2. Teori Kategori Sosial
Teori ini beranggapan bahwa terdapat kategori sosial yang luas dalam masyarakat kota industri yang kurang lebih memiliki perilaku sama terhadap
ransangan-ransangan tertentu. Kategori sosial tersebut pada usia, seks, tingkat penghasilan, tingkat pendidikan, tempat tinggal desa atau kota, ataupun agama. Dalam hubungannya dengan komunikasi massa
dapat digambarkan bahwa majalah mode jarang dibeli oleh pria, sedang majalah olahraga jarang dibaca oleh wanita. Variable-variabel seks, umur, pendidikan tampaknya turut serta menentukan selektivitas
seseorang terhadap media yang ada.
Asumsi dasar dari teori kategori sosial adalah teori sosiologi yang berhubungan dengan kemajemukan masyarakat modern, dimana dinyatakan bahwa masyarakat yang memiliki sifat-sifat tertentu
yang sama akan membentuk sikap yang sama dalam menghadapi rangsangan tertentu. Persamaan dalam orientasi serta sikap akan berpengaruh pula terhadap tanggapan mereka dalam menerima pesan komunikasi.
Masyarakat yang memiliki orientasi sama, lebih kurang akan memilih isi komunikasi yang sama dan akan menanggapi isi komunikasi tersebut dengan cara yang sama.
Perbedaaan pokok antara teori perbedaan-perbedaan individu dengan teori kategori sosial adalah pada latar belakang dasar ilmu yang mendukungnya serta pada obyeknya. Teori perbedaan-perbedaan
individu berdasarkan pada pengembangan teori psikologi umum, sedang teori kategori sosial berdasarkan pada teori sosiologi umum. Sedang obyek dari teori perbedaan-perbedaan individu terbatas pada individu,
dan obyek dari teori kategori sosial adalah pada kelompok yang memiliki persamaan status sosial tertentu. Pada tahun 1948 Harold D. Laswell merumuskan penggabungan teori-teori sosial serta variable
yang erat hubungannya, ketika ia menyatakan bahwa. “Suatu cara yang paling tepat untuk menggambarkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
- Siapa - Mengatakan apa
- Dengan saluran yang mana - Kepada siapa
- Dengan pengaruh bagaimana? Teori ini tetap kontemporer dan senantiasa dimanfaatkan dalam penelitian komunikasi massa,
hanya beberapa variabel dimodifikasikan di antarannya rangsangan media dan tanggapan audiens.
3. Teori Hubungan Sosial