05 Tata kelola perusahaan

(1)

(2)

Perkembangan industri perbankan berlangsung sangat cepat dan tingkat persaingan antar pelaku dalam industri ini terasa ketat. Akibatnya potensi terjadi eksposure resiko yang dihadapi makin tinggi. Untuk meminimalisir risiko dan menghadapi tantangan yang semakin meningkat tersebut, maka kebutuhan praktik tata kelola Bank yang sehat (Good Corporate Governance) dan penerapan manajemen risiko pada industri perbankan menjadi sangat penting saat ini dan masa-masa yang akan datang.

Dalam rangka meningkatkan kinerja Bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika

(code of conduct) yang berlaku secara umum pada industri perbankan, bank dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi wajib melaksanakan kegiatan usaha berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance berlandaskan pada prinsip Keterbukaan (transparency), Akuntabilitas (accountability),

Pertanggungjawaban (responsibility), Indenpendensi (Independency) dan Kewajaran

(Fairness). Yang dimaksud dengan seluruh tingkatan atau jenjang organisasi adalah seluruh pengurus dan karyawan Bank mulai dari Dewan Komisaris. Direksi sampai dengan pegawai tingkat pelaksana. Disamping berpedoman pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance tersebut, Bank juga wajib menerapkan manajemen risiko yang meliputi pengawasan aktif Dewan Komisaris Bank, kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, sistem informasi dan pengendalian risiko, serta sistem pengendalian intern.

Good Corporate Governance pada dasarnya strategi yang mengatur pembagian tanggung jawab masing-masing unsur dari struktur Bank. Strategi itu selain berkaitan dengan hubungan antar unsur struktur Bank, juga mengatur hubungan antar struktur Bank dan unsur-unsur di luar Bank, yang hakekatnya merupakan stakeholders Bank seperti nasabah, pemegang saham dan karyawan.

Kebijakan dasar dan bentuk nyata dari inisiatif strategis penerapan sistem organisasi yang efisien dan efektif serta implementasi manajemen operasional yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance di Bank Kalimantan Tengah, adalah :

1. Bank wajib melaksanakan prinsip-prinsip Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usahanya pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi.

2. Pelaksanaan prinsip-prinsip Good Corporate Governance sebagaimana dimaksud pada point 1 harus diwujudkan dalam :


(3)

a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris, Direksi.

b. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern Bank.

c. Penerapan fungsi kepatuhan auditor internal dan auditor eksternal. d. Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern. e. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar. f. Rencana strategis.

g. Transparanasi kondisi keuangan dan non keuangan.

Dengan adanya prinsip pemisahan dalam Perseroan Terbatas (Separate Legal Personality) antara Bank sebagai Badan Hukum dengan pemilik perusahaan (Pemegang Saham), Direksi, Dewan Komisaris yang melahirkan prinsip pertanggungjawaban terbatas (Limited liability), maka tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) berfungsi sebagai sistem yang menjadi penengah dalam segala permasalahan.

Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Kalteng berkomitmen dan berkeyakinan bahwa penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang tepat merupakan salah satu prasyarat mutlak dalam proses penyelenggaraan aktivitas dan operasional Bank. Penerapan prinsip GCG secara baik diharapkan akan meningkatkan kepercayaan investor dan stakeholder serta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya.

Dapat diyakini bahwa penerapan prinsip-prinsip dan praktek-praktek terbaik GCG yang konsisten diharapkan akan memberikan manfaat bagi Bank maupun para pemangku kepentingan lainnya yaitu dengan :

a. Meningkatnya kesungguhan manajemen dalam menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kehati-hatian dalam pengelolaan/pengurusan Bank.

b. Meningkatnya kinerja Bank, efisiensi yang terukur , mengefektifkan manajemen dan meningkatkan pelayanan kepada stakeholders.

c. Meningkatnya minat dan kepercayaan investor, nasabah dan debitur serta para pemegang saham.

d. Terlindunginya Bank dari intervensi eksternal dan tuntutan hukum. e. Dapat meminimalisir terjadinya fraud yang bisa merugikan Bank. f. Diharapkan dapat memberikan kontribusi laba yang optimal.


(4)

Sehubungan dengan hal tersebut, dan sejalan dengan kewajiban bank umum yang ditetapkan dalam Pasal 13 PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30.01.2006 tentang Pelaksaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan bentuk pertanggungjawabam Dewan Komisaris kepada Penagang Saham dan para Stake holder, maka Dewan Komisaris menyusun laporan Pengawasan Bank yang disajikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2015.


(5)

1.

Organ Bank Menganut Sistem Dua Badan

Sebagai badan hukum berbentuk perseroan terbatas, Bank tunduk kepada ketentuan Undang-undang No. 40 tentang Perseroan Terbatas yang organnya menganut sistem dua badan (two board system) yaitu Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai dengan fungsinya masing-masing sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Namun demikian keduanya mempunyai tanggung jawab untu memelihara kesinambungan usaha Bank dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.

Tanggung jawab bersama Dewan Komisaris dan Direksi dalam menjaga kelangsungan usaha perusahaan dalam jangka panjang tercermin pada :

a. Terlaksananya dengan baik kontrol intern dan manajemen risiko ; b. Tercapainya imbal hasil (return) yang optimal bagi pemegang saham ;

c. Terlindunginya kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders) secara wajar; d. Terlaksananya kepentingan suksesi kepemimpinan yang wajar demi kesinambungan

manajemen di semua lini organisasi.

Sesuai visi, misi dan nilai-nilai perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi perlu bersama-sama menyepakati hal-hal sebagai berikut :

a. Rencana jangka panjang, strategi maupun rencana kerja dan anggaran tahunannya. b. Kebijakan dalam memastikan pemenuhan peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan anggaran dasar perusahaan serta dalam menghindarkan dari segala bentuk benturan kepentingan.

c. Struktur organisasi sampai satu tingkat dibawah Direksi yang dapat mendukung tercapainya visi, misi dan nilai-nilai perusahaan.

Dewan Komisaris bertugas (1) menetapkan Kebijakan Umum Perseroan berdasarkan ketentuan peraturan perundang yang berlaku, (2). melakukan pengawasan secara umum terhadap pelaksanaan kebijakan, dan jalannya pengurusan Bank yang dilakukan oleh Direksi. Tugas pengawasan tersebut dapat juga dilakukan Dewan Komisaris terhadap sasaran dan objek tertentu (khusus). (3) Memberi nasihat kepada Direksi antara lain dapat berupa pendapat, pertimbangan yang layak dan tepat, petunjuk, peringatan, atau teguran baik secara lisan maupun tertulis. Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya Dewan Komisaris melakukan kegiatan (a). Menyusun tata cara pengawasan atas pengelolaan perseroan dan (b). Melakukan pengawasan atas pengurusan perseroan. (c). Mengevaluasi dan menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran tahunan Perseroa dan (d), Membantu dan mendorong usaha pembinaan dan pengembangan perseroan.


(6)

2.

Kedudukan dan Pelaksanaan Tugas serta Tanggung Jawab Dewan

Komisaris

a. Kedudukan

1) Dewan Komisaris bertanggung jawab kepada Pemegang Saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham dan oleh karenanya Dewan Komisaris setiap saat dapat berhubungan langsung dengan para pemilik saham sebagai bagian dari upaya melakukan konsolidasi dan pembinaan terhadap perseroan ;

2) Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang Komisaris Utama ;

3) Dewan Komisaris bersifat kolektif dan karenanya setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri, melainkan harus berdasarkan keputusan yang diambil secara bersama-sama oleh Anggota Dewan Komisaris lainnya.

b. Fungsi

1) Melakukan pengawasan / pengendalian, pembinaan dan inspeksi / pemeriksaan terhadap penyelenggaraan tugas Direksi sesuai dengan ketentuan / pedoman / petunjuk yang berlaku serta pokok-pokok kebijaksanaan yang sudah ditetapkan ;b. Kerja dan Anggaran Tahunan setiap 3 (tiga) bulan sekali serta Laporan Perhitungan Hasil Usaha dan Kegiatan Bank yang disampaikan oleh Direksi setiap bulan ;

2) Menilai dan meneliti laporan keuangan setiap akhir tahun buku yang disampaikan oleh Direksi ;

3) Mengusulkan gaji dan penghasilan lainnya bagi Anggota Komisaris dan Anggota Direksi untuk disahkan / ditetapkan oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham ;

4) Menyusun tata cara pengawasan dan pengelolaan Bank.

3.

Pengangkatan dan Pemberhentian Dewan Komisaris

a. Persyaratan Pengangkatan Anggota Dewan Komsaris

Persyaratan yang berlaku untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris Bank adalah meliputi persyaratan umum dan persyaratan khusus sebagaimana di bawah ini.

1) Persyaratan Umum

a) Warga Negara Indonesia yang Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa ; b) Setia dan taat kepada Negara dan Pemerintah ;


(7)

c) Tidak terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan pengkhianatan kepada Negara ;

d) Sehat jasmani dan rohani ;

e) Tidak pernah melakukan kegiatan yang merugikan Negara atau tindakan-tindakan yang tercela di bidang perbankan dan ;

f) Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan keputusan Pengadilan;

g) Orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum, kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya pernah :

(1) Dinyatakan pailit ;

(2) Menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu Perseroan dinyatakan pailit atau ;

(3) Dihukum karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan negara dan/atau yang berkaitan dengan sektor keuangan.

h) Lulus uji kemampuan dan kepatutan (Fit and Proper Test) yang dilakukan oleh Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan untuk memperoleh keyakinan bahwa calon anggota Komisaris memiliki integritas, kompetensi dan reputasi keuangan mencakup:

(1) Integritas

(a) Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi ketentuan yang berlaku baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana kejahatan ;

(b) Memiliki komitmen atas pelaksanaan akuntabilitas dan responsibilitas yang tinggi :

(c) Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku ;

(d) Memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat dan tangguh (sustainable); dan

(e) Tidak termasuk dalam Daftar Kepatutan dan Kelayakan (Daftar Tidak Lulus).

