Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan pada Sektor Industri Barang Konsumsi yang Listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2006 - 2010.

(1)

DAFTARISI

Halaman

LEMBARPENGESAHAN

LEMBARPERSEMBAHAN

LEMBARPERNYATAAN

ABSTRAK

KATAPENGANTAR...i

DAFTARISI...iv

DAFTARTABEL ...vii

BABI PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang...1

1.2 RumusanMasalah...5

1.3 TujuanPenelitian...6

1.4 ManfaatPenelitian...6

1.5 SistematikaPenulisan...7

BABII TINJAUANLITERATUR 2.1 StrukturModal...8

2.1.1 Unsur-unsurStrukturModal...10

2.1.2 StrukturModalOptimal...15

2.1.3 TeoriStrukturModal...16

2.2 Dividen...25

2.2.1 Teorikebijakandividen...27

2.2.2 KebijakanDividendanPraktiknya...30

2.2.3 Faktor-faktoryangmempengaruhikebijakandividen.. 31

2.2.4 Stockrepurchase,stockdividend,stocksplit...33

2.3 PengertianBiayaModal...36


(2)

2.3.2 BiayaModalKeseluruhan...46

2.4 TinjauanPenelitianTerdahulu...47

2.5 KerangkaTeoritis...48

2.6 HipotesisPenelitian...48

BABIII METODEPENELITIAN 3.1ObjekPenelitian...49

3.2PopulasidanSampel...49

3.2.1 Populasi...49

3.2.2 Sampel...51

3.3TeknikPengumpulanData...52

3.4VariabelPenelitian...52

3.4.1 VariabelIndependent(Variabelbebas)...52

3.4.2 VariabelDependent(Variabelterikat)...53

3.5OperasionalisasiVariabel...53

3.6 MetodeAnalisisData...54

3.6.1 AnalisisDeskriptif...54

3.6.2 UjiAsumsiKlasik...56

3.6.3 AnalisisRegresiLinierBerganda...57

3.6.4 UjiHipotesis...58

BABIV ANALISISDATADANPEMBAHASAN 4.1. GambaranUmumPerusahaanSampel...61

4.2. AnalisisData...61

4.2.1.AnalisisDeskriptif...61

4.2.2.UjiAsumsiKlasik...69

4.2.3.AnalisisRegresiLinierBerganda...74

4.2.4.UjiHipotesis...75

4.3. PembahasanHasilPenelitian...79

BABV PENUTUP 5.1.Kesimpulan...81


(3)

5.2.ImplikasiHasilPenelitian...81

5.3.KeterbatasanPenelitian...81

5.4.Saran...82

DAFTARPUSTAKA LAMPIRAN DAFTARRIWAYATHIDUP DAFTARTABEL Halaman Tabel2.1 PenelitianTerdahulu...47

Tabel3.1 DaftarPerusahaanyangBergerakDisektorBarangKonsumsi....49

Tabel3.2 DaftarPerusahaanSampelPenelitian...51

Tabel3.3 OperasionalisasiVariabel...54

Tabel4.1 Strukturmodalperusahaan...62

Tabel4.2 KebijakanDividen...64

Tabel4.3 NilaiPerusahaan...66

Tabel4.4 FreeCashFlow...68

Tabel4.5 BiayaModal...70

Tabel4.6 HasilUjiNormalitas...71

Tabel4.7 HasilUjiNormalitassetelahdataditransformasi...72

Tabel4.8 HasilperhitungannilaiTolerancedanVIF...73

Tabel4.9 HasilUjiAutokorelasi...74

Tabel4.10HasilUjiT...77


(4)

Tabel4.12HasilAnalisiskoefisiendeterminasi(AdjustedR2)...81

BABI

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Perkembangan dan keberhasilan perusahaan mempengaruhi sektor perekonomiansuatunegara.Banyakfaktoryangmempengaruhipencapaiantitik keberhasilantersebut,salahsatunyakemampuandalammemanajemenkeuangan perusahaan, terutama dalam tiga fungsi, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan,dankeputusanpengelolaanaset(AgusHarjitodanMartono,2001). Kebijakanpendanaankhususnyapendanaanjangkapanjangatauseringdikenal dengan struktur modal yaitu bauran (proporsi) pendanaan permanen jangka panjangperusahaanyangditunjukkanolehhutang,ekuitassahampreferendan sahambiasa,merupakanbagianyangsangatdiperhatikanmanajer,karenaerat kaitannyadenganlancarnyaprosesoperasiperusahaan yangbersangkutan,dan berdampakpadapencapaiantitikkeberhasilansuatuperusahaan.Salahsatuyang dapatmenjadialatukurkeberhasilanperusahaanadalahnilaiperusahaan,yaitu nilailabamasayangakandatangyangdiekspektasidandihitungkembalidengan sukubunga yangtepat(Winardi,2001).SedangkanmenurutSolihan&Taswan,


(5)

tinggiakanmembuatpasarpercayaatasprospekperusahaankedepan.Halini jugayangmenjadikeinginanparapemilikperusahaan,sebabnilaiperuasahaan yangtinggimengindikasikankemakmuranpemegangsahamjugatinggi”.

Keputusan memaksimumkan nilai perusahaan dapat dilakukan dengan perencanaan struktur modal dan penetapan kebijakan dividen (Sri Hasnawati,


(6)

2005).Kebijakandividenberkaitandenganpengelolaanearningaftertax(EAT), apakahsemuaatausebagianbesarEATdiberikankepadapemegangsaham,yang berbentukdividenatausemuaatausebagianbesarEATdiinvestasikankembalike perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning). Apabila perusahaan

memutuskan untuk membagi EAT sebagai dividen, maka akan mengurangi jumlahlabayangditahandanberdampakpadasedikitnyasumberdanainternal dalampengembanganusaha,begitujugasebaliknya,bilaperusahaanmemutuskan untukmenginvestasikankembaliEATkedalamperusahaan,makasumberdana internalperusahaanbesardalampengembanganusaha.

MenurutMartonodanAgusHarjito(2005)dalamSusanti(2010),“nilai perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan membayar dividen. Besarnyadividendapatmempengaruhihargasaham,apabiladividenyangdibayar tinggi,makahargasahamcenderungtinggisehingganilaiperusahanjugatinggi. Sebaliknya,jikadividenyangdibayarkankecil,makahargasahamperusahaan tersebutjugarendah.Kemampuanmembayardividenerathubungannyadengan kemampuan perusahaan memperoleh laba, jika laba perusahaan besar, maka kemampuanmembayardividenjugabesar.Olehkarenaitu,dengandividenyang besarakanmeningkatkannilaiperusahaan.”

Ada beberapa teori yang muncul berkaitan pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, diantaranya teori ketidarelevanan dividen (dividend irrelevance theory) dan teori Bird-in-the-hand, yang keduanya saling bertentangan. Menurut irrelevance theory yang dianjurkan Merton Miller dan

FrancoModigliani(1958),dikatakanbahwakebijakandividentidakmempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan maupun biaya modalnya. Mereka


(7)

berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan hanya akan ditentukan oleh kemampuandasarnyauntukmenghasilkanlabasertarisikobisnisnya,dengankata lain, nilai suatu perusahaan tergantung pada pendapatan yang dihasilkan aktivanya,bukanpadabagaimanapendapatantersebutdibagidiantaradividend danlabaditahan.Berbedadenganteoriirrelevansimenurutteoribirdinthehand yang diajukanhn Myron Gordon dan John Lintner (1959), yang menyatakan bahwa nilai perusahaan akan dimaksimumkan oleh rasio pembayaran dividen yang tinggi, karena investor menganggap bahwa risiko dividen tidak sebesar kenaikan biaya modal, sehinggga investor lebih menyukai keuntungan dalam bentukdividendaripadakeuntunganyangdiharapkandarikenaikannilaimodal.

BerdasarkanpenelitianyangdilakukanolehIshaaq(2009)dalamSusanti (2010), dan Hasnawati (2005), adanya hubungan positif antara investment opportunitiesdandividenterhadapnilaiperusahaan,berbedadenganpenelitian yangdilakukanolehHaruman(2007)dalamSusanti(2010), yangmenyatakan adanyahubungan negatif. Sedangkan menurut hasil penelitian Chandra (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh struktur modal terhadap produktivitasaktiva,kenerjakeuangandannilaiperusahaan”,membuktikanhanya perusahaan besar saja yang secara meyakinkan menemukan adanya pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian Gultom dan Syarif (2008) yang berjudul „Pengaruh kebijakan leverage, kebijkan dividen, dan Earningpershareterhadapnilaiperusahaanpadaperusahaanmanufakturyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia‟, disimpulkan bahwa kebijakan leverage

berpengaruhsignifikanterhadapnilaiperusahaan,lainhalnyadengankebijakan


(8)

dividendanearningpershareyangtidakberpengaruhsignifikanterhadapnilai perusahaan.

Padadasarnyastrukturmodaldankebijakandividensuatuperusahaan,erat kaitannyadenganpasarmodal.Pasarmodaladalahpasaryangmemperjualbelikan produkperdanayangbersifatabstrak.Sedangkanbentukkonkritnya,produkyang diperjualbelikandipasarmodalberupalembarsuratberhargadibursaefek.Bursa efek adalah sistem yang terorganisasi dengan mekanisme resmi untuk mempertemukan penjual dan pembeli sekuritas secara langsung atau melalui wakil-wakilnya.Dengankatalain,pasarmodalataubursaefekmerupakanwadah yangseringdimanfaatkanolehperusahaandalampencariansumbermodalbagi perusahaan,yangakanberdampakpadakebijakandividendannilaiperusahaan tersebut.

Cakupantujuandanmisi yangdiembanpasarmodal Indonesiabersifat lebih luas, sesuai dengan idealisme bangsa Indonesia yang berusaha untuk menjalankanperekonomianyangberdasarkankekeluargaan.Tigaaspekmendasar yang ingin dicapai pasar modal Indonesia untuk mewujudkan tujuan tersebut, yaitu: mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan saham-sahamperusahaan,pemasaranpendapatanmasyarakatmelaluipemilikan saham, dan menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan perhimpunan danauntukdigunakansecaraproduktif.

Pemilihansektorindustribarangkonsumsi,tidakterlepasdarikeberadaan industri sebagai pemimpin sektor, yaitu dengan adanya pembangunan industri makaakanmemacudanmengangkatsektor-sektorlainnyasepertipertaniandan jasa.Halinijugamembuktikanpentingnyasektorindustridalampembangungan


(9)

ekonomiIndonesia,sehinggamampumenggeserstrukturperekonomianIndonesia yangberbasisagrarismenjadiperekonomianyangberbasisindustry(Hill,2000). Perkembangan industri barang konsumsi, merupakan tuntutan dari derasnya permintaanpasar,sehinggabisamemenuhiharapan-harapanyangmuncul,seperti banyaknyapilihanprodukyangtersediadalampemenuhankebutuhan,semakin meningkatnya kualitas produk yang diberikan, karena semakin meningkatnya persaingandalammencapaitargetpasaryangditentukanperusahaan,penekanan biayamemperolehprodukyangdibutuhkan,danmembutuhkanwaktuyangrelatif singkat untuk memperoleh produk yang dibutuhkan. Hal inilah yang menjadi dasarketertarikanpenulisuntukmelakukanpenelitianyangberjudul “Analisis

Pengaruh Struktur Modal dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai

PerusahaanpadaSektorIndustriBarangKonsumsiyangListingdiBursa

EfekIndonesia(BEI)periode2006-2010”.

