Bersama Mis Tubilbul, Belajar Operasi Hitung Bilangan Bulat Proposal PTKharis

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana diketahui, arus globalisasi dan transformasi sudah tak terbendung lagi, dimana saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Manusia dengan segala persoalan dan kegiatannya secara dinamis dituntut mampu beradaptasi dan memecahkan persoalan yang ada sekarang ini. Tentunya dalam memecahkan segala persoalan dibutuhkan kecerdasan, kreativitas, dan kearifan, agar dalam menyelesaikan masalah tidak menimbulkan masalah yang lebih sulit.

Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentu tidak terlepas dari dunia pendidikan. Karena pendidikan merupakan salah satu wadah untuk melahirkan generasi yang berkualitas dan mandiri. Oleh karena itu pendidikan dituntut memiliki kualitas yang baik.

Perbaikan mutu pendidikan dan pengajaran senantiasa harus tetap diupayakan dan dilaksanakan dengan jalan meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui peningkatan kualitas pembelajaran, siswa akan semakin termotivasi dalam belajarnya, daya kreativitasnya akan semakin meningkat, semakin positif sikapnya, semakin bertambah jenis pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai, dan semakin mantap pemahaman terhadap materi yang dipelajari.

Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan secara nasional, telah dilakukan pengkajian ulang terhadap kurikulum. Sehingga terjadi penyempurnaan kurikulum dari waktu ke waktu. Salah satunya dengan Kurikulum Tingkat Satuan


(2)

Pendidikan (KTSP) yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.

Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Arifin, 2003:37)

Agar proses belajar dapat berlangsung dengan efektif para guru hendaknya memperhatikan faktor–faktor sebagai berikut (Surya, 2006:56): 1)penjabaran tujuan, 2)memotivasi kepada siswa, 3)penggunaan model, 4)urutan materi, 5)bantuan dalam usaha pertama, 6)pengaturan latihan secara efektif, 7)masalah perbedaan individu, 8)evaluasi dan bimbingan, 9)usaha menghafal, 10)bantuan dalam aplikasi hasil belajar.

Sesungguhnya matematika muncul dari kehidupan nyata kita sehari-hari. Sebagai contoh, penerapan konsep bilangan didapat dari benda-benda konkret dengan melakukan proses abstraksi dan idealisasi dari benda-benda tersebut. Karenanya kegiatan pembelajaran matematika harus dapat menghubungkan antara ide abstrak matematika dengan situasi dunia nyata yang pernah dialami siswa atau yang dapat dipikirkan siswa.

Di Sekolah Dasar (SD) maupun Madrasah Ibtidaiyah (MI), pada siswa kelas V masih banyak yang mengalami kesulitan menyangkut operasi hitung


(3)

bilangan. Hal ini bertentangan dengan tujuan pembelajaran matematika di sekolah dasar yang lebih mengutamakan siswa dapat memahami, mengenal, serta mahir menggunakan bilangan dalam kaitannya dengan praktek kehidupan sehari-hari.

(Ruseffendi, 1988:11)

Siswa kelas V sekolah dasar pada umumnya berusia 11 sampai 13 tahun. Menurut teori perkembangan kognitif Piaget (Surya, 2006:39), anak usia 6 atau 12 tahun keatas mulai masuk dalam tahap operasional formal. Pada tahap ini anak dapat membuat pemikiran tentang situasi atau hal konkret secara logis tanpa kehadiran benda-benda konkret sebagai media pembelajaran, artinya anak mulai bisa berpikir hal-hal yang abstrak. Namun dalam kenyataannya perubahan ini tidak berlangsung mendadak tetapi secara bertahap sehingga anak masih tetap memerlukan benda-benda konkret sebagai jembatan untuk berpikir hal-hal yang abstrak.

Dari uraian tersebut, jika kita memahami bahwa perkembangan intelektual siswa bergerak dari hal yang konkret ke abstraks, maka dalam proses pembelajaran perlu diciptakan pembelajaran yang lebih bermakna, nyata, dan menyenangkan. Salah satu cara adalah dengan menggunakan alat peraga yang dapat memperjelas konsep dari materi yang diajarkan. Konsep akan lebih mudah dipahami apabila disajikan dalam bentuk situasi yang lebih konkret, yang pada akhirnya akan meningkatkan hasil belajarnya.

Untuk itu diperlukan guru matematika yang berkualitas dan profesional, yang menguasai pendekatan, strategi, model, dan metode mengajar yang bervariasi sehingga dapat mengelola kegiatan pembelajaran matematika dengan optimal pada berbagai situasi dan kondisi serta materi pembelajaran.


(4)

Berdasarkan hasil analisis terhadap nilai ulangan harian pada siswa kelas V di MI Nurul Kalam semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 mata pelajaran matematika materi pengerjaan hitung bilangan bulat terutama dalam menyelesaikan soal-soal penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat didapatkan bahwa hasil belajar matematika siswa masih rendah. Hal ini dilihat dari keaktifan siswa dalam pembelajaran dan rata-rata nilai ulangan harian yang hanya 38 (tiga puluh delapan). Fakta tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa masih mengalami kesulitan dalam memahami bilangan bulat mata pelajaran matematika. Keadaan ini mendorong peneliti dan juga selaku guru matematika di MI Nurul Kalam untuk melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu pada materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat kelas V dengan memanfaatkan alat peraga berupa Mistar hitung, dengan harapan aktivitas siswa meningkat sehingga tercapai kualitas pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pemanfaatan alat peraga berupa Mistar hitung dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi ‘Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat’ di kelas V MI Nurul Kalam Tempeh tahun pelajaran 2010/2011?


(5)

2. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan pemanfaatan alat peraga Mistar hitung pada materi ‘Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat’ di kelas V MI Nurul Kalam Tempeh tahun pelajaran 2010/2011?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan memanfaatkan alat

peraga berupa Mistar hitung pada materi ‘Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat’ di kelas V MI Nurul Kalam Tempeh tahun pelajaran 2010/2011.

2. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan penggunaan alat peraga berupa Mistar hitung pada materi ‘Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat’ di kelas V MI Nurul Kalam Tempeh tahun pelajaran 2010/2011.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dibuat hipotesis tindakan sebagai berikut :

1. Bila menggunakan Mistar hitung dalam pembelajaran matematika pada materi ‘Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat’maka hasil belajar siswa akan semakin meningkat.

2. Bila menggunakan Mistar hitung maka aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika akan semakin meningkat.

E. Manfaat Penelitian


(6)

Hasil dari penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi Siswa:

a. Siswa akan lebih menyukai pelajaran matematika karena menyenangkan; b. Siswa dapat berperan aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan

hasil belajarnya;

c. Siswa lebih mudah memahami materi serta tujuan pembelajaran, dan menyadari kaitan matematika dengan kehidupan sehari–hari.

2. Bagi Guru:

a. Memberikan pengalaman merancang kegiatan pembelajaran dan pengelolaan kelas dalam pembelajaran matematika;

b. Meningkatkan kemampuan guru untuk memecahkan permasalahan di kelas; c. Meningkatkan kualitas proses dan hasil kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan;

d. Dapat meningkatkan minat guru untuk melakukan tindakan kelas. 3. Bagi Sekolah:

a. Meningkatkan mutu Sekolah

b. Meningkatkan kualitas layanan pendidikan kepada masyarakat

c. Dapat dijadikan acuan oleh kepala sekolah dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas para pendidiknya.

4. Bagi Peneliti Lain:

a. Dapat dijadikan sumber inspirasi dalam rangka menemukan metode pembelajaran yang lebih inovatif dan menyenangkan;


(7)

F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan keterbatasan pelaksanaan penelitian sebagai berikut:

1. Materi pembelajaran yang dibahas dalam penelitian ini adalah pengerjaan hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yaitu bilangan positif (+) dengan positif (+), negatif (-) dengan negatif (-), positif (+) dengan negatif, dan bilangan negatif (-) dengan positif (+).

2. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang direncanakan akan berlangsung dalam 2 (dua) siklus. Setiap akhir siklus atau tindakan pembelajaran siswa diberikan tes tulis, dan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi. 3. Penelitian tindakan kelas ini hanya dilaksanakan di kelas V (lima) MI Nurul

Kalam Tempeh Kidul semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 20 siswa.

G. Definisi Operasional

Berikut ini diberikan penjelasan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, antara lain :

1. Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh dan ditunjukkan dengan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran matematika dan nilai ulangannya.

2. Alat peraga adalah alat yang digunakan untuk memperagakan fakta, konsep, prinsip atau prosedur tertentu agar tampak lebih nyata/konkret.

