FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) (Studi Kasus Pada UKM Marmer / Onix Di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur).

(1)

SKRIPSI

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BAGI USAHA

KECIL DAN MENENGAH (UKM)

(Studi Kasus Pada UKM Marmer / Onix Di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur)

Oleh :

AGNESTI RIZKI ABRORY

0613015032/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN

STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BAGI USAHA

KECIL DAN MENENGAH (UKM)

(Studi Kasus Pada UKM Marmer / Onix Di Kabupaten Tulungagung Jawa Timur)

yang diajukan

AGNESTI RIZKI ABRORY

0613015032/FE/EA

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Drs. EC. H. MUNARI, MM

NIP. 030 195 017


(3)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR... ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... ... viii

ABSTRAKSI ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSATAKA ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Definisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 10

2.2.2. Definisi Akuntansi ... 11

2.2.3. Sistem Akuntansi Usaha Kecil dan Menengah ... 13

2.2.4. Pengertian Standar ... 13

2.2.5. Standar Akuntansi Keuangan ... 14

2.3. Pendidikan Pemilik ... 16

2.3.1 Tujuan Pendidikan ... 16

2.3.2 Macam – Macam Pendidikan ... 17

2.4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 17

2.5 Jenis Laporan Keuangan ... 20

2.5.1 Neraca ... 20

2.5.2 Laporan Laba Rugi ... 22

2.5.3 Laporan Ekuitas Pemilik ... 24

2.5.4 Laporan Arus Kas ... 25


(4)

iv

2.9 Pengaruh Jenis Laporan Keuangan Terhadap Kebutuhan SAK

Bagi UKM ... . 28

2.10 Kerangka Pikir ... 29

2.11 Hipotesis ... 29

BAB III METODE PENELITIAN ... 30

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 30

3.1.1 Definisi Operasional ... 30

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 32

3.2.1. Populasi ... 32

3.2.2. Sampel ... 33

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.3.1. Jenis Data ... 34

3.3.2. Sumber Data ... 34

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 35

3.4.1. Teknik Analisis ... 35

3.4.2. Uji Validitas ... 36

3.4.3. Uji Realibilitas ... 37

3.4.4. Uji Normalitas ... 37

3.4.5. Uji Asumsi Klasik ... 38

3.4.6 Pengujian Hipotesis ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 41

4.2. Deskripsi Hasil Analisis ... 42

4.2.1. Hasil Pengujian Validitas ... 42

4.2.2. Hasil Pengujian Realibilitas ... 47

4.3. Destribusi Frekuensi ... 48

4.3.1. Pendidikan Pemilik (X1) ... 48

4.3.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) ... 49

4.3.3. Jenis Laporan Keuangan (X3) ... 50


(5)

v

4.4.4. Uji Kecocokan Model (Uji F) ... 58

4.4.5. Uji Hipotesis... ... 58

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 60

4.5.1. Implikasi Penelitian ... 60

4.5.2 Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ... . 63

4.5.3. Keterbatasan Penelitian ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65

5.1. Kesimpulan ... 65

5.2. Saran ... 66


(6)

vi

Ke-1... 42

Tabel 4.4 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-1... 43

Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-2 ... 44

Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-3... 44

Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-4 ……… 45

Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Variabel Jenis Laporan Keuangan (X3) Putaran Ke-1... 45

Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Variabel Jenis Laporan Keuangan (X3) Putaran Ke-2... 46

Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas Variabel Kebutuhan SAK bagi UKM (Y) Putaran Ke-1 ... 46

Tabel.4.11 : Hasil Uji Reliabilitas ... ....47

Tabel 4.12 : Distribusi Frekuensi pada Pendidikan Pemilik... 48

Tabel 4.13 : Distribusi Frekuensi pada Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan... 50

Tabel 4.14 : Distribusi Frekuensi pada Jenis Laporan Keuangan ... 51

Tabel 4.15 : Distribusi Frekuensi pada Kebutuhan SAK bagi UKM... 52

Tabel 4.16 : Hasil Uji Normalitas ... ...53

Tabel 4.17 : Hasil Uji Normalitas Pada Residual………. 54

Tabel 4.18 : Hasil Uji Multikolinieritas ……… 55

Tabel 4.19 : Hasil Uji Korelasi Rank Spearman……… 56

Tabel 4.20 : Persamaan Regresi ………. 56

Tabel 4.2.1 : ANOVA ……… 58

Tabel 4.2.2 : Nilai r2parsial ………. 59

Tabel 4.2.3 : Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ……….. 63


(7)

(8)

viii Pemilik (X1) Putaran Ke-1

Lampiran 3 : Output Uji Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-1

Lampiran 4 : Output Uji Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-2

Lampiran 5 : Output Uji Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-3

Lampiran 6 : Output Uji Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-4

Lampiran 7 : Output Uji Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Jenis Laporan Keuangan (X3) Putaran Ke-1

Lampiran 8 : Output Uji Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Jenis Laporan Keuangan (X3) Putaran Ke-2

Lampiran 9 : Output Uji Validitas Dan Reliabilitas Pada Variabel Kebutuhan SAK Bagi UKM (Y) Putaran Ke-1

Lampiran 10 : Input Regresi

Lampiran 11 : Output Uji Normalitas


(9)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH

(UKM)

Oleh :

Agnesti Rizki Abrory

ABSTRAKSI

Masih banyak kelemahan yang dihadapi UKM di Indonesia, kelemahan itu antara lain disebabkan rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dari manajer pemilik dan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UKM Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan secara empiris adanya pengaruh antara pendidikan pemilik, Karakteristik kualitatif laporan keuangan, dan jenis laporan keuangan berpengaruh terhadap kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda yang terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat yaitu kebutuhan SAK bagi UKM (Y), pendidikan pemilik (X1), karakteristik kualitatif laporan keuangan

(X2) dan jenis laporan keuangan (X3). Populasi dalam penelitian ini sebesar 25

pemilik Usaha Kecil dan Menengah khususnya Sentra Industri Marmer / Onix yang tersebar di wilayah Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah teknik sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

Kesimpulan yang diperoleh dari analisis regresi linier berganda pada penelitian ini adalah variabel pendidikan pemilik (X1) dan jenis laporan keuangan

(X3) memiliki pola hubungan yang searah (positif) dengan kebutuhan SAK,

sedangkan variabel karakteristik kualitatif laporan keuangan (X2) memiliki pola

hubungan yang berlawanan (negatif) dengan kebutuhan SAK.

Keywords : Kebutuhan SAK Bagi UKM, Pendidikan Pemilik, Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan, Jenis Laporan Keuangan


(10)

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH

(UKM) By :

Agnesti Rizki Abrory

Abstraction

Still a lot of weakness by the UKM in Indonesia, for example caused to lower the education, lack of understanding to Financial Accounting Standard (SAK) and for lack of regulation obliging compilation of financial statement. Pursuant to the description, this research as a mean to prove empirically existence of influence of owner education, characteristic qualitative financial statement, and type of financial statement have an effect on to requirement of Financial Accounting Standard ( SAK) for Small And Medium Industry ( UKM).

This research use the multiple linear equation regresi model consisted of three independent variable and one dependent variable, that is SAK requirement for UKM (Y), owner education (X1), characteristic qualitative financial statement (X2) and financial statement type (X3). Population in this research equal to 25 owner of Small And Medium Industry specially Industrial Sentra of Marmer/Onix at Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung. Technique of Determination sampel used census technique of where all population member made by sampel.

Conclusion obtained from multiple linear analysis regresi this research is variable of owner education (X1) and financial statement type (X3) own the unidirectional pattern (positif) with the SAK requirement, while characteristic qualitative financial statement variable (X2) own the adversative pattern (negatif) with the SAK requirement.

Keywords : SAK Requirement For UKM, Owner Education, Characteristic Qualitative Financial Statement, Financial Statement Type.


(11)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Praktek akuntansi, khususnya akuntansi keuangan bagi UKM di Indonesia masih rendah dan masih memiliki banyak kelemahan. Beberapa penelitian pada UKM telah menyimpulkan bahwa penggunaan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan akan mempengaruhi prestasi perusahaan, penelitian pada perusahaan besar juga telah membuktikan bahwa penggunaan informasi akuntansi akan mempengaruhi prestasi perusahaan dan atau prestasi manajer (Suhairi, 2004 ). Pemerintah Indonesia belum mengatur secara khusus kewajiban UKM menyusun laporan keuangan. Namun demikian, Undang-undang Republik Indonesia No. 1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas secara tidak langsung telah mengisyaratkannya melalui pasal 56 yang berbunyi “ Dalam waktu 5 bulan setelah tahun buku perseroan ditutup, Direksi menyusun laporan tahunan yang diajukan kepada Rapat Umum Pemegang Saham”. Dengan demikian, bagi suatu perusahaan yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, tidak terkecuali usaha kecil ataupun menengah, diwajibkan menyusun laporan keuangan.