1.2 RumusanMasalah

Adapunrumusanmasalahpadalaporaniniadalah:

1. Apakah ada pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan pada sektorindustribarangkonsumsiyanglistingdiBEIperiode2006-2010? 2. Apakahadapengaruhkebijakandividenterhadapnilaiperusahaanpada

sektorindustribarangkonsumsiyanglistingdiBEIperiode2006-2010? 3. Apakah ada pengaruh kebijakan stuktur modal dan kebijakan dividen

terhadap nilai perusahaan pada sektor industri barang konsumsi yang listingdiBEIperiode2006-2010?


(10)

1.3 TujuanPenelitian

Adapuntujuanpenelitanyangpenulislakukanpadalaporaniniadalah: 1. Untukmengetahuiadatidaknyapengaruhstrukturmodalterhadapnilai

perusahaan pada sektor industri barang konsumsi yang listing di BEI

periode2006-2010.

2. Untukmengetahuiadatidaknyapengaruhkebijakandividenterhadapnilai perusahaan pada sektor industri barang konsumsi yang listing di BEI

periode2006-2010.

3. Untukmengetahuiadatidaknyapengaruhkebijakanstrukturmodaldan dividensecarabersamaanterhadapnilaiperusahaanpadasektorindustri barangkonsumsiyanglistingdiBEIperiode2006-2010.

1.4 ManfaatPenelitian

Manfaatyangdiharapkandarihasilpenelitianiniadalah:

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pemahaman mengenai pengaruhkebijakanstrukturmodaldandividenterhadapniaiperusahaan. 2. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan

referensidandapatdijadikanbahanacuanbagipenlitianselanjutnyayang ada relevansinya dengan masalah tersebut. Bagi investor, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi padaperusahaan-perusahaan yang adadiBEI.


(11)

1.5 SistematikaPenulisan

Secara garis besar penelitian ini disajikan ke dalam lima bab, dengan sistematikapembahasansebagaiberikut:

BABI: Merupakan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematikapenulisan.

BABII: Merupakan tinjauan literatur yang membahas teori yang relevan denganpenelitianyangakandiadakan.

BABIII: Merupakan metode penelitian yang berisi tentang objek penelitian, populasidansampel,teknikpengumpulandata,variablepenelitian, operasionalisasivariable,danmetodeanalisisdata.

BABIV: Merupakan analisis data dan pembahasan yang berisi tentang gambaranumumperusahaansampeldananalisisdata.

BABV: Merupakan penutup yang berisi kesimpulan, implikasi hasil penelitian,keterbatasanpenelitiandansaran.


(12)

BABII

TINJAUANLITERATUR

2.1 StrukturModal

Struktur modal (capital structure) adalah perbandingan atau imbangan

pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaandarisumbermodalsendiriberasaldarimodalsaham,labaditahan,dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit)makaperludipertimbangkan pendanaan perusahaanyangberasaldariluar,yaituhutang(debtfinancing).Namundalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modalkeseluruhanataubiayamodalrata-rata(ko),sehinggamemaksimalkannilai perusahaan.

Strukturmodal(pembelanjaandariluarperusahaan)dikelompokkandalam dua jenis, yakni hutang dan ekuitas (modal sendiri). Menurut Brigham dan Gapenski(1997),keungulanhutang:

1. Bungamengurangipajak,sehinggabiayahutangrendah.

2. Kreditur memperoleh return terbatas, sehingga pemegang saham tidak

perluberbagikeuntunganketikakondisibisnissedangmaju.


(13)

3. Kreditur tidak memiliki hak suara, sehingga pemegang saham dapat mengendalikanperusahaandenganpenyertaandanayangkecil.

Kelemahanhutang:

1.Hutangbiasanyaberjangkawaktutertentu,untukdilunasitepatwaktu. 2.Rasiohutangyangtinggiakanmeningkatkanrisikoyangselanjutnyaakan

meningkatkanbiayamodal.

3.Bilaperusahaandalamkondisisulitdanlabanyatidakdapatmemenuhi beban bunga, maka tidak tertutup kemungkinan dilakukan tindakan likuidasi.

Bauran hutang dan ekuitas untuk pendanaan perusahaan merupakan bahasanutamadarikeputusanstrukturmodal.Bauranmodalyangefisiendapat menekan biaya modal (cost of capital), yang dapat meningkatkan kembalian

ekonomi neto dan meningkatkan nilai perusahaan. Perusahaan yang hanya menggunakan ekuitas disebut “unlevered firm”, sedangkan yangmenggunakan

bauranekuitasdanberbagaimacamhutangdisebut“leveredfirm”.

Pemilihanalternatifpenambahanmodalyangberasaldarikredit(hutang) padaumumnyadidasarkanpadapertimbanganmurah.Dikatakanmurah,karena biaya bunga yang harus ditanggung lebih kecil dari laba yang diperoleh dari pemanfaatanhutangtersebut.SesuaidenganEBIT–EPSanalysis(Gitman,1994)

“bilabiayabungahutangmurah,perusahaanakanlebihberuntungmenggunakan

sumbermodalberupahutangyanglebihbanyak,karenamenghasilkanlabaper saham(EPS)yangmakinbanyak.


(14)

2.1.1 Unsur-unsurStrukturModal

Unsur-unsur struktur modal yang pokok dalam perusahaan dapat dibedakanmenjadi2,yaitu:

1. Modalsendiri(equity)

Modalsendiri(equity)adalahmodalyangberasaldaripemilikperusahaan yangtertanamdalamperusahaanuntukjangkawaktuyangtidakterlalulama(B. Riyanto, 1998). Oleh Karen itu modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakandanajangkapanjangyangtidaktertentuwaktunya.MenurutBrigham dan Houston (2006) modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaanyangsifatnyatetapdanmerupakanhasiloperasionalperusahaanyang sifatnya bekerja tetap atau permanen di dalam perusahaan. Adapun beberapa karakteristik dari modal sendiri adalah memperhatikan kontinuitas dan keselamatan perusahaan, dapat mempengaruhi politik atau kebijaksanaan perusahaan,pemberindividensangattergantungkepadalaba,modalsendiriyang bersifat tetap dan tidak memiliki jatuh tempo, hak dari modal sendiri setelah modalhutang.

Modalsendiri(equity)dapatberasaldaricommonstock,paidincapital, retainedearning,dandikurangitreasurystockatauinternalequity(indrawatidan Suhendro, 2006). Selain itu modal sendiri (equity) ada yang berasal dari luar perusahaanitusendiri(intern). Modalsendiriyangberasaldaridalamperusahaan yaitu modal yang dihasilkan atau dibentuk sendiri di dalam perusahaan. Atau modalsendiri yangberasaldarisumber internialahdalambentukkeuntungan

yangdihasilkanperusahaan.Adapunmodalyangberasaldarisumbereksternialah yang berasal dari pemilik perusahaan atau modal yang diperoleh apabila


(15)

perusahaanmenjualsahamnyakepadainvestor.Modalyangberasaldaripemilik perusahaanadaberbagai macambentuknya, yaitumenurutbentukhokumdari masing-masingperusahaanyangbersangkutan.

Modal sendiri di dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas(PT)terdiridari:

a. Modalsaham

SahamadalahbuktipengambilanbagianataupesertadalamsuatuPT.Bagi perusahaanyangbersangkutan,yangditerimadarihasilpenjualansahamnya akan tertanam di dalam perusahaan tersebut selama hidupnya, meski bagi pemegangsahamsendiriitubukanlahmerupakanpenanamanyangpermanen, Karena setiap waktu pemegang saham dapat menjual sahamnya. Menurut Wildet.al(2005)adaduajenissahamyaitusahambiasa(commonstock)dan sahamistimewa(preferenstock).

Sahambiasa(commonstock)adalahsahamyangkepemilikannyaberada ditanganpubliktanpahak-hakistimewa.Sahambiasamencakupkepemilikan dalamperusahaan,pemegangsahammerupakanpemilikperusahaan.Saham biasa tidak memiliki masa jatuh tempo melainkan akan tetap ada selama perusahaan berdiri. Saham biasa juga tidak memiliki batas atas terhadap pembayaran dividennya. Jika terjadi kebangkrutan, pemegang saham biasa selakupemilikperusahaantidakdapatmenagihaktivasebelumpihakkreditor perusahaan,termasukpemegangobligasidansahampreferen,telahdipenuhi kewajibannya.Namun,kewajinbanpemegangsahambiasa,tetapterbataspada jumlahinvestasimereka.Pemegangsahambiasaberhakuntukmengangkat dewan komisaris dan secara umum merupakan satu-satunya pemegang


(16)

sekuritas yang memiliki hak suara. Hak didahulukan (preemptive tights)

mengijinkan pemegang saham biasa mempertahankan bagian proporsional dalamkepemilikanperusahaan.

Sedangkansahampreferen(preferenstock)adalahsahamyangdiberikan kepadapemilikperusahaanyangmemilikikeistimewaandibandingkandengan saham biasa. Saham preferen tidak memiliki tanggal jatuh tempo yang ditetapkandanjumlahdividennyatetap.Adapunbeberapakarakteristikyang seringdigunakanuntuksahampreferenyaitusahampreferentidakmemiliki berbagaikelas,sahampreferenmemilikiprioritasuntukmenagihaktivadan pendapatan dibanding saham biasa, dividen jika belum dibayarkan seperti yang telah dijanjikan harus dibayar sebelum dividen saham biasa dibayar sehinggadikatakanbersifatkumulatif,persyaratanperlindungandimasukkan dalam kontrak pemegangsaham preferen dengan tujuan untukmengurangi risiko investor, banyak darisaham preferen dapat berubah (konvertibilitas) untukmenjadisahambiasa.Adapunkeistimewaanyangdimilikiolehsaham istimewa yaitu lebih didahulukan pembayaran dividennya, jika perusahaan likuidasi didahulukan hak pemegang saham isitimewa, dividen ditentukan berdasarkanpersentaseyangtelahditentukansebelumnya.Selainmempunyai keistimewaaan, saham preferan juga mempunyai kelemahan yaitu tidak memilikihaksuaradalamrapatumumpemegangsaham(RUPS),pemegang saham preferen akan menerima dividen jika perusahaan mendapatkan keuntungan(Amirya,2007).


(17)

b. Cadangan

Cadangan yang dimaksudkan sebagai cadangan yang dibentuk dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampauataudaritahunberjalan(reservethataresurplus).

