GABUNGAN BAB I,II,III,IV,V,DAFTAR PUSTAKA &LAMPIRAN

(1)

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1. Latar Belakang Masalah

Seperti kita ketahui bahwa Mata Pelajaran Matematika sering dianggap momok bagi siswa, sehingga apabila siswa menghadapi soal-soal matematika seakan enggan untuk mengerjakannya. Siswa akan memperoleh keberhasilan apabila siswa menyukai dan senang dengan Mata Pelajaran Matematika. Apalagi di era globaliasi sekarang ini ilmu pengetahuan, teknologi bahkan komunikasi berkembang cepat. Bagaimanapun kita sebagai guru harus mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sekarang ini telah mengalami perkembangan yang pesat. Sebagai bukti adanya lomba Olimpiade Matematika dan IPA ( MIPA ) baik ditingkat dasar maupun menengah.

Matematika di SD merupakan salah satu Mata Pelajaran mendasar sebelum siswa meneruskan kejenjang yang lebih tinggi. Sekarang siswa dituntut WAJAR 9 tahun. Menurut Waini Rasyidi ( 1993 ) Sekolah Dasar ( SD ) ada hakikatnya merupakan satuan atau unit lembaga sosial ( SOCIAL INSTITUTION ) yang diberi amanah atau tugas khusus ( specific task ) oleh masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan dasar secara sistematis.

Tujuan Pendidikan nasional, sebagaimana yang ditetapkan GBHN adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap TuhanYang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiiki pengetahuan dan nalar, ketrampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dengan mengacu pada tujuan nasional tersebut,sebagaimana yang ditetapkan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar ( 1993 ). Tujuan Pendidikan Dasar adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah.


(2)

Sebagaimana ditetapkan dalam pasal 13 Undang-undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. ” Pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dasar yang diperlukan untuk hidup di masyarakat serta mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan untuk mengikuti pendidikan menengah.”

Berkenaan dengan tujuan operasional pendidikan SD, dinyatakan di dalam Kurikulum Pendidikan Dasar yaitu :

” Memberikan bekal kemapuan dasar membaca, menulis, dan berhitung, pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat perkembangannya, serta mempersiapkan mereka mengikuti pendidikan di SLTP.”

Menurut Said Hamid Hasan ( 1989 ) mengemukakan bahwa ketrampilan dasar yang diakui secara universal adalah membaca, menulis dan berhitung. Ketrampilan dasar ini diperlukan dan sama baiknya untuk seseorang yang akan bekerja maupun untuk mereka yang akan melanjutkan studi.

Telah ditegaskan didalam pasal 34 ayat 3 mengenai isi Kurikulum Pendidikan Dasar bahwa membaca, menulis, matematika ( termasuk berhitung ) merupakan bahan kajian minimal. Jadi kemampuan ini bukan ukuran keberhasilan satu-satunya melainkan merupakan salah satu parameter keberhasilan. Namun karena mendasari kemampuan lainnya, maka kemampuan ini perlu memliki standar yang baku.

Pengajaran Matematika di Sekolah Dasar dimaksudkan agar siswa memiliki pengetahuan dan ketrampilan dasar yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu guru dituntut memperoleh keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sehingga siswa mencapai hasil yang maksimal.

Telah diakui banyak kalangan yang berkecimpung dalam dunia pendidikan bahwa tak ada metode yang terbaik untuk segala situasi. Setiap metode masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karena itu, upaya penggunaan multimetode secara kombinasi sekaligus pada saat guru mengajar adalah penting dikembangkan. Nampaknya secara umum hasilnya lebiih baik daripada guru yang hanya menggunakan salah satu atau dua jenis metode mangajar.

Setelah peneliti berdiskusi dengan teman sejawat,guru senior,kepala sekolah dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, peneliti perlu menggunakan metode yang


(3)

tepat dalam perbaikan pembelajaran yaitu menggunakan metode tugas dan latihan. Selain itu juga memperbanyak cntoh-contoh soal dan latiha soal.

Anak didik pada usia sekolah dasar sangat membutuhkan media konkrit untuk memahami obyek matematika yang abstrak. Tahap kongkrit menurut Jean Piaget untuk umur antara 6 sampai dengan 12 tahun adalah tahap Operasional Kongkrit.

Pakar pendidikan lainnya adalah Jerume Bruner beliau berpendapat bahwa untuk memahami pengetahuan yang baru adalah melalui tahap-tahap enaetive ( konkrit ), ieonic ( semi kongkrit ), dan simbolik ( abstrak ). Dalam teorinya Bruner menyatakan bahwa belajar matematika akan lebih berhasil jika pertama-tama menekankan pada pemahaman konsep dan struktur.

Dengan adanya permasalahan diatas maka pembelajaran matematika yang penulis alami meskipun sudah berusaha sebaik-baiknya ternyata hasilnya belum memuaskan. Hal ini terihat dalam tes formatif pembelajaran matematika kompetensi dasar ” membandingkan dua pecahan ”. Dari 25 siswa yang mendapat nilai 62 keatas hanya 7 siswa. Sedangkan 18 siswa mendapat nilai dibawah 62. Oleh karena itu penulis akan meakukan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas. 2. Identifikasi Masalah

Pada pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan yang peneliti laksanakan, selalu menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Hal ini ditunjukkan dari hasil ulangan formatif. Dari 25 siswa kelas III yang mendapat nilai 62 keatas sebanyak 7 siswa, sedangkan 18 siswa memperoleh nilai kurang dari 62.

Berdasarkan kenyataan ini, peneliti mencoba merefleksikan dalam pembelajaran yang penulis laksanakan. Dari hasil refleksi penulis memperoleh gambaran kenyataan bahwa saat proses pembelajaran semua siswa memperlihatkan penjelasan guru, ada siswa yang bertanya, juga telah terlatih mengerjakan soal-soal latihan. Namun setelah dilaksanakan tes formatif hasilnya belum sesuai dengan yang diharapkan.

Dari hasil tes formatif dan refleksi pembelajaran, peneliti berdiskusi dengan supervisor,teman sejawat,guru senior, kepala sekolah dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing, diperoleh hal-hal sebagai berikut :


(4)

a. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. b. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM.

3. Analisis Masalah

Setelah mengetahui kenyatan proses pembelajaran, yang penulis laksanakan seperti di atas, maka penulis merefleksikan diri dan berdskusi dengan supervisor, teman sejawat,guru senior, kepala sekolah dan dosen pembimbing.

Dari kegiatan ini diketahui faktor penyebab rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang disampaikan guru :

1. Guru hanya menggunakan metode yang monoton dan kurang bervariasi. 2. Guru kurang melibatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

3. Kurangnya contoh-contoh soal. B. Perumusan Masalah

Setelah peneliti mengidentifikasi masalah-masalah diatas, maka permasalahan yang akan dirumuskan adalah :

1. Bagaimanakah pemanfaatan metode tugas dan latihan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar membadingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ?

2. Apakah pemanfaatan metode tugas dan latihan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar membadingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ?

C. Tujuan Penelitian Penelitian Perbaikan Tujuan dari pelaksanaan penelitian adalah :

1. Untuk mendeskripsikan proses pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012 / 2013.

2. Untuk mencari teknik pembelajaran yang efektif dan mudah dipahami siswa pada pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012 / 2013.


(5)

3. Untuk mendeskripsikan prestasi belajar siswa pada matematika kompetensi dasar membandingkan dua pecahan siswa kelas III semester I SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012 / 2013.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi siswa adalah minat dan motivasi siswa lebih tinggi sehingga prestasi belajar siswa lebih meningkat.

2. Manfaat bagi guru adalah memperoleh umpan balik dalam rangka memperbaiki kinerja guru sehingga menjadi guru yang profesional.

3. Manfaat bagi sekolah adalah sebagai pendorong bagi para pendidik agar dapat mengadakan modifikasi pembelajaran yang menerapkan suasana aktif, kreatif dan menyenangkan.

4. Manfaat bagi lembaga adalah sebagai inovasi agar dapat memperbaiki mutu pendidikan secara efektif dan efisien.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori


(6)

Dalam kurikulum SD, salah satu program pengajarannya adalah mata pelajaran matematika yang berfungsi menumbuhkan ketrampilan dasar perhitungan, pengukuran, dan penggambaran bentuk obyek untuk meningkatkan daya pikir secara logika dan daya imajinatif. Dalam pelaksanaan pembelajaran matematika seharusnya diciptakan kondisi pembelajaran yang aktif dan kreatif dengan memaksimalkan pemanfaatan berbagai sarana dan prasarana yang ada seperti perpustakaan, alat peraga, dan kondisi lingkungan. Kondisi itu harus didukung Sumber Daya Manusia (SDM) dalam bentuk kompetensi guru kelas dalam pendidikan, pengajaran, dan kemampuan menggunakan sarana dan prasarana secara tepat.

Matematika adalah ilmu deduktif, eksionatif, formal, hierarki, bahasa simbul yang padat arti dan semacamnya, sehingga para ahli matematika dapat mengembangkan sebuah sistem matematika ( Karso dkk, 1998 : 14 ).

Istilah matematika berasal dari bahasa Yunani manthein atau mathenein yang berarti mempelajari, namun diduga kata itu erat pula hubungannya dengan kata Sansekerta medha atau widya yang artinya kepandaian, ketahuan atau intelegensi ( Andi Hakim Nasution, 1980 : 12 ).

Ruseffendi ( 1989 : 23 ) menyatakan bahwa matematika itu terorganisasikan dari unsur – unsur yang tidak didefinisikan, definisi – definisi, aksioma - aksioma, dan dalil – dalil, di mana dalil – dalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif.

