EVALUASI PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN PARIWISTA (STAKEHOLDER) TERHADAP DAYA TARIK WISATA PANTAI CANGGU (ECHO BEACH) KABUPATEN BADUNG.

(1)

EVALUASI PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN

PARIWISTA (STAKEHOLDER) TERHADAP DAYA TARIK

WISATA PANTAI CANGGU (ECHO BEACH) KABUPATEN

BADUNG

Oleh:

I GUSTI AGUNG RIZA DWI KUSUMA NIM : 1212015029

PROGRAM STUDI S1 DESTINASI PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(2)

EVALUASI PERAN PEMANGKU KEPENTINGAN

PARIWISTA (STAKEHOLDER) TERHADAP DAYA TARIK

WISATA PANTAI CANGGU (ECHO BEACH) KABUPATEN

BADUNG

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan bidang Pariwisata

I GUSTI AGUNG RIZA DWI KUSUMA NIM : 1212015029

PROGRAM STUDI S1 DESTINASI PARIWISATA

FAKULTAS PARIWISATA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR


(3)

ABSTRAK

Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata

Universitas Udayana Skripsi

A. Nama Mahasiswa : I Gusti Agung Riza Dwi Kusuma

B. Judul :Evaluasi Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten Badung

C. Halaman : 97 D. Ringkasan :

Pantai Canggu (Echo Beach) merupakan salah satu pantai yang terdapat di Kabupaten Badung. Berbagai macam kegiatan aktivitas Pariwisata dapat dilakukan di pantai ini, contohnya wisatawan yang datang berkunujung dapat melakukan kegiatan Olahraga air seperti berselancar (Surfing), berjemur (Sunbathe) dan berbelanja sesuatu (Shopping). Pengelolaan pantai ini mendapat dukungan dari pihak Stakeholder (Pemerintah, Pengusaha Jasa, dan Masyarakat). Maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting dan mengevaluasi Peran dari Pihak Stakeholder tersebut sehingga kegiatan pariwisata yang berlangsung di Pantai Canggu (Echo Beach) dapat lebih optimal

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu dengan melakukan observasi, wawancara dan Dokumentasi. Data kemudian dianalisis dengan menggunakan Analisis Deskriftip Kualitatif. Gambaran dari kondisi yang terjadi di Pantai Canggu (Echo Beach) ini mengacu pada konsep 4A (Attractions, Accessibillity, Amenity dan Ancillary), selain itu tahap pengevaluasian peran stakeholder dilakukan berdasarkan atas perbandingan antara kondisi ideal yang mengacu pada UU RI Nomor 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan dengan yang sudah terjadi dilapangan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Atraksi utama yang dimiliki oleh Pantai Canggu (Echo Beach) berupa keindahan pantainya. Akses menuju pantai ini sudah dapat dikatakan cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa prasarana jalan yang perlu dioptiamalkan. Di Pantai ini sudah terdapat berbagai Fasilitas Pendukung yang tentunya dibangun untuk memenuhi kebutuhan wisatawan seperti villa, restoran, warung, hingga toko Souvenir. Pengelolaan Pantai ini tentunya mendapat dukungan dari pihak stakeholders .Tetapi dalam pengembangannya, masih terdapat beberapa peran meraka yang belum dapat dilaksanakan dengan optimal. seperti halnya dari peran Pemerintah Dinas Pariwisata Kabupaten belum memberikan kontribusinya secara fisik terhadap pembangunan sarana dan prasarana di Pantai Canggu (Echo Beach), dari masyarakat sendiri belum terbentuknya Kelompok Sadar Wisata (Pokdariwis) sehingga pengelolaan dan pemanfaatan potensi yang terdapat di Pantai Canggu (Echo Beach) belum dapat dikembangkan secara maksimal. Akan tetapi untuk kedepannya Pemerintah Daerah Kabupaten Badung berencana akan meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) dan peningkatan infrastruktur demi memaksimalkan kegiatan kepariwisataan yang berlangsung di Pantai Canggu (Echo Beach)


(4)

ABSTRACT

Bachelor Degree (S1) of Tourism Destination Tourism Faculty

Udayana University Thesis

A. Name : I Gusti Agung Riza Dwi Kusuma

B. Title :The Evaluation of Tourism Stakeholders’s Roles on Tourist Attraction of Canggu Beach (Echo Beach) in Badung Regency C. Number of Page : 97

D. Summary :

Canggu Beach (Echo Beach) is one of beach tourist attraction in Badung Regency. There are several tourism activities for tourists that could be done at this beach, such as surfing, sunbathing and shopping. The management of those beach tourist attraction is supported by the local stakeholders i.e. government, tourism industy and local community. They do not have an optimal role to develop the local tourism resources. The purposes of this study are to understand the existing condition and to evaluate the tourism stakeholder’s roles in Canggu Beach (Echo Beach)

The data are collected through observation, in-depth interview, and documentation. The findings have been analyzed qualitatively. The existing conditions of Canggu Beach (Echo Beach) are refering to the concept of 4A (Attractions, Accessibillity, amenities and

Ancillary). In addition, the evaluation of tourism stakeholders’s roles are based on the

comparison between the ideal conditions that refer to Undang-Undang UU RI Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

The results of this Research indicate that the main Attraction of Echo Beach is the beautiful beaches. The accessibility to the beach is considered as good. There are some road that are should be constructed. Along the beaches, there are several supporting facilities tat are built to meet the need of the tourist, such as villas, restaurants, cafes, and souvenir shops. The management of those tourist attraction is supported by local tourism stakeholders. However, the role of Tourism Government is not really significant to contribute on tourism infrastructure in Echo Beach. There is no local organazition for Tourism Awareness (Pokdarwis) in the village to support the tourism development. In the future Badung Regency will improve the local human resources, infrastructure, and the quality of tourist experience to visit Echo Beach


(5)

(6)

(7)

(8)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Saya panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan karunia Nya, Skripsi yang ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan penulisan Skripsi ini adalah untuk menyelesaikan pendidikan Strata 1 (S1) Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Dalam penyelesaian Skripsi ini, saya banyak mengalami kesulitan, terutama dalam proses pengambilan data dilapangan dan dalam menganalisis data dengan menggunakan konsep dan teori. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, akhirnya Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, sudah sepantasnya jika saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. I Made Sendra, M.Si. selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana 2. I Gst. Agung Oka Mahagangga, S.Sos., M.Si. selaku Ketua Program Sudi S1

Destinasi Pariwisata dan sekaligus sebagai Dosen Penguji dalam penyempurnaan laporan skripsi ini