Tidak semua cadangan termasuk dalam pengertian modal sendiri. Cadanganyangtermasukdalammodalsendiriantaralain:

i. Cadanganekspansi. ii. Cadanganmodalkerja. iii. Cadanganselisihkurs.

iv. Cadanganuntukmenampunghal-halataukejadianyangtidakdiduga sebelumnya(cadanganumum).

c. Labaditahan

Keuntungan yang diperoleh oleh suatu perusahaan dapat sebagin dibayarkansebagaidividendansebagianditahanolehperusahaan.Apabila penahanan keuntungan tersebut sudah dengan tujuan tertentu, maka dibentuklah cadangan sebagaimana diuraikan di atas. Apabila perusahaan belum mempunyai tujuan tertentu mengenai penggunaan keuntungan tersebut, maka keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang ditahan (retainedearning).Besarkecilnyahak-hakyangdimilikiolehpemilikmodal sendiridalamperusahaanyangberbedasatusamalainnya,tergantungdari kepemilikanrelatifatassahamyangdimilikidalamperbandingannyadengan jumlahsahamyangberedar.


(18)

2. Hutangjangkapanjangataumodalasing(longtermdebt)

Menurut B. Riyanto (1998), modal asing disebut juga hutang jangka panjang adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya hanya sementarabekerjadidalamperusahaan,danbagiperusahaanyangbersangkutan modaltersebutmerupakanhutangataukewajibanyangharusdibayarkembalisaat jatuhtemponyaditambahdenganbunga.Jadihutangjangkapanjangmerupakan hutang-hutang yangpembayarannya akan dilakukan dalam jangkawaktu lebih darisatutahun.Adapunkarakteristikdarimodalasinginiadalahmemperhatikan kepentingan sendiri atau kreditur, tidak mempengarui politik/kebijaksanan pelanggaranperusahaan,pembayaranbungapadamodalasinginitidakterkait dengankeuntungan,modalasinginihanyabersifatsementaradanmemilikijatuh tempo,hakdarimodalasinginilebihdidahulukan.

Dari segi pemilik perusahaan, hutang dianggap sebagai salah satu alternatif pembiayaan yang cukup menarik, karena penggunaan hutang menimbulkanbiayamodalsetelahpajakyangrelatifrendahdibandingkandengan sumber pendanaan lainnya. Hutang harus dibayar pada waktu yang telah ditentukanditambahdenganbunga.Karenakegagalanuntukmembayarhutang danbunganyaakanmengakibatkanparapemilikakankehilangankontrolterhadap perusahaan.Halinidisebabkanadanyaklaimdarikrediturkepadaperusahaanatas jumlah yang dipinjamkan. Disamping itu biaya bunga hutang akan membayar pajaklebihrendahdibandingkandenganperusahaanyanghanyamengandalkan modalsendirisebagaisumberpembiayaannya.

Dalampengertianstrukturmodal,modalasingyangdimaksudkanadalah hutangjangkapanjangyaitusemuahutangataukewajibanyangjatuhtemponya


(19)

lebih dari satu periode satu tahun atau periode akuntansi. Penmbahan hutang dalam struktur modal akan meningkatkan risiko keuangan sebagai akibat meningkatnyaleveragekeuanganperusahaan.

2.1.2 StrukturModalOptimal

Tujuan manajemen struktur modal adalah memadukan sumber dana permanenyangdigunakanperusahaandengancaramemaksimumkanhargasaham perusahaan. Sebaliknya, tujuan ini bisa dipandang sebagai pencarian terhadap panduan dana yang akan menimbulkan campuran biaya modal perusahaan. Struktur modal optimal apabila manajemen dapat memadukan sumber dana permanen yang digunakan perusahaan (Keown et.al, 2000). Struktur modal optimal diperkirakan diidentifikasi dengan target rasio hutang. Target mencerminkan kemampuan perusahaan memenuhi biaya pendanaan tetap dan jugamempertimbangkanrisikobisnisyangdihadapiperusahaan.

Struktur modal optimal (Horne dan Wachowicz, 1999) adalah sturktur modal yang meminimalkan biaya modal perusahaan sehingga memaksimalkan nilaiperusahaan.Berartidalampenempatansuatukomposisiyangoptimumdari struktur modal, manajemen dihadapkan kepada trade-off antara penggunaan

hutangpengaruhnyaterhadapnilaiperusahaan.Haliniberartipenggunaanhutang disuatusisiakanmemperbesarnilaiperusahaandanakanmengurangibiayamodal rata-rata. Namun, disisi lain peningkatan jumlah hutang yang digunakan perusahaan akan berakibat kepada adanya potensi kebangkrutan yang akan dihadapiperusahaan.

Strukturmodalyangoptimaladalahstrukturyangmemaksimalkanharga darisahamperusahaan,danhalinibiasanyamemintarasiohutang yanglebih


(20)

rendah daripada rasio yang memaksimalkan Earning per Share (EPS) yang

diharapkan(BrighamdanHouston,2006).Perusahaandenganlabayangtinggi akanmampumembayardividenyanglebihtinggi,sehinggaberkaitandenganlaba persahamyangakannaik,makaleverageakandapatmenaikkanhargasaham. Akan tetapi, tingkat hutang yang lebih tinggi juga akan meningkatkan risiko perusahaan,danhaltersebutakanmenaikkanbiayaekuitasdandapatmenurunkan risiko perusahaan. Jadi, struktur modal yang optimal harus mencapai suatu keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga dapat memaksimalkan harga saham perusahaan. Di setiap waktu, manajemen yang memiliki suatu struktur modal sasaran yang spesifik di dalam pikirannya yang diasumsikan sebagaisasaranyangoptimal,meskipunhaltersebutdapatberubahdariwaktuke waktu(BrighamdanHouston,2006).

2.1.3 TeoriStrukturModal

Kecendrungan perusahaan yang semakin banyak menggunakan hutang, tanpadisadarisecaraberangsur-angsur,akanmenimbulkankewajibanyangmakin berat bagi perusahaan saat harus melunasi hutang tersebut. Tidak jarang perusahaan-perusahaan yang akhirnya tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut,danbahkandinyatakanpailit.Hinggakinibelumadarumusmatematik yang tepat untuk menentukan jumlah optimal dari hutang dan ekuitas dalam strukturmodal(Seitz,1984).Pedomanumumhanyalahmencarihutangsebanyak mungkintanpameningkatkanrisikoataumenurunkanfleksibilitasperusahaan.

Franco Modigliani dan Merton Miller adalah bapak dari teori sturktur modal(Grothdan Anderson,1997).Padatahun1958,dalamAmericanEconomic Review48(Juni,1958)yangberjudulTheCostofCapital,CorporateFinance,


(21)

andTheTheoryInvestment,merekamengemukakanteoristrukturmodaldengan berbagaiasumsiyangtidakmungkinterjadi,akantetapisangatmembantudalam memahamibagaimanaperusahaanmenentukanbauranpendanaan yangberasal dari hutang dan ekuitas secara benar (Siaw, 1999). Asumsi-asumsi yang mendasariadalah:

1. Semuaaktivaberwujuddimilikiolehperusahaan.

2. Pasarmodal sempurna (tidakada pajak, tidak adabiaya transaksi, dan tidakadabiayakebangkrutan).

3. Perusahaanhanyadapatmenerbitkanduamacamsekuritas,yakniekuitas yangberisikodanhutangbebasrisiko.

4. Individu maupun perusahaan dapat meminjam ataumeminjamkanuang dengantingkatsukubungabebasrisiko.

5. Para investor mempunyai ekspektasi yang sama terhadap keuntungan perusahaandimasamendatang.

6. Semuaperusahaantidakmengalamipertumbuhan(aruskasdiasumsikan konstandanperpetual,dansemualabadibagikandalambentukdividen). 7. Semuaperusahaandapatdikelompokkandalamsatukelompokkembalian,

dan kembalian saham dari semua perusahaan dalam kelompok tersebut adalahproporsional.

ModeltersebutdikenaldenganmodelMMproporsi1tanpapajak.Proporsi tersebut mengakui bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh strategi pendanaan.Dengankatalain,nilaiperusahaanbergantungpadabagaimanabisnis itudijalankandantidakpadabagiamanauangdiperoleh.Penambahanpenggunaan hutang biasanya diikuti dengan bertambahnya beban keuangan berupa biaya


(22)

bunga. Sesuai dengan proporsi 1, perubahan keputusan pendanaan (struktur modal)tidakakanmempengaruhinilaiperusahaan.Dengankatalain,pemegang saham dihadapkan pada peningkatan risiko keuangan tanpa kompensasi dari meningkatnya nilai perusahaan. Jadi, pemegang saham akan menuntut pengembalianyanglebihtinggisebagaikompensasidarimeningkatnyarisiko,dan halinidisebutbiayapenggunaansahambiasayanglebihtinggibagileveredfirm.

2.1.3.1 Modigliani-MillerModel2(MMModelwithcorporatetax)

Tahun 1963, MM mempublikasikan sebuah artikel dalam American EconomicReview53(Juni,1963)yangberjudulCorporateIncomeTaxesand TheCostofTheCapital:ACorrection,untukmemperbaikimodelawalmereka denganmemperhitungkanadanyapajakperseroan(akantetapitetapmengabaikan pajak perorangan). (Brigham dan Ehrhardt, 2005). Kehadiran pajak perseroan, mempengaruhiproporsiawalpadamodelMM-1.

Dari Model MM-2, dapat dipetik dua hal utama yang berbeda dengan modelMM-1,yaitu:

1. Dalamproporsi1,strukturmodaltidakmempengaruhinilaiperusahaan. Dalamkenyataan,strukturmodalmempunyaipengaruhpositifterhadap nilaiperusahaan.

2. Dengan adanya pajak perseroan, diperoleh dua manfaat penggunaan hutang,yakni:

a. Hutangmerupakansumbermodalyanglebihmurahdaripadaekuitas. b.Biayabungamenjadielemenpengurangpajak.


(23)

2.1.3.1.1 KritikterhadapModelMMdanMiller

Kritik terhadap model MM dan Miller berkaitan dengan relevansi dari asumsi-asumsi yang digunakan dalam model. Beberapa kritik terhadap model tersebutdapatdiungkapkan sebagai berikut (Siaw, 1999 dan Brigham dan Erhardt,2005:595-597):

1. Proporsimodeldidasarkanpadakonseparbitrase,denganasumsibahwa beban keuangan perusahaan kondisinya sama persis dengan beban keuanganyangdialamiolehinvestorsecaraindividual.Asumsiinibenar, bilaarbitrasepersonaltanparisiko,karenainvestorbertanggungjawabatas investasiawaldanpeminjamdana(hutang)yangditentukanuntukdirinya sendiri.

2. Asumsibahwatidakadabiayatransaksiadalahtidakbenardalamberbagai situasi, khususnya untuk investor dalam menentukan sturktur modal individualsecarabersama-sama.

3. Asumsi bahwa perorangan maupun perusahaan dapat meminjam uang dengantingkatsukubungayangsamaadalahtidakbenar,karenasering kalisukubungabagiperusahaanlebihrendahdariperseorangan.

4. Modeltersebuttidakmemperhitungkanadanyaperbedaanstrukturpajak yang (mungkin) dihadapi oleh perusahaan berkaitan dengan hasil penjualan dan perolehan laba. Dengan kata lain, pajak perseroan yang sditanggung perusahaan dapat berubah seturut dengan perubahan laba yangdiperoleh,dantentunyaakanberpengaruh terhadapmanfaatpajak yangdiperoleh.


