Pengertian Khlawat Menurut Qanun Nomor 14 Tahun 2003 Tentang

3. Apabila dari hasil pengawasan terdapat cukup alasan telah terjadi pelanggaran terhadap qanun ini Wilayatul Hisbah diberi wewenang untuk menegurmenasehati si pelanggar. 4. Jika upaya menegurmenasehati telah dilakukan dan si pelanggar tidak berubah maka pejabat pengawas menyerahkan kasus itu kepada penyidik. 5. Susunan organisasi kewenangan dan tata kerja Wilayatul Hisbah diatur dengan Keputusan Gubernur setelah mendengar pertimbangan MPU. Wilayatul Hisbah adalah lembaga yang bertugas menegakkan amar makruf apabila jelas-jelas dilakukan. Wilayatul Hisbah juga merupakan lembaga yang bertugas mengawasi pelaksanaan syariat Islam. Kewenangan lembaga ini meliputi hal-hal ketertiban umum, kesusilaan dan sebagian dari tindak pidana ringan yang menghendaki penyelesaian segera. Tujuan adanya lembaga ini adalah untuk menjaga ketertiban umum, serta memelihara keutamaan moral dan adalah dalam masyarakat. Jadi tugas lembaga ini meliputi amar ma’ruf dan nahi mungkar. 134

C. Pengertian Khlawat Menurut Qanun Nomor 14 Tahun 2003 Tentang

KhalwatMesum Dari tinjauan kajian bahasa, terminologi khalwat berasal dari kata khalwah dari akar kata khala yang berarti sepi. Sedangkan menurut istilah khalwat adalah keadaan seseorang yang menyendiri dan jauh dari pandangan orang lain. Dengan demikian pengertian khalwat bisa berarti sisi negatif dan posistif. Berarti sisi negatif yaitu perbuatan berdua-duaan di tempat yang sunyi atau terhindar dari 134 Rusjdi Ali Muhammad, Revitalisasi Syariat Islam di Aceh, Problem, Solusi dan Implementasi, Logos wacana ilmu, Jakarta 2003,Hal 187 Universitas Sumatera Utara pandangan orang lain antara seorang pria dengan seorang wanita yang bukan muhrim dan tidak terikat perkawinan, dengan maksud melakukan perbuatan yang bertentangan dengan kehendak ajaran agama. Sisi positif maksudnya yaitu menarik diri dari dan menyepi untuk mendekatkan diri pada Allah. Khalwat yang dimaksud dalam tulisan ini adalah bersunyi-sunyi dari pandangan orang lain, yang mengandung maksud negatif. 135 Qanun Nomor 14 Tahun 2003 pada Pasal 1 angka 20 khalwat didefinisikan sebagai Perbuatan bersunyi-sunyi antara dua orang mukallaf atau lebih yang berlainan jenis yang bukan muhrim atau tanpa ikatan perkawinan. Perbuatan khalwat memungkinkan terjadinya perbuatan maksiat di bidang seksual atau yang berpeluang pada terjadinya perbuatan perzinaan. Definisi ini harus dipertegas lagi, jika ada kemungkinan laki-laki dan perempuan melakukan perbuatan tercela seperti di atas di tengah keramaian. 136 Khalwat termasuk salah satu perbuatan mungkar yang dilarang dalam syariat Islam dan bertentangan pula dengan adat istiadat yang berlaku dalam masyarakat Aceh karena perbuatan itu dapat menjerumuskan seseorang kepada perbutan zina. Larangan perbuatan khalwat tersebut termasuk dalam delik formil, artinya sepanjang seseorang telah melakukan perbutan berdua-duaan yang bukan muhrim, walaupun tidak berakibat berbuat zina atau perbuatan tercela lainnya tetap saja dilarang, sedangkan pada delik materil harus dijelaskan akibatnya. 137 135 Ahmad Al Faruqi, Qanun Khalwat Dalam Pengakuan Hakim Mahkamah Syariat, Global Education Institute, Banda Aceh, 2011, Hal 39. 136 Ibid, Hal 40 137 Ibid Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pengertian di atas bahwa khalwat antara seorang pria dengan seorang wanita yang bukan muhrimnya tanpa disertai oleh mahram maka hukumnya haram, meskipun keduanya tidak melakukan hal-hal yang melanggar ajaran Islam, sebab larangan tersebut ditujukan kepada perbuatan khalwatnya. sebagaimana yang ditegaskan dalam firman Allah Qur’an Surat Al Isra ayat 32 yang artinya berbunyi : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk ”. 138 Ayat di atas mengharamkan dua hal sekaligus a zina b segala perilaku yang mendekati perbuatan zina termasuk di antaranya adalah berduaan antara dua lawan jenis yang bukan mahram yang disebut dalam istilah bahasa Arab dengan khalwat. Islam dengan tegas melarang melakukan zina. Zina merupakan hubungan kelamin antara pria dan wanita yang tidak dihalalkan oleh syara’ hukum. Ancaman hukumannya adalah dideradicambuk 100 kali. Ancaman hukuman ini dapat diterapkan apabila ada bukti yang kuat yaitu persaksian empat orang laki- laki yang dengan mata kepala sendiri menyaksikan perbuatan zina itu dan pengakuan dari pelakunya yang benar-benar dapat meyakinkan kebenarannya. Sementara khalwat merupakan salah satu jalan atau peluang untuk terjadinya zina, maka diancam dengan uqubat ta’zir, artinya negara atau 138 Assalamah, Al-quran dan Terjemahannya transliterasi Arab-Latin Model Kanan Kiri, Cv. Asy-syifa, Semarang, 2000 Hal 610 Universitas Sumatera Utara pemerintah harus berjaga-jaga untuk mengantisipasi terjadinya perzinaan. Agar tidak terjadi perzinaan salah satu usaha adalah dengan larangan khalwat. Walaupun larangan khalwat terkait dengan perbutan zina, maka tidak berarti kalau tidak melakukan zina lalu khalwat dibenarkan. Larangan khalwat sudah menjadi delik sendiri, yang tidak ada hubungannya dengan delik lain. Larangan seperti ini diberlakukan dalam masyarakat baik masyarakat modern, maupun masyarakat bersahaja. 139 Hukum Islam telah mengatur etika dalam pergaulan muda-mudi dengan baik. Cinta dan kasih sayang laki-laki dan perempuat adalah fitrah manusia yang merupakan karunia Allah. Untuk menghalalkan hubungan, Islam menyediakan lembaga pernikahan. Tujuan utama agar hubungan laki-laki dan perempuan diikat dengan tali perkawinan adalah untuk menjaga dan memurnikan garis keturunan nasab anak yang lahir dari hubungan suami dan isteri. Kejelasan ini penting untuk melindungi masa depan anak yang dilahirkan tersebut. Kelahiran anak yang tidak jelas orang tuanya, tentu saja dapat terjadi pelanggaran terhadap hak-hak anak. Anak yang lahir dari orang tua yang tidak resmi sering diabaikan bahkan dibuang kemudian anak akan berada pada orang yang sebetulnya bukan orang tuanya. 140 Larangan khalwat bertujuan untuk mencegah diri dari perbuatan zina. Larangan ini berbeda dengan beberapa jarimah lain yang langsung kepada zat perbuatan itu sendiri, seperti larangan mencuri, minum khamar dan maisir. 139 Ibid 140 Ibid, Hal 42 Universitas Sumatera Utara Larangan zina justru dimulai dari larangan tindakan-tindakan yang mengarah kepada zina. Hal ini mengindikasikan betapa Islam sangat memperhatikan kemurnian nasab seorang anak manusia, dan akibat penyakit dari hubungan yang tidak terhormat itu. 141 Orang yang berdoa di malam hari dan menitikan air mata sambil mengadu kepada Allah di saat orang lain sedang asyik tidur, juga disebut berkhalwat, yaitu merasakan kebersamaan dengan Allah SWT tanpa kesertaan orang lain. Seolah di dunia ini hanya dirinya saja dengan Allah SWT. Sedangkan khalwat laki-laki dan wanita yang bukan mahram adalah hal yang diharamkan dalam syariat Islam. Rasulullah saw telah bersabda untuk memastikan keharaman dalam hadist yang artinya : “Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita karena sesungguhnya syaitan menjadi orang ketiga di antara mereka berdua ” HR. Ahmad Ibnu Hibban. 142

