PLASTIK BERBAHAN PATI PATI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN FILM PLASTIK

9

2.2.1 PLASTIK BERBAHAN PATI

Penggunaan pati pada pembuatan bioplastik dimulai pada 70an. Beberapa keuntungan penggunaan kitosan adalah kitosan murah, dapat diperbaharui dan berlimpah. Disamping itu, kitosan banyak ditemukan di beberapa bagian yang sesuai dari bahan bakunya. Dalam bentuk granular, kitosan telah digunakan sebagai agen pengisi dari polyolefin sebagai komponen pada campuran polimer sintesis. Pati telah dimodifikasi dengan cara ’grafting’ dengan monomer vinil contoh metal akrilat. Kitosan memungkinkan untuk di produksi sebagai film pati pada grafting polimer seperti polietilen PE. a. Thermoplastic-like Starch TPS TPS merupakan sebuah konsep yang termasuk relatif baru dan saat ini menjadi salah satu petunjuk penelitian utama untuk manufaktur bahan biodegradable. Pati bukan memiliki sifat termoplastik yang nyata, tetapi dari pemplastis air, gliserol, sorbitol, dan lain-lain dan temperatur tinggi 90-180 o C. Kitosan larut, dapat digunakan pada peralatan injection, extrusion dan blowing pada sintesis plastik. Tabel 2.1 Komposisi Awal Dan Akhir Dari TPS Berdasar Pati Gandum Dengan Perbedaan Tingkat Plastifikasi [10] Pati Kelembaban o Gliserol Densitas Transisi Gelas o C Modulus Young MPa 1 2 3 4 74 70 67 5 16 9 12 9 9 12 0 13 4 14 26 25 6 35 54 50 1,39 1,37 1,35 1,34 43 8 -7 -20 997 52 26 2 b. Starch-based films Film berbahan pati ditemukan di pasaran yang di buat dari pati dengan polyester termoplastik polyester seperti poli epsilon kaprolakton PCL, untuk pembentukan produk biodegradable. Ketika digunakan untuk pabrik tas untuk daur ulang limbah organik, pengemasan [10] Universitas Sumatera Utara 10

2.2.2 PATI SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN FILM PLASTIK

Pati merupakan karbohidrat, kandungan utama pada tanaman tingkat tinggi yang diproduksi melalui fotosintesis dalam tanaman hijau. Pati diperoleh dalam seluruh organ tanaman tingkat tinggi yang disimpan dalam biji, umbi, akar dan jaringan batang tanaman sebagai cadangan energi untuk masa pertumbuhan dan pertunasan. Menurut Winarno, 1986, selain sebagai bahan makanan pati juga digunakan dalam non food seperti perekat dalam industri tekstil, polimer atau sebagai bahan tambahan dalam sediaan farmasi [11]. Biji-bijian gandum, beras, jagung, barley serta umbi seperti kentang sangat kaya akan pati. Pati dapat dipisahkan menjadi 2 fraksi, yaitu amilosa dan amilopektin. Pati alan terdiri atas amilosa sebanyak 10-20 dan amilopektin sebesar 80-90 . Amilosa berbentuk dsipersi koloid didalam air panas sedangkan amilopektin bener-bener larut dalam air panas. Struktur amilosa terdiri dari rantai polimer panjang dari unit glukosa yang tersambung dengan gelang rantai alpha acetal. Semua unit monomer amilosa adalah alfa-D-glukosa, dan semua mata rantai alpha acetal tersambung pada atom C yang pertama dari glukosa pertama pada atom C ke empat pada glukosa yang selanjutnya. [12] Pati yang juga merupakan simpanan energi didalam sel-sel tumbuhan ini berbentuk butiran-butiran kecil mikroskopik dengan diameter berkisar antara 5- 50nm. Di dalam berbagai bentuk pangan, pati umumnya akan terbentuk dari dua polimer molekul glukosa yaitu amilosa amylase dan amilopektin amylopectin. Pati atau amilum merupakan karbohidrat komplek yang tesrsusun dari dua macam karbohirat, yaitu amilosa dan amilopektin. Gugus yang ada pada kedua zat ini diantaranya adalah C=C, O-H, C-H dan C-O. [13] Amilosa merupakan polimer glukosa yang tidak bercabang-cabang. Komposisi kandungan amilosa dan amilopektin ini akan bervariasi dalam produk pangan dimana produk pangan yang memiliki kandungan amilopektin tinggi akan semakin rendah untuk dicerna [14]. Secara mikroskopik terlihat bahwa granula pati dibentuk oleh molekul- molekul yang membentuk lapisan tipis yang tersusun terpusat. Granula pati bervariasi dalam bentuk dan 7 ukuran, ada yang berbentuk bulat, oval, atau bentuk Universitas Sumatera Utara 11 tak beraturan demikian juga ukurannya, mulai kurang dari 1 mikron sampai 150 mikron ini tergantung sumber patinya. Tabel 2.2 Karakteristik Granula Pati Diameter Kisaran m  Rata-rata m  Jagung 21 – 96 15 Kentang 15 – 100 33 Ubi jalar 15 – 55 25- 50 Tapioca 6 – 36 20 Gandum 2 – 38 20 – 22 Beras 3 – 9 5 Pati merupakan polisakarida yang dapat diperbaharui renewable, mudah rusak biodegradable, dan harga murah. Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan alfa-glikosida dan merupakan rantai gula panjang. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya tergantung pada panjang rantai atom karbonnya, apakah lurus atau bercabang rantai molekulnya. Untuk menganalisa adanya pati digunakan iodin, karena pati yang berikatan dengan iodin akan menghasilkan warna biru. Sifat-sifat amilosa: 1. Ikatannya linear lurus. 2. Larutan dalam air. 3. Berat molekul rata-rata 10.000-60.000 10 3 -60 3 . 4. Ikatan antar molekul alfa D-glukosa dihubungkan pada ikatan 1,4. [15] Gambar 2.1 Struktur Amilosa [16] Universitas Sumatera Utara 12 Sifat-sifat amilopektin: 1. Ikatannya bercabang.. 2. Tidak larut dalam air. 3. Berat molekul rata-rata 60.000-100.000 60 3 -10 4 . 4. Ikatan antar molekul alfa D glukosa dihubungkan pada ikatan 1,4 dan ikatan 1,6 pada percabangan [15]. Gambar 2.2 Struktur Amilopektin [16]

2.3 KENTANG