(24)

5. Dalam model MM dan Miller, manfaat pajak (dari pengurangan pajak perseroanatasbiayabunga)meningkatseturutdenganpeningkatanjumlah hutang.Halinididasarkanpadaasumsibahwabiayahutangtidakberubah dan perusahaan dapat menggunakan pembayaran biaya bunga untuk mengurangipajakdenganpersentase yangsama.Keadaansemacamini tidakbenar,sebab:

a. Perusahaan tidak dapat 100% didanai dengan hutang. Kreditur biasanya menginginkan perusahaan menanamkan sejumlah uang terlebihdahulu.

b. Direktorat pajak memandang bahwa hutang 100% merupakan cara perusahaan untuk memperoleh pengurangan pajak. Dalam hal ini, DirektoratPajakmenentukanbatasmaksimumhutangyangdianggap layakbagisuatuperusahaan,sehinggajumlahhutangyangmelampaui batastersebutakandiperhitungkansebagaiekuitas.

2.1.3.1.2 Biayabebankeuangandankeagenan

Setelah model MM dan Miller, muncul model-model lain yang memperhitungkan biaya-biaya yang ditanggung perusahaan dan dapat mempengaruhi struktur modalnya. Ada dua jenis biaya yang ditanggung perusahaan atas penggunaan hutang, yaitu biaya beban keuangan dan biaya keagenan(Siaw,1999danMegginson,1997:323-338):

1. Biayabebankeuangan

Perusahaanmemangdapatmenikmatibertambahnyapenghematanpajak yang diperoleh dari bertambahnya hutang, akan tetapi pendanaan yang berasaldarijugadapatmeningkatkankemungkinanperusahaanmengalami


(25)

kebangkrutan karena bertambahnya beban bunga. Perusahaan bisa menangguhkanpembayarandividen,tetapipembayaranbungatetapharus dipenuhi tepat wakut dan jumlahnya. Kegagalan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pembayaran bunga disebabkan oleh kas yang dimilikitidakcukupdandapatmengakibatkan perusahaanmenanggung beban keuangan, dan wujud beban keuangan yang paling berat adalah kebangkrutan.

Biayabebankeuangandapatdikelompokkanmenjadidua,yaitu:

a. Biayabebankeuanganlangsung,yangditanggungperusahaanadalah biayapengesahansecarahukumdanbiayaadministrasiyangberkaitan dengankebangkrutandanreorganisasi.

b. Biayabebankeuangantidaklangsung,biayainibersifatimplisityang ditanggungolehperusahaandalamsituasi yangsangatberat(tetapi tidak bangkrut), antara lain biaya modal lebih tinggi, penurunan penjualandanhilangnyakepercayaanpelanggan,manajer,danpekerja melakukantindakan-tindakandrastis(mengurangikapasitas,menekan biaya secara drastis, atau menjual aktiva) yang dapat menyusutkan nilai perusahaan, dan perusahaan tidak dapat mempertahankan keberadaanmanajer-manajerdanparapekerjayangberkualitas. 2. Biayakeagenan

Teoriyangmemperhitungkanbiayakeagenanpertamakalidikemukakan olehMichaelC.JensendanWilliamH.Mecklingpadatahun1976yang dipublikasikandalamJournalofFinancialEconomicvolume3nomor4 padabulanOktober1976denganjudulTheoryofTheFirm:Managerial


(26)

behavior, Agency costs and ownership structure. Teori tersebut

menegaskan bahwa struktur keuangan dipengaruhi oleh insentif dan prilakudaripembuatkeputusan(pihakmanajemen).JansendanMeckling mengemukakanadanyaduapotensikonflik,yaitu:

a. Konflikantarapemegangsahamdankreditur

Krediturmenerimauangdalamjumlahtetapdariperusahaan(bunga hutang), sedangkan pendapatan pemegang saham bergantung pada besarlabaperuahaan.Dalamsituasiini,krediturlebihmemperhatikan kemampuan perusahaan untuk membayar kembali hutangnya, dan pemegangsahamlebihmemperhatikankemampuanperusahaandalam meraih laba yang banyak. Cara perusahaan untuk memperoleh kembalianyangbesaradalahmelakukaninvestasipadaproyek-proyek yang berisiko. Apabila pelaksanaan proyek yang berisiko berhasil, kreditur tidak dapat menikmati keberhasilan tersebut, tetapi bila proyek mengalami kegagalan, kreditur mungkin akan menderita kerugian akibat dari ketidakmampuan pemegang saham memenuhi kewajibannya.

Untuk mengantisipasi kerugian, kreditur menggunakan biaya keagenanhutang,dalambentukpembatasanpenggunaanhutangoleh manajer.Salahsatupembatasanadalahmembatasijumlahpenggunaan hutanguntukinvestasidalamproyekbaru(seperticapitalrationing) b. Konflikantarapemegangsahamdenganpihakmanajemen

Pihak manajemen tidak selalu bertindak yang terbaik untuk kepentingan pemegang saham, tetapi agak mengarah kepada


(27)

kepentingan dirinya sendiri. Akibatnya, pemegang saham menanggungbiayakeagenanekuitasuntukmemantaukegiatanpihak manajemen. Salah satu biaya keagenan adalah kompensasi bagi akuntanpublikuntukmengauditperusahaan.

Kedua macam biaya keagenan mempunyai sifat yang berlawanan. Tindakan pihak manajemen mengarah pada pemenuhan kepentingan dirinyasendiri,bilakepemilikanatasperusahaankecil.Untukmengatasi halitu,kepemilikanmanajerialdapatditingkatkandengancaramengubah sebagianekuitasperusahaanyangdimilikiolehpemegangsahammenjadi hutang. Tindakan tersebut tentunya akan meningkatkan risiko kreditur karena perusahaan harus menanggung beban biaya bunga yang lebih banyak,yangberartibiayakeagenanhutangmeningkat.

Ketika perusahaan menggunakan hutang dalam memenuhi kebutuhan modalnya,diamenikmatimanfaatpajakberupapenghematanpajak,tetapijuga harusmenanggungbiayabebankeuangandanbiayakeagenan.Olehsebabitu, nilaileveredfirmdapatditentukansebagaiberikut:

Nilaiperusahaandenganhutang=Nilaiperusahaan+penghematanpajak–Biaya bebankeuangan–biayakeagenan

Nilaiperusahaanmaksimumketikastrukturmodaloptimaltercapaikarenapada saatitubiayamodalnyapalingrendah.

2.1.3.2 Teori-teoriberdasarkanprilakumanajemen

Akhir-akhirinibanyakdilakukanpengembanganteoristurkturmodalyang didasarkanpadamodelprilakumanajemen(Laurent,2000).Meskipundemikian sampaisaatinimasihbanyakpenelitian-penelitianyangmendasarkanpadaide


(28)

dari teori-teori trade-off yang memperhitungkan peningkatan komponen biaya

terkaitdalambanyaknyahutang,untukdihadapkandenganpenghematanpajak atas bunga hutang. Teori-teori struktur modal yang didasarkan pada model perilakumanajemen,antaralain:

2.1.3.2.1 Signalingeffect

Teoriinididasarkanpadapermisbahwamanajerdanpemegangsaham tidakmempunyaiaksesinformasiperusahaanyangsama.Adainformasitertentu yang hanya diketahui oleh manajer. Jadi, ada informasi yang tidak simetri (assymmetric information) antara manajer dan pemegang saham. Akibatnya,

ketikastrukturmodalperusahaanmengalamiperubahan,halitudapatmembawa informasikepadapemegangsaham yangakanmengakibatkannilaiperusahaan berubah.Dengankatalain,terjadipertanda(sinyal).

Stephen A. Ross pada tahun 1977 dalam Bell Journal of Economics volume8,denganjudul TheDeterminantsoffinancialstructure:theIncentive SignalingApproach,menyatakanbahwaketikaperusahaanmenerbitkanhutang baru, menjadi tanda atau sinyal bagi pemegang saham dan investor potensial tentang prospek perusahaan di masa mendatang mengalami peningkatan (Megginson, 1997). Dasar pertimbangannya adalah perubahan hutang berarti keterbatasan arus kas dan biaya-biaya beban keuangan juga meningkat, dan manajer hanya akan menerbitkan hutang baru yang lebih banyak jika mereka yakin perusahaan kelak dapat memenuhi kewajibannya. Penelitian lain memperlihatkan bahwa penerbitan saham baru akan menjurus pada tanggapan hargasahamnegatif,danpembeliankembalisahamyangberedarakanmenjurus padatanggapanhargasahampositif(Siaw,1999).Dasarpertimbangannyaadalah


(29)

pemegang saham dan investor potensial menganggap penerbitan saham baru merupakancaramanajeruntukmengurangikepemilikannyaatasperusahaanyang peruntungannyajelek(badfortune),sedangkanpembeliankembalisahamyang beredardianggap sebagai caramanajer untuk menikmati kepemilikannya yang besaratasperusahaanyangperuntungannyabagus(goodfortune).

2.1.3.2.2 PeckingOrderTheory

Tahun 1984, Stewart C. Myers dalam Journal of Finance volume 39

denganjudulTheCapitalStructurePuzzle,menyatakanbahwaadasemacamtata urutan(peckingorder)bagiperusahaandalammenggunakanmodal(Ogden,Jen

dan O‟Connor, 2003). Teorinya menjelaskan bahwa perusahaan lebih

mengutamakanpendanaanekuitasinternal(menggunakanlabaditahan)daripada pendanaan ekuitas eksternal (menerbitkan saham baru). Hal ini disebabkan penggunaan laba yang ditahan lebih murah dan tidak perlu mengungkapkan sejumlahinformasiperusahaan(yangharusdiungkapkandalamprospectussaat menerbitkan obligasi dan saham baru). Apabila perusahaan membutuhkan pendanaan eksternal, pertama kali akan menerbitkan saham baru. Penerbitan sahambarumendudukiurutanterakhirsebabpenerbitansahambarumerupakan tanda atau sinyal bagi pemegang saham dan calon investor tentang kondisi perusahaansaatsekarangdanprospekmendatangyangtidakbaik.

2.2Dividen

Dividenmerupakansalahsatukeputusanpentinguntukmemaksimumkan nilaiperusahaandisampingkeputusaninvestasi danstrukturmodal(keputusan


(30)

pemenuhandana).ManajemenmempunyaiduaalternatifperlakuanterhadapEAT perusahaan,yaitu:

a. Dibagikepadaparapemegangsahamdalambentukdividen.

b. Diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan (retained earning).

BiasanyasebagianEATdibagidalambentukdividendansebagaianlagi diinvestasikan kembali, oleh karena itu manajemen harus membuat kebijakan (dividendpolicy)tentangbesarnyaEATyangdibagikansebagaidividen.Apabila perusahaan memutuskan untuk membagi laba yang diperoleh sebagai dividen, berartiakanmengurangijumlahlabaditahanyangakhirnyamengurangisumber dana intern, yang akan mengurangi sumber dana intern yang akan digunakan untuk mengembangkan perusahaan. Apabila perusahaan tidak membagikan labanyasebagaidividen,akanbisamemperbesarsumberdanainternaldanakan meningkatkankemampuanperusahaanuntukmengembangkanperusahaan.

Div.pershareit=Dividendibayarkanolehperusahaanipadaperiodet padasetiaplembarsaham.

EATpershareit=BesarnyaEATperlembarsahampadaperusahaani periodet.