3. I Made Adikampana, ST.,MT. selaku Dosen Pembimbing Akademik Program Studi S1 Destinasi Pariwisata

4. Ida Bagus Suryawan, ST, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I dalam penyusunan Skripsi ini

5. Made Sukana, SST. Par., M.Par. MBA. selaku Dosen Pembimbing II dalam penyusunan Skripsi ini

6. Drs. I Putu Anom, M.Par selaku Dosen Penguji dan sekaligus sebagai Informan dalam penyempurnaan laporan skripsi ini

7. Ibu Helina selaku Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Badung yang telah memberikan informasinya dalam penyusunan Skripsi ini

8. Bapak I Gusti Ari Wisnawan selaku Kasi Bimbingan Wisata Dinas Pariwisata Kabupaten Badung yang telah memberikan informasinya dalam penyusunan Skripsi ini

9. I Nengah Sudarsa selaku Kelian Adat Banjar Canggu yang telah memberikan informasinya dalam penyusunan Skripsi ini

10.Bapak Putu Utama selaku Karyawan Restoran Echo yang telah memberikan informasinya dalam penyusunan Skripsi ini


(9)

11.Kepada Orang Tua dan Keluarga saya yang telah mendukung dan mensupport saya dalam menyelesaikan skripsi ini

12.Kepada Teman-Teman S1 Destinasi Pariwisata yang telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi ini

13.Semua pihak yang ikut membantu dalam pencarian data dan informasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, baik media cetak maupun elektronik, yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu.

Terima kasih atas semuanya. Saya sadar, sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran, dan saya tentunya menyadari bahawa dalam penulisan skripsi ini masih banyak adanya kekurangannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun guna untuk penyempurnaan Skripsi ini. Harapan saya, semoga karya ilmiah yang sederhana ini, dapat memberikan banyak informasi untuk para pembaca.

Denpasar, 23 Juni 2016


(10)

DAFTAR ISI Halaman JUDUL...0 ABSTRAK...i ABSTRACT...ii HALAMAN PENGESAHAN...iii

HALAMAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI...iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.5 Sistematika Penulisan……….………...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya ... 9

2.2 Deskripsi Konsep dan Teori ... 11

2.2.1 Daya Tarik Wisata ... 11

2.2.2 Evaluasi ... 15

2.2.3 Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholders ) ... 17

2.2.4 Peran...22

BAB III METODE PENELITIAN ... 24

3.1 Lokasi Penelitian ... 24

3.2 Ruang Lingkup Penelitian ... 25

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 28

3.5 Teknik Penentuan Informan ... 30


(11)

BAB 1V PEMBAHASAN...32

4.1 Gambaran Umum...32

4.1.1 Kondisi Geografis Desa Canggu...32

4.1.2 Gambaran Umum Pantai Canggu (Echo Beach)...33

4.2 Kondisi Eksisting Pantai Canggu (Echo Beach)...35

4.2.1 Atraksi (Attraction)...35

4.2.1.1 Atraksi Alam (Natural Attraction)...39

4.2.1.2 Atraksi Budaya (Cultural Attraction)...40

4.2.1.3 Atraksi Bangunan (Built Attraction)...41

4.2.2 Aksesibilitas (Accessibility)...43

4.2.2.1 Akses Menuju Daya Tarik...43

4.2.2.3 Penanda Jalan...46

4.2.2.4 Jalur Pejalan Kaki...48

4.2.3 Fasilitas Pendukung (Amenity)...49

4.2.4 Kelembagaan (Ancillary)...52

4.3 Evaluasi Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) dalam Perkembangan Pantai Canggu (Echo Beach)...53

4.3.1 Kondisi Riil Peran dari Pemerintah terhadap Pantai Canggu (Echo Beach)...54

4.3.2 Kondisi Riil Peran dari Masyarakat terhadap Pantai Canggu (Echo Beach)...63

4.3.3 Kondisi Riil Peran dari Pengusaha Jasa terhadap Pantai Canggu (Echo Beach)...67

BAB V SIMPULAN DAN SARAN...73

5.1 Simpulan...73

5.2 Saran...76 DAFTAR PUSTAKA


(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Badung...3 Tabel 4.1 Batas Wilayah Desa Canggu...………...32 Tabel 4.2 Evaluasi Perbandingan Kondisi Ideal dengan Kondisi di Pantai Canggu (Echo Beach) dari

Peran Pemerintah...57 Tabel 4.3 Evaluasi Perbandingan Kondisi Ideal dengan Kondisi di Pantai Canggu (Echo Beach) dari

Peran Masyarakat...65 Tabel 4.4 Evaluasi Perbandingan Kondisi Ideal dengan Kondisi di Pantai Canggu (Echo Beach) dari


(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Peta Lokasi Desa Canggu...33

Gambar 4.2 Peta Lokasi Pantai Canggu (Echo Beach)...34

Gambar 4.3 Wisatawan yang sedang Surfing...37

Gambar 4.4 Wisatawan yang sedang berjembur...38

Gambar 4.5 Wisatawan yang sedang menikmati makanan di pinggir Pantai...39

Gambar 4.6 Suasana di Pantai Canggu (Echo Beach)...40

Gambar 4.7 Tari Rejang...41

Gambar 4.8 Pura Batu Mejan...42

Gambar 4.9 Jalan Utama Masuk menuju Pantai Canggu (Echo Beach)...43

Gambar 4.10 Jalan Pantai Batu Bolong...44

Gambar 4.11 Jalan Pantai Batu Mejan...45

Gambar 4.12 Penunjuk Jalan menuju ke Pantai Canggu (Echo Beach)...46

Gambar 4.13 Fasilitas Akomodasi yang Menggunakan Kata “ ECHO “...47

Gambar 4.14 Trotoar Jalan Pantai Batu Bolong...48

Gambar 4.15 Trotoar di Jalan Pantai Batu Mejan...49

Gambar 4.16 Restoran di pinggir pantai...50

Gambar 4.17 Warung di pinggir pantai...51


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Pedoman Wawancara...80 Daftar Narasumber...82 Foto-Foto Narasumber...83


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Pariwisata berkembang karena adanya gerakan manusia untuk mencari sesuatu yang belum diketahuinya, menjelajahi wilayah yang baru mencari perubahan suasana atau untuk mendapat perjalanan baru. Pariwisata mempunyai spektrum fundamental pembangunan yang lebih luas untuk suatu negara. Pariwisata internasional pada tahun 2004 mencapai kondisi tertinggi sepanjang sejarah dengan mencapai 763 juta orang dan menghasilkan pengeluaran sebesar US$ 623 miliar. Kondisi tersebut meningkat 11% dari jumlah perjalanan tahun 2003 yang mencapai 690 juta orang dengan jumlah pengeluaran US$ 524 miliar. Seiring dengan hal tersebut, diperkirakan jumlah perjalanan wisata dunia di tahun 2020 akan menembus angka 1,6 miliar orang per tahun (UN-WTO 2005 dalam Rai Utama, 2015)

