Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Tayangan Talk Show Lobby (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Talk Show “Lobby” Di Arek Televisi).

(1)

( Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Talk Show “Lobby” Di Arek Televisi )

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : “Veteran” Jawa Timur

Oleh :

BAYU ADI PRADANA NPM : 0343010166

YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PRODI ILMU KOMUNIKASI

JAWA TIMUR

2010


(2)

HALAMAN JUDUL……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN SKRIPSI... ii

HALAMAN PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ... iii

KATA PENGANTAR………... iv

DAFTAR ISI……….. vi

DAFTAR GAMBAR………. viii

DAFTAR TABEL………. ix

ABSTRAKSI………. x

BAB I. PENDAHULUAN………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah………... 1

1.2 Perumusan Masalah………... 7

1.3 Tujuan Penelitian………... 7

1.4 Kegunaan Penelitian………... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA……...…………... 9

2.1 Komunikasi Massa ………... 9

2.2 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik ... 11

2.3 Isi Pesan Televisi ... 14

2.4 Pemirsa Televisi ... 15

2.5 Program Talk Show Di Televisi ... 16

2.6 Tingkat Pengetahuan... 21

2.7 Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Response)... 22

2.8 Kerangka Berpikir... 24

BAB III. METODE PENELITIAN... 27

3.1 Defenisi Operasional... 27

3.1.1 Talk Show Lobby Di Arek Televisi……….. 27

3.2 Tingkat Pengetahuan……….……… 28


(3)

vii

3.6 Teknik Pengumpulan Data... 35

3.7 Teknik Analisis Data………. 36

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 37

41 Penyajian Data Dan Analisisi Data... 37

4.1.1 Identitas responden……… 37

4.1.2 Tingkat Pengetahuan Responden………. 43

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 65

5.1 Kesimpulan... 65

5.2 Saran... 66

DAFTAR PUSTAKA... 67


(4)

Gambar.1. Model Teori S-O-R... 23 Gambar 2. Kerangka Berpikir... 26


(5)

ix

Tabel 1. Kelompok Usia Responden………. 37

Tabel 2. Jenis Kelamin Responden……… 39

Tabel 3. Pekerjaan Responden……….. 40

Tabel 4. Tayangan talk show Lobby di Arek Televisi……….. 41

Tabel 5. Frekuensi dalam menonton media televisi... 41

Tabel 6. Durasi Menonton Tayangan talk show Lobby di Arek Televisi dalam satu minggu... 42

Tabel 7. Tayang setiap hari senin sampai jumat... 43

Tabel 8. Penayangan mulai pada pukul 20.00 WIB sampai 21.00 WIB 44 Tabel 9. Topik/Tema relevan dengan permasalahan yang tengah terjadi dimasyarakat... 45

Tabel 10. Topik/Tema bisa menjadi wacana dalam mencari solusi dalam memecahkan masalah yang tengah terjadi dimasyarakat... 46 Tabel 11. Topik/Tema tidak berkaitan dengan tujuan dari politik tertentu... 47

Tabel 12. Tokoh/pakar sesuai dengan tema/topik... 48

Tabel 13. Tokoh/pakar merupakan tokoh sentral dalam isu yang tengah dibahas (pengambil keputusan)... 49

Tabel 14. Tokoh/pakar relevan, logis dan terperinci dalam memberikan uraian pembahasan... 50

Tabel 15. Pembawa acara/presenter Talk Show Cerdas………... 51

Tabel 16. Pembawa acara/presenter Talk Show Fairness kepada pihak pro dan kontra………... 52

Tabel 17. Pembawa acara/presenter Talk Show Kritis dalam menanyakan permasalahan... 53

Tabel 18. Pembawa acara/presenter Talk Show Detail dalam menanyakan permasalahan………... 55

Tabel 19. Pembawa acara/presenter Talk Show Presenter perempuan… 56 Tabel 20. Pembawa acara/presenter Talk Show Presenter laki-laki…… 57

Tabel 21. Pembawa acara/presenter Talk Show Tegas……… 58

Tabel 22. Pembawa acara/presenter Talk Show Atraktif……… 60

Tabel 23. Nomor telepon interaktif Talk Show……… 61

Tabel 24. Akun jejaring sosial facebook Talk Show Lobby……… 62


(6)

BAYU ADI PRADANA. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Tayangan Talk Show Lobby (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Talk Show “Lobby” Di Arek Televisi)

Tujuan dalam penelitian ini adalah mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Arek Televisi merupakan salah satu televisi lokal di Surabaya yang mempunyai program tayangan interaktif dan disiarkan secara langsung untuk masyarakat, dari tayangan ini peneliti akan mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan dengan indikator tinggi, sedang dan rendah terhadap tayangan talk show Lobby tersebut.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Stimulus-Organism-Response, Media Massa, Masyarakat Sebagai Pemirsa Televisi, Tingkat Pengetahuan.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah masyarakat Surabaya yang pernah melihat tayangan talk show Lobby di Arek Televisi dengan asumsi responden mengerti tentang apa yang sedang diteliti yang nantinya akan berpengaruh pada keakuratan data yang dihasilkan. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster multistage di wilayah Surabaya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan masyarakat yang menjadi responden mempunyai tingkat pengetahuan yang rendah terhadap tayangan talk show Lobby Di Arek Televisi.

Kata kunci : Tingkat Pengetahuan, Masyarakat, Tayangan Talk Show Lobby Di Arek Televisi

 


(7)

1.1 Latar Belakang Masalah

Televisi saat ini telah berkembang dengan pesat dan menjadi bagian yang tidak dapat di pisahkan dari kehidupan manusia. Dari televisi masyarakat dapat memperoleh informasi, hiburan, pengaruh dan pendidikan. Perkembangan televisi saat ini tidak hanya terjadi pada stasiun televisi nasional, stasiun televisi lokal juga sudah banyak bermunculan. Target audien televisi lokal adalah masyarakat setempat. Stasiun televisi lokal juga berperan dalam melestarikan budaya dan kesenian setempat yaitu dengan memproduksi tayangan yang menggunakan bahasa daerahnya atau menampilkan budaya yang ada di daerah tersebut. Televisi merupakan sarana untuk menyampaikan isi pesan yang bersifat umum kepada sejumlah orang yang jumlahnya relatif besar, tinggalnya tersebar, heterogen, anonim, melembaga, memiliki perhatian yang berpusat pada isi pesan yang sama (Wahyudi, 1991:50).

Menurut Morrisan, stasiun televisi lokal dapat bekerjasama dengan pemerintah daerah untuk memproduksi acara dengan setting berdasarkan kebutuhan daerah setempat, misalnya memproduksi sebuah talk show. Dengan acara ini pemerintah setempat dapat menyampaikan gagasan atau informasi pembangunan, progress report program pemerintah daerah dan mendiskusikan berbagai masalah sosial (Morissan, 2005). Acara talk show yang diproduksi


(8)

oleh stasiun televisi lokal dapat menjadi jembatan komunikasi antara pemerintah daerah dengan masyarakat setempat dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang terjadi. Dan juga dapat menjadi lembaga kontrol sosial yang efektif. Namun ada anggapan masyarakat bahwa media massa salah satunya adalah media televisi, merupakan media propaganda untuk membentuk dan mempengaruhi opini publik. Terkadang pemerintah mengasumsikan bahwa media massa selalu siap digunakan untuk mengindoktrinasi seluruh warga dengan pandangan bersama dan dengan begitu memecahkan semua masalah yang berkenaan dengan konsesus. Pada saat yang sama masih pula ada pemerintahan yang berusaha memerintah dengan menggunakan propaganda dan demagogi (usaha untuk mempengaruhi dan mempesonakan khalayak lebih dengan kemampuan retorika dan bukan rasio) yang melembaga (Nasution, 1996:88)

Salah satu acara talk show yang diproduksi oleh stasiun televisi lokal di Surabaya yaitu Arek Televisi dengan nama program tayangan yaitu talk show “Lobby” dengan slogan “belajar lebih memahami”. Talk show “Lobby” Arek Televisi bertujuan untuk menjembatani pemerintah daerah dengan masyarakat karena kurangnya sosialisasi dan komunikasi dari pemerintah maupun instansi terkait berbagai kebijakan maupun rumusan dalam penyelesaiaan masalah-masalah yang ada di masyarakat.

Program Talk show “Lobby” merupakan pendalaman (indepth reporting) dari isu-isu hangat berkaitan dengan masalah politik, ekonomi,


(9)

sosial, budaya (poleksosbud). Ada wawancara mendalam dengan narasumber terkait, dan tayangan ini dikemas dalam bentuk talk show interaktif dengan menghadirkan pejabat-pejabat di instansi pemerintah, para pengamat, praktisi-praktisi sebagai narasumber pada setiap episodenya. Dari tayangan ini masyarakat dapat memperoleh informasi maupun wacana tentang pembahasan masalah dan dapat bertanya secara langsung pada narasumber yang dihadirkan dalam tayangan tersebut melalui telepon interaktif.

Beberapa episode yang pernah ditayangkan dalam talk show Lobby Arek Televisi yaitu membahas pembangunan kembali Pasar Turi dan pembebasan trotoar surabaya dari PKL, selain itu episode “dewan on the spot” yang membawa anggota dewan turun ke lokasi proyek/lapangan dan episode “box cluvert Banyurip”. Tayangan talk show Lobby Arek Televisi mulai mendapat kritikan dari masyarakat bahwa acara talk show ini merupakan sarana politik atau propaganda yang dilakukan pemerintah. Slogan tayangan talk show Lobby Arek Televisi adalah “belajar untuk memahami”, namun dari slogan tersebut dapat memunculkan wacana pro dan kontra yaitu melalui tayangan talk show Lobby Arek Televisi apakah pemerintah belajar untuk memahami masyarakat atau masyarakat diharapkan belajar untuk memahami kebijakan-kebijakan pemerintahan yang dianggap tidak memihak. Tayangan talk show Lobby merupakan tayangan yang mempunyai rating cukup besar diantar program tayangan talk show lainnya di Arek Televisi seperti program Dimensi dan Lobby Plus (khusus Pilkada Jawa Timur) hal ini terlihat dari


(10)

jadwal tayang talk show Lobby yang tayang setiap hari mulai hari senin-jumat pada pukul 20.00 wib.