PersentasedividenyangdibagidariEATdisebutdividenpayoutrate(DPR) ProsentasilabaditahandariEATadalah1–DPR


(31)

2.2.1 Teorikebijakandividen

2.2.1.1 TeoridividentakrelevandariMM

MM berpendapat, nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya DPR, tapi ditentukan oleh EBIT dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalahtidak relevan untuk diperhitungkan karenatidak akanmeningkatkankesejahteraanpemegangsaham.MenurutMMkenaikannilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntunganatauearningpowerdariassetperusahaan.

PernyataanMMinididasarkanpadabeberapaasumsipentingyanglemah, seperti:

a. Pasarmodalsempurnadimanaparainvestorrasional.

b. Tidakadabiayaemisisahambaru,jikaperusahaanmenerbitkansaham baru.

c. Tidakadapajakbaikperoranganmaupunpajakpenghasilanperusahaan. d. Informasitentanginvestasitersediauntuksetiapindividu.

Beberapa ahli menentang pendapat MM tentang dividen tidak relevan denganmenunjukkanadanyabiayaemisisahambaruyangakanmempengaruhi nilaiperusahaan.Modalsendiridapatberasaldarilabaditahandanmenerbitkan saham biasa baru. Jika modal sendiri berasal dari laba ditahan, biaya modal sendirisebesarKs(biayamodalsendiridarilabaditahan).Tapibilaberasaldari sahambiasabaru,biayamodalsendiriakanKe(biayamodalsendiriberasaldari sahambiasabaru).

Jikaadapajakmakapenghasilaninvestordaridividendandari capital gains (kenaikkan harga saham) akan dikenai pajak. Seandainya tingkat pajak


(32)

untuk dividen dan capital gains adalah sama, investor cenderung lebih suka

menerimacapitalgainsdaripadadividenkarenapajakpadacapitalgainsbaru dibayarpadasaatsahamdijualdankeuntungandiakui.

2.2.1.2TeoriTheBirdinTheHand

GordondanLintnermenyatakanbahwabiayamodalsendiriperusahaan akannaikjikaDPRrendah,karenainvestorlebihsukamenerimadividendari padacapitalgains.Menurutmereka,investormemandangdividendyieldlebih pastidaripadacapitalgainsyield.Perludiingatbahwadilihatdarisisiinvestor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks) adalah tingkat keuntungan yang disyaratkaninvestorpadasaham.Ksadalahkeuntungandaridividen(dividend

yield)ditambahkeuntungandaricapitalgains(capitalgainsyield).

2.2.1.3 TeoriPerbedaanPajak

TeoriinidiajukanolehLitzenbergerdanRamaswamy.Menyatakanbahwa karenaadanyapajakterhadapkeuntungandividendancapitalgains,parainvestor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Oleh karenaituinvestormensyaratkansuatutingkatkeuntunganyanglebihtinggipada sahamyangmemberikandividendyieldtinggidancapitalgainsyieldrendah,dari padasahamyangdividendyieldrendah,capitalgainsyieldtinggi.Jikapajakatas dividenlebihbesardaripajakatascapitalgains,perbedaaniniakanmakinterasa.

2.2.1.4 TeoriSignalingHypothesis

Terdapatbuktiempirisbahwajikaadakenaikandividen,seringdiikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwaparainvestorlebihmenyukaidividendaripadacapitalgains.TapiMM


(33)

berpedapatbahwasuatukenaikandividenyangdiatasbiasanyamerupakansuatu sinyal kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dividen masa mendatang. Sebaliknya suatu penurunan dividenataukenaikandividenyangdibawahkenaikannormaldiyakiniinvestor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit dividen waktu mendatang.

Sepertiteoridividen yanglain,teorisignalinghyphotesisinijugasulit dibuktikansecaraempiris. Adalahnyatabahwaperubahandividenmengandung beberapainformasi.Tapisulitdikatakanapakahkenaikandanpenurunanharga setelah adanya kenaikan dan penurunan dividen semata-mata disebabkan oleh efeksinyalataudisebabkankarenaefeksinyaldanpreferensiterhadapdividen. 2.2.1.5 TeoriClienteleeffect

Teoriinimenyatakanbahwakelompok(clientele)pemegangsahamyang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan.Kelompokpemegangsaham yangmembutuhkanpenghasilanpada saatinilebihmenyukaiDPRyangtinggi,sebaliknyakelompokpemegangsaham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahansebagianbesarlababersihperusahaan.

Jikaadaperbedaanpajakbagiindividu(misalnyaoranglanjutusiadikenai pajak lebih ringan), maka pemegang saham yang dikenai pajak tinggi, lebih menyukaicapitalgainskarenadapatmenundapembayaranpajak.Kelompokini lebihsenangjikaperusahaanmembagidividenyangkecil,sebaliknyakelompok pemegangsahamyangdikenaipajakrelatifrendahmenyukaidividenyangbesar.


(34)

Bukti empiris menunjukkan bahwa efek dari clientele ini ada. Tapi

menurut MM hal ini tidak menunjukkan bahwa lebih baik dari dividen kecil, demikian sebaliknya. Efek clientele ini hanya mengatakan bahwa bagi

sekelompokpemegangsaham,kebijakandividentertentulebihmenguntungkan mereka.

2.2.2 KebijakanDividendanPraktiknya

Padapraktiknyaperusahaancenderungmemberikandividendalamjumlah yangrelatifstabilataumeningkatsecarateratur.Kebijakaninikemungkinanbesar disebabkanolehasumsibahwa:

a. Investorcenderunglebihmenyukaidividenyangstabil.

b. Investor melihat kenaikan dividen sebagai suatu tanda baik bahwa perusahaanmemilikiprospekbaik,demikiansebaliknya.Halinimembuat perusahaanlebihsenangmengambiljalanamanyaitutidakmenurunkan pembayarandividen.

MenjagakestabilandividentidakberartimenjagaDPRtetapstabilkarena jumlah nominal dividen juga tergantung pada EAT. Jika DPR, dijaga kestabilannya,misalnyaditetapkansebesar50%dariwaktukewaktu,tetapiEAT berfluktuasi,makapembayarandividenjugaakanberfluktuasi.

Pada umumnya perusahaan akan menaikkan dividen hingga suatu tingkatandimanamerekayakindapatmempertahankandividenpadamasayang akan datang. Artinya jika terjadi kondisi yang terburuk sekalipun, perusahaan masihdapatmempertahankanpembayarandividennya.

Pada praktiknya ada perusahaan yang menggunakan model residual dividend,dimanadividenditentukandengancara:


(35)

a. Mempertimbangkankesempataninvestasiperusahaan.

b. Mempertimbangkantargetstrukturmodalperusahaanuntukmenentukan besarnyamodalsendiriyangdibutuhkanuntukinvestasi.

c. Memanfaatkan laba ditahan untuk memenuhi kebutuhan akan modal sendiritersebutsemaksimalmungkin.

d. Membayardividenhanyajikaadasisalaba.

Dengan demikian, besarnya dividen bersifat fluktuatif. Model residual dividend ini berkembang karena perusahaan lebih senang menggunakan laba ditahan dari pada menerbitkan saham baru untuk memenuhi kebutuhan modal sendiri,alasannya:

a. Menerbitkansahammenimbulkanbiayaemisisaham(flotationcost),dan b. Menurutteorisignalinghyphotesispenerbitansahambaruseringdisalah

artikan oleh investor bahwa perusahaan kesulitan keuangan, sehingga menyebabkanpenurunanhargasaham.

Modelresidualdividendmenyebabkandividenbervariasi,jikakesempatan investasi perusahaan juga bervariasi. Jika kita percaya pada teori signaling hyphotesis, maka model ini sebaiknya tidak digunakan secara kaku untuk menetapkanbesarnyadividensecarayeartoyearbasis.Modelinilebihbanyak digunakan sebagai penuntun untuk menetapkan sasaran payout ratio jangka

panjang yang memungkinkan perusahaan memenuhi kebutuhan akan modal sendiridenganlabaditahan.

2.2.3 Faktor-faktoryangmempengaruhikebijakandividen

Beberapafaktorlainyangmempengaruhimanajemendalammenentukan kebijakandividenantaralain:


(36)

1. Kas atau likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang memiliki laba ditahan yang cukup tetapi manajemen memutuskan untuk menginvestasikankedalam aktivariilmakaperusahaantidakmembayar dividendalambentukkas.

2. Kebutuhan pembayaran hutang perusahaan. Adanya batasan dalam perjanjianpinjamankepadakreditur,misalnyapembayarandividenhanya dapatdilakukansetelahlabayangtersediabagipemegangsahamdikurangi dengan angsuran pinjaman atau apabila modal kerja mencapai tingkat tertentu.

3. Tingkatekspansiyangtinggimemerlukandanayangbesarsehinggalaba yangdiperolehlebihbaikditahan.

4. Aksebilitas perusahaan di pasar modal berpengaruh terhadap kebijakan dividen,yaitudipengaruhiolehusiadanskalaperusahaan.

5. Pembatasan dari saham Preferen, tidak ada pembayaran dividen untuk sahambiasajikadividensahampreferenbelumdibayar.

6. Kebutuhan dana untuk investasi, perusahaan yang berkembang selalu membutuhkandanabaruuntukdinvestasikanpadaproyek-proyek yang menguntungkan. Sumber dana baru yang merupakan modal sendiri (equity)dapatberupapenjualansahambarudanlabaditahan.Manajemen cenderung memanfaatkan laba ditahan karena penjualan saham baru menimbulkanbiayapeluncuransaham(flotationcost).


(37)

2.2.4 Stockrepurchase,stockdividend,stocksplit

2.2.4.1 StockRepurchase

Sebagai alternatif terhadap pemberian dividen berupa uang tunai (cash Dividend), perusahaan dapat mendistribusikan pendapatan kepada pemegang sahamdengancaramembelikembalisahamperusahaan(repucasingstock). Hargastockrepurchasepadaekuilibriumdapatdihitungdenganrumussebagai berikut:

Dimana:

P*:hargastockrepurchaseequilibrium

S :jumlahsahamberedarsebelumstockrepurchase Pc :hargasahamsaatinisebelumstockrepurchase

n :jumlahlembarsahamyangakan dibelikembaliolehperusahaan. Keuntunganstockrepurchasebagipemegangsaham:

a. Stockrepurchaseseringdipandangsebagaitandapositifbagiinvestorkarena

pada umumnya stock repurchase dilakukan jika perusahaan merasa bahwa

sahamundervalued.

b. Stockrepurchasemengurangijumlahsahamyangberedardipasar.Setelah stockrepurchaseadakemungkinanhargasahamnaik.

Kerugianbagipemegangsaham:

a. Perusahaanmembelikembalisahamdenganhargayangterlalutinggisehingga merugikanpemegangsahamyangtidakmenjualkembalisahamnya.

b. Keuntunganstockrepurchasedalambentukcapitalgains,padahalsebagian investormenyukaidividen.


