4. Era Komunikasi Interaktif interactive communication Komputer yang dinamakan
“main frame computer“, ENIAC ditemukan di Universitas Pennyslvania pada tahun 1946, sedang transistor dan video pita
masing-masing ditemukan pada tahun 1947 dan 1956. Pada tahun 1971 ditemukan mikroprosesor, pada tahun 1976 sistem teleks dan pada tahun 1979 sistem vidioteks
yang kesemuanya merupakan produk elektronik menyempurkan radio dan televisi yang telah ditemukan dekade-dekade sebelumnya.
Dengan teknologi di bidang komunikasi seperti satelit komunikasi dan antena parabola, maka globalisasi infromasi dan komunikasi seperti sekarang semakin kuat dampaknya. Siapa yang menguasai
teknlogi yang canggih itu, maka dia akan menanamkan pengaruhnya di negara-negara lain.
2.3 Perubahan Media Komunikasi
Semua kemajuan teknologi yang telah dan akan terjadi memberi pengaruh terhdap sistem media komunikasi, termasuk pola-pola komunikasinya, yakni :
1. Sumber Informasi Beragam. Sumber hiburan dan informasi bagi masyarakat akan jauh lebih banyak dan beragam. Untuk mengetahui
sesuatu, kita tidak hanya membacanya dari buku, namun juga kartu informasi, keping elektronik CD- ROM atau dari bank data elektronik. Namun munculnya instrumen-instrumen baru itu takkan
menghilangkan yang lama. Orang masih akan membeli buku atau majalah. Dulu ketika radio muncul, buku atau majalah tetap populer. Demikian pula, ketika televisi muncul radio tetap digemari.
Jelas situasi itu akan melipatgandakan kompetisi. Tiap media harus bekerja lebih keras untuk memperoleh khalayak, dan sedapat mungkin menyesuikan diri dengan kemajuan teknologi. Seorang peneliti, misalnya,
kini tidak harus berlangganan jurnal ilmiah karena ia bisa memperolehnya lewat internet. Film harus dibuat lebih menarik agar mau menarik para penonton ke luar dari rumahnya setelah video beredar luas.
2. Kolektifitas Media Komunikasi Jenis-jenis media seperti buku, koran, majalah, radio, film, televisi kini tidak lagi berdiri sendiri-sendiri.
Sebagai contoh, seorang produser film di New York menggunakan sejumlah kaset rekamannya untuk contoh. Televisi kini menyediakan jasa teleteks yang berfungsi seperti koran. Sedangkan koran kini sering
memberikan suplemen cukup tebal tentang suatu topik sehingga fungsinya menyerupai buku. Perusahaan televisi kini sering bekerja sama dalam produksi film untuk memperkaya program siarannya.
3. Komunikasi kini tidak hanya berlangsung orang ke orang atu orang ke media, namun juga bisa mesin ke mesin. Komputer canggih bisa berkomunikasi sendiri satu sama lain.
4. Fragmentasi Khalayak Tidak ada lagi orang yang hanya menjadi khalayak bagi satu jenis media saja. Penggemar buku memang
terbatas, sehingga untuk memasarkan produk tertentu, penerbit memakai media lain untuk mempromosikannnya. Ini misalnya dilakukan oleh Penerbit Universitas Northwestern ketika memasarkan
buku kumpulan tulisan Louis Sullivan. Pembidikan pasar harus dilakukan lebih terfokus. Kini tidak bisa diandaikan lagi semua orang berpotensi membeli suatu produk. Karena ini tiap media kini dituntut lebih
setia kepada khalayaknya yang sudah ada. Dengan cara inilah koran-koran kecil di pinggiran kota tetap bertahan meskipun terdapat banyak koran besar di kota. W.D.Rinehart, asisten manajer umum Asosiasi
Penerbit Koran Amerika, meramalkan bahwa koran-koran besar akan menerbitkan lebih dari satu, bahkan sampai 25, versi yang hampir semuanya elektonik, dan masing-masing berfokus pada topik atau wilayah
liputan berbeda. Ramalan itu kini sudah terwujud. Majalah-malajah khusus mulai berkembang sejak usainya Perang Dunia Kedua. Sekarang, untuk setiap
selera, hobi, kecendrungan perilaku, profesi, idola, telah tersedia lebih dari satu jenis majalah. Majalah yang bertiras besar atau bersifat umum pun tetap berusaha memfokuskan diri pada segmen pasar tertentu.