3. Mistar adalah penggaris yang terbuat dari kayu, karton, atau plastik.


(8)

4. Mistar hitung adalah alat bantu berupa penggaris yang dapat digunakan untuk menghitung operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, sekaligus dapat dipakai untuk membuat garis bilangannya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Teori Belajar Matematika

1. Pembelajaran Matematika SD/MI

Matematika sekolah itu bagian dari matematika yang dipilih antara lain dengan berorientasi pada kependidikan. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika perlu diusahakan sesuai dengan kemampuan kognitif siswa, mengkonkretkan objek matematika yang abstrak menjadi mudah dipahami siswa. Hal ini disebabkan anak seusia sekolah dasar masih dalam pola berpikir konkret, yaitu berpikir yang didasari oleh manipulasi fisik dari objek-objek atau benda-benda konkret (Piaget dalam Gatot, 2009:19).

Dalam hubungannya dengan pembelajaran matematika, teori Piaget mengacu kepada kegiatan pembelajaran yang harus melibatkan partisipasi peserta didik. Sehingga menurut teori ini pengetahuan tidak hanya sekedar dipindahkan secara verbal tetapi harus dikonstruksi dan direkonstruksi peserta didik. Sebagai realisasi teori ini, maka dalam kegiatan pembelajaran peserta didik haruslah bersifat aktif.

Setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi. Anak pada


(9)

umumnya melakukan abstraksi berdasarkan pengalaman konkret, sehingga mengajarkan matematika dapat dilakukan menggunakan objek-objek konkret dan permainan-permainan matematika (Diemas dalam Ruseffendi, 1988:11).

Menurut teori Vygotsky (dalam Muhsetyo, 1982:16) yang berusaha mengembangkan model kontruktivistik belajar mandiri Piaget menjadi belajar kelompok, melalui teori ini peserta didik dapat memperoleh pengetahuan melalui kegiatan yang beraneka ragam dengan guru sebagai fasilitator. Kegiatan itu dapat berupa diskusi kelompok kecil, mengerjakan tugas kelompok dalam waktu yang sama dan untuk soal yang sama, tugas bersama membuat laporan kegiatan atau mengomunikasikan pendapat atau presentasi tentang sesuatu yang terkait dengan matematika. Dengan kegiatan yang beragam, peserrta didik akan membangun pengetahuannya sendiri melalui membaca, diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, pengamatan, pencatatan, pengerjaan dan presentasi.

Menurut teori Bruner (dalam Muhsetyo, 1982:16) berkaitan dengan perkembangan mental, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap melalui dari sederhana ke yang rumit, yang nyata (konkret) ke yang abstrak. Urutan tersebut dapat membantu peserta didik untuk mengikuti pelajaran dengan lebih mudah. Urutan bahan yang dirancang sesuai dengan umur/usia anak. Lebih jelas Bruner menyebut 3 tingkatan yang perlu diperhatikan dalam mengakomodasi keadaan peserta didik, yaitu: 1)enactive (manipulasi objek langsung), 2)symbolic (manipulasi simbol), 3)iconic (manipulasi objek tidak langsung). Contoh: bagi anak kelas V tentu mereka dalam situasi enactive, artinya matematika lebih banyak diajarkan secara manipulasi objek langsung dengan memanfaatkan permainan anak berupa dakon, kerikil, manik, kotak, mistar dll,


(10)

dan dihindari penggunaan simbol-simbol, huruf dan lambang-lambang operasi yang berlebihan.

Dalam setiap kesempatan, pembelajaran matematika hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai situasi (contextual problem). Dengan mengajukan masalah kontekstual, peserta didik secara bertahap dibimbing untuk menguasai konsep matematika. Untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran, sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti computer, alat peraga, atau media lainnya. (Depdiknas, 2008:134)

2. Tujuan Pembelajaran Matematika

Tujuan pembelajaran matematika menurut Kurikulum 2006 (KTSP) adalah agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2008:135): a. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan

mengaplikasikan konsep algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk menjelaskan keadaan atau masalah.


(11)

e. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

B. Hasil Belajar

Menurut Sudjana (dalam Iskandar, 2008:128), hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Nasution menyatakan bahwa hasil belajar merupakan suatu perubahan pada individu yang belajar, tidak hanya mengenai pengetahuan tetapi juga membentuk kecapan dan penghayatan dalam diri pribadi individu yang belajar. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti suatu materi tertentu dari mata pelajaran yang berupa data kuantitatif maupun kualitatif.

Hasil belajar dapat dilihat dari hasil ulangan harian (tes formatif), ulangan tengah semester (sub tes sumatif), dan ulangan semester (tes sumatif). Dari peendapat di atas dalam penelitian tindakan ini yang dimaksud hasil belajar adalah hasil nilai ulangan harian yang diperoleh dari siswa dalam mata pelajaran matematika. tujuan ulangan harian adalah untuk memperbaiki modul dalam program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi peserta didik.

C. Alat Peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Dalam mengajarkan matematika perlu adanya benda–benda konkret yang merupakan model dari ide-ide matematika yang disebut alat peraga. Alat peraga


(12)

adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Benda– benda itu misalnya batu–batuan atau kacang–kacangan untuk menerangkan konsep bilangan. (Ruseffendi, 1988:11)

Bila menggunakan alat peraga, supaya diperhatikan agar alat peraga itu, antara lain (Ruseffendi, 1988:11): 1)tahan lama (dibuat dari bahan–bahan yang cukup kuat), 2)Bentuk dan warnanya menarik, 3)sederhana dan mudah diolah (tidak rumit), 4)ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak, 5)disajikan dalam bentuk real (nyata), gambar atau diagram konsep matematika, 6)sesuai dengan konsep, 7)dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas, 8)peragaan itu supaya merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak, 9)dapat dimanipulasi yaitu dapat diraba, dipegang, dipindah, dan diutak–atik, atau dipasang dan dilepas sehingga siswa dapat belajar kreatif baik sendiri maupun berkelompok.

2. Fungsi dan Manfaat Alat Peraga

Alat peraga berfungsi untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap konsep tersebut. Dengan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika dimaksudkan agar siswa dapat mengoptimalkan panca indera dalam proses pembelajaran, sebab siswa dapat melihat, meraba, merasakan serta bisa menggunakan objek yang dipelajari.

Manfaat alat peraga secara garis besar, antara lain (Ruseffendi, 1988:11): a. Proses belajar mengajar akan termotivasi. Baik guru maupun siswa, bagi siswa

minatnya akan timbul dan senang, terangsang, tertarik sehingga akan bersikap positif terhadap pengajaran matematika.


(13)

b. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret sehingga lebih mudah dipahami dan dimengerti, serta dapat ditanamkan pada tingkat–tingkat yang lebih rendah.

c. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda–benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.

d. Konsep–konsep abstrak yang tersaji dalam bentuk konkret yaitu dalam bentuk model matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide–ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak.

Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa menggunakan alat peraga sangat penting untuk dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika khususnya penggunaan alat peraga berupa Mistar Garis pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Dengan meningkatnya pemahaman konsep dalam pengerjaan hitung bilangan bulat, pada akhirnya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Disamping itu pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran matematika juga akan membantu guru dalam menerapkan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna.

3. Alat Peraga yang Digunakan

Pada penelitian ini, peneliti memanfatkan alat peraga berupa Mistar hitung yang digunakan dalam pembelajarannya.

a. Pengertian Mistar Hitung

Mistar dalam kamus bahasa indonesia adalah kayu penggaris, dalam hal ini mistar garis bertuliskan angka-angka bilangan bulat dari kiri ke kanan yaitu


(14)

Mistar I (M

1)

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 9 8

7 6 5 4

3 2 -1 0 -1 2 3 4 5 6 7 8 9 -10

Mis tar II ( M 2 )

Mistar I (M

1)

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 9 8

7 6 5 4

3 2 -1 0 -1 2 3 4 5 6 7 8 9 -10

Mis tar II ( M 2 )

bilangan negatif, bilangan nol, dan bilangan positif. Mistar hitung adalah salah satu alat peraga untuk memperagakan cara pengerjaan hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang sudah dikombinasi untuk bermain dan belajar lebih dalam terutama dalam pengerjaan hitung bilangan bulat negatif dengan cara yang menyenangkan. Mistar hitung ini dibuat sederhana dari kertas karton. Untuk guru ukurannya lebih besar yaitu 5 X 100 cm sebagai peragaan di depan kelas, sedangkan untuk siswa ukuran 1,5 X 14 cm disesuaikan dengan ukuran buku atau lembar kerja siswa. Ukuran tersebut dibagi 20 bagian dengan rentangan dari angaka -10 sampai dengan +10. Model ini dibuat 2 buah dengan warna yang berbeda (atas dan bawah). Foto Mistar hitung untuk guru dan siswa lihat pada lampiran ....