Selanjutnya dalam Ruseffendi ( 1988 : 2 ) diungkapkan beberapa pendapat tentang matematika seperti Johson dan Rising ( 1972 ) menyatakan bahwa matematika pola berpikir, pola mengorganisasikan pembuktian yang logik, matematika itu adalah bahasa, bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbul dan padat, lebih berupa bahasa simbul mengenai arti daripada bunyi, matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat – sifat atau teori – teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur – unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya.

Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan antar konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.


(7)

Namun demikian, pembelajaran dan pemahaman konsep dapat diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Proses induktif-deduktif dapat digunakan untuk mempelajari konsep matematika. Kegiatan dapat dimulai dengan beberapa contoh atau fakta yang teramati, membuat daftar sifat yang muncul ( sebagai gejala ), memperkirakan hasil baru yang diharapkan, yang kemudian dibuktikan secara deduktif. Dengan demikian, cara belajar induktif dan deduktif dapat digunakan dan sama-sama berperan penting dalam mempelajari matematika. Penerapan cara kerja matematika diharapkan dapat membentuk sikap kritis, kreatif, jujur, dan komunikatif pada siswa.

Selain itu matematika juga merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan , aljabar, analisis, teori dan matematika diskrit.

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif.

Belajar merupakan perubahan peralihan perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relatife permanen sebagai hasil pengalaman. Belajar diartikan sebagai usaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Belajar melalui proses yang relatife terus menerus dijalani dari berbagai pengalaman. Pengalaman inilah yang membuahkan hasil yang disebut belajar. (Robert M. Cagne. 1984. The Condition Learning and Theory of Instruction). Menurut Nana Sudjana ( 1989 : 5 ) mengartikan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan yang dimaksud sebagai hasil dari proses belajar yang ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, perubahan sikap dan tingkah laku, keterampilan kecakapan, kebiasaan dan perubahan aspek lain yang ada pada individu yang belajar.

Gagne berpendapat bahwa belajar merupakan proses dari yang sederhana ke komplek. Oleh sebab itu proses belajar selalu bertahap mulai dari belajar melalui tanda, kemudian melalui rangsangan-reaksi, belajar merangkai, belajar secara verbal, belajar


(8)

membedakan, belajar konsep sampai kepada cara belajar untuk memecahkan masalah. Piaget berpendapat bahwa belajar sifatnya individual, artinya proses belajar merupakan interaksi individu dengan lingkungannya.

Bruner (Sumarmo, 2003) menjelaskan bahwa belajar sebagai proses kognitif yang meliputi memperoleh informasi baru, transformasi pengetahuan dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan, belajar penemuan terjadi apabila materi yang dipelajari tidak disajikan dalam bentuk final, tetapi memerlukan kegiatan mental lebih dulu agar membentuk pengetahuan baru dalam struktur kognitif pembelajaran.

Proses belajar adalah salah satu hal yang diutamakan dalam suatu proses pembelajaran. Belajar berarti usaha yang disengaja untuk memperoleh perubahan tingkah laku serta kemampuan seseorang.

Ngalim Purwanto ( 1990: 85 ) mengatakan bahwa ” Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi ”.

2. Metode dalam Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

Menurut Asep Herry Hernawan, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penggunaan metode mengajar, prinsip tersebut berkaitan dengan faktor perkembangan kemampuan siswa, diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Metode mengajar harus memungkinkan dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap materi pelajaran.

b. Metode mengajar harus memungkinkan dapat memberikan peluang untuk berekspresi yang kreatif dalam aspek seni.

c. Metode mengajar harus memungkinkan siswa belajar melalui pemecahan masalah. d. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk melakukan penemuan

( inkuiri ) terhadap suatu topik permasalahan.

e. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk belajar mandiri. f. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk bekerjasama.


(9)

g. Metode mengajar harus memungkinkan siswa untuk lebih termotivasi dalam belajarnya ( Udin S. Winataputra dkk, 1997 : 44 )

Dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar selain metode-metode seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, demonstrasi, dan sebagainya, maka dapat menggunakan metode yang dianggap baru, misalnya inkuiri, laboratori, problem posing, problem solving, dan sebagainya. Dalam penelitian tindakan kelas ini metode yang penulis gunakan adalah metode yang bervariasi, diantaranya adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, metode pemberian tugas, dan latihan.

A. Metode Pemberian Tugas

Dalam Prasetyo ( 2003 ), dinyatakan bahwa metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rerntangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan ( dilaporkan ) kepada guru.

Penggunaan metode pemberian tugas, bila :

1. Siswa perlu memperdalam penguasaan bahan pelajaran. 2. Siswa perlu memperkembangkan bahan yang telah dipelajari.

3. Siswa perlu meningkatkan kemampuan sampai menghasilkan sesuatu sebagai tindak lanjut atau sebagai aplikasi bahan pelajaran yang sudah diperoleh.

4. Ingin memupuk minat dan rasa tanggungjawab siswa. Keuntungan metode pemberian tugas :

1. Dapat mendorong inisiatif siswa.

2. Memupuk minat dan rasa tanggungjawab siswa. 3. Dapat meningkatkan kadar hasil belajar siswa.

Kelemahan metode pemberian tugas :

1. Sukar mengontrol apakah hasil itu benar-benar hasil usaha sendiri atau bukan.

2. Bila pemberian tugas itu terlalu sering, apabila kalau tugas itu sukar. dapat mengganggu ketenangan mental siswa.

3. Sukar memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu. B. Metode Latihan

Menurut Prasetyo ( 2003 ) metode driil disebut juga metode latihan ( training ) adalah metode belajar mengajar dimana siswa melaksanakan latihan-latihan


(10)

untuk mengembangkan pengetahuan dan kecakapan-kecakapan, dan yang lebih penting adalah sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang telah merupakan kenyataan. Dengan demikian metode driil penggunaannya tidak asal mengulang tetapi dalam pelaksanaanya harus ada pengertian dan mempunyai tujuan tertentu .

Metode driil atau metode latihan digunakan dalam bermacam-macam kegiatan belajar, baik dilaksanakan secara individu maupun kelompok, baik secara tertulis, baik secara fisik maupun mental.

Metode driil ( metode melatih ) dilaksanakan dengan pengertian yaitu murid tidak asal melaksanakan latihan-latihan saja, tetapi mengerti bahwa latihan-latihan itu untuk mendapatkan pengertian yang lebih tinggi. Metode melatih juga dilaksanakan perorangan agar latihan dapat sesuai dengan kemampuan individu.

Kelebihan metode latihan

Pembentukan kebiasaan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode latihan akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. Hal ini dinyatakan Pinsent sebagai berikut : “ Habibuation increase accuracy and speed of performance. ” Pembentukan kebiasaan membentuk gerakan-gerakan kompleks lebih otomatis. Dengan terbentuknya suatu kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya.

Kelemahan metode latihan

Kadang latihan diulang dan monoton akan menjemukan. Apabila tidak dilaksanakan secara efektif akan membosankan. Suatu trial yang jauh dari standart apabila tidak ada remidial akan merugikan siswa.

B. Kerangka Teori

Berdasarkan kajian tersebut di atas maka dapat ditentukan pokok – pokok materi sebgai berikut :

Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada siswa untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Belajar merupakan perubahan peralihan


(11)

perilaku manusia atau perubahan kapabilitas yang relatife permanen sebagai hasil pengalaman.

Ngalim Purwanto ( 1990: 85 ) mengatakan bahwa ” Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi ”.

Metode mengajar merupakan salah satu komponen yang harus ada dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya metode mengajar ini merupakan cara atau teknik yang digunakan guru dalam melakukan interaksi dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Prasetyo ( 2003 ), dinyatakan bahwa metode pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan diluar jadwal sekolah dalam rerntangan waktu tertentu dan hasilnya harus dipertanggungjawabkan ( dilaporkan ) kepada guru.

Pembentukan kebiasaan yang dilaksanakan dengan menggunakan metode latihan akan menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan. Hal ini dinyatakan Pinsent sebagai berikut : “ Habibuation increase accuracy and speed of performance. ” Pembentukan kebiasaan membentuk gerakan-gerakan kompleks lebih otomatis. Dengan terbentuknya suatu kebiasaan tidak memerlukan banyak konsentrasi dalam pelaksanaannya.

Maka dengan menggunakan pendekatan pemanfaatan metode tugas dan latihan untuk mengukur kemampuan siswa pada mata pelajaran matematika materi membandingkan dua pecahan dapat dianggap sebagai model pembelajaran yang efektif dan kreatif karena adanya kesempatan siswa untuk banyak latihan didalam proses pembelajaran sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka teori dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

” Bahwa dengan pemanfaatan metode tugas dan latihan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2012 / 2013”.


(12)

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN A. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III di Sekolah Dasar Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012 / 2013 pada mata pelajaran matematika pokok bahasan membandingkan dua pecahan. Penelitian diikuti 25 siswa, laki-laki 14 siswa dan perempuan 11 siswa. Dari 25 siswa semuanya bertempat tinggal di desa Pojok, dimana sebagian besar penduduk bermata pencaharian dari bercocok tanam, juga tingkat pendidikan orang tua mereka umumnya berijazah SD.

Adapun jadwwal pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai berikut : Siklus I dilaksanakan pada tanggal 26 September 2012

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2012 Siklus III dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2012 B. Deskripsi Per Siklus


(13)

Untuk meningkatkan efektifitas belajar siswa maka peneliti mencoba melaksanakan penelitian tindakan kelas. Pada penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.

a. Proses Perencanaan

1) Pada tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah ini, penulis bekerjasama dengan supervisor, teman sejawat, guru senior, kepala sekolah, dan dosen pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan yang peneliti hadapi, untuk dicarikan jalan pemecahan yang tepat, sampai diperoleh hasil yang memuaskan.

2) Merancang pembelajaran dengan menitikberatkan pemberian tugas antara lain membuat kalimat dan menulis cerita yang cukup bagi siswa.

