Analisis Kebijakan Ekonomi Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla Dalam Prespektif Walfare State

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Alberthiene Endah , 2013, ATHIRAH (Sebuah novel tentang ibunda dari Jusuf Kalla), Jakarta : Noura publising

Alfitri, Hak Menguasai Negara Atas Mineral dan Batubara Pasca Berlakunya Undang-Undang Minerba, Jurnal Konstitusi, Danil Volume 9 Nomor 3, September 2012.

A. Yogaswara, dkk,2012, Jokowi-Ahok Pemimpin yang “Biasa-Biasa Saja”, Yogyakarta: Media Pressindo

Andersen, Gostaesping, The three worlds of welfare capitalism, 1988. Blackweel Publishing Ltd : UK.

Aulia, Tessa, “Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan dan Kemiskinan Aspek Sosial Budaya”. Draft Laporan Final Hibah Multidisiplin UI. 2009.

Bagus D. Wijoyo, 2012, Pesona dan Karisma Jokowi, Yogyakarta: Sinar Kejora

Bimo Nugroho dan Ajianto Dwi Nugroho, 2012, Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Dadang Solihin, Evaluasi Perencanaan RPJM Nasional 2004-2009, Jakrta : Bapennas, 2009

Emanuele Ferragina and Martin Seeleib-Kaiser, “Welfare Regime Debate: Past, Present, Futures,” Policy & Politics

Friedman, Essays in Positive Economics, Chicago: University of Chicago Press, 2004.

Faisal, Sanafiah 1995. Format Penelitian Sosial Dasar-Dasar Aplikasi, Jakarta :

PT. Raja Grafindo Persada

Ferragina, Emanuele and Martin Seeleib-Kaiser, “Welfare Regime Debate: Past, Present, Futures,” Policy & Politics, vol. 39, no. 4, 111.

Fitzpatrick, Tony, Welfare Theory: an Introduction, 2001, Palgrave : New York. Hanafi, Ahmad Liberalisasi di inggris, 2003. Jurnal ilmu sosial & ilmu politik,

vol 7 No 1 juli 2003.

Huasain Abdullash, Neneng Herbawati dan Andi Suruji, 2012, JK ensiklopedia, Jakarta : Idea grup Indonesia


(2)

Huda, Miftachul, Pekerjaan sosial & kesejahteraan sosial: sebuah pengantar. 2009. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Juliantara, Dadang, Peningkatan Kapasitas Pemerintahan Daerah Dalam Pelayanan Publik, Pembaharuan, Yogyakarta; Pembaharuan, 2005. Kamal, Musthafa Pasha, Pancasila dalam Tinjauan Historis, Yuridis dan

Filosofis,Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, 2002.

Lijan Poltak Sinambela, Reformasi Pelayanan Publik; Teori Kebijakan dan Implementasi, Jakarta; Bumi Aksara, 2006

Musthafa Kamal Pasha, Pancasila dalam Tinjauan Historis, Yuridis dan Filosofis, Yogyakarta: Citra Karsa Mandiri, 2002Muchsin, dan Fadillah, Hukum dan Kebijakan Publik. Malang: Averroes Press, 2002.

M, Zaenuddin H. Jokowi: Dari Jualan Kursi Hingga Dua Kali Mendapat Kursi. Jakarta: UFUK PRESS, 2012

Media Indonesia, 800 Pendukung Surya Paloh berangkat dari bali, senin 6 Oktober 2009

Nyoman Sumaryadi, Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Jakarta; Citra Utama, 2005

Natsir, Mohammad, 1983. Metode Penelitian, Jakarta : Ghalia Indonesia. Oorschot, Van Wim dan Ellen Finsveen, “Does the welfare state reduce

inequalities in people’s social capital?”, International Journal of Sociology and Social Policy, Vol. 30, No. 2010.

Olson, M. Power and Prosperity: Outgrowing Communist and Capitalist

Dictatorships , New York: Basic Books. 2000.

Prasetyo, Bambang dkk. 2005. Metode Penelitian Kuantitaif : Teori dan Aplikasi.

Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Riant, Nugroho, Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi dan Evaluasi. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo, 2004.

Rudi, May, 2002. Administrasi & Organisasi Internasional, Edisi kedua, Cetakan kesatu, Refika Aditama.

Suharto, Edi, “Peta dan Dinamika Welfare State di Beberapa Negara”, Makalah Seminar, “Mengkaji Ulang Relevansi Welfare State dan Terobosan melalui Desentralisasi-Otonomi di Indonesia”, IRE


(3)

Yogyakarta dan Perhimpunan Prakarsa Jakarta, Yogyakarta, 25 Juli 2006.

Suharto, Edi Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat: Kajian Strategis

Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial, Bandung: Refika Aditama,2005.

Subarsono, Analisis Kebijakan Publik (Konsep, Teori dan Aplikasi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Sinambela, Lijan Poltak, Reformasi Pelayanan Publik; Teori Kebijakan dan Implementasi, Jakarta; Bumi Aksara, 2006.

Sumaryadi, Nyoman, Efektivitas Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah, Jakarta; Citra Utama, 2005.

Suharto, Edi, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial”. Bandung: Refika Aditama. 2005.

Sudrajat, Ihwan. “Membangkitkan Kekuatan Ekonomi Nelayan”, Semarang : Suara Merdeka.

Stewart. MacPherson, Kebijakan Sosial di Dunia Ketiga., 1987., PT aksara Persada Indonesia : Jakarta.

Winarno, Budi , Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta:Media Pressindo, 2007.

Zaenuddin HM, 2012, Jokowi: Dari Jualan Kursi Hingga Dua Kali Mendapat

Kursi, Jakarta: Ufuk press Jurnal :

Utomo, Hargo, ”Analisis Pergerakan Saham Sektoral Pasca Pengumuman

Ivestment Grade”, Jurnal Manajemen UGM, Vol. 1 (2), 2013, Hal. 45-61. Akbar, Taklim “Struktur Perekonomian Indonesia dan Elastisitas dalam Krisis

Finansial 2004-2014”, Jurnal Manajemen UGM, Vol. 2 (1), 2011, Hal. 32-57. Hermawan, Iwan, Bantuan langsung Sementara masyarakat, Jurnal ekonomi dan

kebijakan Publik, Vol.V.13/1/P#IDI/juli/2013 Hal 13-16.


(4)

Internet :

http://nasional.kompas.com/read/2013/01/03/16570788/Kemiskinan.Indonesia.Se

makin.Kronis diunduh tanggal 23 juli 2015 pukul 13.43 wib.

http://insanakademis.blogspot.com/2011/10/teori-welfare-state-menurut-jm-keynes.html diunduh tanggal 9 juni 2015, Pukul 13.52 Wib.

http://nasional.kompas.com/read/2014/03/14/1604599/Ini.Surat.Mandat.Megawat i.untuk.Jokowi diunduh tanggal 19 mei 2016, pukul 10.46 wib.

http://news.detik.com/read/2014/05/20/113659/2586880/1562/ini-visi-misi-jokowi-jusuf-kalla diunduh pada tanggal 21 Mei 2016, Pukul 18.30 wib http://news.detik.com/read/2014/05/20/113659/2586880/1562/ini-visi-misi-jokowi-jusuf-kalla diunduh pada tanggal 19 Mei 2016, Pukul 11.30 wib


(5)

BAB III

KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAHAN JOKO WIDODO-JUSUF KALLA DALAM PRESFEKTIF WELFARE STATE

III.1. Kebijakan Program Kartu Sakti dalam Konsep negara Kesejahteraann oleh Joko widodo–Jusuf Kalla

Secara sederhana negara kesejahteraan (welfare state) adalah negara yang

menganut sistem ketatanegaraan yang menitik beratkan pada mementingkan

kesejahteraan warganegaranya. Tujuan dari negara kesejahteraan bukan untuk

menghilangkan perbedaan dalam ekonomi masyarakat, tetapi memperkecil

kesenjangan ekonomi dan semaksimal mungkin menghilangkan kemiskinan

dalam masyarakat. Adanya kesenjangan yang lebar antara masyarakat kaya

dengan masyarakat miskin dalam suatu negara tidak hanya menunjukkan

kegagalan negara tersebut didalam mengelola keadilan sosial, tetapi kemiskinan

yang akut dengan perbedaan penguasaan ekonomi yang mencolok akan

menimbulkan dampak buruk dalam segala segi kehidupan masyarakat.

Dampak tersebut akan dirasakan mulai dari rasa ketidak berdayaan

masyarakat miskin, hingga berdampak buruk pada demokrasi, yang berupa

mudahnya orang miskin menerima suap (menjual suaranya dalam pemilihan

umum) akibat keterjepitan ekonomi, sebagaimana yang banyak disinyalir terjadi

di Indonesia dalam beberapa kali pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah.

Bahkan adanya rasa frustrasi orang miskin akan mudah disulut untuk melakukan

tindakan-tindakan anarkhis, yang berakibat kontra produktif bagi perkembangan

demokrasi.


(6)

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, maka dikembangkan konsep

negara kesejahteraan (welfare state), yang merupakan sistem kenegaraan yang

mengupayakan untuk memperkecil jurang pemisah antara mereka yang kaya

dengan yang miskin melalui berbagai usaha pelayanan kesejahteraan

warganegaranya. Ada lima prinsip penting yang merupakan prinsip yang

mendasari (dan sekaligus menjadi ciri) suatu sistem negara kesejahteraan, yang

karena itu harus diupayakan untuk diwujudnyatakan oleh negara yang menganut

system Negara kesejahteraan dalam rangka upayanya untuk mencapai tujuan

kesejahteraan.

Indonesia adalah negara kesejahteraan. Hal ini nampak dari cita–cita yang

terkandung didalam UUD 1945. Dalam UUD 1945 sebelum dilakukan perubahan,

Bab XIV berjudul Kesejahteraan Sosial, yang terdiri dari Pasal 33 dan 34. Pasal

33 menggambarkan pengelolaan perekonomian sebagai usaha bersama atas asas

kekeluargaan. Cabang perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak

dikuasai oleh negara, bumi dan air dan kekayaan alam dipergunakan untuk

sebesar-besar kemakmuran rakyat. Sedangkan Pasal 34 mengatakan, fakir miskin

dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara. Demikian juga Pembukaan

UUD 1945, tujuan negara ini didirikan adalah untuk memajukan kesejahetraan

umum.

Dalam UUD 1945 setelah perubahan (tahun 2002), Bab XIV berjudul

Perekonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial, yang terdiri dari dua pasal,

yaitu Pasal 33 dan Pasal 34. Pasal 33 lebih menekankan pada Perekonomian

Nasional dan Pasal 34 lebih menekankan Kesejahteraan Sosial. Meskipun


(7)

kebersamaan dan asas kekeluargaan tetap menjadi ciri perekonomian Indonesia.

Sementara perubahan Pasal 34 yang sangat bermakna adalah dicantumkannya

cita-cita untuk mengembangkan sistem jaminan sosial (Pasal 34 ayat 2), yang

berbunyi: "Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat

kemanusiaan". Selanjutnya dikatakan, baik dalam Pasal 33 maupun Pasal 34,

bahwa ketentuan lebih lanjut akan diatur didalam Undang -Undang ( Pasal 33 ayat

5 dan Pasal 34 ayat 4 ).