Arek Televisi adalah salah satu televisi swasta lokal yang berdiri dengan nama perusahaan PT. Arek Surabaya Televisi Jatim beralamat di Rich Palace Blok C No. 7, Jl. Mayjend Sungkono 149-151 Surabaya. Dalam proses siarannya pada channel frekuensi 48 UHF (Ultra High Frequency), Arek Televisi dianggap melanggar hukum karena hanya mempunyai Rekomendasi Kelayakan (RK) yang diterbitkan Komisi Penyiaran Indonesia namun tidak mempunyai Izin Penyelenggaran Penyiaran (IPP) dan Izin Siaran Radio (ISR). Wilayah coverage area Arek Televisi menjangkau di tujuh kota di Jawa Timur yaitu Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Bangkalan. Dengan semangat “Arek TV, TV-ne arek. Jare sopo, jare Arek-arek”, dan mengusung sloganMoncer”, Arek Televisi secara resmi hadir pertama kali sejak 20 Mei 2008. Visi yang dijalankan Arek Televisi adalah turut serta mencerdaskan pemirsa dengan menghadirkan pilihan tayangan-tayangan informasi yang tidak memihak, serta program yang dekat dengan masyarakat dan menghibur dengan komposisi program 60 persen adalah hiburan dan 40 persen merupakan program informasi. Misi Arek Televisi adalah menjadi station televisi yang tayangannya tidak hanya hadir dan berkesan, tetapi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemirsa.

Program acara didesain dan dibuat sesuai dengan kebutuhan, budaya, serta realitis masyarakat di wilayah Surabaya pada khususnya, dan Jawa Timur


(11)

umumnya. Format program ; News: 15 persen, Talk Show: 25 persen, Culture: 5 persen, Entertainment: 60 persen. Komposisi segementasi pemirsa : Pria: 55 persen, Wanita: 45 persen. Program Source; In House: 85 persen, Outsourching: 5 persen, Program Kerjasama: 10 persen. Segmentasi usia : Kids 5 tahun-14 tahun : 15 persen, Teen 15 tahun-19 tahun : 21 persen, Youth 20 tahun-24 tahun: 25 persen, Adult diatas 24 tahun: 39 persen.

Dari permasalahan diatas peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Dalam penelitian ini diharapkan masyarakat dapat memiliki pengetahuan dan menumbuhkan pemahaman positif atau definisi yang sama tentang berbagai permasalahan yang di bahas dalam talk show Lobby Arek Televisi. Ketertarikan permasalahan penelitian mendasar pada beberapa hal yaitu Arek Televisi merupakan salah satu station televisi lokal yang baru berdiri di Surabaya yang terkendala izin siarannya, selanjutnya talk show “Lobby” merupakan pendalaman (indepth reporting) dari isu-isu hangat berkaitan dengan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya sehingga harus dikaji bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat tentang tayangan ini. Program tayangan Lobby adalah tayangan talk show yang mempunyai frekuensi penayangan setiap hari mulai hari senin-jumat tayang secara langsung (live) pada pukul 20.00 wib sampai 21.00 wib.

Coverage area siaran Arek Televisi meliputi kota Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Bangkalan. Masyarakat yang tinggal


(12)

di kota Surabaya terpilih menjadi objek penelitian tingkat pengetahuan tentang tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Kota Surabaya merupakan kota dengan jumlah penduduk terbesar diantara kota lainnya di Jawa Timur yang dijangkau oleh siaran Arek televisi. Dengan berdasar catatan statistik tahun 2008, jumlah penduduk Surabaya mencapai 2.884.445 jiwa. (http://www.surabaya.go.id/dispenduk). Namun mengacu pada batasan usia dalam penelitian ini yaitu penduduk Surabaya dengan usia 17 tahun sampai 59 tahun terhitung sebesar 1.876.044 jiwa. Masyarakat Surabaya yang di teliti adalah seorang tinggal di Surabaya dengan batasan usia 17 tahun sampai 59 tahun, dengan asumsi pada usia 17 tahun seseorang mulai memasuki usia dewasa dimana kemampuan berpikirnya makin berkembang menjadi lebih sistematis, reflektif serta menyadari adanya berbagai kemungkinan alternatif lain dalam memutuskan sesuatu. Pada seorang dengan batasan usia 59 tahun keefektifan memori jangka panjang dan kecepatan proses kognitif mulai menurun. Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang talk show Lobby di Arek Televisi didapat dari bagaimana masyarakat mengetahui dan menonton tayangan tersebut, pemahaman apa yang didapat setelah menonton dan apa tindakan mereka setelah menonton tayangan tersebut.


(13)

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka perumusan masalahnya adalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Talk Show Lobby di Arek Televisi ? ”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah “Untuk Mengetahui Bagaimana Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Talk Show Lobby di Arek Televisi”.

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran pada Ilmu Komunikasi dalam pengembangan studi tingkat pengetahuan, khususnya media massa televisi sehingga dimanfaatkan sebagai masukan yang berguna bagi kegiatan penelitian informal Ilmu Komunikasi selanjutnya.

1.4.2 Kegunaan Praktis a. Masyarakat

Penulis memberikan bahan masukan bagi masyarakat, khususnya para pemirsa Surabaya terhadap manfaat tayangan talk show Lobby Arek


(14)

Televisi untuk peningkatan wawasan dan sistem kontrol tentang kebijakan-kebijakan pemerintahan.

b. Televisi

Bagi stasiun Arek Televisi, penelitian ini dapat menjadi masukan dalam mengevaluasi program acara tayangan talk show Lobby sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam memproduksi program acara yang serupa.


(15)

2.1 Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi membatasi pengetian komunikasi massa pada komunikasi menggunakan media massa, misalnya surat kabar, majalah, radio, televisi, atau film. (Effendy, 1990:20).

Serverin dan Tankard Jr. dalam buku “Communication Theories, Origins, Methods Uses” yang dikutip oleh Effendy (1990:21) dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek menyatakan bahwa:

“Komunikasi massa adalah sebagian keterampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah keterampilan dalam arti bahwa ia meliputi teknik-teknik fundamental tertentu yang dapat dipelajari, seperti memfokuskan kamera televisi,

mengoperasikan tape recorder, atau mencatat ketika

wawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang estetis untuk iklan majalah, atau menampilkan teras berita yang memikat bagi sebuah kisah berita. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat


(16)

dikukuhkan dan dipergunakan untuk berbagai hal menjadi lebih baik”.

Devito memberikan definisi komunikasi massa secara lebih tegas dalam

karyanya “Communication: An Introduction to the Study of Communication”

yang terkutip dalam buku Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek oleh Effendy (1990:21) menyatakan bahwa:

“Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti khalayak itu besar dan agak sukar untuk didefinisikan.

Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis jika dieinisikn menurut bentuknya: televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, dan pita”.

Sedangkan menurut Defleur dan Dennis dalam bukunya “Understanding Mass Communication” dalam Sendjaja (1993:158) menyatakan bahwa:

“Komunikasi massa adalah suatu proses dalam mana komunikator-komunikan menggunakan media untuk


(17)

menyebarkan pesan-pesan secara luas, dan secara terus-menerus menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara”.

Menurut Bittner dalam bukunya “Mass Communication: An Introduction” dalam Sendjaja (1993:158) komunikasi massa adalah pesan-pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.

Komunikasi massa sendiri didefinisikan secara sederhana sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elekronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. (Rakhmat, 1994:189).

2.2 Televisi Sebagai Media Massa Elektronik

Televisi merupakan bagian dari media massa, dimana media massa mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Peranan media massa dalam kehidupan manusia menurut Liliweri (1991:42) dirumuskan sebagai berikut:

a. Media massa memberikan informasi dan membantu kita untuk

b. Mengetahui secara jelas segala ikhwal tentang dunia sekelilingnya

kemudian menyimpannya dalam ingatan kita.

c. Media massa membantu kita untuk menyusun agenda, menyusun


(18)

d. Media massa berfungsi membantu dan berhubungan dengan berbagai

kelompok masyarakat lain diluar masyarakat kita.

e. Media massa membantu mensosialisasikan pribadi manusia

f. Media massa digunakan untuk membujuk khalayak yang mencari

g. keuntungan dari pesan-pesan yang diterimanya

h. Media massa juga dikenal sebagai media hiburan, sebagian besar media

melakukan fungsi sebagai media yang memberikan hiburan bagi khayalak.

Televisi secara umum adalah melihat jauh. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa saat sekarang kita dapat melihat siaran langsung dari Jakarta atau kota-kota lain dari rumah masing-masing. Dengan demikian televisi adalah salah satu media massa yang memancarkan suara dan gambar yang berarti sebagai reproduksi dari kenyataan yang disiarkannya melalui gelombang-gelombang elektronik, sehingga dapat diterima oleh pesawat dirumah (Effendy,1993:10)

Televisi juga bisa merupakan media dengan jaringan komunikasi, dengan ciri-ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh komunikasi massa yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesan bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen. Menurut Sastro (1992:23) mengatakan bahwa dari beberapa media massa yang ada, televisi merupakan media massa elektronik yang paling akhir kehadirannya. Meskipun demikian, televisi dinilai sebagai media massa yang


(19)

paling efektif saat ini dan banyak menarik simpatik kalangan masyarakat luas karena perkembangan teknologinya begitu cepat. Hal ini disebabkan oleh sifat audio visualnya yang tidak dimiliki oleh media massa lainnya, sedangkan penayangannya mempunyai jangkauan yang relatif tidak terbatas. Dengan

modal audio visual yang dimiliki, siaran televisi sangat komunikatif dalam

memberikan pesan-pesannya. Karena itulah televisi sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap, perilaku dan sekaligus perubahan pola pikir.

Sedangkan menurut Kuswandi (1996:21-23) berpendapat bahwa munculnya media televisi dalam kehidupan manusia, memang menghadirkan suatu peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi setiap media massa jelas melahirkan satu efek sosial yang bermuatan peruabahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia. Kemampuan televisi dalam menarik perhatian massa menunjukkan bahwa mendia tersebut menguasai jarak secara geografis dan sosiologis. Daya tarik media televisi sedemikian besar sehingga pola dan kehidupan manusia sebelum muncul televisi berubah total sama sekali. Pengaruh dari pada televisi lebih kuat dibandingkan dengan radio dan surat kabar. Hal ini terjadi karena kekuatan audio visual televisi yang menyentuh segi-segi kejiwaan pemirsa. Pada intinya media televisi menjadi cerminan budaya tontonan bagi pemirsa dalam era informasi dan komunikasi yang semakin berkembang pesat. Kehadiran televisi menembus ruang dan jarak geografis pemirsa.


(20)

2.3 Isi Pesan Televisi

Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan sebagai alat informasi, hiburan, kontrol sosial dan penghubung wilayah geografis. Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa. Serta dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa pada saat menonton televisi.

Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu acara yang penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting bagi khalayak. Jadi efektif tidaknya isi pesan itu tergantung dari situasi dan kondisi pemirsa dan lingkungan sosialnya.

Berdasarkan hal itulah maka timbul pendapat pro dan kontra terhadap dampak acara televisi yaitu ;

a. acara televisi dapat mengancam nilai-nilai sosial yang ada didalam

masyarakat.

b. acara televisi dapat menguatkan nilai-nilai sosial yang ada dalam

masyarakat

c. acara televisi akan membentuk nilai-nilai sosial baru dalam kehidupan


(21)

Perbedaan pendapat tentang dampak acara televisi merupakan hal yang wajar. Karena media televisi dalam operasionalnya berhubungan dengan intitusi sosial lain yang ada di masyarakat, serta perbedaan sudut pandang dari khalayak sasaran.(Kuswandi,1996:99)

2.4 Pemirsa Televisi

Menurut John Hartley dalam Labib (2002 :27), pemirsa televisi adalah

konsepsi (construct) imajiner dari wacana-wacana yang menggelinding dan

melembagakan praktik siaran dalam latar belakang (setting) tertentu. Wacana itu dimainkan oleh kelompok yang memiliki kepentingan tertentu terhadap televisi. Dalam arti destruktif, pemirsa televisi adalah suatu proyeksi oleh suatu lembaga atas keanekaragaman tanpa batas dari praktik-praktik menonton yang nyata dari individu-individu dan kelompok-kelompok.

Dalam Labib (2002 :28) pandangan Hartley dikembangkan lagi oleh Ien Ang, lembaga-lembaga penyiaran membayangkan pemirsanya melalui analisis rinci terhadap peran pengukuran pemirsa atau audience rating (tingkat ketertontonan acara televisi). Audience rating adalah persentase orang (pemilik rumah) dalam satu populasi yang menyetel televisi tertentu, jadi, audience rating menunjukkan audience televisi dibagi dengan total televisi rumah dalam satu populasi.

Secara demografis, pemirsa televisi dapat dikategorikan atas dasar seks (laki-laki dan wanita), usia (dewasa, remaja dan anak-anak), pendidikan,


(22)

agama, suku dan kebangsaan,serta status sosial ekonomi (social economic status-SES) yang dilihat dari tingkat belanja rutin keluarga perbulan. Program televisi harus memperhatikan faktor demografis agar lebih tersegmentasi. Menurut Kasali dalam Labib (2002:30) segmentasi pemirsa adalah suatu proses untuk membagi-bagi atau mengelompok-kelompokkan konsumen ke dalam kotak-kotak yang lebih homogen.

2.5 Program Talk Show Di Televisi

Tayangan dengan format talk show merupakan sebuah tayangan dengan menghadirkan pihak yang mewawancara (interviewer) dan orang yang di interview (interviewee).

Beberapa unsur dalam program talk show di televisi yaitu ;

a. Pewawancara (interviewer)

Pewawancara adalah orang yang mendapat tugas atau berfungsi untuk mewawancarai tokoh atau figur tertentu yang mempunyai bidang keahlian khusus. Dalam melakukan wawancara, interviewer mempunyai tanggung jawab penuh untuk membuat daftar pertanyaan. Dalam hal ini, pewawancara berfungsi sebagai “suara pemirsa”.

Pewawancara adalah orang yang mempunyai pengetahuan luas tentang berbagai hal, terutama topik yang akan diangkat dalam wawancara. Tetapi dalam proses wawancara berlangsung, pewawancara harus berperan sebagai orang yang “berpura-pura tidak tahu”. Hal itu perlu dilakukan agar wawancara


(23)

yang berlangsung, benar-benar informatif dan argumentatif dalam menggali pertanyaan serta mendapat jawaban.

Pertanyaan yang dilontarkan harus jelas, tegas, tepat serta terarah pada topik dan pewawancara harus mampu mengartikan bahasa-bahasa ilmiah yang disampaikan oleh orang yang diwawancarai. Pewawancara berhak memotong pembicaraan atau jawaban dari orang yang di wawancarai apabila pernyataannya keluar dari topik yang dibicarakan. Dalam hal ini pewawancara harus mampu mengarahkan jalannya wawancara.

b. Orang yang diwawancarai (interviewee)

Pada umumnya orang yang menjadi objek wawancara adalah pakar, tokoh atau orang yang memiliki prestasi maupun otoritas di masyarakat dengan keahlian tertentu untuk mengupas topik (masalah) yang sedang hangat di masyarakat.

Adapun tujuan wawancara dalam talk show;

(a) mendapatkan informasi yang lengkap

(b) mengorek opini

(c) menggali data dan fakta atas topik yang dibicarakan

Posisi orang yang di wawancarai biasanya lebih penting dibanding pewawancara. Wawancara akan menjadi lebih hidup apabila pewawancara mempunyai kemampuan bertanya dengan model investigasi dan argumentatif.


(24)

Selain pakar atau tokoh, wawancara dengan format talk show terkadang juga menghadirkan masyarakat. Kehadiran masyarakat umum dalam talk show bertujuan;

(a) mengetahui persepsi masyarakat awam tentang topik yang dibicarakan

(b) mendegarkan keluhan dan tanggapan orang awam terhadap topik yang dibicarakan dalam realitas sosial.

c. Topik atau tema talk show

Topik talk show adalah suatu tema berkaitan dengan gejala atau

masalah sosial yang sedang hangat terjadi dalam kehidupan masyarakat serta menyangkut kepentingan umum. Topik dalam talk show akan sangat mempengaruhi daya tarik pemirsa dalam menonton acara tersebut. Topik

dalam talk show pada umumnya mengangkat tema-tema yang sedang terjadi

dalam masyarakat. Untuk itulah topik talk show harus memenuhi unsur;

(a) aktualitas

(b) universalitas

(c) penting bagai kepentingan umum

Topik talk show menjadi begitu penting apabila sebelumnya, dalam

realitas sosial, topik meresahkan masyarakat. Sehingga dengan diangkatnya topik tersebut, pemirsa menjadi tahu dengan jelas posisi mereka terhadap masalah yang sedang terjadi.


(25)

d. Pemirsa

Pemirsa adalah unsur terpenting yang juga termasuk dalam siklus wawancara televisi. Pemirsa yang menyaksikan acara wawancara terbagi dalam berbagai kelas sosial yang berbeda-beda. Yang terpenting bahwa pemirsa akan mendapat pengetahuan yang lebih luas terhadap satu masalah yang dikemas dalam topik talk show.

e. Waktu dan jadwal talk show

Waktu tayang program talk show harus disesuaikan dengan segementasi pemirsa, selain itu dengan disesuaikannya jadwal tayang maka akan meningkatkan jumlah pemirsa.

Wayne Munson dalam bukunya yang berjudul The talkshow in media culture mengatakan tentang talk show sebagai berikut:

The talkshow is also readily available barometer of public opinion, an imaginary and discursive space where topical issues “sizzle” and political “bashing” can happen in safe anonymity.

Yang berarti talks show adalah sesuatu yang mengukur opini publik dengan cepat, imaginer dan merupakan wacana dimana pokok permasalahan yang sedang “panas” dan “tamparan” politik dapat dibahas dengan aman.

The interactive talkshow: it opne up “new ways of thinking abaout communication within both the formal practice of theory and the practical consciousness of everyday life’. It also becomes “a thing to think with, an agency for the alteration of ideas”. In so doing, it reproduces the contradictions in our thought, action and social relation.”.

Talk show interaktif membangun cara berpikir tentang komunikasi dalam latihan formal suatu teori dan kehidupan sehari-hari. Dan juga dapat menjadi


(26)

perantara untuk mengubah ide atau pikiran. Interaktif talk show juga dapat menghasilkan pertentangan pada pikiran, tingkah laku dan hubungan sosial kita (Munson, 1993,:6)

Menurut Fred Wibowo, The Talk Program adalah program dengan sajian yang mengetengahkan pembicaraan seseorang atau lebih mengenai sesuatu yang menarik, sedang hangat dibicarakan masyarakat atau tanya-jawab persoalan dengan hadiah yang disebut kuis. The talk program terdiri dari berbagai format, antara lain kuis, wawancara dan diskusi panel. Untuk wawancara dan diskusi panel di televisi termasuk dalam the talk show program.

Daya tarik talks show adalah:

a. Topik pembicaraan atau permasalahan yang dibicarakan. Topik talks

show akan menarik jika masalah yang dibahas adalah :

1) masalah yang sedang menjadi pergunjingan di masyarakat atau masalah

yang sedang hangat di masyarakat

2) masalah yang mengandung kontroversial dan konflik diantara

masyarakat

3) masalah yang menyangkut kepentingan masyarakat banyak dan

masyarakat membutuhkan informasi serta jawaban yang jelas mengenai permasalahan tersebut


(27)

b. Tokoh yang menarik. Tokoh yang dikatakan menarik adalah:

1) tokoh yang terdiri dari public figure atau idola (panutan) masyarakat

salah satu tokoh yang paling ahli atau dianggap paling menguasai bidang atau permasalahan

2) tokoh yang kontroversi, kritis dan vocal

c. Presenter

1) presenter yang membawakan dan memoderatori program ini mampu

mengimbangi pembicaraan para tokoh

2) menguasai permasalahan yang dibahas (Wibowo,2007:67-84)

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator menariknya sebuah talks show adalah topik atau permasalahan, tokoh atau nara sumber dan presenter.

2.6 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan mengacu pada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat secara jelas menindak lanjuti dari informasi yang telah diketahuinya (Eriyanto,1999:238).

Efek pengetahuan (kognitif) terjadi bila ada perubahan pada apa yang telah

diketahui, difahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, ketrampilan, kepercayaan atau informasi

Pengertian yang lain menyebutkan bahwa tingkat pengetahuan adalah suatu konsep yang merupakan salah satu akibat dari perubahan yang terjadi,


(28)

yang diklasifikasikan ke dalam efek kognitif. Dari efek kognitif itulah terjadi bila ada perubahan pada apa yang ia ketahui, dipahami atau dipersepsi oleh khalayak serta juga terkait dengan pentrasmisian pengetahuan. (Jalaludin,2000:219)

2.7 Teori S-O-R (Stimulus-Organism-Respon)

Awalnya teori ini berasal dari psikologi, karena adanya kesamaan

obyek material dari psikologi sama maka teori ini menjadi kajian teori ilmu komunikasi. Yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen opini, sikap, perilaku, afeksi, konasi, dan kognitif.

