Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014
SKRIPSI
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG
KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014
OLEH
GABRIELLA TIARULI PARDOSI 130522134
PROGRAM STUDI S1 EKSTENSI AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh
Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun
sebagai skripsi guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat ijin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
Medan, Oktober 2015 Yang Membuat Pernyataan,
NIM: 130522134
(3)
i ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2010 – 2014, berjumlah 31 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 13 perusahaan. Teknik analisis data menggunakan model regresi berganda dan moderated regression
analysis (MRA) dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan secara simultan struktur modal dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Interaksi pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan interaksi pertumbuhan perusahaan dengan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci: Struktur Modal, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Nilai Perusahaan.
(4)
ii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND PROFITABILITY ON FIRM VALUE WITH GROWTH’S FIRM AS A MODERATING VARIABLE
AT CONSUMER GOODS INDUSTRY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to examine the influence of capital structure and profitability on firm value with growth’s firm as a moderating variable at consumer goods industry listed on The Indonesia Stock Exchange.
The population of this study is all consumer goods industry which listed in Indonesia Stock Exchange, at a period time of 2010 to 2014, amount to 31 companies. Sample choice by using purposive sampling method, amount to 13 companies. The analysis data used is multiple regression techniques and Moderated Regression Analysis (MRA) by level significant alpha 5%.
The results of this study shows that by parsial capital structure has no influence to firm value and profitability has a positive significantly influence to firm value, but by simultan capital structure and profitability have a positive significantly influence to firm value. Interaction of growth’s firm and capital structure has a negative significantly influence to firm value, but interaction of growth’s firm and profitability has a positive significantly influence to firm value.
(5)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa menyertai dengan kasih setia dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014.” Adapun tujuan dari penulisan skripsi ini
adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orangtua tercinta (Parjuangan Pardosi dan Orlenta P. Lubis) dan kedua adik saya (Zefanya Pardosi dan Suci Lestari) yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik selama ini, bahkan selama perkuliahan, terlebih dalam penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak., CPA dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, M.M., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(6)
iv
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak., CA. selaku Dosen
Pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan, koreksi, dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak. dan Bapak Drs. Rustam, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembanding dan Dosen Penguji penulis yang banyak membantu dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Teman dan sahabat penulis Indah, Citra, Novitasari, Parasian, Lesmarto, Healthy, Mahmudan, dan teman-teman lainnya yang telah memberikan dukungan, motivasi, kerjasama, saran, dan waktu hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama penulis.
Medan, Oktober 2015
NIM. 130522134
(7)
v DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Perumusan Masalah... 7
1.3 Tujuan penelitian ... 7
1.4 Manfaat Penelitian... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9
2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1 Struktur Modal ... 9
2.1.2 Profitabilitas ... 13
2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan ... 15
2.1.4 Nilai Perusahaan ... 15
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20
2.3 Kerangka Konseptual ... 25
2.4 Hipotesis Penelitian ... 26
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
3.1 Desain Penelitian ... 28
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
3.3 Variabel Penelitian ... 29
3.3.1 Klasifikasi Variabel ... 29
3.3.2 Definisi Operasional Variabel ... 30
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian... 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 32
3.6 Model dan Teknik Analisis Data ... 33
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik ... 34
(8)
vi
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
4.1 Data Penelitian ... 39
4.2 Hasil Penelitian ... 39
4.2.1 Statistik Deskriptif ... 39
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 42
4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 48
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
DAFTAR PUSTAKA ... 65
(9)
vii
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu 20
3.1 Proses Pengambilan Sampel 28
3.2 Definisi Operasional 30
3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Durbin Watson 35
4.1 Hasil Statistik Deskriptif 38
4.2 Hasil Kolmogrov-Smirnov 42
4.3 Hasil Uji Multikolinearitas 43
4.4 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Korelasi 44
4.5 Hasil Uji Autokorelasi 44
4.6 Hasil Uji Glejser 46
4.7 Koefisien Determinasi 47
4.8 Hasil Uji F 48
4.9 Hasil Uji t 49
(10)
viii
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
1.1 Data Nilai Perusahaan 6
2.1 Kerangka Konseptual 25
4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas 42
4.2 Kurva Normal Probability Plot 42
(11)
x
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Daftar Populasi dan Sampel 65
2 Data Variabel Peneltian 66
3 Data Hasil Pengolahan SPSS 68
4 Nilai t tabel, F tabel, Durbin Watson 74
(12)
i ABSTRAK
PENGARUH STRUKTUR MODAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI
DI BURSA EFEK INDONESIA
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh struktur modal dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi di Bursa Efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian tahun 2010 – 2014, berjumlah 31 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling berjumlah 13 perusahaan. Teknik analisis data menggunakan model regresi berganda dan moderated regression
analysis (MRA) dengan tingkat signifikansi 5%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial struktur modal tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan secara simultan struktur modal dan profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Interaksi pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, sedangkan interaksi pertumbuhan perusahaan dengan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci: Struktur Modal, Profitabilitas, Pertumbuhan Perusahaan, dan Nilai Perusahaan.