Masih banyak kelemahan yang dihadapi UKM di Indonesia, kelemahan itu antara lain disebabkan rendahnya pendidikan, kurangnya pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dari manajer


(12)

pemilik (Benjamin, 1990) dan karena tidak adanya peraturan yang mewajibkan penyusunan laporan keuangan bagi UKM (Muntoro, 1990). Sudarini (1992) juga membuktikan bahwa perusahaan kecil di Indonesia cendrung untuk memilih normal perhitungan (tanpa menyusun laporan keuangan) sebagai dasar perhitungan pajak. Karena, biaya yang dikeluarkan untuk menyusun laporan keuangan jauh lebih besar daripada kelebihan pajak yang harus dibayar.

Dalam artikel Suhairi dan Wahdini (2006 : 2) disebutkan bahwa standar akuntansi keuangan dirasakan sangat memberatkan bagi usaha kecil dan menengah dibandingkan dengan usaha besar. Salah satu faktor sebagai penyebab terjadinya overload adalah rendahnya tingkat penyusunan laporan keuangan pada UKM, dan adanya kewajiban UKM yang sama dengan usaha besar. Dengan kata lain, UKM diwajibkan membuat laporan keuangan sesuai dengan menggunakan standar akuntansi keuangan internasional. Selain itu, adanya kewajiban UKM dalam membuat laporan keuangan juga telah ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.1 tahun 1995 tentang perseroan terbatas.

Dengan adanya standar akuntansi keuangan yang ada, dianggap memberatkan UKM dan sebab-sebab yang lain, sehingga UKM lebih cenderung untuk tidak menyusun laporan keuangan karena biaya yang harus dikeluarkan lebih besar (Penyusunan laporan keuangan) dibandingkan kelebihan pajak terhitung yang harus dibayar. Maka hal itu merupakan salah satu dari permasalahan UKM yang ada pada saat ini,


(13)

terutama di bidang keuangan. Permasalahan ini merupakan kendala dalam perkembangan UKM di indonesia.

Sektor Usaha Kecil dan Menengah menjadi inspirator dan motivasi karena sebagian besar masyarakat kita adalah masyarakat yang berpenghasilan kecil dan tinggal di pedesaan. Melihat fenomena ini maka tidak tepat jika pembangunan hanya difokuskan pada usaha besar yang justru mengalami kegagalan dan menjadi beban pemerintah. Dalam konteks ini, yaitu UKM atau Usaha Kecil dan Menengah dapat mengelola aset berupa sumber daya alam untuk memberikan kontribusi yang optimal bagi kesejahteraan rakyat secara sosial dan ekonomi. (Dian Chandra : 2005).

Masalah utama dalam pengembangan UKM yaitu mengenai pengelolaan keuangan dalam usahanya tersebut, karena pengelolaan yang baik memerlukan keterampilan Akuntansi yang baik pula oleh pelaku bisnis UKM. Padahal dengan adanya laporan keuangan akan memungkinkan pemilik memperoleh data dan informasi yang tersusun secara sistematis. Dengan adanya laporan keuangan, pemilik dapat memperhitungkan keuntungan yang diperoleh, mengetahui berapa tambahan modal yang dicapai, dan juga dapat mengetahui bagaimana keseimbangan hak dan kewajiban yang dimiliki. Sehingga setiap keputusan yang diambil oleh pemilik dalam mengembangkan usahanya akan didasarkan pada kondisi konkret keuangan yang dilaporkan secara lengkap bukan hanya didasarkan pada asumsi semata.


(14)

Permasalahan yang terjadi adalah bahwa pelaku bisnis (pemilik) UKM banyak beranggapan bahwa pembukuan (laporan keuangan) dalam usahanya adalah suatu hal yang sulit. Dan pada umumnya pemilik kurang membutuhkan informasi Akuntansi karena keterlibatannya secara pribadi dan langsung dalam kegiatan usaha.

Masih banyak tantangan dan kelemahan yang harus dibenahi pada usaha kecil dan menengah karena secara agregasi merupakan perkembangan individual usaha yang masing – masing sangat tergantung pada kapasitas pendukung UKM sendiri. Kendala yang harus dibenahi pada UKM adalah aspek kualitas SDM yang kurang memadai dan pengawasan yang efektif dan fungsional yang disertai pembinaan, pemberdayaan dan dukungan modal dan perbankan yang memadai. (Dian Chandra : 2005)

Berdasarkan observasi sementara diperoleh data bahwa sebagian UKM Marmer di desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung telah mencatat aktivitas keuangan usaha mereka. Meskipun belum sempurna bentuk dan urutan laporan keuangan, namun dari pencatatan tersebut dapat dilihat dan diperoleh informasi keuangan perusahaan. Namun hanya sebagian kecil yang melakukan pencatatan tersebut

Dari hasil observasi tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang disusun UKM adalah catatan yang sangat sederhana, hanya mencatat arus keluar masuk kas. Mereka tidak mengalami kesulitan dalam membuat catatan sederhana dan menurut mereka sudah cukup dan bisa


(15)

melihat keluar masuk uang dan pendapatan mereka. Sebagian ada yang beranggapan bahwa tidak perlu mencatat laporan keuangan, karena pemilik juga terjun langsung dalam usahanya, dan sudah mengetahui keluar masuk uang mereka. Namun ada UKM yang menyusun laporan keuangan dengan baik meskipun belum sesuai Standar Akuntansi Keuangan.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kebutuhan standar akuntansi keuangan (SAK) bagi usaha kecil dan menengah (UKM). Dimana penelitian ini muncul dikarenakan beberapa permasalahan yang ada. Antara lain : wacana yang telah dijelaskan di atas, hasil penelitian-penelitian terdahulu yang menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan usaha kecil dan menengah (UKM) ini sulit untuk menerapkan standar akuntansi keuangan (SAK) dalam penyusunan laporan keuangan.

Melihat uraian latar belakang diatas, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “FAKTOR - FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEBUTUHAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK) BAGI USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM).”


(16)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah Pendidikan pemilik, apakah Karakteristik kualitatif laporan keuangan dan jenis laporan keuangan berpengaruh terhadap kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk membuktikan secara empiris adanya pengaruh antara Pendidikan pemilik, Karakteristik kualitatif laporan keuangan, dan Jenis laporan keuangan berpengaruh terhadap kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

1.4 Manfaat Penelitian

Penyusunan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :

1. Bagi Perusahaan

Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan bagi Usaha Kecil dan Menengah.


(17)

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan wawasan dan dapat memecahkan masalah yang ada dalam perusahaan dengan berpedoman pada teori yang diterima di bangku kuliah.

3. Bagi Universitas

Adanya penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan dalam meneliti masalah – masalah yang sama untuk melakukan penelitian lebih lanjut.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Di Indonesia penelitian tentang Usaha Kecil dan Menengah (UKM) masih sangat minim. Beberapa penelitian telah dilakukan tetapi menunjukkan bahwa praktek akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Indonesia belum berjalan dengan baik. Banyak sekali kelemahan yang terdapat dalam praktek akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah. Kelemahan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: faktor pendidikan, pemahaman terhadap penyusunan laporan keuangan, dan overload standar akuntansi yang dijadikan pedoman dalam penyusunan laporan keuangan.

I. Murniati (2002) membahas tentang :

” Investigasi faktor – faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi usaha kecil dan menengah ”.

a. Permasalahan

Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara masa memimpin perusahaan, pendidikan manajer, sektor industri, skala usaha, pelatihan manajer, umur perusahaan terhadap penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah (UKM).


(19)

b. Hipotesis

Diduga adanya pengaruh antara masa mempin perusahaan, pendidikan manajer, sektor industri, skala usaha, pelatihan manajer, umur perusahaan terhadap penyediaan dan penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah (UKM).

c. Kesimpulan

Hubungan antara penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah adanya variabel masa jabatan, pendidikan manajer, pelatihan manajer, subsektor industri, umur perusahaan, skala usaha berpengaruh secara signifikan dan teruji kebenarannya.

II. Suhairi dan Wahdini (2006) membahas tentang :

”Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)”.

a. Permasalahan

Apakah SAK yang berlaku di Indonesia sekarang ini memberatkan UKM.

b. Hipotesis

Hipotesis penelitian adalah sebagai berikut

1. Standar Akuntansi Keuangan overload bagi Usaha Kecil dan Menengah dibandingkan dengan Usaha Besar.


(20)

2. Akuntan yang bekerja di kantor pajak dan bank mempunyai persepsi yang berbeda terhadap overload SAK bagi Usaha Kecil dan Menengah.

c. Kesimpulan

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa salah satu yang diduga sebagai penyebabnya adalah adanya kewajiban UKM menggunakan SAK yang sama dengan usaha besar.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Definisi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 9 tahun 1995 tentang Usaha Kecil, mendefinisikan usaha kecil dan menengah sebagai berikut :

”Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang – Undang”.

”Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi rakyat yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar daripada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan Usaha Kecil”. Menurut Suhairi & Wahdini (2006 :4) mendefinisikan usaha kecil dan menengah (UKM) berdasarkan klasifikasi yang digunakan dalam penelitiannya mengacu pada Instruksi Presiden No.10 tahun 1999 tentang pemberdayaan usaha menengah. Dalam Inpres ditetapkan bahwa suatu


(21)

usaha digolongan skala kecil dan menengah jika memiliki kekayaan bersih sama atau dibawah Rp. 10 miliar.