Mistar pertama (M1) deretan angkanya terletak dibagian bawah, sedangkan mistar kedua (M2) deretan angkanya terletak di atas, sehingga jika dihimpitkan kedua angka (titik angka) tersebut bisa berdekatan dan seletak, seperti pada gambar di bawah ini.

Mistar pertama

Mistar kedua


(15)

Gambar 2.1 Mistar Hitung b. Manfaat dan Aturan Kerja Mistar Hitung

Ada 2 kegunaan dan manfaat dari alat peraga mistar hitung ini yaitu: dapat mencari hasil dengan mudah dan sebagai alat bantu dalam menggambar garis bilangan sehingga lebih efisien dalam pembelajaran.

1) Dapat Mencari Hasil dengan Mudah

Dalam kegunaan ini menggunakan kedua mistar Aturan kerja yang harus diperhatikan dalam melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan alat peraga berupa Mistar hitung adalah sebagai berikut: a) Posisi awal angka-angka pada kedua mistar dihimpitkan sedemikian rupa,

sehingga angka-angka pada M1 seletak dengan angka-angka pada M2; b) M1 kedudukannya diam yang digeser adalah M2, sesuai perintah soal.

c) Berdasarkan soal, angka 0 pada M2 digeser/dilompatkan dan dihimpitkan dengan angka pada M1 sesuai pada soal (angka pertama);

d) Kemudian pada M2 dilihat angka yang sama dengan soal (angka terakhir pada soal), maka dapat dicari hasilnya pada M1 dengan melihat angka yang berhimpit dengan angka tersebut;

e) Untuk operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat campuran (lebih dari dari satu operasi), maka point d) di atas diteruskan dengan menggeser 0 (angka nol) pada M2 ke nilai/hasil yang didapatkan sebelumnya. Kemudian dapat ditentukan hasilnya dengan melihat angka pada soal;


(16)

M1

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 9 8

7 6 5 4

3 2 -1 0 -1 2 3 4 5 6 7 8 9 -10

M

2

f) Untuk operasi bentuk pengurangan harus diubah dulu ke bentuk operasi penjumlahan, misalnya: 3 – 6 = ...  3 + (-6) = ...

Berikut contoh cara pengerjaan hitung dengan Mistar hitung, misalnya menghitung (-3) + 2 = … , caranya:

> posisi awal ke-2 mistar dihadapkan sedemikian rupa sehingga angka 0 pada M1 berhimpit dengan angka 0 pada M2 , kemudian langkahkan 0 pada M2 menuju angka -3 pada M1 (angka pertama pada soal).

angka pertama pada soal

dari 0 langkah/geser 3X ke kiri (-3) > geserlah M2 sedemikian, sehingga titik 0 pada M2 berhimpit dengan titik (-3)

pada M1, maka titik 2 (angka kedua dari soal) pada M2 berhimpit dengan titik -1 pada M1 . Dengan demikian maka (-3) + 2 = -1

hasil operasi

angka kedua soal

2) Sebagai Alat Bantu Menggambar Garis Bilangan

Dalam menggambar garis bilangan umumnya siswa lebih lama membuatnya dan sering tidak teratur dalam meletakkan titik-titik pada garisnya,

M1

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

10 9 8

7 6 5 4

3 2 -1 0 -1 2 3 4 5 6 7 8 9 -10

M


(17)

M1

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

M1

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-3 2

-1

M 1

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

M1

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

sehingga dengan adanya alat peraga mistar garis akan lebih tertolong dan lebih efisien. Jika dilakukan berulang-ulang siswa akan terbiasa, mudah, dan dapat mengantarkan kepada pemahaman suatu konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat.

Cara kerja pada fungsi ini hanya menggunakan satu mistar, baik mistar pertama ataupun mistar kedua. Berikut aturan kerja atau cara menggambar dengan mistar garis:

a) Buatlah garis dengan menggunakan mistar hitung sebagai penggarisnya, sesuaikan titik-titiknya beserta angka-angka/bilangannya.

b) Kemudian buatlah anak panah dengan bantuan mistar garis dari titik 0 (nol) menuju angka sesuai pada soal (ke kiri=negatif, ke kanan=positif).

c) Lalu himpitkan titik 0 pada mistar dengan titik 0 pada gambar, dari ujung anak panah yang telah digambar, buatlah garis anak panah lagi sepanjang angka pada soal.

d) Dan terakhir buatlah garis putus-putus dengan bantuan mistar garis dari titik nol pada gambar ke titik hasil.

e) Tuliskan angka di atas anak panah tersebut sesuai arah dan panjangnya.

Berikut contoh cara menggambar dengan bantuan alat peraga Mistar hitung, misalnya: Hitung dan buatlah garis bilangannya dari (-3) + 2 = ...


(18)

D. Pembelajaran Kooperatif

Menurut Isjoni (2009:22) Pembelajaran kooperatif berasal dari kata “kooperatif” yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Slavin mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.

Beberapa ahli menyatakan bahwa model ini tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerja sama dan membantu teman. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa terlibat aktif pada pada proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. (Isjoni, 2009:16)

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif itu adalah kerja atau belajar kelompok yang terorganisir dan terkelola dimana siswa secara kooperatif dalam kelompok kecil dengan struktur kelompok heterogen untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran kooperatif, menurut Lie (dalam Isjoni, 2009:112-114) terdapat beberapa tehnik yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar di kelas, yaitu: 1)tehnik mencari pasangan, 2)tehnik bertukar pasangan, 3)tehnik


(19)

berpikir berpasang berempat, 4)tehnik berkirim salam dan soal, 5)tehnik kepala bernomor, 6)tehnik kepala bernomor terstrutur, 7)tehnik dua tinggal dua tamu, 8)tehnik keliling kelompok, 9)tehnik kancing gemerincing, 10)tehnik keliling kelas, 11)tehnik lingkaran kecil lingkaran besar, 12)tehnik tari bambu, dan 13)tehnik bercerita berpasangan.

Dari beberapa teknik di atas, peneliti dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif dengan teknik ‘berpikir–berpasang– berempat’ (Think-Pair-Share). Teknik ini dikembangkan oleh Frank Lyman. Teknik ini bisa memberikan kebebasan pada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan teman. Menurut Isjoni keunggulan teknik ini adalah optimalisasi partisipasi siswa, yaitu memberi kesempatan delapan kali lebih banyak kepada setiap siswa untuk dikenali dan menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain.

Prosedur teknik ‘berpikir–berpasang–berempat’ dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:

a. Guru membagi siswa dalam kelompok berempat dengan kemampuan akademik yang heterogen dan memberi tugas dalam bentuk LKS;

b. Pertama setiap siswa dalam kelompok mengerjakan tugas sendiri–sendiri, kemudian siswa berpasangan dengan salah satu teman dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya;

c. Selanjutnya kedua pasangan bertemu kembali dalam kelompok berempat untuk mendiskusikan bersama dalam satu kelompok. Siswa memiliki kesempatan untuk membagi hasil kerjanya dengan kelompok lain.


(20)

Dengan pembelajaran teknik ‘berpikir berpasang berempat’ ini diharapkan akan terjadi interaksi antar siswa dalam kelompok sehingga dapat mengoptimalkan partisipasi dan motivasi siswa dalam pembelajaran.

Untuk pelaksanaan agar terjadi efisiensi waktu selama proses pembelajaran, bangku sudah ditata sedemikian rupa sehingga sudah membentuk kelompok. Penataan bangku memainkan peran penting dalam kegiatan belajar model pembelajaran kooperatif sehingga semua siswa bisa melihat guru atau papan tulis dengan jelas. Penataan bangku yang bisa dipakai dalam pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut (Isjoni, 2009:97):

Gambar 1 Meja Klasikal Kelompok Gambar 2 Meja Berbaris

Gambar 3 Meja Individu

Gambar 2.2 Penataan Bangku Kelas dalam Pembelajaran Kooperatif

Penggunaan meja kelompok dan meja klasikal (gambar1) dapat menempatkan siswa dalam kelompok secara berdekatan. Sedangkan penggunaan meja berbaris (gambar 2) dapat menempatkan dua kelompok duduk dalam satu meja sedangkan penataan terbaik dan relatif lebih mudah adalah dengan menempatkan bangku individu dengan meja tulisnya (gambar3).