(2) Kompetensi

(a) Memiliki pengetahuan dan pemahaman di bidang operasional perbankan yang cukup (adequate) dan relewan dengan jabatannya;


(8)

(b) Memiliki pengalaman dan keahlian di bidang operasional perbankan dan/atau bidang keuangan ;

(c) Memiliki kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang sehat dan tanggung (sustainable) dan ;

(d) Memiliki pengetahuan, pemahaman dan kemampuan dalam penerapan manajemen risiko.

(3) Reputasi Keuangan

(a) Tidak termasuk dalam daftar kredit macet; dan

(b) Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum dicalonkan.

i) Mayoritas (lebih dari 50%) anggota Dewan Komisaris tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan sederajat ketiga dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi. Yang dimaksud dengan hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga adalah hubungan keluarga, baik vertikal maupun horizontal, termasuk mertua, menantu, dan ipar, sehingga yang dimaksud dengan keluarga meliputi :

1) Orang tua kandung/tiri/angkat ;

2) Saudara kandung/tiri/angkat beserta suami atau istrinya ; 3) Anak kandung/tiri/angkat.

4) Cucu kandung/Tiri/angkat bersama suami atau ister 5) Cicit kandung/iri/angkat bersama suami atau isteri.

6) Saudara kandung/tiri/angkat dari orng tua beserta suami atau isteri. 7) Suami/Isteri

8) Mertua 9) Besan

10)Kakek atau Nenek dari Suami atau isteri

11)Saudara kandung/tiri/angkat dari suami atau isteri beserta suami atau isteri.

2) Persyaratan Khusus

Di samping persyaratan umum tersebut di atas, bagi calon anggota Dewan Komisaris yang akan diangkat juga harus memenuhi:


(9)

a) Persyaratan khusus yang rinciannya dituangkan dalam sebuah keputusan RUPS (Kalau ada)

b). Persyaratan Tambahan bagi Komisaris Independen

Bagi calon Komisaris Independen di samping harus memenuhi persyaratan umum dan persyaratan khusus harus memenuhi persyaratan tambahan sebagai berikut :

(1) Tidak terafiliasi dengan pemegang saham utama, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya.

(2) Pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan bank harus telah melampaui masa tunggu (cooling off) selama 1 (satu) tahun sejak yang bersangkutan tidak lagi menjabat sebagai anggota Direksi atau Pejabat Eksekutif Bank.

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf b di atas, tidak berlaku bagi mantan Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melakukan fungsi pengawasan.

b. Pengangkatan Dewan Komisaris

1) Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS

2) Keputusan pengangkatan Dewan Komisaris oleh RUPS dilakukan melalui proses yang transparan, dimana penilaian calon anggota Dewan Komisaris dilakukan dengan memperhatikan rekomendasi dari Komite Nominasi dan telah dinyatakan lulus fit dan proper test oleh Otoritas Jasa Keuangan

3) Anggota Dewan Komisaris diangkat untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk masa jabatan kedua kalinya setelah memperhatikan pertimbangan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan tidak mengurangi hak RUPS untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.

4) Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, maka dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarkan RUPS untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan dan Anggaran Dasar

5) Dalam rangka mendukung pelaksanaan Good Corporate Governance Bank, pemegang saham Bank dapat menunjuk wakil untuk duduk sebagai anggota Dewan Komisaris guna menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank dan kelompok usaha Bank yang tidak melakukan kegiatan usaha Bank.


(10)

c. Batalnya Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris

1) Pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang tidak memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 110 ayat (1) dan (2) UUPT sebagaimana tercantum pada Persyaratan Umum bagian A angkat 1 huruf b dan c di atas, batal karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya atau Direksi mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut.

2) Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung sejak diketahui, Direksi harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan dalam Surat Kabar dan memberitahukannya kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan.

d. Berakhirnya Jabatan Dewan Komisaris

Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir, jika : 1) Masa jabatan berakhir ;

2) Mengundurkan diri ;

3) Tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan/atau anggaran dasar ;

4) Meninggal dunia atau ;

5) Diberhentikan berdasarkan keputusan RUPS e. Pemberhentian Dewan Komisaris

Pemberhentian anggota Dewan Komisaris dapat berupa : 1) Pemberhentian atas Permintaan Sendiri

RUPS dapat memberhentikan anggota Dewan Komisaris atas permohonan pengunduruan diri yang diajukan oleh yang bersangkutan secara tertulis paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.

2) Pemberhentian karena sebab-sebab lainnya

a) Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat pula diberhentikan berdasarkan Keputusan RUPS Apabila yang bersangkutan kehilangan kewarganegaraan Indonesia

b) Apabila yang bersangkutan tidak lagi memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan dan atau Anggaran Dasar Bank pada bagian (1) di atas c) Karena alasan-alasan lain yang disebutkan dalam keputusan RUPS


(11)

1.

Komposisi Dewan Komisaris

a. Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi;

b. Dewan Komisaris terdiri dari Komisaris dan Komisaris Independen, yang salah seorang di antaranya sebagai Komisaris Utama.

Struktur Dewan Komisaris terdiri dari pihak-pihak independen serta pihak-pihak yang terafiliasi dengan pemegang saham pengendali Bank. Keberadaan dua pihak tersebut, diharapkan dapat meningkatkan check and balance dan pada akhirnya dapat mengoptimalkan pelaksanaan Good Corporate Governance Bank.

Paling kurang 50% (lima puluh perseratus) dari jumlah anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris Independen.

c. Dewan Komisaris merupakan majelis dan setiap anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri melainkan berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris; d. Dalam hal hanya ada seorang anggota Dewan Komisaris, maka segara tugas dan

wewenang yang diberikan kepada Komisaris Utama atau Dewan Komisaris berlaku pula baginya.

2.

Organisasi Bank

a. Struktur Organisasi Bank

Struktur organisasi Bank terdiri dari : 1) Kantor Pusat

2) Kantor Cabang Utama 3) Kantor Cabang Kelas I 4) Kantor Cabang Kelas II 5) Kantor Cabang Kelas III 6) Kantor Cabang Pembantu 7) Kantor Kas

b. Organisasi Kantor Pusat Bank

Organisasi Kantor Pusat Bank terdiri dari : 1) Dewan Komisaris

Komisaris Utama Komisaris Independen 2) Direksi

a) Direktur Utama membawahi

(1) Divisi Perencanaan dan Pengembangan (2) Divisi Pengawasan Intern


(12)

b) Direktur Kepatuhan

(1) Divisi Kepatuhan dan Managemen Resiko c) Direktur Pemasaran

(1) Divisi Treasury (2) Divisi Perkreditan (3) Divisi Usaha Syariah d) Direktur Umum.

(1) Divisi Tekhnologi Informasi dan Akuntansi (2) Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum. 3) Divisi

a. Divisi Perencanaan dan Pengembangan (1) Kelompok Perncanaan Strategis (2) Kelompok Pengembngan Bisnis. b. Divisi Treasury.

(1) Kelompok Pemasaran produk dan jasa (2) Kelompok Managemen Dana

(3) Bagian Pengelolaan Bisnis Kartu c. Divisi Perkreditan

(1) Kelompok Pemasaran dan Analis Kredit (2) Kelompok Pengendalian Kredit

(3) Bagian Adminsitrasi Kredit (4) Bagian Penyelamatan Kredit.

d. Divisi Tekhnologi Informasi dan Akuntansi

(1) Kelompok Pengembangan Tehnologi Informasi (2) Bagian Pegeolaan Tekhnolog Informasi

(3) Bagian Akuntansi dan Analisa Keuangan e. Divisi Sumber Daya Manusia dan Umum.

(1) Kelompok Pemberdayaan SDM (2) Bagian Administrasi SDM

(3) Bagian Kerumahtangaan, Pengamanan dan Humas (4) Bagian Pengelolaan Aktiva Tetap dan Kesekretariatan. f. Divisi Kepatuhan dan Managemen Resiko

(1) Kelompok Kepatuhan

(2) Kelompok Management Resiko (3) Kelompok Hukum

g. Divisi Pengawasan Intern.


(13)

1.

Tugas Pokok

a. Dewan Komisaris menetapkan Kebijaksanaan Umum Perseroan berdasarkan Ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan Hasil rapat umum pemegang saham dan rencana bisnis bank umum (RBBU) yang telah ditetapkan. b. Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan operasional yang

dilaksanakan oleh Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat dan bimbingan kepada Direksi ;

c. Melaksanakan langkah-langkah dan tindakan lainnya yang diperlukan untuk memastikan ketaatan Bank terhadap ketentuan perundang-undangan dan Pedoman / Petunjuk peraturan yang berlaku.

2.

Wewenang

a. Dewan Komisaris mempunyai wewenang meminta penjelasan, keterangan dan melakukan pemeriksaan kepada Direksi dan unit dibawahnya baik langsung maupun tidak langsung atas semua kegiatan yang menyangkut kegiatan bank ;

b. Pemeriksaan oleh Dewan Komisaris dapat dijalankan : 1) Secara berkala sesuai jadual yang telah ditentukan.

2) Secara insidentil atau sewaktu-waktu bila dipandang perlu.

c. Menyetujui atau tidak menyetujui kerjasama Bank dengan Bank atau lembaga keuangan serta pihak lain yang diusulkan oleh Direksi

d. Menilai dan mengesahkan/menyetujui Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) yang disampaikan oleh Direksi ;

e. Memberikan persetujuan atas :

1) Permohonan kredit khususnya kepada pihak terkait ;

2) Rencana investasi pada aktiva tetap dan inventaris yang melampaui wewenang Direksi atau menjual / melepas aktiva bank ;

3) Pembukaan Kantor Cabang atau perwakilan bank dalam rangka perluasan jaringan bisnis bank ;

4) Penetapan kesejahteraan pegawai bank ;

f. Mengesahkan / menyetujui Struktur Organisasi dan Tata Kerja Bank ;

g. Mengusulkan pergantian Direksi mendahului waktu yang ditetapkan oleh RUPS dan atau memberhentikan sementara Direksi apabila dalam melaksanakan tugasnya tidak sesuai dengan Undang-undang, Peraturan dan Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku.


(14)

3.

