UPAYA GURU AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MEDI
SKRIPSI UPAYA GURU AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MAN MALANG I
Oleh Rini Kusnul Khotimah (02110055) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG 2007
UPAYA GURU AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MAN MALANG I SKRIPSI
Oleh : Rini Kusnul Khotimah 02110055
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam
(S.Pd. I)
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG 2007
UPAYA GURU AGAMA DALAM PENGEMBANGAN
MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MAN MALANG I SKRIPSI
Oleh : Rini Kusnul Khotimah 02110055
Telah Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing
Prof. Dr. H. Muhaimin, MA NIP : 150 215 375
Tanggal, 13 Juli 2007
Mengetahui : Ketua Jurusan PAI
Drs. Moh. Padil M. Pd.I
NIP : 150 267 235
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG (UIN) MALANG
FAKULTAS TARBIYAH
Jln. Gajayana No. 50 Malang Telp. (0341) 551354 Fax. (0341) 572533
Bukti Konsultasi Skripsi
Nama
: Rini Kusnul Khotimah
NIM / JUR
: 02110055 / PAI
Dosen Pembimbing : Prof. Dr. H. Muhaimin, MA Judul Skripsi
: UPAYA GURU AGAMA DALAM PENGEMBANGAN MEDIA
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI MAN MALANG I
No Tanggal
Yang Dikonsultasikan
TTD
1 September 2006 Konsultasi Proposal
2 14 Maret 2007
Konsultasi BAB 1
3 16 Maret 2007
Revisi BAB I
4 20 Maret 2007
Konsultasi BAB II dan III
5 22 Maret 2007
Revisi BAB II dan III
6 6 Juli 2007
Konsultasi BAB IV, V, VI
7 11 Juli 2007
Revisi BAB IV, V, VI
8 13 Juli 2007
ACC BAB I, II, III, IV, V, VI
Malang, 13 Juli 2007
Dekan,
Dr. HM. Djunaidi Ghony
NIP. 150 042 031
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG FAKULTAS TARBIYAH
Jalan Gajayana 50 Malang Telepon (0341) 551354
Nomor : Un. 3.1/TL.00/493/2007 Tanggal 30 April 2007 Lampiran
: 1 (Satu) Berkas Hal
: PENELITIAN Kepada
Yth. Kepala Madrasah Aliyah Negeri I Malang Di –
Malang
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan ini kami mohon dengan segala hormat agar mahasiswa tersebut di bawah ini : Nama
: Rini Kusnul Khotimah
NIM
Jurusan/Fakultas
: Pendidikan Islam/Tarbiyah
Semester/Th. Ak
: X / 2007
Judul Skripsi : Upaya Guru Agama Dalam Pengembangan Media
Pendidikan Agama Islam Di MAN Malang I
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir studi/menyusun skripsinya, yang bersangkutan diberikan izin/kesempatan untuk mengadakan penelitian di lembaga/instansi yang menjadi wewenang Bapak/Ibu dalam bidang-bidang yang sesuai dengan judul skripsinya di atas.
Demikian, atas perkenan dan kerja sama Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Dekan,
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG FAKULTAS TARBIYAH
Jalan Gajayana 50 Malang Telepon (0341) 551354
Nomor : Un. 3.1/TL.00/493/2007 Tanggal April 2007 Lampiran
: 1 (Satu) Berkas Hal
: PENELITIAN Kepada
Yth. Kepala Kandepag Kota Malang Di –
Malang
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Dengan ini kami mohon dengan segala hormat agar mahasiswa tersebut di bawah ini : Nama
: Rini Kusnul Khotimah
NIM
Jurusan/Fakultas
: Pendidikan Islam/Tarbiyah
Semester/Th. Ak
: X / 2007
Judul Skripsi : Upaya Guru Agama Dalam Pengembangan Media
Pendidikan Agama Islam Di MAN Malang I
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir studi/menyusun skripsinya, yang bersangkutan diberikan izin/kesempatan untuk mengadakan penelitian di lembaga/instansi yang menjadi wewenang Bapak/Ibu di MAN Malang I dalam bidang-bidang yang sesuai dengan judul skripsinya di atas.
Demikian, atas perkenan dan kerja sama Bapak/Ibu disampaikan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Dekan,
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Malang, 13 Juli 2007
Rini Kusnul Khotimah
Prof. Dr. H. Muhaimin, MA Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Rini Kusnul Khotimah Malang, 13 Juli 2007 Lampiran
: Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di
Malang Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sesudah beberapa kali melakukan bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini :
Nama
: Rini Kusnul Khotimah
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi: Upaya Guru Agama Dalam Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di MAN Malang I
Maka selaku pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Prof. Dr. H. Muhaimin, MA NIP : 150 215 375
MOTTO
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. (Q.S. Al’Alaq: 3-4) 1
1 Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1995), hal. 1079
KATA PENGANTAR
Bismillah, Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya. Shalawat dan Salam atas Nabi Muhammad SAW, sebaik-baik hamba dan Nabi akhir zaman pembawa kebenaran dan kesempurnaan.