3) Menyiapkan alat peraga yang diperlukan yaitu berupa gambar pecahan.

4) Menyusun lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Lembar observasi ini difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan metode tugas dalam membandingkan dua pecahan.

5) Merancang tes formatif. b. Proses Pelaksanaan

1) Guru mengatur tempat duduk siswa, mengabsen dan menyiapkan alat peraga. 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Guru memotivasi siswa.

4) Guru menjelaskan materi pembelajaran. 5) Guru memberikan beberapa contoh soal.

6) Guru memberi tugas berupa soal-soal untuk dikerjakan secara individu maupun kelompok.

7) Guru membuat kesimpulan tentang materi yang disampaikan. 8) Siswa mengerjakan tes formatif.

c. Proses Pengamatan

1) Observasi mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru saat menggunakan metode tugas.

2) Observasi mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran. 15


(14)

3) Dari Pengamatan terhadap guru yang mengajar diperoleh temuan sebagai berikut :

a) Guru sudah memberitahu tugas yang harus dikerjakan dengan jelas.

b) Dalam memberikan tugas guru tidak memberitahu kapan tugas itu selesai dan harus dikerjakan.

c) Dalam menjelaskan materi guru sudah memberi tugas yang bervariasi. 4) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan :

a) Masih banyak siswa yang kurang berpartisipasi terhadap tugas yang diberikan.

b)Minat dan rasa tanggungjawab siswa terhadap tugas meningkat. c) Masih ada siswa yang kurang aktif saat diberi tugas guru. d. Proses Refleksi

Setelah melaksanakan siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut : 1) Guru sudah menerapkan metode penugasan terhadap siswa.

2) Guru masih kurang melibatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. 3) Guru sudah membangkitkan minat dan motivasi serta memanfaatkan

pengalaman siswa terhadap tugas yang di berikan. 2. Pelaksanaan Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus I, maka disusun rencana perbaikan pembelajaran berupa prosedur kerja yang dilaksanakan di dalam kelas, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. a. Proses Perencanaan

1) Perencanaan tindakan pada siklus II didasarkan atas hasil refleksi siklus I. Pada tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah, peneliti bekerjasama dengan teman sejawat dan pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan yang peneliti hadapi untuk dijadikan jalan pemecahan yang tepat, sampai diperoleh hasil yang memuaskan.

2) Merancang pembelajaran dengan menitik beratkan pada pemberian beberapa contoh soal dan pemberian latihan-latihan yang cukup bagi siswa.

3) Kembali menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan yaitu gambar denah pada kertas manila.


(15)

4) Mengecek kembali lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Lembar observasi ini difokuskan pada kegiatan guru dalam memberikan contoh soal dan dalam memberikan latihan-latihan soal.

5) Merancang tes formatif. b. Proses Pelaksanaan

1) Guru mengatur tempat duduk siswa, mengabsen dan menyiapkan alat peraga. 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

3) Guru memotivasi siswa agar sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. 4) Guru menjelaskan materi pembelajaran.

5) Guru mengadakan tanya jawab lisan mengenai pecahan. 6) Guru memberikan beberapa contoh soal.

7) Guru memberikan latihan-latihan soal baik secara individu maupun kelompok. 8) Guru membuat kesimpulan tentang materi yang disampaikan.

9) Siswa mengerjakan tes formatif tentang membandingkan dua pecahan. c. Proses Pengamatan

1) Observasi mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan metode latihan menulis cerita berdasarkan denah. 2) Observasi mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran.

3) Dari pengamatan terhadap guru yang mengajar diperoleh temuan sebagai berikut :

a) Guru sudah menerapkan metode latihan dengan baik.

b) Guru sudah banyak melibatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.

c) Dalam menjelaskan materi pembelajaran guru sudah memberikan beberapa latihan-latihan soal berulang kali.

d) Dalam mengajukan pertanyaan, guru memberikan kesempatan kepada kelas untuk menjawab, baru menunjuk salah satu siswa untuk menjawab pertanyaan tersebut.

4) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikiut: 1. Siswa tampak percaya diri dalam mengajukan pertanyaan.


(16)

2. Ketika guru memberikan soal-soal latihan, siswa berebut untuk mengerjakan di depan kelas.

3. Dalam mengerjakan soal latihan secara kelompok, semua kelompok tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihannya.

d. Proses Refleksi

Setelah melaksanakan Siklus II, diperoleh refleksi sebagai berikut : 1) Guru sudah menerapkan metode latihan terhadap siswa.

2) Guru sudah membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap latihan-latihan yang diberikan.

3) Guru sudah melibatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. 4) Guru sudah memberikan contoh-contoh soal dan latihan-latihan soal. 3. Pelaksanaan Siklus III

Berdasarkan hasil refleksi terhadap perbaikan pembelajaran pada siklus II, maka disusun rencana perbaikan pembelajaran berupa prosedur kerja yang dilaksanakan di dalam kelas, yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. a. Proses Perencanaan

1. Perencanaan tindakan pada siklus III didasarkan atas hasil refleksi siklus II. Pada tahap identifikasi masalah dan perumusan masalah, peneliti bekerjasama dengan,suprvisor teman sejawat dan pembimbing untuk mengungkap dan memperjelas permasalahan yang peneliti hadapi untuk dijadikan jalan pemecahan yang tepat, sampai diperoleh hasil yang memuaskan.

2. Merancang pembelajaran dengan menitik beratkan pada pemberian beberapa contoh soal dan pemberian latihan-latihan yang cukup bagi siswa.

3. Kembali menyiapkan alat peraga yang dibutuhkan yaitu gambar denah pada kertas manila.

4. Mengecek kembali lembar observasi sebagai panduan bagi observer dalam mengobservasi pelaksanaan perbaikan pembelajaran. Lembar observasi ini difokuskan pada kegiatan guru dalam memberikan contoh soal dan dalam memberikan latihan-latihan soal.

5. Merancang tes formatif. b.Proses Pelaksanaan

1. Guru mengatur tempat duduk siswa, mengabsen dan menyiapkan alat peraga. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.


(17)

3. Guru memotivasi siswa agar sungguh-sungguh dalam mengikuti pelajaran. 4. Guru menjelaskan materi pembelajaran.

5. Guru mengadakan tanya jawab lisan mengenai pecahan. 6. Guru memberikan beberapa contoh soal.

7. Guru memberikan latihan-latihan soal baik secara individu maupun kelompok. 8. Guru membuat kesimpulan tentang materi yang disampaikan.

9. Siswa mengerjakan tes formatif tentang membandingkan dua pecahan. c.Proses Pengamatan

1. Observasi mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dalam menerapkan metode latihan menulis cerita berdasarkan denah.

2. Observasi mencatat semua temuan pada saat proses pembelajaran.

3. Dari pengamatan terhadap guru yang mengajar diperoleh temuan sebagai berikut : a. a.Guru sudah menerapkan metode latihan dengan baik.

b. Guru sudah banyak melibatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. c. Dalam menjelaskan materi pembelajaran guru sudah memberikan beberapa

latihan-latihan soal berulang kali.

4. Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikiut: a. Siswa tampak percaya diri dalam mengajukan pertanyaan.

b. Ketika guru memberikan soal-soal latihan, siswa berebut untuk mengerjakan di depan kelas.

c. Dalam mengerjakan soal latihan secara kelompok, semua kelompok tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal latihannya.

d.Proses Refleksi

Setelah melaksanakan Siklus III, diperoleh refleksi sebagai berikut : a. Guru sudah menerapkan metode latihan terhadap siswa.

b. Guru sudah membangkitkan minat dan motivasi siswa terhadap latihan-latihan yang diberikan.

c. Guru sudah melibatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. d. Guru sudah memberikan contoh-contoh soal dan latihan-latihan soal.

C. Analisis Data

Jenis sumber data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1. Data Primer

Data yang diperoleh dari para informan mengenai situasi dan kondisi lapangan yang diobservasi secara langsung


(18)

2. Data Sekunder

Data sekunder bersumber secara tidak langsung dari para pelaku tetapi data yang diperoleh melalui studi pustaka, catatan-catatan, arsip-arsip atau dokumen benda-benda fisik, laporan-laporan yang diperoleh dari instansi terkait.

D. Teknik dan Alat Pengumpul Data

1. Teknik dan alat pengumpul data menggunakan : a. Observasi Terlibat (participant observation)

Teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data secara langsung yang berupa tindakan / perilaku siswa sehari-hari di sekolah. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat dan berfungsi dalam triangulasi data. b. Instrumen kuisioner (soal)

Instrumen kuisioner atau soal yaitu serangkaian pertanyaan terstruktur sesuai dengan yang diamati / dibahas. Sedangkan wawancara adalah serangkaian pertanyaan yang tidak terstruktur.

E. Validasi Data

Untuk menjamin pemantapan dan kebenaran data yang dikumpulkan dan dicatat dalam penelitian maka dipilih dan ditentukan cara-cara yang tepat untuk mengembangkan validitas data yang diperolehnya. Dalam penelitian ini akan digunakan triangulasi. Menurut Lexy Mae Leong (2000 : 178) Triangulasi adalah tehnik penetuan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yanglain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.

Penelitian ini menggunakan Triangulasi penyelidikan dengan jalan memanfaatkan penelitian atau penguatan pengecekan kembali derajat kepercayaan data pemanfaatan pengamatan lainnya dalam hal ini adalah guru agar dapat mengurangi kemencengan dalam pengumpulan data.