Pada kampanye Pemilihan Presiden 2014 yang lalu salah satu program

utama Jokowi-Jusuf Kalla adalah meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia

melalui Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia

Sejahtera yang kemudian di kenal sebagai Kartu Sakti Jokowi-JK. Kartu Sakti

Kartu Indonesia Sehat (KIS), Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Kartu Keluarga

Sejahtera (KKS) pemerintahan Jokowi-JK yang produksi sekitar 1 juta merupakan

hadiah gratis bagi masyarakat miskin sekali, miskin dan hampir miskin. Hal ini

tertuang dalam NawaCita Jokowi-JK.

Proses Pencalonan Jokowi-JK dimulai tiga minggu sebelum Pemilihan

umum legislatif tepatnya Pada tanggal 14 Maret 2014 pukul 14.49 wib Ketua

Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang diwakili Ketua DPP PDI

Perjuangan bidang kaderisasi Puan Maharani membacakan surat mandat yang

berisikan Joko Widodo sebagai calon presiden dari PDI Perjuangan yang isinya :

"Perintah Harian: Merdeka!"


(8)

"Saya, selaku Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan; kepada seluruh rakyat Indonesia yang mempunyai mata hati, keadilan, dan kejujuran di mana pun kalian berada!

4. Dukung Bapak Joko Widodo sebagai calon presiden dari Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan.

5. Jaga dan amankan jalannya pemilu legislatif terutama di TPS-TPS dan

proses penghitungan yang berjalan dari segala bentuk kecurangan dan intimidasi.

6. Teguh dan tegarkan hati dalam mengawal demokrasi di Republik

Indonesia tercinta.

Pesan harian ini kami harap disebarkan pada seluruh rakyat Indonesia. 66

Pada pemilu 9 April 2014 PDI Perjuangan akhirnya memenangi pemilu

legislatif dengan perolehan suara 18,95% suara (23.681.471 suara), namun karena

suara PDI Perjuangan tidak mencapai 20% sementara ketentuan ambang batas

minimal pencalonan presiden tertuang dalam Undang-Undang Nomor 42 Tahun

2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden RI, Pasal 9 UU

Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden

menyebutkan bahwa pasangan calon diusulkan oleh partai politik atau gabungan

partai politik peserta pemilu yang memenuhi persyaratan perolehan kursi paling

sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25 persen dari suara

sah nasional dalam Pemilu anggota DPR, sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden

dan Wakil Presiden. Akhirnya memaksa PDI Perjuangan harus mencari mitra

koalisi dalam mengusung Jokowi sebagai calon Pilpres 2014.

66

http://nasional.kompas.com/read/2014/03/14/1604599/Ini.Surat.Mandat.Megawati.untuk.Jokowi


(9)

Akhirnya Partai Nasdem, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai

Hanura, Partai Kesatuan dan Persatuan Indonesia (PKPI) bergabung dengan

koalisi yang dibangun PDI Perjuangan yang mengusung Joko Widodo sebagai

Calon Presideng di Pilpres 2014, koalisi tersebut menamakan diri sebagai Koalisi

Indonesia Hebat.

Pada tanggal 19 Mei 2014 di gedung juang, Jakarta Pusat, Jokowi dan

koalisi Partai pendukung mengumumkan Jusuf Kalla sebagai Cawapres yang akan

bertarung menemani Joko Widodo. Dihari yang sama, Jokowi-Jusuf Kalla

mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum.

Jokowi-JK memaparkan visi misinya dimulai dengan konstitusi sebagai

landasan, juga paparan tiga problem pokok bangsa, yaitu :67 1. Merosotnya kewibawaan negara,

2. Melemahnya sendi-sendi perekonomian nasional dan

3. Merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.

Kemudian, pasangan Jokowi-JK menegaskan soal meneguhkan kembali

jalan ideologi sebagai pandauan yaitu Pancasila 1 Juni dan Trisakti. Semua rincian

mulai pendahuluan hingga akhir dijelaskan detail oleh Jokowi-JK dalam dokumen

visi misi. Berikut visi misi Jokowi-Jusuf Kalla:

Visi:

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong"

67

Ibid, Hal.12.

82


(10)

Misi:

8. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

9. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis

berlandaskan negara hukum.

10.Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri

sebagai negara maritim.

11.Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan

sejahtera.

12.Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.

13.Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,

kuat dan berbasiskan kepentingan nasional.

14.Mewujudkan masyarakat yang berkperibadian dalam kebudayaan.

Jokowi juga menawarkan solusi untuk membawa kehidupan bangsa ke

arah yang lebih baik dengan menggerakkan semangat gotong royong demi

terwujudnya Indonesia yang berdaulat di bidang politik, mandiri di bidang

ekonomi serta kepribadian dalam kebudayaan.

Serta menawarkan 12 agenda strategis dalam mewujudkan Indonesia yang

berdaulat di bidang politik, 16 agenda strategis untuk menuju Indonesia yang

berdikari dalam bidang ekonomi dan 3 agenda strategis untuk Indonesia


(11)

agenda prioritas dalam pemerintahan ke depan, Sembilan Agenda Prioritas (Nawa

Cita):68

10.Kami akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap

bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

11.Kami akan membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata

kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

12.Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat

daaerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

13.Kami akan menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem

dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercya.

14.Kami akan meningkatkankualitas hidup manusia Indonesia.

15.Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional

16.Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan

sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

17.Kami akan melakukan revolusi karakter bangsa

18.Kami akan memperteguh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi

sosial Indonesia.69

68

http://news.detik.com/read/2014/05/20/113659/2586880/1562/ini-visi-misi-jokowi-jusuf-kalla diunduh pada tanggal 21 Mei 2016, Pukul 18.30 wib

69

http://news.detik.com/read/2014/05/20/113659/2586880/1562/ini-visi-misi-jokowi-jusuf-kalla

diunduh pada tanggal 19 Mei 2016, Pukul 11.30 wib 84


(12)

III.1.1. Kartu Sakti Jokowi-JK penyempurnaan Program Pemerintah SBY-Boediono

Kartu Indonesia Sehat (KIS) Dalam APBN 2014 pemerintah membantu

iuran (PBI) BPJS Kesehatan untuk masyarakat tidak mampu agar memperoleh

jaminan kesehatan, JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) dengan bukti kepesertaan

berupa kartu (Kartu JKN). Melalui program ini, 86, 4 juta penduduk terakomodir.

KIS digagas untuk menyempurnakan program sebelumnya (JKN) yang

diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, diantaranya: kategori sasaran program

lebih luas, menjangkau gelandangan, masyarakat di panti sosial, dan bayi yg baru

lahir. Dari sisi manfaatnya pun mengalami upgrading¸ tidak hanya untuk

pelayanan pengobatan saja (reaktif) tetapi juga pelayanan kesehatan yang lebih

holistik, meliputi: promotif, preventif, dan rehabilitasi.

Kartu Indonesia Pintar (KIP): Dalam APBN 2014 terdapat program BSM

(bantuan siswa miskin) untuk 11,1 juta siswa dengan anggaran kurang lebih Rp 6

Triliun. BSM diberikan hanya kepada anak yg bersekolah di tingkat SD, SMP,

dan SMA. Di sini KIP menyempurnakan program BSM. Miaslnya dari sisi

penerima manfaat atau bantuan. Dalam KIP, bantuan tidak hanya diberikan pada

siswa SD, SMP, SMA saja (formal), namun bantuan diberikan juga kepada anak

usia sekolah (keluarga tidak mampu) baik yg bersekolah maupun yang tidak

bersekolah (sebagai motivasi kepada orang tua untuk memasukan anaknya ke

fasilitas pendidikan). Dan tidak hanya terbatas pada siswa sekolah formal saja,

tetapi sekolah non formal pun, siswanya yang dianggap layak, berhak menikmati


(13)

Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), Program sebelumnya adalah KPS (Kartu

Perlindungan Sosial) yang saat ini telah didistribusikan kepada 15,5 juta rumah

tangga dalam klaster tidak mampu. Program KPS digunakan untuk menerima

program Bantuan Langsung Sementar Masyarakat (BLSM) yang merupakan

respon pemerintah dalam konteks upaya perlindungan sosial saat kenaikan harga

BBM. Jika BLSM berbentuk bantuan tunai lansung, sementara KKS (Kartu

Keluarga Sejahtera) diperluas manfaatnya yaitu sebagai rekening yang dapat

digunakan tidak hanya untuk penyaluran dana pengalihan kenaikan BBM saja

tetapi juga untuk penyaluran bantuan sosial lain sepertt bantuan pupuk, subsidi

solar utk nelayan,dan berbagai bantuan sosial lainnya. Program jangka pendek

Pemerintahan Jokowi-JK akan membagikan KKS kepada 15,5 juta rumah tangga

tidak mampu sebesar Rp 200.000/bulan selama 2 bulan. Pembagian dana tersebut

dilakukan dengan dua cara, yaitu 14,5 juta keluarga melalui giro pos dan 1 juta

keluarga menggunakan sim card yang berfungsi sebagai rekening (E-money).

Payung Atau Dasar Hukum Program Jujur, sebenarnya saya cukup geli

mengamati narasi mereka yang kontra terhdap program ini sampai harus

mempermasalahkan payung atau dasar hukum program mengingat program ini

secara karakter dan target sasaran sudah begitu jelas ingin mensejahterakan

masyarakat, yang mana hal ini sesuai betul dengan cita-cita konstitusi Indonesia.


(14)

III.2. Kebijakan Penguatan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Sejak era orde baru masalah kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan

penguasaan asset nasional merupakan masalah pelik yang menjadi kendala dalam

rangka mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya nasional. Kondisi ini

menjadi indikator bahwa masyarakat banyak belum berperan sebagai subyek

dalam pembangunan. Menjadikan rakyat sebagai subyek pembangunan adalah

memberikan hak-haknya untuk berpartisipasi dalam pembentukan dan

pembangian produksi nasional. Untuk sampai pada tujuan tersebut, rakyat perlu

dibekali modal material dan mental. Indikator ini juga telah menginspirasikan

perlunya pemberdayaaan ekonomi rakyat yang kemudian berkembang menjadi isu

untuk membangun sistem perekonomian yang bercorak kerakyatan.

Restrukturisasi ekonomi dengan sasaran menggerakan ekonomi rakyat

sesungguhnya bukan lagi dijadikan sebagai wacana, tetapi secepatnya harus

diaktualkan. Belum terlaksananya restrukturisasi ekonomi ini menjadi salah satu

sumber keterpurukan ekonomi sejak awal kemerdekaan sampai dengan sekarang.

Dalam hal ini Swasono dalam Nasution (1999) menyatakan “Hubungan

perekonomian sejak zaman kolonial sampai hingga sekarang tercatat penuh

dengan ketimpangan stuktural, antara lain berwujud Economic slavery,

berlakunya Poenale sanctie, Cultuur stelsel, berlakunya hubungan Toeanhamba,

Hubungan Taouke-kuli sampai kehubungan kerja inti plasma. Hubungan yang

demikian bukan merupakan ciri keadilan di bidang ekonomi, yang tanpa adanya


(15)

Berbagai pendapat dan harapan terus berkembang seiring dengan berjalannya era

reformasi, namun demikian usaha untuk menggerakan ekonomi rakyat yang

terutama bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran belum

juga dapat terwujud. Kondisi seperti itu menyebabkan sebagian orang menjadi

pesimis, bahkan apatis tentang kesungguhan berbagai rezim pemerintahan untuk

menjadikan kemajuan ekonomi kaum papa sebagai indikator keberhasilan

pembangunan nasional. Yang terlihat bahkan sebaliknya sebagian orang masih

sangat mendewakan pertumbuhan sebagai indikator keberhasilan pembangunan,

walaupun kenyataan selama empat dekade terakhir menunjukkan bahwa dengan

semakin besar pertumbuhan juga semakin memperbesar kesenjangan. Solusi yang

dapat diambil untuk mengatasi masalah ini mungkin harus berpaling kembali

kepada UUD 1945, yang mengamanatkan bahwa perekonomian disusun sebagai

usaha bersama berasaskan kekeluargaan. Implementasi dari amanat tersebut

adalah dengan mengikutsertakan semua warga negara untuk berpartisipasi dalam

pembangunan.