Tanggung Jawab

a. Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab pengawasan atas perseroan secara independen ;

b. Dewan Komisaris berkewajiban :

1) Memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi ;

2) Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi, serta memberi nasihat dan bimbingan kepada Direksi ;

3) Memberikan pengarahan, melakukan pemantauan dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank ;

4) Memastikan bahwa Direksi telah menindak lanjuti dan menyelesaikan temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, audit eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain ;

4.

Uraian tugas, wewenang dan tanggungjawab Dewan Komisaris secara

Umum

a. Tugas dan Kewajiban

1) Rincian Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris

Secara umum tugas Dewan Komisaris adalah (1). Menetapkan Kebijakan Umum Perseroan berdasarkan Ketentuan, peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan Hasil Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan di dalam Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) setiap tahun sesuai dengan ketentuan yang berlaku.(2). Melakukan pengawasan atas kebijaksanaan operasional yang dilaksanakan oleh Direksi dalam menjalankan Perseroan, serta (3). Memberikan nasihat dan bimbingan kepada Direksi.

Tugas dan kewajiban Dewan Komisaris tersebut harus dilakukan secara independen yang dapat dirinci sebagaimana di bawah ini

a) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris dalam Pengawasan serta Pemberian Nasehat.

(1) Melakukan Pengawasan dan pengendalian terhadap kepada Direksi dan seluruh jajaran bank dan pemberian nasihat kepada Direksi tersebut dilakukan untuk kepentingan Perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

(2) Tugas memberikan nasehat meliputi segala hal termasuk didalamnya meminta agar Direksi melakukan tindakan-tindakan tertentu sepanjang untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud dan tujuan Bank. Pemberian nasehat ini tidak mengikat untuk dijalankan oleh Direksi, namun Dewan Komisaris berhak meminta dan memperoleh alasan tidak


(15)

(3) Pengawasan dan Pemberian nasihat keada direksi tersebut dilakukan untuk kepentingan perseroan dan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan.

(4) Dalam menjalankan fungsi pemberian nasehat dan fungsi pengawasan mencakup pula tindakan Dewan Komisaris berupa pencegahan terhadap kebijakan dan tindakan Direksi yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank, langkah-langkah perbaikan yang wajib dilakukan Bank dan pemberhentian sementara Anggota Direksi, dengan tetap mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

(5) Mengarahkan, memantau dan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis Bank.

(6) Untuk membantu pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris wajib membentuk komite yang anggotanya seorang atau lebih adalah anggota Dewan Komisaris.

Komite dibentuk oleh Dewan Komisaris berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris paling kurang terdiri dari Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Komite Nominasi dengan ketentuan sebagai berikut :

(a) Komite Audit

Tugas dan tanggung jawab Komite Audit adalah melakukan pemantauan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.

Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris, Komite Audit melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap :

i. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Intern

ii. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik dengan standar audit yang berlaku

iii. Kesesuaian laporan keuangan dan standar yang berlaku

iv. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan Satuan Kerja Audit Intern, akuntan publik, dan hasil pengawasan Bank Indonesia atau instansi lainnya.

v. Melakukan review atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan.


(16)

(b) Komite Pemantau Risiko

Tugas dan tanggungjawab Komite Pemantau Risiko adalah melakukan: i. Evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan dengan

pelaksanaan kebijakan manajemen risiko

ii. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko

iii. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris atas hasil evaluasi dan pemantauan yang dilakukan.

(c) Tugas dan Kewajiban Komite Remunerasi dan Nominasi adalah sebagai berikut :

i. Terkait dengan kebijakan Remunerasi :

- Menyusun dan mengevaluasi kebijakan remunerasi ;

- Memastikan bahwa kebijakan remunerasi paling kurang

sesuai dengan kinerja keuangan dan pemenuhan cadangan, prestasi kerja individu, kewajaran dengan peer Grup dan pertimbangan sasaran serta strategi jangka panjang bank.

- Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris

mengenai :

 Kebijakan remunerasi bagi Dewan KomisarisDireksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham.

 Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.

ii. Terkait dengan kebijakan Nominasi :

- Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan / atau penggantian anggota Dewan Komisaris Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang saham.

- Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan / atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham

- Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris. Dalam hal anggota Komite Remunerasi dan Nominasi ditetapkan lebih dari 3 (tiga) orang maka anggota Komisaris


(17)

b) Memastikan komite-komite yang telah dibentuk berdasarkan Keputusan Rapat Dewan Komisaris menjalankan tugasnya secara efektif.

c) Dapat menunjuk Konsultan, Kantor Akuntan Publik dan Konsultan Hukum untuk melaksanakan tugas tertentu yang dipandang perlu atas biaya Bank. d) Melaporkan kegiatan pengawasan atas usaha Bank kepada Pemegang Saham

secara berkala.

2) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Dalam Penetapan Kebijakan Bank

a. Dewan Komisaris menetapkan kebijaksanaan umum Bank berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku tentang :

(1) Tata cara pengawasan dan pengelolaan Bank

(2) Peraturan tata tertib dan tata cara menjalankan pekerjaan Direksi yang dituangkan dalam keputusan Dewan Komisaris

(3) Pedoman dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris, paling kurang berisi pengaturan etika kerja, waktu kerja dan pengaturan rapat.

b. Disamping menetapkan kebijakan-kebijakan tersebut di atas, berkenaan dengan kebijakan Bank, Dewan Komisaris juga :

(1) Menilai kecukupan materi Internal Audit Charter (Piagam Audit Intern) secara periodik bersama Direktur Utama agar pelaksanaan Audit Intern senantiasa berada pada tingkat optimal

(2) Menyetujui kebijakan-kebijakan Bank yang merupakan bagian dari manajemen risiko sebagaimana pada butir 7 huruf e di bawah ini

3) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris dalam Melakukan Pengurusan Bank

a) Dewan Komisaris melakukan pengurusan sementara Bank apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara, terhadapnya berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang dan kewajiban Direksi terhadap Perseroan dan pihak ketiga.

b) Dalam hal jabatan semua anggota Direksi lowong oleh sebab apapun, Dewan Komisaris untuk jangka waktu tertentu melakukan tindakan pengurusan dan terhadapnya berlaku semua ketentuan mengenai hak, wewenang dan kewajiban Direksi terhadap Bank dan pihak ketiga.

4) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan

Sehubungan dengan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bank, Dewan Komisaris mempunyai tugas dan kewajiban sebagai berikut :


(18)

a) Mengevaluasi dan memberikan persetujuan atas Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Bank yang dibuat oleh Direksi sebelum tahun buku dimulai

b) Meyetujui perubahan Rencana Kerja Tahunan, dalam hal terjadi perubahan harus dikemukakan alasannya dan wajib disampaikan kepada OJK selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah tanggal dilakukannya perubahan

c) Memberikan pendapat tentang pelaksanaan Rencana Bisnis berupa penilaian aspek kuantitatif maupun kualitatif terhadap realisasi Rencana Bisnis.

5) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan Pelaksanaan GCG :

a) Memastikan terselenggaranya pelaksanaan GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi Bank.

b) Dalam rangka pelaksanaan aspek independensi dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi, Dewan Komisaris memberikan kebebasan sepenuhnya tanpa mencampuri atau mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pejabat atau tim yang telah mendapat pelimpahan wewenang memutus untuk hal-hal tertentu dan dalam batas-batas yang telah ditetapkan oleh Direksi.

c) Memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari satuan kerja audit intern Bank, ., auditor eksternal, hasil pengawasan Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya. d) Mengungkapkan remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS pada

laporan pelaksanaan GCG

e) Memberitahukan kepada OJK paling lambat 7 (tujuh) hari sejak ditemukannya :

o Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan dan perbankan dan ;

o Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.

e) Mengungkapkan saham yang dimilikinya apabila mencapai 5% (lima perseratus) atau lebih pada Bank atau perusahaan lain, yang berkedudukan di dalam dan di luar negeri.

f) Mengungkapkan hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lain, anggota Direksi dan/atau pemegang saham pengendali Bank, dalam laporan pelaksanaan Good Corporate Governance.

g) Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk pelaksanaan pemeriksaan Bank atas penetapan Pengadilan dengan memperhatikan ketentuan perundang-undangan tentang kerahasiaan bank.


(19)

6) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan RUPS

a) Dewan Komisaris melakukan pemanggilan untuk penyelenggaraan RUPS dalam hal Direksi tidak melakukan pemanggilan RUPS dalam jangka waktu paling lambat 15 (lima belas) hal terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan RUPS diterima Bank.

b) Dalam hal tertentu Dewan Komisaris melakukan pemanggilan RUPS kepada pemegang saham berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri.

c) Komisaris Utama memimpin RUPS. Dalam hal Komisaris Utama tidak ada atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris.

Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, RUPS dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi.

7) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan dengan Pelaksanaan Manajemen Risiko meliputi :

a) Memahami Risiko Likuiditas dan menyadari pentingnya penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas.

b) Melakukan persetujuan dan evaluasi berkala mengenai kebijakan dan strategi yang terkait dengan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas termasuk rencana pendanaan darurat (Contingency Funding Plan). Evaluasi berkala dilakukan paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau dalam frekuensi yang lebih tinggi dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara signifikan.

c) Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan manajemen risiko tersebut di atas, yang dilakukan sekurang-kurangnya secara triwulan.

d) Mengevaluasi dan memutuskan permohonan ataua usulan Direksi yang berkaitan dengan transaksi atau kegiatan usaha yang melampaui kewenangan memutus Direksi, sehingga memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. e) Melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa Direksi telah menerapkan

Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas sesuai dengan kebijakan dan strategi Bank

f) Menyetujui kebijakan-kebijakan Bank yang merupakan bagian dari manajemen risiko yaitu :

(1) Kebijakan tentang aktiva produktif dalam bentuk penempatan (2) Kebijakan tentang aktiva produktif dalam bentuk surat berharga (3) Kebijakan tentang Restrukturisasi Kredit


(20)

(4) Kebijakan tentang hapus buku dan hapus tagih. (5) Kebijakan tentang Restrukturisasi Pembiayaan

g) Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan sebagaimana pada huruf e di atas.

8) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Sehubungan Dengan Penerapan Program Anti Pencucian Uang (APU) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT)

Sehubungan dengan Penerapan Program APU dan PPT tugas dan kewajiban Dewan Komisaris adalah melakukan pengawasan aktif paling kurang mencakup: a) Memberikan persetujuan atas kebijakan dan prosedur penerapan program

APU dan PPT dan ;

b) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan tanggung jawab Direksi terhadap penerapan program APU dan PPT, termasuk komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan ;

c) Pengawasan atas kepatuhan terhadap penerapan Program APU dan PPT dilakukan oleh Direksi melalui Direktur Kepatuhan dan/atau Satuan Audit Intern Bank.

9) Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris sehubungan dengan Kesehatan Bank

a) Komisaris dan Direksi wajib memantau dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan agar tingkat kesehatan bank dapat dipenuhi.

b) Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip pengelolaan Bank secara sehat berdasarkan CAMELS (capital, asset quality, management, earning, liquidity dan sensitivity to market risk).

c) Menyampaikan action plan yang memuat langkah-langkah perbaikan yang wajib dilaksanakan oleh Bank terhadap permasalahan signifikan dengan target waktu penyelesaian selama periode tertentu atas permintaan Bank Indonesia kepada Dewan Komisaris, Direksi dan/atau Pemegang Saham 10)Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris sehubungan dengan Laporan

Tahunan

a) Dewan Komisaris dalam fungsinya sebagai pengawas, menyampaikan laporan pertanggungjawaban tugas pengawasan atas pengelolaan Bank oleh Direksi selama tahun buku kepada RUPS. Laporan pengawasan Dewan Komisaris ini merupakan bagian dari Laporan Tahunan yang disampaikan kepada RUPS untuk memperoleh persetujuan.

b) Dewan Komisaris menandatangani Laporan Tahunan bersama-sama dengan semua anggota Direksi yang menjabat pada tahun buku yang bersangkutan


(21)

c) Dalam hal terdapat Dewan Komisaris yang tidak menandatangani Laporan Tahunan, yang bersangkutan harus menyebutkan alasannya secara tertulis, atau alasan tersebut dinyatakan oleh Direksi dalam surat tersendiri yang dilekatkan dalam Laporan Tahunan

d) Dalam hal terdapat anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani Laporan Tahunan dan tidak memberi alasan secara tertulis, yang bersangkutan dianggap telah menyetujui isi Laporan Tahunan. e) Dengan diberikannya persetujuan atas Laporan Tahunan dan pengesahan atas

laporan keuangan oleh RUPS, berarti RUPS telah memberikan pembebasan dan pelunasan tanggung jawab (release and discharge, acquit et de charge) kepada masing-masing anggota Dewan Komisaris sejauh hal-hal tersebut tercermin dari laporan tahunan, dengan tidak mengurangi tanggung jawab masing-masing anggota Dewan Komisaris dalam hal terjadi tindak pidana atau kesalahan dan atau kelalaian yang menimbulkan kerugian bagi pihak ketiga yang tidak dapat dipenuhi dengan asset perusahaan.

11)Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Berkaitan dengan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) adalah sebagai berikut :

a) Memberikan persetujuan pengangkatan atau pemberhentian Kepala SKAI oleh Direksi dan melaporkan kepada Bank Indonesia selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal pengangkatan atau pemberhentian disertai dengan pertimbangan dan alasannya.

b) Memberikan persetujuan Internal Audit Charter, menanggapi rencana Audit Intern dan masalah-masalah yang ditemukan oleh Auditor Intern serta menentukan pemeriksaan khusus oleh SKAI apabila terdapat dugaan terjadinya kecurangan, penyimpangan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

c) Mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam hal Auditee tidak menindaklanjuti laporan Kepala SKAI.

d) Memastikan bahwa laporan-laporan yang disampaikan kepada Bank Indonesia serta instansi lain yang berkepentingan telah dilakukan dengan benar dan tepat waktu, dan bank mematuhi ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku.

e) Memastikan bahwa manajemen menjamin baik Auditor Ekstern maupun Intern dapat bekerja sesuai dengan standar auditing yang berlaku.

f) Memastikan bahwa manajemen telah menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip pengelolaan bank secara sehat.


(22)

g) Menilai efektivitas pelaksanaan fungsi SKAI

h) Menandatangani laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil audit intern termasuk informasi audit yang bersifat rahasia bersama Direktur Utama untuk disampaikan kepada OJK setiap akhir semester (Juni dan Desember), selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah bulan laporan.

12)Tugas dan Kewajiban Dewan Komisaris Lainnya

a) Membantu dan mendorong usaha pembiayaan dan pengembangan Bank b) Bersama dengan Direktur Utama menugaskan dan memberhentikan salah satu

anggota Direksi sebagai Direktur Kepatuhan dengan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Bank Indonesia.

c) Bersama dengan Direktur Utama menunjuk Direktur Unit Usaha Syariah (UUS) yang bertanggung jawab penuh terhadap UUS.

d) Dalam jangka waktu paling lambat 7 (tujuh) dari terhitung sejak diketahui adanya pengangkatan anggota Direksi yang tidak memenuhi persyaratan, Dewan Komisaris atau anggota Direksi lainnya harus mengumumkan batalnya pengangkatan anggota Direksi tersebut dalam Surat Kabar dan memberitahukannya kepada Menteri untuk dicatat dalam daftar Perseroan. e) Membuat risalah rapat Dewan Komisaris menyimpan salinannya

f) Memantau secara seksama Laporan Triwulan mengenai Pelaksanaan Program Restrukturisasi Kredit yang telah diperjanjikan dan disampaikan kepada Bank Indonesia.

b. Waktu Kerja

1) Anggota Dewan Komisaris wajib menyediakan waktu yang cukup untuk melasanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.

2) Kehadiran anggota Dewan Komisaris di Bank, meliputi seluruh unit kerja Bank dan atau lokasi yang terkait dengan kegiatan Bank.

c. Wewenang dan Hak

1. Wewenang Dewan Komisaris

Dewan Komisaris memiliki wewenang untuk melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :

a) Memberikan persetujuan atas rencana kerja dan anggaran tahunan Bank yang dibuat oleh Direksi sebelum tahun buku dimulai

b) Menyetujui pelaksanaan keputusan RUPS mengenai penambahan modal Bank berdasarkan penyerahan kewenangan dari RUPS untuk jangka waktu


(23)

c) Menyetujui Rancangan Penggabungan Bank yang dibuat Direksi untuk diajukan kepada dan diputuskan oleh RUPS

d) Menunjuk 1 (satu) atau lebih anggota Dewan Komisaris untuk mengurus Bank dalam hal jabatan semua anggota Direksi lowong oleh sebab apapun e) Mewakili Bank di dalam maupun di luar pengadilan apabila seluruh anggota

Direksi mempunyai benturan kepentingan dengan Bank

f) Menetapkan ketentuan tentang besarnya gaji dan tunjangan anggota Direksi melalui Keputusan Rapat Dewan Komisaris dalam hal Dewan Komisaris menerima pelimpahan kewenangan untuk menetapkan ketentuan tersebut dari RUPS

g) Memberhentikan sementara Anggota Direksi untuk kepentingan Bank yang tidak dapat ditunda. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan secara tertulis kepada anggota Direksi yang bersangkutan, disertai alasannya. Dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sesudah pemberhentian sementara, Dewan Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan RUPS yang akan memutuskan apakah RUPS mencabut atau menguatkan keputusan pemberhentian sementara tersebut. Dalam RUPS tersebut anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri

h) Memeriksa semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi, baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri, setiap waktu dalam jam kerja kantor Bank

i) Dewan Komisaris dapat meminta kepada Direksi dengan surat tercatat disertai alasan untuk menyelenggarakan RUPS tahunan atau lainnya untuk kepentingan Bank

j) Dewan Komisaris dapat mengajukan usul pembubaran Perseroan kepada RUPS

2. Hak Dewan Komisaris

Anggota Dewan Komisaris memiliki hak-hak sebagai berikut : 1) Melakukan rangkap jabatan yang dibatasi hanya sebagai :

a) Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau pejabat Eksekutif pada 1 (satu) lembaga / perusahaan bukan lembaga keuangan atau

b) Anggota Dewan Komisaris, Direksi atau Pejabat Eksekutif yang melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu) perusahaan anak bukan Bank yang dikendalikan oleh Bank.


(24)

Tidak termasuk rangkap jabatan apabila anggota Dewan Komisaris non Independen menjalankan tugas fungsional dari pemegang saham Bank yang bentuk badan hukum pada kelompok usahannya, dan/atau anggota Dewan Komisaris menduduki jabatan pada organisasi atau lembaga nirlaba, sepanjang yang bersangkutan tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab sebagai anggota Dewan Komisaris Bank

2) Mendapat gaji atau honorarium dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditentukan oleh RUPS

3) Mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada Bank paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran d

4) Memperoleh setiap risalah rapat Direksi dan segala laporan yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan Direksi serta jalannya pengurusan yang dilakukan oleh Direksi.

d. Tanggung Jawab Dewan Komisaris

1) Dewan Komisaris bertanggung jawab atas pengawasan Bank

2) Setiap anggota Dewan Komisaris wajib dengan itikad baik (good faith duty), kehati-hatian (duty care & prudential care), dan bertanggung jawab dalam menajalankan tuggas pengawasan dan pemberian nasihat kepada Direksi untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud dan tujuan Bank.

3) Setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng (severally liable) ikut bertanggung jawab secara pribadi atas kerugian Bank apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai dalam menjalankan tugasnya.

4) Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian Bank apabila dapat membuktikan :

a) Telah melakukan pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Bank dan sesuai dengan maksud dan tujuan Bank

b) Tidak mempunyai kepentingan pribadi baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan Direksi yang mengakibatkan kerugian dan :

c) Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut.