Di Indonesia sendiri pariwisata merupakan sektor penghasil devisa nomor satu di luar non migas. Undang–Undang Nomor 10 tahun 2009 menyatakan bahwa kepariwsataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha dan memperoleh manfaat serta mampu menghadapi tentangan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global. Sejalan dengan upaya pembanguanan kepariwisataan di Indonesia , maka masing-masing daerah di kepulauan Indonesia bertindak secara gencar mengelola dan mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki agar bisa menjadi daerah tujuan wisata yang banyak diminati wisatawan domestik maupun mancanegara

Bali merupakan Destinasi Pariwisata yang menjadi prioritas di Indonesia. Propinsi Bali telah berkembang menjadi Destinasi Pariwisata ternama di Dunia dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki dan didukung dengan hamparan alam yang sangat


(16)

potensial. Bali memiliki panjang ruas pantai mencapai 529 km. Pantai di Bali, khususnya pada daerah Bali bagian selatan banyak dimanfaatkan untuk kegiatan pariwisata dan olahraga air, seperti selancar air atau yang kerap disebut surfing, kano, dan kitesurfing. Aksesbilitas yang mendukung keberadaan akomodasi yang berada dekat dengan pantai serta kondisi pantai yang beromabak telah menarik wisatawan untuk berwisata bahkan tinggal sementara di Bali Selatan.

Kabupaten Badung merupakan salah satu Kabupaten Di Bali yang memiliki berbagai Potensi Pariwisata, dan hampir seluruh daerahnya telah ditetapkan sebagai kawasan pariwisata. Potensi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Badung juga tidak kalah dengan daerah lain dalam menarik minat wisatawan dalam berkunjung. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata Kabupaten Badung, jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Badung dapat dilihat pada tabel 1.1 :


(17)

Tabel 1.1

Data Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Badung

NO BULAN JUMLAH

.2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 JANUARI 139.872 164.643 168.923 202.660 248.289 207.677 277.123 285.792 2 PEBRUARI 153.465 139.370 187.781 201.320 219.475 219.379 266.779 331.278 3 MARET 153.216 161.169 194.482 201.833 227.846 224.597 266.574 293.058 4 APRIL 147.515 179.879 178.549 221.014 219.984 229.639 270.211 309.207 5 MEI 159.877 181.983 196.719 204.489 215.868 242.205 283.327 287.308 6 JUNI 170.994 190.617 219.574 240.154 238.296 272.548 327.429 356.343 7 JULI 183.122 224.636 247.778 278.041 258.781 294.651 356.849 380.318 8 AGUSTUS 187.584 222.441 236.080 250.835 254.020 305.620 334.713 322.573 9 SEPTEMBER 181.033 208.185 229.573 251.737 243.722 305.667 348.619 382.439 10 OKTOBER 180.944 210.935 223.643 241.370 255.709 262.440 337.183 365.043 11 NOVEMBER 141.841 163.531 194.152 216.402 241.985 293.826 273.323 259.997 12 DESEMBER 166.855 182.556 215.804 246.880 268.044 290.194 339.212 361.028 JUMLAH 1.966.318 2.229.945 2.493.058 2.756.579 2.892.019 3.148.443 3.681.342 3.934.384

Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Tahun 2016

Berdasarkan data dari Tabel 1.1 dapat disebutkan bahwa jumlah Kunjungan Wisatawan ke Kabupaten Badung meningkat di setiap tahunnya, hal ini dikarenakan potensi kepariwisataan yang ada di Kabupaten Badung sangat kuat sehingga menarik motivasi wisatawan untuk berkunjung. Potnesi kepariwisataan di Kabupaten Badung juga tidak kalah dengan potensi kepariwisataan di Kabupaten-kabupaten lain yang berada di Bali. Kabupaten Badung juga memiliki Daya Tarik Wisata yang terkenal di Pulau Bali dan juga populer di Luar Negeri seperti Kuta, Legian, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pura Uluwatu, Pura Taman Ayun, serta Sangeh. Selain itu Kabupaten Badung Juga memiliki berbagai Potensi jenis Wisata Alam seperti Pantai Legian, Pantai Peti Tenget, Pantai Canggu hingga Pantai Berawa.

`Pantai Batu Mejan atau biasa disebut dengan Echo Beach merupakan salah satu pantai yang juga terdapat di Kabupaten Badung tepatnya di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara. Sebenarnya nama Pantai ini adalah Pantai Canggu, akan tetapi karena pantai ini letaknya dekat dengan Pura Batu Mejan, maka sebagian masyarakat menamainya dengan


(18)

Pantai Batu Mejan. Selain itu letak pantai ini juga dekat dengan restoran Echo, maka dari itu sering sekali wisatawan menyebut pantai ini dengan sebutan Pantai Echo Beach. Pantai Canggu (Echo Beach) ini merupakan salah satu pantai yang sudah ditetapkan menjadi Daya Tarik Wisata oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Badung.

Berdasarkan Peraturan Bupati Badung Nomor : 7 Tahun 2005 dan Peraturan Bupati Badung Nomor : 43 Tahun 2014 (dalam Buku Profil Dinas Pariwisata Kabupaten Badung tahun 2015) tentang Obyek dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Badung, di jelaskan bahwa hingga tahun 2014 Kabupaten Badung Memiliki 26 (Dua Puluh Enam) buah Daya Tarik Wisata Alam, 7 (tujuh) buah obyek wisata budaya, 1 (satu) buah obyek wisata remaja dan 2 (dua) buah obyek wisata buatan. Dengan jumlah keseluruhan 36 (Tiga puluh Enam) buah Daya Tarik Wisata yang terdapat di Kabupaten Badung, yang salah satunya Pantai Canggu ini termasuk dalam salah satu Daya Tarik Wisata yang sudah ditetapkan oleh Pemerintahan Kabupaten Badung yang masuk dalam kategori jenis Wisata Alam.

Tidak hanya Pantai Kuta dan Pantai-Pantai lainnya yang terdapat di Kabupaten Badung saja yang padat dengan kunjungan wisatawan, keberadaan pantai ini juga tak kalah ramai dikunjungi oleh wisatawan. Pantai yang dikelilingi oleh pasir yang berwarna hitam dan memiliki ombak yang sangat besar ini tentunya dapat membius wisatawan untuk berkunjung ke pantai ini. Setiap harinya kegiatan surfing/ berselancar selalu dilakukan oleh wisatawan di Pantai ini. Dengan masuknya kepariwisataan di Pantai Canggu (Echo Beach), hal ini tentunya memberikan dampak yang positif pada perekonomian masyarakat lokal yang berada di Sekitar Pantai Echo Beach. Sebagian masyarakat lokal mulai menyediakan berbagai fasilitas seperti Usaha warung, kios hingga rumah makan yang memang khusus diperuntukan bagi wisatawan saat mereka berada di Pantai. Selain dari masyarakat lokal, Peran Pemerintah Daerah maupun Pihak Penyedia Jasa Pariwisata juga melakukan upaya pembangunan sarana dan prasarana atau infrastruktur demi menjamin keamanan dan kenyamanan wisatawan


(19)

dalam berwisata serta demi meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Pantai Canggu (Echo Beach).

Melihat perkembangan dan peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Canggu (Echo Beach), memicu peneliti untuk melakukan pengevaluasian terhadap perkembangan dan pembangunan di Pantai Canggu ( Echo Beach ), guna untuk melihat seberapa besar peran dari Pihak Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) yaitu Pihak Pemerintah, Pihak Pengusaha Jasa Pariwisata dan Masyarakat Lokal dalam upaya memaksimalkan kegiatan kepariwisataan di Pantai Canggu ( Echo Beach ).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana Kondisi Eksisting Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten Badung ?

2. Bagaimana Peran Pemangku Kepetingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten Badung ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui Kondisi Eksisting dari Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach ) Kabupaten Badung

2. Untuk Mengetahui Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach ) Kabupaten Badung


(20)

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan yang didapat di bangku kuliah khususnya Mata Kuliah Studi Kelayakan Pariwisata dan menjadi acuan bagi penelitian berikutnya yang berkaitan dengan Evaluasi Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten Badung .

2. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan, pertimbangan dan evaluasi dalam perencanaan, pengembangan, dan pembangunan pariwisata khususnya bagi Pemerintah Kabupaten Badung.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima Bab, hal ini bertujuan untuk dapat memahami isi dari tiap Bab yang merupakan satu kesatuan dan saling berhubungan. Adapun sistematika penulisan penenlitian ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam Bab ini mendeskripsikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam Bab ini di uraikan hasil dari penelitian sebelumnya dan deskripsi tentang konsep terkait dengan Evaluasi Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakholder) Terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten Badung


(21)

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam Bab ini diuraikan mengenai lokasi penelitian, ruang lingkup penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik penentuan informan dan analisis data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini merupakan uraian dari hasil pembahasan data yang diperoleh selama melakukan penelitian, meliputi gambaran umum penelitian, Kondisi Eksisting Pantai Canggu (Echo Beach), dan Evaluasi Peran Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakholder) terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) Kabupaten Badung

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab ini menjelaskan tentang simpulan dari pembahasan atas rumusan masalah yang diajukan dan pada Bab ini juga dilengkapi saran bagi pihak Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) yang terkait.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Hasil Penelitian Sebelumnya

Beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian saat ini diantaranya antara lain:

Penelitian pertama berupa Jurnal yang berjudul “ Evaluasi Kinerja Stakeholder dalam Pembinaan Ketrampilan Tenaga Kerja Kontruksi dengan Metode Performence PrismTahun 2010 yang disusun oleh Henny Pratiwi Adi dan M. Agung Wibowo yang memaparkan tentang pengevaluasian kinerja Stakeholders dalam pembinaan keterampilan tenaga kerja kontruksi Indonesia. Adapun evaluasi terhadap peran stakeholders dalam pembinaan keterampilan tenaga kerja konstruksi dilakukan dengan menggunakan metode performance prism. Lima hal penting yang mendasari performance prism adalah stakeholders satisfaction, stakeholders contribution, serta stakeholders strategy, process dan capability. Berdasarkan stakeholders satisfaction, stakeholders contribution, stakeholders strategy, process and capability, maka setiap stakeholders telah memiliki strategi dan kapasitas yang baik untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja konstruksi.

Penelitian berupa Tesis yang berjudul “ Evaluasi Perkembangan Wisata Bahari di

Pantai Sanur” Tahun 2011 yang disusun oleh IGA Gede Oka Gautama memaparkan tentang daya tarik Pantai Sanur, karakteristik obyek wisata untuk menunjang kegiatan pariwisata baik dari sumber daya alam , pelaku pariwisata, maupun fasilitas pariwisata yang ada disana. Selain itu dibahas juga mengenai langkah – langkah agar tercipta wisata bahari di Pantai Sanur yang digali lebih dalam melalui empat aspek yaitu Attraction , Aminities , Ancillary dan Accessibility


(23)

Penelitian berikutnya Jurnal yang berjudul “ Evaluasi Pelaksanaan Program

Pengembangan Obyek Wisata Goa Putri di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang Aji

Tahun 2011 “ yang disusun oleh Novia Kencana dimana pada penelitian itu di paparkan bahwa Program Pengembangan Objek Wisata Goa Putri ini sudah berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari hasil produk atau output yang diperoleh dari pelaksanaan program pengembangan objek wisata Goa Putri ini. Pelaksanaan kegiatan dilapangan pada Tahun 2011 semuanya sudah berjalan dan terealisasi dengan baik, begitu pula dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang ada sudah memadai dan mendukung pelaksanaan Program Pengembangan Objek Wisata Goa Putri ini.

Persamaan antara Penelitian diatas dengan Penelitian saat ini terletak pada Fokus Penelitiannya, dimana tiga penelitian tersebut dengan penelitian saat ini sama- sama mengevaluasi suatu Daya Tarik Wisata, tetapi pada penelitian pertama yang dilakukan oleh Henny Pratiwi Adi dan M. Agung Wibowo proses pengevaluasian menggunakan metode performance prism, dimana metode tersebut merupakan suatu strategi untuk meningkatkan suatu keterampilan kinerja kontruksi. Penelitian kedua yang dilakukan oleh IGA Gede Oka Gautama lebih mengacu kepada langkah-langkah yang dilakukan agar Pantai Sanur dapat berkembang menjadi Wisata Bahari melalui aspek : Atraksi, Accesbility, Amenity, dan Ancillary. Penelitian yang dilakukan oleh Novia Kencana lebih mengevaluasi suatu Daya Tarik dengan menggunakan model CIPP dari Stufflebeam (dalam Tayibnapis, 2000) yang berfokus pada 4 (empat) aspek, yaitu Context (Konteks), Input, Proses Implementasi dan Output. Dalam Penelitian yang dilakukan saat ini lebih mengevaluasi Peran Stakholder terhadap suatu Daya Tarik, dimana peran pihak stakholder tersebut dilihat berdasarkan pada UU RI Nomor 10 Tahun 2009 dan Perbedaannya terletak pada lokus penelitiannya, dimana pada penelitian yang dipaparkan oleh IGA Gede Oka Gautama berlokasi di Pantai Sanur, selanjutnya Penelitian yang dipaparkan oleh Novia Kencana berlokasi di Obyek Wisata Goa


(24)

Putri di Desa Padang Bindu Kecamatan Semidang, sedangkan penelitian ini dilakukan di Pantai Canggu (Echo Beach) di Kabupaten Badung

1.2Deskripsi Konsep dan Teori Analisis

Dalam penelitian diperlukan konsep-konsep yang relevan sesuai dengan topik yang dijadikan acuan dalam membahas masalah-masalah penelitian. Adapun konsep dan teori tersebut sebagai berikut.

2.2.1. Daya Tarik Wisata

Pengertian Daya Tarik Wisata menurut Undang- Undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan Bab I, pasal 5 , menyebutkan sebagai berikut “ Daya Tarik Wisata “ adalah segala segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran dan tujuan kunjungan wisatawan.

Menurut Cooper, et al. (1993) daerah tujuan wisata harus didukung empat komponen utama atau yang dikenal dengan istilah “4A” yaitu: Atraksi (Attraction), Fasilitas Pendukung (Amenities), Aksesibilitas (Accesibility), dan Kelembagaan (Ancillary Service). Dalam penelitian ini, peneliti memilih teori Cooper, dkk sebagai acuan peneliti untuk memudahkan dalam menganalisis Kondisi Eksisting Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) yaitu sebagai berikut.

1. Komponen Atraksi (Attraction), pada komponen ini dijelaskan bahwa modal kepariwisataan itu mengandung potensi untuk dikembangkan menjadi atraksi wisata. Modal atraksi yang menarik kedatangan wisatawan itu ada tiga, yaitu (1) Natural Resources (alami) seperti: Gunung, Danau, Pantai, dan Bukit; (2) Atraksi wisata budaya seperti: arsitektur rumah tradisional di desa, situs arkeologi, benda-benda seni dan kerajinan, ritual atau upacara budaya, festival budaya, kegiatan dan


(25)

kehidupan masyarakat sehari-hari, keramahtamahan, makanan; dan (3) Atraksi buatan seperti: acara olahraga, berbelanja, pameran, konferensi, festival musik. 2. Komponen Aksesibilitas (Accesibility), pada komponen ini dijelaskan bahwa aksesibilitas merupakan suatu hal vital yang sangat memengaruhi kunjungan wisatawan. Jika suatu daerah wisata tidak tersedia aksesibilitas yang mencukupi, maka sangat kecil wisatawan akan datang mengunjungi daerah wisata tersebut. 3. Komponen Fasilitas Pendukung (Amenitas), pada komponen ini dijelaskan bahwa secara umum fasilitas (amenities) adalah segala macam prasarana dan sarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan wisata. Sarana dan prasarana yang dimaksud adalah sesuatu yang dibutuhkan oleh wisatawan sebagai faktor pendukung.

4. Komponen Kelembagaan (Ancillary), pada komponen ini Cooper (1993) dijelaskan bahwa komponen ancillary atau sering disebut juga pelengkap yang harus disediakan oleh pengelola dari suatu objek wisata, baik untuk wisatawan maupun untuk pelaku wisatawan. Pelayanan ini sudah termasuk pemasaran, pembangunan dan adanya koordinasi dari setiap kegiatan. Secara umum suatu pelayanan biasanya disajikan oleh organisasi lokal seperti contohnya : Adanya Promosi terhadap Daya Tarik Wisata, tersedianya layanan informasi, tersedianya beberapa fasilitas khusus ( fasilitas penyedia makanan, fasilitas olahraga, dll ), dan tersedianya pemimpin dari suatu destinasi.

Daya tarik atau atraksi wisata menurut Yoeti ( 2002 : 5 ) adalah segala sesuatu yang dapat menarik wisatawan yang berkunjung pada suatu daerah tujuan wisata, seperti

a) Natural attraction : landscape, seascape, beaches, climate and other geographical features of the destinations


(26)

c) Social attractions : the way of life , the resident populations, languages , opportunities for social encounters

d) Built attraction : building, historic and modern architecture, monument , parks, gardens, marinas, etc

Menurut Perda Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 57, yang dimaksud dengan Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya hasil buatan manusia, serta aktivitas sosial budaya masyarakat dan menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Adapun beberapa Jenis Daya Tarik Wisata antara lain :

a) Daya Tarik Wisata Alam

Daya tarik wisata Alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya, seperti : flora fauna, keuinikan dan kekhasan ekosistem, gejala alam dan budidaya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan

b) Daya Tarik Wisata Budaya

Daya tarik wisata budaya adalah hasil ciptaan manusia berupa benda-benda bersejarah, kebudayaan atau sistem keagamaan. Adapun 10 elemen budaya yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai daya tarik wisata menurut Shaw dan Williams dalam indrawati (2010), antara lain kerajinan, tradisi, sejarah dari suatu tempat/daerah, arsitektur, makanan lokal/tradisional, seni dan musik, cara hidup suatu masyarakat, agama , bahasa, pakaian lokal/tradisional


(27)

Daya Tarik Wisata Buatan Manusia merupakan daya tarik wisata khusus yang merupakan kreasi artifisial (artificially created) dan kegiatan-kegitan manusia lainnya di luar wisata alam dan wisata budaya

Dalam penelitian ini tentunya konsep 4A yang dijabarkan oleh Cooper,et al.(1993) yang meliputi Atraksi, Accessbilitas, Amenity serta Ancillary dan Konsep dari Yoeti (2002 : 5) tentang jenis-jenis Atraksi akan menjadi acuan dalam mendeskripsikan Kondisi Eksisting yang terdapat di Pantai Canggu (Echo Beach). Selain itu menurut Perda Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 ayat 57 yang menjadi Daya Tarik Wisata Alam dalam penelitian ini adalah Keindahan Pemandangan Pantai dan Potensi yang dimilik dari Pantai Canggu (Echo Beach) dan Daya Tarik Wisata Budaya dalam penelitian ini meliputi potensi fisik dan non fisik, potensi fisik dalam penelitian ini berupa bangunan bersejarah dan potensi non fisik dalam penelitian ini berupa tradisi kesenian daerah.

2.2.2 Evaluasi

Menurut pengertian bahasa Indonesia , kata evaluasi berasal dari bahasa inggris Evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily : 1983 ). Menurut Stufflebeam dalam Gautama ( 2011 ) mendifinisikan evaluasi sebagai “ The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives” artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternative keputusan.

Evaluasi adalah kegiatan mengukur dan menilai. Mengukur lebih bersifat kuantitatif , sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Evaluasi merupakan suatu proses untuk menentukan relevensi, efisiensi, efektivitas, dan dampak kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai serta sistematis dan obyektif. Soekartawi (1999) dalam Fauziah (2007) mengemukakan bahwa dalam menilai keefektifan suatu program atau


(28)

proyek maka harus melihat pencapaian hasil kegiatan program atau proyek yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.

Menurut Undang – Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan BAB VIII mengenai Kewenangan Pemerintah dan Pemerintah Daerah Pasal 30 menyebutkan bahwa

a) Pemerintah Kabupaten/Kota berwenang memfasilitasi dan melakukan promosi Destinasi Pariwisata dan produk pariwisata yang berada di wilayahnya

b) Menetapkan Daya Tarik Wisata Kabupaten / Kota c) Menyelenggarakan Bimbingan Sadar Wisata

d) Memelihara dan melestarikan Daya Tarik Wisata yang berada di wilayahnya

Menurut Pasal 19 ayat 2 BAB VII mengenai Hak, Kewajiban dan Larangan menyebutkan bahwa :

“Setiap Orang dan / atau masyarakat di dalam dan di sekitar destinasi pariwisata

mempunyai hak prioritas :

a) Menjadi Pekerja / buruh b) Konsinyasi dan / atau c) Pengelolaan

Menurut Pasal 24 BAB VII mengenai Hak, Kewajiban dan Larangan menyebutkan bahwa :

Setiap orang berkewajiban :

a) Menjaga dan melestarikan Daya Tarik Wisata

b) Membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berprilaku santun dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata

Menurut Pasal 14 BAB VI mengenai Usaha Pariwisatamenyebutkan bahwa: Usaha Pariwisata meliputi :


(29)

a) Daya Tarik Wisata b) Kawasan Pariwisata c) Jasa transportasi wisata d) Jasa perjalanan wisata e) Jasa makanan dan minuman f) Penyediaan akomodasi

g) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi penyelenggaraan pertemuan, perjalanan intensif, konferensi dan pameran

h) Jasa informasi pariwisata i) Jasa konsultan pariwisata j) Jasa pramuwisata

k) Wisata tirta , dan SPA

Dari indikator yang berdasarkan Undang – undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tersebut, nantinya tahap Evaluasi pada penelitian ini akan membandingkan antara kondisi ideal dari peran hak dan kewajiban masing – masing pihak Stakholder yang berdasarkan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwsataan dengan Kondisi yang terjadi di Pantai Canggu (Echo Beach), membandingkan apakah pihak dari masing– masing Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakholder) sudah melaksanakan kewajibannya sesuai Undang – Undang yang berlaku ataukah belum, dan nantinya penelitian ini tentu dapat memberikan masukan/ rekomendasi pada pihak masing – masing stakholder apabila kewajibannya belum dapat dilaksankan secara optimal

2.2.3 Pemangku Kepentingan Pariwisata (TourismStakeholder)

Menurut Swarbrooke (1998 : 86) dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, tentunya terdapat 6 aktor kunci yang berperan di dalamnya. Aktor tersebut antara lain : Sektor Publik, Industry Jasa Pariwisata, Organisasi Relawan, Masyarakat Lokal, Media dan


(30)

Wisatawan. Dalam pengembangannya, masing-masing aktor tentunya memiliki peran dan Tanggun jawab yang berbeda diantaranya:

a. Sektor Publik

Sektor publik tentunya dapat mempengaruhi pariwisata di segala Sector dan peran sektor publik dalam pengembangan pariwisata tentunya dari aspek : Undang – Undang dan Peraturan, Pendanaan Fiskal yang intensif, Penyediaan Infrastruktur, Pengembangan dan Pengendalian bangunan termasuk penilaian dampak lingkungan.

b. Industri Jasa Pariwisata

Dalam pengembangan pariwiata, pihak Industri Jasa Pariwisata memiliki peran diantaranya : bagaimana mengembangkan, unsur-unsur yang berwujud fisik dari produk ini seperti hotel baru atau bandara, bagaimana beroperasi dalam hal segala sesuatu dari konsumsi energi dengan kebijakan dari tingkat upah dan kondisi kerja untuk eksploitasi satwa liar. Secara umum terdapat beberapa kecaman yang dituduhkan kepada Industri Jasa Wisata diantaranya: terlalu peduli dengan keuntungan jangka pendek dari pada dengan kesinambungan jangka panjang, adanya eksploitasi lingkungan secara besar-besaran dan kurang memiliki inisiatif pelestarikan lingkungan, Secara relatif bebas melakukan apapun dan memiliki kemungkinan yang kecil untuk mau berkomitmen pada tujuan tertentu,

c. Organisasi Relawan

i. Organisasi Relawan dalam konteks ini terbagi atas 4 kelompok diantaranya: ii. Kelompok Publik yang bersifat memaksa seperti Perusahaan pariwisata di UK yang mencoba mempengaruhi pemerintahan dan industri dalam mendukung konsep pariwiwsata berkelanjutan.


(31)

iii. Orang-Orang Ahli, yang dalam hal ini meliputi Association of Independent Tour Operators ( AITO ), dan Hotel, Catering and Institutional Management Association ( HCIMA ) yang memiliki aspek menarik dalam pariwisata berkelanjutan.

iv. Kelompok Industri yang memaksa antara lain berkampanye dalam mempertanggung jawabkan lingkungan pariwisata, dunia perjalanan wisata dan dewan pariwisata.

v. Relawan yang dipercaya, suatu kelompok masyarakat tersendiri yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu tanpa membuat keuntungan individu dari hasil kegiatan mereka, seperti contohnya National Trust di UK yang dilibatkan dalam melestarikan UK bentang alam warisan dan bangunan bersejarah

d. Masyarakat Lokal

Populasi masyarakat lokal akan cenderung memiliki serangkaian minat. Namun, dalam masyarakat sendiri kemungkinan akan menjadi berbagai kelompok dengan minat yang sangat berbeda, dan memiliki sikap yang berbeda pada masalah pariwisata. ini mungkin termasuk;

i. Mereka yang memiliki usaha pariwisata.

ii. Mereka yang bekerja di industri pariwisata lokal.

iii. Mereka pengusaha yang tidak terlibat dalam bisnis pariwisata.

iv. Mereka yang tidak bekerja di industri pariwisata dan umumnya tidak terpengaruh oleh industri.


(32)

e. Wisatawan

Tanggung jawab dasar dari turis

i. Tanggung jawab untuk mematuhi hukum dan peraturan setempat,

ii. Tanggung jawab untuk tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang bersifat ilegal, atau di mana hukum tidak ditegakkan oleh otoritas lokal atau yang secara luas dikecam oleh masyarakat, seperti seks dengan anak-anak.

iii. Tanggung Jawab untuk tidak menyinggung keyakinan agama lokal atau norma-norma budaya perilaku.

iv. Tanggung Jawab untuk tidak merugikan lingkungan fisik lokal, Tanggung Jawab untuk meminimalkan penggunaan sumber daya yang langka lokal

Tanggung Jawab Ekstra Wisatawan dalam Kaitannya dengan Pariwisata Berkelanjutan

i. Tanggung jawab tidak mengunjungi destinasi yang memiliki catatan buruk terhadap kehidupan manusia,

ii. Tanggung jawab untuk mencari tahu tentang tujuan sebelum liburan dan mencoba untuk belajar beberapa kata dari bahasa lokal,

iii. Tanggung Jawab untuk mencoba bertemu orang-orang lokal, belajar tentang gaya hidup mereka, dan membangun persahabatan

iv. Tanggung Jawab untuk melindungi satwa liar alam dengan tidak membeli souvenir yang dibuat dari makhluk hidup

v. Tanggung jawab untuk mematuhi semua keyakinan agama lokal dan nilai budaya.

vi. Tanggung jawab berperilaku bijaksana, agar tidak menyebarkan infeksi seperti HIV dan hepatitis B.


(33)

f. Media

media perjalanan bertentangan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam : i. Program televisi, buku panduan atau majalah dan surat kabar fitur mendorong

wisatawan untuk ingin mengunjungi dari tempat-tempat terpencil sehingga dampak negatif dari pariwisata tersebar ke daerah berita.

ii. Program televisi dan megazine dan koran fitur cendrung banyak mempromosikan tujuan yang memiliki rezim politik yang menindas,

iii. Sebagian besar program dan fitur yang diproduksi sebagai hasil dari perjalanan oleh wartawan sepenuhnya dibayar oleh industri pariwisata. Oleh karena itu merekacenderung tidak akan menyinggung perusahaan yang telah membayar untuk perjalanan mereka,

iv. Beberapa program atau fitur pernah melihat pariwisata dari sudut pandang masyarakat.

Dalam sistem pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam menggerakkan sistem. Aktor tersebut adalah insan – insan pariwisata yang ada di dalam sektor. Secara umum, insan pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama, yaitu : (1) Masyarakat. Yang termasuk masyarakat adalah masyarakat umum yang ada pada destinasi, sebagai pemilik dari berbagai sumber daya yang merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan. Termasuk kedalam kelompok masyarakat ini juga adalah tokoh – tokoh masyarakat intelektual, LSM, dan media massa. (2) Swasta. Kelompok swasta adalah asosiasi usaha pariwisata dan para pengusaha. (3) Pemerintah. kelompok pemerintah adalah pada berbagai wilayah adminstrasi, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya (Suwena dan Widyatmaja 2010 )

Dalam penelitian ini nantinya konsep ini akan digunakan untuk menganalisis rumusan masalah kedua yang berkaitan dengan pihak Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism


(34)

Stakholder) yang berperan terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) yaitu masyarakat lokal yang mengelola Pantai Canggu (Echo Beach), Pihak swasta yaitu para pengusaha jasa yang berada di sekitar Pantai, serta pihak Pemerintah, dalam hal ini yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Badung.

2.2.4 Konsep Peran

Peran menurut Soekanto (2002) adalah proses dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dapat dikatakan dia sudah menjalankan suatu peran. Peran Normatif lebih berkaitan erat dengan tugas dan kewajiban, sedangkan peran ideal dapat diterjemahkan sebagai peran yang diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut (Soekanto, 2002). Pada hakekatnya peran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian prilaku tertentu yang ada karena suatu jabatan tertentu.

Dalam penelitian ini peran dari Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) akan dijelaskan dari kewajibannya masing-masing yaitu Pihak Pemerintah sebagai fasilitator dan regulator, pihak Swasta sebagai penyedia jasa layanan wisata, serta Masyarakat Lokal sebagai pengelola dari sumber daya alam yang dimiliki.


(1)

a) Daya Tarik Wisata b) Kawasan Pariwisata c) Jasa transportasi wisata d) Jasa perjalanan wisata e) Jasa makanan dan minuman f) Penyediaan akomodasi

g) Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi penyelenggaraan pertemuan, perjalanan intensif, konferensi dan pameran

h) Jasa informasi pariwisata i) Jasa konsultan pariwisata j) Jasa pramuwisata

k) Wisata tirta , dan SPA

Dari indikator yang berdasarkan Undang – undang RI Nomor 10 Tahun 2009 tersebut, nantinya tahap Evaluasi pada penelitian ini akan membandingkan antara kondisi ideal dari peran hak dan kewajiban masing – masing pihak Stakholder yang berdasarkan Undang- undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwsataan dengan Kondisi yang terjadi di Pantai Canggu (Echo Beach), membandingkan apakah pihak dari masing– masing Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakholder) sudah melaksanakan kewajibannya sesuai Undang – Undang yang berlaku ataukah belum, dan nantinya penelitian ini tentu dapat memberikan masukan/ rekomendasi pada pihak masing – masing stakholder apabila kewajibannya belum dapat dilaksankan secara optimal

2.2.3 Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder)

Menurut Swarbrooke (1998 : 86) dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan, tentunya terdapat 6 aktor kunci yang berperan di dalamnya. Aktor tersebut antara lain : Sektor Publik, Industry Jasa Pariwisata, Organisasi Relawan, Masyarakat Lokal, Media dan


(2)

Wisatawan. Dalam pengembangannya, masing-masing aktor tentunya memiliki peran dan Tanggun jawab yang berbeda diantaranya:

a. Sektor Publik

Sektor publik tentunya dapat mempengaruhi pariwisata di segala Sector dan peran sektor publik dalam pengembangan pariwisata tentunya dari aspek : Undang – Undang dan Peraturan, Pendanaan Fiskal yang intensif, Penyediaan Infrastruktur, Pengembangan dan Pengendalian bangunan termasuk penilaian dampak lingkungan.

b. Industri Jasa Pariwisata

Dalam pengembangan pariwiata, pihak Industri Jasa Pariwisata memiliki peran diantaranya : bagaimana mengembangkan, unsur-unsur yang berwujud fisik dari produk ini seperti hotel baru atau bandara, bagaimana beroperasi dalam hal segala sesuatu dari konsumsi energi dengan kebijakan dari tingkat upah dan kondisi kerja untuk eksploitasi satwa liar. Secara umum terdapat beberapa kecaman yang dituduhkan kepada Industri Jasa Wisata diantaranya: terlalu peduli dengan keuntungan jangka pendek dari pada dengan kesinambungan jangka panjang, adanya eksploitasi lingkungan secara besar-besaran dan kurang memiliki inisiatif pelestarikan lingkungan, Secara relatif bebas melakukan apapun dan memiliki kemungkinan yang kecil untuk mau berkomitmen pada tujuan tertentu,

c. Organisasi Relawan

i. Organisasi Relawan dalam konteks ini terbagi atas 4 kelompok diantaranya: ii. Kelompok Publik yang bersifat memaksa seperti Perusahaan pariwisata di UK yang mencoba mempengaruhi pemerintahan dan industri dalam mendukung konsep pariwiwsata berkelanjutan.


(3)

iii. Orang-Orang Ahli, yang dalam hal ini meliputi Association of Independent Tour Operators ( AITO ), dan Hotel, Catering and Institutional Management Association ( HCIMA ) yang memiliki aspek menarik dalam pariwisata berkelanjutan.

iv. Kelompok Industri yang memaksa antara lain berkampanye dalam mempertanggung jawabkan lingkungan pariwisata, dunia perjalanan wisata dan dewan pariwisata.

v. Relawan yang dipercaya, suatu kelompok masyarakat tersendiri yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu tanpa membuat keuntungan individu dari hasil kegiatan mereka, seperti contohnya National Trust di UK yang dilibatkan dalam melestarikan UK bentang alam warisan dan bangunan bersejarah

d. Masyarakat Lokal

Populasi masyarakat lokal akan cenderung memiliki serangkaian minat. Namun, dalam masyarakat sendiri kemungkinan akan menjadi berbagai kelompok dengan minat yang sangat berbeda, dan memiliki sikap yang berbeda pada masalah pariwisata. ini mungkin termasuk;

i. Mereka yang memiliki usaha pariwisata.

ii. Mereka yang bekerja di industri pariwisata lokal.

iii. Mereka pengusaha yang tidak terlibat dalam bisnis pariwisata.

iv. Mereka yang tidak bekerja di industri pariwisata dan umumnya tidak terpengaruh oleh industri.


(4)

e. Wisatawan

Tanggung jawab dasar dari turis

i. Tanggung jawab untuk mematuhi hukum dan peraturan setempat,

ii. Tanggung jawab untuk tidak mengambil bagian dalam kegiatan yang bersifat ilegal, atau di mana hukum tidak ditegakkan oleh otoritas lokal atau yang secara luas dikecam oleh masyarakat, seperti seks dengan anak-anak.

iii. Tanggung Jawab untuk tidak menyinggung keyakinan agama lokal atau norma-norma budaya perilaku.

iv. Tanggung Jawab untuk tidak merugikan lingkungan fisik lokal, Tanggung Jawab untuk meminimalkan penggunaan sumber daya yang langka lokal

Tanggung Jawab Ekstra Wisatawan dalam Kaitannya dengan Pariwisata Berkelanjutan

i. Tanggung jawab tidak mengunjungi destinasi yang memiliki catatan buruk terhadap kehidupan manusia,

ii. Tanggung jawab untuk mencari tahu tentang tujuan sebelum liburan dan mencoba untuk belajar beberapa kata dari bahasa lokal,

iii. Tanggung Jawab untuk mencoba bertemu orang-orang lokal, belajar tentang gaya hidup mereka, dan membangun persahabatan

iv. Tanggung Jawab untuk melindungi satwa liar alam dengan tidak membeli souvenir yang dibuat dari makhluk hidup

v. Tanggung jawab untuk mematuhi semua keyakinan agama lokal dan nilai budaya.

vi. Tanggung jawab berperilaku bijaksana, agar tidak menyebarkan infeksi seperti HIV dan hepatitis B.


(5)

f. Media

media perjalanan bertentangan dengan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam : i. Program televisi, buku panduan atau majalah dan surat kabar fitur mendorong

wisatawan untuk ingin mengunjungi dari tempat-tempat terpencil sehingga dampak negatif dari pariwisata tersebar ke daerah berita.

ii. Program televisi dan megazine dan koran fitur cendrung banyak mempromosikan tujuan yang memiliki rezim politik yang menindas,

iii. Sebagian besar program dan fitur yang diproduksi sebagai hasil dari perjalanan oleh wartawan sepenuhnya dibayar oleh industri pariwisata. Oleh karena itu merekacenderung tidak akan menyinggung perusahaan yang telah membayar untuk perjalanan mereka,

iv. Beberapa program atau fitur pernah melihat pariwisata dari sudut pandang masyarakat.

Dalam sistem pariwisata, ada banyak aktor yang berperan dalam menggerakkan sistem. Aktor tersebut adalah insan – insan pariwisata yang ada di dalam sektor. Secara umum, insan pariwisata dikelompokkan dalam tiga pilar utama, yaitu : (1) Masyarakat. Yang termasuk masyarakat adalah masyarakat umum yang ada pada destinasi, sebagai pemilik dari berbagai sumber daya yang merupakan modal pariwisata, seperti kebudayaan. Termasuk kedalam kelompok masyarakat ini juga adalah tokoh – tokoh masyarakat intelektual, LSM, dan media massa. (2) Swasta. Kelompok swasta adalah asosiasi usaha pariwisata dan para pengusaha. (3) Pemerintah. kelompok pemerintah adalah pada berbagai wilayah adminstrasi, mulai dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan seterusnya (Suwena dan Widyatmaja 2010 )

Dalam penelitian ini nantinya konsep ini akan digunakan untuk menganalisis rumusan masalah kedua yang berkaitan dengan pihak Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism


(6)

Stakholder) yang berperan terhadap Daya Tarik Wisata Pantai Canggu (Echo Beach) yaitu masyarakat lokal yang mengelola Pantai Canggu (Echo Beach), Pihak swasta yaitu para pengusaha jasa yang berada di sekitar Pantai, serta pihak Pemerintah, dalam hal ini yaitu Pemerintah Daerah Kabupaten Badung.

2.2.4 Konsep Peran

Peran menurut Soekanto (2002) adalah proses dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka dapat dikatakan dia sudah menjalankan suatu peran. Peran Normatif lebih berkaitan erat dengan tugas dan kewajiban, sedangkan peran ideal dapat diterjemahkan sebagai peran yang diharapkan dilakukan oleh pemegang peranan tersebut (Soekanto, 2002). Pada hakekatnya peran juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian prilaku tertentu yang ada karena suatu jabatan tertentu.

Dalam penelitian ini peran dari Pemangku Kepentingan Pariwisata (Tourism Stakeholder) akan dijelaskan dari kewajibannya masing-masing yaitu Pihak Pemerintah sebagai fasilitator dan regulator, pihak Swasta sebagai penyedia jasa layanan wisata, serta Masyarakat Lokal sebagai pengelola dari sumber daya alam yang dimiliki.