Berdasarkan beberapa definisi diatas maka Usaha Kecil dan Menengah adalah suatu kegiatan ekonomi yang memiliki skala modal atau kekayaan bersih yang terbatas dan memiliki suatu kriteria yang telah ditentukan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.9 tahun 1995.

2.2.2 Definisi Akuntansi

Akuntansi saat ini, memiliki pengertian yang beraneka ragam menurut pandangan masing – masing ahli yang memberikan definisi terhadap akuntansi. Definisi akuntansi secara umum menurut Finansial Accounting Standart Board (FASB) adalah suatu aktifitas yang berfungsi menyediakan informasi kuantitatif tentang kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan yang diharapkan bermanfaat dalam mengambil keputusan ekonomis. Pengertian ini memiliki tujuan untuk memberikan informasi bagi pemakai informasi sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Beberapa definisi lain oleh beberapa ahli diantaranya :

1. Menurut AICPA dalam Nasution (2003 :1) mendefinisikan akuntansi sebagai berikut: ” Akuntansi adalah suatu keahlian untuk mencatat, mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan dengan cara yang tepat dan dinyatakan dengan uang, transaksi dan kejadian yang sebagian


(22)

sekurang – kurangnya bersifat keuangan dan menginterprestasikan hasil yang diperoleh”.

2. Menurut Warren (Prinsip – Prinsip Akuntansi, 1999 : 6) Akuntansi adalah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pihak – pihak berkepentingan mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi perusahaan.

3. Menurut Baswir (Koperasi Indonesia, 1994) Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusan – keputusan ekonomi dan keputusan kredit oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap jalannya usaha. Sedangkan ditinjau dari segi prosesnya, akuntansi adalah suatu teknik untuk mencatat, menggolong – golongkan dan meringkas transaksi – transaksi keuangan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau perusahaan, serta menyajikan hasil usahanya melalui laporan keuangan serta menginterprestasikan data – data finansial yang disajikan di dalam laporan keuangan.

4. Menurut Kieso, et.all (Akuntansi Intermediate, 2002 : 2) Akuntansi dapat didefinisikan secara tetap dengan menjelaskan tiga karakteristik penting dari akuntansi yaitu : (1) Pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang (2) entitas ekonomi kepada (3) pemakai yang berkepentingan.


(23)

Dari beberapa definisi yang ada, dapat dilihat bahwa inti dari definisi akuntansi lebih menekankan pada pemberian informasi bagi kepentingan para pemakai dan penyajian model pencatatan dalam penyajian laporan keuangan.

2.2.3 Sistem Akuntansi Usaha Kecil dan Menengah

Sistem Akuntansi adalah metode dan prosedur untuk mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi mengenai keuangan dan operasi usaha (Warren, 1999 :182).

Penyelenggaraan akuntansi Usaha Kecil dan Menengah hampir sama dengan penyelenggaraan akuntansi pada umumnya yaitu penggunaan buku – buku antara lain seperti buku harian, buku besar, dan buku pembantu. Buku harian adalah buku yang digunakan untuk mencatat transaksi yang terjadi setiap hari pada saat terjadi suatu transaksi baik transaksi penjualan, transaksi pembelian dan transaksi lainnya. Buku besar adalah buku yang digunakan untuk menggolongkan dan meringkas catatan transaksi – transaksi yang dicatat didalam buku – buku harian. Buku pembantu adalah buku yang digunakan untuk merinci rekening – rekening buku besar.

2.2.4 Pengertian Standart

Standart digunakan untuk mengukur apa yang dilakukan telah memberikan hasil yang memuaskan. Dalam kamus bahasa Indonesia (2002


(24)

: 1460) mendefinisikan standart adalah ukuran tertentu yang digunakan sebagai patokan. Dengan adanya standart atau aturan maka penyimpangan yang akan terjadi semakin kecil dalam pelaksanaan keuangan perusahaan. Dengan adanya standart yang dapat diterima secara umum diharapkan dapat mengantisipasi adanya perbedaan – perbedaan dalam penerapan prinsip – prinsip akuntansi (Nasution, 2003: 3).

Standart akuntansi adalah konsep, prinsip, metode, tekhnik dan lainnya yang sengaja dipilih atas dasar kerangka konseptual oleh badan penyusun standart untuk diberlakukan dalam suatu lingkungan dan dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai tujuan pelaporan keuangan. Standart akuntansi diterapkan untuk menjadi pedoman utama dalam memperlakukan (pendefinisian, pengukuran, pengakuan, penilaian, dan penyajian) suatu objek, elemen, pos pelaporan (Suwardjono, 2005).

Dengan adanya standart yang ada, maka hal ini dapat mendorong perkembangan akuntansi khususnya akuntansi bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

2.2.5 Standart Akuntansi Keuangan

Standart akuntansi keuangan disusun oleh organisasi profesi akuntansi yang bertujuan agar daftar keuangan menjadi lebih objektif, jelas dan dapat dimengerti oleh semua pihak. Prinsip akuntansi merupakan garis pedoman, hukum – hukum peraturan yang digunakan dalam akuntansi dan berlaku sebagai penuntun dalam praktek akuntansi


(25)

(Nasution, 2003 : 3). Sedangkan prinsip akuntansi adalah segala ideologi, gagasan, asumsi, konsep, postulat, kaidah, prosedur, metode, dan tekhnik akuntansi yang berfungsi sebagai pengetahuan.

Menurut S. Hadibroto dalam Nasution (2003: 3), yang dimaksud dengan prinsip – prinsip akuntansi adalah : ” dasar – dasar maupun konsep yang menjadi pedoman bagi penelitian dan penyajian harta benda dan hutang – hutang dalam menyusun neraca. Disamping itu prinsip – prinsip merupakan dasar untuk menentukan jumlah – jumlah maupun hasil (pendapatan) yang tercermin pada penyusunan perhitungan laba – rugi”.

Prinsip dan konsep akuntansi merupakan hasil dari hasil penelitian, paraktek akuntansi sehari – hari, dan pengumuman dari lembaga yang berwenang. Peranan utama dari prinsip – prinsip akuntansi adalah memberikan gambaran yang benar mengenai konsekuensi ekonomis dari berbagai peristiwa terhadap laporan keuangan perusahaan, maka dapat dipastikan bahwa Standart akuntansi sangat dipengaruhi oleh kondisi dan perkembangan suatu negara, jadi Standart akuntansi dapat dikatakan memiliki sifat yang dinamis karena standart akuntansi selalu mengikuti perubahan – perubahan kondisi yang digunakan dalam perkembangan perekonomian. Dengan berjalannya waktu, maka disepakati untuk mengganti sebutan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) menjadi Standart Akuntansi Keuangan (SAK).


(26)

2.3 Pendidikan Pemilik

Pendidikan didefinisikan sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal yaitu Sekolah atau Universitas, sedangkan pendidikan non formal dapat berupa pelatihan atau kursus.

Menurut Wasty Soemanto (1992 : 21), pendidikan adalah proses pengalaman pribadi, baik lahiriyah maupun batiniyah. Keberhasilan seorang manajer tergantung pada pendidikan dan kemampuan belajarnya dalam lingkungan usaha, seorang manajer dituntut untuk menguasai aneka keterampilan teknis dan kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya.

Menurut Aris Ananta (1993 : 57), sudah terbukti beberapa penelitian ekonomi bahwa pendidikan memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan sumber daya manusia. Pertumbuhan ekonomi itu sendiri memiliki kaitan langsung dengan penciptaan kesempatan baru (employment opportunity) yang dapat menyerap tenaga kerja terdidik dan terlatih. Pendidikan memiliki peranan pengembangan kualitas tenaga kerja yang sesuai dengan tuntutan kesempatan kerja baru yang tercipta tadi.

2.3.1 Tujuan Pendidikan

Menurut Wasty Soemanto (1992 : 28), tujuan pendidikan yaitu mewujudkan pribadi – pribadi yang mampu menolong diri sendiri maupun


(27)

orang lain, sehingga dengan demikian akan terwujud suatu kehidupan manusia yang sejahtera.

2.3.2 Macam – Macam Pendidikan

Menurut Siswanto Sastrohadiwardoyo (2003 : 200), menyatakan bahwa, menurut sifatnya pendidikan dapat dibedakan menjadi dua teknis yaitu :

a. Pendidikan Umum

Yaitu pendidikan yang dilaksanakan didalam dan diluar sekolah, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dengan tujuan mempersiapkan dan mengusahakan para peserta pendidikan memperoleh pengetahuan umum.

b. Pendidikan Kejuruan

Yaitu pendidikan umum yang direncanakan untuk mempersiapkan para peserta pendidikan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan bidang kejuruannya.