(21)

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti dalam proses pembelajaran di kelas penataan bangkunya menggunakan ‘Meja Individu’ karena sesuai dengan penelitian ini yang menggunakan alat peraga berupa mistar garis dan lebih efektif dalam pembelajaran.

E. Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat 1. Definisi Bilangan Bulat

Materi yang di bahas pada penelitian tindakan kelas ini adalah penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, berikut garis bilangan bulat:

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 Bilangan Bulat Negatif Bilangan Bulat Positif

Bilangan Nol

Bilangan bulat meliputi: 1)bilangan bulat negatif ialah bilangan bulat yang terletak di sebelah kiri angka 0 (nol). Bilangan Bu0lat Negatif = -1, -2, -3, -4, -5, -6, dst., 2)bilangan bulat positif ialah bilangan bulat yang terletak di sebelah lanan angka 0 (nol), dan 3)bilangan bulat positif = 1, 2, 3, 4, 5, 6, dst.

Anak panah ke kiri menunjukkan bilangan negatif. Anak panah ke kanan menunjukkan bilangan positif. Adapun panjang anak panah menunjukkan nilai bilangan.

Dalam kehidupan sehari-hari terdapat alat dan penerapannya yang menggunakan bilangan bulat yaitu misalkan:

a. Suhu suatu tempat yang berada di bawah nol derajat Celcius. Bagaimana untuk menyatakan suhu di bawah 0oC ? (lihatlah gambar Termometer di bawah ini!)

Suhu 10 o C di bawah 0 o C ditulis dengan – 10 o C Suhu 20 o C di bawah 0 o C ditulis dengan – 20 o C

b. Letak suatu tempat yang berada di bawah permukaan air laut pada waktu pasang. Bagaimana untuk menyatakan letak suatu tempat yang letaknya di bawah permukaan air laut pada waktu pasang ? Untuk suatu tempat yang terletak di bawah permukaan air laut pada waktu pasang dinyatakan dengan tanda negatif (-). (lihatlah gambar penampang melintang bumi di bawah ini!)


(22)

Termometer Penampang Melintang Bumi Pada gambar penampang melintang bumi, kedalaman cekungan laut adalah 80 m di bawah permukaan air laut, maka dinyatakan dengan –80 m. Maka letak paparan laut dinyatakan dengan –30 m.

2. Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat a. Operasi Penjumlahan Bilangan Bulat

Pengerjaan dengan menggunakan alat peraga berupa Mistar hitung sama seperti cara yang ada pada halaman 16. Berikut operasi penjumlahan bilangan bulat beserta gambar garis bilangannya, antara lain:

1) Penjumlahan bilangan positif (+) dan bilangan positif (+) 4

3 n

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 4 + 3 = n , n = 7

2) penjumlahan bilangan negatif (-) dan bilangan negatif (-) -4

-2

n

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 -4 + (-2) = n , n = -6

3) penjumlahan bilangan negatif (-) dan bilangan positif (+) -2

5 n

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 -2 + 5 = n , n = 3


(23)

8

n -5

-5

8 n

-3 n -2

6

-2 n

-6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 + (-3) = n , n = 4

b. Operasi Pengurangan Bilangan Bulat

Secara umum, untuk a dan b bilangan bulat, berlaku: a – b = a + (-b), mengurangi a dengan b, sama dengan menambah a dengan lawan atau negative b. Untuk penggunaan dengan mistar hitung sebelum mengoperasikan pengurangan, terlebih dahulu bentuk pengurangan diubah ke bentuk penjumlahan dengan memperhatikan persyaratan diatas. Selanjutnya diselesaikan seperti cara penjumlahan.

Misalnya mencari hasil dari (-3) – (-2) = … caranya: > mengubah bentuk (-3) – (-2) menjadi -3 + 2

> meletakkan M1 dan M2 sedemikian sehingga angka 0 pada M1 berhimpit dengan 0 pada M2 . (cara pengerjaan ada pada halaman 16).

> geser M2 sedemikian, sehingga titik 0 pada M2 berhimpit dengan titik (-3) pada M1 , maka angka +2 pada M2 berhimpit dengan angka -1 pada M1 . Jadi, (-3) – (-2) = -1

1) pengurangan bilangan positif (+) dan bilangan positif (+)

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 8 – 5 = n , n = 3

2) pengurangan bilangan negatif (-) dan bilangan negatif (-)

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 -5 – (-8) = -5 + 8 = n , n = 3

3) pengurangan bilangan negatif (-) dan bilangan positif (+)

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 -3 – 2 = n ; n = -5


(24)

2 5 n

4) pengurangan bilangan positif (+) dan bilangan negatif (-)

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 – (-5) = 2 + 5 = n , n = 7

Dengan memperhatikan beberapa contoh di atas dapat diambil kesimpulan konsep, yaitu jika angka digantikan dengan simbol a dan b, didapat:

a. Operasi penjumlahan

1) penjumlahan bilangan positif (+) dan bilangan positif (+)

a + b = b + a

2) penjumlahan bilangan negatif (-) dan bilangan negatif (-)

-a + (-b) = (-b) + (-a) - (a + b)

3) penjumlahan bilangan negatif (-) dan bilangan positif (+)

(-a) + b = b + (-a)

4) penjumlahan bilangan positif (+) dan bilangan negatif (-)

a + (-b) = (-b) + a

Jadi operasi penjumlahan bilangan bulat bersifat komutatif b. Operasi pengurangan

1) pengurangan bilangan positif (+) dan bilangan positif (+)

a – b ≠ b – a a + (-b)

2) pengurangan bilangan negatif (-) dan bilangan negatif (-) (-a) - (-b) = (-a) + b b – a

3) pengurangan bilangan negatif (-) dan bilangan positif (+)

(-a) – b =(-a) + (-b) -a –b

4) pengurangan bilangan positif (+) dan bilangan negatif (-)

a– (-b) = a + b

Jadi, operasi pengurangan tidak bersifat komutatif, dan operasi pengurangan sama dengan menjumlahkan dengan lawan bilangan pengurang.

Dengan menggunakan/memperhatikan ketentuan-ketentuan tersebut, maka dalam pengerjaan bilangan-bilangan yang besar tidak lagi menggunakan alat peraga mistar hitung bilangan bulat.


(25)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di MI Nurul Kalam desa Tempeh Kidul kecamatan Tempeh kabupaten Lumajang, dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan yang kemampuannya heterogen. Secara administrasi letak MI Nurul Kalam terletak di Desa. Dengan latar belakang pendidikan orang tua ± 75 % SD/MI, ± 20 % SMP/MTs dan ± 5 % SMA/MA. Sedangkan latar belakang ekonomi orang tua ± 80 % buruh tani, ± 10 % pedagang dan sisanya menjadi TKI. Kondisi semacam ini menyebabkan motivasi belajar siswa kelas V MI Nurul Kalam sedikit rendah. Peneliti adalah guru kelas V berkolaborasi dengan guru lainnya di MI Nurul Kalam dengan jumlah guru ada 16 orang.

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil (satu) tahun pelajaran 2010/2011 dengan materi pokok ‘Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat’.

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang merupakan bagian dari penelitian tindakan (action research) dan dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga


(26)

termasuk penelitian deskriptif, karena menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk PTK guru sebagai peneliti, karena peneliti juga sebagai guru di MI Nurul kalam Tempeh. Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian, mulai dari perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan yang terfokus dalam kegiatan di kelas. Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan menggunakan 2 siklus, dengan materi pembelajaran yang berbeda pada tiap siklusnya yaitu operasi penjumlahan bilangan bulat pada siklus I, dan operasi pengurangan bilangan bulat pada siklus II. Pada setiap siklusnya direncanakan ada 2 pertemuan/pembelajaran atau tindakan. Setiap siklus pada akhir tindakan pembelajaran dilakukan tes tertulis untuk setiap siswa yang hasilnya akan dijadikan acuan pada tindakan berikutnya dan sebagai sumber data pada akhir pembahasan penelitian. Jika dalam suatu tindakan tidak memuaskan atau mencapai target, maka dilakukan tindakan ulang.

Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tes awal yang merupakan tes materi penjumlahan bilangan bulat, dan diberikan pada jam pelajaran lain. Demikian juga pada siklus II, kemudian tes awal tersebut dianalisis untuk digunakan sebagai data awal dalam membuat daftar kelompok pada tiap siklusnya. Tes awal juga sebagai sumber data pada hasil dan pembahasan


(27)

penelitian. Dan pada akhir siklus dilakukan tes akhir siklus. Setelah siklus I dan siklus II selesai dilakukan tes hasil akhir penelitian tindakan kelas, dimana materi mencakup siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri atas: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Kualitas hasil belajar ditentukan rerata setiap tindakan yang diambil dari hasil evaluasi akhir tindakan.

D. Prosedur Tindakan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan 2 siklus berdasarkan materi dibagi dua, yaitu penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Adapun prosedur tindakan tiap siklusnya sebagai berikut:

1. Siklus I (satu)

Secara terperinci tindakan setiap pertemuan/pembelajaran dalam siklus I sebagai berikut:

a. Perencanaan

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran pada siklus I, diantaranya:

1) Perencanaan refleksi awal, yaitu Tes Awal Siklus I (lampiran ...); 2) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus I (lampiran ...);

3) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu: a) RPP Siklus I Pembelajaran 1 (lampiran ...);

b) RPP Siklus I Pembelajaran 2 (lampiran ...); 4) Perencanaan Lembar kerja LKS siklus I, yaitu: a) LKS Siklus I Pembelajaran 1 (lampiran ...); b) LKS Siklus I Pembelajaran 2 (lampiran ...);


(28)

5) Perencanaan lembar pengamatan aktivitas siswa, yaitu:

a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran I (lampiran ...); b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran 2 (lampiran ...); 6) Perencanaan lembar pengamatan kegiatan guru, yaitu:

a) Lembar Observasi Kegiatan Guru Pembelajaran 1 (lampiran ...); b) Lembar Observasi Kegiatan Guru Pembelajaran 2 (lampiran ...); 7) Perencanaan Angket Tanggapan Siswa Siklus I (lampiran ...); 8) Perencanaan evaluasi akhir tindakan pembelajaran, yaitu:

a) Evaluasi Pembelajaran 1 Siklus I (lampiran ...); b) Evaluasi Pembelajaran 2 Siklus I (lampiran ...);

b. Pelaksanaan dan Pengamatan 1) Tes Refleksi Awal Siklus I

Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru memberikan tes awal siklus dan diberikan pada hari sebelumnya di luar pembelajaran. Materi uji tes awal pada siklus I adalah operasi hitung penjumlahan bilangan bulat, yaitu penjumlahan bilangan positif dengan negatif, negatif dengan positif, dan negatif dengan negatif. Kemudian tes refleksi awal dikumpulkan dan dianalisis untuk dijadikan acuan dalam pembuatan daftar kelompok siklus I secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan akademik. Dari hasil tes refleksi awal juga dikumpulkan sebagai sumber data pada akhir penelitian.


(29)

Pembelajaran pada siklus I direncanakan dalam 2 pertemuan/pembelajaran dengan alokasi waktu setiap pertemuannya adalah 2 X 35 menit. Rincian setiap pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan tindakan

i. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu: RPP, lembar instrumen penelitian, dan alat peraga Mistar hitung;

ii. Sedangkan kolaborator menyiapkan instrumen pengamatan untuk guru;

iii. Penataan ruang kelas model pembelajaran kooperatif sudah ditata sebelum pembelajaran dimulai.

b) Pelaksanaan tindakan dan pengamatan

i. Guru melaksanakan pembelajaran yang telah ditetapkan pada RPP, dan melakukan pengamatan dengan instrumen yang ada;

ii. Sedangkan kolaborator mencatat jalannya pembelajaran pada instrumen yang ada. Semua kejadian baik positif maupun negatif dicatat pada catatan lapangan di bawah instrumen tersebut;

iii. Guru mengevaluasi kegiatannya dan respon siswa selama pembelajaran serta dari angket yang diisi siswa.

c. Refleksi

Setelah data atau semua catatan sudah terkumpul data tersebut dipadukan dan dianalisis untuk mendapat gambaran tentang hasil tindakan yang telah dilakukan. Jika hasilnya masih belum mencapai target, maka akan dilakukan pembelajaran lagi pada siklus I. Apabila sudah mencapai target, maka akan


(30)

diteruskan dengan siklus II. Data siklus I akan dijadikan acuan untuk tindakan siklus berikutnya.

2. Siklus II (dua)

Secara terperinci tindakan setiap pertemuan/pembelajaran dalam siklus II sebagai berikut:

a. Perencanaan

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran pada siklus II, diantaranya:

1) Perencanaan refleksi awal, yaitu Tes Awal Siklus II (lampiran ...); 2) Perencanaan Daftar Kelompok Siklus II (lampiran ...);

3) Perencanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu: a) RPP Siklus II Pembelajaran 1 (lampiran ...);

b) RPP Siklus II Pembelajaran 2 (lampiran ...); 4) Perencanaan Lembar kerja LKS siklus II, yaitu: a) LKS Siklus II Pembelajaran 1 (lampiran ...); b) LKS Siklus II Pembelajaran 2 (lampiran ...); 5) Perencanaan lembar pengamatan aktivitas siswa, yaitu:

a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran I (lampiran ...); b) Lembar Observasi Aktivitas Siswa Pembelajaran 2 (lampiran ...); 6) Perencanaan lembar pengamatan kegiatan guru, yaitu:

a) Lembar Observasi Kegiatan Guru Pembelajaran 1 (lampiran ...); b) Lembar Observasi Kegiatan Guru Pembelajaran 2 (lampiran ...); 7) Perencanaan Angket Tanggapan Siswa Siklus II (lampiran ...);


(31)

8) Perencanaan evaluasi akhir tindakan pembelajaran, yaitu: a) Evaluasi Pembelajaran 1 Siklus II (lampiran ...); b) Evaluasi Pembelajaran 2 Siklus II (lampiran ...);

b. Pelaksanaan dan Pengamatan 1) Tes Refleksi Awal Siklus II

Sebelum melaksanakan pembelajaran pada siklus II, guru memberikan tes awal siklus dan diberikan pada hari sebelumnya di luar pembelajaran. Materi uji tes awal pada siklus II adalah operasi hitung pengurangan bilangan bulat, yaitu pengurangan bilangan positif dengan positif, positif dengan negatif, negatif dengan positif, dan negatif dengan negatif. Kemudian tes refleksi awal dikumpulkan dan dianalisis untuk dijadikan acuan dalam pembuatan daftar kelompok siklus II secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan akademik. Dari hasil tes refleksi awal juga dikumpulkan sebagai sumber data pada akhir penelitian.

2) Pembelajaran Siklus II

Pembelajaran pada siklus II direncanakan dalam 2 pertemuan/ pembelajaran dengan alokasi waktu setiap pertemuannya adalah 2 X 35 menit. Rincian setiap pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:

a) Perencanaan tindakan

i. Guru mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu: RPP, lembar instrumen penelitian, dan alat peraga Mistar hitung;

ii. Sedangkan kolaborator menyiapkan instrumen pengamatan untuk guru;


(32)

iii. Penataan ruang kelas model pembelajaran kooperatif sudah ditata sebelum pembelajaran dimulai.

b) Pelaksanaan tindakan dan pengamatan

i. Guru melaksanakan pembelajaran yang telah ditetapkan pada RPP, dan melakukan pengamatan dengan instrumen yang ada;

ii. Sedangkan kolaborator mencatat jalannya pembelajaran pada instrumen yang ada. Semua kejadian baik positif maupun negatif dicatat pada catatan lapangan di bawah instrumen tersebut;

iii. Guru mengevaluasi kegiatannya dan respon siswa selama pembelajaran serta dari angket yang diisi siswa.

c. Refleksi

Menggunakan data atau semua catatan yang telah terkumpul untuk mendapat gambaran tentang hasil tindakan yang telah dilakukan. Data tersebut dipadukan dan dianalisis

E. Instrumen Penelitian

Pengumpulan data dalam penelitian ini sangat diperlukan. Data yang akurat sangat membantu dalam melakukan tindakan dan pengambilan kesimpulan. Data yang dijaring adalah data awal dan data pada saat pelaksanaan penelitian. Untuk itu diperlukan instrumen antara lain: 1)Lembar pengamatan untuk siswa, 2)Lembar pengamatan untuk guru, 3)Angket tanggapan siswa, 4)lembar tes akhir siklus, 5) daftar kelompok, dan 6) Lembar kerja LKS.