Sejak tahun 1968 majalah Look mengkhususkan diri pada kalangan atas sehingga iklan yang diterimanya pun iklan-iklan produk khas kalangan itu. Berdasarkan data sensus dan informasi lain, majalah seperti ini
dapat mengolah 40.000 wilayah kode pos untuk menemukan 1068 kawasan yang dihuni kalangan berpenghasilan tinggi. Kolom iklannya relatif mahal karena dibatasi hanya 14 persen halaman,
sedangankan pelanggannya mencapai 6,5 juta orang dan semuanya berpenghasilan tinggi. Lebih dari 230 majalah umum dan majalah khusus pertanian selalu menyajikan suplemen khsusu regional sehingga
memungkinkan pengiklan memilih untuk beriklan secara nasional atau untuk kawasan tertentu saja. Film dalam pengertiannya yang umum juga kian selektif memilih penonton. Produser film bawah tanah
atau film seni jelas takkan mengedarkan film itu ke daerah pedesaan. Radio yang merupakan media paling universal pun bersikap selektif. Sebagian stasiun radio hanya
menyiarkan musik rock atau country, kisah tentang etnik tertentu, dan sebagainya. Bahkan radio besar seperti ABC memecah diri menjadi empat bagian yang masing-masing menyiarkan program acara yang
berlainan. Televisi masih menjadi media yang bersifat umum, namun di masa depan kemungkinan ini akan berubah. Tanda-tandanya sudah tampak dengan munculnya televisi khusus film hiburan, khusus film
dokumenter dan sebagainya. 5. Pudarnya pemilahan antara komunikasi individual dan komunikasi massa.
Di satu sisi teknologi memungkinkan penggunaan produk komunikasi massa secara individual, atau disesuaikan dengan selera individual. Di sisi lain, hal ini menjadikan komunikasi personal sebagai
komunikasi publik. Mesin faxs dan komputer cenderung menggusur surat-menyurat tradisional. Di sebuah kantor, teknologi itu juga memungkinkan sautu pesan tersebar ke semua orang dengan cepat.
Percakapan telepon tadinya bersifat personal, namun teknologi konferensi jarak jauh menjadikannya sebagai instrumen komunikasi publik.
6. Eksistensi Media Cetak Tradisional Media cetak tradisional ternyata tidak akan hilang oleh munculnya teknologi baru. Media cetak itu tetap
menarik, antara lain karena memunkinkan pembacanya membaca semua halaman secara cepat untuk menemukan sesuatu yang menarik. Kadang pembaca tidak tahu apa yang ingin dibacanya, namun ia akan
menemukannya setelahmembolak-balik korannya. Selama manusia masih punya keingintahuan intelektual, kebiasaan itu takkan hilang, dan perlu waktu lama sistem informasi otomatis akan
menggantikannya.
Untuk bertahan hidup, media cetak mungkin harus menjalankan sautu fungsi yang tidak dilakukan oleh wahana komunikasi lainnya. Misalnya, media cetak mungkin perlu mengutamakan penilaian, evaluasi
dan interpretasi. Itu berarti koran-koran akan mengalami perubahan besar. Setiap berita yang hendak disampaikan
mungkin harus diredefinisikan dahulu, bukannya sekadar disampaikan seperti yang dilakukan koran tradisional. Di masa depan koran mungkin juga harus mengulas berbagai hal di masyarakat yang semula
tak diperhatikan. Hanya dengan perbaikan dan penyusaian seperti ini maka koran akan terus bertahan di masa depan.
2.4 Dampak Terhadap Masyarakat