Yunita, 2016 GAYA MENGAJAR GURU LAKI -LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
c. Mutualitas antara penulis dan partisipan
Penelitian yang diajukan oleh penulis tidak hanya memiliki manfaat bagi penulis untuk menyelesaikan studi. Penelitian ini juga
merupakan upaya perbaikan terhadap masalah yang dialami oleh partisipan serta sharing tentang hambatan, pengalaman yang
pernah partisipan alami, sehingga dalam hal ini terjadi mutualitas antara penulis dan partisipan Creswell, 2010a. Dalam cuplikan
dibawah ini, guru bertanya gaya mengajar yang paling sesuai dengan anak-anak di TK A seperti apa:
“….Saya merasa bersyukur ibu nita menjadi observer di kelas ini, saya jadi tahu ternyata ada beberapa gaya mengajar yang
sebelumnya saya belum ketahui dan bisa saya praktekan. Saya juga bisa sharing tentang bagaimana menghadapi anak ketika saya sulit
mengajak anak di kelas” Pak Budi, TK Gymboree. Dari
cuplikan di
atas bukan
hanya penulis
yang memperoleh manfaat dalam penelitian ini, namun partisipan juga
memperoleh manfaat tersendiri dengan adanya penelitian ini.
d. Kehati-hatian dalam pengumpulan data melalui wawancara
Creswell 2010a menyatakan bahwa proses wawancara dalam sebuah penelitian kualitatif sudah dipandang sebagai
penelitian moral, sehingga peneliti harus lebih berhati-hati ketika melakukan proses wawancara. Peneliti dalam hal ini menghindari
pertanyaan-pertanyaan yang sensitif yang dapat menyinggung perasaan subjek. Peneliti lebih menekankan proses wawancara
untuk memperoleh data terkait dengan gaya mengajar dan pengalaman yang dialami oleh subjek.
4. Prosedur Etis Analisis dan Interpretasi Data
Prosedur etis yang perlu diperhatikan oleh penulis ketika melalukan proses analisis dan interpretasi data antara lain sebagai
berikut:
Yunita, 2016 GAYA MENGAJAR GURU LAKI -LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
a. Memproteksi anonimitas partisipan
Sebuah penelitian
harus mampu
memproteksi anonimitas individu, peran-peran dan peristiwa yang diteliti
Creswell, 2010a. Berdasarkan hal tersebut, peneliti tidak memasukkan nama-nama subjek selama proses coding dan
penulisan hasil
penelitian. Penulis
menggunakan nama
samaran atau nama alias dari partisipan penelitian yaitu Pak Adi, Pak Budi dan Pak Didi. Terkait dengan pencantuman
nama lokasi penelitian, pihak lembaga memberikan izin untuk dicantumkan dalam penelitian, sehingga penulis menuliskan
nama lembaga
sekolah yang
dijadikan sebagai
lokasi penelitian.
b. Menjaga kepemilikan data
Setelah proses analisis data, data mentah yang diperoleh di lapangan hendaknya dijaga semaksimal mungkin
agar tidak jatuh kepada pihak yang bisa menyalahgunakan data tersebut. Dalam hal ini penulis mengikuti saran dari Creswell
2010a untuk melakukan proteksi terhadap data agar tidak sembarangan diberikan pada pihak lain.
c. Memastikan informasi yang diperoleh benar-benar akurat
Proses interpretasi data dilakukan dengan selalu
memastikan bahwa informasi yang diperoleh benar-benar akurat Creswell, 2010a. Dalam hal ini penulis melakukan
diskusi ulang dan member checking terhadap data yang diperoleh oleh penulis selama penelitian, sehingga interpretasi
data diharapkan benar-benar diakui kebenarannya dan bukan merupakan suatu modifikasi yang dianggap menguntungkan
bagi penulis. Di bawah ini cuplikan saat penulis melakukan member checking kepada partisipan:
Yunita, 2016 GAYA MENGAJAR GURU LAKI -LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
“….Kalau saya memang selalu senang melakukan kegiatan
berkelompok, kemudian
menggunakan metode
proyek biar anak-anak bersosialisasi dan belajar dengan aktif. Meskipun saya tidak tahu, apa yang saya terapkan kepada anak
di kelas termasuk ke dalam gaya mengajar fasilitator karena saya baru tahu gaya ternyata ada berbagai macam gaya
mengajar” Pak Budi, TK Gymboree Dari cuplikan di atas penulis bertanya apakah gaya
mengajar yang dilakukan oleh partisipan adalah fasilitator, partisipan mengiyakan kode-kode yang penulis paparkan
meskipun awalnya partisipan tidak tahu bahwa gaya mengajar tersebut masuk kedalam item atau kode-kode gaya mengajar
fasilitator. Dalam pertanyaan yang lain, penulis menanyakan
kepada Partisipan lain tentang seringnya beliau mengharuskan anak mengikuti apa yang dicontohkan kepada anak, partisipan
mengatakan bahwa hal tersebut tidak sering dilakukan, hanya karena anak umur 5 tahun masih belajar instruksi maka
dibeberapa kegiatan partisipan mengajak anak untuk mengikuti apa yang partisipan contohkan. Cuplikannya sebagai berikut:
“…Ga juga sih, karena ini kan di kelas TK A lagi belajar instruksi, jadi saya mau lihat apakah anak-anak
mengikuti dan mengerti instruksi saya tidak. Ketika saya menggambar sesuatu apakah dia mengikuti instruksinya atau
tidak. Kalau untuk membebaskan anak untuk menggambar sendiri sesuai idenya, saya lakukan tapi setelah anak mengerti
instruksi, biasanya banyak saya lakukan nanti di TK B
” Pak Adi, Gymboree
Dalam cuplikan di atas menjelaskan bahwa ketika penulis bertanya tentang bagaimana gaya partisipan mengajar,
partisipan mengklarifikasi apa yang penulis tanyakan. Oleh sebab itu, member checking sangat dibutuhkan untuk
menyamakan persepsi antara penulis dan partisipan.
Yunita, 2016 GAYA MENGAJAR GURU LAKI -LAKI D I TAMAN KANAK-KANAK
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
5. Prosedur Etis dalam Menulis dan Melaporkan Hasil Penelitian