Aplikasi kebijakan perekonomian yang bercorak kerakyatan tersebut

dalam jangka pendek difokuskan pada tujuan yang mengurangi kemiskinan dan

pengangguran, berkurangnya kesenjangan antar daerah, meningkatnya kualitas

manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak-hak sosial rakyat, membaiknya

mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam, serta meningkatnya

dukungan infrastruktur. Berbicara masalah ekonomi rakyat nampaknya tidak akan

terlepas dari pembicaraan tentang UMKM, karena sampai dengan akhir tahun

2015 Badan pusat statistik menginformasikan bahwa 48,528 juta (99,99%) unit

usaha yang ada di Indonesia adalah mereka yang tergolong dalam usaha mikro,


(16)

kecil dan menengah (UMKM). Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa

menggerakan ekonomi rakyat adalah identik dengan memberdayakan UMKM.

Sesuai dengan tujuan dan sasaran pembangunan yang tertuang dalam RPJM maka

idealnya sasaran dan prioritas kesejahteraan diusahakan melalui pemberdayaan

usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)Dalam skenario menggerakan

ekonomi rakyat, keberpihakan pemerintasi sifatnya mutlak. Pemerintah harus

menyediakan modal material, intelektual dan institusional. Mengingan UMKM

merupakan bagian terbesar dari rakyat Indonesia maka untuk tujuan tersebut

UMKM dalam jangka panjang harus didorong untuk mampu bersaing dalam pasar

global. Tetapi sampai sekarang ini keberpihakan pemerintah dinilai masih belum

optimal. Kebijakan dibidang perbankan merupakan salah satu bukti ketidakadilan.

Kebijakan tersebut melupakan kondisi kelompok UMKM yang sebagian besar

termasuk dalam katagori miskin dan berpengetahuan rendah.

Demikian juga dalam penggolongan atau mengelompokan usaha

berdasarkan kriteria pemilikan aset dan omset yang melahirkan istilah usaha

mikro, kecil dan menengah. Pengelompokan ini belum sepenuhnya ditindaklanjuti

dengan pemberian kesempatan usaha yang sesuai dengan potensi dan kemampuan

kelompok usaha tersebut. Akibatnya ada kecenderungan pengelompokan ini

malah mempersempit ruang gerak mereka. Untuk menggerakan ekonomi rakyat

sudah waktunya memutar jarum kompas kearah pemberian kesempatan dan

penciptaan iklim usaha yang kondusif bagi UMKM dan koperasi. Komitment ini

tidak saja diperlukan dikalangan pengambil kebijakan, tetapi harus menjadi


(17)

Sejalan dengan kebijaksanaan dasar KIB yang tertuang RPJM maka untuk

jangka pendek dan jangka menengah Kementerian Negara Koperasi dan UKM

mengeluarkan berbagai program terobosan, yang memungkinkan percepatan

pemberdayaan UMKM. Kebijakan tersebut dioperasionalkan melalui pelaksanaan

berbagai program perkuatan bagi UMKM dan koperasi, dari berbagai aspek

usahanya, mulai dari proses produksi sampai dengan pemasarannya.

Tujuan jangka pendek dari program-program tersebut adalah untuk

meningkatkan produksi, yang diasumsikan dapat meningkatkan pendapatan

UMKM. Peningkatan pendapatan selanjutnya diprediksikan dapat meningkatkan

kesejahteraan mereka, dengan dampak akhir akan mengurangi kemiskinan dan

perluasan usaha, yang memungkinkan terbukanya peluang kerja baru. Sedangkan

tujuan jangka panjang adalah mendorong UMKM dan koperasi agar mampu

bersaing dalam pasar global.

Pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

merupakan bagian penting dari upaya mewujudkan bangsa yang berdaya-saing

serta menciptakan pembangunan yang merata dan adil. Dalam hal ini koperasi dan

UMKM hendaknya diarahkan untuk berperan sebagai pendorong pertumbuhan

ekonomi, pencipta lapangan kerja baru dan penumbuh daya-saing. Ketentuan ini

telah tercantum secara tegas dalam dokumen RPJPN 2005-2025. Selanjutnya,

penjabaran rencana jangka menengah harus disusun dengan landasan berpikir

bahwa pemberdayaan koperasi dan UMKM merupakan upaya strategis yang

berkesinambungan di tingkat nasional maupun di tingkat daerah.

Program jangka menengah seperti yang akan dijabarkan dalam RPJMN

2010-2014 hendaknya mencerminkan strategi pemberdayaan koperasi dan


(18)

UMKM dalam lingkup makro, meso, maupun mikro. Pada tataran makro, RPJMN

2010-2014 harus memuat kebijakan perbaikan lingkungan usaha yang diperlukan

dalam rangka peningkatan daya-saing (competitiveness) koperasi dan UMKM.

Dalam hal ini tantangan untuk lima tahun ke depan antara lain persaingan usaha

yang makin ketat, biaya transaksi yang makin tinggi, serta semakin mahalnya

sumberdaya yang diperlukan oleh koperasi dan UMKM.

Pada tataran meso, dokumen rencana jangka menengah harus memuat

upaya peningkatan akses koperasi dan UMKM terhadap sumberdaya produktif

guna meningkatkan kesehatan dan perluasan usaha mereka. Fokusnya tentu terkait

dengan masalah pengembangan kelembagaan dan peningkatan kapasitas untuk

mendukung perluasan jaringan usaha dan pemasaran, peningkatan akses terhadap

modal dan advokasi, serta peningkatan intensitas penerapan teknologi yang sesuai

dengan kebutuhan koperasi dan UMKM.

Lalu pada tataran mikro dokumen RPJMN harus memiliki sasaran yang

jelas tentang upaya untuk mengatasi persoalan yang terkait dengan karakteristik

dan perilaku pelaku usaha. Rancangan jangka menengah hendaknya menekankan

bahwa pelaku usaha koperasi dan UMKM tidak lagi bisa menjalankan bisnis

seperti pola yang selama ini diterapkan (business as usual). Mereka harus

benar-benar dibantu untuk menumbuhkan kewirausahaan, budaya kerja, dan

mengembangkan lingkungan yang kondusif bagi usaha yang memiliki daya-saing

yang tinggi.

Mengingat semakin kompleksnya tantangan dalam pemberdayaan koperasi

dan UMKM, peran pemerintah harus benar-benar tepat dan mampu membantu


(19)

diperlukan. Agar mampu memainkan peran dalam jangka menengah di atas,

pemerintah harus berani mengubah paradigm pemberdayaan yang selama ini

dipakai. Salah satunya adalah mengubah asumsi klise selama ini yang

memandang koperasi dan UMKM sebagai lembaga usaha yang skalanya remeh,

lemah, terbelakang dan pantas dikasihani. Program-program pemberdayaan

hendaknya jangan seperti program charity, yang menganggap bahwa anggaran

yang dikeluarkan semata-mata merupakan alokasi dana sosial tanpa upaya untuk

meningkatkan kemandirian dan kedewasaan berpikir para pelaku usaha tersebut.

Untuk itu, program pemberdayaan hendaknya dirumuskan dengan terlebih dahulu

memahami secara utuh perubahan lingkungan strategis dalam usaha koperasi dan

UMKM.

III.3. Kebijakan Mewujudkan kemandirian ekonomi melalui sektor Domestik

Pembangunan merupakan sebuah upaya yang dapat membawa masyarakat

mengikuti sebuah proses untuk mencapai kehidupan yang sebelumnnya dianggap

tidak baik,atupun kurang baik, menjadi sebuah kondisi yang lebih baik. Meskipun

demikian kondisi masyarakat yang lebih baik adalah sebuah kondisi yang tidak

dapat ditunggalkan.Kondisi ini mempunyai banyak ukuran dan kriteria yang

berbeda.Akibatnya, ukuran kondisi yang lebih baik bagi seseorang belum tentu

baik menurut orang lain, bahkan dapat saja menajdi kondisi yang lebih

buruk.Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh

masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan serta

melakukan sesuatu yang dipandang tepat demi mencapai pemecahan

masalah-masalah yang dihadapi dengan mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki.


(20)

Daya kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan kognitif, konatif,

psikomotorik dan afektif serta sumber daya lainnya yang bersifat fisik/material.

Kemandirian masyarakat dapat dicapai tentu memerlukan sebuah proses belajar.

Masyarakat yang mengikuti proses belajar yang baik, secara bertahap akan

memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan yang bermanfaat dalam proses

pengambilan keputusan secara mandiri.

Penerapan strategi pertumbuhan pada umumnya yang dimaksudkan ialah

untuk mencapai peningkatan yang cepat dalam nilai ekonomis, melalui

peningkatan pendapatan perkapita penduduk, produktivitas, pertanian,

permodalan, dan kesempatan kerja dibarengi dengan kemampuan konsumsi

masyarakat, terutama dipedesaan. Pada awalnya steregi ini dapat diterapkan dan

dianggap efektif dalam pemberdayaan masyarakat, akan tetapi disebabkan bersifat

economic oriented yang sementara kaidah hukum-hukum sosial dan moral

terabaikan sehingga yang terjadi adalah sebaliknya yaitu semakin melebarnya

pemisah antara kaya dan miskin yang terjadi di daerah pedesaan yang berakibat

pada terjadinya krisis ekonomi dan konflik sosial.

Strategi kesejahtraan ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memperbaiki

kesejahteraan. Akan tetapi, karena tidak dibarengi dengan pembangunan kultur

dan budaya mandiri dalam diri masyarakat yang pada akhirnya yang terjadi adalah

sikap ketergantungan masyarakat kepada pemerintah. Jadi, dalam setiap

pembangunan masyarakat salah satu aspek yang harus diperhatikan

penganganannya adalah kultur dan budaya masyarakat. Pembangunan budaya


(21)

yang sesuai dengan model pengembangan masyarakat menjadi sangat relevan

sehingga terwujudnya masyarakat mandiri.

Straegi merupakan reaksi terhadap strategi kesejahtraan yang

dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan yang dirumuskan masyarakat sendiri

dengan bantuan pihak luar (self need and assistance) untuk memperlancar usaha

mandiri melalui pengadaan teknologi serta sumber yang sesuai bagi kebutuhan

proses pembagunan.

Dalam pemberdayaan masyarakat sendiri belum pernah dilakukan maka

strategi yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat ini terlalu idealistik dan

sulit ditransformasikan kepada masyarakat. Oleh karena itu, satu hal yang harus

diperhatikan adalah kecapatan teknologi sering kali yang tidak diimbangi dengan

kesiapan masyarakat dalam menerima dan memfungsikan teknologi itu sendiri

yang berakibat pada penerapan strategi menjadi disfungsional.

Untuk mengatasi dilema pengembangan masyarakat karena

“kegagalan” ketiga strategi yang dijelaskan diatas, maka konsep kombinasi dan

unsur-unsur pokok dari etika strategi di atas menjadi alternatif terbaik karena

secara sistematis mengintegrasikan seluruh komponen dan unsur yang diperlukan

yakni, ingin mencapai secara timultan tujuan-tujuan yang menyangkut

kelangsungan pertumbuhan, persamaan, kesejahtraan dan partisipasi aktif

masyarakat dalam proses pembanguna masyarakat.

