22
BAB III METODOLOGI PENGUJIAN
3.1 Tempat Pelaksanaan Penetapan Potensi
Penetapan potensi ini dilakukan di ruang Laboratorium Quality Control yang terdapat di Industri PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan yamg
beralamat di Jl. Tanjung Morawa Km. 9 No. 59 Medan.
3.2 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan adalah autoklaf, batang pengaduk, beaker gelas 50 ml dan 100 ml, benang wol, Bio Safety Cabinet Class II, botol roux, bunsen,
cawan petri, erlenmeyer 250 ml, 500 ml dan 1000 ml, gelas ukur 100 ml dan 250 ml, gunting, hot plate, inkubator, jangka sorong, kain kasa, kapas, kertas
perkamen, labu tentukur 10 ml, 25 ml dan 50 ml, oven, pinset, pipet mikro, pipet tetes, pipet volum 2 ml, ring stainless stell, spatula, timbangan analitik elektrik,
Ultrasonic digital.
3.3 Bahan-bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah aquadem, baku pembanding sekunder Neomisin sulfat, biakan bakteri Staphylococcus epidermidis nomor
ATCC 12228, krim Betason-N no. bets B50187T, larutan dapar fosfat LDF III, larutan NaCl 0,9, media Antibiotik no.1, media Tryptone Soya Agar TSA.
3.4 Prosedur Kerja 3.4.1 Pembuatan media uji
Ditimbang seksama 27,02 g serbuk media Antibiotik no. 1 dilarutkan
23 dengan 1000 ml aquadem, dipanaskan di atas hot plate sampai mendidih, di
sterilkan di dalam autoklaf dengan pH 6,6 ± 0,1.
3.4.2 Pembuatan larutan dapar fosfat III
Dilarutkan 8,36 g kalium dihidrogen fosfat dalam 500 ml aquadem. Atur pH hingga syarat 8,0 ± 0,1 dengan kalium hidroksida 10 N dan asam fosfat 18 N.
3.4.3 Pembuatan larutan baku pembanding kerja
Ditimbang baku pembanding sesuai dengan potensi yang ada pada etiket setara dengan 1000 mcgml. Masukkan kedalam labu 50 ml, tambahkan pelarut
±25 ml diletakkan diatas Ultrasonic selama 15 menit lalu tambahkan pelarut sampai garis tanda.
Untuk larutan standar 1 S1 dipipet sebanyak 0,64 ml, S2 dipipet sebanyak 0,8 ml, S3 dipipet sebanyak 1 ml, S4 dipipet sebanyak 1,25 ml, S5
dipipet sebanyak 1,56 ml, larutan diatas, masukkan ke dalam labu tentukur 10 ml cukupkan dengan Larutan Dapar Fosfat LDF III sampai garis tanda lalu
homogenkan. Dimasukkan kedalam vial yang berbeda untuk setiap larutan standar.
3.4.4 Pembuatan larutan uji
Timbang 1 g krim Betason-N dalam beker gelas 50 ml. Tambahkan 5 ml larutan dapar fosfat LDF III, panaskan diatas hot plate, biarkan hingga larut.
Masukkan ke dalam labu 10 ml lalu tambahkan pelarut sampai garis tanda. Saring dan ambil filtratnya.
3.4.5 Penandaan cawan petri
Kelompokkan cawan petri menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri
24 dari 3 cawan petri. Pada bagian bawah bagian luar cawan petri beri tanda
titik 6 buah ring dengan 3 titik untuk S1 dan 3 titik untuk S3 secara selang-seling. Pada bagian bawah sebelah luar cawan petri kelompok 2, beri tanda titik 6 buah
ring dengan 3 buah untuk S2 dan 3 buah untuk S3 secara berselang-seling. Seterusnya sampai S4, S5 dan U.