2.4 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Dalam kerangka pikir PSAK (2007: 4), tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan


(28)

ekonomi. Terdapat 4 karakteristik kualitatif laporan keuangan yaitu : dapat dipahami, relevan, keandalan dan dapat dibandingkan.

a. Dapat Dipahami

Kualitas dari informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahan untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Karena informasi yang dibutuhkan haruslah bisa dipahami oleh pemakai informasi dan kemauan untuk mempelajari dengan ketentuan yang wajar. Kemampuan memahami (understandability) adalah kualitas informasi yang memungkinkan pemakai merasakan signifikasi dan manfaat dari informasi tersebut.

b. Relevan

Informasi dalam laporan keuangan haruslah relevan agar dapat mempermudah dalam pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang relevan dapat mempengaruhi keputusan masa lalu, masa depan, menegaskan dan hasil evaluasi masa lalu. Suatu informasi laporan keuangan dapat dikatakan relevan apabila informasi tersebut mempunyai nilai predektif atau umpan balik dan harus disajikan tepat waktu, sehingga informasi yang dihasilkan dapat dipercaya. Hal ini mengandung arti bahwa laporan keuangan tersebut disajikan jujur sesuai dengan posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas sesuai dengan transaksi, kejadian dan kondisi perusahaan.

c. Keandalan

Informasi dalam laporan keuangan dapat dikatakan andal, jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat


(29)

diandalkan sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Supaya dapat diandalkan informasi akuntansi harus mempunyai tiga karakteristik utama: daya uji, ketetapan penyajian, dan netralitas.

a) Daya uji. Ditujukan pada saat pengukuran – pengukuran independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapat hasil yang serupa.

b) Ketetapan penyajian berarti bahwa angka – angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang betul – betul ada dan terjadi. Informasi keuangan pada umumnya tidak luput dari penyajian yang dianggap kurang benar. Hal ini bukan disebabkan karena sengaja untuk menyesatkan, tetapi lebih merupakan kesulitan yang melekat dalam mengidentifikasi transaksi yang dilaporkan atau dalam menyusun / menerapkan ukuran dengan teknik penyajian yang sesuai dengan transaksi. c) Netralitas. Informasi harus diserahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak tergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk meyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara itu akan merugikan pihak lain yang memiliki kepentingan yang berlawanan. Informasi yang disajikan haruslah factual, benar dan tidak bias.

d. Yang Dapat Dibandingkan

Informasi akuntansi dalam laporan keuangan yang telah dinilai dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan – perusahaan yang


(30)

berbeda dapat dibandingkan. Laporan keuangan yang dapat diperbandingkan bertujuan untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan.

Karakteristik kualitatif laporan keuangan dapat diperbandingkan adalah informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan kebijakan serta pengaruh perubahan. Ketaatan pada standar akuntansi keuangan, termasuk pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan dapat membantu pencapaian daya banding.

2.5 Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan sarana perkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak – pihak diluar korporasi. Laporan keuangan menampilkan sejarah perusahaan yang kuantifikasi dari nilai moneter (Kieso, et. al, 2002: 3). Pada umumnya, laporan keuangan menyajikan laporan tentang: neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik, dan laporan arus kas.

2.5.1 Neraca

Neraca (Balance sheet) merupakan laporan yang menjelaskan posisi keuangan, melaporkan aktiva, kewajiban ekuitas pemegang saham


(31)

perusahaan bisnis pada suatu tanggal tertentu. Neraca dapat membantu meramalkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas dimasa depan. Neraca merupakan dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan. Neraca dapat dimanfaatkan untuk menganalisis likuiditas, solevensi, dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Likuiditas merupakan jumlah waktu yang diperkirakan akan dibutuhkan sampai suatu aktiva terealisasi atau sebaliknya dikonversi menjadi kas atau kewajibannya dibayar. Solvensi merupakan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang – hutang pada saat jatuh tempo. Fleksibilitas keuangan merupakan kemampuan perusahaan dalam mengambil tindakan efektif guna mengubah jumlah dan waktu arus kas sehingga bereaksi terhadap kebutuhan dan peluang yang tidak terduga (Kieso, et. al, 2002: 218).

Keterbatasan dari neraca :

a. Sebagian besar aktiva dan kewajiban dicatat pada biaya historis.

b. Pertimbangan dan estimasi harus digunakan untuk menentukan berbagai pos yang dilaporkan dalam neraca.

c. Neraca perlu mengabaikan banyak pos yang merupakan nilai keuangan bagi perusahaan tetapi tidak bisa dicatat secara objektif.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 (2007: 1.9), neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut :


(32)

a) Aktiva berwujud b) Aktiva tidak berwujud c) Aktiva keuangan

d) Investasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas e) Persediaan

f) Piutang usaha dan piutang lain – lain g) Kas dan setara kas

h) Utang usaha dan utang lainnya i) Kewajiban yang diestimasi

j) Kewajiban berbunga jangka panjang k) Hak minoritas

l) Modal saham dan pos ekuitas lainnya

2.5.2 Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Laporan laba rugi membantu pemakai informasi laporan keuangan memprediksikan arus kas masa depan dengan berbagai cara. Informasi dalam laporan keuangan digunakan untuk : (Kieso, et. al, 2002: 151)

1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan.

2. Memberi dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan.

3. Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.


(33)

Beberapa keterbatasan laporan laba rugi, diantaranya adalah : (Kieso, et. al, 2002: 151)

1. Pos – pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi.

2. Angka – angka laba dipengaruhi oleh metode akuntansi yang digunakan.

3. Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan.

Laporan laba rugi perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos (PSAK No. 1, 2007: 1.10):

a) Pendapatan b) Laba Rugi c) Beban pinjaman

d) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afisiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas

e) Beban pajak

f) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan g) Hak minoritas dan


(34)

2.5.3 Laporan Ekuitas Pemilik

Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Laporan ekuitas pemilik memperlihatkan jumlah kas yang digunakan untuk membayar deviden atau membeli saham.

Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan (PSAK No. 1 , 2004: 1.12) :

a) Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan.

b) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau rugi beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas.

c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam pernyataan standar akuntansi keuangan terkait.

d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik.

e) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya.

f) Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing – masing jenis modal usaha, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.


(35)

2.5.4 Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan ikhtisar terinci mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar dan penggunaan kas selama suatu periode. Tujuan utama arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode. Laporan arus kas melaporkan: (Kieso, et. al, 2002: 237)

1. Kas yang mempengaruhi operasi selama suatu periode. 2. Transaksi investasi.

3. Transaksi pembiayaan, dan

4. Kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode.

Menurut PSAK No. 2 (2007: 2.1), kegunaan informasi arus kas adalah dalam memberikan informasi untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dengan membandingkan dengan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai perusahaan. Informasi arus kas meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh


(36)

penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

Laporan arus kas harus melaporkan arus kas periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman perusahaan.

2.6 Kebutuhan SAK bagi UKM

Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan (kamus Bahasa Indonesia, 2002: 244). Standar akuntansi keuangan merupakan aturan dalam penyusunan, pengakuan dan pencatatan suatu transaksi dalam pembuatan laporan keuangan. Jadi, kebutuhan standar akuntansi kauangan (SAK) bagi usaha kecil dan menengah (UKM) adalah sesuatu yang perlu dalam penerapan aturan yang harus diterapakan dalam penyusunan, pengakuan, dan pencatatan suatu transaksi agar tidak melenceng dari aturan yang diterapkan dan mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan bagi usaha kecil dan menengah.


(37)

2.7 Pengaruh Pendidikan Pemilik Terhadap Kebutuhan SAK bagi UKM.

Menurut Murniati (2002 : 138), kemampuan dan keahlian pemilik atau manajer perusahaan kecil dan menengah saat ini sangat ditentukan dari pendidikan formal yang pernah ditempuh. Tingkat pendidikan formal rendah (tingkatan pendidikan sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah umum) pemilik atau manajer akan rendah penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi dibandingkan dengan tingkatan pendidikan formal yang tinggi (perguruan tinggi) pemilik atau manajer.

Menurut Murniati (2002 : 140) pendidikan manajer atau pemilik perusahaan akan diukur berdasarkan pendidikan formal yang pernah diikuti sehingga pengukurannya bersifat kontinyu. Pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan yang diperoleh di bangku sekolah formal antara lain Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Umum (SMA), Diploma, Sarjana, dan Pascasarjana.

2.8 Pengaruh Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Terhadap Kebutuhan SAK Bagi UKM.

Dalam menyusun laporan keuangan harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan, dimana sebuah laporan keuangan baik itu perusahaan besar maupun yang kecil harus memenuhi karakteristik kualitatif laporan keuangan. Dalam Standar Akuntansi Keuangan disebutkan bahwa suatu laporan keuangan haruslah dapat dipahami,


(38)

relevan, andal dan dapat dibandingkan. Dengan memenuhi karakteristik yang diatur dalam SAK diharapkan dapat menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan suatu Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Menurut Suhairi dan Wahdini (2006) beberapa penelitian menyebutkan bahwa perusahaan kecil di Indonesia cendrung untuk memilih normal perhitungan (tanpa menyusun laporan keuangan) sebagai dasar perhitungan pajak. Karena, biaya yang dikeluarkan untuk menyusun laporan keuangan jauh lebih besar daripada kelebihan pajak yang harus dibayar.

2.9 Pengaruh Jenis Laporan Keuangan Terhadap Kebutuhan SAK

Bagi UKM.

Pada umumnya laporan keuanagan menyajikan tentang Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Untuk menyajikan laporan keuangan bagi UKM harus didasarkan pada aturan – aturan yang diterapkan dalam SAK yang telah ada. Sehingga hasil yang dicapai dalam penyusunan laporan keuangan diharapkan tidak melenceng dari aturan yang diterapkan dan mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan bagi UKM. Perusahaan kecil di Indonesia cendrung untuk memilih normal perhitungan, sebatas catatan keluar masuknya uang pada perusahaan tersebut, Suhairi dan Wahdini (2006).


(39)

2.10 Kerangka Pikir

Gambar: 1

2.11 Hipotesis

Sesuai masalah yang dikemukakan dan tujuan yang ingin dicapai, maka dapat dirumuskan hipotesis yaitu di duga adanya pengaruh positif antara tingkat pendidikan pemilik, karakteristik kualitatif laporan keuangan, jenis laporan keuangan terhadap kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Pendidikan Pemilik (X1)

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

(X2)

Jenis Laporan Keuangan (X3)

Kebutuhan SAK Bagi UKM (Y)


(40)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Definisi operasional variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan dalam suatu penelitian yang berdasarkan sifat – sifat atau hal – hal yang di definisikan atau diamati.

Penelitian ini menggunakan model persamaan regresi linier berganda yang terdiri dari tiga variabel bebas dan satu variabel terikat. Adapun variabel – variabel tersebut adalah :

a. Kebutuhan SAK bagi UKM (Y) : sebagai variabel terikat b. Pendidikan Pemilik (X1) : sebagai variabel bebas.

c. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) : sebagai variabel

bebas.

d. Jenis Laporan Keuangan (X3) : sebagai variabel bebas.

Definisi operasional dari variabel yang diteliti :

1. Kebutuhan SAK bagi UKM (Y).

Kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah sesuatu yang perlu dalam penerapan aturan yang harus diterapakan dalam penyusunan, pengungkapan dan pencatatan suatu transaksi agar tidak melenceng dari aturan yang diterapkan dan mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan bagi Usaha Kecil dan


(41)

Menengah. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala simantic deferential, instrument penelitian ini diambil dari Suhairi dan Wahdini (2006).

2. Pendidikan Pemilik (X1).

Pendidikan didefinisikan sebagai proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan yang diperoleh melalui pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal yang dimaksud yaitu adalah pendidikan yang diperoleh di bangku sekolah atau Universitas. Sedangkan pendidikan non formal yaitu melalui kursus – kursus maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak swasta maupun lembaga pemerintah. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala simantic deferential, instrument penelitian ini diambil dari Murniati (2002).

3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2).

Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Terdapat 4 karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut SAK yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan. Dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan Daniel dan Reitsperger (1992). Pengukuran variabel bebasnya dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantic diferensial.


(42)

4. Jenis Laporan Keuangan (X3).

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak – pihak luar korporasi. Laporan keuangan menampilkan sejarah perusahaan yang kuantifikasi dalam nilai moneter. Pada umumnya laporan keuangan menyajikan laporan tentang: Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Ekuitas Pemilik, dan Laporan Arus Kas. Dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan Daniel dan Reitsperger (1992). Pengukuran variabel bebasnya dengan skala interval, sedangkan teknik pengukurannya menggunakan semantic diferensial.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

3.2.1 Populasi

Objek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pemilik Usaha Kecil dan Menengah khususnya Sentra Industri Marmer / Onix yang tersebar di wilayah Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung.

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo 1999: 115). Populasi dalam penelitian ini sebesar 25 pemilik Usaha Kecil dan Menengah khususnya Sentra Industri Marmer / Onix yang tersebar di wilayah Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung. Berikut ini data UKM Marmer / Onix di Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung :


(43)

1. CV. Mutiara Onix

2. CV. Sediment Marmer Indonesia 3. CV. Batu Permata

4. UD. Andita

5. UD. Serba Usaha Marmer 6. UD. Permata Onix

7. UD. Indo Alam 8. UD. Batu Yonny 9. UD. Jembatan Batoe 10. UD. Variasi Marmer 11. UD. Batu Antix

12. UD. Modern

13. UD. Moelya Onix 14. UD. Batu Pualam 15. UD. Marmer Indah 16. UD. Gemini Mulya 17. UD. Batu Licin

18. UD. Purnama Onix 19. UD. Istana Onix 20. UD. Adjie Batoe Radja 21. UD. Adie Jembatan Batoe 22. UD. Sederhana Onix 23. UD. Surya Onix

24. UD. Gucci Alam 25. UD. Inti Sejahtera

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi, (Sumarsono, 2002 : 44).

Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam peneltian ini adalah teknik sensus dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.


(44)

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dan data sekunder (Nazir, 1988 : 58).

1. Data primer

Merupakan data serta keterangan yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti yaitu dengan teknik kuesioner, dengan daftar pertanyaan yang terprogram dan tersetruktur dalam obyek penelitian 2. Data sekunder

Merupakan data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan dan mempelajari teori - teori. Literatur - literatur serta tulisan ilmiah yang berhubungan dengan permasalahan untuk membahas pemecahan permasalahan.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang diambil peneliti dalam penelitian ini berasal dari obyek yang diteliti yaitu pemilik Usaha Kecil dan Menengah khususnya Sentra Industri Marmer / Onix yang tersebar di wilayah Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung.

Adapun teknik pengumpulan datanya (Nazir, 1988 : 212) dengan menggunakan cara:


(45)

1. Wawancara

Pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan petugas, staf ahli yang dapat memberikan penjelasan serta keterangan mengenai masalah yang diteliti.

2. Dokumentasi

Dengan mencatat data-data yang diperlukan yang berasal dari dokumentasi yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Kuesioner

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penelitian dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan yang kemudian diisi oleh responden dengan batas waktu yang ditetapkan oleh peneliti.

4. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti, hal ini sangat membantu dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat memberikan suatu kesimpulan yang sangat berguna bagi semua pihak.

3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Teknik Analisis

Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan regresi linier berganda sebagai berikut :


(46)

Keterangan :

Y : Kebutuhan SAK bagi UKM β0 : Konstanta

β1 : Koefisien regresi X1

β2 : Koefisien regresi X2

β3 : Koefisien regresi X3

X1 : Tingkat Pendidikan Pemilik

X2 : Karakteristik Kualitatif Laporan keuangan

X3 : Jenis Laporan Keuangan

e : Kesalahan Baku

3.4.2 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut itu dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing butir-butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan.

Sebagai kriteria pemilihan item total berdasar korelasi item total, biasanya digunakan batasan rix (hitung) > 0,30. Semua item yang mencapai

koefisien korelasi minimal 0,30 daya pembedanya dianggap memuaskan (Azwar, 1997: 158).


(47)

3.4.3 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2006 : 41).

Perhitungan keandalan butir dalam penelitian ini menggunakan fasilitas yang diberikan oleh SPSS untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik. Cronbach Alpha (α). Yaitu suatu konstruk atau variabel diakatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60 (Nunnally, 1967) dalam (Ghozali, 2006 : 42).

3.4.4 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal digunakan metode Kolmogrov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah (Sumarsono, 2002 : 40).

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.


(48)

3.4.5 Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi tersebut harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan yang BLUE maka harus dipenuhi diantara tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier, yaitu :

1. Tidak boleh ada Autokorelasi 2. Tidak boleh ada Multikolinieritas 3. Tidak boleh ada Heterokedasitas

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antara anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktu)” (Gujarati, 1995 : 201). Perlu diketahui bahwa pada penelitian ini tidak menggunakan uji autokorelasi karena data yang digunakan bukan data time series. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu regresi linear ada korelasi kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya).


(49)

Pendektesian autokorelasi dalam penelitian ini tidak dilakukan karena data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang tidak berdasarkan waktu urut (time series). (Santoso, 2000: 216).

2. Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Deteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat dari besaran VIF (Varians Inflation Factor), yang dapat dihitung dengan :

VIF = 1 Tolerance Kriteria pengujinya :

1. Jika besaran VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinieritas. 2. Jika besaran VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas.

3. Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain berbeda, maka disebut terdapat heteroskedastisitas. Metode regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastistitas. (Ghozali, 2001 : 60). Sedangkan kriteria pengujiannya adalah:


(50)

a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena dari heteroskedastisitas.

3.4.6 Pengujian Hipotesis Uji F

Untuk menguji kesesuaian model regresi dalam penelitian ini diuji dengan uji F. Dengan prosedur sebagai berikut :

a) H0 : β0 = β1 = β2 = β3 = 0

tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

H1 : β0≠β1≠β2≠β3≠ 0

terdapat pengaruh kesesuaian antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

b) Fhitung sebesar :

Fhitung =

Keterangan :

Fhit : hasil F hitung

k : banyaknya variabel bebas dalam model n : banyaknya sampel

R2 : koefisien determinasi

c) Dengan kaidah pengujian :

- Apabila nilai probabilitas > 0,05 Ho diterima dan Hi ditolak. - Apabila nilai probabilitas ≤ 0,05 Ho ditolak dan Hi diterima.