Teori S-O-R singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Stimulus sendiri berarti pesan diantara dua unsur komunikasi yaitu komunikator dan komunikan. Komunikator memberikan pesan berupa tanda, lambang, dan gambar kepada komunikan. Organism berarti diri komunikan sebagai penerima pesan atau informasi dari komunikator. Setelah komunikan memperhatikan tanda, lambang maupun gambar. Kemudian komunikan merespon dengan cara memperhatikan dan memahami pesan yang disampaikan. Selanjutnya Response diartikan efek sebagai akhir dalam proses komunikasi. Keberhasilan dalam proses komunikasi adalah menimbulkan perubahan konatif, afektif, dan kognitif pada diri komunikan.

Menurut teori ini efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan


(29)

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan (Effendy, 1993:254). Akibat yang terjadi merupakan suatu reaksi tertentu dari rangsangan tertentu. Artinya stimulus tersebut tergantung dari isi pesan yang ditampilkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui gambar sebagai berikut :

Organism :

● Perhatian

● Pengertian

● Penerimaan

Stimulus Respons

Gambar. 1:

Model Teori S-O-R (Effendy, 1993:255).

Menurut gambar dari model di atas menunjukkan bahwa stimulus atau pesan yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin saja terjadi penolakan. Dalam tahapan berikutnya bila komunikan menerima stimulus atau pesan yang disampaikan maka akan memperhatikan. Proses selanjutnya komunikan tersebut mengerti dari pesan yang telah disampaikan. Dan proses terakhir adalah kesediaan diri komunikan untuk mengubah sikap yang menandakan keberhasilan dalam proses komunikasi (Effendy, 1993:255).

Demikian pula dengan stimulus yang disampaikan melalui unsur

tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Setelah menerima stimulus atau

pesan yang berupa diskusi dengan narasumber dan telepon interaktif maka dengan perhatian, pengertian, dan penerimaan dari berlangsungnya proses


(30)

komunikasi, komunikan memberikan efek yang terakhir dari stimulus yang disampaikan. Kemampuan komunikan dalam memahami pesan yang disampaikan melalui tayangan talk show Lobby yang ditayangkan di Arek Televisi maka akan dapat membawa penilaian kepada diri komunikan.

Di dalam penelitian ini yang dikaji adalah perubahan pada efek kognitifnya saja. Karena media massa lebih besar membawa pengaruh pada efek kognitif (McQuail, 1999:281). Efek kognitif yang terjadi berkaitan dengan pentransmisian pengetahuan, kepercayaan, penilian, keterampilan maupun informasi.

2.8 Kerangka Berpikir

Arek Televisi adalah salah satu televisi swasta lokal di Surabaya yang berdiri dengan nama perusahaan PT. Arek Surabaya Televisi Jatim beralamat di Rich Palace Blok C No. 7, Jln. Mayjend Sungkono 149-151 Surabaya. Dalam proses siarannya pada channel frekuensi 48 UHF (Ultra High Frequency), Siaran Arek Televisi dianggap melanggar hukum karena hanya mempunyai Rekomendasi Kelayakan (RK) yang diterbitkan Komisi Penyiaran Indonesia namun tidak mempunyai Izin Penyelenggaran Penyiaran (IPP) dan Izin Siaran Radio (ISR). Wilayah coverage area Arek Televisi menjangkau di tujuh kota di Jawa Timur yaitu Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Gresik, Lamongan, Bangkalan. Dengan semangat “Arek TV, TV-ne Arek-arek. Jare sopo, jare Arek-arek”, dan mengusung slogan “Moncer”.


(31)

Arek Televisi secara resmi hadir pertama kali sejak 20 Mei 2008. Visi

yang dijalankanArek Televisi adalah turut serta mencerdaskan pemirsa dengan

menghadirkan pilihan tayangan-tayangan informasi yang tidak memihak, serta program yang dekat dengan masyarakat dan menghibur dengan komposisi program 60 persen adalah hiburan dan 40 persen merupakan program informasi. Misi Arek Televisi adalah menjadi station televisi yang tayangannya tidak hanya hadir dan berkesan, tetapi sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pemirsa.

Peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang tayangan talk show Lobby di Arek Televisi mendasar pada beberapa hal yaitu Arek Televisi merupakan salah satu station televisi lokal yang baru berdiri di Surabaya yang terkendala izin siarannya, selanjutnya talk show “Lobby” merupakan pendalaman (indepth reporting) dari isu-isu hangat berkaitan dengan masalah politik, ekonomi, sosial, budaya sehingga harus dikaji bagaimana tanggapan atau opini masyarakat tentang tayangan ini. Program tayangan Lobby adalah tayangan talk show yang mempunyai frekuensi penayangan setiap hari mulai hari senin-jumat tayang secara langsung (live) pada pukul 20.00 wib sampai 21.00 wib. Dalam penelitian ini pengetahuan yang diharapkan adalah tanggapan masyarakat secara menyeluruh mengenai unsur tayangan talk show Lobby di Arek


(32)

Televisi. Tayangan talk show Lobby di Arek Televisi juga mempunyai dampak bagi pemirsanya, yaitu tingkat pengetahuan pemirsa.

(Stimulus) Tayangan talk show Lobby Arek Televisi

Chanel 48UHF Ditayangkan Setiap

hari Senin-Jumat pada pukul 20.00 WIB

-21.00WIB

(Organism) Pemirsa tayangan

talk show Lobby Arek Televisi

masyarakat Surabaya usia 17 tahun sampai

59 tahun

(Respon) Tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya yang dikelompokkan berdasarkan kategori

1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah

Gambar. 2

Bagan kerangka berpikir Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Talk Show Lobby di Arek Televisi


(33)

3.1 Defenisi Operasional

Penelitian ini mengunakan metode deskriptif, sehingga penelitian ini tidak mencari atau membicarakan hubungan antar variabel. Penelitian difokuskan untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang tayangan talk show Lobby di Arek Televisi, indikator opini dalam penelitian ini adalah stimulus yang berupa unsur-unsur tayangan talk show Lobby di Arek Televisi.

3.1.1. Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Talk show Lobby yang ditayangkan di Arek Televisi merupakan sebuah tayangan dialog interaktif yang dikemas secara menarik dengan mengundang para pakar atau tokoh untuk membahas permasalahan-permasalahan yang sedang terjadi di masyarakat. Dalam tayangan Lobby di Arek Televisi unsur-unsur tayangan yang penting yaitu ;

a. Pewawancara (Interviewer) dalam tayangan ini disebut juga sebagai presenter. Presenter yang dihadirkan adalah sosok perempuan dengan kredibilitas yang telah disesuikan dengan topik bahasan.

b. Tokoh atau pakar yang dihadirkan adalah orang yang di wawancarai dalam talk show lobby sesuai dengan topik atau tema yang ditayangkan.


(34)

c. Topik atau tema dalam episode yang pernah ditayangkan dalam talk show Lobby Arek Televisi yaitu membahas pembangunan kembali Pasar Turi dan pembebasan trotoar surabaya dari PKL, selain itu episode “Dewan On the Spot” yang membawa anggota dewan turun ke lokasi proyek/lapangan dan episode “box cluvert Banyurip”

d. Pemirsa

Pemirsa adalah unsur terpenting yang juga termasuk dalam siklus wawancara televisi. Pemirsa dalam penelitian talk show ini adalah masyarakat Surabaya yang menonton talk show Lobby di Arek televisi

e. Jadwal tayang Lobby di Arek Televisi

Waktu tayang program talk show harus disesuaikan dengan segementasi pemirsa, selain itu dengan disesuaikannya jadwal tayang maka akan meningkatkan jumlah pemirsa. Jadwal tayang Lobby di Arek Televisi yaitu setiap hari senin sampai jumat pada pukul 20.00 WIB sampai pukul 21.00 WIB.

3.2 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan dioperasionalkan pada apakah seseorang cukup intens mengetahui informasi dari suatu isu tertentu sehingga ia dapat menindaklanjuti isu tersebut. Pengetahuan yang dimaksud disini adalah pengetahuan faktual (factual knowledge) yang menuntut seseorang mengetahui informasi yang menurut mereka menarik, aktual atau penting. Menindak lanjuti dari suatu informasi baik itu dalam bentuk sikap maupun pendapat tergantung


(35)

pada pengetahuan yang dimiliki seseorang mengenai informasi tersebut (Eriyanto,1999:239).

3.3. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Indikator tingkat pengetahuan masyarakat dalam iklan tersebut berupa unsur tayangan talk show yaitu presenter, pakar/tokoh/pembicara, topik/tema, jadwal tayang dan ditunjukan melalui total skor dari seluruh jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner. Terdapat dua pilihan jawaban pada kuisioner

yaitu:

A. Mengetahui Diberi skor 2

B. Tidak Mengetahui Diberi skor 1

dimana nantinya jawaban akan diberi skor pada semua pertanyaan dengan menggunakan skala interval (tinggi (bagus), sedang (netral), rendah (tidak bagus)). Jumlah skor yang menjadi batasan skor untuk lebar interval tingkat tinggi (bagus), sedang (netral) dan rendah (tidak bagus) menggunakan rumus:

Skor jawaban tertinggi – skor jawaban terendah Jenjang yang di inginkan

Dari rumus tersebut diperoleh lebar interval untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Lebih jelasnya dapat dijabarkan sebagai berikut :daftar


(36)

pertanyaan tentang tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang tayangan talk show Lobby di Arek Televisi sebanyak 18 pertanyaan, sehingga :

Skor terendah = 18 x 1 = 18 Skor tertinggi = 18 x 2 = 36

Skor interval = 6

3 18 36

 

Batasan skor untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat Surabaya tentang tayangan talk show Lobby di Arek Televisi adalah rendah (tidak bagus), sedang (netral), tinggi (bagus) :

Jumlah skor 18-24 dalam kategori penilaian rendah Jumlah skor 25-31 dalam kategori penilaian sedang Jumlah skor 32-38 dalam kategori penilaian tinggi

Responden yang mempunyai penilaian rendah mereka dianggap tidak mengetahui unsur tayangan talk show seperti jadwal tayang, presenter, pakar/tokoh/pembicara dan topik/tema.

Responden yang mempunyai penilaian sedang, pengetahuan mereka tentang unsur tayangan talk show seperti jadwal tayang, presenter, pakar/tokoh/pembicara dan topik/tema dianggap kurang.

Responden yang mempunyai penilaian tinggi, pengetahuan mereka tentang unsur tayangan talk show seperti jadwal tayang, presenter, pakar/tokoh/pembicara dan topik/tema sangat bagus.