(33)

F. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan menggunakan lembar pengamatan siswa, lembar penilaian proses, lembar penilaian/tes akhir siklus, format catatan lapangan, dan angket tanggapan siswa. Adapun waktu pengumpulan data yaitu pada setiap akhir siklus (baik siklus kecil maupun besar) dimulai dari awal siklus pertama sampai akhir siklus kedua.

G. Analisis Data

Analisis Data yang telah terkumpul menggunakan analisis deskriptif memaparkan hasil pengamatan, dan hasil angket pada setiap akhir siklus dengan membandingkan hasil yang dicapai tiap siklus dan tabulasi sederhana secara kuantitatif.

H. Indikator Keberhasilan Penelitian

Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika mencapai indikator yang sudah ditetapkan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Rata-rata kelas sekurang-kurangnya mencapai nilai 65;

2. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas dari tindakan awal sampai tindakan akhir dengan rentangan nilai kategori sebagai berikut:

A = 85 – 100 (baik sekali) B = 70 – 84 (baik) C = 55 – 69 (cukup) D = 40 – 54 (kurang)


(34)

E = 0 – 39 (kurang sekali);

3. Sekurang-kurangnya ada 75% siswa dalam kelas yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). KKM pada materi ‘Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat’ ialah 60 (enam puluh);

4. Prosentase ketuntasan siswa secara klasikal menggunakan rumus:

Ketuntasan Klasikal =

B A

x 100%

Ket.

A = jumlah siswa yang mencapai KKM

B = jumlah seluruh siswa dalam kelas


(35)

Arifin, Anwar. 2003. Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam UU Sisdiknas. Jakarta : Depag

Anonimous. 1988. Petunjuk Pelaksanaan Penilaian. Jakarta : Depdikbud Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung :Yrama Widya

Basrowi, Suwandi. 2008. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor : Ghalia Indonesia.

Depdiknas. 2006. Kurikulum Kelas V SD. Jakarta : Depdiknas

Isjoni. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta : Penerbit Pustaka Pelajar Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat : Gaung Persada

Khafid, M, Suyati. 2002. Pelajaran Matematika Penekanan pada Berhitung 5. Yogyakarta : Penerbit Erlangga

Pandoyo, Djoko Ruseno. 1994. Matematika I A. Jakarta : Depdikbud

Ruseffendi, E. T. 2009. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini. Bandung : Tarsito

Surya, Mohamad. 2005. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Jakarta : Pustaka Bani Quraisy

LAMPIRAN I

JADWAL PENELITIAN


(36)

No Jenis Kegiatan

Bulan

September Oktober Nopember Desember 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 Pengajuan judul

2 Penyusunan proposal 3 Pembuatan instrumen

penelitian 4 Izin penelitian 5 Menyiapkan kelas 6 Melakukan siklus I 7 Tes akhir siklus I 8 Melakukan siklus II 9 Tes akhir siklus II 10 Hasil penelitian 11 Konsultasi hasil penelitian 12 Perbaikan dan pelaporan 13 Laporan penelitian

LAMPIRAN II

DIAGRAM ALUR PROSEDUR TINDAKAN Siklus I


(37)

Rencana direvisi (perbaikan)

Tidak Ya

Siklus II Ya Tidak

LAMPIRAN III

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Satuan pendidikan : MI Nurul kalam Tempeh kidul

37 Refleksi Awal

Perencanaan

Tindakan

Observasi

Refleksi

Pembahasan Siklus I

Selesai

Perencanaan

Tindakan Observasi Refleksi

Pembahasan Siklus II Selesai


(38)

Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/1

Pertemuan / Siklus : 1 / I Alokasi Waktu: 2 × 35 menit

Standar Kompetensi : 1 melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 1.1 melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya.

Indikator : 1. melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat.

2. melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat dengan Mistar hitung.

A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat.

2. Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat dengan Mistar hitung.

B. Materi Ajar

Operasi penjumlahan bilangan bulat (peragaan dengan Mistar hitung seperti pada hal. 16)

1. Menjumlahkan dua bilangan positif Contoh: 2 + 3 = 5

2. Menjumlahkan dua bilangan negative Contoh: (-2) + (-3) = -5

3. Menjumlahkan bilangan positif dan negatif Contoh: 2 + (-3) = -1

4. Menjumlahkan bilangan negatif dan positif Contoh: (-2) + 3 = 1

C. Metode Pembelajaran 1. Informasi/Ceramah

2. Kooperatif teknik ‘berpikir berpasang berempat’ 3. Tanya jawab

D. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (10 menit)

a. Guru melakukan apersepsi dan motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi yang akan dibahas;

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan mengingat kembali materi yang diajarkan di kelas IV;

c. Guru menjelaskan langkah kerja pembelajaran kooperatif dengan tehnik ‘berpikir-berpasang–berempat’;

d. Guru membimbing siswa untuk berkelompok dengan daftar kelompok yang telah ditentukan (lampiran ...);

e. Setiap kelompok diberikan seperangkat alat peraga berupa Mistar hitung. 2. Kegiatan Inti (55 menit)


(39)

a. Guru memberikan contoh soal penjumlahan bilangan bulat di papan tulis, kemudian menjelaskan dan memperagakan cara pengerjaannya dengan alat peraga Mistar hitung, sedangkan kolabolator mengamati;

b. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran ...) untuk dikerjakan secara berkelompok atau kooperatif teknik 'berpikir berpasang berempat';

c. Guru mengamati aktivitas siswa dalam setiap kelompok dan memberikan pengarahan serta kesempatan bertanya pada siswa yang mengalami kesulitan; d. Kolabolator mengamati guru dalam pembelajarannya;

e. Guru mengarahkan kepada siswa konsep materi yang diajarkan dengan tanya jawab dan membahas pemasalahan yang dialami pada setiap kelompok;

f. Guru memberikan tes tertulis (lampiran ...) untuk dikerjakan secara individu. 3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa; b. Guru memberi pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam

mengikuti proses pembelajaran;

c. Guru membagikan angket tanggapan siswa (lampiran ...) dan meminta siswa untuk mengisi.

E. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Buku ‘Matematika Penekanan Pada Berhitung’ hal. 23-39. P.Erlangga LKS Canggih hal.14-16.

Mistar Hitung F. Penilaian

Tes tertulis berupa tes akhir siklus I pertemuan 1 (lampiran ...)

Guru Peneliti

Muhammad Haris

LAMPIRAN

SOAL TES AKHIR SIKLUS Satuan pendidikan : MI Nurul kalam Tempeh kidul Mata pelajaran : Matematika

39


(40)

Materi pembelajaran : Operasi penjumlahan bilangan bulat Kelas/Semester : V/1

Pertemuan / Siklus : 1 / I

Nama siswa : ...

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat ! 1) 27 + 20 = ...

2) -15 + (-5) = ... 3) 7 + (-6) = ... 4) -5 + 8 = ... 5) -20 + 11 = ...

LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Satuan pendidikan : MI Nurul kalam Tempeh kidul


(41)

Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/1

Pertemuan / Siklus : 2 / I Alokasi Waktu: 2 × 35 menit

Standar Kompetensi : 1 melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 1.1 melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya.

Indikator : 1. menentukan pengerjaan hitung penjumlahan bilangan bulat dan menggambar garis bilangannya dengan bantuan Mistar hitung. 2. menentukan garis bilangan operasi penjumlahan bilangan bulat. A. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat dan menggambar garis bilangannya dengan bantuan Mistar hitung.

2. siswa dapat menentukan garis bilangan operasi penjumlahan bilangan bulat B. Materi Ajar

Operasi penjumlahan bilangan bulat dan menggambar garis bilangannya (peragaan dengan Mistar hitung seperti pada hal. 17)

1. Menjumlahkan dua bilangan positif Contoh: 2 + 3 = 5

2. Menjumlahkan dua bilangan negative Contoh: (-2) + (-3) = -5

3. Menjumlahkan bilangan positif dan negatif Contoh: 2 + (-3) = -1

4. Menjumlahkan bilangan negatif dan positif Contoh: (-2) + 3 = 1

C. Metode Pembelajaran 1. Informasi/Ceramah

2. Kooperatif teknik ‘berpikir berpasang berempat’ 3. Tanya jawab

D. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Kegiatan Awal (5 menit)

a. Guru melakukan apersepsi, motivasi untuk mengarahkan siswa memasuki materi yang akan dibahas;

b. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan mengingat kembali operasi penjumlahan bilangan bulat;

c. Guru meminta siswa untuk duduk sesuai kelompok dengan daftar kelompok yang telah ditentukan sebelumnya (lampiran ...);

d. Setiap kelompok diberikan seperangkat alat peraga berupa Mistar hitung. 2. Kegiatan Inti (60 menit)


(42)

LKS

Siklus 1

a. Guru memberikan contoh soal penjumlahan bilangan bulat di papan tulis, kemudian menjelaskan dan memperagakan cara pengerjaan untuk menggambar garis bilangan dengan alat peraga Mistar hitung;

b. Guru membagi lembar kerja LKS (lampiran ...) untuk dikerjakan secara berkelompok atau kooperatif teknik 'berpikir berpasang berempat';

c. Guru mengamati aktivitas siswa dalam setiap kelompok dan memberikan pengarahan serta kesempatan bertanya pada siswa yang mengalami kesulitan; d. Kolabolator mengamati guru dalam pembelajarannya;

e. Guru mengarahkan kepada siswa konsep materi yang diajarkan dengan tanya jawab dan membahas pemasalahan yang dialami pada setiap kelompok;

f. Guru memberikan tes tulis akhir siklus (lampiran ...) untuk dikerjakan secara individu.