Mengawali sesuatu yang baik tidaklah mudah, apalagi menjaga dan membawanya ke arah yang lebih sempurna, begitu juga dengan penulisan skripsi ini. Namun didorong oleh suatu kesadaran dan cita-cita untuk mengabdi pada Agama, Bangsa, Negara dan nilai penuh kesabaran, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik. Di samping itu, kesempurnaan penulisan skripsi ini tidak lepas berkat adanya dorongan, semangat, petunjuk, nasehat dan bimbingan dari berbagai pihak.
Menyadari kenyataan yang demikian, maka penulis dengan segenap kerendahan hati merasa wajib untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya, kepada berbagai pihak yang telah membantu, yaitu:
1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Malang. 2. Bapak Prof. Dr. HM. Djunaidi Ghony, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang,
yang telah memberikan izin penelitian. 3. Bapak Drs. Moh. Padil, M. Pd. I, selaku Ketua Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah UIN Malang atas bantuan akademis dan morilnya. 4. Bapak Prof. Dr. H. Muhaimin, MA, selaku dosen pembimbing, yang dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan telah memberikan bimbingan dalam penulisan. 5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Tarbiyah UIN Malang, yang tidak mungkin disebutkan satu-persatu atas bantuan akademis dan morilnya. 6. Bapak Drs. H. Zainal Mahmudi, selaku Kepala Madrasah Aliyah Negeri I Malang, yang telah memberikan izin penelitian.
7. Bapak Drs. Moh. Dahri, S.Ag selaku pengajar mata pelajaran Qur'an Hadits; Bapak Drs. Muhammad Arifin selaku pengajar mata pelajaran Fiqh; Bapak Drs. Musthofa, M.PdI selaku pengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak; dan Ibu Hanik Ulfa, S.Ag selaku pengajar mata pelajaran SKI , yang telah memberikan sebagian waktunya untuk penelitian.
8. Teman-temanku, Yusrin, Tsalits, Veni, Yuyun, Indah, Maisyaroh, segenap warga Sunan Ampel I/10 dan semua teman-temanku dan berbagai pihak yang telah membantu penyelesaian penulisan.
Menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna dan ideal, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik bijak dari semua pihak demi sempurnanya tulisan ini. Akhirnya, semoga tulisan sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan para pembaca budiman. Amien.
Malang, 17 Juli 2007 Penulis,
Rini Kusnul Khotimah
MOTTO
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaraan kalam. (Q.S. Al’Alaq: 3-4) 1
1 Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama RI (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 1995), hal. 1079
ABSTRAK
Khotimah, Rini Kusnul, 2007, Upaya Guru Agama dalam Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN Malang I. Skripsi, Jurusan PAI, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Proses belajar mengajar pendidikan agama Islam mencakup kegiatan pembelajaran yang berupaya untuk membuat siswa dapat belajar, terdorong belajar dan tertarik untuk terus menerus mempelajari PAI. Dalam menyampaikan pesan pendidikan agama Islam diperlukan suatu media pembelajaran. Media pembelajaran PAI adalah segala sesuatu yang yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan pendidikan agama dari pengirim atau guru kepada penerima (siswa) dan dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sehingga terjadi proses belajar mengajar pendidikan agama. Untuk itu diperlukan pengembangan media pembelajaran PAI agar lebih meningkatkan keberhasilan pembelajaran PAI.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka penulis terdorong untuk mengadakan penelitian tentang upaya guru agama dalam pengembangan media pembelajaran pendidikan agama Islam di MAN Malang I.