(13)
ii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF CAPITAL STRUCTURE AND PROFITABILITY ON FIRM VALUE WITH GROWTH’S FIRM AS A MODERATING VARIABLE
AT CONSUMER GOODS INDUSTRY LISTED ON THE INDONESIA STOCK EXCHANGE
This study aims to examine the influence of capital structure and profitability on firm value with growth’s firm as a moderating variable at consumer goods industry listed on The Indonesia Stock Exchange.
The population of this study is all consumer goods industry which listed in Indonesia Stock Exchange, at a period time of 2010 to 2014, amount to 31 companies. Sample choice by using purposive sampling method, amount to 13 companies. The analysis data used is multiple regression techniques and Moderated Regression Analysis (MRA) by level significant alpha 5%.
The results of this study shows that by parsial capital structure has no influence to firm value and profitability has a positive significantly influence to firm value, but by simultan capital structure and profitability have a positive significantly influence to firm value. Interaction of growth’s firm and capital structure has a negative significantly influence to firm value, but interaction of growth’s firm and profitability has a positive significantly influence to firm value.
(14)
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tujuan utama perusahaan yang telah go public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham tercermin dalam harga saham. Harga saham yang meningkat merupakan cerminan dari peningkatan nilai perusahaan. Oleh karena itu, manajer harus berfokus pada kebijakan dan keputusan keuangan yang dapat meningkatkan nilai perusahaan. Jika pemegang saham puas akan keputusan keuangan perusahaan, maka pemegang saham tetap mempertahankan saham mereka atau membeli lebih banyak saham. Permintaan saham meningkat maka otomatis harga saham juga ikut meningkat, namun sebaliknya jika keputusan keuangan yang dibuat tidak baik maka pemegang saham akan bertindak menjual sahamnya sehingga dapat menurunkan harga saham.
Nilai perusahaan adalah nilai atau jumlah uang yang akan diterima apabila perusahaan tersebut dijual (Sadalia, 2010). Teori pendekatan Modigliani dan Miller (MM) menyatakan bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi oleh struktur modal, dengan kondisi tidak adanya pajak dan faktor-faktor ketidaksempurnaan pasar lainnya. MM beragumen bahwa risiko total untuk semua pemegang sekuritas perusahaan tidak berubah dengan adanya perubahan dalam struktur modal. Oleh karena itu, nilai total perusahaan haruslah sama, terlepas dari bauran pendanaan perusahaan. Pendapat MM didasarkan pada pemikiran bahwa
(15)
2
bagaimanapun cara membagi struktur modal perusahaan antara utang dan ekuitas, selalu terdapat konservasi atas nilai investasi. Nilai investasi total perusahaan tergantung pada profitabilitas dan risiko yang mendasarinya sehingga nilai perusahaan tidak berubah sejalan dengan perubahan dalam struktur modal perusahaan. Dukungan atas pendapat ini terletak pada pemikiran bahwa para investor dapat menggantikan leverage keuangan pribadi dengan leverage keuangan perusahaan (Wachowicz, 2007). Teori MM menyatakan bahwa nilai perusahaan merupakan kapitalisasi laba operasi bersih (EBIT) atau laba sebelum bunga dan pajak dengan tingkat kapitalisasi yang konstan sesuai dengan tingkat risiko perusahaan sehingga nilai perusahaan yang tidak mempunyai hutang sama dengan nilai perusahaan yang mempunyai hutang.