III.4. Kebijakan Menanggulangi Kemiskinan Nelayan dalam Jargon Poros Maritim

Luas lautan dibandingkan luas daratan di dunia mencapai kurang lebih 70

berbanding 30, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi negara-negara di dunia


(22)

yang memiliki kepentingan laut untuk memajukan maritimnya. Seiring

perkembangan lingkungan strategis, peran laut menjadi signifikan serta dominan

dalam mengantar kemajuan suatu negara. Salah satu pemahaman visi-misi

Jokowi-JK terkait welfare state adalah Poros Maritim.

Poros Maritim Dunia adalah menjadikan Indonesia sebagai negara maritim

yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai

bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, pemberdayaan

seluruh potensi maritim demi kemakmuran bangsa, pemerataan ekonomi

Indonesia melalui tol laut, dan melaksanakan diplomasi maritim dalam politik luar

negeri Indonesia lima tahun kedepan. Sehingga dapat kita mengerti, bahwa untuk

menuju negara Poros Maritim Dunia akan mencakup praktek dan proses

pembangunan maritim di berbagai aspek, seperti politik, sosial-budaya,

pertahanan, infrastruktur, dan terutama sekali ekonomi.

Jika dilihat dari unsur-unsur yang dimiliki Indonesia, visi Poros Maritim

Dunia ini mungkin sekali akan terwujud. Tapi, terdapat beberapa syarat yang

harus dicapai Indonesia untuk menjadi maritim power, dan kemudian Poros

Maritim Dunia. Diantara para pakar maritim, pada analisa ini penulis hanya akan

mengacu kepada pemikiran Alfred Thayer Mahan. Meskipun Mahan

mempersepsikan maritim power (ia menyebutnya sea power) adalah hal-hal yang

berkaitan dengan kekuatan Angkatan Laut, namun konsep Mahan, penulis adopsi

untuk menganalisa syarat seperti apa yang harus dimiliki Indonesia untuk

mencapai maritim power, yaitu; Posisi Geografi, Konfirmasi Fisik, dan Luas


(23)

Garis Besar Haluan Negara (GBHN) adalah bentuk catatan rencana

pembangunan negara Indonesia. Dan merupakan keinginan bersama rakyat

Indonesia secara menyeluruh (garis besar) yang dibuat oleh MPR sebagai miniatur

rakyat di pemerintahan. Jadi semua yang tertulis dalam GBHN adalah rencana

haluan pembangunan negara yang dibuat oleh MPR, dan dilaksanakan oleh

Presiden. Didalam GBHN juga tertera aturan – aturan jalannya pembangunan

negara yang harus berlandaskan kepada UUD 1945 sebagai tempat tertulisnya

tujuan atau cita – cita negara Indonesia. Jadi, isi perencanaan yang tertulis dalam

GBHN tidak boleh bertentangan dengan UUD 1945 yang berlaku

Pembangunan Nasional merupakan salah satu konsekuensi adanya

perubahan dalam pengaturan ketatanegaraan pasca reformasi. Secara normative,

sulit untuk tidak mengakui bahwa SPPN sebagaimana sudah diatur dalam UU No

25 Tahun 2004 sudah cukup ideal. Adopsi pendekatan politik, teknokratik,

partisipatif dan perpaduan pendekatan top down dan bottom up, merupakan

beberapa alasan kuat untuk mendukung argumentasi tersebut.

Implikasinya, menjadikan SPPN merupakan sebuah system perencanaan

pembangunan yang integrative, yang menjanjik keterpaduan proses pembangunan

nasional, pembangunan daerah maupun pembangunan antar daerah, dengan

melibatkan multi-stakeholder.Nilai lebih yang dimiliki system dan dokumen

perencanaan pembangunan pada era reformasi adalah adanya kesempatan kepada

daerah untuk bisa menggali berbagai potensi dan keunggulan daerah

masing-masing, untuk bersinergi dengan “rencana induk” yang tertuang dalam RPJP

dalam rangka mencapai tujuan yang diamanatkan oleh konstitusi.


(24)

Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa

untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum,

hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Hal ini merupakan tantangan

dalam pembangunan nasionals sesuai dengan GBHN. Kemiskinan kadang juga

berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu

mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai

warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami

istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya

dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut

ilmiah yang telah mapan. Istilah "negara berkembang" biasanya digunakan untuk

merujuk kepada negara-negara yang "miskin". 70

Kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan

sehari-hari, sandang, perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini

dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.

Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial,

ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal

ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan

dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan

tidak dibatasi pada bidang ekonomi. Gambaran tentang kurangnya penghasilan

dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di sini sangat berbeda-beda

melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

70

May Rudi, 2002. Administrasi & Organisasi Internasional, Edisi kedua, Cetakan kesatu,


(25)

Masyarakat nelayan sering dinilai lebih terbelakang daripada masyarakat

perkotaan dalam hal derap pembangunan, dalam arti seluas-luasnya. Padahal

mereka dapat mencukupi hidup keseharian jika bisa memenejnya dengan baik.

Namun semua itu hanya bersifat memenuhi kebutuhan primer saja. merupakan

urat nadi perekonomian utama sejak tahun 1970-an. Kondisi pasar itu mengalami

perubahan yangsangat berarti, sehingga kegiatan perdagangan barang lebih

bergairah. Akibatnya adalah terjadi perubahan sentral penjualan ikan dari Tempat

Pelelangan Ikan (TPI) ke pasar teradisonal. Pada tahun 1980-an peranan besar

dalam perdagangan dan pelayaran mulai mengalami kemerosotan.71

Secara umum nelayan yang dimaksud di sini mengacu pada orang yang

secara aktif melakukan usaha penangkapan ikan atau binatang air di laut atau di

perairan umum, seperti penebar dan penarik pukat, pengemudi perahu layar dan

pawang. Secara umum pengertian perikanan menerangkan telur dan anak-anak

ikan, teripang, karang dan udang-udang.

Semua kegiatan ekonomi yang berkaitan dalam bidang penangkapan ikan,

budidaya ikan, dan usaha orang-orang di pesisir pantai yang berhubungan dengan

laut atau istilahnya nelayan. Nelayan adalah orang yang melakukan aktivitas

penangkapan ikan di laut atau air tawar.

Menurut Kuntowijoyo adalah sejarah sosial mempunyai bahan garapan

yang sangat luas dan beraneka-ragam. Kebanyakan sejarah sosial juga mempunyai

hubungan yang erat dengan sejarah ekonomi, sehingga menjadi semacam sejarah

sosial-ekonomi. Masyarakat nelayan memiliki dinamika yang tinggi dalam sejarah

71

Tessa Aulia, “Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan dan Kemiskinan Aspek Sosial

Budaya”. Draft Laporan Final Hibah Multidisiplin UI. 2009. Hal.56.

98


(26)

dan ekonomi masyarakat. Studi sejarah ekonomi memusatkan perhatiannya

terhadap aktifitas perekonomian suatu kelompok masyarakat.

Sejarah lokal ekonomi memusatkan perhatiannya terhadap aktivitas

perekonomian suatu kelompok masyarakat. Berbagai dimensi perubahan terjadi

dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Paper ini berusaha memberikan

perhatian terhadap pemerdayaan dan perubahan kehidupan sosial ekonomi.

Perubahan sosial merupakan suatu adaptasi atau perbaikan dalam cara

bermasyarakat demi memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, sedangkan faktor-faktor

penyebab perubahan itu adalah difusi atau penemuan yang baru secara fisik

maupaun perubahan secara pengetahuan.

Perubahan secara fisik menyangkut pertambahan penduduk, sedangkan

perubahan lingkungan alam fisik seperti adanya abrasi pantai, gempa bumi,

gunung meletus, dan lain-lain yang bisa menyebabkan berubahnya cara

memahami dan menginterpretasikan yang dipunyai oleh manusia. Selain itu juga

ada pengenalan baru yang berupa teknologi, alat penagkapan ikan yang lebih

canggih baik yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri, maupun teknologi

dari luar masyarakat, yang dapat membuat sistem pengetahuan masyarakat

mengalami perubahan.

Masalah kemiskinan nelayan merupakan masalah yang bersifat

multidimensi sehingga untuk menyelesaikannya diperlukan solusi yang

menyeluruh, dan bukan solusi secara parsial Oleh karena itu, harus diketahui akar

masalah yang menjadi penyebab terjadinya kemiskinan pada nelayan. Terdapat


(27)

masyarakat pinggiran pantai, diantaranya; Kebijakan pemerintah yang tidak

memihak masyarakat miskin, banyak kebijakan terkait penanggulangan

kemiskinan bersifat top down dan selalu menjadikan masyarakat sebagai objek,

bukan subjek.

Kondisi bergantung pada musim sangat berpengaruh pada tingkat

kesejahteraan nelayan, terkadang beberapa pekan nelayan tidak melaut

dikarenakan musim yang tidak menentu. Rendahnya Sumber Daya Manusia

(SDM) dan peralatan yang digunakan nelayan berpengaruh pada cara dalam

menangkap ikan, keterbatasan dalam pemahaman akan teknologi, menjadikan

kualitas dan kuantitas tangkapan tidak mengalami perbaikan.72

Kondisi lain yang turut berkontribusi memperburuk tingkat kesejahteraan

nelayan adalah mengenai kebiasaan atau pola hidup. Tidak pantas jika kita

menyebutkan nelayan pemalas, karena jika dilihat dari daur hidup nelayan yang

selalu bekerja keras. Namun kendalanya adalah pola hidup konsumtif, dimana

pada saat penghasilan banyak, tidak ditabung untuk persiapan paceklik, melainkan

dijadikan kesempatan untuk membeli kebutuhan sekunder. Namun ketika

paceklik, pada akhirnya berhutang, termasuk kepada lintah darat, yang justru

semakin memperberat kondisi. Deskripsi diatas merupakan pusaran masalah yang

terjadi pada masyarakat nelayan umumnya di Indonesia.

Kemiskinan struktural adalah kemiskinan yang terjadi bukan dikarenakan

ketidakmampuan si miskin untuk bekerja (malas), melainkan karena

ketidakmampuan sistem dan struktur sosial dalam menyediakan

kesempatan-72

Sudrajat, Ihwan. “Membangkitkan Kekuatan Ekonomi Nelayan”, Semarang : Suara Merdeka, hal.90.

100


(28)

kesempatan yang memungkinkan si miskin dapat bekerja. Struktur sosial tersebut

tidak mampu menghubungkan masyarakat dengan sumber-sumber yang tersedia,

baik yang disediakan oleh alam, pemerintah maupun masyarakat yang ada

disekitarnya.

Pihak yang berperan besar dari terciptanya kemiskinan struktural ini

adalah pemerintah, karena pemerintah sebagai pihak yang memiliki kekuasaan

dan kebijakan cenderung membiarkan masyarakat dalam kondisi miskin, tidak

mengeluarkan kebijakan yang pro masyarakat miskin, jika pun ada lebih

berorientasi pada proyek, bukan pada pembangunan kesejahteraan. Para pakar

ekonomi sumberdaya melihat kemiskinan masyarakat pesisir, khususnya nelayan

lebih banyak disebabkan karena faktor-faktor sosial ekonomi yang terkait

karakteristik sumberdaya serta teknologi yang digunakan. Faktor-faktor yang

dimaksud membuat nelayan tetap dalam kemiskinannya.

