PERUMUSAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN MANFAAT PENELITIAN SEJARAH PLASTIK

3

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana pengaruh ukuran partikel pati kentang terhadap film bioplastik dari pati kentang 2. Bagaimana pengaruh dari penambahan variasi volume gliserol pada film bioplastik dari pati yang dihasilkan

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran partikel pati kentang terhadap film bioplastik dari pati kentang. 2. Untuk mengetahui pengaruh dari variasi volume gliserol pada film bioplastik dari pati yang dihasilkan.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian yang dilakukan antara lain antara lain : 1. Memberikan nilai tambah terhadap pemanfaatan pati kentang sebagai bahan baku film plastik 2. Terciptanya plastik kemasan yang aman bagi kesehatan

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.5.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

1.5.2 Bahan yang digunakan

Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah : 1. Pati Kentang yang diperoleh dari kentang yang di beli di pasar Sei Sikambing. 2. Asam Asetat glasial CH 3 COOH 0,1 M diperoleh dari laboratorium kimia organik Universitas Sumatera Utara 4 3. Gliserol C 3 H 5 OH 3 diperoleh dari pembelian di toko kimia seperti Rudang. 4. Natrium Hidroksida NaOH diperoleh dari laboratorium kimia organik. 5. Kitosan yang diperoleh dari Toko Bio Chitosan Indonesia, Bandung. 6. Air tersedia dari Laboraorium Kimia Organik.

1.5.3 Variabel penelitian

Adapun variabel penelitian yang digunakan, yaitu : 1. Variabel tetap: a. Berat pati kentang sebanyak 20 gr. b. Kitosan 1 . c. Natrium Hidroksida NaOH 0,1 M d. Asam Asetat CH 3 COOH 1 2. Variasi ukuran partikel kentang tanpa ayakan, lolos pada ayakan 40 mesh dan lolos pada ayakan 60 mesh 3. Variasi volume gliserol 0 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml

1.5.4 Analisa hasil penelitian

Analisa yang dilakukan terhadap hasil penelitian adalah : 1. Analisa Pengujian FTIR 2. Analisa Uji Kekuatan Tarik 3. Uji Pemanjangan pada saat putus 4. Uji Penyerapan Air 5. Uji SEM Scanning Electron Microscope Universitas Sumatera Utara 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SEJARAH PLASTIK