3.4.6 Pembuatan inokulum
Bakteri Staphylococcus epidermidis dengan nomor ATCC 12228 di biakkan ke dalam media non selektif. Digariskan ke dalam tabung reaksi, inkubasi
selama 24 jam pada suhu 35
°
C. Siapkan media antibiotik no.1 sebanyak 250 ml masukkan kedalam botol roux. Pada biakan bakteri ditambahkan 3 ml NaCl 0,9
dikocok sampai larut lalu masukkan ke dalam tabung reaksi. Inkubasi selama 1 minggu pada suhu 35-37
o
C. Setelah 1 minggu ke dalam botol roux ditambahkan 40 ml larutan NaCl 0,9, kocok sampai semua bakteri terlarut. Pindahkan
suspensi bakteri ke dalam erlenmeyer 250 ml. Simpan di dalam lemari pendingin suhu 2-8
°
C dengan masa simpan 1 bulan.
3.4.7 Penyiapan media
Tuangkan 15 ml larutan media antibiotik no.1 kedalam cawan petri, ratakan lalu diamkan hingga memadat. Tambahkan 5 ml suspensi bakteri ke
dalam cawan petri, homogenkan lalu diamkan. 3.4.8 Penetapan potensi
Masukkan 6 buah ring ke dalam cawan petri secara perlahan sesuai dengan tanda jangan sampai ke dasar lakukan pada 15 buah cawan petri yang sudah
diberi tanda, dengan menggunakan mikro pipet teteskan 100 µl larutan S1 S3
25 ke dalam ring sesuai dengan penandaan untuk ketiga cawan petri pada kelompok
1. Begitu seterusnya untuk S2 dan S3 kelompok 2, S4 dan S3 kelompok 3, S5 dan S3 kelompok 4 dan U dan S3 kelompok 5. Inkubasi selama 24 jam pada suhu 35-
37°C. Ukur zona hambatnya dengan menggunakan jangka sorong.
3.5 Perhitungan Potensi
Korektor = rata-rata baku S3 – diameter hambat S3 Diameter hambat S3 = jumlah rata-rata baku S3 4
Hasil koreksi = rata-rata baku S3 + korektor a =
∑�
2
. ∑�− ∑� .∑��
� .∑�
2
−∑�
2
b =
� .∑�� − ∑� .∑� � .∑�
2
− ∑�
2
x = Log S dari S3 y = a + bx
Yu = { � + � − �3�}
Xu =
��−� �
Dosis U = 10
Xu
Potensi U = U S3 x 100 Potensi =
������� � 100
� ������� ���� ���������� �������� Keterangan :
a : Garis tengah rata-rata daerah hambatan yang telah dikoreksi pada kadar U b : Kemiringan garis
x : Log kadar
26 y : Garis tengah rata-rata daerah hambatan yang telah dikoreksi
Yu : Garis tengah rata-rata daerah hambatan uji yang telah dikoreksi Xu : Garis tengah rata-rata daerah hambatan larutan uji
Dosis U : Dosis sampel Potensi U : Potensi sampel
n : Jumlah variasi kadar larutan baku ∑x
2
= Jumlah keseluruhan x
2
∑y = Jumlah keseluruhan y ∑x = Jumlah keseluruhan x
∑xy = Jumlah keseluruhan xy
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL
Hasil pengamatan penetapan potensi Neomisin sulfat dalam krim Betason- N yang diproduksi oleh PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan dengan
menggunakan metode Lempeng silinder dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Hasil pengamatan penetapan potensi Neomisin sulfat dalam krim
Betason-N produksi PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan
No. Garis Tengah Daerah Hambatan Pertumbuhan
Baku Pembanding Neomisin sulfat Contoh
S1 S3
S2 S3
S4 S3
S5 S3
U S3
1 108
108 109
107 107
200 201
108 107
109 2
107 109
200 201
201 108
109 108
109 200
3 108
109 108
108 108
201 109
109 109
201 4
107 200
109 107
108 109
200 107
200 108
5 109
200 108
109 109
106 200
109 201
107 6
109 108
108 109
201 107
108 108
201 108
7 107
108 107
108 109
109 108
106 109
200 8
200 109
109 200
109 107
109 201
107 201
9 108
106 108
201 109
201 200
201 201
107 Jumlah
1063 1157 1066 1250 1161 1248 1344 1157 1344 1341
Rata-rata 118.11 128.56 118.44 138.89 129.00 138.67 149.33 128.56 149.33 149.00
Korektor -5.11 5.22
5.00 -5.11
Hasil Koreksi
113.00 123.67
134.00 144.22
Hasil pengolahan data dari penentuan garis tengah hambat yang tumbuh dan garis regresi dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut: