KENDALA DAN SOLUSI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA CHINA KE DALAM BAHASA NDONESIA DALAM PEMESANAN BARANG DI PT CAHAYA KHARISMA, SUKOHARJO

(1)

commit to user

i

KENDALA DAN SOLUSI PENERJEMAHAN TEKS

BAHASA CHINA KE DALAM BAHASA NDONESIA

DALAM PEMESANAN BARANG DI PT CAHAYA

KHARISMA, SUKOHARJO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Ahli Madya pada Diploma III Bahasa China FSSR

Universitas Sebelas Maret

Oleh : Ratna Hartono

C9608031

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user


(3)

commit to user


(4)

commit to user

iv MOTTO

“Apa pun tugas hidup Anda, lakukan dengan baik. Seseorang seharusnya melakukan pekerjaannya sedemikian baik sehingga mereka yang masih hidup, yang sudah mati, dan yang belum lahir tidak dapat melakukannya lebih baik lagi.”


(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur, Karya ini saya persembahkan kepada : Keluarga tercinta Teman-teman seperjuangan Almamater


(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas limpahan berkat dan rahmat-Nya, Tugas Akhir dengan judul, “KENDALA DAN SOLUSI PENERJEMAHAN TEKS BAHASA CHINA KE DALAM BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN PEMESANAN BARANG DI PT CAHAYA KHARISMA, SUKOHARJO “ telah selesai dengan baik tanpa adanya hambatan yang berarti.

Penulis menyadari bahwa selama pembuatan Tugas Akhir ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Riyadi Santosa, M.Ed., Ph.D., selaku dekan Universitas Negeri Sebelas Maret

2. Ibu Dra. Endang Tri Winarni, M.Hum., selaku Ketua Program Studi D3 Bahasa China Universitas Negeri Sebelas Maret

3. Ibu Inge Santoso, B.Com., selaku dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan pengarahan dan semangat dalam pengerjaan tugas akhir ini

4. Bapak Teguh Sarosa, SS, M.Hum., selaku dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak memberikan penjelasan dan pengarahan dalam menyelesaikan tugas akhir ini

5. Ibu Tan Mei Tju, selaku pimpinan personalia PT Cahaya Kharisma Sukoharjo yang telah memberi ijin untuk praktek kerja


(7)

commit to user

vii

6. Ibu Siti, selaku karyawan PT Cahaya Kharisma yang telah banyak membantu memberi data dan membimbing penulis dalam melaksanakan tugas praktek kerja

7. Orangtua, yang selalu mendukung dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir

8. Cahya Christiani, rekan UNS yang selalu mendukung dan memberi semangat

9. Teman-teman UNS

10. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan Tugas Akhir yang penulis tidak dapat sebutkan satu per satu

Penulis menyadari bahwa penulisan Laporan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan di sana-sini. Oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik dan saran yang berguna demi perubahan Tugas Akhir ini menjadi lebih baik.

Semoga dengan adanya penulisan Laporan Tugas Akhir ini, besar harapan penulis supaya laporan ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.


(8)

commit to user

viii ABSTRAK

Ratna Hartono. 2011. Kendala dan Solusi Penerjemahan Teks Bahasa China dalam Kegiatan Pemesanan Barang ke dalam Bahasa Indonesia di PT Cahaya Kharisma, Sukoharjo.

Program Diploma III Bahasa China, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam era modern, hubungan antarnegara mutlak diperlukan. Tidak heran jika kemudian penerjemahan mempunyai tempat penting dalam hubungan bisnis antarnegara. Bukan saja menjadi salah satu jalan keluar atas perbedaan bahasa, penerjemahan juga dapat menimbulkan permasalahan baru, yaitu terjadinya kesalahpahaman. Sebab itu, suatu hasil terjemahan yang baik sangat diperlukan

Mengingat pentingnya penerjemahan, maka penulis mencoba untuk mendeskripsikan cara serta kendala dalam menyampaikan kembali pesan teks bahasa asli, khususnya bahasa China, ke dalam bahasa Indonesia di PT Cahaya Kharisma, dan juga menawarkan solusi atas permasalahan tersebut.

Dalam proses penerjemahan, kegiatan penyelarasan menjadi suatu kegiatan yang penting. Demi tercapainya suatu hasil terjemahan yang baik, dalam proses penyelarasan teks surat bahasa China di PT Cahaya Kharisma, penulis perlu melakukan beberapa pertimbangan, di antaranya mengenai ragam bahasa, struktur bahasa, gaya bahasa, dan pembaca hasil terjemahan.

Tidak jarang selama proses penerjemahan di PT Cahaya Kharisma, penulis menemui beberapa kendala, antara lain menganalisa teks yang terlalu panjang, perbedaan struktur bahasa antara MD dan DM, sulitnya mengoreksi hasil pekerjaan sendiri, pemilihan kata yang tepat, minimnya jumlah kosakata yang dikuasai, serta menganalisa kemampuan baca para pembaca yang cukup beragam. Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut, penulis mencoba untuk menawarkan beberapa solusi. Memotong kalimat panjang menjadi kalimat pendek, berlatih menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia, pengoreksian hasil terjemahan oleh orang lain, penerapan pedoman EYD dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, perbanyak kosakata dalam bahasa China, dan pemilihan kata atau kalimat yang mudah dimengerti secara umum adalah beberapa solusi yang bisa penulis tawarkan.


(9)

commit to user

ix

概说

Ratna Hartono. C9608031, 2011.

书面中文翻译 印尼文的困难和解决方案在Cahaya Kharisma

有限公司订货活动。

311 国力大学,文学艺术学院中文专科。

当今世代,国家之间的关系是绝对必要的。怪不得 ,

如果当时,翻译对国际业余关系有重要的地位。不仅当一个语言差异的解决 方案,翻译也可以造 新问题,就是发生误解。因此,好翻译的结果非常需

要。

由于记得翻译十 重要,笔者尝试在Cahaya Kharisma

有限公司描述方法和翻译外语的困难,尤其是中文翻译 印尼文,也是对那 些困难给几个答案。

符合是重要翻译的地位。为了得到好的翻译结果,在符合Cahaya

Kharisma有限公司的中文信,笔者需要几些想法,关于多种语,语言结构,

样式语,和读者之中。

不少,翻译在Cahaya

Kharisma有限公司,笔者面对几个困难,就是翻译太长的句子,不同的语言

结构,很难调查自己的工作,调最准的次,懂得次太少,和 析读者的能力

为了克服这些困难,笔者尝试给几些办法。把长的句子 较短句子

,联系用印尼造句,让别人调查 们的翻译,应用语法规则和印尼词典的规 则,增加汉语词汇,选容易懂得词和句子是一些方案笔者可以给得。


(10)

commit to user

x DAFTAR ISI

PENGESAHAN PEMBIMBING………ii

PENGESAHAN UJIAN……….iii

MOTO ………...………iv

PERSEMBAHAN...v

KATA PENGANTAR...vi

ABSTRAK...viii

ABSTRAK...vi x DAFTAR ISI...x

DAFTAR GAMBAR...xiv

DAFTAR TABEL... ..xv

BAB I : PENDAHULUAN………….………...1

A. Latar Belakang Masalah………..1

B. Identifikasi Masalah……….3

C. Perumusan Masalah……….3

D. Tujuan………...4

E. Manfaat………...4

F. Metode Pelaksanaan……….5

BAB II : LANDASAN TEORI………..7

A. Bahasa………....……...7

1. Definisi Bahasa……….….………..…7


(11)

commit to user

xi

3. Fungsi Bahasa... .10 4. Pentingnya Bahasa China………...………...12 B. Penerjemahan……….13 1. Definisi Penerjemahan………....13 2. Klasifikasi Penerjemahan………....15 3. Proses Penerjemahan………...22 4. Penerjemah yang Baik………...……….25 5. Kualitas Hasil Terjemahan………..26 6. Pentingnya Penerjemahan………...27 BAB III : PEMBAHASAN………...28 A. Gambaran Umum………28 1. Sejarah Singkat Perusahaan………28 2. Informasi Produk………...31 3. Deskripsi Kerja ………...32 3.1 Ketenagakerjaan………...35 3.2 Jam Kerja………...35 3.3 Sistem Pengupahan………...36 3.4 Fasilitas Perusahaan…...………...37 3.4.1 Fasilitas Kerja………..37 3.4.2 Fasilitas Umum………37 B. Pengadaan Bahan Baku………..………38 C. Uraian Praktek Lapangan………39


(12)

commit to user

xii

D. Cara Mengungkapkan Pesan Teks Bahasa China dalam Kegiatan Pemesanan Barang ke dalam Bahasa Indonesia………....41 E. Kendala dan Solusi Penerjemahan Teks Bahasa China dalam Kegiatan Pemesanan Barang………...47 BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN………...53 A. Kesimpulan………...53 B. Saran………...55 DAFTAR PUSTAKA………...………...57 RUJUKAN DARI INTERNET...58 PENILAIAN PRAKTEK KERJA...5 9 DAFTAR LAMPIRAN………...62


(13)

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komunikasi Monolingual………...18 Gambar 2.2 Penerjemahan………...19


(14)

commit to user

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Contoh Analisa Teks yang Panjang………...47 Tabel 4.1 Kendala dan Solusi………...55


(15)

commit to user

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Komunikasi Monolingual………...18 Gambar 2.2 Penerjemahan………...19


(16)

commit to user

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1

Surat Permohonan Informasi Produk ………63 LAMPIRAN 2

Surat Mengenai Informasi Produk...64 LAMPIRAN 3

Surat Permintaan Contoh Barang dan Informasi Harga Barang...67 LAMPIRAN 4


(17)

commit to user

1 BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tidak lagi bisa dipungkiri bahwa kita memasuki era globalisasi dunia modern, yaitu suatu era yang bercirikan keterbukaan, persaingan, dan kesalingtergantungan antarbangsa. Dalam era ini terjadi pertumbuhan pesat teknologi informasi, meluasnya jangkauan internet, kerjasama ilmiah, dan ekspansi perdagangan secara global. Tentu saja, banyak perusahaan dituntut untuk mampu memperluas dan mengembangkan jaringan beserta akses pasar mereka baik untuk skala nasional maupun internasional. Oleh karena itu, hubungan dengan dunia internasional pun tidak terelakkan. Penerjemahan menjadi sangat mutlak dibutuhkan dalam era modern saat ini. Hasil penerjemahan dapat kita lihat dalam segala bidang, salah satunya dalam bidang bisnis. Seperti yang seringkali terjadi bahwa perbedaan bahasa tidak jarang menjadi kendala dalam perjanjian dan percakapan bisnis. Peran penerjemah mampu menjembatani kendala perbedaan bahasa tersebut, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Karenanya, penerjemahan bahasa dapat menjadi salah satu solusi kendala bahasa dalam urusan bisnis.

Dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, penerjemahan bahasa pun mempunyai peran yang penting. Seiring dengan perkembangan zaman, informasi mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi dapat diperoleh dari buku-buku yang banyak diterbitkan dan diperjualbelikan baik di luar maupun di dalam negeri.


(18)

commit to user

Buku-buku tersebut sebagian besar ditulis dalam bahasa asing. Oleh sebab itu, penerjemahan buku-buku tersebut ke dalam bahasa sasaran, dalam hal ini bahasa Indonesia, dianggap sebagai solusi yang tepat dan murah untuk mempercepat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia.

Pentingnya peran penerjemahan dapat juga dirasakan dalam bidang sosial dan politik. Seperti yang telah kita semua ketahui, Indonesia memiliki peran dan kepentingan di dunia internasional. Peran Indonesia dalam bidang politik dan sosial dapat dilihat melalui serangkaian kegiatan internasional yang diikuti. Untuk mengikuti kegiatan tersebut, tentu saja para pejabat yang mewakili Indonesia pada forum-forum tersebut harus menguasai bahasa asing yang dipakai dalam pertemuan tadi. Bahasa yang dipakai dalam forum tersebut bukan hanya bahasa Inggris, tetapi juga bahasa China, Perancis, Arab, dan bahasa lainnya. Untuk itu diperlukan para penerjemah yang siap membantu para pejabat dalam mengikuti kegiatan tersebut sehingga komunikasi dapat berjalan secara efektif.

Madjid dalam Syihabuddin (2002:1) mengatakan bahwa suatu kebudayaan tidak lahir dari kekosongan, melainkan didahului oleh kebudayaan-kebudayaan lain yang menjadi unsur pembentuknya. Kebudayaan suatu bangsa selalu merupakan seleksi dari berbagai kebudayaan lain. Dengan demikian, kebudayaan seringkali dipandang sebagai proses memberi dan menerima. Proses tersebut terjadi dan berkembang melalui berbagai sarana, di antaranya melalui penerjemahan.

Tidak hanya menjadi salah satu jalan keluar atas perbedaan bahasa dalam berbagai bidang, penerjemahan bahasa juga dapat menimbulkan permasalahan


(19)

commit to user

yang baru, antara lain terjadinya kesalahpahaman. Sebab itu, terutama dalam lingkup hubungan internasional, suatu hasil terjemahan yang baik sangat diperlukan. Tentu saja, penerjemahan yang baik menjadi beban tanggung jawab para penerjemah bahasa.

Mengetahui pentingnya peran penerjemah dan pentingnya hasil terjemahan yang baik, maka penulis merasa tertarik untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dihadapi dalam proses penerjemahan, dalam hal ini khususnya penerjemahan bahasa China secara tertulis dan juga menawarkan solusi atas kesulitan yang dihadapi selama proses penerjemahan.

B. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah yang akan dikemukakan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah memahami teks bahasa China dengan benar?

2. Bagaimanakah menyampaikan pesan teks bahasa China dengan susunan kalimat yang benar?

3. Bagaimanakah memilih kosakata yang benar dan jelas? 4. Bagaimanakah mengatasi kendala yang dihadapi?

C. Perumusan Masalah

Dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, perumusan masalah mengenai kendala penerjemahan di PT Cahaya Kharisma difokuskan kepada permasalahan sebagai berikut.


(20)

commit to user

1. Bagaimanakah menyampaikan pesan teks bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam bahasa Indonesia dengan kalimat yang benar sehingga enak dibaca?

2. Kendala apa sajakah yang dihadapi dalam menyampaikan pesan teks bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam bahasa Indonesia dan cara mengatasinya?

D. Tujuan

Tujuan dibuatnya laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan cara yang sering digunakan dalam menyampaikan pesan teks bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam bahasa Indonesia dengan kalimat yang benar sehingga enak dibaca. 2. Mendeskripsikan kendala yang dihadapi dalam menyampaikan pesan teks

bahasa China, khususnya dalam kegiatan pemesanan barang, ke dalam bahasa Indonesia dan menawarkan solusi untuk mengatasi kendala tersebut.

E. Manfaat

Manfaat laporan Praktik Kerja Lapangan ini adalah : 1 Manfaat teoritis

Bagi penulis, berharap dari laporan Praktik Kerja Lapangan ini akan mampu menambah wawasan mengenai teori-teori penerjemahan


(21)

commit to user

terutama yang berhubungan dengan penerjemahan teks bahasa China ke dalam bahasa Indonesia.

2 Manfaat praktis

2.1 Bagi penulis, laporan Praktik Kerja Lapangan ini mampu menambah kosakata baru dalam kegiatan pemesanan barang, mampu memahami kesulitan penerjemahan dalam kegiatan pemesanan barang dan mencari solusi atas kesulitan tersebut. 2.2 Bagi pembaca, laporan Praktik Kerja Lapangan ini diharapkan

mampu memberikan informasi mengenai :

1. Cara mengungkapan kalimat hasil terjemahan yang baik dalam penerjemahan kegiatan pemesanan barang secara tertulis. 2. Kendala-kendala dalam proses penerjemahan dan cara

mengatasi.

3. Kosakata yang sering digunakan dalam kegiatan pemesanan barang.

F. Metode Pelaksanaan

Pada penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis mencoba memaparkan kesulitan yang dihadapi selama proses penerjemahan dilakukan dan menawarkan jalan keluar untuk mengatasi kesulitan tersebut.

Adapun metode pelaksanaan yang penulis gunakan adalah :

1. Observasi yaitu dengan mengamati dan mencatat hal-hal penting selama melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.


(22)

commit to user

2. Studi literatur yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang berhubungan dengan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.

3. Media internet yaitu dengan mengumpulkan informasi dari media internet yang berhubungan dengan penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan ini.


(23)

(24)

commit to user

1 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bahasa 1. Definisi Bahasa

Secara umum, bahasa didefinisikan sebagai salah satu alat komunikasi. Bahasa berperan penting dalam kehidupan manusia karena memungkinkan seorang manusia untuk dapat mengenal lingkungannya dan dapat menyampaikan keinginannya, walaupun dengan latar belakang sosial dan budaya yang berbeda. Tentu saja, agar komunikasi dapat berjalan lancar dengan baik, penerima dan pengirim bahasa harus menguasai bahasanya.

Bahasa memiliki berbagai definisi. Definisi bahasa antara lain adalah sebagai berikut.

1. Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Gorys Keraf, 1987).

2. Bahasa adalah sistem simbol vokal yang arbitrer yang memungkinkan semua orang dalam suatu kebudayaan tertentu, atau orang lain yang mempelajari sistem kebudayaan itu, berkomunikasi atau berinteraksi (Finocchiaro, 1964). Sebagai salah satu alat komunikasi yang vital, bahasa mampu menghubungkan perbedaan, persamaan serta berbagai dialektika perabadan dari zaman kuno hingga sekarang. Tanpa bahasa nampaknya sulit bagi manusia untuk berkomunikasi.


(25)

commit to user

3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri; percakapan (perkataan) yang baik, tingkah laku yang baik, sopan santun (Daryanto, 1997). Selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga dapat dipandang sebagai cermin kepribadian seseorang karena bahasa mampu merefleksi rasa, pikiran dan tingkah laku.

4. Bahasa adalah suatu sistem bunyi ujaran yang tersusun dari lambang-lambang mana suka yang bersifat unik dan khas yang dibangun dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat dan berhubungan erat dengan budaya tempatnya berada (Anderson, 1972: 35-36). Bahasa merupakan cermin keterikatan sosial dan kesatuan bangsa. Bahasa mampu menjelaskan kebudayaan pemakai bahasa tersebut.

5. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang dipakai oleh suatu masyarakat untuk berinteraksi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).

6. Bahasa adalah rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia secara sadar ( Santoso, 1990 :1).

7. Bahasa adalah komunikasi yang paling lengkap dan efektif untuk menyampaikan ide, pesan, maksud, perasaan dan pendapat kepada orang lain (Walija, 1996:4).

Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan salah satu alat komunikasi manusia yang berupa rangkaian bunyi untuk dapat saling berinteraksi.


(26)

commit to user 2. Ragam Bahasa

Berdasarkan medianya, terdapat dua ragam bahasa, yaitu : 1. Ragam bahasa tulis

Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya. Ragam bahasa ini digunakan untuk komunikasi tulis dan lebih terstruktur dibandingkan ragam bahasa lisan. Bahasa tulis cenderung berstruktur subjek-predikat. Dalam ragam tulis berkaitan dengan tata cara penulisan, tata bahasa dan kosakata. Ragam bahasa tulis menuntut adanya kelengkapan unsur tata bahasa seperti bentuk kata ataupun susunan kalimat, ketepatan pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan penggunaan tanda baca untuk mengungkapkan ide dengan tujuan tidak menimbulkan kerancuan makna. Bahasa tulis dapat kita temukan dalam bentuk buku, berita koran, artikel, makalah, surat dan sebagainya. Ragam bahasa tulis tidak memerlukan kesamaan waktu antara penulis dan pembaca karena bahasa disampaikan sebagai upaya komunikasi satu pihak.

2. Ragam bahasa lisan

Ragam bahasa lisan adalah bahasa yang dihasilkan alat ucap yang dipengaruhi oleh adanya tata bahasa, kosakata, dan lafal. Ragam bahasa ini digunakan untuk komunikasi secara lisan dan cenderung kurang terstruktur. Dalam ragam bahasa lisan, pembicara dapat memanfaatkan tinggi rendah suara atau tekanan, ekspresi wajah, gerakan tangan untuk menyampaikan ide. Salah satu ciri ragam bahasa lisan yang menonjol adalah penggunaan kalimat yang pendek-pendek dan tidak lengkap supaya inti dari kalimat tersebut


(27)

commit to user

mudah dimengerti. Bahasa lisan dapat kita temukan dalam bentuk percakapan, ceramah, siaran radio atau televisi, dan sebagainya. Ragam bahasa lisan ini seringkali terjadi apabila terjadi kesamaan waktu antara pembicara dan pendengar. Ragam bahasa lisan bersifat situasional.

3. Fungsi Bahasa

Bahasa bersifat luwes dan fleksibel. Bahasa selalu dapat disesuaikan untuk kepentingan tertentu. Penting bagi kita untuk mengetahui fungsi-fungsi bahasa agar dapat menggunakan bahasa sesuai dengan fungsinya. Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang.

Gorys Keraf (2001:3-8) menyatakan bahwa ada empat fungsi bahasa, yaitu: 1. Alat untuk menyatakan ekspresi diri

Menurut Gorys Keraf (1997:4), pada masa anak-anak, bahasa dapat digunakan sebagai alat untuk menyatakan dirinya sendiri. Pada saat bahasa berfungsi untuk mengekspresikan diri, seorang pemakai bahasa terfokus pada dirinya sendiri. Bahasa sebagai alat menyatakan segala pikiran dan perasaan, sekurang-kurangnya untuk menyatakan keberadaan kita. Sebagai contoh, seorang penulis mengekspresikan dirinya melalui tulisannya sebagai sarana pengungkapan diri untuk menunjukkan kemampuannya dalam sebuah bidang ilmu tertentu.

2. Alat komunikasi

Bahasa merupakan rangkaian kata-kata yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran. Menurut Gorys


(28)

commit to user

Keraf, sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerjasama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam kegiatan kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita. Komunikasi dapat berjalan dengan baik apabila perumusan maksud kita dapat diterima oleh orang lain.

Bahasa sebagai alat komunikasi memampukan kita untuk menunjukkan sudut pandang kita, pemahaman kita atas suatu hal, asal usul bangsa dan negara kita, pendidikan kita, bahkan sifat kita. Dapat dikatakan bahwa bahasa sebagai cermin diri kita, baik sebagai diri sendiri maupun sebagai bangsa. 3. Alat mengadakan integrasi dan adaptasi sosial

Bahasa merupakan salah satu sarana yang efisien untuk mempersatukan anggota masyarakat. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokan-bentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys Keraf, 1997 : 5).

Pada saat kita beradaptasi dengan lingkungan sosial tertentu, bahasa yang akan kita gunakan bergantung pada situasi dan kondisi yang kita hadapi. Bahasa yang kita gunakan dalam suatu lingkungan belum tentu dapat digunakan dalam lingkungan lainnya. Oleh karena itu, dengan menguasai


(29)

commit to user

bahasa suatu bangsa, kita dengan mudah berbaur dan menyesuaikan diri dengan bangsa tersebut.

4. Alat mengadakan kontrol sosial

Bahasa adalah alat kontrol sosial yang baik. Kontrol sosial ini dapat diterapkan kepada diri kita sendiri dan juga kepada masyarakat. Berbagai penerangan, informasi, maupun pendidikan biasa disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan buku-buku instruksi merupakan salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Fungsi bahasa yang keempat ini merupakan kegiatan berbahasa yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru, tindakan yang baik dan juga melatih kita belajar untuk menyimak dan mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.

4. Pentingnya Bahasa China

Dalam era globalisasi, demi memperoleh pelanggan dan peluang bisnis baru, perusahaan dituntut untuk mampu memperluas dan mengembangkan jaringan beserta akses pasar mereka, baik untuk skala nasional maupun internasional. Oleh karenanya, komunikasi dianggap sebagai salah satu sarana paling penting untuk mendukung terwujudnya perluasan pasar yang lebih lanjut. Berdasarkan latar belakang inilah maka perusahaan perlu untuk mengatasi kendala bahasa saat melakukan bisnis. Tentu saja, penguasaan bahasa asing menjadi suatu nilai tambah, baik bagi pihak perusahaan maupun bagi pihak pencari kerja, dalam meraih berbagai macam kesempatan yang ada. Nilai tambah


(30)

commit to user

yang dimiliki seseorang ataupun perusahaan, yaitu dengan menguasai berbagai macam bahasa, mampu mengantarnya ke jenjang kesuksesan.

Seperti yang telah kita ketahui, kebangkitan China yang sangat drastis dimulai tahun 1990an. China kini tumbuh menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat. Para pakar ekonomi memprediksikan bahwa China akan melampaui Amerika Serikat sebelum tahun 2025. Berkaitan dengan pesatnya perkembangan ekonomi negara China, bahasa China menjadi salah satu bahasa asing yang banyak diminati. Pada saat ini, bahasa China yang seringkali disebut sebagai bahasa Mandarin ini telah digunakan oleh banyak negara di seluruh dunia sehingga mempelajari bahasa China memungkinkan kita lancar berkomunikasi dengan negara-negara tersebut. Di beberapa negara di Asia, bahasa China digunakan sebagai bahasa kedua setelah bahasa nasional. Alhasil, saat ini bahasa China telah menjadi bahasa internasional kedua setelah bahasa Inggris. Melihat sedemikian pentingnya bahasa China dalam kancah internasional berarti semakin layak bahasa ini dipelajari.

B. Penerjemahan 1. Definisi Penerjemahan

Penerjemahan merupakan suatu usaha penyampaian pesan dari satu bahasa ke bahasa lain. Terdapat sejumlah pertimbangan dalam upaya penyampaian pesan tersebut, terutama menyangkut keutuhan informasi produk terjemahan dan kualitas informasi yang diperoleh pembaca seandainya mereka mampu membaca teks aslinya. Pertimbangan tersebut nampaknya dihayati benar oleh para ahli


(31)

commit to user

penerjemahan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai definisi yang mereka paparkan mengenai penerjemahan.

Definisi tentang penerjemahan cukup beragam. Berikut beberapa definisi penerjemahan menurut para ahli.

1. Penerjemahan adalah kegiatan mengalihkan secara tertulis pesan dari teks suatu bahasa ke dalam teks bahasa lain ( Hoed, 2006:51).

2. Penerjemahan merupakan upaya untuk menghasilkan kembali dalam bahasa sasaran dengan padanan yang sedekat mungkin dari bahasa sumber, pertama dalam hal makna dan kedua dalam hal bentuk/gaya (Nida & Taber).

3. Penerjemahan adalah proses penggantian teks bahasa sumber dengan teks dalam bahasa sasaran tanpa mengubah isi teks (Moentaha, 2006 : 13-25). 4. Penerjemahan adalah bentuk atau versi dalam bahasa lain, maksudnya

adalah kata, frase maupun teks dalam bahasa lain yang memiliki kesepadanan makna dengan bentuk/versi asli. Penerjemahan adalah ekspresi sesuatu dalam bahasa yang berbeda, maksudnya mengubah suatu karya tertulis atau suara dari satu bahasa ke dalam bahasa berbeda (Encarta Dictionary).

5. Penerjemahan adalah kegiatan mengganti materi teks dalam bahasa sumber ke materi teks yang sepadan dalam bahasa sasaran (Catford dalam Rachmadie, 1988:1.2).

Definisi-definisi mengenai penerjemahan di atas menunjukkan pentingnya penyampaian makna atau pesan yang dimaksud dalam wacana asli. Dari definisi


(32)

commit to user

tersebut pula, dapat dikemukakan bahwa penerjemahan bukanlah sesuatu yang sederhana. Penerjemahan tidak sebatas mengalihbahasakan dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain dan juga bukan pekerjaan yang dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa dipelajari. Menurut Luther, menerjemahkan adalah sebuah seni yang tidak bisa begitu saja dimiliki semua orang (Simatupang, 2000 : 3). Berkaitan dengan pendapat tersebut, Hidayat (2002 : 35) mengemukakan bahwa kemahiran menerjemahkan tidak mungkin berkembang menjadi kemahiran profesional tanpa pengetahuan tentang teknik penerjemahan, latihan yang intensif dan pengalaman yang banyak. Sejalan dengan pendapat Hidayat, Robinson (2005 : 163-164) menyatakan bahwa penerjemahan merupakan rangkaian proses belajar yang bergerak terus-menerus melalui tiga tahapan, yaitu naluri, pengalaman, dan kebiasaan.

Pada dasarnya, kemampuan yang diperlukan dalam kegiatan menerjemah adalah kemampuan memecahkan masalah. Masalah praktis yang sering dihadapi, yakni ketika seorang penerjemah tidak memahami makna kata, kalimat, atau paragraf sehingga tidak memahami pesannya dan ketika penerjemah mengalami kesulitan dalam menerjemahkan meskipun sudah memahami pesan teks aslinya.

2. Klasifikasi Penerjemahan

Menurut McGuire, penerjemahan merupakan usaha menyampaikan sebuah teks dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, dengan mengupayakan makna lahir dari kedua teks sama dan struktur dari bahasa sumber juga sedapat mungkin dipertahankan, namun tidak begitu dekat untuk menghindari


(33)

commit to user

penyimpangan struktur pada tata bahasa sasaran (McGuire, 1980). Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa penerjemahan merupakan proses kegiatan tulis sehingga produknya juga dalam bentuk tertulis.

Berbeda dengan definisi yang dikemukakan oleh McGuire, Savory dalam Rahmadie (1988:12) menyatakan penerjemahan dimungkinkan dengan usaha pemadanan pikiran atau pesan yang tersirat dibalik tuturan verbal yang berbeda. Pendapat ini didukung oleh Pinchuck (dalam Rahmadie, 1988:12) yang menyatakan bahwa penerjemahan adalah proses menemukan suatu tuturan atau ujaran yang sepadan dalam bahasa sasaran dari satu tuturan atau ujaran dalam bahasa sumber. Berdasarkan pandangan Savory dan Pinchuck, mereka memandang penerjemahan sebagai kegiatan yang berlangsung secara lisan dan produknya juga dalam bentuk lisan.

Berdasarkan definisi tersebut, terdapat perbedaan mendasar mengenai media penerjemahan dan produk yang dihasilkan. Berdasarkan definisi penerjemahan menurut Catford dan McGuire, penerjemahan hanya berupa pengalihan teks bahasa sumber yang dilakukan secara tertulis sehingga produknya juga berupa teks. Sedangkan menurut Savory dan Pinchuck, penerjemahan dianggap sebagai kegiatan pengalihan pesan secara lisan sehingga media yang digunakan berupa tuturan lisan. Akan tetapi bila dilihat dari sisi yang berbeda, terdapat persamaan pandangan mengenai proses penerjemahan. Menurut para ahli tersebut, penerjemahan adalah usaha penggantian atau pemadanan suatu materi teks atau ujaran atau tuturan dalam bahasa sumber menjadi materi teks atau ujaran atau tuturan yang sepadan dalam bahasa sasaran.


(34)

commit to user

Bertolak dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa penerjemahan dapat dilakukan secara tulis maupun lisan. Perlu kita ingat bahwa dalam bahasa Indonesia, kita mengenal istilah penerjemahan dan terjemahan. Menurut Nababan, penerjemahan mengacu pada proses alih pesan, sementara terjemahan mengacu pada produk dari alih pesan tersebut. Dalam bahasa Inggris, dikenal pula adanya istilah translation dan interpretation. Keduanya sama-sama mengacu pada pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran (Nababan, 2003:18; Gile, 1995:2). Tetapi bila translation dan interpretation dikaji lebih lanjut, maka translation lebih mengacu pada pengalihan pesan secara tertulis dan

interpretation mengacu pengalihan pesan secara lisan (Nababan, 2003:18;

Suryawinata & Hariyanto, 2003:25). Sehingga, dapat dikatakan bahwa penerjemahan tulis dikenal dengan istilah translation atau penerjemahan dan penerjemahan lisan dapat juga disebut sebagai interpretation atau pengalihbahasaan. Baik penerjemahan secara tulis maupun lisan, keduanya harus memperhatikan kesepadanan makna atau pesan atau amanat yang dibuat dan kemudian menampilkan dan mengungkapkan pesan tersebut dengan gaya bahasa yang sama.

Dari hasil studi pustaka, dapat diketahui bahwa kegiatan penerjemahan tulis dan lisan ini memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan pada beberapa aspek berikut.

1. Aspek fungsi

Penerjemahan secara tulis dan lisan sebenarnya menjalankan fungsi pelayanan yang sama, yaitu mengungkapkan kembali pesan dalam suatu bahasa


(35)

commit to user

yang telah diungkapkan dalam bahasa lain (Gile, 1995:2; Nababan, 2003:18; dan Suryawinata & Hariyanto, 2003:25). Pengungkapan kembali pesan secara lisan ataupun tulisan memiliki tujuan yang sama yaitu untuk terciptanya komunikasi (Hidayat & Sutopo, 2006:155). Pada dasarnya, komunikasi adalah pengalihan pesan dengan media tertentu melalui dua tahapan, yaitu melalui transmisi (oral dan tulisan) dan resepsi (mendengar dan membaca).

Beberapa pendapat mengatakan bahwa terjemahan (produk penerjemahan) adalah alat komunikasi (Newmark, 1981:62; Gile, 1995:21; Nababan, 2003:29). Sehingga, dapat disimpulkan bahwa menerjemahkan secara tertulis maupun lisan memiliki arti yang kurang lebih serupa, yaitu menyampaikan makna atau pesan. Menurut pendapat Bell (1991:15), penerjemah merupakan „agen mediator dwibahasa‟ antar partisipan-partisipan monolingual antara dua kelompok pemakai bahasa yang berbeda, pertama penerjemah mengurai isi sandi yang disampaikan dalam satu bahasa dan kemudian mengungkapkannya kembali ke bahasa lainnya. Berikut ini adalah skema perbandingan antara komunikasi biasa atau sering disebut komunikasi monolingual dan komunikasi dengan penerjemah :


(36)

commit to user Gbr 2.2 Penerjemahan

Melalui kedua skema tersebut dapat kita lihat bahwa pesan yang disampaikan ke penerima adalah pesan yang sama. Akan tetapi pada skema penerjemahan, penerima menerima kode yang berbeda. Kode tersebut merujuk kepada bahasa sasaran. Hal ini biasa terjadi pada penerjemahan secara tulis dan lisan. Dalam penerjemahan secara lisan, komunikasi yang terjadi adalah dari penutur bahasa sumber (sender) berbicara ke pendengar (receiver) bahasa sasaran dengan penerjemah sebagai perantaranya, atau penutur bicara langsung kepada pendengar dan penerjemah pada saat bersamaan.

Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan adanya persamaan fungsi penerjemahan tulis maupun lisan dalam komunikasi. Penerjemahan memungkinkan penyampaian pesan tertulis dari penulis, atau lisan dari pembicara yang berbicara dalam bahasa sumber yang berbeda untuk dapat dipahami oleh pembaca atau pendengar karena disampaikan oleh penerjemah dalam bahasa sasaran. Dengan adanya penerjemahan, komunikasi dapat berjalan baik. Syarat


(37)

commit to user

penerjemahan yang baik adalah tersampaikannya pesan dari bahasa sumber yang dapat dipahami dan memberikan reaksi sesuai dengan keinginan pemberi pesan. 2. Aspek media

Terjalinnya suatu komunikasi tidak terlepas dari peran media. Begitu pula dengan komunikasi yang melibatkan penerjemahan. Produk terjemahan merupakan media komunikasi. Dilihat dari segi produk, penerjemahan tulis menghasilkan produk teks tulis sebagai media yang dapat dibaca, sementara penerjemahan lisan menghasilkan produk wacana lisan sebagai media yang dapat didengarkan. Produk terjemahan inilah yang menjadi media penyampaian pesan dari pengirim (penulis atau penutur) ke pihak penerima (pembaca atau pendengar) dalam bahasa yang mereka pahami. Maka dapat ditarik kesimpulan, penerjemahan tulis menggunakan media teks tulis, sementara penerjemahan lisan menggunakan media wacana lisan (Suryawinata dan Hariyanto, 2003:25).

3. Aspek cara

Pelaksanaan penerjemahan secara tulis dan lisan terdapat beberapa perbedaan, antara lain dalam segi cara, jam, beban, tempat kerja, kemungkinan dilakukannya revisi, dan situasi kerja. Dalam segi cara, jam, beban, dan tempat kerja, penerjemahan tulis dilakukan dalam waktu yang tidak begitu terikat. Penerjemah dapat melakukan tugasnya dengan beban bervariasi. Menurut Gile (1995 : 111-112), pada tingkat mahir, penerjemah tulis mampu menerjemahkan 6-15 hal per hari dengan kapasitas 2000-5000 kata, sementara penerjemah lisan bekerja dalam waktu yang sangat terbatas sepuluh menit hingga satu jam dan dilakukan dengan kecepatan rata-rata 100-200 kata per menit. Menurut


(38)

commit to user

Suryawinata & Hariyanto (2003:25), penerjemah tulis dapat melakukan penerjemahan dimanapun dan dapat menggunakan referensi bahkan bertanya kepada teman atau ahli terkait. Sementara, masih menurut Gile (1995:112), penerjemah lisan berkerja di tempat khusus (booth) atau di ruang yang sama dengan pembicara. Kondisi seperti ini, walaupun memungkinkan untuk bertanya atau mencari referensi, tetapi penerjemah lisan berisiko kehilangan informasi berikutnya, kecuali untuk data khusus seperti istilah teknis, nama, angka, dan sebagainya.

Perbedaan kedua adalah dalam hal mungkin tidaknya revisi dilakukan atas hasil terjemahan. Penerjemahan tulis memungkinkan seorang penerjemah untuk dapat membaca hasil terjemahannya kemudian melakukan revisi terhadap hasil terjemahannya dan menulis ulang kembali. Penerjemahan ini dapat dilakukan berulang-ulang sampai diperoleh terjemahan terbaik dan dapat diterima. Berbeda dengan penerjemahan tulis. Dalam penerjemahan lisan, seorang penerjemah memiliki waktu yang sangat terbatas dan bahkan tidak memungkinkan revisi berulangkali seperti penerjemahan tulis. Sehingga menurut Gile (1995 : 113), seorang penerjemah lisan terkadang tidak begitu yakin apakah ia telah menyampaikan pesan sesuai bahasa sumber.

Perbedaan ketiga antara penerjemahan tulis dan lisan adalah dalam hal situasi kerja. Penerjemah lisan pada umumnya secara psikologis bekerja dalam situasi penuh tekanan (stressful), dan seringkali didera demam panggung. Seorang penerjemah lisan memerlukan adanya kelancaran dan kecepatan dalam menyampaikan terjemahan. Sementara dalam penerjemahan tulis, seorang


(39)

commit to user

penerjemah tidak merasakan situasi yang penuh tekanan tersebut, kecuali desakan

deadline, dan tidak merasakan adanya tuntutan kelancaran dan kecepatan dalam

menyampaikan terjemahan.

Selain itu, menurut Anderson (dalam Nababan, 2003), penerjemah lisan dapat membangun hubungan antara narasumber dan pendengar yang dapat berakibatkan pilihan sikap, yaitu keberpihakannya pada salah satu kubu atau sikap tidak berpihak sama sekali. Sebagai contoh, jika seorang penerjemah lisan mewakili negaranya, mau tidak mau ada unsur kepentingan negara yang harus dipahaminya dari segi bahasa tubuh, intonasi, dan makna implisit khusus yang disampaikan. Akan tetapi, hal seperti ini tidak akan ditemui jika ia hanya mediator umum yang tidak memiliki kepentingan khusus. Sementara dalam penerjemahan tulis, keberpihakan penerjemah jarang sekali ditemui.

3. Proses Penerjemahan

Newmark (1981 :7) menganggap bahwa penerjemahan tidak terbatas hanya pada kegiatan tulis atau lisan semata, melainkan suatu keterampilan atau seni menggantikan sebuah pesan tertulis dan/atau pernyataan dalam suatu bahasa dengan pesan dan/atau pernyataan yang sama dalam bahasa lainnya. Hal yang sama diungkapkan oleh Kridalaksana dalam Nababan (2003) dan Nida dalam Shi (2004) bahwa penerjemahan adalah kegiatan memindah atau mereproduksi suatu pesan dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan memperhatikan segi makna, diikuti dengan gaya bahasa.


(40)

commit to user

Kridalaksana dan Nida dengan lebih lengkap menyatakan bahwa penerjemahan adalah pengalihan pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dalam bentuk tulis maupun lisan karena pesan dapat saja disampaikan dalam bentuk tertulis ataupun lisan yang memperhatikan kesepadanan makna dari pesan yang disampaikan dalam bahasa sasaran dengan bahasa sumbernya, namun tetap mempertahankan gaya bahasa dari bahasa sumber.

Karena rumitnya suatu penerjemahan dilakukan, maka seorang penerjemah memerlukan suatu model yang dimaksudkan untuk menerangkan proses pikir yang dilakukan oleh seorang penerjemah saat melakukan penerjemahan. Inilah yang disebut dengan proses penerjemahan. Secara sederhana, proses ini terdiri dari tahap analisis teks asli dan tahap pengungkapan kembali makna atau pesan teks asli ke dalam bahasa sasaran yang dapat diterima. Tahap tersebut dijabarkan secara detail oleh E. Sadtono menjadi 4 tahap, yaitu :

1. Analisis

Tahap analisis merupakan tahapan di mana seorang penerjemah melakukan analisa struktur lahiriah bahasa sumber. Tujuan tahap ini adalah untuk menemukan hubungan tata bahasa dan maksud suatu perkataan. Tahapan ini diperlukan supaya seorang penerjemah bisa memahami maksud, arti, konteks, pola-pola kalimat yang digunakan. Hal ini akan sangat membantu seorang penerjemah sebelum ia melakukan kegiatan penerjemahan yang sesungguhnya.

2. Transfer

Setelah selesai penganalisaan, tahap selanjutnya adalah pemindahan hasil analisa dari bahasa sumber ke bahasa sasaran oleh penerjemah sendiri. Transfer


(41)

commit to user

mempersoalkan bagaimana hasil analisis tersebut ditransfer dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan sedikit pemincangan arti tetapi dengan kesamaan reaksi seperti ketika orang membaca bahasa sumbernya. Dalam tahapan ini, penerjemah harus bersikap objektif dan jujur. Kendala yang sering dihadapi seorang penerjemah dalam tahap ini bukan berpangkal pada kejujuran atau ketidakjujuran yang tidak sengaja dalam penerjemahannya, tetapi banyak penerjemah mempunyai kecenderungan yang tidak disadari dalam penerjemahannya. Kendala ini seringkali merusak penerjemahan yang dilakukan dengan niat yang penuh kejujuran.

3. Restrukturisasi

Pada tahap ini, hasil analisa yang sudah dipindahkan itu ditulis kembali dalam bahasa sasaran yang disesuaikan dengan gaya bahasa sasaran. Langkah restrukturisasi merupakan kegiatan menerjemahkan yang sebenarnya. Penerjemah memilih padanan kata dan bentuk kalimat yang cocok dalam bahasa sasaran agar pesan penulis dapat disampaikan sebaik mungkin.

4. Revisi

Proses restrukturisasi diikuti oleh proses revisi, yaitu menguji atau mengevaluasi hasil terjemahan tersebut. Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki atau memperhalus hasil terjemahan. Pengevaluasian meliputi seluruh bagian, antara lain adalah ketepatan analisis bahasa, kesamaan isi atau pesan, ketepatan gaya bahasa, dan lain-lain. Pengevaluasian ini tidak sekedar membandingkan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran dari segi kesamaan kata per kata, tetapi lebih pada kesesuaian dinamis, yaitu dengan menguji bagaimana reaksi pembaca


(42)

commit to user

terhadap hasil terjemahan tersebut. Jika hasil terjemahan ditanggapi secara positif oleh pembaca, berarti terjemahan itu baik, sebaliknya jika ditanggapi secara negatif, maka hasil terjemahan itu perlu diperbaiki.

Sedangkan menurut Demaar dalam petunjuk-petunjuknya mengenai cara penerjemahan menyatakan adanya tiga tahap dalam proses penerjemahan, yaitu : 1. Membaca dan mengerti teks asli.

2. Menyerap segenap isinya dan membuat menjadi kepunyaan kita.

3. Mengungkapkan kembali dalam gaya bahasa sasaran dengan kemungkinan perubahan makna sekecil mungkin.

4. Penerjemah yang Baik

Gile (1991:4) mengemukakan bahwa paling tidak ada empat persyaratan pengetahuan dan keterampilan teknis sebagai keahlian penerjemah yang harus dimiliki seorang penerjemah, baik penerjemah tulis maupun lisan. Keahlian tersebut antara lain adalah :

1. Penerjemah harus memiliki pengetahuan bahasa sasaran pasif yang baik. 2. Penerjemah harus memiliki penguasaan bahasa sasaran yang baik.

3. Penerjemah harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai bidang teks atau pembicaraan yang diterjemahkan.

4. Penerjemah harus tahu bagaimana cara menerjemahkan.

Sedangkan Machali (2000:11) menggunakan istilah „perangkat‟ untuk pengetahuan dan keterampilan penerjemah ini. Machali membedakan perangkat tersebut menjadi perangkat intelektual dan perangkat praktis. Perangkat


(43)

commit to user

intelektual meliputi kemampuan yang baik dalam bahasa sumber, kemampuan yang baik dalam bahasa sasaran, pengetahuan mengenai pokok masalah yang diterjemahkan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Sementara perangkat praktis berupa kemampuan menggunakan sumber-sumber rujukan (kamus manual maupun elektronik, narasumber, dll) dan kemampuan mengenali konteks suatu teks.

5. Kualitas Hasil Terjemahan

Berkualitas atau tidaknya suatu hasil terjemahan dapat ditentukan melalui tiga faktor,yaitu keakuratan, kejelasan, dan kewajaran. Keakuratan berarti sejauh mana suatu pesan dalam teks bahasa sumber disampaikan dengan benar dalam teks bahasa sasaran. Menghindari penggunaan kata-kata yang ambigu sehingga tidak menyebabkan terjadinya penyimpangan makna yang dapat mengarah kepada penambahan, penghilangan, atau perubahan informasi. Penyampaian informasi harus secara utuh. Kejelasan berarti sejauh mana suatu pesan yang dikomunikasikan dalam teks bahasa sasaran dapat dimengerti dengan mudah oleh pembaca. Bahasa yang digunakan hendaknya sederhana dan mudah dipahami. Kewajaran berarti sejauh mana suatu pesan dikomunikasikan dalam bahasa yang wajar sehingga pembaca merasa seakan-akan naskah yang dibacanya adalah naskah asli yang ditulis dalam bahasanya sendiri. Hasil terjemahan hendaknya mudah dibaca dan tidak kaku. Di samping itu, menggunakan tata bahasa, susunan kalimat dan gaya bahasa yang wajar digunakan oleh bahasa sasaran. Selain ketiga faktor tersebut, terdapat pula faktor lain yang cukup penting, yaitu mengenai


(44)

commit to user

konsistensi dalam hal ejaan nama orang, tempat, kata-kata asing, dan penggunaan tanda baca. Berhasilnya suatu terjemahan dapat diketahui ketika pembaca mampu menceritakan kembali atau memberi ringkasan isi terjemahan yang dibacanya. Apabila pembaca mampu menceritakan kembali dengan benar, maka dapat dikatakan bahwa terjemahan cukup baik karena mampu mengkomunikasikan pesan dengan baik.

6. Pentingnya Penerjemahan

Posisi penerjemah merupakan posisi penting dalam sebuah hubungan. Peran penerjemah yaitu sebagai jembatan menghubungkan dua pihak dengan cara mengalihkan pesan teks suatu bahasa ke bahasa yang lain. Tentu saja kesalahan penerjemahan memberikan dampak yang buruk pada pemahaman pembaca.

Fasih berbahasa asing tidak berarti mampu menerjemahkan. Kemampuan menerjemahkan bergantung pada pengalaman, bakat, dan pengetahuan umum. Kemampuan menerjemahkan merupakan gabungan pengetahuan, rasa bahasa, dan ketrampilan menggunakan bahasa. Penerjemah harus menguasai pengetahuan umum. Pada umumnya, seorang penerjemah tidak dapat menerjemahkan teks untuk segala bidang. Penerjemah yang berspesialisasi harus menguasai substansi yang diterjemahkannya. Sering terjadi bahwa seorang penerjemah “dipaksa” menerjemahkan teks dengan substansi yang bukan menjadi bidang spesialisasinya. Hal ini menyebabkan penurunan kualitas terjemahan itu sendiri. Kualitas terjemahan merupakan hasil dari kualitas penerjemah. Penerjemah yang berkualitas buruk akan menghasilkan terjemahan yang buruk pula.


(45)

(46)

commit to user

1 BAB III PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

PT Cahaya Kharisma merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang kemasan plastik dengan beberapa nama produk, diantaranya adalah CKP dan Sahabat Ceria. Dalam perkembangannya, PT Cahaya Kharisma telah mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini dapat dilihat melalui peningkatan produk, baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Pada saat sekarang ini, PT Cahaya Kharisma juga telah mendapatkan sertifikat Halal dari MUI untuk produk – produk andalannya.

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pada awalnya, PT Cahaya Kharisma merupakan bentuk usaha keluarga yang dirintis oleh dua bersaudara, yaitu Bapak Gunawan dan adiknya, Bapak Candra Setiawan. Usaha keluarga ini dimulai pada tahun 2003 di Jl. Anggrek No.11 Grogol Sukoharjo dengan mengoperasikan lima mesin


(47)

commit to user

Pada tahun yang sama pula, PT Cahaya Kharisma mengoperasikan mesin pengolahan limbah plastik untuk diolah kembali menjadi biji plastik yang dapat dipakai menjadi bahan baku pembuatan plastik. Pendirian pengolahan limbah ini diprakarsai oleh seorang teknisi yang cukup berpengalaman dalam bidang plastik, yaitu Alm. Bapak Agong Hartono. Mesin pengolahan limbah plastik tersebut adalah rancangan dari Alm. Bapak Agong Hartono dan sampai sekarangpun mesin ini masih beroperasi dengan baik. Mesin buatan lokal ini tidak kalah dengan mesin buatan luar negeri, baik dalam kualitas biji yang dihasilkan maupun dalam hal keawetan mesin.

Pada tahun 2009, PT Cahaya Kharisma mengalami kemajuan pesat sehingga dirasa perlu untuk melakukan perluasan lokasi. Lokasi kantor pusat yang pada awalnya digunakan untuk memproduksi kantong kresek dan pengolahan limbah pun kini tidak mencukupi. Oleh karena itu, pada tahun 2009, pengolahan limbah dipindahlokasikan ke tempat baru seluas 2000m2. Sekarang ini, PT Cahaya Kharisma telah memiliki ratusan karyawan dan dilengkapi dengan mesin teknologi masa kini sehinggga menghasilkan produk kantong plastik yang maksimal dalam kualitas ataupun pelayanan pemesanan produk. Sampai saat ini, PT Cahaya Kharisma memiliki 35 mesin PP, 15 mesin PE, 50 mesin HD, 70 mesin potong HD. Perusahaan yang berdiri tahun 2003 ini, kini memiliki 4 anak

cabang yang tersebar di Solo dan Jakarta. De Q J D Q P H Q J J X Q D N D Q P R W 3 U R I H V L R Q D O PT Cahaya Kharisma berusaha melayani . X D O L W D V 0 D N V L P D O ·

kebutuhan konsumen terhadap berbagai macam pemakaian produk plastik kemasan.


(48)

commit to user

Saat ini PT Cahaya Kharisma telah memiliki lima lokasi yang tersebar di Sukoharjo. Berikut adalah lokasi PT Cahaya Kharisma berdasarkan urutan pembangunannya.

1. Lokasi I

Lokasi ini terletak di Banyu Agung. Pabrik ini merupakan sejarah awal berdirinya PT Cahaya Kharisma. Di Banyu Agung ini, PT Cahaya Kharisma khusus memproduksi plastik PP dengan hasil produksi 3.000 kg/hari.

2. Lokasi II

Lokasi kedua ini terletak di Jl. Anggrek no.11, Grogol-Sukoharjo. Di sini, PT Cahaya Kharisma memproduksi plastik PP dan PE. Total produksi di lokasi kedua ini sebanyak 9.000 kg/hari.

3. Lokasi III

Lokasi ketiga yang terletak di Jl. Ronggolawe no.8,Telukan-Sukoharjo digunakan sebagai kantor pusat dengan pertimbangan bahwa lokasi ini bebas banjir, area lokasi cukup luas dan mempunyai letak yang cukup strategis. Kantor pusat memproduksi plastik HDPE, plastik PP, dan plastik PE. Sampai saat ini kantor pusat juga berperan sebagai penyuplai bahan ke cabang lainnya. 4. Lokasi IV

Lokasi keempat dibangun pada tahun 2009. Lokasi yang terletak di Jl.

Ronggolawe no.11,Telukan-Sukoharjo ini kemudian G L E H U L Q D P D ‡ . D - D \ D 3 H O O H W L ] L Q Jdigunakan khusus untuk pengolahan aval plastik 3 O D V W L F · G D Q

yang mencapai sekitar 3.000 kg/hari. Lokasi ini terletak tidak jauh dari kantor pusat sehingga mempermudah pengiriman aval plastik.


(49)

commit to user 5. Lokasi V

Pada tahun 2011 ini, PT Cahaya Kharisma kembali memperluas area produksinya dengan membangun lahan seluas 12.405m2, yang sampai saat ini masih dalam proses pembangunan. Lokasi kelima ini direncanakan untuk memproduksi plastik PP, plastik PE dan gudang.

2. Informasi Produk


(50)

commit to user Kharisma memproduksi plastik jenis


(51)

commit to user 1. Direktur Utama

Tugas pokok dari Direktur Utama adalah memimpin perusahaan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keseluruhan proses kegiatan perusahaan.


(52)

commit to user 5. Bagian Personalia

Tugas dari Kepala Bagian Personalia adalah bertanggung jawab dalam pengadaan sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan perusahaan, serta menangani administrasi berikut upahnya dan berhubungan dengan kedinasan yang menyangkut ketenagakerjaan dengan instansi pemerintah, yang meliputi pelatihan tenaga kerja, penerimaan karyawan, pengaturan jadwal kerja karyawan, dan lain-lain.

6. Bagian Pemasaran

Tugas dari Kepala Bagian Pemasaran adalah bertanggung jawab dalam kegiatan pemasaran, baik mulai perencanaan pemasaran hingga barang sampai pada pelanggan dengan baik. Kepala bagian pemasaran membawahi bagian pemasaran barang dan transportasi.


(53)

commit to user

mengatur dan menyediakan bahan baku bagi departemen produksi, mengatur barang jadi, dan mengatur aval yang dihasilkan dari proses produksi.

9. Keamanan

Kepala Keamanan bertanggung jawab atas keamanan seluruh lokasi pabrik. Kepala keamanan ini membawahi beberapa satpam.

3.1 Ketenagakerjaan

Tenaga kerja adalah aset dan sumber daya manusia yang sangat berharga bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Demikian juga bagi PT Cahaya Kharisma. Oleh karena itu, perusahaan dan tenaga kerja merupakan suatu kesatuan yang saling bergantung satu sama lain. Dalam PT Cahaya Kharisma, tenaga kerja harus mentaati Peraturan Kerja Bersama yang telah dibuat dan disetujui bersama demi kelancaran kinerja perusahaan. Tenaga kerja di PT Cahaya Kharisma merupakan tenaga kerja tetap dan kontrak. Total tenaga kerja berjumlah ± 800 orang. Tenaga kerja yang direkrut umumnya adalah warga sekitar lokasi pabrik.

3.2 Jam Kerja

PT Cahaya Kharisma menerapkan sistem tujuh hari kerja yaitu dari hari Senin sampai hari Minggu. Staf dari PT Cahaya Kharisma, yang meliputi bagian pemasaran,


(54)

commit to user selain staf memiliki waktu kerja yang terbagi tiga


(55)

commit to user 3.4 Fasilitas Perusahaan

3.4.1 Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja yang disediakan oleh PT Cahaya Kharisma adalah : 1. Seragam

Seragam untuk karyawan diberikan setiap setahun sekali. Masing-masing karyawan mendapatkan dua pasang seragam berwarna biru dan hitam dengan logo CKP.

2. Alat Elektronik

Pada ruangan administrasi disediakan beberapa komputer, telepon, mesin fax, dan lain-lain untuk menunjang dan memperlancar aktivitas kerja. 3. Barang-barang

Perusahaan menyediakan tempat untuk penyimpanan barang dan dokumen yang berhubungan dengan perusahaan.

3.4.2 Fasilitas Umum

Fasilitas umum yang saat ini tersedia di PT Cahaya Kharisma adalah : 1. Tempat Peribadatan

PT Cahaya Kharisma menyediakan peribadatan berupa mushola kecil yang digunakan sebagai tempat untuk beribadat bagi para karyawan.

2. Balai Pengobatan

Untuk mengatasi hal-hal yang tidak diinginkan ketika para karyawan sedang melaksanakan aktifitas kerjanya, maka PT Cahaya Kharisma menyediakan poliklinik yang berfungsi untuk memberikan pertolongan pertama jika terjadi sebuah kecelakaan dalam melaksanakan tugas kerja.


(56)

commit to user 3. Koperasi

Koperasi di PT Cahaya Kharisma bertujuan untuk mennyejahterakan karyawan dan melayani simpan pinjam untuk karyawan dan anggotanya.

B. Pengadaan Bahan Baku

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang plastik, sudah tentu PT Cahaya Kharisma memerlukan bahan baku sebagai komponen utama produksinya, baik bahan baku berupa bahan biji plastik original ataupun bahan


(57)

commit to user

Pengendalian bahan baku yang dilakukan oleh PT Cahaya Kharisma mempunyai maksud dan tujuan untuk menjaga agar perusahaan tidak mengalami kekurangan bahan baku serta menjaga agar persediaan tidak terlalu besar yang dapat mengakibatkan terjadinya pembengkakan biaya-biaya penyimpanan dan pengelolaannya. Selain itu, pengendalian bahan baku dimaksudkan agar perusahaan mampu mencapai target produksi yang telah ditetapkan seperti dalam menghadapi bulan-bulan tertentu dimana permintaan konsumen meningkat.

Cara pemesanan yang dilakukan PT Cahaya Kharisma dalam rangka penyediaan bahan baku dilakukan dengan beberapa media, yaitu melalui pembicaraan langsung, misalnya telepon, maupun melalui media surat, misalnya


(58)

commit to user

seluruh staf dan lokasi kerja dari PT Cahaya Kharisma, kegiatan dilanjutkan dengan menerima pengarahan dari kepala bagian


(59)

commit to user

dilakukan adalah hal penting yang harus dilakukan sebelum kegiatan penerjemahan dimulai.

Kegiatan pada hari-hari selanjutnya sangat berhubungan dengan bagian petugas umum dan bagian


(60)

commit to user

P D V L K W H U D V D ‡ N D N X · 7 D K D S-tahap L Q L D G D sebelumnya telah diselesaikan dengan baik.

Pada proses penyelarasan kalimat hasil terjemahan surat di PT Cahaya Kharisma, penulis menggunakan beberapa pertimbangan demi tercapainya suatu hasil terjemahan yang baik. Pertimbangan tersebut diantaranya sebagai berikut. 1. Ragam bahasa

Karena penerjemahan yang dilakukan selama penulis PKL di PT Cahaya Kharisma adalah penerjemahan tulis yang sebagian besar berupa surat, maka hasil terjemahan sangat bergantung pada tata cara penulisan. Penulis menyadari bahwa penggunaan kelengkapan unsur bahasa, tanda baca yang benar, ejaan yang benar memegang peran penting dalam menyampaikan pesan teks sumber. Karena digunakan dalam lingkungan kerja, tentu saja bahasa sasaran yang digunakan adalah bahasa tulis baku.

Dalam proses penyelarasan suatu terjemahan, penulis harus menentukan ragam bahasa terjemahan sesuai dengan jenis teks yang sedang diterjemahkan. Jika penulis menerjemahkan suatu teks ilmiah, maka penulis harus menggunakan ragam bahasa ilmiah dalam terjemahannya.

Contoh : ‡

公司产品 要用于橡胶工业,如轮胎 胶鞋 电缆 密封圈 胶


(61)

commit to user

其次可用于其它相关行业,如塑料工业,它在塑料工业制品中作色剂 紫外

光屏蔽剂等 ·

Kalimat tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut.

·

Produk kami banyak digunakan dalam industri karet, seperti ban, sepatu, kabel,


(62)

commit to user ‡

晋荣 牌炭黑产品· 2004 年 9 月被中国质量监督检验协会 中国名优

品牌发展促进会确立 中国市场产品质量过硬 消费者公认十佳知名品‡

牌 ,价格优惠, 要应用于橡胶工业与塑料工业,更 用输 带· (胶带).轮

胎.三角带.高压气管等.也可用于油墨 油漆 色素等行业,用户遍及全国各

地,广泛出口东南 南 ,欧洲各国 ·

Kalimat tersebut diterjemahkan sebagai berikut. ·


(63)

commit to user

menyebabkan penulis terkadang melepaskan diri dari struktur bahasa teks dalam menerjemahkan suatu kalimat sehingga tidak jarang dijumpai perbedaan struktur kalimat antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Dengan kata lain, penulis lebih cenderung untuk mengikuti struktur bahasa sasaran, yaitu Bahasa Indonesia untuk menghasilkan ragam bahasa yang baku.

3. Gaya bahasa

Gaya bahasa penerjemahan sesungguhnya sangat penting. Akan tetapi, penyampaian pesan harus dijadikan tugas utama dalam misi penerjemahan. Kualitas sebuah terjemahan harus mampu menyampaikan pesan teks sumber yang dialihbahasakan dalam bahasa sasaran secara wajar dan alamiah sehingga pembaca menangkap pesan dan kesan yang sama dengan teks sumber.

Gaya bahasa dalam suatu penerjemahan perlu untuk dipertimbangkan. Gaya bahasa yang digunakan dalam menerjemahkan teks di PT Cahaya Kharisma adalah gaya bahasa umum. Gaya bahasa ini sangat biasa, tidak ada keistimewaan tertentu seperti dalam karya sastra. Gaya bahasa umum banyak digunakan dalam ceramah, diskusi, surat-menyurat, karangan ilmiah, karangan non-sastra.

& R Q W R K这 东西非常非常便宜的‡ · 非常. D W D· \ D Q J‡ N H G X D

diterjemahkan karena makna dan efek yang ingin disampaikan sudah terwakili

G D O D P非常N D W D· \ D Q J‡ S H U W D P D 6 H E H Q D U Q \ D

merupakan model gaya bahasa lisan. Akan tetapi, dalam surat-surat penawaran yang diterima oleh pihak PT Cahaya Kharisma sering kali menemukan model gaya bahasa seperti ini.


(64)

commit to user 4. Pembaca hasil terjemahan

Sebelum melakukan penerjemahan, penulis berusaha untuk mencari informasi untuk mengetahui kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan tingkat kemampuan khusus pembaca. Hal ini diperlukan karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seseorang yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang berkaitan dengan ilmu yang mereka geluti. Apabila hasil terjemahan ditujukan kepada para pembaca yang bukan ahli dalam disiplin ilmu yang diterjemahkan, penulis perlu menyederhanakan kalimat terjemahan tanpa mengaburkan atau menghilangkan pesan yang terkandung dalam teks bahasa sumber dalam proses penerjemahannya. Kata kata yang masih asing – bagi pembaca perlu dicarikan padanannya dalam bahasa sasaran yang memungkinkan pembaca mampu memahami pesan yang terkandung dalam kata – kata itu. Sebaliknya, pembaca yang profesional tidak terlalu mengalami kesulitan dalam memahami suatu isi teks terjemahan yang diungkapkan dengan kalimat – kalimat yang kompleks dan dengan istilah istilah yang rumit. Akan tetapi, – penulis juga tidak selalu memaksakan diri untuk menjelaskan arti dari suatu istilah jika padanannya belum ada dalam bahasa sasaran, atau jika penulis belum memahami arti istilah itu.

Contoh : ‡


(65)

commit to user

dipahami jika disampaikan kepada bagian petugas umum sehingga perlu uraian

O H E L K O D Q M X W P L V D O Q \ D ‡ S H Q \ X P E D W R O

E. Kendala dan Solusi Penerjemahan Teks Bahasa China dalam Kegiatan Pemesanan Barang

Selama melakukan penerjemahan teks bahasa China di PT Cahaya Kharisma, penulis mengalami kendala sebagai berikut .

1. Menganalisa teks yang sukar atau yang menggunakan kalimat-kalimat yang panjang.

Penerjemah biasanya mengalami kesukaran dalam menerjemahkan teks yang terlalu panjang seperti misalnya dalam kontrak kerja. Kesulitan akan sangat terasa ketika penerjemah memasuki proses pengalihan.

Contoh :

“公司产品 要用于橡胶工业,如轮胎 胶鞋 电缆 密封圈 胶带 三角

带.输 带等各类橡胶制品 ,它在橡胶制品补中起强及填充作用” . Pada

kalimat tersebut, dapat dibagi menjadi tiga bagian kalimat.


(66)

commit to user

公司产品 要用于橡胶工业 Produk kami banyak digunakan dalam

industri karet 如轮胎 胶鞋 电缆 密封圈 胶

带 三角带.输 带等各类橡胶制品

Contoh-contoh produk karet

它在橡胶制品补中起强及填充作用 Produk tersebut, dalam industri karet,

digunakan untuk penguat Tabel 3.1 Contoh Analisa Teks yang Panjang

Kalimat tersebut dapat diterjemahkan menjadi kalimat berikut.

Produk kami banyak digunakan dalam industri karet, seperti ban, sepatu, kabel, seal, solasi, sabuk ban berjalan, dan produk karet lainnya. Dalam industri karet, hasil produk kami berfungsi sebagai penguat ·

Solusi :

Memotong kalimat panjang menjadi kalimat pendek adalah solusi yang baik ketika penerjemah menemukan teks yang panjang dan sukar. Pemotongan kalimat tersebut akan memudahkan penerjemah untuk memahami maknanya walaupun dalam hasil terjemahannya pemotongan kalimat belum tentu dilakukan.


(67)

commit to user

Kendala ini tidak hanya dihadapi oleh penulis. Pada umumnya, para penerjemah dari bahasa China ke bahasa Indonesia menghadapi masalah perbedaan struktur MD (menerangkan-diterangkan) dan DM (diterangkan-menerangkan) yang seringkali menyulitkan para penerjemah dalam menghasilkan terjemahan yang bagus, tidak membingungkan, dan tidak bertele-tele.

Contoh :

Kalimat pendek “中国市场产品质量过硬” G D S D W G L D U W L N D Qproduk Cina P H Q M D

dengan kualitas X W D P D · - L N D G L W H U M H P D K N D Q O D Q tanpa memperhatikan perbedaan struktur bahasa China, maka arti dari kalimat

W H U V H E X W D N D Q P H Q M D G LW D V E H U E H G DX Q J J X O · \ D L W

Solusi :

Mengasah keterampilan si penerjemah sendiri dalam menyusun kalimat dalam Bahasa Indonesia

3. Sulitnya mengoreksi hasil pekerjaan sendiri.

Pada tahap penyerasian, penulis seringkali merasa sulit untuk mengoreksi hasil pekerjaannya sendiri, karena secara psikologis penulis akan beranggapan bahwa hasil terjemahannya cukup bagus, peristilahannya sudah tepat, bahasa yang dipilih sudah cukup alamiah dan wajar. Kendala ini juga dialami oleh sebagian besar penerjemah.


(68)

commit to user

Pengoreksian sebaiknya dilakukan oleh orang lain. Jika ingin mengoreksi sendiri hasil pekerjaannya, sebaiknya penerjemah membiarkan hasil terjemahannya untuk beberapa lama supaya penerjemah tidak lagi mengingat proses pengambilan keputusan waktu proses penerjemahan. Setelah selang waktu tersebut, penerjemah dapat memeriksa kembali hasil terjemahannya dengan pikiran yang segar. Proses penerjemahan dapat juga dilakukan dengan sistem kerja kelompok untuk saling mengoreksi hasil terjemahan.

4. Sulitnya pemilihan kata yang tepat.

Sebuah kata mengemban peran yang penting dalam sebuah kalimat. Makna sebuah kalimat dibangun melalui pemilihan kata yang tepat. Pemilihan kata yang tidak tepat dapat menyebabkan terjadinya pergeseran makna dari sebuah kalimat. Bagi pembaca, ketidaktepatan pilihan kata akan menimbulkan kesalahpahaman atas makna yang dimaksudkan penulis.

Contoh :

’ H Q J D Q P H Q J J X Q D N D Q P H W R G H中国质量监督检验S H Q H U M H P

协会 ‡ G L D U W L N D Q P H Q M D G L 3 H U K L P S X Q D Q mengubah makna yang dimaksud, kata tersebut akan menjadi lebih tepat dan enak

dibaca jika diubah menjadi Badan Pengawasan Mutu Produk China.


(69)

commit to user

Salah satu cara untuk meminimalisir kesalahan dalam pemilihan kata adalah dengan penerapan EYD dan Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat digunakan. Dengan menggunakan dua pedoman tersebut, kosakata kita menjadi lebih bervariasi dan diharapkan pemilihan kata akan lebih tepat. Selain itu, sangat diperlukan pemahaman yang benar mengenai makna teks sumber. Berdasarkan makna teks sumber tersebut, pemilihan kata dilakukan. Pemilihan kata tidak boleh melenceng dari makna aslinya.

5. Minimnya jumlah kosakata yang dikuasai.

Seperti yang kita semua ketahui, kosakata bahasa China amat sangat banyak jumlahnya. Satu huruf China, atau yang biasa disebut dengan Hanzi, bila digabungkan dengan huruf lainnya dapat menimbulkan makna baru. Minimnya jumlah kosakata yang kita miliki menyebabkan ketergantungan kita pada kamus bahasa China-Indonesia sehingga tidak heran jika proses penerjemahan membutuhkan waktu yang lama.

Solusi :

Perlu bagi penulis untuk memperbanyak kosakata dalam bahasa China dengan banyak membaca teks berbahasa China. Karangan dapat berupa surat, cerita, koran, dan lain sebagainya. Banyak membaca berarti banyak menemukan kosakata baru. Semakin sering kosakata tersebut digunakan, maka akan semakin cepat kita mengingat kosakata tersebut. Selain itu, penggunaan media penerjemah


(70)

commit to user

online memampukan kita menerjemahkan tulisan dari bahasa yang satu ke bahasa lainnya dengan cepat meskipun terjemahannya belum sempurna.

6. Sulitnya menganalisa kemampuan baca para pembaca.

Mengetahui kemampuan khusus para pembaca teks terjemahan bukan hal yang mudah. Seorang penerjemah tidak dapat bertatap muka dengan seluruh pembaca satu per satu untuk mengetahui kemampuan membaca mereka. Hal ini menjadi penting karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seseorang yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang berkaitan dengan ilmu yang mereka geluti.

Solusi :

Dengan berpedoman pada tujuan penerjemahan, dalam proses penerjemahannya, penulis memilih kata kata atau kalimat – kalimat yang mudah – dimengerti secara umum untuk hasil terjemahannya. Penerjemah berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkapkan pesan dari teks sumber sedemikian rupa sehingga bentuk dan isi bahasanya berterima dan dapat dipahami oleh pembaca.


(71)

(72)

commit to user

53 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT Cahaya Kharisma, penulis mencoba memaparkan beberapa hal yaitu:

1. Pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam menyampaikan kembali pesan teks bahasa China ke dalam bahasa Indonesia.

Beberapa pertimbangan yang penulis lakukan dalam melakukan tahap penyerasian adalah dengan mempertimbangkan :

a. Ragam bahasa

Ragam bahasa yang digunakan disesuaikan dengan jenis teks yang diterjemahkan. Jika penulis menerjemahkan teks ilmiah, maka ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa ilmiah pula.

b. Struktur bahasa

Penerjemahan melibatkan dua bahasa yang berbeda dengan struktur kalimat yang berbeda pula. Tidak jarang dalam suatu penerjemahan, penulis lebih cenderung mengikuti struktur bahasa sasaran, yaitu bahasa Indonesia.

c. Gaya bahasa

Gaya bahasa dalam suatu penerjemahan perlu diperhatikan. Gaya bahasa yang dipergunakan dalam penerjemahan di PT Cahaya Kharisma adalah gaya bahas umum.


(73)

commit to user d. Pembaca hasil terjemahan

Sebelum melakukan penerjemahan, penulis berusaha untuk mencari informasi untuk mengetahui kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan tingkat kemampuan khusus pembaca. Hal ini akan menentukan pilihan kata dalam suatu hasil terjemahan.

2. Kendala dan solusinya saat proses penerjemahan dilakukan.

Selama praktik kerja lapangan di PT Cahaya Kharisma, dalam menerjemahkan teks bahasa China, penulis mengalami beberapa kendala. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, penulis mencoba bertanya pada pembimbing di PT Cahaya Kharisma dan juga untuk hal yang berkaitan dengan tata bahasa, penulis mencoba mencari solusi melalui media internet, misalnya dengan mencari padanan kata yang sesuai. Kendala-kendala yang dialami oleh penulis pun bermacam-macam. Penulis mencoba untuk mencari solusi atas kendala yang dihadapi dengan uraian sebagai berikut.


(74)

commit to user

Kendala Solusi

Menganalisa teks yang sukar karena terlalu panjang

Memotong menjadi kalimat pendek

Perbedaan struktur bahasa Berlatih menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia

Sulitnya mengoreksi hasil pekerjaan sendiri

Pengoreksian sebaiknya dilakukan oleh orang lain

Sulitnya pemilihan kata yang tepat Penerapan EYD dan Kamus Besar Bahasa Indonesia

Minimnya jumlah kosakata yang dikuasai

Perbanyak kosakata dalam bahasa China

Sulitnya menganalisa kemampuan baca para pembaca

Pemilihan kata atau kalimat yang mudah dimengerti secara umum Tabel 4.1 Kendala dan Solusi

B. Saran

Beberapa saran yang penulis dapat bagikan adalah sebagai berikut : 1. Bagi PT Cahaya Kharisma

a. Bagi penerjemah

Penting bagi seorang penerjemah untuk menguasai bahasa sasaran dengan baik, dalam hal ini adalah bahasa Indonesia. Karena dalam Praktik Kerja Lapangan di PT Cahaya Kharisma adalah suatu lingkungan kerja yang resmi, sehingga dalam surat-menyurat pun bahasa yang digunakan adalah


(75)

commit to user

bahasa baku. Oleh karena itu, penguasaan akan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD menjadi hal yang penting.

b. Bagi perusahaan

Berharap di kemudian hari PT Cahaya Kharisma memberi kesempatan yang lebih lebar bagi para mahasiswa Praktik Kerja Lapangan untuk mempraktikkan keahliannya dalam bidang penerjemahan di PT Cahaya Kharisma.

2. Bagi teman-teman praktikan

Banyak berlatih menerjemahkan suatu teks baik berbentuk cerita maupun surat adalah langkah awal yang berguna untuk melatih kemampuan menerjemahkan.

3. Bagi prodi

Pelatihan penerjemahan ini akan menjadi efektif jika disampaikan bersamaan dengan mata kuliah yang lain. Waktu perkuliahan mengenai penerjemahan hendaknya diperbanyak. Materi penerjemahan dapat juga dimulai dari cerita-cerita pendek atau percakapan pendek diikuti dengan penerjemahan surat resmi pada semester akhir sehingga siswa lebih siap berperan sebagai penerjemah di dunia kerja.


(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

online memampukan kita menerjemahkan tulisan dari bahasa yang satu ke bahasa lainnya dengan cepat meskipun terjemahannya belum sempurna.

6. Sulitnya menganalisa kemampuan baca para pembaca.

Mengetahui kemampuan khusus para pembaca teks terjemahan bukan hal yang mudah. Seorang penerjemah tidak dapat bertatap muka dengan seluruh pembaca satu per satu untuk mengetahui kemampuan membaca mereka. Hal ini menjadi penting karena kemampuan seorang ahli akan berbeda dari kemampuan seseorang yang belum ahli dalam memahami isi teks terjemahan yang berkaitan dengan ilmu yang mereka geluti.

Solusi :

Dengan berpedoman pada tujuan penerjemahan, dalam proses penerjemahannya, penulis memilih kata kata atau kalimat – kalimat yang mudah –

dimengerti secara umum untuk hasil terjemahannya. Penerjemah berupaya semaksimal mungkin untuk mengungkapkan pesan dari teks sumber sedemikian rupa sehingga bentuk dan isi bahasanya berterima dan dapat dipahami oleh pembaca.


(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user


(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan di PT Cahaya Kharisma, penulis mencoba memaparkan beberapa hal yaitu:

1. Pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam menyampaikan kembali

pesan teks bahasa China ke dalam bahasa Indonesia.

Beberapa pertimbangan yang penulis lakukan dalam melakukan tahap penyerasian adalah dengan mempertimbangkan :

a. Ragam bahasa

Ragam bahasa yang digunakan disesuaikan dengan jenis teks yang diterjemahkan. Jika penulis menerjemahkan teks ilmiah, maka ragam bahasa yang digunakan adalah ragam bahasa ilmiah pula.

b. Struktur bahasa

Penerjemahan melibatkan dua bahasa yang berbeda dengan struktur kalimat yang berbeda pula. Tidak jarang dalam suatu penerjemahan, penulis lebih cenderung mengikuti struktur bahasa sasaran, yaitu bahasa Indonesia.

c. Gaya bahasa

Gaya bahasa dalam suatu penerjemahan perlu diperhatikan. Gaya bahasa yang dipergunakan dalam penerjemahan di PT Cahaya Kharisma adalah gaya bahas umum.


(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

d. Pembaca hasil terjemahan

Sebelum melakukan penerjemahan, penulis berusaha untuk mencari informasi untuk mengetahui kepada siapa terjemahannya diperuntukkan dan tingkat kemampuan khusus pembaca. Hal ini akan menentukan pilihan kata dalam suatu hasil terjemahan.

2. Kendala dan solusinya saat proses penerjemahan dilakukan.

Selama praktik kerja lapangan di PT Cahaya Kharisma, dalam menerjemahkan teks bahasa China, penulis mengalami beberapa kendala. Untuk mengatasi hal-hal tersebut, penulis mencoba bertanya pada pembimbing di PT Cahaya Kharisma dan juga untuk hal yang berkaitan dengan tata bahasa, penulis mencoba mencari solusi melalui media internet, misalnya dengan mencari padanan kata yang sesuai. Kendala-kendala yang dialami oleh penulis pun bermacam-macam. Penulis mencoba untuk mencari solusi atas kendala yang dihadapi dengan uraian sebagai berikut.


(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Kendala Solusi

Menganalisa teks yang sukar karena terlalu panjang

Memotong menjadi kalimat pendek

Perbedaan struktur bahasa Berlatih menyusun kalimat dalam

bahasa Indonesia Sulitnya mengoreksi hasil pekerjaan

sendiri

Pengoreksian sebaiknya dilakukan oleh orang lain

Sulitnya pemilihan kata yang tepat Penerapan EYD dan Kamus Besar

Bahasa Indonesia Minimnya jumlah kosakata yang

dikuasai

Perbanyak kosakata dalam bahasa China

Sulitnya menganalisa kemampuan baca para pembaca

Pemilihan kata atau kalimat yang mudah dimengerti secara umum Tabel 4.1 Kendala dan Solusi

B. Saran

Beberapa saran yang penulis dapat bagikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi PT Cahaya Kharisma

a. Bagi penerjemah

Penting bagi seorang penerjemah untuk menguasai bahasa sasaran dengan baik, dalam hal ini adalah bahasa Indonesia. Karena dalam Praktik Kerja Lapangan di PT Cahaya Kharisma adalah suatu lingkungan kerja yang resmi, sehingga dalam surat-menyurat pun bahasa yang digunakan adalah


(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

bahasa baku. Oleh karena itu, penguasaan akan bahasa Indonesia yang sesuai dengan EYD menjadi hal yang penting.

b. Bagi perusahaan

Berharap di kemudian hari PT Cahaya Kharisma memberi kesempatan yang lebih lebar bagi para mahasiswa Praktik Kerja Lapangan untuk mempraktikkan keahliannya dalam bidang penerjemahan di PT Cahaya Kharisma.

2. Bagi teman-teman praktikan

Banyak berlatih menerjemahkan suatu teks baik berbentuk cerita maupun surat adalah langkah awal yang berguna untuk melatih kemampuan menerjemahkan.

3. Bagi prodi

Pelatihan penerjemahan ini akan menjadi efektif jika disampaikan bersamaan dengan mata kuliah yang lain. Waktu perkuliahan mengenai penerjemahan hendaknya diperbanyak. Materi penerjemahan dapat juga dimulai dari cerita-cerita pendek atau percakapan pendek diikuti dengan penerjemahan surat resmi pada semester akhir sehingga siswa lebih siap berperan sebagai penerjemah di dunia kerja.