Hasil dari kajian dan pembahasan dalam skripsi ini adalah bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan macam-macam media pembelajaran pendidikan agama Islam yang digunakan di MAN Malang I. (2) Mendeskripsikan upaya guru agama dalam mengembangkan media pendidikan agama Islam di MAN Malang I, baik dari segi pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaannya.(3) Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN Malang I
Untuk mencapai tujuan tersebut penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan teknik pengumpulan data menggunakan Interview, Observasi, dan Dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan teknik analisa deskriptif.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
a. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru agama di MAN Malang I menggunakan bermacam-macam media pembelajaran sebagai alat bantu mengajar
b. Jika diperlukan, maka guru agama yang bersangkutan mengadakan sendiri media pembelajaran sesuai kebutuhan
c. Pemanfaatan media pembelajaran PAI disesuaikan dengan kriteria pemilihan media
d. Pemeliharaan media pembelajaran merupakan hal yang sangat penting agar media pembelajaran tetap dalam kondisi baik dan awet, sehingga dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin
e. Faktor pendukung dalampengadaan media pembelajaran PAI adalah: adanya kreativitas, adanya motivasi, adanya biaya; dalam pemanfaatan: ketersediaan media di sekolah, reaksi positif dari siswa, adanya semangat mengajar yang tinggi; dalam pemeliharaan: adanya rasa tanggung jawab e. Faktor pendukung dalampengadaan media pembelajaran PAI adalah: adanya kreativitas, adanya motivasi, adanya biaya; dalam pemanfaatan: ketersediaan media di sekolah, reaksi positif dari siswa, adanya semangat mengajar yang tinggi; dalam pemeliharaan: adanya rasa tanggung jawab
f. Faktor penghambat dalam pengadaan media adalah: tidak adanya kreativitas, tidak adanya motivasi, keterbatasan biaya; dalam pemanfaatan: adanya trouble pada alat/media pembelajaran yang akan digunakan, masalah teknis, misal listrik mati, menyita waktu jika tidak terampil menggunakannya, keterbatasan sarana/media pembelajaran; dalam pemeliharaan: ada kesalahan dalam pemakaian media pembelajaran tersebut sehingga dapat mengakibatkan kerusakan
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan aspek yang penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang sangat menunjang bagi kemajuan suatu bangsa, termasuk juga pendidikan agama. Pendidikan agama tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan tentang agama, tetapi yang lebih penting adalah menanamkan rasa cinta terhadap agama agar mereka mempunyai pola pikir sesuai dengan nilai-nilai ajaran agama. Pendidikan agama diberikan pada anak didik agar mereka mendapatkan arahan dan pandangan tentang agama, sehingga mereka mendapatkan keyakinan yang benar dalam agama serta mampu untuk mengubah nilai dan sikap mereka yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
Pendidikan agama yang diberikan di sekolah/madrasah diharapkan mampu membangkitkan sikap religius peserta didik. Peserta didik diharapkan mampu merespon perubahan jaman yang terjadi, tetapi tidak terbawa arus perubahan dunia yang semakin global. Kenyataanya, pembelajaran pendidikan agama di sekolah/madrasah belum berjalan sebagaimana yang diharapkan. Pendidikan agama belum mampu membentuk kepribadian peserta didik secara utuh. Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus kenakalan anak dalam berbagai bentuknya.
Kalau persoalan tersebut ditelusuri secara seksama, sebenarnya merupakan salah satu indikasi bahwa pendidikan agama yang berjalan selama ini masih dianggap kurang berhasil dan belum memenuhi logika jamannya. Pendidikan Kalau persoalan tersebut ditelusuri secara seksama, sebenarnya merupakan salah satu indikasi bahwa pendidikan agama yang berjalan selama ini masih dianggap kurang berhasil dan belum memenuhi logika jamannya. Pendidikan
Dalam UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, penjelasan pasal 37 disebutkan bahwa pendidikan agama dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. 2
Sesuai dengan pernyataan di atas, dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam tidak hanya untuk dipahami atau untuk dihayati dan diyakini saja, akan tetapi diperlukan pengamalan dari ajaran agama tersebut juga harus dilakukan. Keterpaduan antara pemahaman, penghayatan, keyakinan serta pengamalan ajaran Islam itulah yang akan menjadikan siswa sebagai manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah serta memiliki akhlak yang mulia. Dan inilah tujuan pendidikan agama Islam.
Agar tujuan itu dapat tercapai, maka Pendidikan Agama Islam di setiap jenjang pendidikan diharapkan dapat tersampaikan secara maksimal kepada setiap peserta didik. Seorang guru agama Islam adalah seseorang yang menanamkan nilai-nilai ajaran agama Islam kepada anak didiknya. Ia adalah seseorang yang
1 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam (Bandung: Nuansa, 2003), hal. 136-137
2 UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, penjelasan pasal 37, (Bandung: Citra Umbara, 2003), hal. 66.
bertanggung jawab untuk mewujudkan anak didiknya bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama. Agar hal itu dapat terwujud, maka pendidikan agama Islam harus benar-benar dapat diterima dan dihayati oleh peserta didik. Dari sinilah seorang guru dituntut untuk berfikir bagaimana agar ia dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Guru dianggap sebagai orang yang banyak mengetahui kondisi belajar, juga permasalahan belajar yang dihadapi oleh anak didik karena hampir setiap hari guru berhadapan dengan murid. Seorang guru hendaknya selalu mencari bagaimana caranya agar proses belajar mengajar mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang direncanakan dan dituntut agar berupaya menyesuaikan pola-pola tingkah laku dalam mengajar dengan tuntutan pencapaian tujuan. Dengan demikian, seorang guru yang bersangkutan diharapkan menemukan bentuk-bentuk mengajar yang sesuai, terutama dalam memberi bimbingan, rangsangan, dorongan dan arahan pada anak didik agar dapat belajar dengan tepat guna dan berhasil.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut untuk mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut untuk mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang murah dan efisien yang meskipun sederhana tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan. Di samping mampu menggunakan alat-alat yang tersedia, guru juga dituntut untuk
Menurut Oemar Hamalik, media pendidikan merupakan dasar yang sangat diperlukan yang bersifat melengkapi dan merupakan bagian integral demi
berhasilnya proses pendidikan dan usaha pengajaran di sekolah. 3 Seorang guru hendaknya menyadari bahwa media pembelajaran yang dimanfaatkan secara
optimal mampu memberikan nilai positif kepada siswa, sehingga dapat merubah sikap dan tingkah laku siswa ke arah perubahan yang kreatif dan dinamis.