5) Dewan Komisaris Direksi bertanggung jawab secara tanggung renteng atas kerugian Bank, dalam hal pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim setelah tahun buku berakhir dan ternyata Bank menderita kerugian


(25)

6) Dalam hal Laporan Keuangan yang disediakan ternyata tidak benar dan/atau menyesatkan, anggota Dewan Komisaris anggota Direksi secara tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan, kecuali terbukti bahwa keadaan tersebut bukan karena kesalahannya.

7) Dewan Komisaris yang karena kesalahan atau kelalaiannya menimbulkan kerugian pada Bank dapat digugat melalui pengadilan negeri atas nama Bank oleh pemegang saham yang mewakili paling sedikit 1/10 (satu persepuluh) bagian dari jumlah seluruh saham yang mempunyai hak suara

8) Dalam hal terjadi kepailitan karena kesalahan atau kelalaian Dewan Komisaris dalam melakukan pengawasan terhadap pengurusan yang dilaksanakan oleh Direksi dan kekayaan Bank tidak cukup untuk membayar seluruh kewajiban Bank akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng ikut bertanggung jawab dengan anggota Direksi atas kewajiban yang belum dilunasi.

9) Tanggung jawab tersebut pada huruf h berlaku juga bagi anggota Dewan Komisaris yang sudah tidak menjabat 5 (lima) tahun sebelum putusan pernyataan pailit diucapkan;

10)Anggota Dewan Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atas kepailitan Bank apabila dapat membuktikan bahwa :

a) Kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya ;

b) Telah melakukan tugas pengawasan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan Bank dan sesuai degnan maksud dan tujuan Bank ;

c) Tidak mempunyai kepentingan pribadi, baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan oleh Direksi yang mengakibatkan kepailitan dan ; d) Telah memberikan nasihat kepada Direksi untuk mencegah terjainya

kepailitan.

11)Apabila Dewan Komisaris melakukan kegiatan melampaui tugas dan kewenangannya dan secara hukum Dewan Komisaris dianggap telah melakukan perbuatan yang ultra vires (beyond power) atas tanggungjawabnya sendiri dapat digugat oleh setiap pemegang saham atas kerugian Bank akibat perbuatan Dewan Komisaris tersebut.

12)Dewan Komisaris bersama-sama dengan Direksi bertanggung jawab atas efektifitas penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas.

13)Ketentuan mengenai tanggung jawab Direksi dan/atau Dewan Komisaris atas kesalahan dan kelalaiannya yang diatur dalam Undang-undang ini tidak mengurangi ketentuan yang diatur dalam Undang-undang tentang Hukum Pidana.


(26)

e. Tugas dan Tanggungjawab Komisaris Utama

Disamping melakukan tugas dan kewajiban anggota Dewan Komisaris pada umumnya, tugas dan kewajiban Komisaris Utama adalah sebagai berikut :

a. Memimpin rapat Dewan Komisaris

Tugas Komisaris Utama sebagai primus inter pares adalah mengkoordinasikan kegiatan Dewan Komisaris

b. Memimpin Rapat Umum Pemegang Saham f. Tugas dan Kewajiban Komisaris Independen

Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang lebih objektif dan menempatkan kewajaran dan kesetaraan (fairness) berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholders lainnya. Oleh karena itu, disamping melakukan tugas dan kewajiban anggota Dewan Komisaris pada umumnya, Komisaris Independen juga mengetuai Komite Pemantau Resiko dan Komite Audit.

g. Larangan bagi Dewan Komisaris.

a. Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali menyangkut :

1) Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum dan;

2) Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan perundangan yang berlaku.

b. Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud pada butir 1 di atas, merupakan bagian dari tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris sehingga tidak meniadakan tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank.

c. Anggota Dewan Komisaris dilarang bertindak sebagai kuasa dari pemegang saham dalam pemungutan suara dalam RUPS.

d. Mayoritas anggota Dewan Komisaris dilarang saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat ketiga dengan sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.

e. Anggota Dewan Komisaris dilarang memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan Bank


(27)

f. Anggota Dewan Komisaris dilarang mengambil dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan Rapat Umum Pemegang Saham

g. Komisaris Independen dilarang menjadi pihak yang terafiliasi dengan pemegang utama, anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris lainnya


(28)

1.

Jumlah dan Komposisi

Berdasarkan Keputusan RUPS LB tanggal 25 Juni 2014 yang dituangkan dalam Akta No.22 tanggal 25 Juni 2014 yang dibuat oleh Notaris Julius Inggrit Parlindungan Situngkir, S.H., di Palangka Raya, susunan Dewan Komisaris dan Direksi PT. Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Tengah Periode Tahun 2014 – 2018 terhitung tanggal 25 Juni 2014, dengan susunan sebagai berikut :

Dewan Komisaris

Ahim Sian Rusan : Komisaris Utama Mas Saily Mochtar : Komisaris Independen Salian Djalin : Komisaris Independen Direksi

Yosapatasi : Direktur Utama Samsiah Nelly : Direktur Umum Rukmo Susedyanto : Direktur Pemasaran Sarifudin W. Daron : Direktur Kepatuhan

Jumlah anggota Dewan Komisaris sebanyak 3 (tiga) orang (dibawah jumlah anggota Direksi) yang ada sebanyak 4 (empat) orang, dan semuanya berdomisili di Indonesia yaitu di daerah kerja Bank, Provinsi Kalimantan Tengah Kota Palangka Raya.

2.

Kriteria dan Independensi

Sesuai dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 30 Oktober 2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum disebutkan bahwa Komisaris Independen adalah Anggota Komisaris yang tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan anggota Komisaris lainnya, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak Independen (Sesuai Pasal 1 angka 4 PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006)


(29)

Dari tabel di atas, seluruh anggota Dewan Komisaris PT. Bank Kalteng tidak memiliki

hubungan keluarga, hubungan keuangan, hubungan kepengurusan, hubungan kepemilikan saham dengan anggota Dewan Komisaris lain dan ataupun dengan anggota Direksi.

Dalam PBI tersebut juga mengatur bahwa paling kurang 50% dari jumlah anggota Komisaris adalah Komisaris Independen.

Keberadaan Komisaris Independen dimaksudkan untuk dapat mendorong terciptanya iklim dan lingkungan kerja yang tertib, objektif dan wajar serta kesetaraan diantara berbagai kepentingan termasuk kepentingan pemegang saham minoritas dan stakeholder lainnya.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan GCG Bank, dalam RUPS para Pemegang Saham menetapkan Komisaris Independen dengan jumlah dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam perundang-undangan guna menjalankan tugas pengawasan terhadap Bank dan kelompok usaha Bank, serta tidak melakukan kegiatan operasional usaha Bank.

Sesuai Pasal 6 PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 bahwa setiap usulan penggantian dan/atau pengangkatan anggota Dewan Komisaris kepada Rapat Umum Pemegang Saham harus memperhatikan Rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi (ayat 1) dan seluruh Anggota Dewan Komisaris harus memenuhi persyaratan dan telah lulus Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia/Otoritas Jasa Keuangan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (Fit and Proper Test) (ayat 3). NAMA HUBUNGAN KELUARGA DENGAN HUBUNGAN KEUANGAN DENGAN KEPENGURUSAN DAN KEPEMILIKAN SAHAM PADA

PERUSAHAAN LAIN

KET

Dekom Direksi Pemegang Saham

Dewan

Komisaris Direksi

Pemegang Saham Sebagai Anggota Dewan Komisaris Sebagai Anggota Direksi Sebagai Pemegang Saham

y tdk y tdk y tdk y tdk y tdk y tdk y tdk y tdk y tdk

Ahim S.

Rusan * * * * * * * * * Dekom

Periode Tahun 2014-2018 Salian Djalin * * * * * * * * *

Mas Saily


(30)

3.

Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

Berdasarkan PBI No. 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 Pasal 8 dan Pasal 9 Dewan Komisaris wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab secara Independen, Dewan Komisaris wajib memastikan terselenggaranya pelaksanaan Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi Bank.

Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum atau khusus dan bertugas mengawasi kebijakan Direksi dalam menjalankan Perseroan serta memberikan nasihat kepada Direksi.

Dewan Komisaris berwenang melakukan pengawasan terhadap pengurus PT. Bank Kalteng dengan melakukan pengawasan kepada Direksi dan satuan kerja lainnya yang terdapat dalam susunan organisasi serta bertanggung jawab kepada RUPS.

Dalam melakukan pengawasan dimaksud Komisaris wajib mengarahkan, memantau dan mengevaluasi serta menasehati atau memberi masukan pelaksanaan serta meminta penjelasan rencana strategis Bank dan ataupun hal lain yang dirasa perlu kepada Direksi. Sejalan dengan hal itu maka sesuai dengan Akta Notaris Ellys Nathalina, SH, MH. Notaris di Palangka Raya No. 26 tanggal 27 Juni 2009 Anggaran Dasar pasal 15 ayat (4) menyebutkan bahwa “Direksi dan setiap Anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris.”

Dewan Komisaris selama ini tidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali :

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum; dan

b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank atau peraturan perundangan yang berlaku.

Pengambilan keputusan oleh Dewan Komisaris adalah merupakan bagian dari tugas pengawasan oleh Komisaris, sehingga dengan demikian tidak meniadakan tanggung jawab Direksi atas pelaksanaan kepengurusan Bank cf. Peraturan Bank Indonesia No. 8/14/PBI/2006 Pasal 9 ayat 5 tanggal 5 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum.

Disamping itu disebutkan pula bahwa dengan pemberian izin / persetujuan secara tertulis terhadap, hal –hal yang diusulkan Direksi bukan merupakan tindakan pengurusan oleh Dewan Komisaris (cf. Undang-Undang RI No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 17 ayat (1) berikut penjelasannya).


(31)

Untuk mencapai pelaksanaan tugas kepengawasan yang efektif maka dibuatkan pembagian tugas yang jelas diantara anggota Dewan Komisaris sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris No. 006/SK/Dekom/PT.BPKT/I.15 tanggal 26 Januari 2015 tentang Pembagian Tugas, Wewenang dan Tanggung Jawab Anggota Dewan Komisaris PT. Bank Kalteng, dengan pengaturan sebagai berikut :

Komisaris Utama, ditugaskan mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas Dewan Komisaris.