3. Kegiatan Akhir (5 menit)

a. Secara klasikal guru menekankan materi penting yang harus dipelajari siswa; b. Guru memberi pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam

mengikuti proses pembelajaran. E. Alat/Bahan/Sumber Belajar

Buku ‘Matematika Penekanan Pada Berhitung’ hal. 23-39. P.Erlangga LKS Canggih hal.14-16.

Mistar Hitung F. Penilaian

Tes tertulis berupa tes akhir siklus I pertemuan 2 (lampiran ...)

Guru Peneliti

Muhammad Haris

Operasi Pengurangan (peragaan dengan Mistar hitung)  Mengurangkan dua bilangan positif

Contoh: 3 – 2 = 1 2 – 3 = -1

 Mengurangkan bilangan positif dengan bilangan negatif

Mengurangi suatu bilangan positif dengan bilangan negatif bearti menjumlahkan dengan lawan bilangan negatif tersebut.

Contoh:

4 – (-3) = 4 + 3 = 7

 Mengurangkan dua bilangan negatif Contoh: (-2) - (-3) = (-2) + 3 = 1 LAMPIRAN X


(43)

LKS

Siklus 1 Pertemuan 2

Standar Kompetensi : 1 melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 1.1 melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya. Indikator : 1. melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat.

2. melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat dengan Mistar hitung.

Kerjakan soal-soal berikut bersama kelompokmu! A. Ayo menghitung! (Gunakan Mistar hitung!)

6) 6 + 14 = ... 7) -7 + (-2) = ... 8) 10 + (-8) = ... 9) -5 + 3 = ... 10) -4 + 12 = ...

B. Coba tebak berapa angka dibalik bangun berikut! (Gunakan Mistar hitung!) 1) -7 + 6 =

2) 8 + (-9) = 3) -7 + (-3) = 4) -10 + 10 = 5) 9 + (-7) =

LAMPIRAN

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Standar Kompetensi : 1 melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 1.1 melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya. Indikator : 1. menentukan pengerjaan hitung penjumlahan bilangan bulat dan

menggambar garis bilangannya dengan bantuan Mistar hitung.

43 …

... … …


(44)

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 -12 4 n 10 -4 n

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

-3 5 n

-10 -9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2. menentukan garis bilangan operasi penjumlahan bilangan bulat. Kerjakan soal-soal berikut bersama kelompokmu!

Tuliskan operasi penjumlahan dan cari hasilnya yang ditunjukkan oleh garis bilangan berikut! (Gunakan bantuan Mistar hitung!)

1)

... + ... = ... , jadi n = .... 2)

... + ... = ... , jadi n = .... 3)

... + ... = .... 4)

5)

C. Dengan menggunakan Mistar hitung, selesaikan soal-soal berikut! 1) -7 + (-3) = .... 4) 4 – (-5) = ....

2) -8 + 5 = .... 5) 10 + (-3) = .... 3) -6 – (-3) = ....

D. Ubahlah soal cerita berikut menjadi kalimat operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat, kemudian gambar garis bilangan dan hitung hasilnya dengan menggunakan bantuan Mistar hitung!

1) Suhu udara di kota Madinah pada malam hari mencapai -2°C, pada siang hari mengalami kenaikan sebesar 8°C. Berapa suhu kota madinah pada siang hari?

2) Seekor burung terbang 6m di atas permukaan laut, sedangkan ikan berenang 3m di bawah permukaan laut. Berapa jarak burung dan ikan tersebut?


(45)

LKS

Siklus 2

3) Suhu di puncak gunung pada siang hari mencapai 7°C, malam harinya mengalami penurunan 12°C. Berapa suhu udara malam itu?

4) segelas air teh suhunya 9°C setelah dimasukkan es batu suhunya turun 15°C. Berapa suhu terakhir teh tersebut?

5) sepotong daging dimasukkan kulkas dengan suhu -10°C, kemudian daging itu dikeluarkan beberapa saat hingga suhunya mencapai 8°C. Berapa kenaikan suhu pada sepotong daging teersebut?

LAMPIRAN XI

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat

Standar Kompetensi : 1 melakukan operasi hitung bilangan bulat dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar : 1.3 melakukan operasi hitung bilangan bulat termasuk penggunaan sifat-sifatnya. Indikator :

1. melakukan operasi hitung campuran bilangan bulat

2. menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan operasi hitung campuran (penjumlahan dan pengurangan) bilangan bulat Diskusikan bersama kelompokmu!

A. Tentukan hasil dari operasi hitung berikut ini! (gunakanlah bantuan mistar hitung!)

1) -5 + 6 - 2 = .... 2) 7 - 5 + 8 = .... 3) 2 – (-3) + 7 = .... 4) 3 + (-5) + 8 = .... 5) 6 + (-3) + (-7) = ....

B. Ayo, mencoba menghitung berapa hasilnya?

1) Sepotong daging dimasukkan lemari pendingin suhunya mencapai -10°C. Ibu mengeluarkan daging tersebut dan dibiarkan di atas meja hingga suhunya naik 15°C, tak lam kemudian ibu memasak sepotong daging tersebut suhuny mengalami peningkatan 12°C. Berapa suhu terakhir sepotong daging tersebut?

2) Sekelompok pendaki menaiki bukit dengan ketinggian 17m, sesampai puncak mereka ingin mendirikan tenda dan harus turun hingga ketinggian 5m dari puncak, pada sore harinya mereka ingin mengambil air untuk bekal dengan ketinggian 4m di bawah tempat tenda. Berapa jarak yang di tempuh sekelompok pendaki, jika mereka ingin turun dan harus mengambil peralatannya?

C. Ayo mencoba!

Buatlah garis bilangan beserta anak panah untuk soal berikut ini! (gunakanlah bantuan mistar hitung!)

11) 7 – 14 + 2 = ....


(46)

12) -8 + 10 – 7 = .... 13) (-3) – (-8) + 2 = .... 14) 5 – (-3) + (-7) = .... 15) 6 + (-7) + 3 = ....

LAMPIRAN IV

DATA SUBJEK

PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN MATEMATIKA MI. NURUL KALAM TEMPEH KIDUL

KELAS : V

L = 8 P =12

No Nama Siswa Kota

Kelahiran L / P Kelompok

1 Ahmad Nur Shodikin Lumajang L 1

2 Dimas Ardiansyah Lumajang L 1

3 Anisatul Firdaus Lumajang P 1

4 Muzayadah Lumajang P 1

5 Muhammad Harun Affandi Lumajang L 2

6 Eka Amalia Solehah Lumajang P 2

7 Dimas Agung Saputra Lumajang L 2

8 Fitrianingsih Qurrotul A’yun Lumajang P 2

9 Siti Nurul Hasanah Lumajang P 3

10 Reza Anggraeni Lumajang P 3

11 M. Ilham Firmansyah Lumajang L 3

12 Muhammad Romli Lumajang L 3

13 Alfiatus Solehah Lumajang P 4

14 Umi Kulsum Lumajang P 4

15 Hadi Kusniadi Lumajang L 4

16 Misyani Lumajang P 4

17 Karni Purnamasari Lumajang P 5

18 Abdurrohman Wahid Lumajang L 5

19 Dewi Robiatul Maulidia Lumajang P 5


(47)

LAMPIRAN V

INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN GURU SAAT KBM

PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Matematika

Sekolah : MI. Nurul Kalam Tempeh Kidul Siklus ke : ...