Basyirudin mengatakan, media pendidikan sangat membantu dalam upaya mencapai keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh sebab itu guru harus mempunyai keterampilan dalam memilih dan menggunakan media pendidikan dan pengajaran. 4 Guru hendaknya mengupayakan cara untuk mengembangkan media pembelajaran yang berupa pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaan media pembelajaran. Selama ini guru hanya menggunakan media sebagai alat bantu mengajar dan kurang memperhatikan pada kebutuhan dan karakteristik siswa atau kesesuaian dengan materi dan tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar mengajar Pendidikan Agama Islam. Pembuatan media pembelajaran tidak didasari oleh pertimbangan pada kriteria-kriteria pemilihan media secara tepat sehingga menyebabkan efektivitas proses belajar Pendidikan Agama Islam menjadi rendah.
3 Oemar Hamalik, Media Pendidikan (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1989), hal. 5 4 Basyiruddin, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hal 19
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang "Upaya Guru Agama Dalam Pengembangan Media
Pembelajaran PAI Di MAN Malang I".
B. RUMUSAN MASALAH
Dari pernyataan latar belakang masalah di atas dan sesuai dengan judul tulisan ini maka penulis dapat merumuskan formulasi rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja macam-macam media pembelajaran pendidikan agama Islam yang digunakan di MAN Malang I ?
2. Bagaimana upaya guru agama dalam mengembangkan media pembelajaran pendidikan agama Islam di MAN Malang I, baik dari segi pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaannya ?
3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN Malang I ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan macam-macam media pembelajaran pendidikan agama Islam yang digunakan di MAN Malang I.
2. Untuk mendeskripsikan upaya guru agama dalam mengembangkan media pendidikan agama Islam di MAN Malang I, baik dari segi pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaannya.
3. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam di MAN Malang I
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Dengan diadakannya penelitian ini, diharapkan hasil yang diperoleh berguna bagi:
1. Pengembangan ilmu. Yakni untuk menambah wawasan/ilmu pengetahuan selama belajar di bangku perkuliahan. Selain itu juga sebagai langkah awal untuk mengembangkan dan menerapkan pengetahuan berupa teori yang telah diperoleh selama di bangku kuliah serta dapat dijadikan sebagai acuan dalam peningkatan proses belajar mengajar sesuai dengan disiplin ilmu pengetahuan.
2. Kebijakan. Yakni sebagai masukan, bahan informasi, bahan pertimbangan dan pengembangan, di mana hasil dari penelitian tersebut dijadikan sebagai landasan dasar untuk melangkah guna memperbaiki keadaan yang ada.
3. Peneliti lebih lanjut.
Yakni sebagai masukan yang akan melaksanakan penelitian dalam bidang yang sama di masa yang akan datang.
E. RUANG LINGKUP PENELITIAN
Agar pembahasan dalam skripsi ini dapat dipahami dengan mudah dan jelas, sesuai dengan arah dan tujuan, maka ruang lingkup pembahasan dalam penulisan skripsi ini difokuskan pada :
1. Apa saja media pembelajaran pendidikan agama Islam yang digunakan di MAN Malang I.
2. Apa saja upaya agama dalam mengembangkan media pendidikan agama Islam di MAN Malang I, baik dari segi pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaannya.
3. Hal-hal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan media pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
F. PENEGASAN JUDUL
Ada beberapa istilah dalam judul ini yang perlu ditegaskan definisinya, agar pembahasan skripsi ini tidak terjadi kesalahpahaman atau salah persepsi. Adapun istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :
1. Guru agama : orang yang memberikan ilmu pengetahuan agama kepada anak didik
2. Pengembangan media pembelajaran : usaha yang dilakukan guru dalam pengembangan media pembelajaran yang meliputi pengadaan, 2. Pengembangan media pembelajaran : usaha yang dilakukan guru dalam pengembangan media pembelajaran yang meliputi pengadaan,
3. Media pembelajaran : bahan (software) dan alat (hardware) yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau materi pelajaran.
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Untuk memperoleh gambaran secara garis besar dari penelitian ini, maka peneliti menguraikannya dalam enam bab, yakni sebagai berikut :
Bab I : Pendahuluan
Berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, penegasan judul, dan sistematika pembahasan.