(37)

3.4. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di Surabaya. Dengan berdasar catatan statistik tahun 2008, jumlah penduduk Surabaya mencapai 2.884.445 jiwa. (http://www.surabaya.go.id/dispenduk).

Namun mengacu pada batasan usia dalam penelitian ini yaitu penduduk Surabaya dengan usia 17 tahun sampai 59 tahun terhitung sebesar 1.876.044 jiwa. Penelitian hanya dibatasi pada masyarakat yang berusia 17 tahun keatas. Hal ini dikarenakan seorang yang berusia dimulai 17 tahun dikategorikan sebagai remaja telah mempunyai kedewasaan yang cukup matang dalam penentuan keputusan dan siap dalam kemandirian hidup, selain itu interaksi sosial dalam kelompok dapat merangsang atau menstimuli pola-pola respon baru melalui belajar dengan cara mengamati (obsevational learning) (Yusuf,2001:184). Karena jumlah populasi yang cukup besar tersebut, maka ditentukan sejumlah sampel yang akan diteliti sebagai responden dengan menggunakan rumus Yamane (Rahmat,2001:82)

Dari teknik penarikan sampel cluster multistage banyak tahap di Kotamadya Surabaya terpilih wilayah Surabaya Selatan, kemudian dari Surabaya Selatan terpilih Kecamatan Karang Pilang dan Kecamatan Gayungan. Selanjutnya dari Kecamatan Karang Pilang terpilih Kelurahan Karang Pilang dan Kelurahan Kebraon, dari Kecamatan Gayungan terpilih Kelurahan Dukuh Menanggal dan Kelurahan Gayungan.

Dari Wilayah Surabaya Barat terpilih Kecamatan Benowo dan Kecamatan Lakarsantri. Dari Kecamatan Benowo terpilih Kelurahan Sememi


(38)

dan Kelurahan Klakah Rejo, dari Kecamatan Lakarsantri terpilih Kelurahan Lidah Wetan dan Kelurahan Lakarsantri. Jumlah populasi penduduk di seluruh kelurahan terpilih sebanyak 123.398 jiwa.

Maka jumlah sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane sebagai berikut:

1

2

Nd

N

n

Keterangan :

N = ukuran populasi n = ukuran sampel d = presisi

Dengan tingkat presisi ± 10% dan tingkat kepercayaan 90% dari populasi masyarakat dikelurahan terpilih sebanyak 123.398 jiwa

Dengan perhitungan responden sebagai berikut :

 

0.1 1 398 . 123 398 . 123 2 x n 98 , 1234 398 . 123  n 100 

n orang (pembulatan)

Jadi didapatkan jumlah sampel sebanyak 100 orang sebagai sampel penelitian, yang selanjutnya dialokasikan secara proporsional yang ditentukan melalui rumus:


(39)

n N N n1  1 

Keterangan :

n = jumlah penduduk disuatu kelurahan

1

N = ukuran stratum ke 1

N = jumlah seluruh penduduk di delapan kelurahan N = jumlah sampel minimal yang telah ditetapkan Berdasarkan perhitungan diatas diperoleh:

a. Kelurahan Karang Pilang yang mempunyai penduduk yang terdaftar sebagai pemilih sebanyak 1537 orang, perhitungannya

1 100 123398 1537  x orang

jadi untuk Kelurahan Karang Pilang jumlah penduduk yang diteliti sebanyak 1 orang

b. Kelurahan Kebraon yang mempunyai penduduk yang terdaftar sebagai pemilih sebanyak 15.267 orang, perhitungannya:

12 100 123398 15267  x orang

jadi untuk Kelurahan Kebraon jumlah penduduk yang diteliti sebanyak 12 orang

c. Kelurahan Dukuh Menanggal yang mempunyai penduduk yang terdaftar sebagai pemilih sebanyak 25.635 orang, perhitungannya:

21 100 123398 25635  x orang


(40)

jadi untuk Kelurahan Dukuh Menanggal jumlah penduduk yang diteliti sebanyak 21 orang

d. Kelurahan Gayungan yang mempunyai penduduk yang terdaftar sebagai pemilih sebanyak 3.591 orang, perhitungannya:

3 100 123398 3591  x orang

jadi untuk Kelurahan Gayungan jumlah penduduk yang diteliti sebanyak 3 orang

e. Kelurahan Sememi yang mempunyai penduduk yang terdaftar sebagai pemilih sebanyak 16.713 orang, perhitungannya:

13 100 123398 16713  x orang

jadi untuk Kelurahan Sememi jumlah penduduk yang diteliti sebanyak 13 orang

f. Kelurahan Klakah Rejo yang mempunyai penduduk yang terdaftar sebagai pemilih sebanyak 35.646 orang, perhitungannya:

29 100 123398 35646  x orang

jadi untuk Kelurahan Klakah Rejo jumlah penduduk yang diteliti sebanyak 29 orang

g. Kelurahan Lidah Wetan yang mempunyai penduduk yang terdaftar sebagai pemilih sebanyak 14.907 orang, perhitungannya:

12 100 123398

14907


(41)

jadi untuk Kelurahan Lidah Wetan jumlah penduduk yang diteliti sebanyak 12 orang

h. Kelurahan Lakarsantri yang mempunyai penduduk yang terdaftar sebagai pemilih sebanyak 10.102 orang, perhitungannya:

9 100 123398

10102

x orang

jadi untuk Kelurahan Lakarsantri jumlah penduduk yang diteliti sebanyak 9 orang

3.5 Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik penarikan sampel cluster banyak tahap (multistage) dimana Surabaya merupakan wilayah yang cukup besar dengan penduduk yang heterogen sehingga membutuhkan waktu dan biaya dalam pengumpulan data.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh langsung dari responden berdasarkan data isi kuisioner yang diberikan. Sedang alat yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuisioner dengan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

a. Data primer yaitu dilakukan dengan penyebaran kuesioner pada responden

b. Data sekunder yaitu melalui studi kepustakaan, referensi dan literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas.


(42)

3.7 Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode survey dengan tipe analisis deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian dengan tanpa mencari atau menjelaskan hubungan antar variabel, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rahmat,1999:24). Penelitian ini akan menjelaskan variabel-variabel tanpa mencari korelasi satu sama lainnya. Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan diolah untuk mendiskripsikan data hasil penelitian. Pengolahan data yang diperoleh dari hasil kuesioner terdiri dari: mengedit dan memasukkan data tersebut dalam tabulasi data untuk selanjutnya dianalisis secara deskriptif berdasarkan tabel frekuensi dari setiap pertanyaan yang diajukan.


(43)

Sebagaimana yang telah ditetapkan sebelumnya, sampel penelitian ini berjumlah 100 orang. Dengan alat ukur yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner dan disebar pada seluruh sampel penelitian sebagai responden. Setelah diisi dan ditabulasi, keadaan data yang diperoleh dianalisa secara deskriptif berdasarkan tabel frekuensi.

4.1 Penyajian Data dan Analisis Data 4.1.1 Identitas responden

Identitas responden dari penelitian ini adalah identitas responden berdasarkan wilayah yang telah ditentukan dalam penelitian meliputi usia, jenis kelamin, pekerjaan responden

Tabel.1 Usia Responden

(n =100)

Kelompok Usia Responden F %

1 17-22 Tahun 29 29

2 23-28 Tahun 26 26

3 29-34 Tahun 20 20

4 35-40 Tahun 17 17

5 41-48 Tahun 8 8

Total 100 100

Sumber : Kuisioner A No. 2

Dari hasil tabel diatas prosentase usia responden penelitian dengan jumlah usia 17 tahun sampai 22 tahun sebanyak 29 persen. Selanjutnya usia 23


(44)

tahun sampai 28 tahun mempunyai prosentase sebanyak 26 persen. Responden dengan usia 29 tahun sampai 34 tahun sebanyak 20 persen, kemudian responden dengan usia 35 tahun sampai 40 tahun sebanyak 17 persen dan responden dengan usia 41 tahun sampai 48 tahun sebanyak 8 persen. Dari data yang telah di dapat tersebut, dapat diasumsikan bahwa usia yang di peroleh dalam penelitian ini tersebar merata karena jumlah prosentase yang tidak mempunyai selisih sangat mencolok. Repsonden yang didapat rata-rata merupakan usia produktif yakni mereka yang berusia mulai 17 tahun sampai 34 tahun, responden ini meluangkan waktunya dengan berbagai hal salah satunya adalah menggunakan media televisi sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Usia juga merupakan indikator dalam memproduksi acara atau program-program televisi sehingga dengan acuan usia, program-program televisi dapat dikemas sesuai dengan karakteristik usia para penontonnya. Program/acara televisi yang sesuai dengan segmentasi usia akan mempermudah dan membantu divisi periklanan atau marketing di stasiun televisi untuk di jual kepada para pengiklan/sponsor.


(45)

Tabel.2

Jenis Kelamin Responden (n =100)

Jenis kelamin responden F %

1 Laki-laki 51 51

2 Perempuan 49 49

Total 100 100

Sumber : Kuisioner A No. 3

Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang di dapat dari hasil survei dengan prosentase sebesar 51 persen adalah laki-laki dan prosentase sebesar 49 persen adalah responden perempuan. Dari hasil survei ini prosentase antara responden laki-laki dan perempuan tidak terdapat perbedaan yang jauh atau hampir berimbang. Dari proses survei yang dilakukan di wilayah yang telah di tentukan tidak terdapat hambatan dalam menemui responden laki-laki maupun perempuan. Jenis kelamin merupakan salah satu indikator juga dalam memproduksi acara atau program televisi, dengan memperhatikan jenis kelamin maka suatu program akan dikemas secara berbeda sehingga program acara akan dapat di senangi oleh penonton. Namun jika program/acara bersifat umum maka dari segi kreatif dalam program akan menonjolkan karakter yang umum, misalnya setting lokasi/studio menggunakan warna merah muda (merepresentasikan warna yang disukai perempuan).


(46)

Tabel. 3

Pekerjaan Responden ( n =100 )

Pekerjaan F %

1 PNS/BUMN 4 4

2 Pegawai swasta 26 26

3 Wirausaha 11 11

4 Mahasiswa 34 34

5 Belum bekerja 12 12

6 Ibu rumah tangga 13 13

Total 100 100

Sumber : Kuisioner A No. 4

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden dengan status sebagai mahasiswa mempunyai prosentase sebesar 34 persen. Responden dengan pekerjaan pegawai swasta sebesar 26 persen, responden ibu rumah tangga mempunyai prosentase sebesar 13 persen. Responden yang menyatakan belum bekerja sebanyak 12 persen, responden yang berwirausaha sebesar 11 persen dan responden yang menyatakan status pekerjaan sebagai PNS/BUMN sebesar 4 persen.

