187 2 Koordinator sebagimana dimaksud pada ayat 1 tersebut di atas bertanggung jawab
kepada Jaksa Agung Muda terkait; 3 Koordinator pada Kejaksaan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tersebut di
atas bertanggung jawab kepada Kepala Kejaksaan Tinggi.
Pasal 468
1 Koordinator sebagaimana dimaksud dalam pasal 467 mempunyai tugas melakukan kajian teknis dan dukungan pemikiran kepada Jaksa Agung Muda dan Kepala
Kejaksaan Tinggi terkait dalam melaksanakan tugas, wewenang, dan fungsi serta mengkoordinasikan para Jaksa dalam penanganan perkara;
2 Dalam melaksanakan tugas mengkoordinasikan para Jaksa dalam penanganan perkara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 , Koordinator pada Jaksa Agung
Muda melaporkan pelaksanaan tugas kepada Direktur terkait dan Direktur melaporkan kepada Jaksa Agung Muda;
3 Dalam melaksanakan tugas mengkoordinasikan para Jaksa dalam penanganan perkara sebagaimana dimaksud pada ayat 1 , Kordinator pada Kejaksaan Tinggi
melaporkan pelaksanaan tugas kepada Asisten terkait dan Asisten melaporkan kepada Kepala Kejaksaan Tinggi;
4 Ketentuan mengenai tata cara pelaksanaan tugas Koordinator sebagaimana dimaksud pada ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut oleh Jaksa Agung.
BAB XVI PEJABAT KEJAKSAAN
PADA PERWAKILAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Pasal 469
1 Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan wewenang serta fungsi Kejaksaan, Jaksa Agung dapat menempatkan pejabat kejaksaan pada perwakilan
Negara Republik Indonesia di luar negeri setelah mendapat persetujuan dari Menteri Luar Negeri;
188 2 Ketentuan lebih lanjut mengenai penempatan pejabat Kejaksaan pada Perwakilan
Negara Republik Indonesia di luar negeri diatur oleh Jaksa Agung setelah mendapat persetujuan dari menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi.
BAB XVII TENAGA AHLI
Pasal 470
1 Di lingkungan Kejaksaan dapat dibentuk Tenaga Ahli dan mempunyai tugas untuk memberikan dukungan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan dan
dimaksudkan tidak memberikan keterangan ahli dalam persidangan; 2 Tenaga Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berasal dari pegawai
negeri dan bukan pegawai negeri; 3 Ketentuan lebih lanjut mengenai Tenaga Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dan ayat 2 diatur lebih lanjut oleh Jaksa Agung setelah mendapat peretujuan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur negara dan
reformasi birokrasi.
BAB XVIII TENAGA TATA USAHA
Pasal 471
1 Untuk mendukung pelaksanaan tugas dan wewenang Kejaksaan, di lingkungan Kejaksaan dapat diangkat dan ditugaskan Tenaga Tata Usaha sesuai dengan
peraturan perundang-undangan; 2 Tenaga Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 hanya dapat menduduki
jabatan struktural selain jabatan struktural yang ditetapkan hanya dapat diduduki oleh jabatan fungsional jaksa atau jabatan fungsional selain jabatan fungsional
jaksa, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; 3 Tenaga Tata Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dapat
diberikan penamaan lain sesuai dengan penamaan jabatan struktural atau jabatan fungsional yang diduduki.
BAB XIX TATA KERJA