Kegiatan Ya Tidak Ket

A. Pendahuluan

1. Guru melakukan apersepsi 2. Guru memberikan motivasi

3. Guru menjelaskan tujuan yang akan dicapai 4. Guru menjelaskan langkah-langkah KBM

B. Kegiatan Inti

1. Guru mengelompokkan siswa

2. Guru mengontrol kesiapan siswa dalam berkelompok

3. Guru menjelaskan materi / memberi contoh 4. Guru mengamati kerja kelompok

5. Guru membantu kelompok 6. Guru memberikan pujian

7. Guru melakukan penilaian proses

8. Guru melakukan pengembangan materi pelajaran

C. Penutup

1. Guru membuat rangkuman materi bersama siswa 2. Guru memberikan tes tertulis

3. Guru memberikan PR


(48)

CATATAN LAPANGAN :

LAMPIRAN VI

INSTRUMEN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA SAAT KBM

PENELITIAN TINDAKAN KELAS Mata Pelajaran : Matematika

Satuan pendidikan : MI. Nurul Kalam Tempeh Kidul Siklus ke : ...

N

o Nama

Aspek yang diobservasi

Skor %

Pengerjaa

n tugas Bertanya

Bekerja kelompok

Perhatian terhadap pelajaran

1 2 3 1 2 3 1 2 2 1 2 3

1 Ahmad Nur Shodikin

2 Dimas Ardiansyah

3 Anisatul Firdaus

4 Muzayadah

5 Muhammad Harun Affandi


(49)

7 Dimas Agung Saputra

8 Fitrianingsih Qurrotul A’yun

9 Siti Nurul Hasanah

10 Reza Anggraeni

11 M. Ilham Firmansyah

12 Muhammad Romli

13 Alfiatus Solehah

14 Umi Kulsum

15 Hadi Kusniadi

16 Misyani

17 Karni Purnamasari

18 Abdurrohman Wahid

19 Dewi Robiatul Maulidia

20 Ni’matus Solehah

Jumlah Prosentase Tempeh, ...2010 Peneliti Muhammad Haris LAMPIRAN VII

INSTRUMEN OBSERVASI KEGIATAN KELOMPOK PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Mata Pelajaran : Matematika

Sekolah : MI. Nurul Kalam Tempeh Kidul Siklus ke : ...

No Aspek yang Diobservasi Kelompok

1 2 3 4 5

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Aktif mencari sumber belajar Efektivitas pemanfaatan waktu Partisipasi setiap anggota kelompok yang baik

Lancar pada saat presentasi Lancar pada saat menjawab pertanyaan antar kelompok Memahami tugas masing-masing dalam kelompok


(50)

7. 8. 9. 10.

Aktif melakukan percobaan kelompok Dapat menyimpulkan percobaan kelompok

Mengajukan pertanyaan dan mengemukakan ide

Rapi dan lengkap menyimpulkan hasil kerja kelompok

Beri tanda √ bila sesuai

Keterangan : ...

LAMPIRAN IX

LEMBAR ANGKET TANGGAPAN SISWA Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pelajaran : Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Alat Peraga : Mistar Hitung

Hari, Tanggal : ..., ... Waktu : ... Kelas : V ( Lima ) Siklus ke : ...


(51)

Nilai Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu !

No Pertanyaan Ya Tidak Ket

1. Menurut anda apakah model belajar ini baru ?

2. Apakah anda sebelumnya pernah mendapatkan ?

3. Jika pernah, di kelas berapa ?

4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran ?

5. Menurut anda apakah model belajar ini menyenangkan ?

6. Jika “Ya” apakah perlu diteruskan ?

Nama Siswa : ...

Pendapat : ...

LAMPIRAN XII

LEMBAR SOAL TES AWAL (REFLEKSI AWAL) Satuan pendidikan : MI Nurul kalam Tempeh

Mata pelajaran : Matematika

Materi pelajaran : Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat Kelas/semester : V (lima)/Ganjil

Nama : ... Kerjakan Soal- Soal Berikut Ini !


(52)

3 3 6

-2 4 2

KELOMPOK 1 Ahmad Nur Shodikin Dimas Ardiansyah Anisatul Firdaus

KELOMPOK 2 Reza Anggraeni Karni Purnamasari Muhammad Romli Untuk soal no 1 dan 2

Tulislah kalimat penjumlahan yang ditunjukkan oleh garis bilangan berikut ! 1. 0 1 2 3 4 5 6 7 8

.... + .... = ....

2.

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 .... + .... = ....

3. (-7) + (-2) = .... 4. 7 + (-5) = .... 5. 7 – 10 = .... 6. 3 – 6 = .... 7. (-5) + (-2) = .... 8. 10 – (-5) = .... Untuk soal no 9 dan 10

Buatlah anak panah pada garis bilangan untuk pengurangan di bawah ini ! 9. (-7) – (-4) = ...

10. (-6) – (-9) = ...

---Selamat Mengerjakan ---LAMPIRAN XIII

DAFTAR KELOMPOK SIKLUS 1 PTK


(53)

KELOMPOK 3 Eka Amalia Solehah Ni’matus Solehah M. Ilham Firmansyah Misyani

KELOMPOK 4 Siti Nurul Hasanah Dimas Agung Saputra Abdurrohman Wahid Umi Kulsum

KELOMPOK 5 Dewi Robiatul Maulidia Alfiatus Solehah

M. Harun Affandi Fitrianingsih Qurrotul A.

Foto Mistar Garis Bilangan Bulat untuk Guru


(54)

Foto Mistar Garis Bilangan Bulat untuk Siswa

Contoh Pengerjaan 2 + (-3) = -1

Foto Suasana Proses KBM


(55)

Suasana Belajar kelompok


(1)

7. 8. 9. 10.

Aktif melakukan percobaan kelompok Dapat menyimpulkan percobaan kelompok

Mengajukan pertanyaan dan mengemukakan ide

Rapi dan lengkap menyimpulkan hasil kerja kelompok

Beri tanda √ bila sesuai

Keterangan : ...

LAMPIRAN IX

LEMBAR ANGKET TANGGAPAN SISWA Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pelajaran : Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat Alat Peraga : Mistar Hitung

Hari, Tanggal : ..., ... Waktu : ...


(2)

Nilai Petunjuk : Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang sesuai dengan pendapatmu !

No Pertanyaan Ya Tidak Ket

1. Menurut anda apakah model belajar ini baru ?

2. Apakah anda sebelumnya pernah mendapatkan ?

3. Jika pernah, di kelas berapa ?

4. Apakah anda mengalami kesulitan dalam pembelajaran ?

5. Menurut anda apakah model belajar ini menyenangkan ?

6. Jika “Ya” apakah perlu diteruskan ?

Nama Siswa : ...

Pendapat : ...

LAMPIRAN XII

LEMBAR SOAL TES AWAL (REFLEKSI AWAL) Satuan pendidikan : MI Nurul kalam Tempeh

Mata pelajaran : Matematika

Materi pelajaran : Penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat Kelas/semester : V (lima)/Ganjil

Nama : ... Kerjakan Soal- Soal Berikut Ini !


(3)

3 3 6

-2 4

2

KELOMPOK 1 Ahmad Nur Shodikin Dimas Ardiansyah

KELOMPOK 2 Reza Anggraeni Karni Purnamasari Untuk soal no 1 dan 2

Tulislah kalimat penjumlahan yang ditunjukkan oleh garis bilangan berikut ! 1. 0 1 2 3 4 5 6 7 8

.... + .... = .... 2.

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 .... + .... = ....

3. (-7) + (-2) = .... 4. 7 + (-5) = .... 5. 7 – 10 = .... 6. 3 – 6 = .... 7. (-5) + (-2) = .... 8. 10 – (-5) = .... Untuk soal no 9 dan 10

Buatlah anak panah pada garis bilangan untuk pengurangan di bawah ini ! 9. (-7) – (-4) = ...

10. (-6) – (-9) = ...

---Selamat Mengerjakan---LAMPIRAN XIII

DAFTAR KELOMPOK SIKLUS 1 PTK


(4)

KELOMPOK 3 Eka Amalia Solehah Ni’matus Solehah M. Ilham Firmansyah Misyani

KELOMPOK 4 Siti Nurul Hasanah Dimas Agung Saputra Abdurrohman Wahid Umi Kulsum

KELOMPOK 5 Dewi Robiatul Maulidia Alfiatus Solehah

M. Harun Affandi Fitrianingsih Qurrotul A.


(5)

Foto Mistar Garis Bilangan Bulat untuk Siswa

Contoh Pengerjaan 2 + (-3) = -1

Foto Suasana Proses KBM


(6)