Komisaris Independen, ditugaskan menangani Bidang Perencanaan & Pengembangan, Treasury, Teknologi Informasi, Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Komisaris Independen ditugaskan menangani Bidang Umum, Perkreditan, Akuntansi dan Pengawasan Intern.

4.

Pendidikan dan pelatihan yang diikuti Dewan Komisaris

Dalam rangka mengikuti perkembangan terkini tentang berbagai kebijakan pemerintah dan otoritas perbankan dan meningkatkan profesionalitas Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris mengikuti berbagai seminar dan workshop yang terinci sebagai berikut :

NO NAMA DEKOM WORKSHOP / SEMINAR YANG DIIKUTI

1 Ahim S Rusan (Komisaris Utama)

1. Seminar “Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) sebagai Wujud Implementasi Program Transformasi BPD Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah” diselenggarakan oleh Asbanda tanggal 23-25 Oktober 2015 di Balikpapan.

2. Sosialisasi “Program Transformasi Bank Pembangunan Daerah menjadi Bank yang Kuat, Kompetitif dan Kontributif bagi Pembangunan Daerah” diselenggarakan oleh Asbanda bulan September 2015 di Jakarta

3. Pembahasan :

- Rencana Pembentukan Project Management Office (PMO) Program Transformasi BPD ; - Workstream Program Transformasi

BPD”Diselenggarakan oleh Asbanda tanggal 2 Juli 2015 di Jakarta

4. Seminar “ Eksistensi BPD Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN Sektor Perbankan 2020” diselenggarakan oleh FKDK/P BPD -SI tanggal 21 Mei 2015


(32)

NO NAMA DEKOM WORKSHOP / SEMINAR YANG DIIKUTI

5. Seminar “Prospek Pendanaan dan Perkreditan bagi BPD di Tengah Turbulensi Ekonomi dan Pasar Komoditas Global di Tahun 2015” diselenggarakan Asbanda tanggal 9-10 April 2015 di Jakarta

6. Workshop “Identifikasi Substansi Langkah Anti Fraud dan Potentially Fraud” diselenggarakan oleh RMG tanggal 25-26 Maret 2015 di Jakarta

7. Seminar “Program Transformasi BPD Menuju Regional Champion untuk Meningkatkan Daya Saing BPD dalam Menghadapi MEA” diselenggarakan oleh Asbanda di Bukittinggi tgl. 14 Maret 2015

2 Mas Saily Mochtar (Komisaris Independen)

1. Workshop : “Implementasi Prinsip-prinsip Good Corporate Governance” Diselenggarakan oleh Asbanda tgl. 08-09 September 2014 di Bali.

2. Workshop : “ Bagaimana Meningkatkan Pembiayaan Infrastruktur Melalui Kredit Sindikasi, Tantangan & Risiko-Risikonya” Diselenggarakan oleh BSMR tgl. 26 -27 Februari 2015 di Jakarta.

3. Seminar : “Eksistensi BPD menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean Sektor Perbankan 2020” Diselenggarakan oleh FKDKP BDP Seluruh Indonesia pada Bulan Mei di Jakarta.

4. Workshop : “Risk management Perspective : Operational Risk, Liquidity Risk, and Liquidity Stress Testing, Cara Pengelolaan Risiko Operasional dan Strategi Meningkatkan Kualitas Permodalan (Liquiditas) dalam Aspek BASEL III” tanggal 19-20 Agustus 2015 di Jakarta.

5. Sosialisasi : “Peningkatan Kualitas Pelayanan Proses perizinan Bank Umum serta pengenalan e-licensing” Diselenggarakan oleh OJK tanggal 5 November 2015 di Surabaya (Tidak diberikan Sertifikat).

6. Membangun Key Performance Indicators (KPI) Direksi-Komisaris dan Implementasi POJK No. 45/POJK.03/2015 tanggal 28 Desember 2015 (Tata Kelola yang Baik dalam Pemberian Remunerasi Berdasarkan Kinerja dan Risiko bagi Bank Umum)


(33)

3 Salian Jalin

(Komisaris Independen)

1. Peran Komite Audit Dalam Rangka Pengawasan Aktif Dewan Komisaris RMI Jakarta 11 Februari 2015 s/d 12 Februari 2015.

2. BSMR - Program Pemeliharaan Sertifikat Manajemen Risiko Level 4.

3. Workshop - “Bagaimana Meningkatkan Pembiayaan Infrastruktur Melalui Kredit Sindikasi Tantangan dan Risiko-risikonya. Jakarta 26-27 Februari 2015.

4. Pengurus - Forum Komunikasi Dewan Komisaris/ Pengawas BPD Seluruh Indonesia. Eksistensi BPD Menyongsong Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean Sektor Perbankan 2020. Dalam Rangka Rapat Kerja Nasional FKDK/P BPDSI Tahun 2015. Jakarta, 21 Mei 2015.


(34)

1.

Pelaksanaan Pengawasan oleh Dewan Komisaris

Pelaksanaan pengawasan dan pemberian nasehat oleh Dewan Komisaris antara lain dilakukan melalui :

a. Permintaan keterangan secara tertulis kepada Direksi tentang suatu permasalahan yang terjadi

b. Melakukan evaluasi mengenai kebijakan dan pelaksanaan pengurusan Bank oleh Direksi dalam rapaat Dewan Komisaris untuk selanjutnya disampaikan kepada Direksi dalam bentuk pemberian pendapat, persetujuan atau arahan secara tertulis atau lisan dalam Rapat Direksi dengan Dewan Komisaris atau rapat-rapat lain yang dihadiri oleh anggota Direksi.

c. Kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris harus senantiasa dilandaskan pada maksud dan tujuan Bank dan atau hasil keputusan RUPS

d. Kunjungan ke Unit Kerja tertentu dalam rangka memastikan pelaksanaan operasional Bank, seperti pemasaran, SDM, Keuangan, dan lainnya berjalan secara efektif.

2.

Rapat Dewan Komisaris

a. Ketentuan Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisaris

1) Rapat Dewan Komisaris wajib diselenggarakan secara berkala paling kurang 6 (enam) kali dalam setahun.

2) Rapat Dewan Komisaris selain yang wajib diselenggarakan secara berkala tersebut, dapat pula dilakukan setiap waktu apabila dipandang perlu oleh seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris, atau atas permintaan tertulis Direksi atau pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu/persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.

3) Rapat Dewan Komisaris wajib dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Komisaris secara fisik paling kurang 2 (dua) kali dalam setahun.

4) Dalam hal anggota Dewan Komisaris tidak dapat menghadiri rapat secara fisik, maka dapat menghadiri rapat melalui teknologi telekonferensi


(35)

b. Tata Cara Pelaksanaan Rapat Dewan Komisaris

1) Pemanggilan dan tanggal rapat dilakukan oleh Komisaris Utama

2) Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan dengan Surat Tercatat yang disampaikan paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal rapat

3) Panggilan Rapat Dewan Komisaris harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat

4) Rapat Dewan Komisaris diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau tempat kegiatan usaha utama Bank

5) Apabila semua anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili, panggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan dan Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan dimanapun juga dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat

6) Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan yang tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh dan dari anggota Dewan Komisaris yang hadir 7) Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Komisaris hanya

oleh seorang anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa.

8) Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila lebih dari ½ (satu per dua) jumlah anggota Dewan Komisaris hadir atau diwakili dalam rapat.

9) Keputusan Rapat Dewan Komisaris diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat.

10)Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah suara yang sah yang dikeluarkan dalam rapat. 11)Apabila suara yang setuju dan tidak setuju berimbang, maka ketua rapat yang

akan menentukan.

12)Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya.

13)Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali ketua rapat menentukan lain tanpa ada keberatan dari yang hadir.


(36)

14)Suara balnko dan suara yang tidak sah, dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan.

15)Dewan Komisaris dapat pula mengambil keputusan yang mengikat di luar Rapat Dewan Komisaris, dengan syarat semua anggota Dewan Komisaris menyetujui secara tertulis dengan menandatangani usul yang bersangkutan. Keputusan tersebut mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris.

16)Segala keputusan Dewan Komisaris bersifat mengikat bagi seluruh anggota Dewan Komisaris. Hasil rapat Dewan Komisaris wajib dituangkan dalam risalah/notulen rapat dan salinannya didokumentasikan secara baik oleh Dewan Komisaris.

17)Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam rapat Dewan Komisaris wajib dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat beserta alasan perbedaan pendapat tersebut.

18)Menyelenggarakan RUPS setiap tahun paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku perseroan ditutup.

c. Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi

1) Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi diadakan sekurang-kurangnya sekali dalam tiap bulan dan atau sewaktu-waktu jika diperlukan

2) Rapat Dewan Komisaris dengan Direksi diadakan di tempat kedudukan Bank atau tempat lain, dengan bahan yang telah dipersiapkan yang memuat permasalahan yang akan dibahas, alternatif keputusan dan pihak-pihak yang akan menindaklanjuti.

3) Peserta rapat adalah seluruh anggota Dewan Komisaris, seluruh anggota Direksi, dan Corporate Secretary, serta bila diperlukan Pemimpin Satker atau pihak lain dapat disertakan dalam rapat Dewan Komisaris dengan Direksi tersebut.

4) Ketua rapat adalah Komisaris Utama dan apabila Komisaris Utama berhalangan maka salah seorang anggota Komisaris ditunjuk sebagai ketua rapat dan apabila Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan maka Komisaris yang tertua yang mengetahui rapat.

5) Segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat harus dituangkan dalam risalah rapat yang ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Direktur Utama. 6) Keputusan yang diambil dalam rapat tersebut mempunyai kekuatan hukum yang

sah.

7) Bertindak sebagai notulis dan mendokumentasikannya adalah Corporate Secretary.


(37)

NO KEGIATAN WAKTU ANGGARAN

1 Memantau, mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas Direksi dan seluruh jajaran bank atas pelaksanaan kegiatan operasional bank sehari hari

Sepanjang Tahun 2015 Pada hari kerja Bank

2 a. Memberikan arahan, saran, dan masukan / pendapat terhadap laporan pelaksanaan tugas Direksi dan struktural dibawah nya.