D. Sanksi Hukum Terhadap Pelaku Khalwat

Dokumen yang terkait

Perkawinan Campuran Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Tentang Perkawinan

2 93 97

Perkawinan Dibawah Umur Ditinjau dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Hukum Adat Serta Kompilasi Hukum Islam

6 131 125

NIKAH TAFWIDH MENURUT HUKUM ISLAM DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

1 5 1

PERBANDINGAN HUKUM TENTANG AKIBAT PEMBATALAN PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM.

0 0 12

PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

0 0 35

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN A. Pengertian Perkawinan Dan Asas Perkawinan Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam 1. Pengertian Perkawinan Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 - Pelaksanaa

0 0 42

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Perkawinan Sebagai Sanksi Bagi Pelaku Khalwat Dalam Persepektif Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (Atudi di Kota Langsa)

0 0 13

Pelaksanaan Perkawinan Sebagai Sanksi Bagi Pelaku Khalwat Dalam Persepektif Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (Atudi di Kota Langsa)

0 0 11

PERKAWINAN DI BAWAH UMUR DITINJAU DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN DAN HUKUM ADAT SERTA KOMPILASI HUKUM ISLAM SKRIPSI

0 0 13

BAB IV ANALISIS PENGATURAN USIA PERKAWINAN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN PERSPEKTIF POLITIK HUKUM ISLAM - Pengaturan Usia Perkawinan Dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Perspektif Politik Hukum Islam. - Ra

0 0 37