F. Analisis Data

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ada 2 jenis data yang dikumpulkan : 1. Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan deskripsi


(19)

pemahaman konsep matematika siswa dalam pembelajaran materi pokok operasi hitung bilangan bulat. Nilai presentasi dihitng dengan ketentuan sebagia berikut : NP = NKR x 100%

Keterangan :

NP = Nilai Persentase NK = Nilai Kumulatif

R = Jumlah Responden / siswa

Data Kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa tentang tingkat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran (kognitif). Pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru (afektif). Aktivitas siswa mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri, motivasi belajar.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Diskripsi per Siklus

Berdasarkan identifikasi serta perumusan masalah tersebut akan peneliti uraikan secara singkat dan sederhana tentang langkah-langkah perbaikan yang telah direncanakan dalam dua siklus yang tahapannya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Siklus I

Dalam siklus I pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang direncanakan difokuskan pada penggunaan metode tugas sebagai upaya meningkatkan pemahaman siswa tentang membandingkan dua pecahan.

Adapun langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada siklus I memuat hal-hal sebagai berikut :


(20)

Dalam rangka memperbaiki pembelajaran matematika di kelas III semester I tentang membandingkan dua pecahan, peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang menekankan pada penggunaan metode tugas, menyusun lembar observasi, merancang soal tes, serta menyiapkan bahan, alat / media pembelajaran. Pada tahap ini perencanaan siklus I telah diidentifikasi masalah melalui pengguanaan metode tugas. Setelah dilaksanakan ternyata rencana yang disusun dalam siklus I belum memuaskan / maksimal.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 26 September 2012. Setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus I dengan metode tugas pada materi membandingkan dua pecahan sudah mengalami peningkatan. Pada pembelajaran yang dilaksanakan sebelum perbaikan ( pra siklus ) terlihat bahwa prosentase ketuntasan hanya mencapai 28 %. Pada perbaikan pembelajaran siklus I meningkat menjadi 56 % sehingga terlihat data peningkatannya naik 28 %.

Data-data hasil perolehan nilai siklus I adalah sebagai berikut : DATA NILAI HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA

SIKLUS I

KELAS III SEMESTER I

SD N 5 POJOK KECAMATAN PULOKULON

Rentang Nilai Jumlah siswa 31 – 40

41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

2 3 6 8 4 2 0 24


(21)

31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100

0 2 4 6 8 10 12 14 16

2

3

6

8

4

2

Rentang Nilai

Ju

m

la

h

S

is

w

a

Jumlah

25

Nilai Diagram I

Diagram Nilai Tes Formatif Matematika Siklus I


(22)

Dari tabel I dan diagram I tersebut, nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 35 sedangkan tertinggi adalah 90, siswa yang mendapat rentang nilai 31 – 40 ada 2, rentang nilai 41 – 50 ada 3, rentang nilai 51 – 60 ada 6, rentang nilai 61 – 70 ada 8, rentang nilai 71 – 80 ada 4 siswa dan rentang nilai 81 – 90 ada 2 siswa.

c. Pengamatan

Penelitian ini dapat terlaksana atas kerjasama peneliti dan teman sejawat, guru senior, kepala sekolah, dan dosen pembimbing pada siswa kelas III semester I SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan. Observer mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa. Dari hasil pengamatan guru dan siswa diperoleh temuan sebagai berikut :

1) Guru

a) Guru mempersiapkan pembelajaran dengan baik hal ini dibuktikan dengan adanya program rencana pembelajaran beserta komponen-komponennya.

b) Guru menguasai dan mengembangkan materi cukup baik. c) Penggunaan metode pembelajaran kurang optimal. d) Pemberian motivasi kepada siswa kurang variatif. e) Evaluasi dilaksanakan sesuai rencana.

f) Guru menganalisis hasil tes siswa. 2) Siswa

a) Perhatian / respon siswa terhadap materi pelajaran masih kurang.

b) Siswa yang berani bertanya hanya 10 siswa ( 40 % ) yang diharapkan bertanya 55 %.

c) Siswa kurang aktif dalam bertanya pada guru bila belum jelas.

d) Pemahaman siswa terhadap konsep belum sesuai harapan karena hanya 11 siswa dari 25 siswa yang sudah paham konsep membandingkan dua pecahan.

d. Refleksi

Setelah selesai mengamati proses perbaikan pembelajaran siklus I yang difokuskan pada kegiatan guru dan siswa selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan. Refleksi merupakan suatu kegiatan mengulas secara kritis perubahan yang terjadi pada siswa dan guru. Dalam melakukan


(23)

refleksi peneliti dibantu oleh teman sejawat untuk mencatat semua kejadian dan temuan perbaikan pembelajaran siklus I.

Setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus I dengan penggunaan metode tugas pada materi membandingkan dua pecahan cukup mencapai tingkat keberhasilan seperti yang diharapkan. Ini terbukti dari 25 siswa yang mengikuti proses pembelajaran, 14 siswa dapat mencapai standar ketuntasan dengan ketuntasan 56 %. Sedangkan 11 siswa masih belum berhasil dengan prosentase 44 %. Nilai tertinggi 90 dan terendah 35 hasil rata-rata 64. Perbaikan pembelajaran pada siklus I yang menitik beratkan pada penggunaan metode tugas untuk membantu pemahaman konsep siswa tentang membandingkan dua pecahan sudah mengalami peningkatan 34 %. Tetapi target ketuntasan yang diharapkan pada siklus I belum tercapai karena kurang dari standar ketuntasan 75 %. Dengan demikian dapat dikatakan hasil pembelajaran belum berhasil, maka peneliti melakukan rencana perbaikan pada siklus II.

Keberhasilan dan kekurangan dalam pembelajaran siklus I sebagai berikut :

1. guru menyampaikan materi dan

pengembangan materi pembelajaran cukup baik.

2. Penggunaan metode kurang optimal.

3. Dalam memberi pertanyaan bebas hanya siswa tertentu yang mau menjawab.

4. Siswa yang aktif bertanya 10 siswa ( 40 % ). 5. Hasil tes formatif siklus I diperoleh data

sebagai berikut :

a. Siswa yang tuntas belajar 14 siswa ( 56 % ) dengan rata-rata nilai 64.

b. Siswa yang belum tuntas belajar 11 siswa ( 44 % ).

2. Siklus II

Perbaikan pembelajaran pada siklus I menunjukkan adanya keaktifan siswa dalam pembelajaran dan prosentase ketuntasan meningkat. Namun demikian hasil belajar siswa belum sesuai harapan. Masih ada 11 siswa ( 44 % ) yang belum mencapai target ketuntasan. Peneliti segera mendiskusikan dengan teman sejawat, guru senior, kepala sekolah, dan dosen pembimbing untuk mengidentifikasi


(24)

kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut. Dari kegiatan refleksi diri dan diskusi dengan teman sejawat, guru senior, kepala sekolah, serta dosen pembimbing diperoleh saran untuk mengambil langkah perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II. Selanjutnya peneliti memfokuskan penelitian dengan memperbaiki penggunaan metode tugas pada pembelajaran matematika tentang membandingkan dua pecahan serta memperbaiki prosedur pelaksanannya yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.

a. Perencanaan ( Planning )

Peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang menekankan pada penggunaan metode tugas, mengecek / menyusun lembar observasi dan merancang tes. Pada tahap ini perencanaan siklus II telah diidentifikasi masalah melalui pengguanaan metode tugas secara optimal, memberi latihan soal, serta pemberian tes. Ternyata yang disusun dalam siklus II sudah berhasil.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 Oktober 2012. Setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus II dengan menggunakan metode tugas pada materi membandingkan dua pecahan sudah mengalami peningkatan. Hasilnya berupa perolehan nilai tes formatif dari keseluruhan siswa nilai tertinggi yang dicapai siswa 100 sedangkan nilai terendah 55 dengan nilai rata-rata dan prosentase ketuntasan klasikal 86 %.

DATA NILAI HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SIKLUS II

KELAS III SEMESTER I

SD N 5 POJOK KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN

Rentang Nilai Jumlah siswa 31 – 40

41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

0 0 3 3 6 11

2


(25)

31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100

0 2 4 6 8 10 12 14 16

0 0

3 3

6

11

2

Rentang Nilai

Ju

m

la

h

S

is

w


(26)

Nilai Diagram II

Diagram Nilai Tes Formatif Matematika Siklus II Kelas III SD Negeri 5 Pojok

Dari tabel II dan diagram II di atas, nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 55 sedangkan tertinggi adalah 100, siswa yang mendapat rentang nilai 31 – 40 ada 0, rentang nilai 41 – 50 ada 0, rentang nilai 51 – 60 ada 3, rentang nilai 61 – 70 ada 3, rentang nilai 71 – 80 ada 6 siswa,rentang nilai 81 – 90 ada 11 siswa, dan rentang nilai 91 – 100 ada 2 siswa.

c. Pengamatan

Observer mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa. Dari hasil pengamatan guru dan siswa diperoleh temuan sebagai berikut :

1. Guru

a) Guru mempersiapkan pembelajaran dengan baik hal ini dibuktikan dengan adanya program rencana pembelajaran beserta komponen-komponennya.

b) Guru menguasai dan mengembangkan materi cukup baik. c) Penggunaan metode pembelajaran sudah optimal.

d) Evaluasi dilaksanakan sesuai rencana dan sesuai waktu. e) Guru menganalisis hasil tes siswa.

2. Siswa

a) Perhatian / respon siswa terhadap materi pelajaran sangat baik.

b) Siswa yang berani bertanya hanya 18 siswa ( 72 % ) yang diharapkan bertanya 55 % melebihi harapan 17 %.

c) Keaktifan siswa meningkat dalam bertanya pada guru bila belum jelas. d) Pemahaman siswa terhadap konsep sesuai harapan karena 22 siswa dari 25

siswa yang sudah paham konsep membandingkan dua pecahan.