(38)

Keuntunganbagiperusahaan:

a. Menghindarikenaikandividen.Jikadividennaikterlautinggidikhawatirkan dimasa mendatang perusahaan terpaksa membagi dividen yang lebih kecil (padamasasulitataubanyakkebutuhandanainvestasi)yangdapatmemberi petanda negatif. Stock repurchase merupakan alternatif yang baik untuk

mendistribusikanpenghasilanyangdiatasnormal(extraordinaryearnings) kepadapemegangsaham.

b. Dapatdigunakansebagaistrategiuntukmengacaukanusahapengambilalihan perusahaan (yang biasanya dilakukan dengan cara membeli saham yang sebanyak-banyaknya hingga mencapai jumlah saham mayoritas), stock repurchasedapatmenggagalkanusahaini.

c. Mengubah struktur modal perusahaan. Misalnya perusahaan ingin meningkatkan rasio hutang dengan cara menggunakan hutang baru untuk membelikembalisahamyangberedar.

d. Saham yang ditarik dapat dijual kembali ke pasar jika perusahaan membutuhkantambahandana.

Kerugianbagiperusahaanadalah:

a. Dapat merusak image perusahaan karena sebagian investor merasa bahwa stockrepurchase merupakan indikator bahwa manajemen perusahaan tidak mempunyaiproyek-proyekbaruyangbaik.Namundemikian,jikaperusahaan, benar-benar tidak memiliki kesempatan investasi yang baik, ia memang sebaiknya mendistribusikan dana kembali kepada pemegang saham. Tidak banyakbuktiempirisyangmendukungalasanini.


(39)

b. Setelah stock repurchase, pasar mungkin merasa bahwa risiko perusahaan

meningkatsehinggadapatmenurunkanhargasaham.

Jikaharusmemilihantarastockrepurchasedanpembayarandividentunai, padapasaryangsempurna(dimanatidakadapajak,biayakomisiuntukdijualbeli sahamdanefeksinyaldaripemberiandividen,investorakanindifferentterhadap ke-2pilihan).Padapasaryangtidaksempurnainvestormungkinakanmemiliki preferensiterhadapsalahsatudarike-2alternatiftersebut.

Ada3metodeyangdapatdigunakanuntukmembelikembalisaham: 1. Sahamdapatdibelipadapasarterbuka(openmarket)

2. Perusahaan membuat penawaran formal untuk membeli saham perusahaan dalamjumlahdanhargatertentu(pendekatantender offer).

3. Perusahaan membeli sejumlah sahamnya kembali dari satu atau beberapa pemegangsahambesar(pendekatannegotiatedbasis)

2.2.4.2 StockSplitdanStockDividend

Stock Split adalah tindakan perusahaan memecah saham yang beredar

menjadi bagian yang lebih kecil. Stock dividend adalah tindakan perusahaan

memberikansahambarusebagaipembayarandividen.

Bagi pemegang saham stock split tidak membuat mereka bertambah

kekayaannya karena knaikan jumlah saham diimbangi dengan penurunan nilai saham.Stockdividendjugatidakmenambahkekayaanpemegangsaham.

Jika tidak ada keuntungan secara ekonomis mengapa perusahaan melakukanstocksplitdanstockdividend:


(40)

a. Stocksplitdilakukanuntukmenjagaagarhargasahamtetapberadapada optimalpricerange.Hargasahamyangtinggiakanmenyulitkaninvestor untukmembelisahamtersebutsehinggadapatmenurunkanpermintaan. b. Stockdividenddigunakanperusahaan yanginginmenghematkasatau

perusahaan dalam kesulitan keuangan. Masalah yang muncul jika perusahaan tidak membagi dividen tunai investor bisa salah persepsi terhadap emiten, akibatnya harga saham bisa turun, sehingga untuk menghindariefeknegatifiniperusahaandapatmembagistockdividend sebagaipenggantidividenkas.

Perbedaanantarastocksplitdanstockdividenadalah:

a. Stocksplitmerupakanpemecahannilaisahamkedalamnilainominalyang

lebihkecilsehinggajumlahlembarsahamyangberedarbertambah. b. Stockdividenmerupakanpemindahbukuandarirekeninglabaditahanke

dalamrekeningmodalsaham.

Persamaanantarastocksplitdanstockdividenadalah:

a. Keduanyamengakibatkanjumlahlembarsahamyangberedarbertambah b. Tidakterdapatpendistribusiankasdalamkeduabentuktersebut

c. Tidakterjadiperubahanpadatotalmodalsendirihanyakomposisinyayang berubah.

2.3.PengertianBiayaModal

Modalyangdibutuhkanuntukmembiayaioperasiperusahaanterdiriatas modalasingdanmodalsendiri.Modalasingmerupakanmodalyangberasaldari pinjaman para kreditur, supplier dan perbankan. Sedangkan modal sendiri, merupakan modal yang berasal dari pihak perusahaan baik dari pemilik


(41)

perusahaan(pemegangsaham)maupunlabayangtidakdibagi(labaditahan).Di dalammemenuhimodalyangdibutuhkantersebutperusahaandapatmenerbitkan danmenjualsuratberhargaberupaobligasi(modalpinjaman)dansaham(modal sendiri). surat berharga tersebut dijual kepada para investor yang menginginkannya. Apabila perusahaan menjual surat berharga tersebut kepada investor, maka perusahaan berkewajiban memberikan hasil (return) yang dikehendakiolehinvestortersebut.Hasilyangdikehendakiolehinvestortersebut, bagiperusahaanmerupakanbiayayangdisebutbiayamodalsepertibiayabunga, penurunannilaisuratberhargadanbiayalainyangberkaitandenganperolehan modaltersebut.

Biayamodal(costofcapital)adalahbiayarillyangharusdikeluarkanoleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen,sahambiasa,maupunlabaditahanuntukmendanaisuatuinvestasiatau operasi perusahaan. Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahuiberapabesarnyabiayarillyangharusdikeluarkanperusahaanuntuk memperoleh dana yang diperlukan. Sebagai contoh, pada umumnya orang menganggap bahwabiaya modal yangberasal darihutang yangdipinjam dari bank hanya berupa tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank dalam kontrak perjanjianhutang.Halinibenarapabilajumlahuangyangditerimasamabesarnya dengan jumlah nominal hutangnya. Tetapi, dalam kenyataanya seringkali dijumpai bahwa penerima kredit harus membayar biaya administrasi, biaya asuransi dan sebagainya. Biaya-biaya tersebut seing tidak dicantumkan dalam perjanjiankredit.


(42)

Perusahaan yang menggunakan dana dari laba ditahan (laba ditahan digunakan untuk reinvestasi di perusahaan yang bersangkutan) juga ada biaya walaupunlabaditahanberasaldarilabaditahandisebutcostofretainedreturn. Biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi (rate of return) yang

diisyaratkan diterima oleh para investor. Hal ini karena, apabila laba ditahan tersebut diinvestasikan pada perusahaan lain maka akan mendatangkan keuntungan. Besarnya keuntungan tersebut sama dengan besarnya keuntungan apabilaperusahaanmenginvestasikansendiridanalabaditahantersebutatausama besarnya dengan rate of return yang diharapkan diterima dari investasi pada

saham(expectedrateofreturnonthestock).

Konsep biaya modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang diisyaratkan (required rate of return).

Tingkatkeuntungan yangdiisyaratkansebenarnyadapatdilihatdariduapihak yaitu dari sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang

mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaanyangmenggunakandana(modal),besarnyarequiredrateofreturn merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk

mendapatkanmodaltersebut.

2.3.1. BiayaModalIndividual

Caraperhitunganbiayamodal: 1. BiayaModalHutangJangkaPendek

Hutang jangka pendek (hutang lancar) merupakan hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurangdarisatu tahun. Hutangjangkapendek


(43)

terdiridarihutangperniagaan(tradeaccountpayable),hutangweseldan kreditjangkapendekdaribank.Biayamodaldaripenggunaanhutang(cost ofdebt)dapatdihitungdengancara:

Biayahutangsetelahpajak=biayahutangsebelumpajak(1,0–tingkat pajak).Atau

Dimana:

Kt: Biayahutangjangkapendeksetelahpajak

Kb: Biaya hutang jangka pendek sebelum pajak yaitu sebesar tingkat bungahutang

t : tingkatpajak

2. Biayamodalhutangjangkapanjang

Biayahutangyangditanggungolehperusahaanyangmenggunakandana hutangtidaklainadalahsebeartingkatkeuntunganyangdisyaratkanoleh investor(pemilikdana).Padadasarnyabiayapenggunaanhutangjangka panjang(costofdebt)yangbiasanyaberasaldariobligasi(costofbond) dapat dihitung dengan menggunakan cara seperti perhitungan tingkat pendapataninvestasidalamobligasidenganrumus(metode)singkatdan metodepresentvalue:

a. Perhitunganbiayamodalhutangobligasi(kd)denganmetodesingkat Biayamodalhutangjangkapanjangdenganmetodeinimenggunakan rumus:

Dimana:

I : Bungahutangjangkapanjang(obligasi)satutahundalamrupiah


(44)

N :Harganominalobligasiataunilaiobligasipadaakhirumurnya Nb:Nilaibersihpenjualanobligasi

n :Umurobligasi

Kemudian menyelesaikan biaya modal sebelum pajak (kd) menjadi biayamodalatasdasarsetelahpajak(ki).Biayasetelahpajak(ki)=kd (1-t)

b. PerhitunganbiayamodalhutangdeganmetodePresentValue

Perhitunganbiayamodaldarihutangjangkapanjang(obligasi)dengan menggunakantabelpresentvalueseringdisebutmetodeaccurate.

+ +

Untuk memperoleh besarnya biaya modal (kd) yang kita cari, kita menggunakancaracoba-coba.

3. BiayaModalSahamPreferen

Biayamodalsahampreferen(costofpreferredstockataukp)adalahbiaya rill yang harus dibayar apabila perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. Biaya modal saham preferen diperhitungkan sebesattingkatkeuntunganyangdisyaratkan(requiredrateofreturn)oleh investor pemegang saham preferen. Artinya tingkat keuntungan yang diharapkanolehinvestormerupakanbiayayangharusditanggungemiten. Biayamodalsahampreferenberupadividen yangbesarnyatetap.Oleh karenaitu,sahampreferenmempunyaisifatcampuranantarahutangdan saham biasa. Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban yang tetap untuk mengadakan pembayaran dividensecaraperiodik.Memilikisifatsepertisahambiasakarenasaham


(45)

preferen merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang mengeluarkan saham preferen tersebut. Demikian pula ketika perusahaan terpaksa likuidasi, maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak didahulukansebelumpemegangsahambiasa.

Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu disesuaikandenganpajak.Biayamodalpenggunaansahampreferen(kp) dihitungdenganmembagidividenperlembarsahampreferen(Dp)dengan hargasahampreferensaatini(Po).

Dimana:

Kp:Biayasahampreferen Dp:Dividensahampreferen

Po:Hargasahampreferensaatini(hargaproses)

Apabilaadabiayapenerbitansaham(floatationcost)makabiayamodal sahampreferendihitungatasdasarpenerimaankasbersihyangditerima (Pnet).