Pemahaman bahwa nelayan tetap tinggal pada industri perikanan karena

rendahnya opportunity cost mereka. Opportunity cost nelayan, menurut definisi,

adalah kemungkinan atau alternatif kegiatan atau usaha ekonomi lain yang terbaik

yang dapat diperoleh selain menangkap ikan. Dengan kata lain, opportunity cost

adalah kemungkinan lain yang bisa dikerjakan nelayan bila saja mereka tidak

menangkap ikan. Bila opportunity cost rendah maka nelayan cenderung tetap

melaksanakan usahanya meskipun usaha tersebut tidak lagi menguntungkan dan

efisien.

Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik. Kebijakan

sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang


(29)

masyarakat banyak termasuk masalah nelayan beserta kemiskinannya. Secara

garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam tiga kategori, takni

perundang-undangan, program pelayanan sosial, dan system perpajakan. Dimana kebijakan

social yang diterbitkan harus benar-benar menyentuh masyarakat miskin termasuk

dalam focus bahasan ini adalah kehidupan komunitas nelayan di Indonesia.73

Secara umum, kemiskinan masyarakat pesisir disebabkan oleh tidak

terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat, antara lain kebutuhan akan pangan,

kesehatan, pendidikan, pekerjaan, infrastruktur. Di samping itu, kurangnya

kesempatan berusaha, kurangnya akses terhadap informasi, teknologi dan

permodalan, budaya dan gaya hidup yang cenderung boros, menyebabkan posisi

tawar masyarakat miskin semakin lemah. Pada saat yang sama, kebijakan

Pemerintah selama ini kurang berpihak pada masyarakat pesisir sebagai salah satu

pemangku kepentingan di wilayah pesisir.

Secara Sosial Perlu adanya upaya merubah cara berpikir nelayan dan

keluarganya, terutama mengenai kemampuan dalam mengelola keuangan

disesuaikan dengan kondisi normal dan paceklik, selain mencari alternatif

aktivitas disaat kondisi cuaca tidak menentu. Bahwa musim paceklik akan hadir

dalam setiap tahunnya, oleh karenanya berbagai strategi adaptasi dilakukan

masyarakat nelayan untuk bertahan hidup.

Salah stau fungsi dalam GBHN sebagai visi dan misi rakyat indonesia

yang ditujukan untuk rencana pembangunan nasional dimana proses

pembangunan yang akan dijalankan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan

masyarakat secara merata adil dan makmur.Memajukan, memproduksi dan

73

Edi Suharto,“Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, Kajian Strategis

Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial”. Bandung: Refika Aditama. 2005. Hal.78.

102


(30)

memperbanyak sistem ekonomi kerakyaratana yang berpondasi pada

pembangunan mekanisme pasar tradisional dan pasar induk.

Kemiskinan harus segera di atasi dimana kemiskinan adalah salah satu

hambatan dalam pembnagunan bangs amenurut GBHN. Kemiskinan pada nelayan

tidak berdiri sendiri. Kemiskinan nelayan adalah kemiskinan kultural dan juga

kemiskinan struktural. Mereka miskin karena mereka memang miskin secara

budaya (sumberdaya, mindset, mental dan semua aspek internal mereka) dan

mereka miskin karena faktor eksternal (kebijakan, intervensi pasar dan semua

aspek di luar kendali nelayan). Kunci untuk membuka rantai kemiskinan nelayan

tersebut salah satunya adaah pemberdayaan masyarakat nelayan.

Pemberdayaan dalam berbagai bentuk telah dilakukan untuk

memberdayakan nelayan. Bentuk pemberdayaan itu di antaranya yang dilakukan

oleh Badan Pengembangan SDM Kelautan dan Perikanan melalui program

pembentukan P2MKP (Pusat Pelatihan Mandiri Kelautan dan Perikanan) yang

dibentuk dari masyarakat nelayan atau yang memiliki usaha berbasis kelautan dan

perikanan. Pemberdayaan masyarakat nelayan juga dilakukan dengan penerapan

konsep pengelolaan ekowisata pada objek wisata bahari.

program P2MKP bisa menjadi peretas jalan untuk keluar dari kemiskinan

yang dialami nelayan. Karena pada program P2MKP nelayan diberdayakan secara

kognitif dan ekonomi dengan pendampingan dari Balai Diklat Perikanan. Program

ini tidak hanya memberdayakan pengelola P2MKP tetapi juga masyarakat yang

menjadi peserta pelatihan yang diselenggarakan oleh P2MKP sehingga bisa


(31)

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan kebijakan ekonomi pemerintahan jokowi-jusuf kalla dalam presfektif welfare state sangat berpengaruh terutama menyangkut kebijakan ekonomi politik dan konsep poros maritim dalam nawa cita.

Untuk memberikan penjelasan atas penarikan kesimpulan tersebut, ada beberapa hal yang perlu dipaparkan sebagai kebijakan ekonomi pemerintahan jokowi-jusuf kalla dalam presfektif welfare state. Pembangunan ekonomi sangat penting bagi kesejahteraan. Secara global dan khususnya di negara-negara industri maju, pertumbuhan ekonomi telah memperkuat integrasi dan solidaritas sosial, serta memperluas kemampuan dan akses orang terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan perlindungan sosial. Dalam sebuah negara, pertumbuhan merupakan sebuah ukuran yang cukup penting dan menjadi primadona yang selalu ingin diraih oleh banyak negara didunia . Pembangunan ekonomi erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi.

Tidak akan terjadi pertumbuhan ekonomi di suatu negara tanpa didahului dengan pembangunan ekonomi. Banyak manfaat yang akan diperoleh suatu negara dengan adanya pembangunan ekonomi. Pada 9 Juli 2014 yang lalu Indonesia telah melaksanakan pemilihan presiden dan Jokowi Kalla terpilih menjadi presiden Republik Indonesia 2014-2019, dimana tantangan dalam bidang perekonomian yang diwarnai dengan persaingan global dan liberalisasi perdagangan. Tentu bukan hal mudah untuk mengelola aspek ekonomi terutama kesejahteraan bagi lebih dari 240 juta jiwa yang tersebar di 34 provinsi di seluruh Indonesia Pelayanan sosial diberikan oleh negara secara merata kepada seluruh penduduknya, baik kaya maupun miskin. jaminan sosial juga dilaksanakan secara melembaga dan luas, namun kontribusi terhadap berbagai skema jaminan sosial berasal dari tiga pihak, yakni pemerintah, dunia usaha dan pekerja (buruh). Pelayanan sosial yang diselenggarakan oleh negara diberikan terutama kepada


(32)

mereka yang bekerja atau mampu memberikan kontribusi melalui skema asuransi sosial. Pelayanan sosial, khususnya kebutuhan dasar, diberikan terutama kepada kelompok-kelompok yang kurang beruntung (disadvantaged groups), seperti orang miskin, penganggur, penyandang cacat dan orang lanjut usia yang tidak kaya.

Pelayanan yang hanya diberikan kepada orang miskin tidak akan dapat mencegah kemiskinan. Karena orang harus miskin terlebih dahulu agar dapat menerima program dan pelayanan ini. Sistem kesejahteraan negara tentunya harus mampu membantu mencegah kemiskinan. Perlindungan sosial harus berarti bahwa orang secara material tidaklah kekurangan atau mengalami kelaparan. Perlindungan sosial harus dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan dasar.

Welfare state atau yang lazim di sebut sebagai Negara sejahtera merupakan gagasan ideal bagaimana suatu Negara melaksanakan tugasnya dalam rangka untuk melayani warga negara menuju tatanan kehidupan yang harmonis dan sejahtera.Konsep kesejahteraan negara tidak hanya mencakup deskripsi mengenai sebuah cara pengorganisasian kesejahteraan (welfare) atau pelayanan sosial (social services). Melainkan juga sebuah konsep normatif atau sistem pendekatan ideal yang menekankan bahwa setiap orang harus memperoleh pelayanan sosial sebagai haknya.

Secara sederhana negara kesejahteraan (welfare state) adalah negara yang

menganut sistem ketatanegaraan yang menitik beratkan pada mementingkan

kesejahteraan warganegaranya. Tujuan dari negara kesejahteraan bukan untuk

menghilangkan perbedaan dalam ekonomi masyarakat, tetapi memperkecil

kesenjangan ekonomi dan semaksimal mungkin menghilangkan kemiskinan

dalam masyarakat. Adanya kesenjangan yang lebar antara masyarakat kaya

dengan masyarakat miskin dalam suatu negara tidak hanya menunjukkan

kegagalan negara tersebut didalam mengelola keadilan sosial, tetapi kemiskinan

yang akut dengan perbedaan penguasaan ekonomi yang mencolok akan


(33)

Dampak tersebut akan dirasakan mulai dari rasa ketidak berdayaan

masyarakat miskin, hingga berdampak buruk pada demokrasi, yang berupa

mudahnya orang miskin menerima suap (menjual suaranya dalam pemilihan

umum) akibat keterjepitan ekonomi, sebagaimana yang banyak disinyalir terjadi

di Indonesia dalam beberapa kali pemilihan umum dan pemilihan kepala daerah.

Bahkan adanya rasa frustrasi orang miskin akan mudah disulut untuk melakukan

tindakan-tindakan anarkhis, yang berakibat kontra produktif bagi perkembangan

demokrasi.

Aplikasi kebijakan perekonomian yang bercorak kerakyatan tersebut

dalam jangka pendek difokuskan pada tujuan yang mengurangi kemiskinan dan

pengangguran, berkurangnya kesenjangan antar daerah, meningkatnya kualitas

manusia yang tercermin dari terpenuhinya hak-hak sosial rakyat, membaiknya

mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam, serta meningkatnya

dukungan infrastruktur. Berbicara masalah ekonomi rakyat nampaknya tidak akan

terlepas dari pembicaraan tentang UMKM, karena sampai dengan akhir tahun

2015 Badan pusat statistik menginformasikan bahwa 48,528 juta (99,99%) unit

usaha yang ada di Indonesia adalah mereka yang tergolong dalam usaha mikro,

kecil dan menengah (UMKM).

Poros Maritim Dunia adalah menjadikan Indonesia sebagai negara maritim

yang besar, kuat, dan makmur melalui pengembalian identitas Indonesia sebagai

bangsa maritim, pengamanan kepentingan dan keamanan maritim, pemberdayaan

seluruh potensi maritim demi kemakmuran bangsa, pemerataan ekonomi

Indonesia melalui tol laut, dan melaksanakan diplomasi maritim dalam politik luar

negeri Indonesia lima tahun kedepan. Sehingga dapat kita mengerti, bahwa untuk


(34)

menuju negara Poros Maritim Dunia akan mencakup praktek dan proses

pembangunan maritim di berbagai aspek, seperti politik, sosial-budaya,

pertahanan, infrastruktur, dan terutama sekali ekonomi.

Kebijakan sosial adalah salah satu bentuk dari kebijakan publik. Kebijakan

sosial merupakan ketetapan pemerintah yang dibuat untuk merespon isu-isu yang

bersifat publik, yakni mengatasi masalah sosial atau memenuhi kebutuhan

masyarakat banyak termasuk masalah nelayan beserta kemiskinannya. Secara

garis besar, kebijakan sosial diwujudkan dalam tiga kategori, takni

perundang-undangan, program pelayanan sosial, dan system perpajakan. Dimana kebijakan

social yang diterbitkan harus benar-benar menyentuh masyarakat miskin termasuk

dalam focus bahasan ini adalah kehidupan komunitas nelayan di Indonesia. Untuk

itu kebijakan welfare state Jokowi-JK sangat bagus di terapkan di Indonesia.

