18 tertentu. Mereka memiliki tingkat kecerdasan IQ kurang dari 30.
Mumpuniarti, 2000 : 31
3. Karakteristik Anak Tunagrahita Mampu Didik
Pada dasarnya semua anak mempunyai karakteristik atau cirri-ciri yang tertentu, sedagaimana halnya anak tunagrahita mampu didik atau tunagrahita
ringan. Menurut Sri Rumini 1987 :47 karakteristik anak tunagrahita mampu didik antara lain: sukar berfikir abstrak dan sangat terikat dengan lingkungan,
kurang dapat berfikir logis, kurang memiliki kemampuan menganalisa, kurang dapat menghubung-hubungkan kejadian yang satu dengan kejadian yang lain,
kurang dapat memberda-bedakan antara hal yang penting dan yang kurang penting. Kemampuan mental setaraf dengan anak normal yang berusia 7-10 tahun,
daya fantasinya sangat lemah, daya kosentrasinya kurang baik, dapat mengingat istilah tetapi kurang dapat memahami arti istilah tersebut.
Menurut Astati 1996 : 28 - 30 karakteristik anak tunagrahita adalah sebagai berikut :
a. Miskin perbendaharaan kata Anak tunagrahita tidak mamou untuk menangkap kata-kata atau kalimat yang
panjang dan sulit untuk dipahami. Oleh karena itu penting bagi mereka diberikan kata-kata yang sering didengarnya dan kalimat-kalimat tersebut
sederhana. Apabila berbicara dengan mereka harus diulang sampai mereka paham dengan yang kita maksudkan.
19 b. Kurang inisiatif
Anak tunagrahita bergerak secara monoton atau hanya itu-itu saja yang dikerjakan. Mereka tidak mempunyai inisiatif untuk bergerak sendiri. Oleh
karena itu mereka perlu mendapat dorongan untuk melakukan sesuatu dari orang lain. Salah satu dorongan tersebut berupa pendidikan formal, dengan
demikian anak tunagrahita akan mempunyai kehidupan yang layak seperti manusia lainnya.
c. Kurang kreatif Salah satu dasar timbulnya kreatif adanya fungsi intelektual yang baik.
Sehubungan dengan anak tunagrahita yang terbatas dalam hal intelektualnya maka dengan sendirinya akan terbatas pula kreatifitasnya. Mereka sukar untuk
menciptakan sesuatu, mereka tidak dapat menyelesaikan tugas sepenuhnya. Oleh karena itu dalam mengajar perlu dijelaskan secara rinci apa yang harus
diperbuat dan perlu pula kejelasan tahapan tugas-tugasnya. d. Mentah pertimbangan
Anak tunagrahita tidak dapat memelihara hubungan sebab akibat antara berbagai peristiwa. Mereka mudah dipengaruhi untuk melakukan sesuatu.
Untuk itu perlu dikomunikasikan kepada orang tua, keluarga maupun masyarakat
mengenai kondisi
anak ini,
sehingga dapat
membantu perkembangan anak.
e. Kurang mampu memelihara kesehatan Pada saat anak tunagrahita masih kecil biasanya pemeliharaan kesejatannya
tidak menjadi masalah, karena diurus oleh orang lain. Akan tetapi bila ia
20 menjelang dewasa ia harus mampu mengurus dirinya sendiri. Dalam
mengurus dirinya sendiri ia harus diberi bimbingan pemeliharaan secara terus menerus.
f. Kurang mampu memusatkan perhatian
Anak tunagrahita tidak tahan lama memperhatikan sesuatu, mereka mudah beralih perhatian. Sehingga perlu bahwa dalam memberikan tugas jagan
terlalu banyak. Jika tugasnya banyak maka sebaiknya diberikan sedikit demi sedikit dan segera alihkan perhatiannya sebelum timbul rasa bosan.
g. Cepat lupa Anak tunagrahita cepat lupa karena ketidakteraturan dalam mental informasi
sehingga pada waktu informasi itu dibutuhkan sudah tidak ada. Oleh karena itu dalam memberikan penjelasan pada anak tunagrahita harus secara
berulang-ulang sebelum melanjutkan ke hal yang baru, sampai kita yakin bahwa mereka telah mampu.
h. Memerlukan waktu belajar yang lama Bila mereka audah dapat melakukan sesuatu perlu diminta agar mereka dapat
mengulaingnya. Mereka harus diminta sendiri dan selalu diberi kesempatan untuk membuktikan kecakapannya. Berhubung mereka sering membutuhkan
pengulangan-pengulangan maka diperlukan waktu belajar yang lama. i.
Kurang mampu mengikuti petunjuk Keadaan ini muncul sebagai akibat dari ketidakmampuanya dalam memahami
yang kita katakana. Agar mereka memahami petunjuk, berikanlah kalimat-
21 kalimat yang sederhana dan mudah dimengerti sampai mereka mengerti yang
kita ajarkan. j.
Miskin pengalaman Anak tunagrahita sering diabaikan dalam pergaulannya sehingga mereka
kurang diajak untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Hal ini menjadikan anak tunagrahita menjadi kurang dalam pengalamannya.
k. Cenderung pemalu Perasaan ini timbul karena kurangnya rasa percaya diri mereka. Diperlukan
pemberian tugas-tugas yang mendorong timbulnya rasa percaya diri dan yang mendorong mereka untuk bekerja sama.
Berdasarkan pendapat diatas, maka dalam pembelajaran ketrampilan memasak perlu memperhatikan karakteristik anak tunagrahita tersebut. Dengan
memperhatikan karakteristik
anak tunagrahita
maka dalam
perencanaan pembelajaran perlu disusun sedemikianrupa sehingga pelaksanaan pembelajaran
dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Faktor-faktor penyebab tunagrahita