4. Biayamodalsahambiasadanlabaditahan

Biayamodalsahambiasadanlabaditahanatauseringdisatukanmenjadi biaya modal sendiri (biaya ekuitas) atau kadang-kadang disebut biaya modalsahambiasasaja.Biayaekuitasmerupakanbiayayangdikeluarkan olehperusahaanyangmemperolehdanadenganmenjualsahambiasaatau menggunakanlabaditahanuntukinvestasi.Biayamodalsahambiasaatau


(46)

biayaekuitas(costofequityatauke)dapatmengalamipeningkatansecara internaldenganmenahanlabaatausecaraeksternaldenganmenjualatau mengluarkan saham biasa baru. Perusahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba yang ditahan tersebut kemudian digunakan untuk investasi (reinvestasi) di dalam perusahaan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungan biaya modalnya.

Secarateoritisperusahaanyangmenggunakanlabauntukreinvestasiharus memperoleh keuntungan minimla sebesar tingkat kentungan jika pemegangsahammenginvestasikandananyakedalamperusahaandengan tingkatrisikoyangsama.Halinikarenakeuntungansetelahpajaktersebut sebenarnya merupakan hak bagi pemegang saham biasa. Tingkat keuntunganyangdiharapkanolehpemegangsahamdariinvestasidengan tingkat risiko tertentu adalah sebesar ke. Pemegang saham dapat memperoleh return sebesar ke dengan membeli saham perusahaan lain yangsejenis.Sehinggaapabilaperusahaantidakdapatmenginvestasikan labaditahandanmemperolehtingkatkeuntuganpalingtidaksebesarke, makasebaiknyaperusahaanmembagikannyadalambentukdividen,dan membiarkanpemegangsahammelakukaninvestasisendiri.Olehkarena itubiayamodaldaripenggunaanlabaditahanuntukinvestasiakansama denganbiayapenggunaanmodalsahambiasa.

Untuk menghitung biaya ekuitas (ke) ada beberapa model pendekatan yaitu:


(47)

a. Pendekatanmodeldiskontodividen(dividenddiscountmodel)

Model diskonto dividen (MDD) menjelaskan bahwa biaya ekuitas (ke), merupakan tingkat diskonto yang menyeimbangkan nilai sekarangdarikeseluruhandividenperlembarsahamyangdiharapkan di masa yang akan datang, sehingg biaya modal merupakan factor diskontodaridividenyangada.Rumuspendekataniniadalah:

Dimana:

Po:hargapasarshambiasapadasaatini Dt:Dividenyangditerimauntukperiodet

Ke:Tingkatkeuntunganyangdiisyaratkaninvestor

Darirumus di atasterlihat bahwabesarnyake ditentukanolehdividen yangdiharapkanakanditerimaselamaperiodet.asumsiyangdigunakan dalammetodeinibahwapemegangsahamakanmemilikisahamtersebut untukjangkawaktu yangtakterbatas,dandividen yangditerimatidak mengalami pertumbuhan. Asumsi ini merupakan salah satu kelemahan modelini,karenasahamdapatdiperjualbelikansewaktu-waktu.Sehingga dalamkenyataanmodeldividenyangmengalamipertumbuhandirasalebih realistis. Para investor selalu menginginkan hasil investasinya yang ditunjukkanolehdividenmengalamipertumbuhandariwaktukewaktu atau dari tahun ke tahun. Dengan demikian apabila dividen yang


(48)

diharapkanmengalamipertumbuhan(growth)sebesargpertahun,maka biayaekuitasdapatdicaridenganrumus:

DimanaDomerupakan dividen yangditerimapadawaktut=0.Apabila diasumsikan bahwa biaya ekuitas (ke) lebih besar daripada tingkat pertumbuhandividennya,makarumusnyamenjadi:

DimanaD1=Do(1+g),sehinggarumusbiayaekuitasnyaadalah:

b. PendekatanCAPM(CapitalAssetPricingModel)

Model CAPM (model penetapan harga aktiva modal) merupakan modelpenetapanbiayamodaldenganmenganalisishubunganantara tingkatreturnsahamiatauRiyangdiharapkandenganreturnpasar (marketreturnatauRm)yangterjadi.Besarnyatingkatreturnsaham yangdiharapkanolehinvestorinimerupakanbiayamodalyangharus dikeluarkanolehemiten.ModelCAPMinidipengaruhioleh3faktor yaitu:besarnyatingkatbungabebasrisiko(riskfreerate,Rt),risiko sistematis yang ditunjukkan oleh koefisien beta dan premium risikopasaryngditunjukkanolehselisihantarareturnpsardengan returnsaham(Rm-Ri).RumusuntukmencarireturnsahamIatauRi denganmodelCAPMadalahsebagaiberikut:


(49)

Dimana:

Ri:Tingkatreturnsahamyangdiharapkan Rf:Tingkatreturnbebasrisiko

Rm:Returnportofoliopasaryangdiharapkan

Dalam rumus di atasterlihatbahwa besarnya returnsaham I yang diharapkan (Ri) dipengaruhi antara lain oleh return pasarnya (Rm). Besarnyapengaruh returnpasar terhadap return saham individual i tergantungpadabesarnyakoefisienbetasahamI( i).Betamerupakan koefisienyangmenunjukkansensitivitastingkatkeuntungansekuritas (saham)terhadapperubahanpasar.Apabilabeta=1,00artinyasuatu sahammemilikistandardeviasiataurisikoyangsamadenganrisiko pasarrata-ratapasar.

Portofolio (penganekaragaman) investasi yang terdiri atas saham-saham dengan beta = 1 akan memiliki standar deviasi yang sama dengan indekspasar. Artinya, apabila risiko portofolio saham =1, maka sama dengan risiko pasar yang ada. Sedangkan saham atau sekuritas dengan koefisien beta = 0,5 berarti sekuritas itu akan berubah sebesar setengah dari risiko pasar sehingga harga pasar sekuritas akan cenderung bergerak setengah kali perubahan pasar. Sekuritas dengan koefisien beta lebih besar dari 1 (satu) akan memberikantingkatkeuntunganyanglebihbesardarirata-ratapasar bila kondisi pasar membaik, dan sebaliknya memberikan tingkat


(50)

keuntunganyanglebihrendahdarirata-ratapasarbilakondisipasar melemah.Koefisienbetasekuritasyangmengukurperubahanpasar terhadapsebuahsekuritasdapatdicaridenganmeregresikantingkat keuntungan sekuritas sengan tingkat keuntungan portofolio pasar. Untuklebihjelasnyakitapelajaricontohberikutmengenaipengaruh returnpasarterhadapreturnsaham(sekuritas)individual:

2.3.2. BiayaModalKeseluruhan

Biaya modal secara keseluruhan merupakan biaya modal yang memperhitungkan seuruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Telah kita ketahui bersama bahwa perusahaan akan menggunakan modal dari sumber modal asing dan modal sendiri. Oleh karena itu, biaya modal yang diperhitungkanmerupakanbiayamodaldariseluruhjenismodalyangdigunakan. Konsep biaya modal perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital)

bermanfaatdalamkaitannyadenganpenilaianusulaninvestasijangkapanjang. Misalnya,jikakitainginmenentukanproyekinvestasiyangharusdiambil,maka kitadapatmenentukannyadenganmembandingkanbesarnyabiayamodalyang harusdikeluarkan(costofcapital)dengantingkatkeuntunganyangdiperolehdi masadatang.Karenabiayamodaldarimasing-masingsumberdanaberbeda-beda, makauntukmenetapkanbiayamodaldariperusahaansecarakeseluruhanperlu dihitungbiayamodalrata-ratatertimbangnya(weightaveragecostofcapitalatau WACC).


(51)

2.4.TinjauanPenelitianTerdahulu

Tabel2.1

PenelitianTerdahulu

47

NamaPeneliti VariabelPenelitian MetodeAnalisisData Hasil Eli Safrida Variabel bebas:

1. Struktur modal 2. Pertumbuhan

perusahaan Variabel terikat:

nilai perusahaan

Structural Equation Model (SEM), terdiri dari:

a. Measurement model (model

pengukuran)

b.Structuralmodel.

Aplikasi AMOS versi 4.01.

Struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.

Hasnawati Variabel bebas: 1. Keputusan

investasi 2. Pendanaan 3. Dividen Variabel terikat: Nilai perusahaan

Structural Equation Model

(SEM)

Secara parsial keputusan investasi, pendanaan dan kebijakan dividen berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Kebijakan dividen secara langsung berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan secara tidak langsung keputusan investasi mempengaruhi nilai perusahaan melalui kebijakan dividen dan keputusan pendanaan.

Corry Margaretha Gultom dan Firman Syarif

Variabel bebas: 1. Kebijakan

leverage

2. Kebijakan dividen 3. EPS

Variabel terikat: Nilai perusahaan

Desain kausal Variabel laverage ratio, mempunyai

pengaruh positif, sedangkan variable bebas yang lain tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, berdasarkan hasil uji parsial (Uji statistik t)


(52)

2.5.KerangkaTeoritis

Kerangkateoritishubunganstrukturmodaldankebijakandividenterhadap nilaiperusahaan

Struktur modal H1

H3

Nilai perusahaan

H2

Kebijakan dividen

2.6.HipotesisPenelitian

Berdasarkanteori,makahipotesispenelitianiniadalah:

H1:Strukturmodalberpengaruhterhadapnilaiperusahaanpadasektorindustri barangkonsumsi

H2:Kebijakandividenberpengaruhterhadapnilaiperusahaanpadasektorindustri barangkonsumsi

H3:Strukturmodaldankebijakandividensecarabersamaberpengaruhterhadap nilaiperusahaanpadasektorindustribarangkonsumsi


(53)

BABIII

METODEPENELITIAN

3.1 ObjekPenelitian

Objek pada penelitian ini adalah industri yang bergerak dalam sektor industribarangkonsumsiyanglistingpadaBursaEfekIndonesia(BEI).