4.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka yang menjadi saran penulis adalah sebagai berikut:

1. Pemerintahan Jokowi-JK harus lebih reaktif terhadap isu-isu kemiskinan yang kini semakin merebak di Indonesia.

2. Untuk mengurangi terjadinya bias pemberitaan media tentang kesejahteraan di Indonesia, sebaiknya para pemapemerintah memberikan informasi yang akurat tentang kemiskinan.

3. Pemerintah perlu memberikan pelatihan terhadap UMKM di Indonesia agar terciptanya negara kesejahteraan.

4. Perlu adaanya sinergitas antara program pemerintah dan kondisi perekonomian rakyat Indonesia.


(35)

BAB II

PROFIL JOKO WIDODO DAN JUSUF KALLA DAN

KONSEP WELFARE STATE

II.1. Profil Joko Widodo

Ir. Joko Widodo atau lebih sering dipanggil dengan nama Joko widodo,

lahir di kota Solo 21 Juni 1961. Joko Widodo lahir dari pasangan Noto Mihardjo

dan Sujiatmi Notomiharjo dan merupakan anak sulung dan putra satu-satunya dari

empat bersaudara. Ia memiliki tiga orang adik perempuan bernama Iit Sriyantini,

Ida Yati dan Titik Relawati Sebelum berganti nama, Joko Widodo memiliki nama

kecil Mulyono. Ayahnya berasal dari Karanganyar, sementara kakek dan

neneknya berasal dari sebuah desa di Boyolali. Pendidikannya diawali dengan

masuk SD Negeri 111 Tirtoyoso yang dikenal sebagai sekolah untuk kalangan

menengah ke bawahTumbuh dari keluarga sederhana, Joko widodo menghabiskan

masa kecil hingga remajanya di kota yang berada di tepian Bengawan Solo.

Selama di Solo, ia menempuh pendidikan dari SDN 111 Tirtoyoso, SMPN 11

hingga SMAN 6. Jokowi kemudian melanjutkan pendidikannya ke kota

Yogyakarta dengan menjadi mahasiswa di Fakultas Kehutanan UGM (Universitas

Gajah Mada). Di fakultas tersebut, ia memilih jurusan teknologi kayu.21

Adapun alasan yang menyebabkan beliau memilih jurusan tersebut adalah

dikarenakan latar belakang keluarganya sesuai dengan jurusan tersebut, yaitu

21

A. Yogaswara, dkk,2012, Jokowi-Ahok Pemimpin yang “Biasa-Biasa Saja”, Yogyakarta: Media Pressindo,Hal. 23.

26


(36)

tukang kayu. Sebagai keluarga penjual kayu, Joko kecil tumbuh sebagai anak

yang terbiasa hidup susah. Kondisi perekonomian yang kurang tersebut secara

tidak langsung memaksa dirinya untuk segera menamatkan kuliahnya. Hal inilah

yang kemudian menjadi salah satu alasan dirinya tidak begitu aktif dalam kegiatan

intra dan ekstra kampus. Meskipun semasa kuliah dirinya bukanlah aktivis

kampus, namun beberapa kali ia sempat terlibat dengan berbagai kegiatan pecinta

alam seperti berkemah dan mendaki gunung.Setelah selesai kuliah, Jokowi

bekerja di sebuah BUMN di Aceh.22

Dalam rentang waktu 1,5 tahun, ia memutuskan untuk kembali ke Solo

dengan bekerja di sebuah perusahaan bernama CV Roda Jati. Pada tahun 1990 ia

kemudian keluar dari perusahaan tersebut dan membangun sendiri usaha

bisnisnya bernama PT Rakabu, yaitu sebuah perusahaan yang bergerak di bidang

mebel. Usaha yang dikelola bersama adik-adiknya itu ternyata sukses dan menjadi

salah satu perusahaan mebel terbesar di Solo karena berhasil merambah pasar

internasional. Setiap bulannya perusahaan tersebut dapat mengirim seratus

kontainer furnitur ke Uni Eropa dan Amerika. Di samping memiliki perusahaan,

Jokowi juga memiliki sebuah gedung pertemuan terbesar di Solo yang bernama

Graha Sabha Buwana. Berbeda dengan pada saat kuliah, setelah bekerja Jokowi

mulai banyak terlibat dengan berbagai kegiatan organisasi 23

Ia pernah menghimpun para pengusaha kecil lalu mendirikan sebuah

organisasi bernama Koperasi Pengembangan Industri Kecil Surakarta. Selain itu

ia juga pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Pertambangan dan Energi Kamar

22

Rini Sulistyati, “Joko Widodo: Jokowi Nama Hoki”. Artikel diunduh dari

http://www.tabloidnova.com/Nova/Profil/Joko-Widodo-Jokowi-Nama-Hoki-1 pada 14 Oktober 2014 pukul 11:20 WIB.

23

M, Zaenuddin H. Jokowi: Dari Jualan Kursi Hingga Dua Kali Mendapat Kursi. Jakarta: UFUK


(37)

Dagang dan Industri Surakarta pada periode 1992- 1996, Ketua Asosiasi

Permebelan dan Industri Kerajinan Indonesia Surakarta periode 2002-2007, serta

anggota International Sawmil Association. Figur Jokowi yang sukses secara bisnis

serta peduli dengan kepentingan rakyat kecil ternyata mencuri perhatian berbagai

tokoh masyarakat dan kekuatan politik di Solo.

Hal ini dikarenakan figur dirinya dinilai cocok untuk menjadi Wali Kota

Surakarta. Figur yang kuat ini menyebabkan PDIP memberikan tawaran kepada

Jokowi untuk menjadi calon Wali Kota pada bursa Pilkada Surakarta 2005

berpasangan dengan Ketua DPC PDIP kota Surakarta, FX Hadi Rudiyatmo. Ada

beberapa alasan yang menyebabkan Jokowi menerima tawaran tersebut. Pertama,

ia ingin mengakomodasi aspirasi-aspirasi serius yang muncul dari banyak pihak,

baik secara pribadi maupun secara kelompok atau organiasi. Kedua, ia ingin

bersama-sama dengan seluruh komponen masyarakat membawa Solo ke arah

yang lebih baik, baik di tingkat lokal, nasional maupun internasional. Ketiga, ia

ingin menciptakan good governance dan clean government di pemerintahan kota

Solo.24

Ketika Jokowi terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia yang ke-7,

publik pun tak bisa melepaskan rasa penasaran dari sosok keluarganya. Begitu

pula dengan sosok sang istri, Iriana. Iriana yang akrab di panggi dengan Bu Ana.

Tempat kelahiran beliau di kota Solo, pada tanggal 1 Oktober 1963 dan lulusan

dari SMA 3 Solo juga. Iriana Resmi menjadi suami istri pada 24 Desember 1986,

Iriana di samping melayani suami, juga sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial,

seperti di orgnisasi PKK. Iriana menjadi pimpinan PKK di kota Solo waktu

24

Bagus D. Wijoyo, 2012, Pesona dan Karisma Jokowi, Yogyakarta: Sinar Kejora, Hal. 48. 28


(38)

suaminya menjabat menjadi Walikota di kota tersebut. Waktu itu, banyak kegiatan

yang bersinggungan langsung dengan masyarakat, seperti masalah kemiskinan

yang ada di kota Solo dan juga kegiatan para ibu-ibu.

Iriana tidak pernah canggung dalam mengerjakan pekerjakan rumah

tangga, walau ada pembantu. Kepeduliannya kepada “wong cilik” di Solo, karena

dulu Suaminya juga pernah merasakan rumah digusur tanpa ada pesangon, dan

kejadian pahit itu membuat Iriana tidak mau warga Solo mengalami nasib yang

sama. Kemudian dia pun banyak membuat program-program, seperti pelathian

usaha kepada para warga. Hal yang menarik lain adalah ketika dia mau

meninggalkan kota Solo, karena sang suami terpilih sebagai Gunernur DKI

Jakarta masa jabatan 2012-2017 kemudian 2 tahun menjadi istri Gubernur DKI

Jakarta pada tahun 2014 suaminya terpilih kembali menjadi Presiden Republik

Indonesia 2014-2019. Banyak warga Solo yang merasa kehilangan sosok Bu Wali

yang selalu merakyat. Jadi kesederhanaan Iriana tidak hanya dalam keluarga saja,

namun sudah menjadi prinsip hdiupnya. Bahkan saking sederhananya,

sampai-sampai beliau tidak punya akun facebook, twiter dan instagram, hal ini di

nyatakan sendiri oleh suaminya. 25

Jokowi dan Iriana dikaruniai tiga orang putra, anak sulung dari Jokowi

bernama Gibran lahir pada 1 Oktober 1987 di masa Jokowi memulai usaha sendiri

mendirikan pabrik kayu di Solo. Masuk SMP, Gibran memilih sekolah SMP dan

SMA di Singapura dan lanjut kuliah di Universitas Teknologi Insearch, Sydney -

Australia. Lulus kuliah, Gibran kembali ke Solo dan memulai usaha catering

bernama Chilli Pari. Empat tahun berjalan, Gibran kini sukses sebagai pengusaha

25

http://silontong.com/2014/06/09/profil-dan-biodata-iriana-istri-joko-widodo-atau-jokowi/


(39)

catering dengan omzet ratusan juta rupiah tanpa bantuan sang ayah. Nama Gibran

Rakabuming Raka seolah melambangkan doa dari kedua orangtuanya. Gibran bisa

diartikan sebagai pria yang pandai, simple dan apa adanya. Lalu Raka bisa berarti

keteguhan dan kebijaksanaan sementara Bumi adalah tanah. Jadi bisa dibilang

Gibran Rakabuming Raka adalah pria yang pandai, teguh dan bijaksana tetapi

tetap apa adanya dan membumi (tidak sombong). Terbukti kendati dia seorang

pengusaha muda yang sukses, Gibran masih tetap sederhana dan memilih tidak

ingin disorot atau membanggakan punya ayah Presiden.

Anaka Kedua Jokowi dan Iriana bernaam Kahiyang Ayu adalah putri

satu-satunya Jokowi. Terlahir pada tahun 1991, wanita yang sering dipanggil mbak

Ayang ini adalah lulusan teknologi pangan dari Universitas Sebelas Maret

Surakarta (UNS). Dari segi fisik, Ayang memang paling mewarisi kecantikan

sang ibu. Ayang memiliki tubuh yang sedikit bongsor tetapi wajah yang imut dan

pipi yang chubby. Perangai sederhana masih tetap bisa kamu lihat dari wanita

berusia 23 tahun ini.

Ditilik dari arti namanya, Kahiyang Ayu memang mempunyai nama yang

sangat Jawa. Di mana Ayang bisa berarti sayang atau yang tersayang dan Ayu

semua orang juga sudah tahu itu bermakna cantik. Jadi, Kahiyang Ayu adalah

wanita tersayang yang cantik. Tentu saja dia menjadi sosok kesayangan Jokowi

dan Iriana serta kedua saudara laki-lakinya yang akan selalu menjaga Ayang

sampai dia menemukan sosok pria istimewa kelak.

Anak Ketiga bernama Kaesang adalah si bungsu putra Presiden Jokowi

dan ibu Iriana. Pemuda berkacamata ini bisa dibilang yang paling berbeda


(40)

dibandingkan kakak-kakaknya. Kaesang memang masih muda. Lelaki yang

berkuliah di Singapura ini baru akan berusia 20 tahun pada 25 Desember nanti.

Dalam bahasa Vietnam, nama Sang bisa berarti bangsawan laki-laki.