Bab II : Tinjauan Pustaka
Berisi teori-teori berkaitan dengan guru agama yang meliputi pengertian, syarat-syarat, peranan, tugas dan tanggung jawab guru agama dan kode etik guru agama dan media pembelajaran PAI yang meliputi pengertian, macam-macam media pembelajaran PAI, fungsi dan manfaat media pembelajaran dan kriteria pemilihan media pembelajaran pendidikan agama Islam.
Bab III : Metode Penelitian
Berisi tentang metode penelitian, yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data, metode pengumpulan data dan teknik analisis data, dan pengecekan keabsahan data.
Bab IV : Hasil Penelitian
Berisi tentang laporan hasil penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang obyek penelitian. Latar belakang meliputi sejarah berdirinya MAN Malang I, struktur organisasi, lokasi, keadaan sarana dan prasarana, keadaan guru, keadaan pegawai dan keadaan siswa dan penyajian data.
Bab V : Pembahasan
Berisi pembahasan dari hasil penelitian
Bab VI : Penutup
Berisi kesimpulan dari isi yang telah diuraikan dan dilengkapi dengan saran-saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. TINJAUAN TENTANG GURU AGAMA
1. Pengertian Guru Agama
Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. 1
Pendidik (guru) dalam Islam adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik 2
Ketiga aspek tersebut di atas harus dikembangkan secara seimbang sampai ke tingkat setinggi mungkin, karena dalam dunia pendidikan, pendidik merupakan faktor utama dalam keberhasilan anak didik, apa saja yang dikatakan atau yang dilakukan oleh guru (pendidik) akan dicontoh oleh anak didik.
Drs. N.A. Ametembun mengatakan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. 3
1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), hal. 31
2 Muhaimin, dkk, Pemikiran Pendidikan Islam (Bandung: Trigenda Karya, 1993), hal. 167
3 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hal. 32.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.
Pekerjaan guru adalah pekerjaan yang mulia. Dalam buku Ihya’ Ulumuddin jilid 1 halam 25, Al-Ghazali mengatakan : “Seseorang yang berilmu dan kemudian bekerja dengan ilmunya itu, maka dialah yang dinamakan besar di bawah kolong langit ini, ia adalah ibarat matahari yang menyinari orang lain dan mencahayai pula dirinya sendiri, ibarat minyak kesturi yang baunya dinikmati orang lain dan ia sendiri pun harum. Siapa yang bekerja di bidang pendidikan, maka sesungguhnya ia telah memilih pekerjaan yang terhormat dan yang sangat penting, maka hendaknya ia memelihara adab dan sopan santun dalam tugasnya ini.” 4
Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa seorang guru memiliki kedudukan yang tinggi dan sangat penting. Oleh karena itu, ia harus menyadari tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, melaksanakan tugas itu dengan sebaik-baiknya serta selalu menjaga sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari, karena apa yang ditampilkannya dalam kehidupan selalu menjadi contoh dan teladan bagi murid-muridnya.
4 M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam (Jakarta: CV. Bulan Bintang, 1984), hal. 137-136
2. Syarat-Syarat Menjadi Guru
Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan professional, maka untuk menjadi guru harus pula memenuhi persyaratan yang berat, beberapa di antaranya adalah :
1. Harus memiliki bakat sebagai guru
2. Harus memiliki keahlian sebagai guru
3. Memiliki kepribadian yang baik dan terintegrasi
4. Memiliki mental yang sehat
5. Berbadan sehat
6. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas
7. Guru adalah manusia berjiwa pancasila
8. Guru adalah seorang warga negara yang baik. Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 8 disebutkan bahwa : guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 5
Menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat dan kawan-kawan untuk menjadi seorang guru harus memenuhi beberapa syarat seperti berikut ini : 6
1. Takwa kepada Allah swt. Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak didik agar bertaqwa kepada Allah swt. Jika ia sendiri tidak
5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen, (Surabaya: Pengurus PGRI Kota Surabaya – Fakultas Hukum UBHARA Surabaya, 2006), hal. 7
6 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 32-34 6 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hlm. 32-34
2. Berilmu. Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan.
3. Sehat jasmani. Kesehatan jasmani adalah salah satu syarat yang penting bagi tiap- tiap pekerjaan. Sebagai seorang guru pun kesehatan itu merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan, karena mereka setiap hari akan bekerja dan bergaul dengan dan di antara anak-anak.
4. Berkelakuan baik. Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula.
Dengan dimilikinya persyaratan seperti yang telah disebutkan di atas, diharapkan guru dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dalam mendidik, membimbing dan membina anak didik dengan sebaik-baiknya.