R2 / (k – 1) (1 – R2) / (n – k)


(51)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Objek yang diteliti dalam penelitian ini yaitu pemilik Usaha Kecil dan Menengah khususnya Sentra Industri Marmer/Onix yang tersebar di wilayah Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung. Populasi dalam penelitian ini adalah pemilik Usaha Kecil dan Menengah khususnya Sentra Industri Marmer/Onix yang tersebar di wilayah Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung sebanyak 25 orang. Berikut ini Usaha Kecil dan Menengah Marmer/Onix :

Tabel 4.1 : Data UKM Marmer/Onix di Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung

1. CV. Mutiara Onix

2. CV. Sediment Marmer Indonesia 3. CV. Batu Permata

4. UD. Andita

5. UD. Serba Usaha Marmer 6. UD. Permata Onix 7. UD. Indo Alam 8. UD. Batu Yonny 9. UD. Jembatan Batoe 10. UD. Variasi Marmer 11. UD. Batu Antix 12. UD. Modern 13. UD. Moelya Onix 14. UD. Batu Pualam 15. UD. Marmer Indah 16. UD. Gemini Mulya 17. UD. Batu Licin 18. UD. Purnama Onix 19. UD. Istana Onix 20. UD. Adjie Batoe Radja


(52)

21. UD. Adie Jembatan Batoe 22. UD. Sederhana Onix 23. UD. Surya Onix 24. UD. Gucci Alam 25. UD. Inti Sejahtera

4.2. Deskripsi Hasil Analisis 4.2.1. Uji Validitas

Suatu kuesioner dikatakan valid atau tidak jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat dilihat dari kolom corrected item total correlation (rhitung). Koefisien masing-masing item kemudian dibandingkan

dengan nilai rkritis dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

- Jika nilai rhitung > 0,30 berarti pernyataan valid.

- Jika nilai rhitung ≤ 0,30 berarti pernyataan tidak valid. (Azwar, 1997:158)

Hasil pengujian validitas pada masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini:

1. Hasil Uji Validitas Variabel Pendidikan Pemilik (X1)

Uji validitas pada variabel pendidikan pemilik dilakukan sebanyak 1 (satu) kali putaran, yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 : Hasil Uji Validitas Variabel Pendidikan Pemilik (X1) Putaran Ke-1

No. Item pernyataan

Corrected Item Total

Correlation r teori Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. 6. X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 0,506 0,470 0,597 0,695 0,567 0,640 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Lampiran 2


(53)

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa semua item pernyataan adalah valid, karena item-item pernyataan tersebut memiliki nilai corrected item total correlation (rhitung) lebih dari 0,30.

2. Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2)

Uji validitas pada variabel karakteristik kualitatif laporan keuangan dilakukan sebanyak 4 (empat) kali putaran, yang hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Putaran ke-1

Tabel 4.4 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-1

No. Item

pernyataan

Corrected Item Total

Correlation r teori Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 -0,275 0,324 -0,058 0,309 0,257 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Tidak Valid Valid Tidak Valid Valid Tidak Valid Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa item pernyataan yang tidak valid dan dieliminasi adalah X2.1 karena

item ini memiliki nilai corrected item total correlation kurang dari 0,30 dan paling kecil diantara item-item tidak valid lainnya (X2.3 dan X2.5).


(54)

b. Putaran ke-2

Tabel 4.5 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-2

No. Item

pernyataan

Corrected Item Total

Correlation r teori Keterangan 1. 2. 3. 4. X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 0,302 -0,004 0,294 0,434 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa item pernyataan yang tidak valid dan dieliminasi adalah X2.3 karena

item ini memiliki nilai corrected item total correlation kurang dari 0,30 dan lebih kecil dibandingkan item tidak valid lainnya yaitu X2.4.

c. Putaran ke-3

Tabel 4.6 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-3

No. Item

pernyataan

Corrected Item Total

Correlation r teori Keterangan 1. 2. 3. X2.2 X2.4 X2.5 0,494 0,132 0,587 0,30 0,30 0,30 Valid Tidak Valid Valid Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa item pernyataan yang tidak valid dan dieliminasi adalah X2.4 karena


(55)

d. Putaran ke-4

Tabel 4.7 : Hasil Uji Validitas Variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) Putaran Ke-4

No. Item

pernyataan

Corrected Item Total

Correlation r teori Keterangan 1. 2. X2.2 X2.5 0,582 0,582 0,30 0,30 Valid Valid Sumber : Lampiran 6

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa item pernyataan yang tersisa yaitu X2.2 dan X2.5 adalah valid, karena

item tersebut memiliki nilai corrected item total correlation lebih dari 0,30.

3. Hasil Uji Validitas Variabel Jenis Laporan Keuangan (X3)

Uji validitas pada variabel jenis laporan keuangan dilakukan sebanyak 2 (dua) kali putaran, yang hasilnya adalah sebagai berikut:

a. Putaran ke-1

Tabel 4.8 : Hasil Uji Validitas Variabel Jenis Laporan Keuangan (X3)

Putaran Ke-1

No. Item

pernyataan

Corrected Item Total

Correlation r teori Keterangan 1. 2. 3. 4. X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 0,157 0,141 0,527 0,642 0,30 0,30 0,30 0,30 Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Sumber : Lampiran 7

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa item pernyataan yang tidak valid dan dieliminasi adalah X3.1 karena

item ini memiliki nilai corrected item total correlation kurang dari 0,30 dan lebih kecil dibandingkan item tidak valid lainnya yaitu X3.2.


(56)

b. Putaran ke-2

Tabel 4.9 : Hasil Uji Validitas Variabel Jenis Laporan Keuangan (X3)

Putaran Ke-2

No. Item

pernyataan

Corrected Item Total

Correlation r teori Keterangan 1. 2. 3. X3.2 X3.3 X3.4 0,319 0,535 0,600 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Sumber : Lampiran 8

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa item pernyataan yang tersisa yaitu X3.2, X3.3 dan X3.4 adalah valid,

karena item tersebut memiliki nilai corrected item total correlation lebih dari 0,30.

4. Hasil Uji Validitas Variabel Kebutuhan SAK bagi UKM (Y)

Uji validitas pada variabel kebutuhan SAK bagi UKM dilakukan sebanyak 1 (satu) kali putaran, yang hasilnya adalah sebagai berikut:

Tabel 4.10 : Hasil Uji Validitas Variabel Kebutuhan SAK bagi UKM (Y) Putaran Ke-1

No. Item

pernyataan

Corrected Item Total

Correlation r teori Keterangan 1. 2. 3. 4. 5. Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 0,542 0,704 0,582 0,390 0,438 0,30 0,30 0,30 0,30 0,30 Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Lampiran 9

Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa semua item pernyataan adalah valid, karena item-item tersebut memiliki nilai corrected item total correlation lebih dari 0,30.


(57)

4.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya/dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas dilakukan melalui pendekatan pengukuran reliabilitas konsistensi internal dengan cara cronbach alpha yaitu membandingkan antara koefisien alpha dengan standart alpha. Kriteria pengujian sebagai berikut :

- Jika nilai alpha > 0,60, berarti pernyataan reliabel

- Jika nilai alpha ≤ 0,60, berarti pernyataan tidak reliabel (Ghozali, 2002: 133). Hasil pengujian reliabilitas pada masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11 : Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Penelitian Alpha

Cronbach’s r teori Keterangan Pendidikan pemilik (X1)

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2)

Jenis laporan keuangan (X3)

Kebutuhan SAK bagi UKM Kinerja (Y)

0,806 0,733 0,625 0,755

0,60 0,60 0,60 0,60

Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber : Lampiran 2 s/d Lampiran 9

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pada variabel pendidikan pemilik (X1), Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2), jenis laporan

keuangan (X3) dan kebutuhan SAK bagi UKM Kinerja (Y) adalah reliabel, karena


(58)

4.3. Distribusi Frekuensi 4.3.1. Pendidikan Pemilik (X1)

Pendidikan pemilik yaitu pendidikan formal dan non formal yang dimiliki oleh pemilik atau manajer perusahaan tersebut. Pendidikan formal yang dimaksud yaitu adalah pendidikan yang diperoleh di bangku sekolah atau Universitas. Sedangkan pendidikan non formal yaitu melalui kursus – kursus maupun pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak swasta maupun lembaga pemerintah. Variabel ini diukur dengan menggunakan skala semantic deferential dan instrumen penelitian diambil dari Murniati (2002) yang terdiri dari enam item pernyataan.

Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa semua item pernyataan adalah valid, karena item-item pernyataan tersebut memiliki nilai corrected item total correlation (rhitung) lebih dari 0,30 (Tabel 4.3). Berikut ini distribusi frekuensi

dari enam item pernyataan tersebut :

Tabel 4.12 : Distribusi Frekuensi pada Pendidikan Pemilik

No. Uraian Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

Proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan secara formal

0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 1 4% 12 48% 12 48% 2

Proses pembelajaran untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan secara nonformal

0 0% 0 0% 0 0% 1 4% 10 40% 13 52% 1 4% 3

Diperlukan seorang yang berpendidikan untuk memimpin perusahaan 0 0% 0 0% 3 12% 5 20% 10 40% 7 28% 0 0% 4 Diperlukan pendidikan formal yang

tinggi dalam memimpin perusahaan 0 0% 1 4% 7 28% 5 20% 7 28% 5 20% 0 0% 5 Pendidikan formal sangat penting

dalam peningkatan kewirausahaan 0 0% 0 0% 1 4% 3 12% 16 64% 4 16% 1 4% 6

Pendidikan nonformal sangat penting dalam peningkatan kewirausahaan 0 0% 0 0% 3 12% 4 16% 12 48% 5 20% 1 4% Rata-rata prosentase 0% 0,7% 9,3% 12% 37,3% 30,7% 10%


(59)

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 78% responden cenderung menyetujui item pernyataan, dimana 37,3% responden menjawab skor 5; 30,7% responden menjawab skor 6 dan 10% responden menjawab skor 7. Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa pendidikan formal dan non formal sangat penting dalam peningkatan kewirausahaan yaitu bidang usaha yang digeluti.

Sedangkan sisanya yaitu 12% responden menjawab skor 4 (netral) dan 10% responden cenderung tidak menyetujui item pernyataan, dimana 0,7% responden menjawab skor 2 dan 9,3% responden menjawab skor 3.

4.3.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2)

Tujuan dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Terdapat 4 karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut SAK yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala semantic deferential dan instrumen penelitian diambil dari Daniel dan Reitsperger (1992) yang terdiri dari lima item pernyataan.

Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan bahwa item pernyataan yang dinyatakan valid yaitu X2.2 dan X2.5, karena item tersebut memiliki nilai corrected item total correlation lebih dari 0,30 (Tabel 4.7). Berikut ini distribusi frekuensi dari dua item pernyataan tersebut :


(60)

Tabel 4.13 : Distribusi Frekuensi pada Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

No. Uraian Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 UKM telah menyajikan laporan keuangan tepat waktu

0 0% 0 0% 1 4% 1 4% 17 68% 6 24% 0 0% 2

Laporan keuangan UKM selama ini sudah dapat dibandingkan (baik antar perusahaan maupun antar periode waktu) 0 0% 0 0% 2 8% 6 24% 15 60% 2 8% 0 0% Rata-rata prosentase 0% 0% 6% 14% 64% 16% 0%

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 80% responden cenderung menyetujui item pernyataan, dimana 64% responden menjawab skor 5 dan 16% responden menjawab skor 6. Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa UKM telah menyediakan informasi keuangan yang tepat waktu dan dapat dibandingkan.

Sedangkan sisanya yaitu 14% responden menjawab skor 4 (netral) dan 6% responden cenderung tidak menyetujui item pernyataan yaitu menjawab skor 3.

4.3.3. Jenis Laporan Keuangan (X3)

Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak – pihak luar korporasi. Laporan keuangan menampilkan sejarah perusahaan yang kuantifikasi dalam nilai moneter. Pada umumnya laporan keuangan menyajikan laporan tentang: Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Ekuitas Pemilik, dan Laporan Arus Kas.

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala semantic deferential dan instrumen penelitian diambil dari Daniel dan Reitsperger (1992) yang terdiri dari empat item pernyataan.


(61)

Tabel 4.14 : Distribusi Frekuensi pada Jenis Laporan Keuangan

No. Uraian Skor

1 2 3 4 5 6 7

1

UKM selalu menyajikan laporan keuangan secara lengkap yang mencakup neraca, laporan laba – rugi, laporan ekuitas dan laporan arus kas 0 0% 3 12% 12 48% 8 32% 2 8% 0 0% 0 0% 2

Penyajian laporan arus kas yang disusun oleh UKM setidak – tidaknya terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar

0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 0 0% 7 28% 18 72% 3

Laporan keuangan yang disusun UKM telah cukup menunjukkan laba rugi bersih pada periode waktu tertentu 0 0% 0 0% 0 0% 2 8% 2 8% 8 32% 13 52% Rata-rata prosentase 0% 4% 16% 13,3% 5,3% 20% 41,3%

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 66,6% responden cenderung menyetujui item pernyataan, dimana 5,3% responden menjawab skor 5; 20% responden menjawab skor 6 dan 41,3% responden menjawab skor 7. Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa UKM selalu menyajikan laporan keuangan secara lengkap.

Sedangkan sisanya yaitu 13,3% responden menjawab skor 4 (netral) dan 20% responden cenderung tidak menyetujui item pernyataan yaitu menjawab skor 3.

4.3.4. Kebutuhan SAK bagi UKM (Y)

Kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah sesuatu yang perlu dalam penerapan aturan yang harus diterapakan dalam penyusunan, pengungkapan dan pencatatan suatu transaksi agar tidak melenceng dari aturan yang diterapkan dan mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan bagi Usaha Kecil dan Menengah.


(62)

Variabel ini diukur dengan menggunakan skala semantic deferential dan instrumen penelitian diambil dari Suhairi dan Wahdini (2006) yang terdiri dari lima item pernyataan.

Tabel 4.15 : Distribusi Frekuensi pada Kebutuhan SAK bagi UKM

No. Uraian Skor

1 2 3 4 5 6 7

1 UKM mengerti tentang SAK 1 4% 7 28% 12 48% 5 20% 0 0% 0 0% 0 0% 2

Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ada saat ini, cukup bisa dipahami oleh UKM 0 0% 7 28% 14 56% 4 16% 0 0% 0 0% 0 0% 3

Dalam penyusunan laporan keuangan, UKM berpedoman pada SAK 0 0% 9 36% 10 40% 6 24% 0 0% 0 0% 0 0% 4 diperlukan SAK khusus bagi

UKM 0 0% 0 0% 0 0% 8 32% 9 36% 8 32% 0 0% 5

Dengan adanya SAK khusus bagi UKM, akan

mempermudah bagi UKM dalam menyusun laporan keuangan 0 0% 0 0% 0 0% 7 28% 8 32% 10 40% 0 0%

Rata-rata prosentase 0,8% 18,4% 28,8% 24% 13,6% 14,4% 0%

Sumber : Lampiran 1

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu 48% responden cenderung tidak menyetujui item pernyataan, dimana 0,8% responden menjawab skor 1; 18,4% responden menjawab skor 2 dan 28,8% responden menjawab skor 3. Hal ini berarti sebagian besar responden menyatakan bahwa SAK pada UKM belum dibutuhkan.

Sedangkan sisanya yaitu 24% responden menjawab skor 4 (netral) dan 28% responden cenderung tidak menyetujui item pernyataan yaitu 13,6% responden menjawab skor 5 dan 14,4% responden menjawab skor 6.


(63)

4.4. Analisis Regresi Linier Berganda 4.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov yang hasilnya adalah :

Tabel 4.16 : Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

25 25 25 25

5,1796 4,9000 5,4536 3,7440

,64267 ,62915 ,57658 ,55534

,147 ,283 ,215 ,100

,147 ,237 ,132 ,100

-,065 -,283 -,215 -,100

,734 1,416 1,076 ,501

,654 ,036 ,198 ,963

N

Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

X1 X2 X3 Y

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Sumber : Lampiran 11

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov variabel pendidikan pemilik (X1) sebesar 0,734 dengan tingkat signifikan sebesar

0,654; nilai Kolmogorov-Smirnov variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) sebesar 1,416 dengan tingkat signifikan sebesar 0,036; nilai

Kolmogorov-Smirnov variabel jenis laporan keuangan (X3) sebesar 1,076 dengan

tingkat signifikan sebesar 0,198 dan nilai Kolmogorov-Smirnov variabel kebutuhan SAK bagi UKM Kinerja (Y) sebesar 0,501 dengan tingkat signifikan sebesar 0,963.

Penjelasan tersebut menyimpulkan bahwa variabel pendidikan pemilik (X1),


(64)

berdistribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan lebih dari 5%. Sedangkan variabel Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) tidak

berdistribusi normal, karena tingkat signifikan yang dihasilkan kurang dari 5%. Menurut Gujarati (1995 : 66-67) bahwa dalam regresi OLS (Ordinary Least Square) asumsi normalitas diberlakukan pada ui (residual), apabila residual (ui)

berdistribusi normal dengan sendirinya b0, b1, b2 dan b3 juga berdistribusi normal.

Berikut ini hasil uji normalitas pada residual : Tabel 4.17 : Hasil Uji Normalitas Pada Residual

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

25 ,0000000 ,45923836 ,123 ,123 -,102 ,613 ,847 N

Mean Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated from data. b.

Sumber: Lampiran 11

Berdasarkan hasil uji normalitas pada tabel di atas menunjukkan bahwa distribusi data pada residual adalah distribusi normal, karena nilai Kolmogorov-Smirnov yang dihasilkan 0,613 dengan tingkat signifikan sebesar 0,847 diatas 5%. Apabila residual (ui) berdistribusi normal dengan sendirinya variabel pendidikan

pemilik (X1), Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2), jenis laporan

keuangan (X3) dan kebutuhan SAK bagi UKM Kinerja (Y) juga berdistribusi


(65)

4.4.2. Uji Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan Uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE, maka yang harus dipenuhi beberapa asumsi klasik yaitu multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan normalitas.

