyarakat. Sejarah lokal ekonomi memusatkan perhatiannya terhadap aktivitas perekonomian suatu kelompok masyarakat. Berbagai dimensi perubahan terjadi dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Paper ini berusaha memberikan perhatian terhadap pemerdayaan dan perubahan kehidupan sosial ekonomi. Perubahan sosial merupakan suatu adaptasi atau perbaikan dalam cara bermasyarakat demi memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, sedangkan faktor-faktor penyebab perubahan itu adalah difusi atau penemuan yang baru secara fisik maupaun perubahan secara pengetahuan. Perubahan secara fisik menyangkut pertambahan penduduk, sedangkan perubahan lingkungan alam fisik seperti adanya abrasi pantai, gempa bumi, gunung meletus, dan lain-lain yang bisa menyebabkan berubahnya cara memahami dan menginterpretasikan yang dipunyai oleh manusia. Selain itu juga ada pengenalan baru yang berupa teknologi, alat penagkapan ikan yang lebih canggih baik yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun teknologi dari luar masyarakat, yang dapat membuat sistem pengetahuan masyarakat mengalami perubahan. Masalah kemiskinan nelayan merupakan masalah yang bersifat multidimensi sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan solusi yang menyeluruh, dan bukan solusi secara parsial Oleh karena itu, harus diketahui akar masalah yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan pada nelayan. Terdapat beberapa aspek yang menyebabkan terpeliharanya kemiskinan nelayan atau 99 Universitas Sumatera Utara masyarakat pinggiran pantai, diantaranya; Kebijakan pemerintah yang tidak memihak masyarakat miskin, banyak kebijakan terkait penanggulangan kemiskinan bersifat top down dan selalu menjadikan masyarakat sebagai objek, bukan subjek. Kondisi bergantung pada musim sangat berpengaruh pada tingkat kesejahteraan nelayan, terkadang beberapa pekan nelayan tidak melaut dikarenakan musim yang tidak menentu. Rendahnya Sumber Daya Manusia SDM dan peralatan yang digunakan nelayan berpengaruh pada cara dalam menangkap ikan, keterbatasan dalam pemahaman akan teknologi, menjadikan kualitas dan kuantitas tangkapan tidak mengalami perbaikan. 72 Kondisi lain yang turut berkontribusi memperburuk tingkat kesejahteraan nelayan adalah mengenai kebiasaan atau pola hidup. Tidak pantas jika kita menyebutkan nelayan pemalas, karena jika dilihat dari daur hidup nelayan yang selalu bekerja keras. Namun kendalanya adalah pola hidup konsumtif, dimana pada saat penghasilan banyak, tidak ditabung untuk persiapan paceklik, melainkan dijadikan kesempatan untuk membeli kebutuhan sekunder. Namun ketika paceklik, pada akhirnya berhutang, termasuk kepada lintah darat, yang justru semakin memperberat kondisi. Deskripsi diatas merupakan pusaran masalah yang terjadi pada masyarakat nelayan umumnya di Indonesia. Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang terjadi bukan dikarenakan ketidakmampuan si miskin untuk bekerja malas, melainkan karena ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan kesempatan- 72 Sudrajat, Ihwan. “Membangkitkan Kekuatan Ekonomi Nelayan”, Semarang : Suara Merdeka, hal.90. 100 Universitas Sumatera Utara kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja. Struktur sosial tersebut tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang tersedia, baik yang disediakan oleh alam, pemerintah maupun masyarakat yang ada disekitarnya. Pihak yang berperan besar dari terciptanya kemiskinan struktural ini adalah pemerintah, karena pemerintah sebagai pihak yang memiliki kekuasaan dan kebijakan cenderung membiarkan masyarakat dalam kondisi miskin, tidak mengeluarkan kebijakan yang pro masyarakat miskin, jika pun ada lebih berorientasi pada proyek, bukan pada pembangunan kesejahteraan. Para pakar ekonomi sumberdaya melihat kemiskinan masyarakat pesisir, khususnya nelayan lebih banyak disebabkan karena faktor-faktor sosial ekonomi yang terkait karakteristik sumberdaya serta teknologi yang digunakan. Faktor-faktor yang dimaksud membuat nelayan tetap dalam kemiskinannya. Pemahaman bahwa nelayan tetap tinggal pada industri perikanan karena rendahnya opportunity cost mereka. Opportunity cost nelayan, menurut definisi, adalah kemungkinan atau alternatif kegiatan atau usaha ekonomi lain yang terbaik yang dapat diperoleh selain menangkap ikan. Dengan kata lain, opportunity cost adalah kemungkinan lain yang bisa dikerjakan nelayan bila saja mereka tidak menangkap ikan. Bila opportunity cost rendah maka nelayan cenderung tetap melaksanakan usahanya meskipun usaha tersebut tidak lagi menguntungkan dan efisien. Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik. Kebijakan sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang bersifat publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan 101 Universitas Sumatera Utara masyarakat banyak termasuk masalah nelayan beserta kemiskinannya. Secara garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam tiga kategori, takni perundang- undangan, program pelayanan sosial, dan system perpajakan. Dimana kebijakan social yang diterbitkan harus benar-benar menyentuh masyarakat miskin termasuk dalam focus bahasan ini adalah kehidupan komunitas nelayan di Indonesia. 73 Secara umum, kemiskinan masyarakat pesisir disebabkan oleh tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, infrastruktur. Di samping itu, kurangnya kesempatan berusaha, kurangnya akses terhadap informasi, teknologi dan permodalan, budaya dan gaya hidup yang cenderung boros, menyebabkan posisi tawar masyarakat miskin semakin lemah. Pada saat yang sama, kebijakan Pemerintah selama ini kurang berpihak pada masyarakat pesisir sebagai salah satu pemangku kepentingan di wilayah pesisir. Secara Sosial Perlu adanya upaya merubah cara berpikir nelayan dan keluarganya, terutama mengenai kemampuan dalam mengelola keuangan disesuaikan dengan kondisi normal dan paceklik, selain mencari alternatif aktivitas disaat kondisi cuaca tidak menentu. Bahwa musim paceklik akan hadir dalam setiap tahunnya, oleh karenanya berbagai strategi adaptasi dilakukan masyarakat nelayan untuk bertahan hidup. Salah stau fungsi dalam GBHN sebagai visi dan misi rakyat indonesia yang ditujukan untuk rencana pembangunan nasional dimana proses pembangunan yang akan dijalankan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan masyarakat secara merata adil dan makmur.Memajukan, memproduksi dan 73 Edi Suharto,“Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial”. Bandung: Refika Aditama. 2005. Hal.78. 102 Universitas Sumatera Utara memperbanyak sistem ekonomi kerakyaratana yang berpondasi pada pembangunan mekanisme pasar tradisional dan pasar induk. Kemiskinan harus segera di atasi dimana kemiskinan adalah salah satu hambatan dalam pembnagunan bangs amenurut GBHN. Kemiskinan pada nelayan tidak berdiri sendiri. Kemiskinan nelayan adalah kemiskinan kultural dan juga kemiskinan struktural. Mereka miskin karena mereka memang miskin secara budaya sumberdaya, mindset, mental dan semua aspek internal mereka dan mereka miskin karena faktor eksternal kebijakan, intervensi pasar dan semua aspek di luar kendali nelayan. Kunci untuk membuka rantai kemiskinan nelayan tersebut salah satunya adaah pemberdayaan masyarakat nelayan. Pemberdayaan dalam berbagai bentuk telah dilakukan untuk memberdayakan nelayan. Bentuk pemberdayaan itu di antaranya yang dilakukan oleh Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan melalui program pembentukan P2MKP Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan yang dibentuk dari masyarakat nelayan atau yang memiliki usaha berbasis kelautan dan perikanan. Pemberdayaan masyarakat nelayan juga dilakukan dengan penerapan konsep pengelolaan ekowisata pada objek wisata bahari. program P2MKP bisa menjadi peretas jalan untuk keluar dari kemiskinan yang dialami nelayan. Karena pada program P2MKP nelayan diberdayakan secara kognitif dan ekonomi dengan pendampingan dari Balai Diklat Perikanan. Program ini tidak hanya memberdayakan pengelola P2MKP tetapi juga masyarakat yang menjadi peserta pelatihan yang diselenggarakan oleh P2MKP sehingga bisa memiliki usaha seperti usaha P2MKP yang melatihnya. 103 Universitas Sumatera Utara

BAB IV PENUTUP