Dari hasil tabel dapat diasumsikan bahwa banyaknya responden mahasiswa yang ditemui dalam proses survei, responden banyak mengisi aktifitasnya setelah perkuliahan dengan menonton televisi dirumah. Berikut juga responden ibu rumah tangga yang banyak melakukan aktifitas di rumah dan menonton televisi.


(47)

Tabel. 4

Tayangan talk show Lobby di Arek Televisi ( n =100 )

F %

1 Tidak menyaksikan 0 -

2 Kadang menyaksikan 72 72

3 Sering menyaksikan 28 28

Total 100 100

Sumber : Kuisioner A no 5

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebesar 72 persen menyatakan ‘kadang menyaksikan’ tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Selanjutnya prosentase terkecil sebesar 28 persen responden menyatakan ‘sering menyaksikan’ tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Dari hasil tabel tersebut dapat diasumsikan bahwa seluruh responden menyaksikan tayangan tayangan talk show Lobby di Arek Televisi tersebut dengan prosentase sebesar 72 persen menyatakan bahwa responden kadang menyaksikan tayangan tersebut apabila responden sedang menonton televisi dan 28 persen responden menyatakan sering menyaksikan tayangan tersebut ketika sedang menonton televisi

Tabel .5

Frekuensi dalam menonton talk show Lobby di Arek Televisi ( n =100 )

Sumber: Kuisioner A no 6

F %

1 Kurang dari 15 menit 75 75

2 Kurang dari 30 menit 13 13

3 Kurang dari 45 menit 8 8

4 60 Menit 4 4

Total 100 100

Dari tabel diatas menunjukan bahwa keseluruhan responden atau sebesar 75 persen responden menyatakan bahwa responden menyatakan


(48)

menonton tayangan tersebut kurang dari 15 menit. Dari hasil tersebut dapat diasumsikan bahwa masyarakat kurang tertarik dengan tayangan talk show Lobby di Arek televisi, namun masih terdapat responden yang menyatakan menonton tayangan tersebut kurang lebih 30 menit sebanyak 13 persen responden, kemudian yang menyatakan menonton kurang dari 45 menit sebanyak 8 responden dan yang menonton sampai selesai yaitu dengan durasi 60 menit dengan jumlah prosentase responden sebesar 4 persen. Responden yang menonton tayangan ini sampai selesai diasumsikan responden yang concern terhadap isi tayangan yang menyampaikan pesan maupun informasi mengenai kebijakan pemerintah dalam berbagai aspek. Namun bagi responden yang menonton kurang dari 45 menit diasumsikan responden kurang menyukai tayangan ini namun hanya sekedar mengisi waktu luang atau hanya sekedar ingin mengetahui tayangan talk show Lobby.

Tabel .6

Durasi Menonton Tayangan talk show Lobby di Arek Televisi dalam satu minggu

( n =100)

Sumber : Kuisioner A no 7

F %

1 1 Kali 72 72

2 2 Kali 13 13

3 Lebih dari 2 Kali 15 15

Total 100 100

Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa responden yang menonton tayangan talk show Lobby di Arek Televisi dalam satu minggu mayoritas dengan prosentase sebesar 72 persen menyatakan menyaksikan tayangan tersebut hanya 1 kali. Dan responden dengan prosentase sebesar 13 persen menyatakan menyaksikan tayangan tersebut sebanyak 2 sampai 5 kali dalam


(49)

satu minggu. Kemudian responden dengan prosentase sebesar 15 persen menyatakan menyaksikan tayangan tersebut sebanyak lebih dari 2 kali dalam satu minggu.

Dari hasil prosentase tersebut dapat diasumsikan bahwa responden yang menonton lebih dari 2 kali dalam satu minggu adalah responden yang mempunyai waktu luang cukup banyak dengan menonton televisi, responden ini adalah responden dari kelompok ibu rumah tangga. Dan prosentase sebesar 13 persen adalah responden yang menyatakan melihat tayangan tersebut sebanyak 2 sampai 5 kali dalam satu minggu, responden ini diasumsikan adalah responden dari kelompok mahasiswa, responden belum bekerja maupun responden yang menyatakan dirinya wirausaha (toko kelontong, usaha warung). Dan responden yang mempunyai prosentase sebesar 72 persen diasumsikan responden dari kelompok pegawai swasta, maupun pegawai negeri mereka mempunyai waktu yang sangat terbatas untuk menyaksikan televisi.

4.1.2 Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel.7 Di Arek Televisi ?

Pengetahuan responden tentang jadwal tayangan talk show Lobby ( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 1

Tayang setiap hari senin sampai jumat F %

1 Mengetahui 19 19

2 Tidak mengetahui 81 81

Total 100 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebesar 81 persen menyatakan tidak mengetahui tentang jadwal tayangan talk show Lobby


(50)

di Arek Televisi yang tayang setiap hari senin sampai jumat. 19 persen responden menyatakan mengetahui tayangan talk show Lobby di Arek Televisi tayang setiap hari senin sampai jumat. Dari hasil tabel diasumsikan bahwa responden yang menyatakan kurang mengetahui adalah responden yang masuk dalam kelompok responden yang menyatakan kurang menyaksikan tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Responden yang menyatakan mengetahui jadwal tayangan mulai senin sampai jumat adalah responden yang masuk dalam kelompok responden yang menyaksikan tayangan lebih dari 2 kali dalam satu minggu.

Tabel.8 Di Arek Televisi ?

Pengetahuan responden tentang jadwal tayangan talk show Lobby ( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 2

Penayangan mulai pada pukul 20.00 WIB sampai

21.00 WIB F %

1 Mengetahui 19 19

2 Tidak mengetahui 81 81

Total 100 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebesar 81 persen menyatakan tidak mengetahui tentang jadwal tayangan talk show Lobby di Arek Televisi yang tayang setiap hari senin sampai jumat pukul 20.00 wib sampai pukul 21.00 wib. Dan 19 persen responden menyatakan mengetahui tayangan talk show Lobby di Arek Televisi tayang setiap hari senin sampai jumat. Dari hasil tabel diasumsikan bahwa responden yang menyatakan kurang mengetahui adalah responden yang masuk dalam kelompok responden yang menyatakan kurang menyaksikan tayangan talk show Lobby di Arek Televisi.


(51)

Responden yang menyatakan mengetahui jadwal tayangan mulai senin sampai jumat pukul 20.00 wib sampai pukul 21.00 wib adalah responden yang masuk dalam kelompok responden yang menyaksikan tayangan lebih dari 2 kali dalam satu minggu.

Tabel.9

Pengetahuan responden tentang Topik/Tema yang dibahas dalam talk show Lobby Di Arek Televisi ?

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 3

Topik/Tema relevan dengan permasalahan yang

tengah terjadi dimasyarakat F %

1 Mengetahui 17 17

2 Tidak mengetahui 83 83

Total 100 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebesar 83 persen menyatakan tidak mengetahui tentang bahwa topik/tema relevan dengan permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat. 17 persen responden menyatakan mengetahui bahwa topik/tema relevan dengan permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat. Yang menarik dari hasil tabel dapat diasumsikan bahwa 17 persen responden yang menyatakan mengetahui bahwa topik/tema relevan dengan permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat berarti mereka masuk dalam kategori yang menyatakan pernah menyaksikan tayangan dan mereka memperhatikan dahulu topik/tema yang sedang dibahas, apabila topik/tema yang sedang dibahas dianggap kurang menarik/kurang relevan dengan yang sedang terjadi dimasyarakat mereka mengikuti tayangan talk show dari awal sampai akhir tayangan. Responden yang menyatakan kurang


(52)

mengetahu bahwa topik/tema relevan dengan permasalahan yang tengah terjadi di masyarakat, mereka masih masuk dalam golongan responden yang menyatakan kurang menonton tayangan talk show Lobby di Arek Televisi.

Tabel.10

Pengetahuan responden tentang Topik/Tema yang dibahas dalam talk show Lobby Di Arek Televisi ?

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 4

Topik/Tema bisa menjadi wacana dalam mencari solusi dalam memecahkan masalah yang tengah

terjadi dimasyarakat

F %

1 Mengetahui - 0

2 Tidak mengetahui 100 100

Total 100 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 100 persen responden menyatakan tidak mengetahui bahwa topik/tema bisa menjadi wacana dalam mencari solusi dalam memecahkan masalah yang tengah terjadi dimasyarakat. Dari hasil dapat diasumsikan bahwa responden yang menyatakan kurang mengetahui bahwa topik/tema bisa menjadi wacana dalam mencari solusi dalam memecahkan masalah yang tengah terjadi dimasyarakat mereka adalah responden yang menyaksikan tayangan namun masih menyangsikan apakah dengan adanya pembahasan isu dengan mendatangkan tokoh/pakar yang berkompeten bisa menyelesaikan masalah yang menjadi isu hangat dimasyarakat. Dan responden yang menyatakan tidak mengetahui adalah responden yang masuk dalam kelompok responden yang menyatakan kurang menyaksikan tayangan talk show Lobby di Arek Televisi.


(53)

Tabel.11

Pengetahuan responden tentang Topik/Tema yang dibahas dalam talk show Lobby Di Arek Televisi ?

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 5

Topik/Tema tidak berkaitan dengan tujuan dari

politik tertentu F %

1 Mengetahui 32 32

2 Tidak mengetahui 68 68

Total 100 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa 68 persen responden menyatakan tidak mengetahui bahwa topik/tema tidak berkaitan dengan tujuan dari politik tertentu, 32 persen responden menyatakan mengetahui topik/tema tidak berkaitan dengan tujuan dari politik tertentu. Dari hasil tabel dapat diuraikan bahwa responden yang menyatakan mengetahui topik/tema tidak berkaitan dengan tujuan dari politik tertentu, mereka ini sebenarnya memperhatikan bagaimana tayangan talk show namun mereka tidak tertarik untuk melihat tayangan ini. Berbeda dengan responden yang menyatakan kurang mengetahui dan responden yang menyatakan tidak mengetahui topik/tema tidak berkaitan dengan tujuan dari politik tertentu, mereka diasumsikan masuk dalam kelompok responden yang kurang menyaksikan tayangan talk show Lobby di Arek Televisi.