1. Uji Multikolinieritas

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Pembuktian ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan dengan cara menghitung VIF (Variance inflation Factor). Berikut ini nilai VIF pada masing-masing variabel penelitian :

Tabel 4.18 : Hasil Uji Multikolinieritas

No. Variabel Bebas VIF

1. 2. 3.

Pendidikan pemilik (X1)

Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2)

Jenis laporan keuangan (X3)

1,375 1,141 1,373 Sumber : Lampiran 12

Berdasarkan tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa nilai VIF dari variabel pendidikan pemilik (X1), Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

(X2) dan jenis laporan keuangan (X3) kurang dari 10 (VIF < 10) maka dapat

disimpulkan bahwa antar variabel bebas tersebut tidak terdapat multikolinieritas.

2. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dapat diidentifikasikan dengan cara menghitung koefisien korelasi Rank Spearman antara nilai residual dengan seluruh variabel bebas. Berikut ini hasil uji korelasi Rank Spearman :


(1)

kalangan akademisi juga sebaiknya melibatkan lembaga keuangan yang berperan sebagai kreditor bagi UKM.

Dengan demikian, pentingnya pengelolaan keuangan akan ditekankan misalnya terkait pembuatan laporan keuangan UKM yang baik sehingga berguna bagi kemudahan akses kredit permodalan UKM. Dengan pelaksanaan SAK UKM yang baik, UKM akan mampu menyelesaikan berbagai permasalahan finansial yang selama ini ada. (http://kampus.okezone.com)

4.5.2. Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel, obyek, metode dan hasil penelitian itu sendiri. Berikut ini rangkuman perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu :

Tabel 4.23 : Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

No Nama

Peneliti Judul Penelitian Kesimpulan

1 Murniati (2002)

Investigasi faktor – faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi usaha kecil dan menengah

Hubungan antara penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah adanya variabel masa jabatan, pendidikan manajer, pelatihan manajer, subsektor industri, umur perusahaan, skala usaha berpengaruh secara signifikan dan teruji kebenarannya

2 Suhairi dan Wahdini (2006)

Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

Salah satu yang diduga sebagai penyebabnya adalah adanya kewajiban UKM menggunakan SAK yang sama dengan usaha besar

3 Rizki (2010) Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan standar akuntansi keuangan (SAK) bagi usaha kecil dan menengah (UKM)

Pendidikan pemilik, Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan dan jenis laporan keuangan tidak

berpengaruh terhadap variabel kebutuhan SAK bagi UKM


(2)

64

Berdasarkan tabel di atas, peneliti memberikan rekomendasi kepada peneliti selanjutnya, agar memperluas jangkauan populasi yaitu tidak terbatas pada Usaha Kecil dan Menengah Sentra Industri Marmer / Onix di wilayah Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung.

4.5.3. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dirasakan oleh peneliti telah dilakukan secara optimal, namun demikian peneliti merasa dalam hasil penelitian ini masih adanya beberapa keterbatasan antara lain :

1. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui kuisioner sehingga kesimpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis.

2. Kendala yang bersifat situasional, yaitu berupa situasi yang dirasakan responden pada saat pengisian kuisioner tersebut akan dapat mempengaruhi cara menjawab.

3. Pengukuran seluruh variabel yang hanya dilakukan secara subyektif atau berdasarkan persepsi responden, dimana hal ini akan menimbulkan masalah jika persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang diperoleh dari analisis regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Nilai koefisien regresi menunjukkan bahwa variabel pendidikan pemilik (X1) dan jenis laporan keuangan (X3) memiliki nilai yang positif yang berarti variabel pendidikan pemilik (X1) dan jenis laporan keuangan (X3) memiliki pola hubungan yang searah (positif) yaitu semakin tinggi pendidikan pemilik (X1) dan jenis laporan keuangan (X3), maka kebutuhan SAK terhadap UKM semakin tinggi pula. Sedangkan variabel karakteristik kualitatif laporan keuangan (X2) memiliki nilai yang negatif yang berarti variabel karakteristik kualitatif laporan keuangan (X2) memiliki pola hubungan yang berlawanan (negatif) yaitu semakin tinggi karakteristik kualitatif laporan keuangan (X2), maka kebutuhan SAK terhadap UKM semakin rendah.

2. Nilai r2parsial pada variabel pendidikan pemilik (X1), Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) dan jenis laporan keuangan (X3) menunjukkan bahwa variabel pendidikan pemilik (X1), Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan (X2) dan jenis laporan keuangan (X3) memiliki pengaruh sangat rendah terhadap kebutuhan SAK bagi UKM (Y).

Berdasarkan uraian tersebut menyimpulkan bahwa hipotesis penelitian yaitu “adanya pengaruh positif antara tingkat pendidikan pemilik, karakteristik


(4)

66

kualitatif laporan keuangan, jenis laporan keuangan terhadap kebutuhan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)” tidak teruji kebenarannya.

Hasil penelitian ini memberikan implikasi yaitu perlu ada upaya promosi dan pelatihan yang komprehensif untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan UKM sekaligus menghilangkan mindset bahwa pengelolaan keuangan merupakan sesuatu yang rumit dan tidak mudah dipelajari bagi kalangan UKM.

5.2. Saran

Dari hasil pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Bagi lembaga pemerintah terkait, IAI, kalangan akademisi dan lembaga keuangan yang berperan sebagai kreditor bagi UKM, hendaknya melakukan upaya promosi dan pelatihan yang komprehensif untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan UKM sekaligus menghilangkan mindset bahwa pengelolaan keuangan merupakan sesuatu yang rumit dan tidak mudah dipelajari bagi kalangan UKM.

2. Bagi penelitian mendatang, hendaknya memperluas jangkauan populasi yaitu tidak terbatas pada Usaha Kecil dan Menengah Sentra Industri Marmer / Onix di wilayah Desa Gamping Kec. Campurdarat Kab. Tulungagung.


(5)

Ananta, Aris, 1993, Ciri Demografi Kualitas Penduduk dan Pembangunan

Ekonomi, Penerbit FE-UI, Jakarta.

Anonim, 1995, Undang – Undang RI No. 9 tahun 1995 Tentang Usaha Kecil. Anonim, 2009, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, FE UPN

”Veteran” Jawa Timur.

Baswir, Revrison, 2000, Koperasi Indonesia. Edisi 1, BPFE Jogjakarta.

Ghozali, Imam, 2006, Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS, Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Gujarati, Damodar, 1995, Ekonomitrika Dasar, Penerbit Erlangga, Jakarta. http://kampus.olezone.com/read/201007/12/367/351883/367/mengatasi-hambatan-finansial-ukm, diakses bulan Juli 2010.

http://accountingcommunity.blogspot.com, diakses bulan Juli 2010. IAI, 2007, Standart Akuntansi Keuangan Salemba 4, Jakarta.

KIESO, Weygant, 2002, Intermediete Edisi 10 Jilid 1, Penerbit Erlangga Jakarta. Nasution Manahan, 2003, Akuntansi Sewa Guna Usaha menurut SAK no 30,

Sumatera Utara.

Nazir, Mohammad, 2002, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Niswoger Warren Reve Fees, 1999, Prinsip – Prinsip Akuntansi Edisi 19,

Erlangga Jakarta.

Saifuddin, Azwar, 1999, Penyusunan Skala Psikologi, Pustaka Pelajar Yogyakarta.

Salim Peter dan Yeni Salim, 2002, Kamus Besar Indonesia Kontemporer

Modern English Pers, Jakarta.

Sastrohadiwiryo, B Sisiwanto, 2003, Manajemen Tenaga Kerja Indonesia,

Pendekatan Administrasi dan Operasional, Cetakan kedua, Penerbit PT.

Bumi Aksara, Jakarta.

Sekaran, Uma, 2006, RESEARCH METHODS FOR BUSINESS, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.


(6)

Soemanto, Wasty, 1992, Sekuncup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta, Cetakan ketiga, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Soemarsono, 2002, Metode Penelitian Akuntansi, Penerbit UPN ”Veteran”, Jawa Timur.

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. ALFABETA, Bandung. Supomo, Indriantoro, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis, Penerbit BPFE,

Yogyakarta.

Suwardjono, 2005, Teori Akuntansi Perekayasaan Laporan Keuangan, BPFE Jogjakarta Undang – Undang Republik Indonesia no 9 tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.

Undang – Undang RI no 9, thn 1995, Tentang Usaha Kecil.

Contoh Makalah :

Chandra, Dian, 2005, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan

Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Pada Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Pacitan. Makalah Seminar Akademik FE-UPN

“Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Hartawati Ria, Vonny, 2009, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penggunaan

Informasi Akuntansi Berbasis Teknologi Pada Usaha Kecil dan Menengah pada Industri Logam Kecamatan Waru Sidoarjo. Makalah

Seminar Akademik FE-UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Contoh Jurnal :

Muniarti, 2002, Investigasi Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Penyiapan

dan Penggunaan Informasi Akuntansi Perusahaan Kecil dan Menengah, STIE Darma Andalas Padang.

Wahdini dan Suhairi, 2006, Presepsi Akuntan terhadap Overload SAK bagi


Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25