(27)

Setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus II pada mata pelajaran matematika dengan materi membandingkan dua pecahan dan pengamatan atas pelaksanaan tindakan pembelajaran di dalam kelas selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan yang dilakukan, memperoleh hasil sebagai berikut :

1. Siswa yang aktif bertanya bila belum jelas atau paham ada 18 siswa ( 72 % ) melebihi harapan 17 %.

2. Siswa yang sudah memahami konsep 22 siswa ( 86 % ).

3. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru ada 17 siswa ( 68 % ) dari 25 siswa.

4. Seluruh siswa aktif mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.

5. Guru menyampaikan mata pelajaran secara jelas dan lengkap.

6. Guru menggunakan metode pembelajaran dengan baik.

7. Guru memantau / memperhatikan siswa sambil memberikan bimbingan kepada siswa yang belum bisa.

8. Hasil tes formatif siklus II diperoleh data sebagai berikut :

a. Siswa yang tuntas belajar 22 siswa ( 88 % ) dengan rata-rata nilai 86.

b. Siswa yang belum tuntas belajar 3 siswa ( 12 % ).

3. Siklus III

Perbaikan pembelajaran pada siklus II menunjukkan adanya keaktifan siswa dalam pembelajaran dan prosentase ketuntasan meningkat. Namun demikian hasil belajar siswa belum sesuai harapan. Masih ada 1 siswa ( 4 % ) yang belum mencapai target ketuntasan. Peneliti segera mendiskusikan dengan supervisor, teman sejawat, guru senior, kepala sekolah, dan dosen pembimbing untuk mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran yang telah dilaksanakan tersebut. Dari kegiatan refleksi diri dan diskusi dengan supervisor, teman sejawat, guru senior, kepala sekolah, serta dosen pembimbing diperoleh saran untuk mengambil langkah


(28)

perencanaan perbaikan pembelajaran siklus III. Selanjutnya peneliti memfokuskan penelitian dengan memperbaiki penggunaan metode tugas pada pembelajaran matematika tentang membandingkan dua pecahan serta memperbaiki prosedur pelaksanannya yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.

a. Perencanaan ( Planning )

Peneliti menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang menekankan pada penggunaan metode tugas, mengecek / menyusun lembar observasi dan merancang tes. Pada tahap ini perencanaan siklus III telah diidentifikasi masalah melalui pengguanaan metode tugas secara optimal, memberi latihan soal, serta pemberian tes. Ternyata yang disusun dalam siklus III sudah berhasil.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2012. Setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus III dengan menggunakan metode tugas pada materi membandingkan dua pecahan sudah mengalami peningkatan. Hasilnya berupa perolehan nilai tes formatif dari keseluruhan siswa nilai tertinggi yang dicapai siswa 100 sedangkan nilai terendah 61 dengan nilai rata-rata dan prosentase ketuntasan klasikal 95 %.

DATA NILAI HASIL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SIKLUS III

KELAS III SEMESTER I

SD N 5 POJOK KECAMATAN PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN

Rentang Nilai Jumlah siswa 31 – 40

41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

0 0 0 1 3 9 12


(29)

31 - 40 41 - 50 51 - 60 61 - 70 71 - 80 81 - 90 91 - 100

0 2 4 6 8 10 12 14 16

0 0 0

1

3

9

12

Rentang Nilai

Ju

m

la

h

S

is

w

a

Nilai Diagram


(30)

Diagram III

Diagram Nilai Tes Formatif Matematika Siklus III Kelas III SD Negeri 5 Pojok

Dari tabel III dan diagram III di atas, nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 60 sedangkan tertinggi adalah 100, siswa yang mendapat rentang nilai 31 – 40 ada 0, rentang nilai 41 – 50 ada 0, rentang nilai 51 – 60 ada 0, rentang nilai 61 – 70 ada 1, rentang nilai 71 – 80 ada 3 siswa,rentang nilai 81 – 90 ada 9 siswa, dan rentang nilai 91 – 100 ada 12 siswa.

c. Pengamatan

Observer mengamati proses pembelajaran yang difokuskan pada kegiatan guru dan kegiatan siswa. Dari hasil pengamatan guru dan siswa diperoleh temuan sebagai berikut :

1. Guru

a) Guru mempersiapkan pembelajaran dengan baik hal ini dibuktikan dengan adanya program rencana pembelajaran beserta komponen-komponennya.

b) Guru menguasai dan mengembangkan materi cukup baik. c) Penggunaan metode pembelajaran sudah optimal.

d) Evaluasi dilaksanakan sesuai rencana dan sesuai waktu. e) Guru menganalisis hasil tes siswa.

2. Siswa

a) Perhatian / respon siswa terhadap materi pelajaran sangat baik.

b) Siswa yang berani bertanya hanya 24 siswa ( 92 % ) yang diharapkan bertanya 80 % melebihi harapan 12 %.

c) Keaktifan siswa meningkat dalam bertanya pada guru bila belum jelas. d) Pemahaman siswa terhadap konsep sesuai harapan karena 23siswa dari 25

siswa yang sudah paham konsep membandingkan dua pecahan.

d. Refleksi

Setelah melakukan perbaikan pembelajaran siklus II pada mata pelajaran matematika dengan materi membandingkan dua pecahan dan pengamatan atas


(31)

pelaksanaan tindakan pembelajaran di dalam kelas selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan yang dilakukan, memperoleh hasil sebagai berikut :

1. Siswa yang aktif bertanya bila belum jelas atau paham ada 24 siswa ( 92 % ) melebihi harapan 12 %.

2. Siswa yang sudah memahami konsep 24 siswa ( 92 % ).

3. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru ada 24 siswa ( 92 % ) dari 25 siswa.

4. Seluruh siswa aktif mengerjakan soal-soal yang diberikan guru.

5. Guru menyampaikan mata pelajaran secara jelas dan lengkap.

6. Guru menggunakan metode pembelajaran dengan baik.

7. Guru memantau / memperhatikan siswa sambil memberikan bimbingan kepada siswa yang belum bisa.

8. Hasil tes formatif siklus III diperoleh data sebagai berikut :

a. Siswa yang tuntas belajar 24 siswa ( 88 % ) dengan rata-rata nilai 86.

b. Siswa yang belum tuntas belajar 2 siswa ( 12 % ).

B. Pembahasan Setiap Siklus 1. Siklus I

Pembahasan hasil penelitian siklus I didasarkan atas hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran tentang membandingkan dua pecahan dan hasil refleksi pada siklus I. Dari refleksi pengamatan diperoleh hasil temuan sebagai berikut :

a. Pada pelajaran matematika materi membandingkan dua pecahan melalui metode tugas dengan hasil cukup baik yaitu :

1. Meningkatkan keaktifan siswa.

Dalam pembelajaran siklus I sebagian siswa aktif untuk mencari hasil penyelesaian soal membandingkan dua pecahan dengan metode tugas.

2. Guru menyampaikan materi dan mengembangkan materi pembelajaran cukup baik.


(32)

3. Guru memantau / membimbing siswa sambil memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang mampu.

b. Sedangkan dari hasil pengamatan dan refleksi dalam kegiatan pembelajaran tentang membandingkan dua pecahan dengan menggunakan metode tugas ditemukan kekurangan yaitu :

1. Kekurangan guru pada siklus I terjadi karena guru kurang memotivasi siswa sehingga siswa kurang memperhatikan secara optimal.

2. Kekurangan pada siswa antara lain :

a) Siswa yang aktif bertanya 10 siswa ( 40 % ). b) Siswa yang menguasai konsep 14 siswa.

c) Hasil tes formatif siklus I diperoleh data sebagai berikut :

Siswa yang tuntas belajar 14 siswa ( 56 % ) dengan nilai rata-rata 62 sedangakan siswa yang belum tuntas belajar 11 siswa ( 44 % ).

Dengan demikian perbaikan pembelajaran pada siklus I yang menitik beratkan pada penggunaan metode tugas untuk membantu pemahaman siswa tentang konsep membandingkan dua pecahan mengalami peningkatan 34 %. Pada pembelajaran yang dilaksanakan sebelum perbaikan / pra siklus terlihat bahwa prosentase ketuntasan belajar hanya mencapai 22 %. Pada pembelajaran siklus I meningkat menjadi 56 %. Tetapi target ketuntasan yang diharapkan pada siklus I belum tercapai karena kurang dari standar ketuntasan 75 %. Dengan demikian dapat dikatakan hasil pembelajaran belum berhasil, maka peneliti melakukan rencana perbaikan pada siklus II.

2. Siklus II

Perbaikan pembelajaran pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik peran aktif siswa dalam pembelajaran maupun presentase ketuntasan. Meskipun demikian hasil pembelajaran belum berhasil.

Selanjutnya pada siklus II peneliti perbaikan pembelajaran difokuskan pengoptimalan penggunaan metode tugas.

Pembahasan hasil penelitian siklus II didasarkan atas hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran tentang membandingkan dua pecahan dan hasil pada siklus II. Dari refleksi pengamatan diperoleh hasil temuan sebagai berikut :


(33)

2. Siswa yang sudah mengalami konsep 22 siswa ( 88 % )

3. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru 20 siswa ( 20 % ) dari 25 siswa. 4. Seluruh siswa aktif mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. 5. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara jelas dan lengkap.

6. Guru memantau memperhatikan siswa sambil menarik bimbingan kepada siswa yang kurang mampu / bisa.

7. Hasil tes formatif siklus II diperoleh data sebagai berikut :

a. Siswa yang tuntas belajar 22 siswa ( 88 % ) dengan rata-rata nilai 86. b. Siswa yang belum tuntas 3 siswa ( 12 % ).

Dengan demikian hasil belajar pada siklus II berhasil dengan baik dan mengalami peningkatan dan dapat dikatakan berhasil pada siswa kelas III semester II SD Negeri 3 Ngembak Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2010 / 2011 yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 3 Maret 2011 dan telah memenuhi target ketuntasan standar ketuntasan 65 %. Hasil penelitian dari perbaikan pembelajaran siklus II yaitu perolehan nilai tertinggi 100 sedangkan terendah 55 nilai rata-rata kelas 86 dengan presentse ketuntasan 88 %.