(54)

Tabel.12

Pengetahuan responden tentang Tokoh/pakar yang di undang sebagai pembicara dalam acara talk show Lobby di Arek Televisi

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 6

Tokoh/pakar sesuai dengan tema/topik F %

1 Mengetahui 4 4

2 Tidak mengetahui 96 96

Total 100 100

Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden yang menyatakan tidak mengetahui tentang tokoh/pakar yang diundang sebagai pembicara dalam acara talk show Lobby di Arek Televisi sesuai dengan topik yang dibicarakan sebesar 96 persen. Dan hanya 4 persen responden yang menyatakan mengetahui tentang tokoh/pakar yang diundang sesuai dengan topik yang dibicarakan.

Dari hasil tabel dapat diasumsikan bahwa responden yang menyatakan tidak mengetahui adalah responden yang menyatakan kurang menonton tayangan talk show, dan mereka adalah responden yang hanya menonton tayangan tersebut hanya satu kali. Responden yang menyatakan tahu tentang pertanyaan yang diajukan adalah tergolong mereka yang pernah menonton tayangan tersebut secara penuh, dalam artian mereka mengikuti tayangan tersebut dari awal sampai akhir tayangan. Responden tertarik menonton tayangan ini diasumsikan pakar/tokoh yang dihadirkan sesuai dengan topik yang sedang dibahas, responden ini diasumsikan adalah responden yang menyatakan mereka adalah pegawai negeri. Hal ini dikarenakan beberapa topik yang dibahas adalah mengenai kebijakan pemerintah kota yang tengah menjadi


(55)

isu hangat dimasyarakat, sehingga bagi mereka yang menyatakan pegawai negeri harus mengetahui bagaimana pembahasan yang diulas oleh tokoh/pakar baik yang pro maupun yang kontra tentang kebijakan yang menjadi isu hangat dimasyarakat.

Tabel.13

Pengetahuan responden tentang Tokoh/pakar yang di undang sebagai pembicara dalam acara talk show Lobby di Arek Televisi

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 7

Tokoh/pakar merupakan tokoh sentral dalam isu yang

tengah dibahas (pengambil keputusan) F %

1 Mengetahui 2 2

2 Tidak mengetahui 98 98

Total 100 100

Dari hasil tabel dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebesar 98 persen menyatakan tidak mengetahui mengenai tokoh/pakar dalam tayangan talk show Lobby adalah tokoh sentral dalam isu yang tengah dibahas (pengambil keputusan mengenai kebijakan yang tengah digulirkan dimasyarakat). Hanya 2 persen responden yang menyatakan mengetahui mengenai tokoh/pakar dalam tayangan talk show Lobby adalah tokoh sentral dalam isu yang tengah dibahas.

Dari hasil tabel dapat diasumsikan bahwa mayoritas responden yang menyatakan tidak mengetahui adalah responden yang masuk dalam kelompok kurang menyaksikan tayangan ini dan mereka tidak mengetahui tentang isi/materi tayangan. Mereka kurang tertarik dengan tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Berbeda dengan 2 persen responden yang menyatakan


(56)

mengetahui mengenai tokoh/pakar dalam tayangan talk show Lobby adalah tokoh sentral dalam isu yang tengah dibahas, diasumsikan mereka adalah responden dari pegawai negeri yang sangat memperhatikan bagaimana penilaian dari berbagai pihak tentang isu yang dibahas ditelevisi lokal.

Tabel.14

Pengetahuan responden tentang Tokoh/pakar yang di undang sebagai pembicara dalam acara talk show Lobby di Arek Televisi

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 8

Tokoh/pakar relevan, logis dan terperinci dalam

memberikan uraian pembahasan F %

1 Mengetahui - 0

2 Tidak mengetahui 100 100

Total 100 100

Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden sebesar 100 persen menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui tentang tokoh/pakar relevan, logis dan terperinci dalam memberikan uraian pembahasan dalam tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. 33 persen responden menyatakan kurang mengetahui tentang hal tersebut. Dari hasil tabel tersebut dapat diasumsikan bahwa jawaban responden mempunyai kesamaan dari jawaban yang diajukan dalam pertanyaan sebelumnya. Mereka ini diasumsikan adalah responden dari kelompok yang menyatakan kurang menyaksikan tayangan talk show Lobby di Arek Televisi, mereka kurang tertarik dengan tayangan tersebut baik dari segi materi maupun dari segi kemasan acaranya. Bagi responden yang menyatakan kurang mengetahui juga mempunyai kesamaan dengan jawaban responden pada pertanyaan diajukan


(57)

sebelumnya. Dalam menayangkan program acara talk show, tokoh/pakar dalam tayangan talk show Lobby harus menampilkan tokoh sentral dalam isu/topik yang tengah dibahas, hal ini agar masyarakat penonton semakin yakin dengan alasan-alasan yang dikemukakan dan dapat menilai bahwa kebijakan yang digulirkan mempunyai manfaat positif bagi masyarakat.

Tabel.15

Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 9

Pembawa acara/presenter talk show ‘Cerdas’ F %

1 Mengetahui 19 19

2 Tidak mengetahui 64 64

Total 100 100

Dari hasil tabel menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan tidak mengetahui tentang sikap cerdas dari pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi sebesar 64 persen. Dan 19 persen responden menyatakan mengetahui sikap cerdas yang ditunjukan oleh pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi. Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby harus diangkat dalam kuisioner karena sebuah program acara talk show selain dari materi isi program, umumnya penonton mempunyai penilaian tersendiri tentang pembawa acara/presenternya. Kecerdasan merupakan salah satu alasan mengapa orang mau menonton tayangan talk show, hal ini dikarenakan apapun topik yang sedang di bahas pembawa acara/presenter harus bisa menunjukkan


(58)

kemampuannya dalam menggali informasi maupun mengarahkan pembicaraan dari para tokoh/pakar yang diundang.

Dari hasil tabel tersebut diasumsikan mayoritas responden yang menyatakan kurang mengetahui adalah responden yang menyatakan kadang menonton tayangan talk show Lobby di Arek Televisi dan menyatakan hanya menonton tayangan ini 1 kali. Responden ini tidak mengetahui tentang sikap cerdas dari pembawa acara/presenter karena mereka menyatakan kadang menonton dan menonton hanya 1 kali diasumsikan karena materi tayangan atau pembawa acara/presenter dianggap kurang menarik untuk ditonton.

Tabel.16

Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no. 10

Pembawa acara/presenter talk show ‘Fairness’ kepada

pihak pro dan kontra F %

1 Mengetahui 19 19

2 Tidak mengetahui 64 64

Total 100 100

Dari hasil tabel menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang mengetahui tentang fairness pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi sebesar 64 persen. Dan 19 persen responden menyatakan mengetahui sikap fairness pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi. Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby harus diangkat dalam kuisioner karena sebuah program acara talk show selain dari materi isi program, umumnya penonton mempunyai penilaian


(59)

tersendiri tentang pembawa acara/presenternya. Fairness merupakan salah satu alasan mengapa orang mau menonton tayangan talk show, hal ini dikarenakan apapun topik yang sedang di bahas pembawa acara/presenter harus bisa menunjukkan kemampuannya dalam memberikan kesempatan kedua belah pihak (tokoh/pakar yang diundang) untuk saling menyampaikan pendapatnya atau pembawa acara/presenter harus both side.

Dari hasil tabel tersebut diasumsikan mayoritas responden yang menyatakan kurang mengetahui adalah responden yang menyatakan kadang menonton tayangan talk show Lobby di Arek Televisi dan menyatakan hanya menonton tayangan ini 1 kali. Responden ini tidak mengetahui tentang fairness/both side pembawa acara/presenter karena mereka menyatakan kadang menonton dan menonton hanya 1 kali diasumsikan karena materi tayangan atau pembawa acara/presenter dianggap kurang menarik untuk ditonton.

Tabel.17

Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no.11

Pembawa acara/presenter talk show ‘Kritis’ dalam

menanyakan permasalahan F %

1 Mengetahui 19 19

2 Tidak mengetahui 64 64

Total 100 100

Dari hasil tabel menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang mengetahui tentang sikap kritis yang ditunjukan pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi sebesar 64 persen. Dan 19


(60)

persen responden menyatakan mengetahui sikap kritis pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi. Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby harus diangkat dalam kuisioner karena sebuah program acara talk show selain dari materi isi program, umumnya penonton mempunyai penilaian tersendiri tentang pembawa acara/presenternya. Kritis merupakan salah satu alasan mengapa orang mau menonton tayangan talk show, hal ini dikarenakan apapun topik yang sedang di bahas pembawa acara/presenter harus bisa menunjukkan kemampuannya dalam mengkritisi permasalahan yang tengah diperbincangkan tokoh/pakar yang diundang.

Dari hasil tabel tersebut diasumsikan mayoritas responden yang menyatakan kurang mengetahui adalah responden yang menyatakan kadang menonton tayangan talk show Lobby di Arek Televisi dan menyatakan hanya menonton tayangan ini 1 kali. Responden ini tidak mengetahui tentang sifat kritis dari pembawa acara/presenter karena mereka menyatakan kadang menonton dan menonton hanya 1 kali diasumsikan karena materi tayangan atau pembawa acara/presenter dianggap kurang menarik untuk ditonton.


(61)

Tabel.18

Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no.12

Pembawa acara/presenter talk show ‘Detail’ dalam

menanyakan permasalahan F %

1 Mengetahui 19 19

2 Tidak mengetahui 64 64

Total 100 100

Dari hasil tabel menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang mengetahui tentang kemampuan pembawa acara/presenter dalam menggali informasi secara detail dalam tayangan talk show Lobby di Arek Televisi sebesar 64 persen. Dan 19 persen responden menyatakan mengetahui kemampuan pembawa acara/presenter dalam menggali informasi secara detail dalam tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby harus diangkat dalam kuisioner karena sebuah program acara talk show selain dari materi isi program, umumnya penonton mempunyai penilaian tersendiri tentang pembawa acara/presenternya. Detail dalam menggali informasi/pokok bahasan merupakan salah satu alasan mengapa orang mau menonton tayangan talk show, hal ini dikarenakan apapun topik yang sedang di bahas pembawa acara/presenter harus bisa menunjukkan kemampuannya dalam menggali secara detail informasi dari para tokoh/pakar yang diundang.

Dari hasil tabel tersebut diasumsikan mayoritas responden yang menyatakan kurang mengetahui adalah responden yang menyatakan kadang menonton tayangan talk show Lobby di Arek Televisi dan menyatakan hanya


(62)

menonton tayangan ini 1 kali. Responden ini tidak mengetahui tentang kemampuan pembawa acara/presenter dalam menggali informasi secara detail karena mereka menyatakan kadang menonton dan menonton hanya 1 kali diasumsikan karena materi tayangan atau pembawa acara/presenter dianggap kurang menarik untuk ditonton.