Namun jika dilihat dari keturunannya di mana Jokowi berdarah Jawa, maka nama

Kaesang Pangarep besar kemungkinan berarti sosok yang diarep-arep

(dinanti-nanti). Kae = itu, Sang = yang, Pangarep = Diarep-arep. Jadi kalau digabungkan

bisa saja Kaesang Pangarep adalah bangsawan laki-laki yang dinantikan. Hmm,

memang sih dengan usia yang masih muda, bersifat kocak dan ramah membuat

banyak gadis yang menanti dan jatuh hati pada Kaesang.26

Pada Pilkada Solo yang digelar pada 27 Juni 2005, Jokowi-Rudy, yang

diusung oleh PDIP dan didukung PKB, bersaing melawan beberapa pasangan

seperti Achmad Purnomo-Istar Yuliadi, yang diusung oleh PAN dan sejumlah

partai Islam lainnya seperti PPP, PBB dan PBR serta pasangan

Hardono-Dipokusumo yang diusung oleh Partai Golkar, Demokrat dan PKS.27

Sementara itu, sang incumbent, Slamet Suryanto juga ikut bertanding

dalam Pilkada Surakarta 2005 dengan dipasangkan oleh Ketua DPC PDS Solo

yaitu Hengky Narto Sabdo yang didukung oleh empat belas koalisi partai

kecil.Pada saat penghitungan suara, pasangan Jokowi-Rudy berada di urutan

teratas dengan perolehan suara sebanyak 99.747 (36,62%). Posisi kedua diduduki

oleh pasangan Purnomo-Istar dengan suara sebanyak 79.213 (29,08%). Posisi

selanjutnya diduduki oleh pasangan Hardono-Dipo dengan perolehan suara

sebanyak 78.989 (29%). Sedangkan posisi terbawah diisi oleh pasangan

Suryanto-26

http://plus.kapanlagi.com/mengenal-ketiga-anak-jokowi-dan-arti-nama-keren-mereka-8b2c3b.html diunduh pada tanggal 25 November 2014 pukul 12.20 wib.


(41)

Henky sebesar 14.414 suara (5,29%). Kemenangan ini kemudian membawa

Jokowi dan Rudy menjadi Wali Kota Solo pada periode 2005-2010. Di bawah

kepemimpinannya, Solo mengalami perubahan yang pesat.

Branding untuk kota Solo dilakukan dengan menyetujui slogan Kota Solo

yaitu "Solo: The Spirit of Java". Langkah yang dilakukannya cukup progresif

untuk ukuran kota-kota di Jawa. Salah satu contoh gebrakan yang dilakukan

olehnya selama menjadi Wali Kota di solo adalah dengan melakukan pembenahan

sistem pembuatan KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan perizinan sehingga

menyebabkan proses pembuatan KTP dan perizinan menjadi lebih cepat.28

Jokowi semakin populer di kalangan masyarakat Solo karena ia membuat

berbagai kebijakan yang cenderung pro-masyarakat. Beberapa kebijakan

tersebutantara lain seperti merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari

hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka, memberi

syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik, melakukan

komunikasi langsung rutin dan terbuka (disiarkan oleh televisi lokal) dengan

masyarakat.

Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh

pengelolanya, dijadikannya taman. Jokowi juga tak segan menampik investor

yang tidak setuju dengan prinsip kepemimpinannya. Sebagai tindak lanjut

branding ia mengajukan Surakarta untuk menjadi anggota Organisasi Kota-kota

Warisan Dunia dan diterima pada tahun 2006. Langkahnya berlanjut dengan

keberhasilan Solo menjadi tuan rumah Konferensi organisasi tersebut pada bulan

Oktober 2008 ini. Pada tahun 2007 Surakarta juga telah menjadi tuan rumah FMD

28

Bimo Nugroho dan Ajianto Dwi Nugroho, 2012, Jokowi: Politik Tanpa Pencitraan, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Hal. 11.

32


(42)

(Festival Musik Dunia) yang diadakan di kompleks Benteng Vastenburg yang

terancam digusur untuk dijadikan pusat bisnis dan perbelanjaan. FMD pada tahun

2008 diselenggarakan di komplek Istana Mangkunegaran.

Keberhasilan Jokowi dan Rudy dalam memimpin Solo ternyata membuat

masyarakat Solo menginginkan mereka kembali untuk memimpin Solo kedua

kalinya. Dan pada akhirnya, Jokowi-Rudy memutuskan untuk ikut mendaftar

menjadi pasangan kandidat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo periode

2010-2015. Pada Pilkada Solo 2010, Jokowi-Rudy kembali diusung PDIP serta

didukung PAN dan PKS. Tingginya popularitas serta keinginan masyarakat

kepada mereka untuk memimpin kembali membuat kedua pasangan ini

mendapatkan perolehan suara yang cukup fenomenal pada Pilkada Solo 2010,

yaitu sebesar 90,09%. Sedangkan kandidat pesaingnya, KP Eddy S

Wirabhumi-Supradi Kertamenawi yang diusung Partai Demokrat dan didukung Partai Golkar,

hanya mengumpulkan suara 9,91 persen.Dalam Pilkada ini, angka partisipasi

mencapai 71,80 persen dari 393.703 jiwa dalam daftar pemilih tetap.29

Di samping kemenangannya yang cukup fenomenal serta keberhasilannya

dalam memimpin Solo, nama Jokowi mulai banyak dikenal masyarakat luar

ketika ia membuat gebrakan kembali. Pada awal 2011, Jokowi melakukan

gebrakan yaitu dengan menggunakan mobil Esemka, yang merupakan sebuah

mobil rakitan buatan para siswa SMK di Solo, sebagai kendaraan dinas selama

memimpin di Solo. Atas dasar beberapa terobosan dan keberhasilan yang

dilakukan oleh Jokowi, banyak pihak, termasuk diantaranya PDIP, yang

menganggap bahwa Jokowi adalah figur yang tepat untuk menjadi Gubernur

29

Zaenuddin HM, 2012, Jokowi: Dari Jualan Kursi Hingga Dua Kali Mendapat Kursi, Jakarta:


(43)

Jakarta. Pada awalnya Jokowi menegaskan bahwa dirinya tidak dalam kapasitas

sebagai bakal calon gubernur DKI Jakarta karena belum didaftarkan baik itu di

tingkat DPD maupun di DPP PDIP. Namun fakta berbicara lain, Megawati justru

menginginkan Jokowi mewakili PDIP menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Oleh

sebab itu, PDIP beserta Partai Gerindra kemudian mengusung Jokowi dan Basuki

Tjahaja Purnama untuk menjadi calon gubernur dan wakil gubernur pada

Pemilukada DKI Jakarta 2012.30

Pada Pemilukada Jakarta 2012 Jokowi-Basuki Tjahaja Purnama menang

lewat pemilihan 2 putaran dimana pada putaran Pertama Jokowi menang dengan

42,6% suara, Berikut merupakan hasil perhitungan suara putaran pertama yang

dirilis oleh KPUD DKI Jakarta atas pemungutan suara yang dilaksanakan pada 11

Juli 2012 :31

30

Ibid, Hal.34.

31

Bagus D. Wijoyo.,Op.,Cit, Hal.160.

34


(44)

Tabel 2.2.1. Hasil Perolehan Suara Pemilukada Jakarta tahun 2012

Pasangan Jumlah Suara Persentase

1. Fauzi Bowo - Nachroni

Ramli

476.648 34,05%

2. Hendardji

Soepandji-Ahmad Riza Patria

85.990 1,98%

3. Joko Widodo-Basuki

Tjahaja Purnama

1.847.157 42,6%

4. Hidayat

Nurwahid-Didik Rachbini

508.113 11,72%

5. Faisal Batubara-Biem

Benjamin

215.935 4,98%

6. Alex Noerdin-Nono S 202.642 4,67%

Total Suara 4.336.486 100%


(45)

Sementara itu, tabel dib awah ini merupakan hasil pemungutan suara dari pilkada

DKI Jakarta 2012 pada putaran kedua :32

Tabel 2.2.2. Hasil Perolehan Suara Pemilukada Jakarta tahun 2012

Pasangan Jumlah Suara Persentase

1. Fauzi Bowo - Nachroni

Ramli

2.120.815 46,18%

3. Joko Widodo-Basuki

Tjahaja Purnama

2.472.130 53,82%

Total Suara 4.592.945 100%

Dari tabel diatas menuntukan Joko Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama

memenangkan Pemilukada Jakarta dengan kemenangan 53,825% mengalahkan

pasangan Fauzi Bowo - Nachroni Ramli yang memperoleh 46,18% suara, Joko

Widodo dan Basuki Tjahaya Purnama kemudian dilantik menjadi Gubernur dan

Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017 dalam Sidang Paripurna

Istimewa DPRD DKI Jakarta di Jakarta, Senin 15 Oktober 2012.

Disamping elektabilitas dan popularitas Jokowi yang begitu tinggi serta

diunggulkan mayoritas lembaga survei, Jokowi juga dianggap sukses memimpin

32

Ibid.,Hal.162.

36


(46)

Jakarta karena gaya kepemimpinannya yang tegas, suka blusukan, melakukan

pelelangan Jabatan di Jakarta, Mulai menata pedagang kaki lima (PKL) akhirnya

membuat Jokowi dicalonkan oleh PDI Perjuangan.

II.1.1. Profil Politik Jusuf Kalla

Jusuf Kalla adalah seorang saudagar bugis (sebuah suku di Sulawesi

Selatan) yang snaagt terkenal. Jusuf Kalla menikah dengan Hj. Mufidah Miad

Saad, dan dikaruniai seorang putra dan empat putri, yaitu Solichin Jusuf, Muchlisa

Jusuf, Muswirah Jusuf, Imelda Jusuf dan Chaerani Jusuf. Dalam bidang politik,

Jusuf Kalla kemudian mencapai jabatan tertinggi sebagai Wakil presiden

Republik Indonesia melalui pemilihan Presiden untuk periode 2004-2009 dan

2014-2019, dimana pada periode 2004-2009 Jusuf Kalla mendampingi Susilo

Bambang Yudhoyono (SBY) namun pada pemiihan presiden untuk periode

2014-2019 Jusuf kalla mendampingi Joko Widodo.

Jusuf kalla lahir di Watampone, sejak kecil ia mempunyai panggilan akrab

"ucu" sehingga dewasa ini ia biasa dipangggil dengan panggilan "Daeng Ucu".