3. Peran Guru Agama Dalam Proses Belajar Mengajar
Banyak peranan yang diperlukan guru sebagai pendidik atau siapa saja yang telah menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan yang diharapkan dari guru antara lain sebagai berikut :
10. Pengelola kelas
11. Mediator
12. Supervisor
13. Evaluator Berikut penjelasannya:
1) Korektor Sebagai korektor, guru harus bias membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul- betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum 1) Korektor Sebagai korektor, guru harus bias membedakan mana nilai yang baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus betul- betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah anak didik miliki dan mungkin pula telah mempengaruhinya sebelum
2) Inspirator Sebagai inspirator, guru harus dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan belajar anak didik. Persoalan belajar adalah masalah utama anak didik. Guru harus dapat memberikan petunjuk (ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari pengalaman pun bias dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik. Yang penting bukan teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh anak didik.
3) Informator Sebagai informatory, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang baik dan efektif diperlukan dari guru. Kesalahan informasi adalah racun bagi anak didik. Untuk menjadi informator yang baik dan efektif, penguasaan bahasalah sebagai kuncinya, ditopang dengan penguasaan bahan yang akan diberikan kepada anak didik. Informator yang baik adalah guru yang mengerti apa kebutuhan anak didik dan mengabdi untuk anak didik.
4) Organisator Sebagai organisator adalah sisi lain dari peranan yang diperlukan dari guru. Dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik, dan sebagainya. Semuanya diorganisasikan, sehingga dapat mencapai efektivitas dan efisiensi dalam belajar pada diri anak didik.
5) Motivator Sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah. Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator, karena dalam interaksi edukatif tidak mustahil ada anak didik yang malas belajar dan sebagainya. Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan anak didik. Penganekaragaman cara belajar, memberikan penguatan dan sebagainya, juga dapat memberikan motivasi pada anak didik untuk lebih bergairah dalam belajar.
6) Inisiator Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunan media 6) Inisiator Dalam peranannya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan. Kompetensi guru harus diperbaiki, keterampilan penggunan media
7) Fasilitator Sebagai fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik. Lingkungan belajar yang tidak menyenangkan, suasana ruang kelas yang pengap, meja dan kursi yang berantakan, fasilitas belajar yang kurang tersedia, menyebabkan anak didik malas belajar. Oleh karena itu menjadi tugas guru bagaimana menyediakan fasilitas, sehingga akan tercipta lingkungan belajar yang menyenangkan anak didik.
8) Pembimbing Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutka di atas adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah ntuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya. Kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak didik semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari 8) Pembimbing Peranan guru yang tidak kalah pentingnya dari semua peran yang telah disebutka di atas adalah sebagai pembimbing. Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah ntuk membimbing anak didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap. Tanpa bimbingan, anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan dirinya. Kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih banyak tergantung pada bantuan guru. Tetapi semakin dewasa, ketergantungan anak didik semakin berkurang. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari
9) Demonstrator Salah satu hal yang harus diperhatikan oleh guru ialah bahwa iia sendiri adalah pelajar. Ini berarti bahwa guru harus belajar terus menerus . dengan cara demikian ia akan memperkaya dirinya dengan berbagai ilmu pengetahuan sebagai bekal dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan demonstrator sehingga mampu memperagakan apa yang diajarkannya secara didaktis. Maksudnya ialah agar apa yang disampaikannya itu betul-betul dimiliki oleh anak didik. 7
Tidak semua bahan pelajaran dapat anak didik pahami. Apalagi anak didik yang memiliki intelegensi yang sedang. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik, guru harus berusaha dengan membantunya, dengan cara memperagakan apa yang diajarkan secara didaktis, sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan pemahaman anak didik, tidak terjadi kesalahan pengertian antara guru dan anak didik. Tujuan pengajaranpun dapat tercapai dengan efektif dan efisien.
10) Pengelola kelas Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru dalam rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif.
7 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Professional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995), hal. 7.
Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat kegiatan pengajaran.
11) Mediator Sebagai mediator, guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dalam berbagai bentuk dan jenisnya, baik media material maupun materiil. Media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mngefektifkan proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan pengajaran. Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses belajar anak didik. Dalam diskusi guru dapat berperan sebagai penengah, sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi. Kemacetan jalannya diskusi akibat anak didik kurang mampu mencari jalan keluar dari pemecahan masalahnya, dapat guru tengahi, bagaimana menganalisis permasalahan agar dapat diselesaikan. Guru sebagai mediator dapat juga diartikan penyedia media.
12) Supervisor Sebagai supervisor, guru hendaknya dapat membantu, memperbaiki, dan menilai secara kritis terhadap proses pengajaran. Teknik-teknik supervise harus guru kuasai dengan baik agar dapat melakukan perbaikan terhadap situasi belajar mengajar menjadi lebih baik.
