64 •
Bagian Timur, karena posisinya sebagai penghubung dengan Pulau bali dan Indonesia bagian Timur, maka industri dan perdagangan merupakan sektor
yang potensial untuk dikembangkan
.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian
Deskripsi hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang data- data serta perkembangan Tingkat Pengangguran sehingga dapat mengetahui
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap perkembangan Tingkat Pengangguran, Angkatan Kerja, Pertumbuhan Ekonomi, Upah Minimum
Regional, dan Investasi.
4.2.1. Perkembangan Tingkat Pengangguran
Perkembangan Tingkat Pengangguran dapat disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel.1. Perkembangan Tingkat Pengangguran Tahun 1994-2008
Tahun Tingkat Pengangguran
Perkembangan 1994
1,20 -
1995 1,55
0,35 1996
0,69 - 0,86
1997 0,60
- 0,09 1998
2,84 2,24
1999 4,96
2,12 2000
3,02 - 1,94
2001 2,37
- 0,65 2002
3,18 0,81
2003 2,68
- 0,50 2004
2,70 0,02
2005 7,49
4,79 2006
8,71 1,22
2007 6,99
- 1,72 2008
6,95 - 0,04
Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur diolah
65
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa perkembangan Tingkat Pengangguran selama 15 tahun 1994 - 2008 cenderung mengalami fluktuasi.
Perkembangan tertinggi Tingkat Pengangguran adalah pada tahun 2005 sebesar 4,79 hal ini disebabkan pada tahun 2005 terjadi krisis kenaikan harga minyak
dunia yang meningkat sehingga berdampak pada harga minyak di Indonesia khususnya di Jawa Timur sehingga banyak perusahaan yang bangkrut, angka
Tingkat Pengangguran Terbuka yang menunjukkan penurunan tersebut dipicu oleh banyaknya kebijakan pemerintah yang berorientasi mendorong sektor riil dan
kemudahan berusaha, selain itu angka kemiskinan juga menunjukkan penurunan dan perkembangan terendah adalah pada tahun 2000 sebesar -1,94 . Tingkat
Pengangguran tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 8,71 dan Tingkat Pengangguran terendah pada tahun 1997 sebesar 0,60 karena Krisis ekonomi
nasional yang berkepanjangan menjadikan perekonomian nasional terpuruk dan imbasnya juga pada perekonomian Jawa Timur. Krisis ekonomi yang dimulai
pertengahan tahun 1997 membawa dampak yang cukup dratis untuk sektor industri. Banyak sektor industri yang kolaps dan pada akhirnya bangkrut karena
tidak mampu lagi untuk bertahan hidup bahkan sekedar untuk bernafas. Perkembangan perekonomian nasional yang tidak bertumpu pada kemampuan
industri dalam negeri serta sistem konglomerasi yang jelas - jelas tidak berpihak pada industri kecil ini pada akhirnya harus menelan buah yang ditanam.
Keberpihakan konglomerat pada industri kecil hanya sebagai retorika politik saja pada masa orde baru.
66
4.2.2. Perkembangan Angkatan Kerja