Pada hari kerja Bank

b. Memberikan arahan, saran dan masukan secara tertulis kepada Direksi diminta atau tidak diminta atas kegiatan Bank sehari hari

Sesuai jadwal yang ditetapkan

c. Memberikan arahan, saran dan masukan secara langsung dalam kegiatan rapat dan acara-acara resmi bank.

Setiap saat sesuai keperluan

3 Memberikan persetujuan atas langkah atau tindakan Direksi yang menurut ketentuan memerlukan persetujuan Dewan Komisaris. 4 Mengadakan Rapat Dewan Komisaris yang

terdiri atas

a. Rapat Dewan Komisaris

(Pembahasan Isu-isu aktual harian)

1 sd 2 x / bulan b. Rapat Dewan Komisaris dengan Komite

Dekom Membahas hasil Kerja dan Laporan Komite Pemantau Resiko, Komite Audit dan Komite Remunerasi dan Nominasi

1 sd 2 x / bulan

c. Rapat Dewan Komisaris yang diperluas dengan Direksi dan pejabat Eksekutif Bank ( Pemantauan dan evaluasi atas laporan bulanan interim gabungan bulanan ).

Minimal 1 x/bulan

d. Rapat Komite Dekom yang terdiri atas 1). Rapat Komite Audit

a) Pemantauan dan evaluasi atas laporan bulanan interim gabungan


(38)

bulan)

NO KEGIATAN WAKTU ANGGARAN

b) Evaluasi Laporan Kredit Bermasalah dari semua ……setiap akhir triwulan

c) Membahas hasil audit OJK

d) Membahas hasil audit Akuntan Publik.

e) Membahas hasil laporan audit Intern Semester I/2015

f) Membahas LHP DPI/KIC g) Membahas LHP OJK

h) Membahas LHP BPK-RI (bila ada Penjaringan KAP Membahas hasil Kerja KAP untuk Pemeriksaan Laporan Keuangan PT. Bank Kalteng untuk Disampaikan kepada RUPS.

2). Rapat Komite Pemantau Resiko. a) Membahas Surat-surat Masuk /

Dokumen Lain Yang Terkait Dengan Risiko

b) Membahas Laporan Profil Risiko Posisi Akhir Triwulan Yang Baru Ditutup Dan Dokumen Lain Yang Terkait.

c) Membahas Laporan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Dan Dokumen Lain Yang Terkait. d) Membahas Hal-hal Aktual Yang

Terkait Dengan Risiko Dan Manajemen Risiko

1 sd 5 x / bulan

3). Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi.

a) Membahas evaluasi terhadap kebijakan Remunerasi.

b) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai Kebijakan Remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk

Sesuai perkembangan keadaan dan Kebijakan Pengurus


(39)

disampaikan kepada RUPS.

NO KEGIATAN WAKTU ANGGARAN

c) Kebijakan Remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai Bank secara keseluruhan.

d) Memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur penjaringan , penyaringan, pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi serta Komite-komite Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.

e) Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite kepada Dewan Komisaris

5 Secara sendiri atau bersama-sama dengan Divisi Pengawasan Intern Melakukan kunjungan kerja ke Cabang-cabang dalam rangka pembinaan dan pengawasan Bank

Sesuai Kebutuhan

6 pengawasan Bank Melakukan studi banding ke Bank-bank lain dalam rangka peningkatan pengetahuan dan perbandingan.

Sesuai Kebutuhan

7 Megikuti seminar dan workshop dalam rangka peningkatan kapasitas dan kemampuan dewan komisaris dan Komite

Lihat Daftar

8 Menyampaikan laporan pengawasan pengendalian kepada OJK dan Pemerintah Daerah sesuai permintaan

Sesuai Kebutuhan

9 Menyelenggarakan RUPS segera setelah Laporan Keuangan di Audit oleh Akuntan Publik

Sesuai Jadwal

10 Menghadiri undangan pihak-pihak eksternal sesuai undangan pihak yang bersangkuta


(40)

1.

Produk Rekomendasi Dekom

Sepanjang tahun 2015, dalam menjalankan fungsi pengawasan, pengendalian dan pembinaan serta supervisi, Dewan Komisaris secara aktif dan berkesinambungan berinteraksi aktif dengan pihak Direksi dan/atau dengan jajaran Pegawai Bank terkait, baik melalui surat maupun rapat-rapat dan ataupun melakukan kunjungan langsung kelapangan untuk membahas hal-hal penting yang dirasa perlu dan memberikan Rekomendasi untuk ditindaklanjuti, dilaksanakan serta dipedomani sebagaimana mestinya.

Dalam menjalankan fungsi pengawasan tersebut Dewan Komisaris juga telah memanfaatkan dan memberdayakan 3 (tiga) Komite yang ada di Dewan Komisaris yaitu: Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite Remunerasi dan Nominasi.

Rekomendasi dari Dewan Komisaris dalam rangka pengawasan, pengendalian dan pembinaan serta supervisi dituangkan dalam surat-surat Dewan Komisaris kepada Direksi dan Risalah Rapat yang selama tahun 2015 tercatat sebanyak 304 buah surat. Secara rinci klarifikasi surat-surat/Risalah Rapat Dekom kepada Direksi merupakan upaya pengawasan, pembinaan dan pengendalian serta perbaikan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris selama tahun 2015, sebagaimana Daftar Rekapitulasi berikut ini :

DAFTAR SURAT-SURAT DEWAN KOMISARIS KEPADA DIREKSI SELAMA TAHUN 2015

NO SURAT-SURAT DEKOM TENTANG SEMESTER

I / 2015

SEMESTER II / 2015

JUMLAH

1. Rencana Bisnis Bank Umum (RBBU) 1 2 3

2. Good Corporate Governance (GCG) - 1 1

3. Aktiva Tetap & Inventaris 4 2 6

4. Corporate Social Responsibility (CSR) - 2 2

5. Perjanjian Kerjasama 4 19 23

6. Pemantauan Risiko 4 1 5

7. Kantor Akuntan Publik (KAP) 1 1 2


(41)

NO. SURAT-SURAT DEKOM TENTANG SEMESTER I / 2015

SEMESTER

II / 2015 JUMLAH

9. Kredit Usaha Rakyat (KUR) 4 1 5

10. Penempatan Dana 2 - 2

11. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) - 3 3

12. Remunerasi 4 3 7

13. Denda 1 1 1

14. Kredit Bermasalah dan Kredit Hapus Buku 7 10 17

15. Setoran Modal 2 - 2

16. Kerjasama dengan Pihak Kejaksaan 1 - 1

17. Laporan Keuangan 9 13 22

18. Pembuatan/Pengiriman Laporan 3 2 5

19. Kepegawaian - 3 3

20. Pengalihan Mata Anggaran 4 4 8

21. Struktur Organisasi 1 - 1

22. Teknologi Informasi 1 - 1

23. Pembinaan dan Pengawasan 15 5 20

24. PSAK 1 - 1

25. Uang Muka Pajak Jasa Giro Pemkab.

Katingan

2 - 2

26. Pendidikan dan Pelatihan 2 6 8

27. Pemeriksaan Kas 3 - 3

28. FKDK / P BPD-SI 1 - 1

29. Komite Dewan Komisaris 4 - 4

30. Pembangunan Gedung Kantor 1 1 2

31. Corporate Plan 1 - 1

32. RTGS - 2 2

33. Perkreditan - 2 2

34. PPH - 1 1


(42)

NO. SURAT-SURAT DEKOM TENTANG SEMESTER I / 2015

SEMESTER II / 2015

JUMLAH

36. Audit Intern dan Ekstern

40.1 Divisi Pengawasan Intern (DPI) 40.2 Kontrol Intern Cabang (KIC)

40.3 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) 8 9 - 7 20 1 15 29 1

40.4 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 40.5 Audit KAP

2 1 5 - 7 1

37. Rapat Rutin Satker 6 12 18

38. Risalah Rapat Intern

42.1 Dekom dengan Direksi 42.2 Intern Dewan Komisaris 42.3 Komite Audit

42.4 Komite Pemantau Risiko 42.5 Komite Remunerasi & Nominasi

1 10 4 4 2 - 10 3 3 3 1 20 7 7 5

JUMLAH 138 166 304

Dari hasil pengawasan, pengendalian dan pembinaan serta supervisi sebagaimana yang tertuang dalam surat-surat Dewan Komisaris diatas, secara umum rekomendasi dari Dewan Komisaris dapat diungkapkan sebagai berikut :

a. Sesuai bidang tugas maka kegiatan dari fungsi, tugas dan tanggung jawab serta kewenangan Dewan Komisaris yaitu mengingatkan, mengarahkan, memantau dan mengevaluasi Kebijakan Direksi serta memberi nasihat, telah dilaksanakan sebagaimana mestinya dengan berpedoman pada Tata Tertib Kerja yang bersifat mengikat bagi setiap anggota Dewan Komisaris, menunjuk Keputusan Dewan Komisaris No. 003/Kep/Dekom/ PT.BPKT/VII.2014 tanggal 1 Juli 2014.

b. Menunjuk PBI No 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran BI No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013, secara bertahap prinsip keterbukaan, akuntabilitas, tanggung jawab, independensi, kewajaran dan kehati-hatian dalam pengelolaan Bank, oleh Direksi dan jajarannya terus diupayakan penerapannya dalam kegiatan operasional Bank.


(1)

Hasil Penilaian PT. Bank Kalteng terhadap Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) PT. Bank Kalteng Tahun Buku 2015 adalah Peringkat 3 dengan predikat

“CUKUP BAIK“. Rincian Self Assessment GCG PT. Bank Kalteng tahun 2015 sebagai

berikut :

HASIL PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GCG

PERINGKAT DEFINISI PERINGKAT

Individual 3 (CUKUP BAIK)

Berdasarkan hasil self assessment terhadap 3 (tiga) faktor yaitu: Governance Structure, Governance Process dan Gavernance Outcome yang mencakupi 11 (sebelas) Kriteria/Indikator, bahwa secara umum sesuai dengan ketentuan dan Peraturan yang berlaku, hal ini tercermin dari pemenuhan yang memadai atas

prinsip-prinsip Good Corporate Governance, PT. Bank Kalteng telah melakukan Good Corporate

Governance.