13) Evaluator Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek 13) Evaluator Sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang menyentuh aspek
edukatif yang telah dilakukan. 8
Menurut Adams dan Dikley bahwa peran guru adalah :
a) Guru sebagai pengajar (teacher as an instructor)
b) Guru sebagai pembimbing (teacher as a cuonsellor)
c) Guru sebagai pemimpin
d) Guru sebagai ilmuwan (teacher as a scientist)
e) Guru sebagai pribadi (teacher as a person)
f) Guru sebagai penghubung (teacher as a communicator)
g) Guru sebagai modernisator/pembaharu
h) Guru sebagai pembangun (teacher as a constructor)
1. Guru sebagai pengajar (teacher as an instructor) Guru bertugas memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas). Ia menyampaikan pelajaran agar peserta didik memahami dengan baik semua pengetahuan yang telah disampaikan itu. Selain itu ia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap, ketrampilan, kebiasaan, hubungan social, apresiasi, dan sebagainya melalui pengajaran yang diberikannya.
2. Guru sebagai pembimbing (teacher as a cuonsellor)
8 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hal 43-48
Guru berkewajiban memberikan bantuan kepada peserta ddidik agar mereka mampu menemukan masalahnya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mengenal diri sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Para peserta didik membutuhkan bantuan guru dalam hal mengatasi kesulitan-kesulitan pribadi, kesulitan pendidikan, kesulitan memilih pekerjaan, kesulitan dalam hubungan social, dan interpersonal.
3. Guru sebagai pemimpin Sekolah dan kelas adalah suatu organisasi, di mana peerta didik adalah sebagai pemimpinnya. Guru berkewajiban mengadakan supervisi atas kegiatan belajar peserta didik, membuat rencana pengajaran bagi kelasnya, mengadakan manajemen belajar sebaik-baiknya, melakukan manajemen kelas, megatur disiplin kelas secara demokratis. Dengan kegiatan manajemen ini guru ingin menciptakan lingkungan belajar yang serasi, menyenangkan dan merangsang dorongan belajar para anggota kelas. Tentu saja peranan sebagai pemimpin menuntut kualifikasi tertentu, antara lain kesanggupan menyelenggarakan kepemimpinan, seperti merencanakan, melaksanakan, mengorganisasi, mengkoordinasi kegiatan, mengontrol, dan menilai sejauh mana rencana telah terlaksana. Selain dari itu, guru harus punya jiwa kepemimpinan yang baik, seperti : hubungan social, kemampuan berkomunikasi, ketenagaan, ketabahan, humor, tegas dan bijaksana.
4. Guru sebagai ilmuwan (teacher as a scientist)
Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia bukan saja berkewajiban menyampaikan pengatehuan yang dimilikinya kepada peserta didik, tetapi juga berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus menerus memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya. Dalam abad ini, di mana pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, guru harus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya : belajar sendiri, mengadakan penelitian, mengikuti kursus, mengarang buku, dan membuat tulisan-tulisan ilmiah sehingga peranannya sebagai ilmuwan terlaksana dengan baik.
5. Guru sebagai pribadi (teacher as a person) Sebagai pribadi setiap guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh peserta didiknya, oleh orang tua, dan oleh masyarakat. Sifat-sifat itu sangat diperlukan agar ia dapat melaksanakan pengajaran secara efektif. Karena itu guru wajib berusaha memupuk sifat-sifat pribadinya sendiri (intern) dan mengembangkan sifat-sifat pribadi yang disenangi pihak luar (ekstern).
6. Guru sebagai penghubung (teacher as a communicator) Sekolah berdiri di antara dua lapisan, yakni di satu pihak mengemban tugas menyanpaikan dan mewariskan ilmu, teknologi, dan kebudayaan yang terus menerus berkembangan dengan lajunya, dan di lain pihak ia bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat dan tuntutan masyarakat. Di antara kedua lapangan inilah sekolah memegang 6. Guru sebagai penghubung (teacher as a communicator) Sekolah berdiri di antara dua lapisan, yakni di satu pihak mengemban tugas menyanpaikan dan mewariskan ilmu, teknologi, dan kebudayaan yang terus menerus berkembangan dengan lajunya, dan di lain pihak ia bertugas menampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat dan tuntutan masyarakat. Di antara kedua lapangan inilah sekolah memegang
7. Guru sebagai modernisator/pembaharu Pembaharuan dalam masyarakat terjadi berkat masuknya pengaruh-pengaruh dari ilmu dan teknologi modern, yang dating dari Negara-negara yang sudah berkembang. Masuknya pengaruh-pengaruh itu ada yang secara langsung ke dalam masyarakat dan ada yang melalui lembaga pendidikan (sekolah). Guru emegang peranan sebagai pembaharu, oleh karena melalui kegiatan guru penyampaian ilmu dan teknologi, contoh-contoh yang baik dan lain-lain maka akan menanamkan jiwa pembaruan di kalangan peserta didik.
