Kebersihan Rongga Mulut Anak Sindrom Down Perawatan pada Penyakit Periodontal

d. Retardasi Mental Sangat Berat Retardasi mental sangat berat memiliki IQ kurang dari 20 dan berarti secara praktis anak sangat terbatas kemampuannya dalam mengerti dan menuruti permintaan atau instruksi. Umumnya anak sangat terbatas dalam hal mobilitas, dan hanya mampu pada bentuk komunikasi nonverbal yang sangat dasar.

2.6 Kebersihan Rongga Mulut Anak Sindrom Down

Kebersihan rongga mulut merupakan suatu tindakan membersihkan gigi dan mulut agar terhindar dari penyakit gigi dan mulut. Oral Hygiene Index Simplified OHIS adalah indeks yang digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan gigi dengan cara mengukur indeks debris dan indeks kalkulus. Kemudian kedua indeks ini dijumlahkan untuk mendapatkan indeks OHIS. 17 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Luar Biasa Chennai menunjukkan anak sindrom Down mempunyai status kebersihan rongga mulut serta status periodontal yang cenderung jelek dibandingkan dengan anak normal. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan kemampuan kognitif dan mobilitas, gangguan perilaku dan otot, refleks muntah dan gerakan tubuh tidak terkontrol. Selain itu, secara praktis anak sindrom Down memiliki keterbatasan dalam mengerti dan menuruti instruksi menjaga kebersihan rongga mulut serta memiliki kelainan bentuk dan struktur gigi yang mengakibatkan kebersihan rongga mulut mereka tidak dapat dijaga dengan baik. Jika kebersihan rongga mulut tidak baik maka akan menimbulkan berbagai penyakit di rongga mulut seperti karies gigi dan penyakit periodontal. 9,17-18

2.7 Penyakit Periodontal

Penyakit periodontal adalah suatu inflamasi kronis pada jaringan pendukung gigi periodonsium. Penyakit periodontal dapat hanya mengenai gingiva gingivitis atau dapat menyerang struktur yang lebih dalam periodontitis. Permulaan terjadinya kerusakan biasanya timbul pada saat plak dan bakteri terbentuk pada mahkota gigi, meluas disekitarnya dan menembus sulkus gingiva yang nantinya akan merusak Universitas Sumatera Utara gingiva disekitarnya. Plak menghasilkan sejumlah zat yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam perkembangan penyakit periodontal. Inflamasi pada gingiva dan perkembangannya pada bagian tepi permukaan gigi terjadi ketika koloni bakteri berkembang. 19 Penyakit periodontal dibagi atas dua golongan yaitu gingivitis dan periodontitis. Bentuk penyakit periodontal yang paling sering dijumpai adalah proses inflamasi jaringan lunak yang mengelilingi gigi tanpa adanya kerusakan tulang, keadaan ini dikenal dengan gingivitis. Apabila penyakit gingiva tidak ditanggulangi sedini mungkin maka proses penyakit akan terus berkembang mempengaruhi tulang alveolar, ligamen periodontal atau sementum, keadaan ini disebut dengan periodontitis. 19-20 Anak sindrom Down memiliki prevalensi penyakit periodontal yang tinggi dibandingkan dengan anak normal. Sebagai akibatnya, anak sindrom Down mengalami kehilangan banyak gigi permanen anterior di usia muda. Faktor yang mendukung terjadinya penyakit periodontal pada anak sindrom Down adalah kelainan struktur dan bentuk gigi, status kebersihan rongga mulut yang jelek dan sistem kekebalan yang menurun. 20