Apabila terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip

Good Corporate Governance, maka secara umum kelemahan tersebut kurang signifikan terhadap operasional Bank dan dapat diselesaikan dengan tindakan normatif oleh pihak Manajemen/Pengurus Bank.


(2)

Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Bank Kalteng merupakan sarana bagi seluruh Pemegang Saham untuk mengambil keputusan bagi PT. Bank Kalteng yang pelaksanaanyaa diatur dalam batas yang ditentukan sebagaimana tertuang dalam UU Perseroan Terbatas dan atau Anggaran Dasar PT. Bank Kalteng.

RUPS berwenang untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui Laporan Tahunan, menunjuk Akuntan Publik (Audiotr Eksternal), dan menentukan jumlah Kompensasi / Remunerasi yang diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi.

PT. Bank Kalteng melaksanakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada tanggal 09 Juni 2015, bertempat di Aula Eka Hapakat (Lantai III) Kantor Gubernur Kalimantan Tengah.

Materi dan agenda utama yang menjadi pembahasan yaitu :

1. Pembahasan dan pengesahan atas Laporan Tahunan untuk Tahun Buku sebelumnya yang telah ditutup, dalam kaitan itu Laporan Tahun Buku 2014 PT. Bank Kalteng;

2. Menetapkan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ditunjuk untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan Tahun Buku yang sedang berjalan, dalam kaitan itu Audit atas Laporan Keuangan Tahunan Tahun Buku 2015 PT. Bank Kalteng;

3. Menetapkan keputasan atas hal-hal ang diusulkan yang menjadi agenda dari RUPS. Pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan dipimpin oleh Komisaris Utama dan dihadiri oleh seratus persen (100%) Pemegang Saham.

Agenda 1 Persetujuan dan Pengesahan Laporan Tahunan Tahun 2014 PT. Bank Kalteng

Agenda 2 Penetapan Kantor Akuntan Publik yang akan melakukan audit atas Laporan Keuangan Tahunan PT. Bank Kalteng Tahun Buku 2015

Agenda 3 Pembebanan PPh 21 pada PT. Bank Kalteng

Agenda 4 Visi Misi dan Arah Pengembangan PT. Bank Kalteng kedepan


(3)

Dalam pelaksanaan RUPS Tahunan Tahun Buku 2015 telah disetujui dan disahkan hal-hal sebagai berikut :

1. Laporan Tahunan 2014 yang meliputi : Laporan Pertanggungjawaban Direksi dan Laporan tentang Tugas Pengawasan yang dilakukan oleh Dewan Komisaris dalam pengurusan dan Pengawasan Perseroan Tahun Buku 2014 dan Laporan Keuangan Tahun Buku 2014 yang telah diaudit oleh Kantor akuntan Publik (KAP) Ellya Noorlisyati &

Rekan di Jakarta dengan opini “Wajar Dalam Semua Hal Yang Material”;

2. Tambahan Modal Setor untuk Tahun 2014 sebesar Rp. 69.146.400.000,- (enam puluh sembilan juta seratus empat puluh enam ribu empat ratus ribu rupiah) dan Tahun 2015 sebesar Rp. 96.994.399.998,- (sembilan puluh enam milyar sembilan ratus sembilan puluh empat juta tiga ratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan

puluh delapan rupiah) sehingga jumlah keseluruhan Modal Setor menjadi Rp. 531.857.416.830,- (lima ratus tiga puluh satu milyar delapan ratus lima puluh tujuh

juta empat ratus enam belas ribu delapan ratus tiga puluh rupiah);

3. Tambahan Modal Setor dalam tahun Buku 2014 (26 Juni 2014 s/d 31 Desember 2014) sebesar Rp. 69.146.400.000,- (enam puluh Sembilan milyar seratus empat puluh enam juta empat ratus ribu rupiah) sehingga menjadi Rp. 365.716.616.832,- + Rp. 69.146.400.000,- = Rp. 434.863.016.832,- (empat ratus tiga pulh empat milyar

delapan ratus enam puluh tiga juta enam belas ribu delapan ratus tiga puluh dua rupiah). Sehingga total modal tersebut sebagai dasar untuk menghitung pembagian dividen kepada masing-masing Pemegang Saham Tahun Buku 2014.

4. Pembagian Laba Bersih Tahun Buku 2014 sebesar Rp. 169.022.393.702,- (seratus enam puluh sembilan milyar dua puluh dua juta tiga ratus sembilan puluh tiga ribu tujuh ratus dua rupiah) dengan prosentase (komposisi) yang sama dengan pembagian laba tahun lalu, yaitu :

NO URAIAN KOMPOSISI

1 Dividen Peserta Modal 58,00 % 2 Cadangan Umum 15,00 % 3 Cadangan Tujuan 10,00 % 4 Dana Kesejahteraan 10,00 % 5 Tantiem Direksi & Dewan Komisaris 7,00 %


(4)

5. Untuk Penghitungan Dividen tahun buku 2014 menjadi sebesar Rp. 98.032.988.347,16 (Sembilan puluh delapan milyar tiga puluh dua juta Sembilan ratus delapan puluh delapan ribu tiga ratus empat puluh tujuh rupiah, enam belas perseratus) dengan rincian sebagai berikut :

(dalam rupiah)

No. PEMEGANG SAHAM

Tahun Buku 2014

(dibagi ke Pemegang Saham Tahun 2015) Modal Per

31 Desember 2014 % Total Dividen

1 Pemprov. Kalteng 180,000,010,134.00 41.39% 37,075,679,486.26

2 Pemkab. Kobar 22,688,000,000.00 5.22% 5,806,819,427.70

3 Pemkab. Sukamara 23,500,000,000.00 5.40% 5,894,430,861.04

4 Pemkab. Barito Selatan 20,688,000,000.00 4.76% 5,253,635,144.81

5 Pemkab. Kotim 21,520,000,000.00 4.95% 5,747,690,957.16

6 Pemkab. Katingan 16,250,000,000.00 3.74% 3,619,254,974.51

7 Pemkab. Barito Utara 22,014,400,008.00 5.06% 4,831,224,481.21

8 Pemkab. Murung Raya 18,000,000,000.00 4.14% 4,185,227,886.35

9 Pemkab. Barito Timur 16,600,000,000.00 3.82% 3,644,726,069.64

10 Pemkab. Gunung Mas 20,800,000,000.00 4.78% 4,618,228,513.28

11 Pemkab. Kapuas 15,327,000,000.00 3.52% 3,348,727,803.27

12 Pemkab. Seruyan 22,000,000,000.00 5.06% 5,579,549,236.73

13 Pemkab. Lamandau 19,500,000,000.00 4.48% 4,760,649,871.36

14 Pemkab. Pulang Pisau 9,900,000,000.00 2.28% 2,288,539,902.23

15 Pemkot. Palangka Raya 6,075,606,690.00 1.40% 1,378,603,731.61

JUMLAH 434,863,016,832.00 100.00% 98,032,988,347.16

6. Menetapkan Dan menunjuk Kantor Akuntan Publik (KAP) yang mengaudit Laporan Keuangan PT. Bank Kalteng untuk Tahun Buku 2015 yaitu mengusulkan KAP Doli, Bambang, Sulistiyanto, Dadang & Ali Menara Kuningan Jl. HR. Rasuma Said Jakarta dengan biaya sebesar Rp. 525.349.000,- (lima ratus dua puluh lima juta tiga ratus empat puluh Sembilan ribu rupiah);

7. Pembebanan PPh Pasal 21 tahun buku 2014 dan tahun buku 2015 menggunakan Metode Gross-Up (dibebankan kepada Bank), sedangkan untuk tahun buku 2016 dan seterusnya diselesaikan pada tahun yang bersangkutan;

8. Berkenaan dengan asset kendaraan terutama mobil, Pelelangan dilakukan setelah hapus buku. Aset kendaraan khususnya mobil yang dapat dihapusbukuan dan dilelang adalah mobil / kendaraan yang telah berusia 8 (delapan) tahun ke atas, dengan system lelang terbuka setelah terlebih dahulu dievaluasi oleh Tim Penilai Independen. Sedangkan kendaraan yang belum mencapai usia tersebut (8 tahun)dan berada di tangan pihak-pihak di luar Bank, supaya ditugaskan kepada Direksi untuk ditarik dan diamankan untuk


(5)

9. Berkenaan dengan kasus-kasus hukum yang dihadapi oleh Bank, RUPS memerintahkan kepada Direksi untuk menanyakan kepada pihak-pihak yang berwenang atau terkait dan hasilnya dilaporkan dengan tuntas kepada PSP selambatnya bulan juli 2015;

10.Perlakuan cuti besar untuk pengurus Bank diputuskan untuk dihapus;

11.Perlakuan biaya berobat bagi pengurus dan karyawan Bank diputuskan untuk tidak dibedakan artiya diperlakukan sama dan masuk di dalam BPJS;

12.Usul pembukaan Unit Layanan Ban Kalteng di Manuhing Tumbang Talaken, dengan terlebih dahulu dilakukan Survey oleh Bank pada tahun 2015 dan hasilnya akan dilaporkan lebih lanjut pada RUPS yang akan datang;

13.Dalam rangka memperkuat permodalan Bank, RUPS mengusulkan agar RUPS tahun 2016 mempertimbangkan usulan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang pembagian Dividen kepada Pemegang Saham sebesar 30% dari Laba Bersih;

14.Perkuatan Modal Bank dengan menugaskan kepada Direksi untuk melakukan penilaian kembali terhadap Nilai Wajar Saham 5% yang diberikan kesempatan kepada Pihak Ketiga dan melaporkannya kepada PSP pada minggu ketiga bulan juli 2015.

Realisasi dari Keputusa RUPS tahun buku 2014 pada tanggal 09 Juni 2015

sebagaimana tertuang dalam setiap hasil keputusan RUPS telah dilaksanakan

dan direalisasikan

.


(6)