Replantasi Segera Replantasi dalam Waktu Satu Jam Setelah Avulsi

fusi antara tulang dan sementum. Perbaikan suplai vaskular pulpa tidak dimungkinkan lagi, tetapi masih ada kesempatan jika apeks dalam keadaan terbuka. Selain itu, pemeriksaan klinis dan radiografis dapat dilakukan untuk mendeteksi nekrosis pulpa pada gigi yang ditanam kembali karena dapat menyebabkan terjadinya radang dan mengganggu perlekatan kembali atau dapat menimbulkan lesi periodontal atau periapikal. 20 Kondisi yang cocok untuk replantasi lebih sering ditemukan pada anak -anak, tetapi untuk gigi sulung sebaiknya tidak dilakukan replantasi. Kehilangan gigi sulung prematur biasanya bukan hal yang serius. Selain itu, jika dilakukan replantasi gigi bisa menyebabkan resiko merusak gigi permanen penggantinya. 5,20 Terdapat tiga kemungkinan yang dilakukan ketika terjadi avulsi pada gigi, yaitu: 5 1. Meminta nasihat mengenai avulsi pertelepon, sehingga ada peluang untuk melakukan replantasi imediat dalam beberapa menit 2. Pasien dibawa ke tempat praktik dengan gigi sudah berada di luar soket kurang dari satu jam atau ditempatkan dalam media yang benar 3. Gigi sudah berada di luar soket lebih dari satu jam dan tidak disimpan di dalam media yang baik

2.3.5.1 Replantasi Segera

Jika dilakukan replantasi segera setelah avulsi, maka prognosisnya semakin baik. Ketika pasien avulsi datang ke praktik dokter gigi dengan kondisi giginya sudah dimasukkan kembali di tempat cedera, hendaknya dokter gigi memeriksa baik secara klinik maupun radiologik untuk memeriksa hasil replantasi yang dilakukannya. Selain itu, periksa juga cedera lain yang mungkin terjadi pada gigi tetangga atau antagonisnya dan stabilitas serta letak gigi yang direplantasikan tersebut. 5

2.3.5.2 Replantasi dalam Waktu Satu Jam Setelah Avulsi

Jika replantasi imediat tidak bisa dilakukan, maka pasien dapat dibawa ke klinik. Media transport terbaik yang digunakan adalah salin fisiologis. Jika salin Universitas Sumatera Utara fisiologis tidak tersedia, maka pasien dapat menggunakan susu sebagai alternatif yang sangat baik. Selain itu, pasien juga dapat menggunakan saliva sebagai media transportasi sementara air tidak bisa digunakan karena air tidak bisa mempertahankan kevitalan sel permukaan akar. 5 Ketika pasien tiba di klinik: 5 1. Gigi diletakkan pada cawan yang berisi salin fisiologis 2. Segera lakukan rontgen pada daerah yang terkena cedera untuk melihat apakah ada fraktur alveolus atau tidak 3. Lokasi avulsi diperiksa dengan saksama untuk mengetahui ada-tidaknya serpihan tulang yang harus dibuang. Jika alveolusnya telah runtuh maka soket dikuakkan dengan instrumen. 4. Soket diirigasi dengan menggunakan salin untuk membuang koagulum yang terkontaminasi. Lakukan dengan hati-hati. 5. Pada cawan salin, mahkota gigi diangkat dengan menggunakan tang ekstraksi agar akarnya tidak terkena 6. Periksa gigi apakah masih mengandung debris, jika masih ada bersihkan dengan menggunakan kasa yang dibasahi salin 7. Masukkan kembali gigi ke dalam soketnya. Setelah sebagian sudah masuk, teruskan dengan menekannya perlahan-lahan dengan jari atau pasien disuruh menggigit kasa sampai giginya kembali ke posisi semula. 8. Ketepatan letak gigi dalam lengkung diperiksa dan koreksi jika ada yang mengganjal. Luka-luka di jaringan lunak dijahit, terutama di bagian servikal. 9. Gigi distabilkan selama 1 sampai 2 minggu dengan splin 10. Dianjurkan untuk memberikan antibiotik kepada pasien dengan dosis yang sama seperti untuk infeksi mulut yang ringan sampai moderat. Injeksi tetanus penguatan juga dianjurkan jika pemberian tetanus terakhir dilakuakn lebih dari 5 tahun yang lalu. 11. Pasien diberikan perawatan penunjang. Diet lunak dan analgesik diberikan sesuai dengan keperluan. Universitas Sumatera Utara

2.3.5.3 Replantasi Lebih dari Satu Jam Setelah Avulsi