2.7.1 Gingivitis

Gingivitis merupakan inflamasi pada gingiva tanpa adanya kerusakan perlekatan epitel sebagai dasar sulkus, sehingga epitel tetap melekat pada permukaan gigi di tempat aslinya. Gingivitis bersifat reversible yaitu jaringan gusi dapat kembali normal apabila dilakukan pembersihan plak dengan sikat gigi secara teratur. 21 Etiologi utama terjadinya gingivitis adalah plak dental. Plak dental adalah deposit lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Dua bakteri yang menyebabkan pembentukan plak adalah Streptococcus dan Actinomyces. Kemampuannya untuk berikatan dengan bakteri lain menunjukkan bahwa Streptococcus memiliki peranan penting dalam pembentukan plak gigi pada tahap Universitas Sumatera Utara awal. Meningkatnya keragaman bakteri tertentu dalam plak berkaitan erat dengan peradangan gingiva. Daerah penumpukan plak tersebut berkaitan sekali dengan berbagai proses penyakit pada gigi dan periodonsium. Sebagai contoh, plak marginal berperan penting dalam perkembangan gingivitis. 19,21-23 Tanda klinis terjadinya gingivitis adalah adanya perubahan warna lebih merah dari normal, gusi bengkak dan berdarah pada tekanan ringan. Keparahan pendarahan dan mudahnya terjadi pendarahan tergantung pada intensitas inflamasi. 23

2.7.2 Periodontitis

Periodontitis merupakan respon inflamasi kronis terhadap bakteri subgingiva yang mengakibatkan kerusakan jaringan periodontal bersifat irreversible sehingga dapat berakibat kehilangan gigi. Pada tahap perkembangan awal, keadaan periodontitis sering menunjukkan gejala yang tidak dirasakan oleh pasien. Periodontitis didiagnosis karena adanya kehilangan perlekatan antara gigi dan jaringan pendukung kehilangan perlekatan klinis ditunjukkan dengan adanya poket dan pada pemeriksaan radiologi terdapat penurunan tulang alveolar. Penyebab periodontitis adalah multifaktor, karena adanya bakteri patogen yang berperan saja tidak cukup menyebabkan terjadi kelainan. Respon imun dan inflamasi pejamu terhadap mikroba merupakan hal penting dalam perkembangan penyakit periodontal yang destruktif dan juga dipengaruhi oleh pola hidup, lingkungan serta faktor genetik dari penderita. 24 Pada periodontitis, terdapat plak mikroba negatif gram yang berkolonisasi dalam sulkus gingiva plak subgingiva dan memicu respon inflamasi kronis. Sejalan dengan bertambah matangnya plak, plak menjadi lebih patogen dan respon inflamasi pejamu berubah dari keadaan akut menjadi keadaan kronik. Apabila kerusakan jaringan periodontal, akan ditandai dengan terdapatnya poket. Semakin dalamnya poket, semakin banyak terdapatnya bakteri subgingiva yang matang. Poket yang dalam terlindungi dari pembersih mekanik penyikatan gigi juga terdapat aliran cairan sulkus gingiva yang lebih konstan pada poket yang dalam dari pada poket yang diangkat. 20-21,24 Universitas Sumatera Utara

2.8 Perawatan pada Penyakit Periodontal

Perawatan penyakit periodontal komprehensif adalah penyingkiran inflamasi gingiva dan koreksi kondisi yang menyebabkan atau memperparah inflamasi tersebut. Kebutuhan perawatan periodontal meliputi perbaikan kebersihan rongga mulut, skeling professional dan penyerutan akar. Status kebersihan rongga mulut pasien dinilai berdasarkan banyak atau sedikit penumpukan plak, debris makanan, materi alba dan stein pada permukaan gigi. Perbaikan kebersihan rongga mulut dapat dilakukan dengan memberi edukasi cara menyikat gigi yang tepat dan benar. Skeling professional adalah proses penyingkiran kalkulus dan plak dari permukaan gigi, baik supragingival maupun subgingival. Penyerutan akar adalah prosedur untuk menyingkirkan sisa kalkulus yang tertinggal dan sebagian sementum yang tercemar toksin bakteri sehingga didapatkan permukaan akar gigi yang rata, keras dan bersih. 22- 24 Indeks periodontal komunitas untuk kebutuhan perawatan menurut WHO dikenal sebagai Community Index of Periodontal Treatment NeedsCPITN. Indeks periodontal digunakan untuk mengetahui jenis kelainan periodontal yang terjadi, sekaligus menetapkan kebutuhan perawatan yang diperlukan. Berbagai perawatan komprehensif yang diperlukan disesuaikan dengan derajat skornya. 22,24

2.9 Efek Samping yang Terjadi pada Rongga Mulut Anak Sindrom