Jusuf Kalla terdidik keras menurut kultur Bugis khusunya pada bidang agama dan

bisnis, ayah dan Ibunya dikenal sangat berdisiplin dalam hal beragama. Dalam

bisnis, Jusuf Kalla disosialisasikan oleh ayah sejak masih kecil. Sejak umur 8

thaun Jusuf Kallas sering ditempatkan sebagai pengawas kasir di toko tekstil

ayahnya.Hadji Kalla, sang ayah, sempat mengharapkan Jusuf Kalla menjadi guru


(47)

daripada pelajaran agama. pada akhirnya, Jusuf Kalla tidak meneruskan

pendidikan agamanya, ia masuk SMA umum yaitu SMA Negeri 3 Makassar dan

kemudian ia masuk ke Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin, Makasardan

bahkan sempat belajar ke Prancis di The European Institute Of Busines

Administration Fountainebleu, Prancis dan lulus pada tahun 1977.33

Sejak SMA itu pula Jusuf Kalla aktif belajar berorganisasi dengan masuk

anggota Pelajar Islam Indonesia (PII). Pada masa menjadi mahasiswa Jusuf Kalla

bergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi

Mahasiswa Indonesia (KAMI) cabang Sulawesi Selatan. Ia menjadi ketua di

kedua organisasi tersebut dan terlibat dalm aksi-aksi demonstrasi menentang

kebijakan Orde lama serta Partai Komunis Indonesia (PKI). berkat aktivitasnya

tersebut, ia banyak berhubungan dengan dua panglima daerah militer (Pangdam)

Wirabuana yaitu Jendral Muhammad Yusuf dan Jenderal Solihin GP, dua orang

yang sangat berpengatruh selain dua orang tua pada diri Jusuf Kalla. Berkat dua

organisasi tersebut Jusuf Kalla juga terlibat dalam pembentukan Sekretariat

Bersama Golongan Karya (sekber Golkar) Sulawesi Selatan. Setelah Orde lama

tumbang, Jusuf Kalla menjadi anggota DPRD dari sekber Golkar.34

Namun tak lama menjabat, Jusuf Kalla mengundurkan diri karena disuruh

ayahnya mengurus bisnis yang tengah terpuruk karena krisis.Jusuf Kalla

membangun kembali bisnis orang tuanya dengan modal awal 5 kilogram emas

dan satu pegawai tersisa. Jusuf Kalla mulai mendirikan Perseroan Terbaytas (PT)

Bumi Karya kemudian menjadi PT. Bumi Karsa dan banyak menjadi pelopor

33

Alberthiene Endah , 2013, ATHIRAH (Sebuah novel tentang ibunda dari Jusuf Kalla), Jakarta : Noura publising, Hal.20.

34

Ibid.,Hal23.

38


(48)

pengimpor mobil semi knock merek toyota. Jejak bisnisnya kemudian

berkembang dengan mendirikan PT Bukaka Teknik dengan proyek pertama

merekayasa mobil menjadi pemadaman kebakaran. Sejak itu bisnisnya melebar

dan menjadi konglomerat di Sulawesi Selatan.Periode 1967 hingga pertengahan

Dekade 1970-an adalah periode yang diakuinya sebagai periode menentukan

dalam hidup Jusuf Kalla.35

Pada periode tersebut ia mempraktikkan nilai-nilai kewirausahaan yang

disosialisasikan oleh ayahnya. Kepribadian sebagai pengusaha Bugis yang ulet

dan visioner dipadu dengan keahlian berdiplomasi, menjalin hubungann baik dan

nilai keagamaan serta nilai sosial yang tinggi. keberhasilanntya dibidang bisnis

kemudian juga membawa keberhasilan dalam menduduki jabatan-jabatan politik,

organisasi profesi dan organisasi sosial.

Ketokohan Jusuf Kalla menguat dan mulai dikenal ditingkat nasional.

pasca krisi ekonomi 1997-1998 menjadi momentum baru kiprahnya ditingkat

nasional dengan menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan sekaligus kepala

Badan urusan Logistik (Kabulog) dizaman presiden Abdulrahman Wahid. ia

hanya menjabat enam bulan, namun kemudian diangkat kembali sebagai menteri

Kordinator kesejahteraan Rakyat oleh Megawati Soekarnoputri yang

menggantikan Abdulrahman Wahid. Dalam periode inilah ia berperan penting

sebagai mediator perdamaian konflik ambin dan poso.

Pada tahun 2004 ia menjadi wakil presiden yang dipilih langsung oleh

rakyat mendampingi Susilo Bambang Yudhoyhono (SBY) sebagai Presiden.

35

Huasain Abdullash, Neneng Herbawati dan Andi Suruji, 2012, JK ensiklopedia, Jakarta : Idea grup Indonesia, Hal.67.


(49)

Peran awalnya yang penting adalah menjadi Juru damai konflik Aceh antara

pemerintah Republik Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM). Jusuf

Kalla yang diserahi tugas dalam bidang ekonomi juga mempunyao peranan yang

besar dalam menentukan arah kebijakan ekonomi Pemerintahan kabinet Indonesia

Bersatu jilid I (KIB I). ia banyak membangun kebijakan-kebijakan yang disusun

di KIB I adalah kebijan Neo-liberal. Namun, sebaian lain juga melihat bahwa

Jusuf Kalla juga menerapkan kebijakan yang mengusung pemikiran mengenai

kemandirian ekonomi nasional. Salah satunya diantaranya diterapkan dalam

pembangunan Bandara Internasional Sultah Hasanuddin Makasar.Terlepas dari

debat mengenai ideologi kebijakan ekonomi KIB I, pemerintah ini terbukti

berhasil memberikan indikator pembangunan yang baik. APBN misalnya

meningkat dari sekitar Rp.350 triliyun pada 2004 menjadi lebih dari 1000 triliun

pada tahun 2009.36

Pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla (SBY-JK) berpisah

pada pemilu 2009, SBY kemudian berpasangan dengan Boediono dan Jusuf Kalla

berpasanagn dengan Wiranto. Jusuf kalla kalah dalam Kontestasi tersebut. namun

ketokohannya tidak surut, hanya beberapa bulan kemudian ia terpilih sebagai

ketua Palang Merah Indonesia (PMI).

II.1.2. Jusuf Kalla dan Golkar

Jusuf Kalla adalah anak terrtua pasangan Hadja Kalla dan Hj Althirah,

Hadji Kalla adalah seorang pengusaha yang mengawali usaha dari berjualan

tekstil dipasar sentral Watampone. Ibunya, Hj Athirah adalah ibu rumah tangga

yang diingat JUsuf Kalla sebagai orang yang penyabar, setia dan punya

36

dadang Solihin, Evaluasi Perencanaan RPJM Nasional 2004-2009, Jakrta : Bapennas, 2009, Hal.12.

40


(50)

kepedulian sosial yang tinggi.Kedua orang tua Jusuf Kalla adalah orang yang

amat taat beragama, oriantasi islam menjadi nilai utama yang dipegang oleh hadji

Kalla dan Athira.

Hadja Kalla adalah oeang NU yang setia kepada NKRI ketika terjadi

pemberontakan Darul Islam (DI) di Sulawesi Selatan. Athira adalah angota

Muhammadiyah organisasi massa islam yang juga dikenal nasionalis. dalam

perjalanan selanjutnya, Jusf kalla juga menyerap nilai islam yang nasionalis dari

organisasi-organisasi massa dan organisasi yang diikutinya. Jusuf kalah pernah

masuk kedalam organisasi Pelajar Islam Indonesia (PII) dan Himpunan

Mahasiswa Indonesia (HMI) sebelum masuk sebagai salah satu pendiri sekretariat

bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) Sulawesi Selatan.37

Sebagai orang yang terdidik dalam keluarga pebisnis, kemandirian adalah

bagian yang tidak terpisahkan dari keseharian Jusuf Kalla. Menurut ponco

Sutowo, kemandirian adalah institusi utama bagi seseorang pengusaha, tidak ada

pengusaha tanpa semangat kemandirian. Nilai kewirausahaan sendiri dengan

memampaatkan seumber daya upaya untuk dari ketergantungan dengan

memamfaatkan sumberdaya yang ada untuk menciptakan nilai tambah yang

berguna bagi diri sang pengusaha sendiri maupun orang lain. Namun, yang kan

dibahas disini bukan hanya mengenai sosialisasi nilai-nilai kemandirian dalam arti

kemandirian pribadi, tetapi kemandirian sosial politik dimana Jusuf Kalla tinggal.

Menurut Peltras, dalam nilai bugis selain konsep sirri yang berarti

kehormatan diri ada juga konsep kehormatan diri ada juga konsep kehormatan

sosial yang disebut mapasse. Keduanya sering kali digabung dalam sau frasa :


(1)

Halaman Pengesahan

Skripsi ini telah di pertahankan dihadapan panitia penguji Skripsi Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara,

oleh:

Nama :Fransisco Tarigan

Nim : 100906097

Judul : Analisis Kebijakan Ekonomi Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla Dalam Prespektif Walfare State.

Dilaksanakan Pada

Hari :

Tanggal :

Pukul :

Tempat :

Majelis Penguji

Nama :

Nip : ( )

Penguji Utama :

Nama :

Nip : ( )

Penguji : Nama :


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Halaman Persetujuan

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh: Nama : Fransisco Tarigan

NIM : 100906097 Departemen : Ilmu Politik

Judul : ANALISIS KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAHAN JOKOWI-JUSUF KALLA DALAM PRESPEKTIF WELFARE STATE

Menyetujui:

Ketua Departemen Ilmu Politik Dosen Pembimbing

Dra. T. Irmayani, M.Si Tony P Situmorang, M.Si NIP. 196806301994032001 NIP 196210131987031004

Mengetahui: Dekan FISIP USU


(3)

Karya ini dipersembahkan untuk


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karuniaNya penulis diberikan kesempatan dan kesehatan untuk menyelesaikan studi ini berupa penulisan Skripsi dari hasil penelitianyang telah diselesaikan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Dra.T.Irmayani, M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik dan kepada bapak Drs. Husnul Isa Harahap.S.Sos, Msi selaku Sekretaris Departemen Ilmu Politik. Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Bapak Tony P Situmorang, M.Si. selaku pembimbing yang telah memberikan bantuan dan bimbingan berupa masukan dan kritik yang membangun dalam penulisan skripsi.

Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dekan Dr. Muryanto Amin, S.Sos M.Si serta seluruh dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Politik yang telah banyak membantu penulis selama menjalani masa perkulian di Departemen Ilmu Politik.

Kepada keluarga tercinta yang menjadi alasan utama penulis bisa menyelesaikan skripsi ini, tanpa mereka penulis tidak akan bisa menyelesaikan masa studi di Ilmu Politik dan menyelesaikan skripsi ini. Kepada Ayah, terimakasih telah memberikan dorongan keras bagi penulis. Ibunda tercinta, Ibu


(5)

Fortuna, Fahri Riza, Rizki Irsyad, M Ibnu Balian Harahap, dan teman teman yangg lain yang tidak bisa disebutkan semuanya, dan kepada Senior dan Junior yang bersedia membantu lewat dukungan moral dan memberikan semangat kepada penulis. Dengan adanya semangat yang kalian berikan setiap waktu, karya ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Terimakasih teman-teman.

Penulis menyadari bahwas kripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Tetapi dengan segala kekurangannya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2016


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak ... i

Abstract ... ii

Halaman Pengesahan ... iii

Halaman Persetujuan ... iv

Lembar Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar Isi ... viii

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Lelakang……….. 1

I.2. Perumusan Masalah……… 9

I.3. Pembatasan Masalah……… 9

I.4. Tujuan Penelitian………... 10

I.5. Manfaat penelitian………. 10

I.6. Kerangka Teori……….. 11

I.7. Metodologi Penelitian………. 22

I.8. Sistematika Penulisan ……… 24

BAB II PROFIL JOKO WIDODO-JUSUF KALLA DAN WALFARE STATE II.1 Profil Joko Widodo………..…………. 26

II.1.1 Profil Jusuf Kalla ……….. 37

II.II.1 Konsep Walfare State ………... 51

BAB III KEBIJAKAN EKONOMI PEMERINTAHAN JOKO WIDODO-JUSUF KALLA DALAM PRESFEKTIF WELFARE STATE III.1. Kebijakan Program Kartu Sakti dalam Konsep negara Kesejahteraann oleh Jokowi-JK ………... 78

III.2. Kebijakan Penguatan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ………. 87

III.3. Kebijakan Mewujudkan kemandirian ekonomi melalui sektorDomestik ……….. 92

III.4. Kebijakan Menanggulangi Kemiskinan Nelayan dalam Jargon Poros Maritim ………..……… 94