8. Guru sebagai pembangun (teacher as a constructor) Sekolah turut serta memperbaiki masyarakat dengan jalan memecahkan masalah-maslah yang dihadapi oleh masyarakat dan dengan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat itu. Guru baik sebagai pribadi maupun sebagai guru professional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat, seperti : kegiatan keluarga berencana, bimas, koperasi, pembangunan jalan-jalan dan sebagainya. Partisipasinya di dalam msyarakat akan turut mendorong 8. Guru sebagai pembangun (teacher as a constructor) Sekolah turut serta memperbaiki masyarakat dengan jalan memecahkan masalah-maslah yang dihadapi oleh masyarakat dan dengan turut melakukan kegiatan-kegiatan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh masyarakat itu. Guru baik sebagai pribadi maupun sebagai guru professional dapat menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat, seperti : kegiatan keluarga berencana, bimas, koperasi, pembangunan jalan-jalan dan sebagainya. Partisipasinya di dalam msyarakat akan turut mendorong
4. Tugas Dan Tanggung Jawab Guru Agama Sebagai Pendidik
Jabatan guru mempunyai banyak tugas, baik yang terikat dalam dinas dalam bentuk pengabdian. Apabila dikelompokkan ada tiga jenis tugas, ketiga jenis itu meliputi :
a. Tugas guru dalam bidang profesi. Tugas guru sebagai profesi meliputi : mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan- keterampilan pada siswa.
b. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia harus mampu menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya. Pelajaran apapun yang diberikan, hendaknya dapat menjadi motivasi bagi siswanya dalam belajar. Bila seorang guru dalam penampilannya sudah tidak menarik, maka kegagalan pertama adalah ia tidak akan dapat menanamkan benih
9 Wawasan Tugas Guru Dan Tenaga Kependidikan (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 71-76 9 Wawasan Tugas Guru Dan Tenaga Kependidikan (Jakarta: Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005), hal. 71-76
c. Tugas guru dalam bidang kemasyarakatan. Di bidang kemasyarakatan guru memiliki peranan penting, yaitu mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila. 11
Menurut Roestiyah N. K bahwa guru dalam mendidik anak didik bertugas untuk : 12
1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.
2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai dengan cita-cita dan dasar negara Pancasila.
3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik sesuai dengan Undang- undang Pendidikan.
4. Sebagai perantara dalam belajar. Di dalam proses belajar guru hanya sebagai perantara/medium, anak didik harus berusaha sendiri mendapatkan suatu pengertian/insight, sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku dan sikap.
Al-Ghozali mengatakan bahwa tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menycikan serta membawakan hati
10 Moh. Uzer Usman, op.cit., hal. 7 11 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hal. 36-37 12 Ibid., hlm. 38-39 10 Moh. Uzer Usman, op.cit., hal. 7 11 Syaiful Bahri Djamarah, op.cit., hal. 36-37 12 Ibid., hlm. 38-39
Sedangkan tanggung jawab guru adalah sebagai berikut :
1. Guru harus menuntut para peserta didik belajar Tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntut para peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan belajar guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Guru harus membimbung peserta didik agar mereka memperoleh keterampilan keterampilan, pemahaman, perkembangan berbagai kemampuan, kebiasaan-kebiasaan yang baik, dan perkembangan sikap yang serasi.
2. Turut serta membina kurikulum sekolah Sesungguhnya guru merupakan key person yang peling mengetahui tentang kebutuhan kurikulum yang sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karena itu sewajarnya apabila dia turut aktif dalam pembinaan kurikulum di sekolahnya. Untuk mengubah kurikulum itu tentu tak mungkin, akan tetapi dalam rangka membuat atau memperbaiki proyek-proyek pelaksanaan kurikulum, yang berhubungan dengan tugas dan tanggung jawabnya, tentu sangat diperlukan. Paling tidak dia berkewajiban memberi saran-saran yang berguna demi penyempurnaan kurikulum kepada pihak yang berwenang.
3. Melakukan pembinaan terhadap diri siswa (kepribadian, watak, jasmaniah) Memompakan pengetahuan kepada peserta didik kiranya bukan pekerjaan yang sulit. Tetapi membina siswa agar menjadi manusia berwatak
13 Muhaimin, dkk, op.cit., hal. 169
(berkarakter) sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah. Mengembangkan watak dan kepribadiannya, sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap, cita-cita, berpikir, dan berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggung jawab guru.
4. Memberikan bimbingan kepada peserta didik Bimbingan kepada peserta didik agar mereka mampu mengenal dirinya sendiri, memecahkan masalahnya sendiri, mampu menghadapi kenyataan dan meiliki stamina emosional yang baik, sangat diperlukan. Mereka perlu diimbing kea rah terciptanya hubungan pribadi yang baik dengan temannya di mana perbuatan dan perkataan guru dapat menjadi contoh yang hidup.
5. Melakukan diagnosis atas kesulitan belajar dan mengadakan penilaian atas kemauan belajar Guru bertanggung jawab menyesuaikan semua situasi belajar dengan minat, latar belakang, dan kematangan peserta didik. Juga bertanggung jawab mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar dan kemajuan belajar serta melakukan diagnosis dengan cermat terhadap kesulitan dan kebutuhan siswa.
6. Menyelenggarakan penelitian