3.2 PopulasidanSampel

3.2.1 Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjekyangmempunyaikualitasdankarakteristiktertentuyangditerapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitiuntukdipelajaridankemudianditarikkesimpulannya(Sugiyono,2008). Adapunyangmenjadipopulasipadapenelitianiniadalahperusahaan-perusahaan yangbergerakdisektorindustribarangkonsumsiyangterdaftardiBursaEfek Indonesia(BEI)periode2006-2010,yaituberjumlah39perusahaan,yaitu:

Tabel3.1

DaftarPerusahaanyangBergerakDisektorBarangKonsumsi

49

No KodeEmiten NamaPerusahaan

1 ADES PT Akasha Wira Internasional Tbk

Sebelumnya: PT Ades Waters Indonesia Tbk 2 AISA PTTigaPilarSejahteraFoodTbk

3 AQUA PT Aqua Golden Mississippi Tbk

4 BATI PT BAT Indonesia Tbk

5 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk

6 DAVO PT Davomas Abadi Tbk

7 DLTA PT Delta Djakarta Tbk


(54)

Sumber:ICMD

50

No KodeEmiten NamaPerusahaan

9 DVLA PT Darya-VariaLaboratoriTbk

10 GGRM PT Gudang Garam Tbk

11 HMSP PT H M Sampoerna Tbk

12 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk

13 INAF PT Indofarma Tbk

14 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

15 KAEF PT Kimia Farma Tbk

16 KDSI PT Kedawung Setia Industrial Tbk

17 KICI PT Kedaung Indah Can Tbk

18 KLBF PT Kalbe Farma Tbk

19 LMPI PT Langgeng Makmur Industry Tbk

20 MERK PT Merck Tbk

21 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk

22 MRAT PT MustikaRatuTbk

23 MYOR PT Mayora Indah Tbk

24 PROD PT Sara Lee Body Care Indonesia Tbk

25 PSDN PT Prasidha Aneka Mega Tbk

26 PYFA PT Pyridm Farma Tbk

27 RMBA PT Bentoel International Investama Tbk 28 ROTI PT Nippon Indosari Corpindo Tbk 29 SCPI PT Schering Plough Indonesia Tbk

30 SHDA PT SariHusadaTbk

31 SKBM PT Sekar Bumi Tbk

32 SKLT PT Sekar Laut Tbk

33 SQBI PT TaishoPharmaceuticalIndonesiaTbk Sebelumnya: PT Bristol Myers Squibb Tbk

34 STTP PT Siantar Top Tbk

35 SUBA PT SubaIndahTbk

36 TCID PT Mandom Indonesia Tbk

37 TSPC PT Tempon Scan Pacific Tbk

38 ULTJ PT Ultra Jaya Milk Tbk


(55)

3.2.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki karakteristik yang relatifsamadandianggapbisamewakilipopulasi(Sugiyono,2008).Pemilihan sampelpenelitianinididasarkanpadametodenonprobabilitysampling,tepatnya metode purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria atau

pertimbangantertentu(Jogiyanto,2004:79).Adapunkriteria pengambilansampel yangpenulistetapkan,adalah:

1. Minimaldalamkurunwaktulimatahunterakhir,yaitudaritahun2006 sampaidengan2010mengumumkanlaporankeuanganperusahaan 2. Minimaldalamkurunwaktulimatahunterakhirmemilikilabapositif 3. Rutinmelakukanpembayarandividen

Berdasarkan kriteria yang penulis tetapkan ada 11 perusahaan yang memenuhikriteriadari39perusahaanyangtercatatpadaBursaEfekIndonesia yanglangsungmenjadisampelpenelitianyangpenulislakukan,yaitu:

Tabel3.2

DaftarPerusahaanSampelPenelitian

51

No KodeEmiten NamaPerusahaan

1 GGRM PTGudangGaramTbk

2 HMSP H M Sampoerna Tbk

3 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk

4 KAEF PT Kimia Farma Tbk

5 KLBF PT Kalbe Farma Tbk

6 MERK PT Merck Tbk

7 MRAT PT Mustika Ratu Tbk

8 MYOR PT Mayora Indah Tbk

9 TCID PT Mandom Indonesia Tbk

10 TSPC PT Tempo Scan Pacific


(1)

BABV PENUTUP

5.1.Kesimpulan

Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pengujian secara parsial, koefisien struktur modal (X1) maupun kebijakan

dividen (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan (Y)

2. Hasil pengujian secara simultan variable independen (X1 dan X2)

pengaruh secara signifikan terhadap variable dependen (Y)

3. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 36,5% dari variasi nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh struktur modal dan kebijakan dividen, sedangkan sisanya sebesar 63,5% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini

5.2.ImplikasiHasilPenelitian

Dari hasil regresi dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini struktur modal dan kebijakan dividen mempengaruhi nilai perusahaan, oleh karena itu diharapkan kepada perusahaan untuk melakukan pengelolaan sumber modal dan kebijakan dividen lebih baik, sehingga kedua variabel ini dapat lebih mempengaruhi terhadap kenaikan nilai perusahaan.

5.3.Keterbatasanpenelitian


(2)

keterbatasan penelitian, yaitu penelitian ini hanya membahas faktor struktur modal dan kebijakan dividen yang tercakup dalam keputusan pendanaan dalam fungsi manajemen keuangan, padahal masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan, seperti kebijakan investasi maupun kebijakan pengelolaan aset yang belum diteliti.

5.4.Saran

1. Diharapkan penelitian selanjutnya dilakukan dengan menggunakan variabel yang sama, tetapi menggunakan sampel yang berasal dari sektor yang lain seperti sektor pertanian, pertambangan sektor perbankan dan sebagainya,

sehingga dapat diperoleh perbandingan hasil penelitian yang dapat

memunculkan disiplin ilmu baru.

2. Diharapkan penelitian selanjutnya menambahkan variabel lain yang

mempengaruhi rasio PBV sebagai pengukur variabel nilai perusahaan. 3. Diharapkan penelitian selanjutnya menambah periode penelitian agar didapat


(3)

ANALISISPENGARUHSTRUKTURMODALDANKEBIJAKAN DIVIDENTERHADAPNILAIPERUSAHAANPADASEKTOR

INDUSTRIBARANGKONSUMSIYANGLISTINGDI BURSAEFEKINDONESIA(BEI)PERIODE2006-2010

SKRIPSI

UntukMemenuhiSebagianPersyaratan MencapaiGelarSarjanaEkonomi

ProgramStudiManajemen

Oleh:

HAISRI NAVISA NENGSI EMIWATI 0910525185

PROGRAMSTUDIMANAJEMEN FAKULTASEKONOMI UNIVERSITASANDALAS

PADANG 2011


(4)

DAFTARPUSTAKA

Amirya, Mirna. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

yangDimediasilehLeveragePerusahaansebagaiVariabelIntervening: SebuahPerspketifPeckingOrderTheory. Skripsi Mahasiswa Brawijaya (Tidak diterbitkan)

Anonim. 2010. Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan

Institusional, KebijakanDividen dan Kebijakan Utang Jangka Panjang padaNilaiPerusahaan. Available http://www.jurnalskripsi.com

Arikunto, Suharsimi.2007.ManajemenPenelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Bahagia, Malla. 2008. Analisis Struktur Kepemilikan, Kebijakan Dividen dan

Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dengan Pendekatan StructuralEquationModeling(SEM). Jakarta: UIN Syarifhidayatullah

Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001.ManajemenKeuangan, Edisi 2.

Jakarta: Erlangga.

Chandra, Teddy. 2007.PengaruhStrukturModalterhadapProduktivitasAktiva,

Kinerja Keuangan,danNilaiPerusahaan. Arthavidya 8 (2)

Jensen, M.C dan Meckling, W.H. 1976. Theory of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Cost, and Ownership Structure. Journal of Financial Economics Vol. 76, 305-360

Ghozali, Imam. 2004.ModelPersamaanStrukturalKonsepdanAplikasidengan

ProgramAMOSVer.5.0. Diponegoro: Badan Penerbit UNDIP

---. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Gultom, Corry Margaretha dan Firman Syarif. 2008. Pengaruh Kebijakan

Leverage, Kebijakan Dividen, dan Earning per Share terhadap Nilai PerusahaanpadaPerusahaanManufakturyangTerdaftar diBursaEfek Indonesia. Jurnal Akuntansi 47 ( http://akuntansi.usu.ac.id/jurnal-akuntansi-47. Diakses pada tanggal 07 September 2011)

Hanafi, Mahmud M dan Abdul Halim. 2003.AnalisisLaporanKeuangan, Edisi

Revisi. Yogyakarta: UUP AMP YKPN

Harjito, Agus dan Martono. 2001.ManajemenKeuangan, Edisi 1. Yogyakarta:


(5)

Hasnawati, S. 2005. Implikasi Keputusan Invesatasi Pendanaan dan Dividen terhadap Nilai Perusahaan Publik di BEJ. Majalah Usahawan. No. 09/XXXIV, 33-42

Hidayat, Taufik dan Nina Istiadah. 2011.PanduanLengkapMenguasaiSPSS19

untukMengolahData StatistikPenelitian. Jakarta: MediaKita

Horne, Van James dan Wachowicz M. John. 1999.Prisnip-PrinsipManajemen

Keuangan. Terjemahan Heru Sutojo. Jakarta: Salemba Empat

Iqbal, Hasan. 2008.Pokok-pokokmateristatistik2(statistikinferensif), Edisi 2.

Jakarta: Bumi Aksara.

Isshaq, Zangina. 2009. Corporate Governace, Ownership Structure, Cash

Holding,andFirmValueonTheGhanaStockExchange. The Journal of Risk Finance 10 (5), 488-499

Jogiyanto, H.M. 2004. Metodologi Penelitian Bisnis : Salah Kaprah dan Pengalaman- Pengalaman, Edisi 1. Yogyakarta: BPFE

Keown, J. Arthur et.al. 2000.Dasar-DasarManajemenKeuangan. Terjemahan

Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini. Jakarta: Salemba Empat

Myers, Stewart C. 1984.TheCapitalStructurePuzzle. Journal Of Finance Vol 39

Nazir, Moh. 2005.MetodologiPenelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Nurmala. 2006. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham

Perusahaan-PerushaanOtomotifdiBursaEfekJakarta. Mandiri 9 (1)

Priyatno, Duwi. 2011.BukuSakuSPSS(AnalisisStatistikaData,LebihCepat,

Efisien,danAkurat). Yogyakarta: MediaKom

Riyanto, Bambang, 1998. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi 4.

Yogyakarta: BPFE

Rosa, Elfira. 2008.AnalisisFaktor-FaktoryangMempengaruhiStrukturModal

denganPendekatanTeoriPeckingOrder. Skripsi Universitas Andalas

Safrida, E. 2008. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan

terhadapNilaiPerusahaanpadaPerusahaanManufakturdiBursaEfek Indonesia: Tesis Universitas Sumatera Utara

Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4. Jakarta:

Salemba Empat


(6)

Subramanyam, K. R. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Buku 1. Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiono. 2004.MetodePenelitianBisnis. Bandung: Alfabeta

Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,

Leverage,FaktorInterndanFaktorEksternterhadapNilaiPerusahaan (Studi Empirik pada Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di BursaEfekJakarta). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 9 (1), 41-48

Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Nilai

Perusahaan. Semarang: Universitas Diponegoro

Syarif, Firman. et.al. 2008.PengaruhKebijakanLeverage,KebijakanDividend

an Earning Per Share terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan ManufakturyangTerdaftar diBursaEfekIndonesia.

Taswan. 2003. Analisis Integrasi Strategi Di Likdan Dividen Terhadap Nilai perusahaan serta Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jurnal Bisnis dan Ekonomi. Semarang

Trismawati. 2002. Analisis Pengaruh Struktur Modal dan Kebijakan Dividen

terhadap Perkemabangan Harga Saham Manufaktur di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Perpustakaan Digital ITB

Yuniasih, Ni Wayan dan Made Gede Wirakusuma. 2007. Implikasi Struktur

KepemilikanterhadapNilaiPerusahaandenganPengungkapanCorporate SocialResponsibilitydanGoodCorporateGovernancesebagaiVariabel Pemoderasi. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. Bali

http://www.duniainvestasi.com. Diakses pada tanggal 23 Januari 2011

http://www.google.com. Pengaruh Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan. Diakses pada tanggal 21 September 2011

http://www.google.com. Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Diakses pada tanggal 28 September 2011


Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

1 43 91

Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Sektor Keuangan Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2010

0 31 105

Pengaruh Struktur Modal Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Semen Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia Periode 2002-2010

0 13 151

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

18 231 103

Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014

0 8 91

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2010-2014.

0 3 33

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Struktur Modal Optimal Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia

0 0 15

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013

0 0 14