HASIL PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN

27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

Hasil pengamatan penetapan potensi Neomisin sulfat dalam krim Betason- N yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan dengan menggunakan metode Lempeng silinder dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Hasil pengamatan penetapan potensi Neomisin sulfat dalam krim Betason-N produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan No. Garis Tengah Daerah Hambatan Pertumbuhan Baku Pembanding Neomisin sulfat Contoh S1 S3 S2 S3 S4 S3 S5 S3 U S3 1 108 108 109 107 107 200 201 108 107 109 2 107 109 200 201 201 108 109 108 109 200 3 108 109 108 108 108 201 109 109 109 201 4 107 200 109 107 108 109 200 107 200 108 5 109 200 108 109 109 106 200 109 201 107 6 109 108 108 109 201 107 108 108 201 108 7 107 108 107 108 109 109 108 106 109 200 8 200 109 109 200 109 107 109 201 107 201 9 108 106 108 201 109 201 200 201 201 107 Jumlah 1063 1157 1066 1250 1161 1248 1344 1157 1344 1341 Rata-rata 118.11 128.56 118.44 138.89 129.00 138.67 149.33 128.56 149.33 149.00 Korektor -5.11 5.22 5.00 -5.11 Hasil Koreksi 113.00 123.67 134.00 144.22 Hasil pengolahan data dari penentuan garis tengah hambat yang tumbuh dan garis regresi dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: 28 Tabel 4.2 Hasil pengolahan data dari penentuan garis tengah hambat dan garis regresi Pengolahan Data Larutan baku Log S = X Diameter hambatan=Y X 2 Y 2 XY Dosis S1= 64 1.80617997 a = 113.00 3.2622861 12769.00 204.098337 Dosis S2= 80 1.90308999 b = 123.67 3.6217515 15293.44 235.348795 Dosis S3= 100 2 c = 133.67 4 17866.78 267.333333 Dosis S4= 125 2.09691001 d = 134.00 4.3970316 17956.00 280.985942 Dosis S5= 156 2.1931246 e = 144.22 4.8097955 20800.05 316.297303 Jumlah 9.9993 648.56 20.0908647 84685.27 1304.06371 Garis regresi a = -20.691262 b = 75.2064166 x = 2 y = 129.721571 Yu = 130.05 Xu = 2.00443225 Dosis U = 101.02579 Potensi U = 101.03  5.05 mgg massa745.91 mcgmg massa

4.2 PEMBAHASAN

Krim Betason-N yang di produksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan sebelum diedarkan kepasaran terlebih dahulu harus dilakukan serangkaian pengujian yang merupakan bagian dari pengawasan mutu, yang bertujuan untuk melindungi konsumen dari penggunaan obat yang tidak memenuhi mutu dan efek terapi yang tidak baik. Salah satu pengujian yang dilakukan adalah uji potensi terhadap antibiotik yang terdapat dalam krim tersebut secara mikrobiologi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode lempeng silinder. Metode ini berdasarkan difusi antibiotik dari silinder yang dipasang tegak lurus pada lapisan agar padat dalam cawan petri atau lempeng, sehingga mikroba yang 29 ditambahkan dihambat pertumbuhannya pada daerah berupa lingkaran atau “zona” di sekeliling silinder yang berisi larutan antibiotik Depkes RI, 1995. Media yang digunakan yaitu media antibiotik no.1 dan bakteri yang digunakan adalah bakteri Staphylococcus epidermidis. Pengujian ini juga bertujuan untuk mengatasi keraguan atas kemungkinan hilangnya aktivitas potensi antibiotik terhadap efek daya hambatnya pada mikroba. Dari hasil penetapan potensi Neomisin sulfat yang terdapat dalam krim Betason-N produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan dengan no. bets B50187T didapatkan potensi sampel sebesar 101.03 atau 5.05 mgg massa atau setara dengan 745.91 mcgmg massa. Berdasarkan Farmakope Indonesia Edisi ke-IV Tahun 1995 potensi neomisin sulfat setara dengan tidak kurang dari 600 mcgmg massa. Maka dengan hasil pengujian ini dapat dinyatakan bahwa potensi Neomisin sulfat yang terdapat dalam krim Betason-N dengan no. bets B50187T produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan memenuhi persyaratan, sehingga krim tersebut layak untuk dipasarkan. Gambar 4.1 Zona hambat Neomisin sulfat pada Betason-N krim dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Keterangan: U: Zona hambat sampel uji S3: Zona hambat standar 3 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN