APLIKASI PERANGKAT LUNAK UNTUK PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS).

(1)

MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Oleh

FEBRI DWI ARDIANTO

NPM : 0634315122

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang V Tahun Akademik 2010/2011

Menyetujui,

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 369070602091

Doddy Ridwandono, S.kom NPT. 378050702181

Mengetahui

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 369070602091


(2)

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Surabaya 60294

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :

Nama : FEBRI DWI ARDIANTO

NPM : 0634315122 Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian lisan gelombang V, TA 2010/2011 dengan judul :

” APLIKASI PERANGKAT LUNAK UNTUK PEMILIHAN HANDPHONE

MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS) ” Surabaya, 13 Juni 2011

Dosen Penguji yang memerintahkan revisi :

1) Dra. Nining Martiningtyas, M.MT

{

}

NIDN. 0713066501

2) Doddy Ridwandono, S.Kom

{

}

NPT. 378050702181

3) Abdul Kadir, S.Kom

{

}

Mengetahui, Pembimbing Utama,

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 369070602091

Pembimbing Pendamping,

Doddy Ridwandono, S.kom NPT. 378050702181


(3)

HANDPHONE

MENGGUNAKAN METODE AHP

(

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

Oleh :

Febri Dwi Ardianto

NPM : 0634315122

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 10 Juni 2011

2. 2.

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

Ir. Sutiyono, MT NPT. 19600713 198703 1 001 Pembimbing :

1.

Basuki Rahmat, S.Si, MT NPT. 369070602091

Penguji : 1.

Dra. Nining Martiningtyas, MMT NIDN. 0713066501

2.

Doddy Ridwandono, S.kom NPT.378050702181

2.

Doddy Ridwandono, S.kom NPT.378050702181 3.

Abdul Kadir, S.Kom


(4)

Penyusun : Febri Dwi Ardianto Pembimbing I : Basuki Rahmat,S.Si,MT Pembimbing II : Doddy Ridwandono, S.kom

ABSTRAKSI

Berkomunikasi merupakan kebutuhan yang penting tanpa kita sadari. Karena dengan berkomunikasi kita dapat menghilangkan penat akibat aktivitas selama seharian, kita juga mengatahui kabar dari sanak saudara, teman, maupun kerabat dekat. Pemilihan handphone yang tepat juga berpengaruh dalam hal ini. Permasalahan yang sering muncul masih banyak orang yang mempunyai handphone tetapi tidak mengerti kegunaannya,atau malah gampang rusak,dan bisa dikatakan kurang canggih. Oleh karena itu menyadari betapa pentingnya memilih handphone yang tepat, maka dibutuhkan sebuah sistem dalam bidang teknologi komunikasi. Sistem ini diharapkan dapat digunakan untuk mendapatkan informasi dan pengambilan keputusan pemilihan handphone secara efektif.

Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Konsep metode AHP adalah merubah nilai-nilai kualitatif menjadi nilai kuantitatif. Sehingga keputusan-keputusan yang diambil bisa lebih obyektif.

Metode ini dipilih karena mampu menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif, dalam hal ini alternatif yang dimaksudkan yaitu handphone

berdasarkan kriteria-kriteria yang ditentukan. Pemilihan dilakukan dengan mencari nilai bobot untuk setiap kriteria, kemudian dilakukan proses perangkingan yang akan menentukan alternatif yang optimal, yaitu handphone

terbaik. Dan pada akhir proses bisa menghasilkan salah satu handphone yang bisa memberi masukan kepada pengguna handphone yang sebaiknya dibeli dan dimiliki.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan (SPK), Analytical Hierarchy Process (AHP),Handphone


(5)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan Rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan tugas akhir ini dengan baik dan benar.

Penyusunan Laporan tugas akhir ini merupakan syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur. Adapun judul Tugas Akhir ini adalah ” APLIKASI PERANGKAT LUNAK UNTUK

PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL

HIERARCHY PROCESS)”.

Tak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:

1. Kedua orang tua tercinta, atas semua doa, dukungan serta harapan-harapanya pada saat penulis menyelesaikan Skripsi dan laporan ini. Yang penulis minta hanya doa restunya, sehingga penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari laporan ini.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Basuki Rahmat, SSi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur yang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.


(6)

dan pikiran serta dengan sabar membimbing penulis dari awal hingga terselesainya Laporan Skripsi / Tugas Akhir (TA) ini.

5. Dosen – Dosen Jurusan Teknik Informatika UPN “VETERAN” JATIM, yang telah membuat kami membuka pikiran dan merubah pola pikir kami. 6. Seluruh Teman Jurusan Informatika, tanpa kecuali khususnya Aripin (bos

ipin), Hasan (begut), Arie (pak dhe), Indra (Louhan) dan kawan-kawan (penulis tidak bisa menyebutkan satu persatu) yang telah berperan penting membantu penulis baik materil, spirituil dan atas dukungannya ”Terima Kasih Yang sebesar-besarnya, dan bagi Yang belum sidang TA, kapan kalian sidang TA. Semoga sukses selalu buat kalian”

7. Alfiyatus Sholichah yang juga selalu mendoakan dan memberi semangat hidup dalam terselesainya tugas akhir ini.

Penulis sebagai manusia biasa pasti mempunyai keterbatasan dan banyak sekali kekurangan, terutama dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki penulisan laporan ini.

Surabaya, 7 April 2011


(7)

1.1 Latar Belakang Masalah

Handphone atau ponsel telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat, karena kegunaannya sebagai alat komunikasi. Seiring dengan pesatnya kemajuan teknologi dan permintaan akan kemudahan beserta fasilitas, saat ini ponsel hadir dengan berbagai teknologi dan fasilitas yang ditanamkan didalamnya. Pengguna yang beragam baik dari segi umur hingga lingkungan menyebabkan ponsel dilihat dari berbagai sudut pandang yang berbeda, baik dari segi kebutuhan, kegunaan hingga pembuktian kelas ekonomi.

Kehadiran ponsel yang begitu beragam dan banyak disetiap periode membuat para konsumen terkadang bingung dalam menentukan pilihan, hal tersebut terjadi karena antar ponsel memiliki banyak fitur dan harga yang hampir serupa. Konsumen bisa saja keliru dalam menentukan pilihan karena insting mereka.

Hal yang telah dipaparkan diatas sering terjadi dalam bentuk kasus-kasus lainnya pada berbagai bidang dan kehidupan sehari-hari. Para ahli telah memikirkan hal ini sebelumnya dan mulai mengembangkan berbagai metode dalam pengambilan keputusan yang disebut dengan model pengambil keputusan atau sistem pendukung keputusan.

Salah satu metode dalam pengambilan keputusan adalah Analytical Hierarchy Process yang selanjutnya disebut sebagai AHP, yakni suatu metode dengan memecah masalah menjadi masalah yang lebih kecil dengan membentuk suatu hirarki. Dalam AHP masalah dianalisa melalui matriks perbandingan


(8)

berpasangan menurut tingkat kepentingannya. Tingkat kepentingan didasarkan atas persepsi manusia atau sudut pandang pengguna AHP dalam permasalahan tersebut.

Melalui metode ini diharapkan masyarakat umum dapat mengetahui dan belajar bahwa ada suatu metode yang dapat digunakan dalam membantu mendukung suatu keputusan mereka, dengan contoh permasalahan ponsel diharapkan masyarakat dapat menerapkan metode AHP ini pada kasus lainnya agar bukan hanya berdasar insting semata namun juga berlandaskan pengetahuan sangatlah membantu dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dalam kehidupan masyarakat umum sehari-hari.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Bagaimana membuat aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan handphone dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process”.

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan ini adalah: 1. Membuat aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan handphone

dengan menggunakan metode AHP.

2. Mengenalkan metode AHP sebagai salah satu metode dalam pengambilan keputusan pada masyarakat umum untuk membantu memecahkan permasalahan sehari-hari dalam pengambilan keputusan.

3. Memberi kemudahan pada calon pembeli HP untuk memilih handphone


(9)

4. Mengetahui beberapa kriteria yang menjadi daya tarik bagi calon pembeli

handphone.

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah dari sistem yang dibahas adalah sebagai berikut: a. Pemilihan hanya mencakup pada kriteria bukan pada sub kriteria.

b. Faktor biaya yang diberikan di dalam pilihan, admin tidak mencantumkan harga yang pasti, tetapi admin mencantumkan pembulatan harga.

c. Sistem yang dibangun menggunakan pemrograman PHP dan database MySQL dengan menggunakan metode AHP.

d. Dalam sistem ini pemberian nilai bobot kriteria dan nilai prioritas dilakukan oleh petugas admin.

e. Sistem ini hanya membatasi 6 kriteria yang telah ditentukan oleh petugas yaitu jenis layar, bentuk keyboard, system operasi, transfer data, harga, dan media koneksi.

1.5 Metodologi.

Pengumpulan Informasi dan Data yang harus dilakukan adalah : 1. Studi Literatur.

Langkah awal penyusunan untuk pembuatan aplikasi sistem pendukung keputusan dinamis menggunakan metode AHP melalui studi literatur beserta hal-hal yang dijadikan sebagai acuan penilaian..

2. Pengumpulan Data

Untuk mendukung proses pembuatan aplikasi ini, dilakukan pengumpulan data-data, terutama yang berkaitan model-model teori yang menunjang dari aplikasi ini terutama handphone.


(10)

3. Desain Sistem

Tahap ini bertujuan untuk membuat desain sistem berdasarkan pada tahap sebelumnya, yaitu analisa kebutuhan sistem. Pada tahap ini terdapat Diagram alir sistem, Context Diagram, Data Flow Diagram, ER Diagram yang dibuat dengan menggunakan PowerDesigner 6.0.

4. Pengujian dan Evaluasi Perangkat Lunak

Pada tahap ini program yang telah dibuat diuji kebenarannya dengan menggunakan data yang telah dipersiapkan sebelumnya. Selanjutnya, hasil dari pengujian program akan dievaluasi untuk menentukan kebenaran dari program dan menentukan perlu tidaknya dilakukan modifikasi pada program.

5. Penulisan Skripsi.

Pada tahap terakhir ini disusun buku sebagai dokumentasi dari pelaksanaan Tugas Akhir. Dokumentasi ini juga dibuat sehingga memudahkan orang lain yang ingin mengembangkan sistem pendukung keputusan tersebut, yang merupakan tahap akhir dari pengerjaan tugas akhir ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menerangkan tentang latar belakang permasalahan, batasan masalah, tujuan pembuatan, dan sistematika penulisan tugas akhir.


(11)

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini dijelaskan landasan teori yang merupakan teori dasar dari teori yang dipakai untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB III : PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang perancangan sistem yaitu Diagram Data Flow (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), perancangan database dan lain sebagainya.

BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM

Pada bab ini akan dibahas tentang cara penggunaan sistem, yaitu menerapkan hasil rancangan dengan menggunakan data yang dibutuhkan dan pengujian dari program yang telah dibuat.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini akan dibahas tentang saran dan kesimpulan dari penggunaan program aplikasi dan saran pengembangan selanjutnya.


(12)

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) pertama kali dikemukakan pada awal 1970-an oleh Michael S. Scott Morton. Ada beberapa definisi sistem pendukung keputusan yang dikemukakan oleh beberapa pakar, diantaranya: 1. Menurut Michael S. Scott Morton, sistem pendukung keputusan disebut

dengan istilah management decision. Sistem tersebut adalah suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk pengambil keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk membantu pengambil keputusan untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur. Istilah system pendukung keputusan mengacu pada suatu yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambil keputusan. 2. Menurut Man dan Watson, sistem pendukung keputusan merupakan suatu

interaktif yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur, artinya bahwa sistem pendukung keputusan adalah suatu informasi berbasis komputer yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas pengambil keputusan dalam masalah yang semi terstruktur atau tidak terstruktur.

3. Menurut Litle, sistem pendukung keputusan adalah suatu informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang


(13)

semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.

Dari beberapa definisi diatas dapat dikatakan bahwa sistem pendukung keputusan adalah suatu informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan yang bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur. Sistem ini memiliki fasilitas untuk menghasilkan berbagai alternatif yang secara interaktif dapat digunakan oleh pemakai.

Penggunaan model ini berakaitan dengan sifat permasalahan yang harus dipecahkan pemakai, yaitu semi terstruktur atau tidak terstruktur. Jadi semakin banyak perbendaharaan yang dimiliki oleh sistem, maka alternatif keputusan yang dapat diciptakannya juga akan semakin banyak, dengan memanfaatkan komputer sebagai media.

2.1.1 Karakteristik dan Nilai Guna Sistem Pendukung Keputusan

Karakteristik sistem pendukung keputusan adalah :

1. Sistem Pendukung Keputusan dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menambahkan kebijaksanaan manusia dan informasi komputerisasi.

2. Dalam proses pengolahannya, sistem pendukung keputusan mengkombinasikan penggunaan model-model analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi pencari / interogasi informasi.


(14)

3. Sistem Pendukung Keputusan, dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan/dioperasikan dengan mudah.

4. Sistem Pendukung Keputusan dirancang dengan menekankan pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi.

Dengan berbagai karakter khusus diatas, SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan. Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah :

1. SPK memperluas kemampuan pengambil keputusan dalam memproses data / informasi bagi pemakainya.

2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. 3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat

diandalkan.

4. Walaupun suatu SPK, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun ia dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan berbagai alternatif pemecahan.

Di samping berbagai keuntungan dan manfaat seperti dikemukakan diatas, SPK juga memiliki beberapa keterbatasan, diantaranya adalah :

1. Ada beberapa kemampuan manajemen dan bakat manusia yang tidak dapat dimodelkan, sehingga model yang ada dalam sistem tidak semuanya mencerminkan persoalan sebenarnya.

2. Kemampuan suatu SPK terbatas pada perbendaharaan pengetahuan yang dimilikinya (pengetahuan dasar serta model dasar).


(15)

3. Proses-proses yang dapat dilakukan SPK biasanya juga tergantung pada perangkat lunak yang digunakan.

4. SPK tidak memiliki kemampuan intuisi seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dirancang hanyalah untuk membantu pengambil keputusan dalam melaksanakan tugasnya.

Jadi dapat dikatakan bahwa SPK dapat memberikan manfaat bagi pengambil keputusan dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja terutama dalam proses pengambilan keputusan[1].

2.1.2 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan terdiri dari komponen-komponen SPK yaitu: 1. Subsistem Manajemen Basis Data (database).

Subsistem ini merupakan komponen SPK penyedia data bagi sistem. Data tersebut disimpan dalam basis data yang diorganisasikan oleh DBMS. 2. Subsistem Manajemen Basis Model (model base).

Model adalah peniruan dari alam nyata. Model ini dikelola oleh model base.

3. Subsistem Basis Dialog (user sistem interface).

Melalui sistem dialog inilah sistem diartikulasikan dan diimplementasikan sehingga pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang.

2.1.2 Proses Pengambilan Keputusan.

Proses pengambilan keputusan terdiri atas empat tahap, yaitu: 1. Tahap Intelegence.

Dalam tahap ini pengambil keputusan mempelajari kenyataan yang terjadi, sehingga dapat mengidentifikasi dan mendefenisikan masalah yang sering


(16)

terjadi, biasanya dilakukan analisis berurutan dari sistem ke sub sistem pembentuknya. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen pernyataan masalah.

2. Tahap Design

Dalam tahap ini pengambil keputusan menemukan, mengembangkan, dan menganalis semua pemecahan yang mungkin, yaitu melalui pembuatan model yang bisa mewakili kondisi nyata masalah. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen alternatif solusi.

3. Tahap Choice

Dalam tahap ini pengambil keputusan memilih salah satu alternatif pemecahan yang dibuat pada tahap design yang dipandang sebagai aksi yang paling tepat untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi. Dari tahap ini didapatkan keluaran berupa dokumen solusi dan rencana implementasinya.

4. Tahap Implementation .

Dalam tahap ini pengambil keputusan menjalankan rangakaian aksi pemecahan yang dipilih di tahap choice. Implementasi yang sukses ditandai dengan terjawabnya masalah yang dihadapi, sementara kegagalan ditandai dengan tetap adanya masalah yang sedang dicoba untuk diatasi. Dari tahap ini didapatkan keluaran laporan berupa laporan pelaksanaan solusi dan hasilnya.

2.2 Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Metode AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan yang sering digunakan, umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas


(17)

dari berbagai alternatif / pilihan yang ada dan pilihan-pilihan tersebut bersifat kompleks atau multi kriteria[2]. Dengan menggunakan AHP prioritas yang dihasilkan akan bersifat konsisten dengan teori, logis, transparan dan partisipatif. Dengan tuntutan yang semakin tinggi berkaitan dengan transparansi dan partisipasi AHP sangat cocok digunakan untuk penyusunan prioritas kebijakan publik yang menuntut transparansi dan partisipasi.

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat 4 aksioma-aksioma yang terkandung dalam model AHP

1. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat

memuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai daripada A dengan skala 1/x

2. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam

skala terbatas atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru

3. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan

bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan


(18)

antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat diatasnya

4. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki

diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.

Selanjutnya Saaty (2001) menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP) menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan efektif atas isu kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pendukung keputusan. Pada dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang kompleks, yang terstruktur kedalam suatu komponen-komponennya. Artinya dengan menggunakan pendekatan AHP kita dapat memecahkan suatu masalah dalam pengambilan keputusan.

2.2.1. Karakteristik Model AHP

AHP adalah salah satu bentuk model pengambilan keputusan yang pada dasarnya berusaha menutupi semua kekurangan dari model-model sebelumnya. Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah yang kompleks dan tidak terstruktur dipecah ke dalam kelompok-kelompoknya dan kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki.

Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “pakar” sebagai input utamanya. Kriteria “pakar” disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada


(19)

orang yang mengerti benar permasalahan yang diajukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Bisa dikatakan bahwa model AHP adalah suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif.

Sama halnya dengan metode-metode pengambilan keputusan lainnya, yang memiliki prinsip-prinsip kerja dasar, pengambilan keputusan dalam metodologi AHP didasarkan pada 3 prinsip pokok, yaitu:

a. Penyusunan hirarki

Penyusunan hirarki permasalahan merupakan langkah untuk mendefinisikan masalah rumit dan kompleks sehingga menjadi lebih jelas dan detail.. Keputusan yang akan diambil dijadikan sebagai tujuan yang dijabarkan menjadi elemen-elemen yang lebih rinci hingga mencapai suatu tahapan yang paling operasional/terukur. Hirarki permasalahan akan mempermudah pengambilan keputusan untuk menganalisis dan mengambil kesimpulan yang harus dilakukan terhadap masalah tersebut. Contoh hirarki dapat dilihat pada gambar 2.1 :

KRITERIA

ALTERNATIF

KRITERIA KRITERIA KRITERIA KRITERIA

ALTERNATIF ALTERNATIF GOAL

Gambar 2.1 Hirarki 3 Level AHP[1]

Keterangan Gambar 2.1:

a. Hirarki terbawah adalah nama-nama handphone.

b. Hirarki kedua adalah kriteria-kriteria yang dipakai untuk menganalisis handphone.


(20)

c. Hirarki ketiga adalah hirarki yang berisi handphone dengan prioritas tertinggi. Handphone inilah yang inilah yang layak untuk dipilih.

b. Penentuan prioritas

Prioritas dari elemen-elemen kriteria dapat dipandang sebagai bobot/kontribusi elemen tersebut terhadap tujuan pengambilan keputusan. AHP melakukan analisis prioritas elemen dengan metode perbandingan berpasangan antar 2 elemen hingga semua elemen yang ada tercakup. Prioritas ini ditentukan berdasarkan pandangan para pakar dan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap pengambilan keputusan, baik secara langsung (diskusi) maupun tidak langsung (kuesioner).

c. Konsistensi logis

Konsistensi jawaban para responden dalam menentukan prioritas elemen merupakan prinsip pokok yang akan menentukan validitas data dan hasil pengambilan keputusan. Secara umum, responden harus memiliki konsistensi dalam melakukan perbandingan elemen dengan contoh sebagai berikut: jika A>B dan B>C, maka secara logis responden harus menyatakan bahwa A>C, berdasarkan nilai-nilai numerik yang disediakan oleh Saaty.

2.2.2. Langkah dan Prosedur AHP

Secara umum langkah-langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk pemecahan suatu masalah adalah sebagai berikut:

2.2.2.1 Pembentukan hirarki.

Hirarki dapat membantu untuk menyederhanakan suatu masalah yang rumit menjadi lebih terstruktur. Sebuah hirarki menunjukkan pengaruh tujuan dari


(21)

level atas sampai pada level yang paling bawah. Hirarki dapat diuraikan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Hirarki struktural, yaitu suatu pembagian masalah yang rumit ke dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.

b. Hirarki fungsional, yaitu suatu penguraian masalah ke dalam beberapa bagian didasarkan atas hubungan esensialnya.

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan masalah dan penentuan solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

2.2.2.2 Pair-wise comparison

Merupakan perbandingan berpasangan yang digunakan untuk mempertimbangkan faktor-faktor keputusan atau alternatif-alternatif dengan memperhitungkan hubungan antara faktor dan sub faktor itu sendiri. Adapun skala pembanding yang digunakan dapat dilihat pada tabel 2.1 di bawah ini.

Tabel 2.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan [1]

Intensitas

Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen

lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan suatu aktivitas j. Maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas i.


(22)

Pada tahap ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membuat matriks perbandingan berpasangan untuk alternatif pada tiap dimensi. Nilai perbandingan kepentingan alternatif i (Ai) terhadap

alternatif j (Aj) dapat dinotasikan sebagai aij, dan nilaiaji = 1 / aij. Sebagai

contoh, matriks perbandingan berpasangan untuk alternatif pada dimensi Reliability seperti terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.2 Matriks Perbandingan Berpasangan Untuk Alternatif [1] Kriteria ke-j

Pendidikan Umur

Pengalaman Kerja

Kriteriajn

Kriteria ke-i

Pendidikan K11 K12 K13 K14

Umur K21 K22 K23 K24

Pengalaman Kerja K31 K32 K33 K34

Kriteriain K41 K42 K43 K44

Matriks perbandingan berpasangan tersebut juga dilakukan pada empat dimensi yang lain.

2. Untuk mendapatkan nilai perbandingan kepentingan untuk bagian dimensi dan bagian alternatif, matriks perbandingan berpasangan diatas dibuat sebagai kuisioner pembobotan yang akan diberikan pada responden sebagai pengambil keputusan. Dalam hal ini adalah pihak manajemen rumah sakit, misalnya direktur atau wakil direktur bagian medis rumah sakit.

3. Dari hasil matriks perbandingan tersebut, kemudian dilakukan sintesis perbandingan dan dapatkan nilai prioritas. Hal ini dilakukan pada semua


(23)

matriks yang telah dibuat, baik pada bagian dimensi maupun alternatif, yaitu dengan tahap berikut ini :

a. Hitung Total Kolom

Jumlahkan nilai kepentingan (yaitu nilai dij untuk dimensi dan aij

untuk alternatif) pada tiap kolom pada masing-masing matriks. b. Buat Normalized Matriks

Bagilah tiap nilai kepentingan dengan total kolom pada masing-masing matriks, atau dapat dinotasikan sebagai berikut :

Nilai Normalisasi =

= n 1 ij dij d i atau

= n 1 ij aij a i

c. Hitung Nilai Prioritas

Dengan cara menghitung rata-rata untuk tiap baris pada normalized matriks.

2.2.2.3Pengecekan konsistensi

Pengecekan konsistensi dilakukan untuk melihat apakah perbandingan berpasangan yang sudah dibuat masih berada di dalam batas kontrol penerimaan atau tidak. Jika ternyata tidak, maka perlu dilakukan kajian ulang untuk menyelidiki apakah konsistensi tersebut dapat diaplikasikan.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap pengecekan konsistensi adalah sebagai berikut :

1. Membuat matriks nilai kolom kali nilai prioritas, dengan cara kalikan setiap nilai kepentingan pada matriks perbandingan berpasangan pada kolom j dengan nilai prioritas pada baris ke-i, dimana j = i.


(24)

3. Kemudian bagilah total kolom dengan nilai prioritas pada tiap variabel. 4. Hitung λmax: rata-rata dari hasil point 3 diatas.

5. Hitung Consistency Index (CI) : CI =

1 − − n n Max λ

dimana n : jumlah item/variabel yang dibandingkan. 6. Hitung Consistency Ratio (CR) :

RI CI

CR=

di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.

7. Menyusun matriks baris antara alternative versus kriteria yang isinya hasil perhitungan yang tertinggi.

8. Hasil alhirnya berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil keputusan berdasarkan skor.

Dimana RI : random index yang nilainya dapat dilihat pada tabel 2.3 Tabel 2.3 Nilai Indeks Random [1]

Urutan

Matriks 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

(RI) 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang diberikan konsisten. Jika CR > 01, maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks. kriteria yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada matriks berpasangan pada unsure kriteria maupun alternatif harus diulang.

Batasan diterima tidaknya konsistensi suatu matriks sebenarnya tidak ada yang baku, hanya menurut beberapa eksperimen dan pengalaman inkonsistensi sebesar 10% ke bawah ialah tingkat inkonsistensi yang masih dapat diterima


(25)

Apabila A adalah matriks perbandingan berpasangan yang tidak konsisten, maka vektor bobot yang berbentuk (A)(wT) = (n)(wT) dapat didekati dengan cara:

a. Menormalkan setiap kolom j dalam matriks A, sedemikian hingga

i ij

a = 1, yang disebut sebagai A’

b. Untuk setiap baris i dalam A’, hitunglah nilai rata-ratanya wi =

j ij

a n

1

dengan wi adalah bobot tujuan ke-i dari vektor bobot.

2.2Handphone

Handphone adalah suatu alat komunikasi yang dapat menghubungkan komunikasi antar sesama orang.Handphone pada masa sekarang sudah sangat dibutuhkan oleh semua orang mulai dari anak - anak, remaja, orang tua , bahkan kakek dan nenek pun sudah memiliki Handphone.Handphone ditangan orang yang benar dapat menjadi suatu senjata yang sangat hebat dan dapat membantu sesama orang, tapi jika Handphone berada di tangan yang salah maka alat itu dapat menjadi alat yang salah digunakan.Pemakaian Handphone itu sendiri tergantung orang yang membawa Handphone itu sendiri.Fasilitas dan kwualitas Handphone sekarang sudah sangat canggih mulai dari 3.5 g, internet, kamera, mp3 dan masih banyak lagi keunggulan dari Handphone sekarang.

2.3.1 Teknologi Elektronik Handphone

Di abad 21, telekomunikasi telah memasuki era yang begitu dahsyat. Ketika beberapa puluh tahun lalu telepon rumahan masih merupakan barang mewah, kini yang namanya ponsel (telepon selular) telah merupakan barang keseharian. Harganya yang kian murah membuatnya menjamur. Tetapi, tahukah


(26)

Anda bahwa di belakang semua ini adalah peristiwa transfer energi yang masih begitu fenomenal. Siapa tak kenal handphone atau ponsel (telepon selular)? Diperkenalkan pada tahun 1980-an, kini peralatan komunikasi ini sudah jadi perlengkapan sehari-hari. Banyak orang di berbagai kota besar khususnya, tua-muda sering terlihat memamerkannya jika sedang tak digunakan. Ditaruh di saku celana, diselipkan di pinggang, atau ada juga yang sengaja terus dipegang sambil sesekali digunakan untuk menunjuk-nunjuk. Harganya yang sudah kian terjangkau membuat barang ini bisa dimiliki tak hanya oleh si-kaya saja.

Apapun itu, alat yang ukurannya kian imut dan menarik ini juga sudah dianggap sebagai ‘teman’ di perjalanan atau di tempat beraktivitas yang amat praktis. Ia bisa menghubungkan kita dengan relasi, kolega, bahkan dengan bos galak dari mana saja. Teknologi telekomunikasi telah memungkinkannya bisa dipergunakan di mana saja. Apalagi dengan diluncurkannya satelit-satelit selular, yang selanjutnya memungkinkan benda kecil ini bisa digunakan di tempat terpencil (remote area), bahkan dari tengah lautan. Satu yang membuatnya unggul dibanding telepon rumahan, yakni sifatnya yang tanpa kabel atau wireless.

Revolusi di bidang pertelekomunikasian memang telah sampai pada tahapan yang dahsyat. Ketika aktivitas sehari-hari telah begitu overlaps (saling tumpang tindih), peralatan canggih ini selanjutnya menjadi alat yang menentukan.

Akan tetapi, tahukah Anda bahwa untuk mencapai tahapan ini, ratusan insinyur harus menghabiskan waktunya bertahun-tahun di laboratoirum guna menguak berbagai misteri di belakangnya. Mulai dari mempelajari misteri gelombang elektromagnet, sifat gelombang radio berikut klasifikasinya, sampai parameter udara atau atmosfer yang menjadi media perambatanannya. Semua ini


(27)

berkaitan dengan transfer energi yang tak kasat mata, sehingga apa saja yang berkaitan dengannya masih bisa disebut sebagai fenomena alam. Jika di kota Jakarta dalam selang waktu tertentu ada dua juta orang bercakap-cakap dengan koleganya lewat ponsel, kita pun tak pernah mengerti benar betapa padatnya percikan atau radiasi gelombang elektromagnet yang ditimbulkan saling berseliweran.

Ponsel sendiri sebenarnya bukan peralatan yang benar-benar canggih. Alat ini pada prinsipnya hanyalah sebuah radio transceiver (transmitter-receiver/pengirim-penerima) biasa, mirip walkie-talkie atau handie-talkie yang kerap jadi perlengkapan standar polisi atau petugas sekuriti. Bagian utama dari peralatan telekomunikasi ini adalah osilator sebagai pembangkit sinyal radio, penguat frekuensi radio, pencampur (mixer), pencacah gelombang (detector), dan penguat sinyal audio.

Lalu mengapa disebut telepon selular? Sebutan ini rupanya berangkat dari bentangan penguat sinyal yang dibangun jaringan antena RBS (radio base station) yang menjadi piranti penangkap dan penyebar sinyal. Untuk sebuah kota, penyelenggara jaringan atau biasa disebut provider (apakah itu Telkomsel atau Satelindo) biasa membaginya dalam bentuk sel yang bentuknya imajiner, dimana setiap sel akan diwakili sebuah antena RBS. Itu sebabnya telepon bergerak (mobile phone) ini selanjutnya dikenal pula sebagai telepon selular,yang bisa dibawa kemana-mana.

Merunut ke belakang, dalam sejarahnya, baik ponsel maupun peralatan telekomunikasi wireless lainnya, pada prinsipnya terkait dengan hasil eksperimen yang dilakukan dua ilmuwan yang bernama James Clerk Maxwell (1831-1879)


(28)

dan Heinrich Hertz (1857-1894). Maxwell berhasil menguak sebagian fenomena alam tentang gelombang elektromagnetik yang menandaskan, bahwasanya kecepatan radiasi gelombang magnet-listrik ini sama dengan kecepatan perambatan cahaya, yakni sekitar 186.000 mil (300.000 km) per detik. Sementara itu, dalam kesempatan yang berbeda, Hertz melengkapi hasil telaah ilmiah Maxwell dengan mengungkap, bahwa gelombang radio adalah bagian dari fenomena alam ini. Untuk menghargai jerih payah Hertz, masyarakat ilmiah dunia kemudian menggunakan nama ‘Hertz’ sebagai satuan frekuensi atau getaran per detik.

Dalam karakteristik dan fungsi yang berbeda, gelombang elektromagnetik sendiri bisa dipilah-pilah berdasarkan spektrumnya menjadi (mulai dari panjang gelombang terbesar sampai tersempit): gelombang radio, mikro, infra merah, cahaya/sinar tampak, sinar ultra violet, sinar X, dan sinar gamma. Secara khusus, gelombang radio menduduki daerah panjang gelombang dari beberapa kilometer sampai 0,3 meter, sedang frekuensinya dari beberapa Hertz sampai 10^9 Hertz. Gelombang inilah yang kemudian dipecah-pecah hingga ribuan kanal dan digunakan secara internasional untuk berbagai kepentingan di bawah pengawasan International Telecommunication Union.

Pada awalnya, radio sendiri hanya dimanfaatkan kalangan terbatas dalam dinas ketentaraan. Bentuk radio genggam pertama pada mulanya masih sebesar-besar batako dan berat. Dengan bentuk seperti ini, ia memang masih jauh dari praktis. Namun, manfaatnya yang tinggi membuatnya terpakai kemana saja. Di medan pertempuran ia bisa digunakan sebagai peralatan pengirim perintah, hasil pengintaian, dan komando yang amat strategis. Dalam ajang Perang Dunia II,


(29)

bentuk dan kekuatannya berkali-kali diperbaiki. Pada dekade 70-an, bentuknya bisa diperkecil dengan ditemukannya transistor yang bisa mewakili sekian puluh komponen berukuran besar, dan menjelang dekade 80-an semakin kecil lagi dengan berhasil diciptakannya Integrated Circuit yang mampu memuat sekian puluh bahkan ratusan komponen elektronik ke dalam komponan yang hanya sebesar kancing baju. Temuan ini membuat peralatan telekomunikasi menjadi semakin bermasyakat karena biaya produksinya yang menjadi semakin murah dan manfaatnya yang semakin luas. Teknologi digital juga ikut membuat peralatan ini kian menarik.

Dalam sejarah pertelekomunikasian, Indonesia sendiri sempat mencuat sebagai negara keempat di dunia pemakai satelit komunikasi setelah AS, Uni Soviet, dan Kanada. Satelit pertama bernama SKSD Palapa A yang meluncur pada tahun 1976 ini dimanfaatkan sebagai ‘pemersatu’ Nusantara. Pengoperasiannya dilakukan oleh Perumtel (kini PT Telkom). Selain untuk keperluan telekomunikasi jarak jauh komersial, ia juga dimanfaatkan sebagai pengirim sinyal televisi selain untuk keperluan pemerintah. Satelit sendiri fungsinya hanyalah sebagai stasiun relay *penerima dan penerus sinyal frekuensi tinggi yang tidak terpantul lapisan atmosfer. Jika SKSD Palapa cenderung dioperasikan untuk keperluan pemerintah, sebuah instansi lain, yakni PT Indosat (Indonesia Satellite Corporation), juga mengoperasionalkan satelit namun untuk kepentingan komersial meski hanya dengan sistem sewa.

Pada tahun 70-an, mungkin sebagian dari kita masih ingat betapa gembiranya bisa menikmati serial pertandingan tinju akbar Muhammad Ali. Ini adalah berkat dukungan Intelsat yang disewa Indosat untuk keperluan


(30)

komersialisasi siaran televisi dunia. Satelit ini juga dimanfaatkan untuk kepentingan percakapan internasional.

Begitu terbukanya pemanfaatan jaringan telekomunikasi pun membuat berbagai perusahaan telekomunikasi dunia berlomba melakukan inovasi lain yang bersifat komersial. Indosat, misalnya, belum lama ini memperkenalkan 12 layanan jasa yang bisa terhubung ke-250 negara. Mulai dari SLI 001, Conference Call, Precard, Virtual Net, Indonesia Direct, hingga free phone. Dalam layanan jasa yang kemudian disebutnya sebagai Indosat@your life ini, para penggunanya pun menjadi semakin mudah menghubungi siapa saja di belahan dunia manapun. Dengan sinyal-sinyal pembawa pesan ini dunia selanjutnya memang akan semakin kecil saja

2.4 Website

Web merupakan salah satu layanan yang tersedia dan sekarang digunakan secara meluas di seluruh dunia adalah layanan world wide Web atau sering hanya disebut dengan Web saja. Web bisa dikatakan sebagai koleksi dokumen atau arsip yang terdapat pada internet yang saling terhubung dan memungkinkan pengguna untuk melihat, mencari atau mengambil informasi yang tersedia.

Website merupakan sebuah halaman statis yang hanya menampilkan informasi kepada pengguna. Pengguna dapat melihat dan mengambil informasi yang disediakan pada Website. Berbeda dengan Website, Web application merupakan rangkaian halaman yang bersifat dinamis yang memungkinkan pengguna melakukan suatu aksi pada sebuah Web application. Website lebih merupakan layanan berbasis informasi sedangkan Web application merupakan layanan berbasis task (aksi).


(31)

2.4.1. Komponen penyusun Web

Untuk mengembangkan sebuah halaman Web baik sebagai Website atau Web application perlu diperhatikan komponen penyusun sebuah halaman Web.

komponen penyusun ini akan bekerja sama untuk memberikan layanan Web dengan teknologi internet.

HTML (HyperText Markup Language) dan CSS(Cascading Style Sheet) merupakan komponen-komponen yang terkait dengan penyajian informasi dalam sebuah halaman Web browser.

Web Browser merupakan aplikasi yang digunakan untuk mengakses halaman Web. Contoh Web Browser misalnya Internet Eksplorer dan Netscape

Navigator. Internet eksplorer dikembangkan oleh Microsoft yang merupakan

perusahaan perangkat lunak terbesar di dunia pada saat ini. Sedangakan Netscape Navigator dikembangkan oleh Netscape.

2.5 Konsep Basis Data

Konsep mengenai database dapat dipandang dari beberapa sudut. Dari sisi sistem, database merupakan kumpulan tabel-tabel atau file yang saling berelasi. Basisdata mengandung pengertian kumpulan data non-redundant yang dapat digunakan bersama (shared) oleh sistem-sistem aplikasi yang berbeda. Atau dengan kata lain, basisdata adalah kumpulan data-data (file) non-redundant yang saling terkait satu sama lainnya (dinyatakan oleh atribut-atribut kunci dari tabel-tabelnya atau struktur data dan relasi-relasi) didalam usaha membentuk bangunan informasi yang penting (enterprise). Berikut adalah beberapa pengertian atau


(32)

definisi lain dari basisdata yang dikembangkan atas dasar sudut pandang yang berbeda yaitu:

1. Himpunan kelompok data (file) yang saling berhubungan dan diorganisasikan sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan dan disimpan bersama sedemikian rupa tanpa pengulangan yang tidak perlu (redudancy) untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

3. Kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan dan disimpan didalam media penyimpanan elektronik.

Kumpulan dari file yang saling berkaitan bersama dengan program pengelolanya disebut Database Management System (DBMS). Database me-rupakan kumpulan data, sedangkan program pengelolanya berdiri sendiri dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, pengecekan data, menghapus data, melaporkan data.

Kehadiran basis data mengimplikasikan adanya pengertian keterpisahan antara penyimpanan (stroge) fisik data yang digunakan program-program aplikasi yang mengaksesnya untuk mencegah saling ketergantungan (dependence) antara data dengan program-program yang mengaksesnya. Dengan menggunakan sistem basisdata, pengguna, pemrograman, atau developer program aplikasi tidak perlu mengetahui informasi detil mengenai bagaimana data-datanya disimpan. Dengan basisdata, perubahan, editing, dan updating data dapat dilakukan tanpa mempengaruhi komponen-komponen lainnya didalam sistem yang bersangkutan.


(33)

Perubahan ini mencangkup perubahan format data (konversi), struktur file, atau relokasi data dari satu perangkat ke perangkat-perangkat lainnya.

2.5.1 Sistem Manajemen Basisdata

Database Management Systems (DBMS ) berisi satu koleksi data yang saling berelasi dan memiliki satu paket program untuk mengakses data tersebut, baik untuk operasi menambah data, membaca data atau menghapus data. Sedangkan konsep perancangan basis data dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:

1. Basis Data adalah kumpulan data yang saling berelasi dengan ditunjukkan oleh kunci dari tiap-tiap data yang ada.

2. Entity adalah konsep yang informasinya dicatat, seperti : orang, tempat,

benda dan lain-lain.

3. Atribut adalah sebutan untuk mewakili entity.

4. Record atau Tuple adalah kumpulan dari atribut yang dapat menjelaskan

entitas secara lengkap.

5. File adalah kumpulan record-record sejenis yang mempunyai panjang

elemen yang sama, namun berbeda nilai datanya.

6. Data Value atau Field adalah data aktual atau informasi yang disimpan

pada tiap atribut.

7. Atribut Key adalah satu field atau satu set field yang dapat mewakili

record. Macam-macam key (kunci) adalah sebagai berikut: a. Kunci Primer (Primary Key).

Adalah atribut atau satu set minimal atribut tidak hanya mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik, tetapi juga


(34)

dapatmewakili setiap kejadian dari suatu entity. Setiap kandidat mempunyai peluang menjadi kunci primer.

b. Kunci Kandidat (Candidate Key)

Adalah suatu atribut atau satu set minimal yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Satu minimal set atribut menyatakan secara tidak langsung dimana beberapa atribut dalam satu set tidak dapat dibuang tanpa merusak kepemilikan yang unik. Jika suatu kandidat berisi lebih dari satu atribut, maka biasanya disebut kunci gabungan.

c. Kunci Tamu (Foreign Key)

Adalah atribut atau satu set minimal atribut yang melengkapi satu relationship yang menunjukkan ke induknya. Kunci tamu ditempatkan pada entity anak dan sama dengan kunci primer induk direlasikan. Hubungan antara entity anak dan entity induk adalah hubungan set lawan banyak (one to many relationship).

d. Kunci Alternatif (Alternative Key)

Adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai kunci primer. Kunci alternatif dipakai sebagai kunci pengurutan dalam laporan.

2.6 Bagan Alir (Flochart)

Bagan Alir (flowchart) adalah bagan (chart) yang menunjukkkan alir (flow) didalam program atau prosedur sistem secara logika. Bagan alir digunakan terutama untuk alat Bantu komunikasi dan untuk dokumentasi. Pada waktu akan menggambar suatu bagan alir, analis sistem atau pemrogram dapat mengikuti pedoman-pedoman sebagai berikut :


(35)

1. Bagan alir sebaiknya digambar dari atas ke bawah dan mulai dari bagian kiri dari suatu halaman.

2. Kegiatan didalam bagan alir harus ditunjukkan dengan jelas.

3. Harus ditunjukkan dari mana kegiatan akan dimulai dan dimana akan berakhirnya.

4. Masing-masing kegiatan didalam bagan alir sebaiknya digunakan suatu kata yang mewakili suatu pekerjaan.

5. Masing-masing kegiatan didalam bagan alir harus didalam urutan yang semestinya.

6. Kegiatan yang terpotong dan akan disambung ditempat lain harus ditunjukkan dengan jelas menggunakan simbol penghubung.

7. Gunakanlah simbol-simbol bagan alir yang standar.

Bagan alir program digambar dengan menggunakan simbol-simbol berikut ini:

1. Simbol Input atau Output : digunakan untuk mewakili

data masukan atau keluaran.

2. Simbol Proses : digunakan untuk mewakili suatu proses.

3. Simbol Garis Alir (Flow Line Symbol): digunakan untuk

menunjukkan arus dari proses.

4. Simbol Penghubung (Symbol connector) : digunakan

untuk menunjukkan sambungan dari bagan alir yang terputus di halaman yang masih sama atau di halaman lainnya.

5. Simbol Keputusan (Decision Simbol) : digunakan untuk


(36)

6. Simbol Proses Terdefinisi (Predefined Process Symbol) : digunakan untuk menunjukkan suatu operasi yang rinciannya ditunjukkan ditempat lain.

7. Simbol Persiapan (preparation symbol) : digunakan untuk memberi nilai awal suatu besaran.

8. Simbol titik terminal (terminal point symbol) : digunakan untuk menunjukkan awal dan akhir dari suatu proses.

9. Simbol dokumen : menunjukkan dokumen input dan

output baik untuk proses manual, mekanik atau komputer.

10. Simbol untuk putput yang ditujukan ke suatu device,

seperti printer, plotter.

2.7 Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) adalah penggambaran sistem secara logika yang menggunakan bentuk-bentuk simbol untuk menggambarkan aliran data melalui suatu proses yang saling terkait, tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (seperti telepon, surat, dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan (seperti file kartu, tape, disket, harddisk, dan sebagainya). Beberapa simbol yang digunakan di Data Flow Diagram adalah sebagai berikut :

1. Proses, dilambangkan dengan:


(37)

Digunakan untuk melambangkan kegiatan yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer.

2. Kesatuan luar (External Entity) atau batas sistem (Boundary), dilambangkan dengan:

Gambar 2.3 Kesatuan Luar (External Entity) [4]

Kesatuan ini dapat berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang akan memberikan input atau menerima output dari sistem.

3. Simpanan data (Data Store), dilambangkan dengan:

Gambar 2.4 Simpanan (Data Store) [4]

Simpanan data dapat berupa file, arsip, buku, dan sebagainya. 4. Arus data (Data Flow), dilambangkan dengan:

Gambar 2.5 Arus Data (Data Flow) [4]

Tanda arah panah mewakili arus data (data flow) yang mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar.

2.8 Entity Relationship Diagram

Entity Relationship Diagram (ERD) adalah suatu model data yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara beberapa data yang tersimpan.


(38)

Simbol-simbol yang digunakan dalam ERD adalah:

1. Entity, yang dilambangkan dengan:

Gambar 2.6 Entity [4]

Gambar 2.6 merupakan simbol sebuah entity dimana menggambarkan suatu file atau tabel yang menyimpan data dimana dimiliki oleh seseorang, tempat atau sesuatu.

2. Relationship, yang dilambangkan dengan:

Gambar 2.7 Relationhsip [4]

Gambar 2.7 menggambarkan hubungan atau relasi antara entity, dimana simbol “ “ menunjukan relasi dependent relationship yang artinya salah satu entity keberadaannya bergantung dengan keberadaan entity lain. Sedangkan simbol “|” menunjukan relasi mandatory relationship dengan maksud relasi tersebut harus ada dan untuk simbol “o“ menunjukan optional relationship yang berarti relasi tersebut tidak harus ada.

Dalam ERD hubungan antara entity dapat dikategorikan menjadi beberapa macam, yaitu:

1. One to One Relationship


(39)

Pada gambar 2.9 relasi antara antara entity Ent_1 dengan entity Ent_2 adalah satu berbanding satu.

2. One to Many Relationship

Gambar 2.9 One to Many Relationship [4]

Pada gambar 2.9 ditunjukan relasi antara entity Ent_1 dengan entity Ent_2 adalah satu berbanding banyak.

3. Many to Many Relationship

Gambar 2.10 Many to Many 31 [4]

Dari gambar 2.11 ditunjukan relasi antara entity Ent_1 dengan entity Ent_2 adalah banyak berbanding banyak.

2.9 Normalisasi

Normalisasi adalah tranformasi tinjauan pemakai yang kompleks dan data tersimpan ke sekumpulan bagian-bagian struktur data kecil dan stabil. Bebarapa tahap normalisasi, diantaranya:

1. Bentuk Tidak Nomal (Unnormalized Form)

Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada keharusan mengikuti suatu format tertentu, data tidak lengkap atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan kedatangannya.


(40)

2. Bentuk Normal Satu (1NF/First Normal Form)

Bentuk normal kesatu mempunyai ciri data dibentuk dalam flat file (file rata). Data dibentuk dalam satu record dan nilai dari field-field berupa atomic value. Tidak ada set atribut yang berulang-ulang atau atribut bernilai ganda (multi value). Tipe field hanya satu pengertian, bukan merupakan kumpulan data yang mempunyai arti ganda, hanya satu arti saja dan bukan pecahan kata-kata sehingga artinya lain.

3. Bentuk Normal Kedua (2NF/Second Normal Form).

Bentuk normal kedua mempunyai syarat yaitu bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu. Atribut bukan kunci haruslah bergantung secara fungsi pada kunci utama (primary key). Sehingga untuk membentuk normal kedua haruslah sudah ditentukan kunci-kunci field. Kunci field haruslah unik dan dapat mewakili atribut lain yang menjadi angotanya.

4. Bentuk Normal Ketiga (3NF/Third Normal Form)

Untuk menjadi bentuk normal ketiga maka relasi harus dalam bentuk normal kedua dan semua atribut bukan primary key tidak punya hubungan yang transitif. Dengan kata lain, setiap atribut bukan kunci haruslah bergantung hanya pada primary key secara menyeluruh.


(41)

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1.Analisis

Aplikasi sistem pendukung keputusan (SPK) pemilihan handphone, merupakan sebuah sistem yang bertujuan untuk memberikan sebuah keputusan pemilihan handphone yang tepat untuk pemilihan serta memberi masukan yang sesuai dengan minat dan kepentingan pengguna dalam memilih dan menentukan handphone. Dengan menggunakan aplikasi ini diharapkan pengguna dapat memperoleh dan suatu saat bisa membeli sesuai dengan yang diinginkan, sesuai dengan kebutuhan, bisa menentukan merk ataupun model yang diinginkan pennguna, serta pengguna juga bisa dengan mudah memperkirakan berapa harga yang cukup atau pas dengan handphone yang ingin dibelinya.

Dari analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka akan dirancang suatu sistem pendukung keputusan yaitu dengan melakukan perancangan dan pembuatan sistem. Hal tersebut dilakukan untuk menggambarkan arus data dalam aplikasi secara terstruktur dan jelas, serta menggambarkan proses yang terjadi pada aplikasi, sehingga dapat menjadi sarana dokumentasi sistem yang baik.

Aplikasi ini menggunakan metode AHP dengan bahasa pemrograman PHP

dan database MySql. Basis data SPK berisi data handphone, data kriteria handphone, data nilai atau bobot kriteria, data nilai atau bobot handphone dan data prioritas global handphone. Basis model berisi model-model yang berupa teknik-teknik perhitungan untuk digunakan untuk menentukan apakah handphone tersebut tepat dipilih untuk pemilihan berdasarkan preferensi dari pengguna.


(42)

3.2.Perencanaan Sistem

Setelah menganalisis permasalahan yang telah dijelaskan diatas maka tahapan selanjutnya adalah melakukan perancangan sistem, dimana pada tahap perancangan sistem ini meliputi Flowchart dan Data Flow Diagram (DFD)

kemudian CDM (conceptual data model) dan PDM (phisycal data model) yang diperoleh dari hasil generate dari CDM.

3.2.1. Flowchart

Untuk menggambarkan diagram alir algoritma semua proses yang dijalankan Sistem Pendukung Keputusan pemilihan handphone dapat dilihat pada diagram alir berikut:

Diagram alir Sistem Pendukung Keputusan pemilihan handphone

Gambar 3.1 Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Handphone

mulai

AHP Kriteria Penilaian

AHP Handphone

Hasil Analisis Penilaian


(43)

Diagram alir diatas menggambarkan Proses yang pertama yaitu memproses AHP kriteria penilaian yang akan berkelanjutan seperti pada gambar 3.2, dilanjutkan ke proses AHP handphone yang berkelanjutan seperti pada

gambar 3.7, dan juga memproses hasil analisis penilaian yang akan

dikembangkan pada gambar 3.3. AHP ini digunakan untuk menghitung nilai intensitas kriteria dan handphone. Proses yang terdapat dalam Sistem Pendukung Keputusan pemilihan handphone ini adalah proses AHP kriteria penilaian, proses

AHPhandphone dan proses hasil analisis.

Diagram alir AHP kriteria penilaian.

Gambar 3.2 Diagram Alir AHP Kriteria Penilaian

Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk proses

AHP kriteria Penilaian. Proses yang terdapat dalam AHP kriteria ini adalah input kriteria penilaian, dan hitung Analisis kriteria penilaian. Dalam AHP kriteria Penilaian ini, pengguna harus memasukkan kriteria-kriteria penilaian yang terdapat dalam kriteria pemilihan handphone.

mulai

Input Kriteria Penilaian

selesai


(44)

Penghitungan nilai prioritas di setiap kriteria ini diawali dengan melakukan pengimputan kriteria dan pemberian bobot masing-masing kriteria. Kemudian proses selanjutnya adalah proses perhitungan nilai prioritas kriteria. Proses perhitungan nilai prioritas kriteria penilaian ini dimulai dengan melakukan pengkuadratan matriks yang dihasilkan pada saat perbandingan berpasangan, kemudian dilanjutkan proses normalisasi matriks kuadrat tersebut, dan penghitungan konsistensi rasio. Gambaran umum mengenai proses analisis kriteria penilaian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3

Gambar 3.3 Diagram Alir Analisis Kriteria Penilaian

Hasil dari normalisasi matriks kuadrat ini adalah nilai intensitas kriteria penilaian. Sedangkan gambaran umum mengenai proses kuadrat matriks dan normalisasi matriks berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 3.4 dan Gambar 3.5.

mulai

n = banyaknya kriteria Penilaian

Kuadrat matriks

Normalisasi Matriks

Menghitung Konsistensi Rasio


(45)

Gambar 3.4 Diagram alir kuadrat matriks


(46)

Pada proses analisis kriteria ini juga terdapat proses untuk menghitung nilai konsistesi rasio dari perbandingan berpasangan yang telah dilakukan. Nilai konsistensi rasio ini bergantung pada banyaknya kriteria penilaian yang ada. Gambaran umum algoritma untuk menghitung nilai konsistensi rasio ini dapat dilihat pada Gambar 3.6.

T

Y

T

Y

Gambar 3.6 Diagram alir konsistensi rasio

Diagram Alir AHP Handphone

Setelah nilai intensitas kriteria penilaian diketahui, maka proses selanjutnya adalah proses AHP handphone. Gambaran umum algoritma AHP

mulai

i = 1, jumlah rata=0

i <= n

j <= n Jumlah[i] = 0;

J = 1

jumlah[i]= jumlah[i]+ (skala_perbandingan [i,j] * intensitas_kriteria_ penilaian [j]);

temp[i]= jumlah[i] / intensitas_kriteria_ penilaian [i];

jumlah_rata=jumlah_rata+temp[i]; rata=jumlah_rata/n;

ci=(rata-n)/(n-1); cr=ci/ri[n];

selesai

j = j+ 1


(47)

handphone ini dapat dilihat melalui Gambar 3.7 Proses-proses yang terdapat dalam AHP handphone ini adalah input bobot handphone per kriteria dan hitung nilai intensitas handphone per kriteria.

Gambar 3.7 Diagram Alir AHP Handphone

Proses AHP Handphone ini dimulai dengan proses memasukkan nilai bobot handphone tiap kriteria.

mulai

m = banyaknya kriteria Penilaian k = 1

k <= m T

Y Kriteria Penilaian

handphone

n = banyaknya handphone

selesai

k= k + 1 Tampil kriteria Penilaian

Tampil handphone

Input Bobot handphone Bobot terhitung handphone


(48)

Gambaran algoritma untuk input bobot handphone, dapat dilihat pada gambar 3.8.

Gambar 3.8 Diagram Alir Input bobot handphone.

Setelah proses pemasukkan nilai bobot handphone tiap kriteria disimpan, kemudian dilakukan proses penghitungan nilai intensitas akhir. Rumus penghitungan nilai intensitas handphone per kriteria ini adalah dengan melakukan pembagian antara bobot handphone per kriteria dengan jumlah bobot handphone

per kriteria yang telah dimasukkan tersebut. Gambaran algoritma hitung nilai bobot terhitung dapat dilihat pada gambar 3.9.

mulai

selesai i <= n

jumlah[k] = jumlah[k] + bobot_ handphone [i,k]

i = i + 1 T

Y jumlah[k] = 0; i = 1

Simpan bobot_ handphone [i,k] Input bobot_handphone [i,k]


(49)

Gambar 3.9Diagram Alir Bobot Terhitung handphone Per Kriteria

Diagram Alir Hasil Analisis

Setelah semua handphone diberi bobot untuk tiap kriteria, proses selanjutnya yaitu menghitung nilai intensitas total handphone. Gambaran umum algoritma proses hasil analisis penilaian dapat dilihat pada Gambar 3.10.

mulai

i = 1

selesai

bobot_terhitung_ handphone [i,k] = bobot_wisata [i,k] / jumlah [k]

i <= n

i = i + 1

T Y

Simpan bobot_ handphone [i,k]

Tampil bobot_terhitung_ handphone [i,k] Baca bobot_ handphone [i,k]


(50)

Gambar 3.10 Diagram Alir Hasil Analisis Penilaian Handphone

3.2.2. Data Flow Diagram (DFD)

Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk

mulai handphone

n= banyaknya handphone i = 1

i <= n Y T

bobot_total_handphone [i] = 0 Kriteria penilaian

m= banyaknya kriteria penilaian; j = 1

j <= m T i = i + 1 Y

bobot_total_handphone [i] =

bobot_total_handphone [i]+ (intensitas_kriteria_ penilaian [j] * bobot_terhitung_handphone[i,j])

selesai j = j + 1

Simpan bobot_total_handphone [i] Tampil handphone


(51)

penggambaran analisis maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

3.2.2.1. Context Diagram

Context diagram menjelaskan gambaran umum mengenai sistem, terdiri atas entitas luar yang berhubungan dengan sistem serta arah informasi yang berupa masukan dan keluaran antara entitas luar dengan sistem tersebut.

Data Keputusan Data Handphone

Data Pilihan Pemilih

Data Pilihan Data Nilai Kriteria

Data Kriteria Data handphone

0 SPK Pemilihan Handphone

+

Petugas Pemilih

Gambar 3.11 Context Diagram

Gambar diatas merupakan context diagram dari Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Handphone, dimana pada gambar diatas terlihat ada dua entitas yang menggunakan proses ini, yaitu :

(1) Petugas, berinteraksi dengan sistem, antara lain:

Setelah login admin dapat mengolah data handphone, data kriteria, data nilai kriteria, data pilihan atau prioritas handphone. Meliputi penambahan, perubahan, penghapusan data. Selain itu admin dapat mengolah data form penilaian pemilihan handphone dengan metode AHP.. (2) Pemilih, berinteraksi dengan sistem, antara lain:

User menerima informasi data handphone, data kriteria dan mengakses SPK pemilihan handphone. Untuk mengakses SPK pemilihan


(52)

handphone, User akan diberi form perhitungan yang harus diisi untuk diproses dengan metode AHP dan user akan memperoleh laporan hasil analisis tentang pemilihan handphone.

3.2.2.2. DFD Level 0

Pada DFD level 0 ini merupakan pecahan dari proses context diagram

menjadi 4 proses seperti pada gambar 3.12.


(53)

1) Maintenance Data Handphone.

Admin melakukan pengolahan data yaitu data handphone, data kriteria, data nilai kriteria dan data pilihan. Kemudian akan diproses untuk di simpan ke dalam database. Data handphone disimpan ke dalam tabel handphone, data kriteria disimpan ke dalam tabel kriteria, data nilai kriteria disimpan ke dalam tabel nilai_kriteria dan data pilihan disimpan ke dalam tabel pilihan.

2) Perhitungan AHP

Pada proses perhitungan AHP data yang digunakan diperoleh dari tabel prioritas_obyek berupa data prioritas handphone , tabel pilihan berupa data bobot pilihan dan pilihan dari pemilih yang akan diproses untuk menghasilkan data keputusan pemilihan handphone.

3) Perhitungan Prioritas Handphone

Pada proses perhitungan prioritas handphone data yang digunakan diperoleh dari tabel kriteria berupa data kriteria handphone dan tabel nilai_kriteria berupa nilai kriteria handphone yang akan diproses untuk menghasilkan nilai prioritas handphone.

4) Output Handphone

Pada proses ini pemilih mendapatkan informasi tentang handphone, merk,type handphone, dan spesifikasi, yang diperoleh dari tabel handphone.

3.2.2.3. DFD Level 1

DFD Level 1 menjelaskan lebih lanjut mengenai proses-proses yang terjadi pada DFD level 0. Untuk DFD level 1 merupakan decompose dari


(54)

masing-masing sub proses pada DFD level 0. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab berikut ini.

3.2.2.3.1. DFD Level 1 Perhitungan AHP

Pada DFD level 1 ini merupakan pecahan dari perhitungan AHP menjadi 2 proses seperti pada gambar 3.13

Gambar 3.13DFD Level 1 Perhitungan AHP

Proses yang terjadi di DFD Level 1 perhitungan AHP merupakan gambaran dari proses perhitungan AHP. Proses terpisah menjadi 2 yaitu : proses perhitungan AHP data pilihan dan proses perhitungan AHP total.

1. Proses perhitungan AHP data pilihan

Pada proses perhitungan AHP data pilihan, aktifitas yang terjadi adalah data pilihan pemilih yang diperoleh dari inputan data pilihan pemilih dan data bobot pilihan yang diperoleh dari tabel pilihan selanjutnya akan dihitung sehingga memperoleh nilai prioritas pilihan.

2. Proses perhitungan AHP total

Pada proses perhitungan AHP total aktifitas yang terjadi adalah nilai prioritas pilihan yang di peroleh dari proses perhitungan AHP data pilihan


(55)

dan data prioritas handphone yang diperoleh dari tabel prioritas_obyek selanjutnya akan dihitung untuk memperoleh data keputusan dari proses pemilihan handphone.

3.2.2.4. DFD Level 2

DFD Level 2 menjelaskan lebih lanjut mengenai proses-proses yang terjadi pada DFD level 1. Untuk DFD level 2 merupakan decompose dari masing-masing sub proses pada DFD level 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada sub bab berikut ini.

3.2.2.4.1. DFD Level 2 Perhitungan AHP

Pada DFD level 1 ini merupakan pecahan dari proses perhitungan AHP

data pilihan seperti pada gambar 3.14

Gambar 3.14 DFD Level 2 Perhitungan AHP Total

Pada proses perhitungan prioritas global ada beberapa aktifitas yang terjadi. Data prioritas pilihan yang diperoleh dari perhitungan proses sebelumnya akan dihitung dengan data prioritas handphone yang diperoleh dari tabel prioritas_obyek sehingga menghasilkan data keputusan dari proses perhitungan prioritas global untuk ditampilkan sebagai data keputusan system kepada pemilih.


(56)

3.2.3. CDM, PDM dan struktur Database

Dari analisis DFD di atas, maka diperoleh rancangan untuk CDM dan

PDM seperti yang terlihat dibawah ini yang nantinya akan di-generate ke dalam database yang digunakan.

3.2.3.1. CDM (Conceptual Data Model)

CDM memodelkan struktur logis dari keseluruhan aplikasi data, tidak tergantung pada software atau pertimbangan model struktur data. CDM yang valid dapat dikonversi ke PDM atau OOM. CDM mirip dengan konsep ERD yang diajukan oleh Elmasri, hanya ada beberapa perbedaan sintaks.

Dalam CDM ini digambarkan ada 5 buah tabel data yang saling terkoneksi satu dengan yang lainnya, dengan beberapa perbedaan relasi hubungan yang semuanya akan saling bergantung antara satu sama lainya. Hal ini terjadi karena antar satu tabel dengan tabel lainya nantinya akan saling memrlukakan data pada masing-masing tabel, serta berbagai koneksi lainnya yang dapat dilihat pada Gambar 3.15 dibawah ini.


(57)

MEMILIKI_DATA_NILAI_KRITERIA MEMILIKI_DATA_NILAI MEMILIKI_DATA_PRIORITAS MEMILIKI_DATA_BOBOT_PILIHAN nilai_kriteria id_nilai nilai <pi> I I <M> nilai <pi> handphone id_hp merk jaringan tipe so waktu harga konek key isi gambar tanggal <pi> VA10 VA50 VA100 VA25 VA25 VA50 TXT VA25 VA50 TXT VA100 D <M> id_hp <pi> prioritas_obyek id_prioritas prioritas <pi> I F <M> id_prioritas <pi> pilihan id_pilihan pilihan bobot_pilihan <pi> I VA200 I <M> id_pilihan <pi> kriteria id_kriteria nama_kriteria soal_kriteria <pi> I VA30 TXT <M> id_kriteria <pi>

Gambar 3.15CDM (Conceptual Data Model)

3.2.3.2. PDM (Phisycal Data Model)

PDM memodelkan struktur fisik dari database, dengan

mempertimbangkan software DBMS serta model struktur yang akan digunakan.

PDM yang valid dapat dikonversi ke CDM atau OOM. PDM dapat dihasilkan (di-generate) dari CDM yang valid. Seperti yang kita lihat dari Gambar 3.16, Gambar 3.16 merupakan hasil generate dari CDM tersebut, sehingga lebih kompleks lagi relasi hubungan dari masing-masing tabel, karena foreign key yang merupakan penghubung masing-masing tabel telah masuk kedalam tabel dan menjadi field didalam tabel yang berelasi.


(58)

FK_NILAI_KR_MEMILIKI__HANDPHON FK_NILAI_KR_MEMILIKI__KRITERIA FK_PRIORITA_MEMILIKI__KRITERIA FK_PILIHAN_MEMILIKI__KRITERIA nilai_kriteria id_nilai id_hp id_kriteria nilai integer varchar(10) integer integer <pk> <fk1> <fk2> handphone id_hp merk jaringan tipe so waktu harga konek key isi gambar tanggal varchar(10) varchar(50) varchar(100) varchar(25) varchar(25) varchar(50) long varchar varchar(25) varchar(50) long varchar varchar(100) date <pk> prioritas_obyek id_prioritas id_kriteria prioritas integer integer float <pk> <fk> pilihan id_pilihan id_kriteria pilihan bobot_pilihan integer integer varchar(200) integer <pk> <fk> kriteria id_kriteria nama_kriteria soal_kriteria integer varchar(30) long varchar <pk>

Gambar 3.16PDM ( Physical Data Model )

3.2.3.3. Perancangan File Basis Data / Database

Pengolahan data yang baik dari suatu sistem adalah basis data harus menghasilkan data informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu perlu dirancang basis data yang mempermudah pemrosesan, pengaksesan dan peremajaan data.

Berikut adalah rancangan basis data dari sistem pengambilan keputusan yang nantinya akan menyimpan kesluruhan data yang diperlukan didalam sistem : 1. Tabel handphone

Tabel handphone memiliki atribut id_hp sebagai primary key dan merk, jaringan, tipe, so, waktu, harga, konek, key, isi, gambar dan tanggal


(59)

sebagai atributnya. Tabel handphone merupakan tabel untuk menyimpan data tentang handphone.

Tabel 3.1 Tabel handphone

2. Tabel kriteria

Tabel kriteria memiliki atribut id_kriteria sebagai primary key dan nama_kriteria, dan soal_kriteria sebagai atributnya. Tabel kriteria merupakan tabel untuk menyimpan data kriteria.

Tabel 3.2 Tabel kriteria

3. Tabel nilai_kriteria

Tabel nilai_kriteria memiliki atribut id_nilai sebagai primary key dan nilai sebagai atributnya. Tabel nilai_kriteria merupakan tabel untuk menyimpan data nilai kriteria. Dan sebagai foreign key terdapat tambahan

field id_hp dan id_kriteria karena tabel nilai_kriteria terkoneksi dengan tabel handphone dan tabel kriteria. Hal ini karena tiap-tiap handphone dan kriteria memiliki data nilai kriteria yang berbeda-beda satu sama lain,


(60)

sehingga untuk seleksi nilai kriteria disertakan field id_hp dan id_kriteria untuk mengelompokkan data.

Tabel 3.3 Tabel nilai_kriteria

4. Tabel prioritas_obyek

Tabel prioritas_obyek memiliki atribut id_prioritas sebagai primary key dan prioritas sebagai atributnya. Tabel prioritas_obyek merupakan tabel untuk menyimpan data prioritas handphone. Dan sebagai foreign key terdapat tambahan field id_kriteria karena tabel prioritas_obyek terkoneksi dengan tabel kriteria. Hal ini karena tiap-tiap kriteria memiliki data nilai kriteria yang berbeda-beda satu sama lain, sehingga untuk seleksi nilai kriteria disertakan field id_kriteria untuk mengelompokkan data.

Tabel 3.4. Tabel prioritas_obyek

5. Tabel pilihan

Tabel pilihan memiliki atribut id_pilihan sebagai primary key dan pilihan, bobot_pilihan sebagai atributnya. Tabel pilihan merupakan tabel untuk menyimpan data pilihan. Dan sebagai foreign key terdapat tambahan

field id_kriteria karena tabel pilihan terkoneksi dengan tabel kriteria. Hal ini karena tiap-tiap kriteria memiliki data pilihan yang berbeda-beda satu


(61)

sama lain, sehingga untuk seleksi pilihan disertakan field id_kriteria untuk mengelompokkan data.

Tabel 3.5. Tabel pilihan

3.3. Perancangan Antar Muka

Berikut ini adalah rancangan tampilan dari sistem pendukung keputusan pemilihan handphone. Untuk memberikan gambaran awal dalam aplikasi ini, maka perlu dibuat suatu rancangan input dan output dari aplikasi ini.

3.3.1. Tampilan Halaman Utama (Home)

(LOGO)

Halaman Utama Teknologi terbaru Handphone Tentang Kami

Handphone terbaru

……….. ……… ………... ………. (readmore) Teknologi

……….. ……… ………... ………. (readmore)

Foto Galeri Aplikasi >> Aplikasi pemilihan handphone dengan metode AHP Update terbaru § S ……… § S ………. Teknologi terbaru § ………. § ……… § …………. Gambar 3.17 Halaman Utama


(62)

Tampilan halaman di atas adalah halaman utama aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan handphone dengan metode AHP. Di halaman utama berisi tentang penjelasan-penjelasan tentang Web ini.

3.3.2. Tampilan Halaman proses SPK

(LOGO)

Halaman Utama Teknologi terbaru Handphone Tentang Kami

Proses AHP

Caranya Mudah...

Pilih kriteria yang sesuai dengan keinginan anda..!!

Dan usahakan data terisi penuh agar mendapat hasil yang sesuai. Terima kasih.

Tentukan pilihan obyek Handphone anda sendiri.

1. Anda ingin memiliki layar yang berjenis?

o Touchscreen

o Biasa

2. Bentuk keyboard handphone yang ingin anda miliki?

o QWERTY

o Biasa

3. Sistem operasi yang ingin anda miliki?

o Android

o Symbian

o Bada

o Non-Sistem Operasi

o Windows Mobile

Aplikasi >> Aplikasi pemilihan handphone dengan metode AHP Update terbaru § S ……… § S ………. § S ………. Teknologi terbaru § ………. § ……… § …………. § ……… § ………….

Gambar 3.18 Halaman Proses SPK

Tampilan halaman di atas adalah halaman proses SPK dari aplikasisistem pendukung keputusan pemilihan handphone dengan metode AHP. Di halaman proses ini berisi tentang pemilihan kriteria untuk menentukan handphone sesuai dengan pilihan pengguna.


(63)

3.3.3. Tampilan Halaman Perhitungan Proses SPK

(LOGO)

Halaman Utama Teknologi terbaru Handphone Tentang Kami Proses Hitung SPK >>

Tabel Nilai Hasil Perhitungan Perbandingan Kriteria (inputan user)

N Jenis Ras Det Rp

Jenis 9/9 9/7 9/7 9/7

Ras 7/9 7/7 7/7 7/7

Det 7/9 7/7 7/7 7/7

Rp 7/9 7/7 7/7 7/7

Jumlah

kolom 4.89 6.29 6.29 6.29 Tabel Nilai Pembangian Jumlah Kolom

N Jenis Ras Det Rp Jumlah

baris Jenis 0.20 0.20 0.20 0.20 1.20

Ras 0.16 0.16 0.16 0.16 0.96

Det 0.16 0.16 0.16 0.16 0.96

Rp 0.16 0.16 0.16 0.16 0.96

1.00 1.00 1.00 1.00 5.94 Tabel Nilai Prioritas kriteria

Kriteria Prioritas Kriteria (Jumlah baris / n)

Jenis 0.20

Ras 0.16

Det 0.16

Rp 0.16

Aplikasi >> Aplikasi pemilihan handphone dengan metode AHP Update terbaru § S ……… § S ………. § S ………. Teknologi terbaru § ……… …. § ……… § …………. § ……… § …………. Tabel Prioritas Global

N

o Handphone

layar keyb

oard so rasio harga konek Prioritas Global 0.2 0.16 0.16 0.16 0.11 0.2

1 x

0.01 7

0.01 2 0.019

0.02

9 0.025 0.017 0.019

2 a

0.01 7

0.02 8 0.025

0.02

9 0.025 0.024 0.024

3 c

0.03 1

0.03 5 0.016

0.00

3 0.015 0.031 0.023

4 b

0.01 9

0.02 0 0.028

0.02

9 0.022 0.017 0.022

5 n

0.03 5

0.01 6 0.019

0.01

6 0.025 0.017 0.021

7 d

0.01 9

0.03 5 0.028

0.02

9 0.022 0.031 0.027

: Dengan hasil perhitungan pembobotan diatas maka dapat disimpulkan Kawasan x memiliki nilai prioritas global yang tertinggi sehingga dianggap sebagai pilihan utama.

Gambar 3.19 Halaman Perhitungan Proses SPK

Gambar di atas menunjukkan halaman perhitungan proses SPK dari aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan handphone dengan metode AHP. Di halaman pengunjung bias mengetahui handphone yang di prioritaskan setelah melakukan pemilihan diproses sebelumnya.


(64)

Pada bab ini akan membahas tentang implementasi program dari hasil analisa dan perancangan sistem yang ada pada bab III, serta bagaimana cara sistem tersebut dijalankan. Untuk lebih lanjut dapat dijelaskan pada sub bab berikut :

4.1. Perangkat Lunak Yang Digunakan

Pada perancangan dan implementasi program, beberapa perangkat lunak (software) yang digunakan pada saat pembuatan website aplikasi sistem pengambilan keputusan adalah dijabarkan sebagai berikut:

Perangkat lunak (software) yang digunakan adalah : a) Windows XP Profesional.

b) XAMPP-win32-1.6.6a sebagai local server dan database MYSQL

c) Power Designer 6 untuk perancangan basis data atau database

d) Power Designer 11 untuk perancangan system.

e) Adobe Photoshop CS, dan Ms. Picture Manager untuk mengolah Gambar.

f) Macromedia dreamweaver CS3 dalam perancangan desain website dan pengolahan proses

4.2.Implementasi Antarmuka

Pada tahap ini akan menjelaskan mengenai tampilan dari menu yang ada pada sistem pendukung keputusan pemilihan handphone. Dimana pada sistem ini terdapat delapan tampilan menu, yang masing-masing menu tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.


(65)

4.2.1 Antarmuka Form Login Admin

Menu form login admin ini hanya khusus admin. Halaman ini tersembunyi. Untuk mengolah data admin harus mengisi form login untuk masuk ke dalam menu admin.

Gambar 4.1Form Login

4.2.2 Antarmuka Halaman Utama Admin

Pada halaman awal dari halaman admin ketika berhasil login maka akan tampak halaman berikut ini :

Gambar 4.2 Halaman Awal Admin

Pada Gambar 4.2 terdapat beberapa menu utama admin. Menu utama, menu handphone untuk mengolah data handphone, menu kriteria untuk mengolah data kriteria, menu nilai kriteria untuk mengolah data nilai dari kriteria, menu nilai prioritas untuk memproses prioritas handphone, menu pilihan untuk mengolah pilihan kriteria, menu aplikasi handphone untuk mengolah data tampilan yang ada


(66)

pada interface, menu Guest Book untuk mengolah data komentar yang masuk, menu administrator untuk mengolah data administrator, dan yang terakhir menu untuk keluar dari halam admin.

4.2.3 Antarmuka Data Handphone dan Form Pengisian Handphone

Pada halaman data handphoneini untuk mengetahui secara detail handphone dengan mengklik pada nama handphone. Sedangkan untuk mengedit data handphone dengan cara mengklik tombol edit yang terletak disebelah kanan nama handphone, sedangkan untuk menghapus data handphone terlebih dahulu kita disuruh untuk mencentang pada kotak sebelah kiri nama handphone. Setelah kita centang data handphone mana yang akan dihapus, lalu klik tombol hapus yang tersedia di bawah data handphone.


(67)

Form ini untuk penginputan data handphone dan nilai kriteria dari beberapa kriteria.


(68)

4.2.4 Antarmuka Kriteria

Pada halaman kriteria ini untuk menampilkan data kriteria. Terrdapat form

untuk menambah data kriteria dan tombol untuk mengubah data kriteria dan hapus data kriteria.

Gambar 4.5Form Input dan Halaman Data kriteria

4.2.5 Antarmuka Nilai Kriteria

Pada halaman nilai kriteria ini untuk menampilkan data nilai kriteria. Terrdapat form untuk mencari data kriteria dan tombol untuk mengubah data kriteria dan menghapus data kriteria.


(69)

4.2.6 Antarmuka Nilai Prioritas

Pada halaman nilai prioritas ini terdapat sebuah tombol control untuk melakukan proses perhitungan nilai prioritas. Dengan menekan tombol control proses perhitungan prioritas akan di jalankan berdasarkan dengan nama kriterianya. Seperti gambar di bawah ini.

Gambar 4.7 Halaman Data Nilai Prioritas

Setelah menjalankan proses perhitungan prioritas. Data akan ditampikan seperti gambar 4.8. Terrdapat form untuk mencari data prioritas.


(1)

Gambar 5.10 Proses Pemilihan Kiteria

Pada gambar 5.10 ini dapat dilihat hasil inputan pemilih, dengan ketentuan nilai pada kriteria perbandingan yang ditentukan oleh pihak admin yaitu Petugas. Contoh pemilihan kriteria oleh pemilih yang diambil dari gambar 5.13 diatas :

1. Anda ingin memiliki layar yang berjenis?

a. Touchscreen nilai = 9 *yang dipilih


(2)

2. Bentuk Keyboard handphone yang ingin anda miliki?

a. QWERTY nilai = 7

b. Biasa nilai = 9 *yang dipilih

3. Sistem Operasi yang ingin anda miliki?

a. Android nilai = 9

b. Symbian nilai = 6 *yang dipilih

c. Non- Sistem Operasi nilai = 7

d. Bada nilai = 5

e. Windows Mobile nilai = 3

f. BB nilai = 4

4. Kecepatan Transfer data yang anda inginkan?

a. 10.2 Mbps nilai = 7

b. Tidak ada nilai = 9

c. 7.2 Mbps nilai = 5 *yang dipilih

d. 3.6 Mbps nilai = 3

5. Kisaran harga handphone yang sesuai dengan keuangan anda? a. Rp. 1.000.000 sampai 2.000.000 nilai = 9

b. Rp. 2.000.000 sampai 3.000.000 nilai = 5 *yang dipilih c. Rp. 3.000.000 sampai 4.000.000 nilai = 3

d. Haraga di bawah Rp. 1.000.000 nilai = 7 e. Harga di atas Rp. 4.000.000 nilai = 1 6. Fasilitas koneksi yang di inginkan?

a. Bluetooth nilai = 9


(3)

c. Infra red nilai = 1

d. Infra red + bluetooth nilai = 4

e. Wifi nilai = 6

f. Wifi + Infra red + bluetooth nilai = 5

Penilaian di atas tidak lepas dari tabel skala matriks perbandingan berpasanagn pada metode AHP pada tabel 2.1 pada bab sebelumnya.

Tabel 5.1 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas

Kepentingan Keterangan 1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya 9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan

Kebalikan

Jika untuk aktivitas i mendapat satu angka bila dibandingkan dengan suatu aktivitas j. Maka j mempunyai nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan aktivitas i.

Setelah user memilih daftar pilihan, sistem akan memproses perhitungan nilai dari bobot setiap pilihan untuk mendapatkan nilai prioritas kriteria dengan cara perhitungan AHP dengan mencari normalisasi matrik yang diperoleh dari nilai tiap pilihan yang dipilih oleh pemilih. Hasil dari perhitungan dapat dilihat dari tabal berikut ini :


(4)

Tabel 5.2 Nilai Hasil Perhitungan Perbandingan Kriteria (inputan pemilih)

Setelah melakukan perhitungan sampai selesai akan menghasilkan matrik seperti di bawah ini.

Table 5.3 Nilai Pembangian Jumlah Kolom(prioritas lokal)

Pada penilaian pembagian jumlah kolom (prioritas lokal) jumlah kolomnya harus sama dengan 1 kalau kurang atau lebih dari 1 pasti salah. Setelah itu untuk menghitung prioritas kriteria digunakan rumus jumlah baris pada masing-masing kriteria dibagi dengan banyak kriteria. Dibawah ini aalah tabel prioritas criteria masing-masing kriteria.


(5)

Setelah mengetahui prioritas kriteria dari masing-masing kriteria. Prioritas kriteria akan dilakukan perhitungan dengan prioritas handphone. Cara perhitungan untuk mencari prioritas handphone sama seperti cara perhitungan untuk mencari prioritas kriteria. Dimana setiap handphone memiliki prioritas tiap kriteria. Proses perhitungan seperti tabel di bawah ini.

Tabel 5.5 Nilai Prioritas Lokal dan Prioritas Global

Dengan hasil perhitungan pembobotan tabel 5.6 di atas maka dapat disimpulkan “8320” memiliki nilai prioritas global yang tertinggi sehingga dianggap sebagai pilihan utama.


(6)

[1] Anonymous, Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process). http://Syaifullah08.wordpress.com. Tanggal Akses Februari 2011

[2] Hakim Lukmanul. Membongkar Trik Rahasia Para Master PHP. Lokomedia, 2008. Yogyakarta.

[3] Maarif, M.S, Tanjung, H. 2003. Teknik-Teknik Kuantitatif Untuk Manajemen. Gramedia Widiasarana Indonesia: Jakarta.

[4] Permadi, Bambang. 1992, Analytical Hierarchy Process, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan Pusat Antar Universitas-Studi EkonomiUniversitas Indonesia. Jakarta.

[5] Turban, E., 1991 Decission Support System and Expert System, 4th edition”, Penerbit Prentice Hall, Inc, Singapore,.


Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Metode Preference Ranking Organization Method For Enrichment Evaluation (PROMETHEE) untuk Pemilihan Hardisk Eksternal

19 131 147

Kajian Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam Menentukan Posisi Merek Handphone Berdasarkan Persepsi Produsen dan Konsumen terhadap Kriteria Handphone

2 67 79

Aplikasi Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dalam Menentukan Keputusan Pemilihan Transportasi Pesawat Udara

4 47 75

Penentuan Komoditas Unggulan Pertanian Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) (Studi Kasus: Pertanian Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi)

18 117 72

Implementasi Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Fuzzy Multi-Attribute Decision Making (Fuzzy MADM) dalam Penentuan Prioritas Pengerjaan Order di PT. Sumatera Wood Industry

6 138 175

Analisis Pemilihan Supplier Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) di PT. Indo CafCo

12 57 78

Studi Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Metode Technique For Order Preference By Similarity To Ideal Solution (TOPSIS) Untuk Peningkatan Kualitas Layanan Di Rumah Sakit Bina Kasih Medan-Sunggal

4 41 149

Pendekatan Analytic Hierarchy Process (AHP) Dalam Pemilihan Supplier (Pemasok)

0 35 51

Pendekatan Fuzzy-Analytic Hierarchy Process Dalam Pemilihan Konsep Produk.

1 47 59

APLIKASI PERANGKAT LUNAK UNTUK PEMILIHAN HANDPHONE MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS)

0 1 11