Perkembangan polimer saat ini sangat pesat. Polimer sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari karena sangat menunjang diberbagai bidang seperti aneka produk dan barang, rumah tangga, kantor dan industri. Bahan polimer, termasuk plastik yang aja sangat banyak dimana-mana, sehingga banyak dikenal. Polimer mencakup karet, plastik, serat sampai perekat. Plastik merupakan resin sintetik yang dapat dibuat untuk pengemas, alat-alat rumah tangga, pelapis, lem, dan cat. Berkembangnya penggunaan bahan plastik merupakan dampak positif dari kemajuan teknologi yang sangat menguntungkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini disebabkan karena plastik mempunyai beberapa keunggulan, yaitu: murah sehingga menghemat biaya pengeluaran, tidak mudah berkarat, tidak pecah, dan ringan sehingga menghemat biaya pengankutan barang dan kekuatannya tidak kalah dibanding dengan bahan kayu, kaca ataupun logam. Plastik juga bisa dipadukan untuk memperbaiki sifat-sifat fisiknya walaupun demikian plastik juga mempunyai kekurangan yaitu dapat mengalami deformasi atau degradasi [5]. Plastik merupakan salah satu bahan yang paling umum kita lihat dan gunakan. Bahan plastik secara bertahap mulai menggantikan bahan gelas, kayu dan logam. Dengan demikian bahan plastik memiliki beberapa keungggulan, ringan, kuat, mudah dibentuk, anti karat, mempunyai sifat isolasi listrik yang tinggi, dan biaya proses yang lebih murah. Namun begitu daya guna plastik juga terbatas karena kekuatannya yang rendah, tidak tahan panas mudah rusak pada suhu yang rendah. Keanekaragaman jenis plastik memberikan banyak pilihan dalam penggunaannya dan cara pembuatannya. Plastik adalah suatu polimer yang mempunyai sifat-sifat unik dan luar biasa. Polimer adalah suatu bahan yang terdiri dari unit molekul yang disebut monomer. Jika monomernya sejenis disebut homopolimer, dan jika monomernya berbeda akan menghasilkan kopolimer. Polimer alam yang telah kita kenal antara lain: selulosa, protein, karet alam dan sejenisnya. Pada mulanya manusia menggunakan polimer alam hanya untuk membuat perkakas dan senjata, tetapi keadaan ini hanya bertahan hingga akhir abad Universitas Sumatera Utara 6 19 dan selanjutnya manusia mulai memodifikasi polimer menjadi plastik. Plastik yang pertama kali dibuat secara komersial adalah nitroselulosa. Material plastik telah berkembang pesat dan sekarang mempunyai peranan yang sangat penting dibidang elektronika, pertanian, tekstil, transportasi, furniture, konstruksi, kemasan kosmetik, mainan anak-anak dan produk-produk industri lainnya [6]. Untuk membuat barang-barang plastik agar mempunyai sifat-sifat seperti yang dikehendaki, maka dalam proses pembuatannya selain bahan baku utama diperlukan juga bahan tambahan patau aditif. Penggunaan bahan tambahan ini beraneka ragam tergantung pada bahan baku yang digunakan dan mutu produk yang akan dihasilkan. Berdasarkan fungsinya, maka bahan tambahan atau bahan pembantu proses dapat dikelompokkan menjadi bahan pelunak plasticizer, bahan penstabil stabilizer, bahan pelumas lubricant, bahan pengisi filler, pewarna colorant, antitestic agent, blowing agent, coupling agent, flame retardant dan sebagainya. Daftar berikut diuraikan tujuan dari bahan-bahan aditif utama yang digunakan dalam pembuatan plastik: 1. Antistatic Agent Kebanyakan polimer adalah konduktor yang buruk. Antistatic agent menarik kelembaban dari udara ke permukaan plastik, meningkatkan konduktivitas permukaan dan mengurangi kemungkinan percikan atau pelepasan. 2. Coupling Agent Coupling agent digunakan dalam pembuatan plastik untuk meningkatkan ikatan dari plastik untuk bahan pengisi anorganik, seperti serat kaca. Berbagai sylane dan tytanates digunakan untuk meningkatkan ikatan dari plastik. 3. Pengisi Filler Beberapa pengisi, seperti serat pendek atau serpihan bahan anorganik, meningkatkan sifat mekanik dari plastik yang disebut extenders, membiarkan volume besar dari plastik yang akan diproduksi dengan resin yang sebenarnya relatif sedikit. 4. Flame retardant Polimer yang paling mudah terbakar adalah polimer yang mengandung bahan organik. Zat aditif yang mengandung klor, brom, fosfor atau garam metalik mengurangi kemungkinan akan terjadinya pembakaran. Universitas Sumatera Utara 7 5. Pelumas lubricant Pelumas seperti lilin atau kalsium stearat mengurangi viskositas dari plastik cair dan meningkatkan pembentukan karakteristik. 6. Pigmen warna Colorant Pigmen warna digunakan untuk menghasilkan warna dalam plastik. 7. Pelunak plasticizer Bahan pelunak adalah bahan yang digunakan untuk mengubah sifat dan karakteristik pembentukan plastik. Sebuah contoh penting adalah produksi nilai fleksibel polivinil klorda dengan menggunakan bahan pelunak. 8. Stabilizers Stabilizer mencegah kerusakan polimer karena faktor lingkungan dan mencegah kerusakan akibat radiasi ultraviolet. Ada dua kelas terpenting dari plastik, yaitu: 1. Bahan Termoplastik Dalam bahan termoplastik seperti rantai molekul yang sangat panjang menyatu bersama oleh gaya Van der Waals yang relatif lemah. Sebuah gambar struktur yang berarti adalah suatu kelompok helaian panjang dari wol yang lengket dan terdistribusi secara acak. Ketika material dipanaskan, gaya antar molekul akan melemah sehingga menjadi fleksibel dan jika sampai pada suhu yang tinggi, material akan menjadi lelehan kental. Bila bahan ini dibiarkan dingin maka akan membeku lagi. Contoh termoplastik adalah polietilena, polivinil klorida, polistirena, nilon, selulosa asetat, asetal, polikarbonat, polimetil metakrilat, dan polipropilen. Bagian terpenting dalam kelompok termoplastik bahan ini terkait apakah bahan memiliki struktur Kristal atau struktur amorf acak. Biasanya, plastik tidak memiliki struktur Kristal karena termoplastik memiliki sifat fisis kompleks dari rantai molekuler. Beberapa plastik, seperti polietilena dan nilon, dapat mencapai tingkat kristalisasi tinggi tetapi lebih tepatnya disebut mengandung sebagian Kristal atau semi Kristal. Plastik lainnya seperti akrilik dan polistirena bersifat amorf. Adanya kristalisasi pada plastik tersebut sangat tergantung pada sifat termalnya dan pada kondisi pengolahan yang digunakan akan menghasilkan Universitas Sumatera Utara 8 suatu bahan yang akan dibentuk. Pada umumnya, sifat-sifat mekanis dari hasil pencetakan sangat sensitif untuk ada atau tidaknya kristalisasi pada plastik. 2. Termosetting Plastik Plastik termoset dihasilkan oleh reaksi kimia yang memiliki dua tahap. Tahap pertama dalam pembentukan rantai panjang seperti molekul yang mirip seperti dalam termoplastik, namun masih mampu untuk reaksi selanjutnya. Tahap yang kedua dari reaksi sambung silang rantai terjadi selama pencetakan, biasanya dibawah aplikasi panas dan tekanan. Cetakan yang dihasilkan akan menjadi kaku ketika didinginkan tetapi struktur jaringan erat telah terbentuk dalam bahan. Selama tahap kedua rantai molekular yang panjang telah saling berikatan denga kuat sehingga bahan tersebut tidak dapat dilunakan kembali oleh panas. Jika kelebihan panas diterapkan untuk bahan-bahan akan membentuk arang hangus dan terdegradasi. Setelah sambung silang molekul terbentuk dengan ikatan kimia yang kuat, bahan termoset memiliki karakteristik bahan yang cukup kaku dan sifat mekaniknya tidak sensitif dengan panas. Contoh termoset adalah fenol formaldehid, melamin formaldehid, formaldehida urea, epoxi dan beberapa poliester [7].

2.2 PLASTIK BIODEGRADABLE