3. Siklus III

Perbaikan pembelajaran pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan baik peran aktif siswa dalam pembelajaran maupun presentase ketuntasan. Meskipun demikian hasil pembelajaran belum berhasil.

Selanjutnya pada siklus II peneliti perbaikan pembelajaran difokuskan pengoptimalan penggunaan metode tugas.

Pembahasan hasil penelitian siklus II didasarkan atas hasil pengamatan selama kegiatan pembelajaran tentang membandingkan dua pecahan dan hasil pada siklus II. Dari refleksi pengamatan diperoleh hasil temuan sebagai berikut :

1. Siswa yang aktif bertanya bila belum jelas atau paham ada 22 siswa ( 88% ). 2. Siswa yang sudah mengalami konsep 24 siswa ( 96 % )

3. Siswa yang aktif menjawab pertanyaan guru 24 siswa ( 94 % ) dari 25 siswa. 4. Seluruh siswa aktif mengerjakan soal-soal latihan yang diberikan guru. 5. Guru menyampaikan materi pembelajaran secara jelas dan lengkap.

6. Guru memantau memperhatikan siswa sambil menarik bimbingan kepada siswa yang kurang mampu / bisa.

7. Hasil tes formatif siklus II diperoleh data sebagai berikut :


(34)

b. Siswa yang belum tuntas 1 siswa ( 4 % ).

Dengan demikian hasil belajar pada siklus II berhasil dengan baik dan mengalami peningkatan dan dapat dikatakan berhasil pada siswa kelas III semester I SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012 / 2013 yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2012 dan telah memenuhi target ketuntasan standar ketuntasan 65 %. Hasil penelitian dari perbaikan pembelajaran siklus III yaitu perolehan nilai tertinggi 100 sedangkan terendah 61 nilai rata-rata kelas 86 dengan presentse ketuntasan 96 %

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT A. Kesimpulan

Dari hasil perbaikan pembelajaran mealui siklus I siklus II dan Siklus III dapat disimpulkan bahwa :

“ Dengan menggunakan metode tugas dan latihan, dalam pemahaman siswa pokok bahasan membandingkan dua pecahan pada pembelajaran Matematika kelas III semester I di SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2012 / 2013 maka prestasi belajar siswa dapat meningkat. ”

B. Saran

Dalam pembelajaran Matematika pokok bahasan membandingkan dua pecahan baiknya menggunakan cara-cara sebagai berikut :

1. Dengan pemanfaatan metode tugas dan latihan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan dua pecahan.


(35)

2. Guru dalam menjelaskan hendaknya melibatkan partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran.

3. Guru dalam menjelaskan materi pembelajaran banyak memberikan contoh soal dan latihan-latihan soal berulang kali dan bervariasi

C.Tindak Lanjut

1. laporan PKP dengan pola penelitan tindakan kelas (PTK) dapat digunakan sebagai acuan dalam perbaikan pembelajaran disekolah dasar

2. peneliti berusaha menyampaikan laporan ini pada forum kelompok kerja Guru ( KKG ) untuk dijadikan bahan diskusi.

DAFTAR PUSTAKA Hera Lestari Mikarsa, dkk., 2005 Pendidikan Anak di SD

Jakarta : Universitas Terbuka. Prasetyo, 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Salatiga : Widyasari Press.

Suciati, 2005. Belajar dan pembelajaran 2 Jakarta : Universitas Terbuka.

Sumantri, Mulyani, dkk., 2005. Perkembangan peserta didik. Jakarta : Universitas Terbuka.

Muhamad Surya, 1997. Kapita Selekta Pendidikan SD. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Proyek Peningkatan Mutu Guru Kelas SD Setara D II. Syamsudin Abin, 2005. Profesi Keguruan 2

Jakarta : Universitas Terbuka.

4 1


(36)

Lampiran

Kesediaan sebagai Supervisor 2 dalam Penyelenggaraan PKP Kepada

Kepala UPBJJ -UT Di Semarang

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa: Nama : Marfuah,S.Pd

NIP : 19600107 198012 2 003 Tempat Mengajar : SD Negeri 1 Genengadal


(37)

Telepon : 081325398909

Menyatakan bersedia sebagai supervisor 2 untuk membimbing dalam pelaksanaan PKP atas: Nama : Chusnul Chotimah

NIM : 821920423

Program Studi : SI PGSD

Tempat Mengajar : SD NEGERI 5 POJOK

Alamat Sekolah : Dsn. Kasian,Ds. Pojok,Kec Pulokulon.Kab.Grobogan. Telepon :085640338297

Demikian agar surat pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Mengetahui, Pojok,17 September 2012

Kepala Sekolah

Tri Condro Sutopo,S.Pd. NIP.19591101 198012 1 002 No. Tlp/HP.081225765256

Supervisor 2,

Marfuah,S.Pd

NIP.19600107 198012 2 003 No. Tlp/HP.081325398909 Lampiran

Surat Pernyataan Kesediaan menetapkan sebagai Supervisor 2

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa: Nama : Chusnul Chotimah

NIM : 821920423

UPBJJ-UT : Semarang Menyatakan bahwa:

Nama : Marfuah,S.Pd Tempat Mengajar : SDN 1 Genengadal Jabatan : Kepala Sekolah

Adalah supervisor 2 yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PDGK4501 Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP).


(38)

Pojok.17 September 2012 Supervisor 2,

Marfuah,S.Pd

NIP.19600107 198012 2 003 No. Tlp/HP

Mahasiswa,

Chusnul Chotimah NIM.821920423

No. Tlp/HP 085640338297

Lampiran

Format Perencanaan Perbaikan Pembelajaran matematika Fakta/Data pembelajaran yang

terjadi di kelas a. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

b. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM. Identifikasi masalah

a. Rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

b. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM.

Analisis masalah

a. Guru hanya menggunakan metode yang monoton dan kurang bervariasi.

b. Guru kurang melibatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

c. Kurangnya contoh-contoh soal.

Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


(39)

dan latihan yang banyak

b. Guru Harus menambah alat peraga c. Guru harus memotivasi siswa Rumusan masalah

Apakah pemanfaatan metode tugas dan latihan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika kompetensi dasar membadingkan dua pecahan siswa kelas III semester I di SD Negeri 5 Pojok Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2012 / 2013 ?

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DINAS PENDIDIKAN

UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN PULOKULON SEKOLAH DASAR NEGERI 5 POJOK

Alamat: Pojok – Pulokulon – Grobogan Kode Pos 58151

SURAT KETERANGAN No. 800/33/D/2012

Yang bertanda tangan di bawah ini, Kepala Sekolah Dasar Negeri 5 Pojok UPTD Pendidikan Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan, Dengan ini menerangkan bahwa :

Nama : Chusnul Chotimah

NIM : 821920423

UPBJJ-UT : Semarang

Jabatan : Guru kelas

Unit Kerja : SD Negeri 5 Pojok, Pulokulon, Grobogan

Adalah mahasiswa yang sedang melaksanakan perbaikan pembelajaran yang merupakan tugas mata kuliah PDGK 4501 Pemantapan Kemampuan Profesional ( PKP ).

Demikian surat keterangan ini diberikan untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.


(40)

Pojok, 17 September 2012 Kepala SD Negeri 5 Pojok

Tri Condro Sutopo,S.Pd NIP.19591101 198012 1 002

ANALISIS NILAI AKHIR PRA SIKLUS

SD NEGERI 5 POJOK KEC. PULOKULON KABUPATEN GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Membandingkan Dua Pecahan Kelas / Semester : III / I


(41)

Lampiran


(42)

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Membandingkan Dua Pecahan Kelas / Semester : III/I

Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan )

1. REFLEKSI

Setelah saya mengajar di kelas III, mata pelajaran Matematika dengan materi pembalajaran Membandingkan Dua Pecahan, saya merasa kurang puas dengan hasil belajar anak-anak di kelas saya. Disebabkan karena rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa, sehingga sebagian besar siswa tidak mencapai standar ketuntasan.Jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas atau nilai diatas KKM (64) hanya 7 orang dari 25 siswa atau tingkat tuntas klasikal baru mencapai 28%

Sebagian siswa belum dapat menjawab pertanyaan dari saya dengan benar. Ada juga siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja tanpa semangat, bahkan ada juga yang menguap berkali-kali ketika saya menyampaikan materi.

Dan ketika saya memberi kesempatan untuk siswa bertanya tentang materi yang mereka belum jelas, tak ada satu pun siswa yang bertanya. Beberapa pasang mata menatap saya dengan pandangan berbinar, tapi ada juga dengan pandangan kosong.

Permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran adalah akibat siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran, penerimaan materi pelajaran siswa lebih bersifat verbalisme, tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahami pada guru. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pola Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), dengan menerapkan metode variasi dan media pembelajaran konkret untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III semester I SD Negeri 5 Pojok, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012 / 2013.

2. PERMASALAHAN

Permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran tersebut di atas adalah akibat :

Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran.

1. Siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahami pada guru.

2. Guru dalam menjelaskan materi hanya menggunakan metode ceramah dan terlalu cepat sehingga siswa kurang jelas.


(43)

3. Guru kurang memotivasi siswa agar siswa berani bertanya. 4. Guru kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran. 3. PENYELESAIAN MASALAH

Untuk mengatasi masalah yang timbul tersebut, guru berupaya untuk :

1. Memperbaiki skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang relevan / sesuai.

2. Menjelaskan materi pelajaran dengan metode yang bervariasi dan demonsrtasi sehingga mudah dipahami oleh siswa.

3. Memberikan kesempatan dan motivasi pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.

4. Mengambil kesimpulan bersama siswa tentang materi yang diajarkan. 5. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

4. IDENTIFIKASI

Hasil pengamatan yang dilakukan yang menjadi penyebab ketidakberhasilan siwa dalam proses pembelajaran antara lain :

1. Sebagian siswa belum dapat memahami penjelasan dari guru dengan benar. 2. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran

3. Siswa tidak berani bertanya tentang materi yang belum dipahami pada guru.

5. FOKUS YANG DIPERBAIKI

1. Penggunaan metode tugas yang tepat agar suasana kelas menyenangkan. 2. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan demonstrasi. 3. Mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran.