Tabel.19

Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no.13

Pembawa acara/presenter talk show Presenter

‘Perempuan’ F %

1 Mengetahui 19 19

2 Tidak mengetahui 64 64

Total 100 100

Dari hasil tabel menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang mengetahui tentang pembawa acara/presenter adalah seorang perempuan dalam tayangan talk show Lobby di Arek Televisi sebesar 64 persen. Dan 19 persen responden menyatakan mengetahui pembawa acara/presenter adalah seorang perempuan dalam tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby harus diangkat dalam kuisioner karena sebuah program acara talk show selain dari materi isi program, umumnya penonton mempunyai penilaian tersendiri tentang pembawa acara/presenternya. Figur perempuan sebagai pembawa acara/presenter merupakan salah satu alasan mengapa orang mau menonton tayangan talk show, hal ini dikarenakan apapun topik yang sedang di


(63)

bahas figur seorang perempuan pembawa acara/presenter mampu mempengaruhi cara pandang penonton dalam membahas topik dengan tokoh/pakar yang diundang.

Dari hasil tabel tersebut diasumsikan mayoritas responden yang menyatakan kurang mengetahui adalah responden yang menyatakan kadang menonton tayangan talk show Lobby di Arek Televisi dan menyatakan hanya menonton tayangan ini 1 kali. Responden ini tidak mengetahui figur pembawa acara/presenter karena mereka menyatakan kadang menonton dan menonton hanya 1 kali diasumsikan karena materi tayangan atau pembawa acara/presenter dianggap kurang menarik untuk ditonton.

Tabel.20

Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby di Arek Televisi

( n =100 )

Sumber: Kuisoner B no.14

Pembawa acara/presenter talk show Presenter ‘Laki-laki’ F %

1 Mengetahui 19 19

2 Tidak mengetahui 64 64

Total 100 100

Dari hasil tabel menunjukkan bahwa mayoritas responden menyatakan kurang mengetahui tentang pembawa acara/presenter adalah seorang laki-laki dalam tayangan talk show Lobby di Arek Televisi sebesar 64 persen. Dan 19 persen responden menyatakan mengetahui pembawa acara/presenter adalah seorang laki-laki dalam tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Pengetahuan responden tentang pembawa acara/presenter talk show Lobby harus diangkat dalam kuisioner karena sebuah program acara talk show selain


(1)

64

tingkat pengetahuan sedang, mereka adalah responden yang masih mempunyai perhatian terhadap tayangan lokal meskipun tidak secara menyeluruh menyaksikan tayangan, namun mereka tetap memberikan apresiasi terhadap tayangan talk show baik dari pengemasan acara maupun materi yang di tayangkan.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil analisis dan interpretasi data yang telah diuraikan pada Bab IV maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden mempunyai tingkat pengetahuan rendah tentang tayangan talk show Lobby di Arek Televisi. Rendah nya tingkat pengetahuan responden dikarenakan beberapa indikator seperti anggapan bahwa kualitas televisi lokal masih kurang bagus sehingga persaingan untuk memposisikan Arek Televisi menjadi channel yang dipilih ketika menonton televisi masih rendah. Kredibilitas tayangan Arek Televisi dibandingkan dengan tayangan televisi nasional maupun televisi lokal yang sudah eksis terlebih dahulu. Selain itu, pengemasan materi tayangan talk show Lobby di Arek Televisi masih kurang dimintai oleh responden, pemilihan materi tema/ topik juga masih kurang mengena dan tokoh/pakar yang dihadirkan kurang di minati untuk ditonton oleh responden. Agar tayangan talk show Lobby di Arek televisi mudah dikenali dengan menggunakan strategi di buat nya akun facebook, namun masih saja kurang diminati oleh responden untuk bergabung didalam akun jejaring sosial tersebut.


(3)

66

5.2 Saran

Saran yang disampaikan oleh peneliti mengenai tayangan talk show Lobby di Arek Televisi adalah sebagai berikut :

a. divisi program harus selalu memantau tanggapan dari masyarakat melalui polling/rating yang selalu update sehingga program yang ditayangkan tidak useless diantara persaingan program-program yang ditayangkan di channel televisi lokal dan nasional lainnya. b. untuk lebih menarik lagi tayangan talk show tidak hanya di

lakukan di studio namun diproduksi di instansi dimana topik/tema yang dibahas sesuai dengan kebijakan yang digulirkan misalnya di lobby teras pemkot Surabaya atau di balai kota Surabaya.

c. hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi pijakan dalam pendalaman penelitian berikutnya dalam membangun awareness dan trustworty masyarakat mengenai station televisi Arek Televisi.


(4)

Lampiran 68

Mohon Kesedian Bapak/ibu/Saudara Untuk Meluangkan Waktu Mengisi Kuisioner Di Bawah Ini Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Skripsi

Atas Kesediaan Dan Partisipasi Bapak/Ibu/Saudara, Saya Mengucapkan Terima Kasih

KUISIONER

Petunjuk: Silakan Isi Pertanyaan dengan Memberilah Tanda (X) Pada Jawaban Yang Sesuai Menurut Anda

No Kuisioner : ... A. Identitas Responden

1. Nama :... 2. Usia :... 3. Jenis Kelamin : [ ] Laki-laki [ ] Perempuan

4. Pekerjaan Responden

a. PNS/BUMN d. Mahasiswa

b. Pegawai Swasta e. Belum Bekerja

c. Wirausaha f. Ibu Rumah Tangga

5. Apakah anda pernah menyaksikan tayangan talk show Lobby di Arek Televisi ? a. Tidak Menyaksikan b. Kurang Menyaksikan c. Pernah Menyaksikan 6. Berapa lama anda menonton talk show Lobby ?

a. < 15 menit b. < 30 menit c. < 45 menit d. 60 menit

7. Berapa kali dalam satu minggu anda menyaksikan tayangan talk show Lobby di Arek Televisi?

a. 1 kali b. 2 kali c. Lebih dari 2 kali

B. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Tayangan Talk Show Lobby di Arek Televisi

Petunjuk: Untuk Setiap Pernyataan Di Bawah Ini, Berilah Tanda (X) Pada Kolom Pilihan Yang Sesuai Dengan Penilaian Anda

1. Apakah anda mengetahui jadwal tayangan Talk Show Lobby Di Arek Televisi hari Senin sampai Jumat?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 2. Apakah anda mengetahui jadwal tayangan Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Penayangan mulai pada pukul 20.00 WIB sampai 21.00 WIB?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 3. Apakah anda mengetahui topik/tema dalam Talk Show Lobby Di Arek Televisi

relevan dengan permasalahan yang tengah terjadi dimasyarakat?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 4. Apakah anda mengetahui topik/tema dalam Talk Show Lobby Di Arek Televisi

bisa menjadi wacana dalam mencari solusi dalam memecahkan masalah yang tengah terjadi dimasyarakat?

a. Tahu b. Tidak tahu


(5)

Lampiran 69

5. Apakah anda mengetahui topik/tema dalam Talk Show Lobby Di Arek Televisi tidak berkaitan dengan tujuan dari politik tertentu?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 6. Apakah anda mengetahui pakar/tokoh yang diundang dalam Talk Show Lobby Di

Arek Televisi sesuai dengan tema/topik?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 7. Apakah anda mengetahui pakar/tokoh yang diundang dalam Talk Show Lobby Di

Arek Televisi merupakan tokoh sentral dalam isu yang tengah dibahas (pengambil keputusan)?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 8. Apakah anda mengetahui pakar/tokoh yang diundang dalam Talk Show Lobby Di

Arek Televisi relevan, logis dan terperinci dalam memberikan uraian pembahasan?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 9. Apakah anda mengetahui pembawa acara/presenter Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Cerdas ?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 10. Apakah anda mengetahui pembawa acara/presenter Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Fairness kepada pihak pro dan kontra ?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 11. Apakah anda mengetahui pembawa acara/presenter Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Kritis dalam menanyakan permasalahan ?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 12. Apakah anda mengetahui pembawa acara/presenter Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Detail dalam menanyakan permasalahan ?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 13. Apakah anda mengetahui pembawa acara/presenter Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Seorang perempuan ?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 14. Apakah anda mengetahui pembawa acara/presenter Talk Show Lobby Di Arek

Televisi Seorang laki-laki ?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 15. Apakah anda mengetahui pembawa acara/presenter Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Tegas ?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 16. Apakah anda mengetahui pembawa acara/presenter Talk Show Lobby Di Arek Televisi

Atraktif ?

a. Tahu b. Tidak tahu


(6)

Lampiran 70 17. Apakah anda mengetahui nomor telepon untuk berinteraktif dalam tayangan Talk

Show Lobby Di Arek Televisi ?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) 18. Apakah anda mengetahui akun jejaring sosial Facebook Talk Show Lobby Di Arek Televisi?

a. Tahu b. Tidak tahu

(Jelaskan...) Terima kasih


Dokumen yang terkait

Tayangan Bang One Show dan Tingkat Pengetahuan Mahasiswa (Studi korelasional tentang pengaruh tayangan Bang One Show di TVOne dalam meningkatkan pengetahuan mahasiswa Fakultas Hukum USU).

1 31 124

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN TALK SHOW DR.OZ INDONESIA DI MEDIA TV ( Studi Analisis Kuantitatif Deskriptif Tentang Motif Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Talk show DR.OZ Indonesia di TRANS TV ).

0 0 86

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYRAKAT ”E-KTP” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyrakat ”E-KTP” Di Televisi).

0 0 79

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYARAKAT ”TRAFFICKING” (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat di Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyarakat ”Trafficking” di Televisi).

0 2 84

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7).

0 4 88

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi).

0 1 79

Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Tayangan Talk Show Lobby (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Tayangan Talk Show “Lobby” Di Arek Televisi)

0 0 14

OPINI MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN REALITY SHOW “MASIH DUNIA LAIN” DI TRANS 7(Studi Deskriptif Opini Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Reality Show “ Masih Dunia Lain: di Trans 7)

0 0 20

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG - TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TENTANG IKLAN LAYANAN MASYRAKAT ”E-KTP” di TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Layanan Masyrakat ”E-KTP” Di Televisi)

0 0 20

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT SURABAYA TENTANG IKLAN DIABETASOL DI TELEVISI (Studi Deskriptif Tingkat Pengetahuan Masyarakat Surabaya Tentang Iklan Diabetasol Versi “Majalah” di Televisi)

0 0 21