(44)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS I

Mata pelajaran : Matematika.

Pembelajaran : Membandingkan dua pecahan. Kelas / Semester : III / I

Hari / Tanggal : Senin,26 September 2012 Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI DASAR

Melakukan perbandingan dua pecahan. B. HASIL BELAJAR

Siswa dapat melakukan perbandingan dua pecahan.

C. INDIKATOR

1. Melalui penjelasan guru tenytang membandingkan dua pecahan, siswa dapat membedakan pecahan.

2. Melaui penjelasan dengan metde tugas, siswa dapat menggambar dengan garis bilangan pecahan.


(45)

3. Melalui penugasan tentang membandingkan dua pecahan, siswa dapat menentukan >, <, atau = dengan benar.

D. TUJUAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Dengan menerapkan metode tugas, siswa dapat membandingkan dua pecahan yang berpenyebut sama.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Membandingkan Dua Pecahan Sederhana Mengenal Letak Pecahan Pada Garis Bilangan

      1 6 2 6 3 6 4 6 5 6 6 6         1 8 2 8 3 8 4 8 5 8 6 8 7 8 8 8             1 12 2 12 3 12 4 12 5 12 6 12 7 12 8 12 9 12 10 12 11 12 12 12

Dari ke – 3 garis bilangan di atas menunjukkan ada pecahan yang senilai. Contoh :

1. 1 6 =

1

12 5.

4 6 =

8 12

2. 2 6 =

4

12 6.

3 6 =

6 12 =

4 8


(46)

3. 3

12 = 2

8 7.

5 6 =

10 12

4. 3 4 =

6

12 8.

6 6 =

2 12

F. METODE PEMBELAJARAN

1. Tanya jawab 2. Pemberian tugas 3. Latihan

4. Ceramah

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

A. Langkah-langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal ( + 10 menit )

1) Berdoa bersama dilanjutkan absensi. 2) Salam pembuka

3) Guru mempersiapkan alat peraga

4) Guru memotivasi siswa melalui tanya jawab tentang membandingkan dua pecahan.

5) Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran 2. Kegiatan Inti ( + 30 menit )

a. Guru menjelaskan meteri pembelajaran dengan membangkitkan minat dan motivasi siswa.

b. Guru memberi beberapa contoh soal.

c. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal di buku tugas masing-masing. d. Membahas tugas siswa.

Contoh : 2 5 >

2 8

e. Menyimpulkan hasil kerja siswa. 3. Kegiatan Akhir ( + 35 menit )

a. Siswa mengerjaka tes formatif. b. Guru mengoreksi dan menilai. c. Guru menganalisa nilai. 4. Tindak Lanjut ( + 5 menit )


(47)

a. Guru memberikan perbaikan kepada siswa yang mendapatkan nilai < 62.

b. Guru memberikan pengayaan kepada siswa yang mendapat nilai ¿ 62. c. Guru memberikan pekerjaan rumah.

H. SARANA DAN SUMBER BELAJAR

1. Buku pembelajaran matematika SD kelas III 2. Buku LKS Dinasty matematika kelas III 3. Kurikulum dan silabus KTSP kelas III

I. PENILAIAN

1. Prosedur

Awal :

-Proses : mengamati keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

Akhir : tes formatif.

2. Jenis tes : tertulis.

3. Bentuk tes : Pilihan ganda dan isian.

4. Alat tes : soal tes formatif

Kunci jawaban terlampir Pedoman penilaian terlampir

Pojok , 26 September 2012

Mengetahui

Kepala SDN 5 Pojok Mahasiswa

Tri Condro Sutopo,S.Pd Chusnul Chotimah NIP.19591101 198012 1 002 NIM. 821920423


(48)

TES FORMATIF

I. Berilah tanda silang ( X ) pada huruf a,b,c,atau d didepan jawaban yang paling tepat !

Gambar yang diarsir di samping memiliki nilai pecahan …….

a. 1

2 b.

1

4 c.

1

5 d.

1 6

Gambar yang diarsir disamping memiliki nilai pecahan ……

a. 1

3 b. 3

3 c.

2

3

d. 43

3. Pecahan yang ditunjukkan oleh bagian yang diarsir pada gambar di samping adalah …….

a. 1

4 c.

4 4 b. 2

8 d.

4 8

Pecahan yang ditunjukan oleh bagian yang diarsir pada gambar di

samping adalah ….

4. a. 2

4 c.

3 6 b. 1

4 d.

4 4

Pecahan yang ditunjukkan oleh bagian yang diarsir pada gambar disamping adalah …….

1.

2.


(49)

a. 2

8 c.

2 4 b. 2

6 d.

2 2

6. Nilai pecahan gambar di bawah ini yang lebih kecil adalah …….

a. c.

b. d.

7. Paman mempunyai roti dibagi menjadi 6 bagian sama banyak, Paman memberikan 1 potong roti tersebut pada Kiki. Bagian roti yang diterima Kiki adalah ….

a. 1

6 c.

3 6 b. 2

6 d.

6 6 8.

2 5

2

8 Tanda yang tepat untuk mengisi titik-titik adalah ….

a. ¿ c. =

b. < d. >

9. Ibu membeli sebatang coklat dan dibagikan kepada ketiga anaknya. Setiap anak akan mendapat ….. bagian coklat.

a. 1

2 c.

1 4 b. 1

3 d.

1 5

10. Gambar di bawah ini yang nilainya sama dengan pecahan yang ditunjukkan oleh


(50)

a. b.

c. d.


(51)

II.      1 5 2 5 3 5 4 5 5 5         1 8 2 8 3 8 4 8 5 8 6 8 7 8 8 8           1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 10 9 10 10 10

Perhatikan gambar di atas !

Kemudian isilah titik-titik di bawah ini dengan tanda <, >, atau = sehingga menjadi bemar !

1. 1

5 …….. 3

10 4.

5

8 …….. 4 5

2. 2

5 …….. 3

8 5.

5

5 …….. 8 8

3. 3

5 …….. 6 10


(52)

4. KUNCI JAWABAN I 1. B

2. A 3. D 4. B 5. C 6. B 7. A 8. D 9. B 10. C I

I

1. < 2. > 3. = 4. < 5. =

Pedoman Penilaian B x 1 =10

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I

AKTIVITAS GURU SELAMA PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : III / I

Materi : Membandingkan Dua Pecahan

Hari, Tanggal : Kamis, 24 Februari 2011


(53)

. Ya Tidak 1. Persiapan Pembelajaran

√ Rencana pembelajaran ada beserta komponennya. 2. Penguasaan guru terhadap

materi √

Cukup baik dan lengkap. 3. Cara menyampaikan

materi pembelajaran √

Penyajian materi urut, jelas dan lengkap.

4. Penggunaan media / alat peraga pembelajaran √

Penggunaan alat peraga relevan, efektif tetapi kurang optimal.

5. Penggunaan metode

√ Relevan tetapi kurang optimal.

6. Pelaksanaan evaluasi

√ Evaluasi dilaksanakan sesuai rencana.

7. Membimbing kegiatan

siswa √

Bimbingan berupa arahan. 8. Pemberian motivasi

Pemberian motivasi kepada siswa cukup variatif tetapi kurang lengkap.

9. Mengadakan perbaikan

Melaksanakan perbaikan bagi siswa yang belum bisa atau mampu.

10. Mengadakan pengayaan

√ Mengadakan pengayaan untuk siswa yang tuntas.

Pojok , 26 September 2012 Supervisor

Marfuah,S.Pd


(54)

LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I

AKTIVITAS SISWA SELAMA PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Matematika

Kelas / Semester : III / I

Materi : Membandingkan Dua Pecahan

Hari, Tanggal : Senin,26 September 2012

No

. Aspek yang diobservasi

Kemunculan

Komentar Ya Tidak

1. Perhatian / respon siswa terhadap materi pelajaran dan alat peraga. √

Perhatian / respon siswa terhadap materi pelajaran dan alat peraga cukup baik.

2. Keberanian siswa dalam bertanya.

Siswa yang berani bertanya baru 10 siswa ( 40 % ) yang diharapkan bertanya 60 %.


(55)

proses pembelajaran. bertanya pada guru bila belum jelas, menjawab pertanyaan guru.

4. Pemahaman siswa terhadap konsep. √

Pemahaman siswa terhadap konsep belum sesuai harapan karena hanya 14 siswa ( 56 % ) dari 25 siswa paham konsep membandingkan dua pecahan.

ANALISIS NILAI AKHIR SIKLUS I

SD N 5 POJOK KEC. PULOKULON KAB. GROBOGAN TAHUN PELAJARAN 2012 / 2013

Mata Pelajaran : Matematika Kelas / Semester : III / I


(56)

Lampiran

REFLEKSI SIKLUS I Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Membandingkan Dua Pecahan Kelas / Semester : III/I


(57)

A. REFLEKSI

Setelah saya mengajar di kelas III, mata pelajaran Matematika dengan materi pembalajaran Membandingkan Dua Pecahan, saya merasa kurang puas dengan hasil belajar anak-anak di kelas saya. Disebabkan karena rendahnya prestasi yang dicapai oleh siswa, sehingga sebagian besar siswa tidak mencapai standar ketuntasan.Jumlah siswa yang memperoleh nilai tuntas atau nilai diatas KKM (64) hanya 14 orang dari 25 siswa atau tingkat tuntas klasikal baru mencapai 56%

Sebagian siswa belum dapat menjawab pertanyaan dari saya dengan benar. Ada juga siswa yang masih ngatuk,ramai sendiri ketika saya menyampaikan materi.

Dan ketika saya memberi kesempatan untuk siswa bertanya tentang materi yang mereka belum jelas sudah banyak siswa yang belum bertanya.

Permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran ini hanya beberapa anak yang masih ramai sendiri. Berdasarkan hal tersebut diatas maka peneliti merasa perlu mengadakan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pola Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ), dengan menerapkan metode variasi dan metode latihan untuk meningkatkan hasil belajar siswa di kelas III semester I SD Negeri 5 Pojok, Kecamatan Pulokulon, Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2012 / 2013.

B. PERMASALAHAN

Permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran tersebut di atas adalah akibat :

Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran.

1. Masih ada siswa yang belum berani bertanya.

2. Guru kurang memotivasi siswa agar siswa berani bertanya. 3. Guru kurang mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran. 4. Alat peraga perlu ditambah lagi

5. Masih ada siswa bermain sendiri

C. PENYELESAIAN MASALAH

Untuk mengatasi masalah yang timbul tersebut, guru berupaya untuk :

1. Memperbaiki skenario pembelajaran dengan menggunakan alat peraga yang relevan / sesuai.


(58)

2. Menjelaskan materi pelajaran dengan metode tugas dan latihan sehingga mudah dipahami oleh siswa.

3. Memberikan kesempatan dan motivasi pada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami.

4. Mengambil kesimpulan bersama siswa tentang materi yang diajarkan. 5. Menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.

D. IDENTIFIKASI

Hasil pengamatan yang dilakukan yang menjadi penyebab ketidakberhasilan siwa dalam proses pembelajaran antara lain :

1. Sebagian siswa belum dapat memahami penjelasan dari guru dengan benar. 2. Siswa kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran

3. Komunikasi dengan siswa kurang

E. FOKUS YANG DIPERBAIKI

Penggunaan metode tugas yang tepat agar suasana kelas menyenangkan. 1. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan demonstrasi. 2. Mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran.


(59)

RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN SIKLUS II

Mata pelajaran : Matematika.

Pembelajaran : Membandingkan dua pecahan. Kelas / Semester : III / I

Hari / Tanggal : 10 Oktober 2012 Waktu : 2 x 35 menit

A. KOMPETENSI DASAR

Melakukan perbandingan dua pecahan. B. HASIL BELAJAR

Siswa dapat melakukan perbandingan dua pecahan. C. INDIKATOR

1. Melalui penjelasan guru tenytang membandingkan dua pecahan, siswa dapat membedakan pecahan.

2. Melaui penjelasan dengan metde tugas, siswa dapat menggambar dengan garis bilangan pecahan.

3. Melalui penugasan tentang membandingkan dua pecahan, siswa dapat menentukan >, <, atau = dengan benar.


(60)

Dengan menerapkan metode latihan, siswa dapat membandingkan dua pecahan yang berpenyebut sama.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Membandingkan Dua Pecahan Sederhana Mengenal Letak Pecahan Pada Garis Bilangan

      1 6 2 6 3 6 4 6 5 6 6 6         1 8 2 8 3 8 4 8 5 8 6 8 7 8 8 8             1 12 2 12 3 12 4 12 5 12 6 12 7 12 8 12 9 12 10 12 11 12 12 12

Dari ke – 3 garis bilangan di atas menunjukkan ada pecahan yang senilai. Contoh :

2. 1 6 =

1

12 5. 4 6 =

8 12

3. 2 6 =

4

12 6.

3 6 =

6 12 =

4 8

4.

3

12 = 2

8 7.

5 6 =

10 12

5. 3 4 =

6

8 8. 6 6 =

2 12 F. METODE PEMBELAJARAN


(61)

1. Tanya jawab 2. Pemberian tugas 3. Latihan

4. Ceramah

G. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Langkah-langkah Pembelajaran

a. Kegiatan Awal ( + 10 menit )

2) Berdoa bersama dilanjutkan absensi. 3) Salam pembuka

4) Guru mempersiapkan alat peraga

5) Guru memotivasi siswa melalui tanya jawab tentang membandingkan dua pecahan.

6) Guru menyampaikan tujuan kegiatan pembelajaran b. Kegiatan Inti ( + 30 menit )

1. Guru menjelaskan meteri pembelajaran dengan membangkitkan minat dan motivasi siswa.

2. Guru memberi beberapa contoh soal.

3. Siswa diberi tugas untuk mengerjakan soal di buku tugas masing-masing. 4. Membahas tugas siswa.

Contoh : 2 5 >

2 8

5. Menyimpulkan hasil kerja siswa. c. Kegiatan Akhir ( + 35 menit )

1. Siswa mengerjaka tes formatif. 2. Guru mengoreksi dan menilai. 3. Guru menganalisa nilai. d. Tindak Lanjut ( + 5 menit )

1. Guru memberikan perbaikan kepada siswa yang mendapatkan nilai<62 2. Guru memberikan pengayaan kepada siswa yang mendapat nilai ¿ 62. 3. Guru memberikan pekerjaan rumah.

H. SARANA DAN SUMBER BELAJAR

1. Buku pembelajaran matematika SD kelas III 2. Buku LKS Dinasty matematika kelas III 3. Kurikulum dan silabus KTSP kelas III


(62)

I. PENILAIAN 1. Prosedur

Awal :

-Proses : mengamati keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas.

Akhir : tes formatif.

2. Jenis tes : tertulis.

3. Bentuk tes : Pilihan ganda dan isian. 4. Alat tes : soal tes formatif

Kunci jawaban terlampir Pedoman penilaian terlampir

Pojok, 10 Oktober 2012

Mengetahui

Kepala SDN 5 Pojok Mahasiswa

Tri Condro Sutopo,S.Pd Chusnul Chotimah NIP 19591101 198012 1 002 NIM. 821920423


(1)

waktu yang tersedia 5. Rabu,

17 Oktober 2012

Mendiskusik an RPP perbaikan mata pelajaran matematika siklus 3

Alat penilaian harus disesuaikan dengan

Perbaiki alat penilaian

6. Senin, 24 Oktober 2012

Mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran matematika siklus 3

- Siswa terlibat aktif dalam tanya jawab - Guru cukup baik

dalam penggunaan IT.

Gunakan media sebaik mungkin, Gunakan IT untuk pembelajara n setiap hari,jangan hanya waktu penilaian

Mengetahui,

Supervisor 1,

SUNARYO,S.Pd,

NIP.19711126 199702 1 002 No. Tlp/HP 081326349746

Supervisor 2

Marfuah,S.Pd

NIP.19600107 198012 2 003 No. Tlp/HP.081325398909


(2)

(3)

JADWAL PRAKTIK PERBAIKAN PEMBELAJARAN PKP Kode &

Nama Matakuliah

: PDGK 4501 / Pemantapan Kemampuan Profesional

Kabupa ten/Kot

a : Grobogan

Pokjar : Purwodadi

UPBJJ-UT : Semarang

N o NAMA NI M Kelas, tempat , dan alamat menga jar Mata pelaj aran Sikl us I Sikl us II Sikl us III penil

ai I penilai II Tgl & jam pela jara n Tgl & jam pelaj aran Tgl & jam pela jara n 1 Lia Anjarsari 8216 4174 6 Kelas III SDN 1 Genen gadal Ds.Ge nengad al Kec.To roh Mat emat ika 25- 09-2012 8.0 0 -9.10 02- 10-2012 8.00 – 9.10 23- 10-2012 8.00 – 9.10 Marf uah, S.Pd Dedik N.A, S.Pd, M.Pd 2 Chusnul

Chotimah 821920 423 Kelas III SDN 5 Pojok Tem atik (Mate matik 26-9-2012 8.00 - 10-2012 8.00- 24- 10-2012 8.00 Marf uah, S.Pd Dedik N.A, S.Pd, M.Pd 1


(4)

2

Ds. PojKec .Pulok ulon

a) 9.10 9.10

-9.10 3 Fitri Pujiningsi h 8216 4162 8 Kelas IV SDN 4 Suru Ds. Suru Kec. Toroh Mat emat ika 24- 09-2012 8.0 0 -9.10 01- 10-2012 8.00 -9.10 08- 10-2012 8.00 -9.10 Marf uah, S.Pd Dedik N.A, S.Pd, M.Pd 4 Bambang Iswahyudi 8216 3129 3 Kelas IV SDN I Bandungh arjo Kec. Toroh IPA 12- 10-2012 8.0 0 -9.10 26- 10-2012 8.00 -9.10 30- 10-2012 8.00 -9.10 Marf uah, S.Pd Dedik N.A, S.Pd, M.Pd 5 Fitriyana 8216 4163 5 Kelas IV SDN 3 Bandung harjo Kec.To roh Mat emat ika 28-9-2012 10.00 -11.10 5-10-2012 10.00 - 11.10 12- 10-2012 10.00 -11.10 Marf uahS. Pd Dedik N.A, S.Pd, M.Pd 6 Slamet

Hariyanto 82131182 Kelas III SDN I Bandu ngharj o Bah asa Indo nesi a 29-9-2012 10.0 0 -11.10 6-10-2012 10.00 -11.10 13- 10-2012 10.00 -11.10 Marf uah,S .Pd Dedik N.A, S.Pd, M.Pd


(5)

3

Kec. Toroh

Mengetahui, Supervisor 1:

SUNARYO,S.Pd,

NIP.19711126 199702 1 002 No. Tlp/HP 081326349746

Purwodadi, 24 September 2012 Ketua Kelompok :

Chusnul Chotimah NIM. 821 920 423


(6)