Trade-off theory menyatakan bahwa penggunaan hutang akan meningkatkan
nilai perusahaan tetapi hanya sampai titik tertentu. Setelah titik tersebut, penggunaan hutang justru akan menurunkan nilai perusahaan karena kenaikan keuntungan dari penggunaan hutang tidak sebanding dengan kenaikan financial
distress dan agency problem. Titik balik tersebut disebut struktur modal yang
optimal. Risiko yang makin tinggi cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut. Oleh karena itu struktur modal yang optimal harus berada pada keseimbangan antara risk dan return yang memaksimumkan harga saham (Brigham dan Houston, 2001).
(16)
3
Struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang (utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa) yang digunakan perusahaan (Warsono, 2003). Sumber-sumber pembiayaan ini akan digunakan perusahaan dalam kegiatan operasional, membiayai asset, dan pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga manajer harus mampu menentukan kebijakan struktur modal yang baik bagi perusahaan. Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian, dimana menggunakan lebih banyak utang berarti memperbesar risiko yang ditanggung pemegang saham, dan menggunakan lebih banyak utang juga dapat memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal (Sugiono, 2009). Profitabilitas memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap nilai perusahaan karena profit yang tinggi akan memberikan indikasi prospek perusahaan yang baik sehingga dapat memicu investor untuk ikut meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan yang meningkat. Akan tetapi selain itu profitabilitas juga bisa menurunkan nilai perusahaan, hal ini dapat terjadi karena di dalam meningkatkan profitabilitas, perusahaan akan meningkatkan kegiatan operasionalnya sehingga biaya yang ditimbulkan dari kegiatan ini juga akan meningkat (Mardiyati et al., 2012).
(17)
4
Pertumbuhan merupakan seberapa jauh perusahaan dapat menempatkan diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk industri yang sama (Machfoedz, 1996). Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat memperoleh hasil positif dalam artian pemantapan posisi di peta persaingan, menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh adanya peningkatan pangsa pasar. Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap adanya isu negatif. Beberapa hal perlu mendapat perhatian penting karena dapat merupakan sumber berita negatif yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan dan membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan konsumen. Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk secara optimal memberikan kontribusinya. Pertumbuhan perusahaan agar berjalan cepat, maka dalam mengelola pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi dengan penekanan pada pengendalian biaya (Susanto, 1997).
Berikut research gap yang berhubungan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian Kusumajaya (2011) dan Hermuningsih (2013) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Kebijakan penggunaan hutang yang masih dibawah batas optimum dalam struktur modal memberikan suatu sinyal atau tanda
(18)
5
bagi investor bahwa kebijakan pendanaan oleh perusahaan mempengaruhi nilai perusahaan. Namun Azwir (2014), Safrida (2008), dan Meythi (2012) menyatakan bahwa struktur modal berpengaruh negatif terhadap struktur modal, dimana manajer belum mampu menetapkan kebijakan struktur modal optimal dikarenakan manajer cenderung lebih banyak menggunakan hutang sebagai sumber pendanaan daripada ekuitas sehingga berpengaruh pada menurunnya nilai perusahaan.
Penelitian Hermuningsih (2013) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Pertumbuhan ROE menunjukkan prospek perusahaan yang semakin baik karena berarti adanya potensi peningkatan keuntungan yang diperoleh perusahaan sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor serta akan mempermudah manajemen perusahaan untuk menarik modal dalam bentuk saham. Apabila terdapat kenaikan permintaan saham suatu perusahaan, maka secara tidak langsung akan menaikkan harga saham tersebut di pasar modal. Namun Apriada (2013) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dimana dalam meningkatkan profitabilitas maka perusahaan akan lebih meningkatkan biaya dalam kegiatan operasional.
Penelitian Kusumajaya (2011) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Setiap adanya peningkatan aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan merupakan suatu sinyal yang positif bagi investor, pertumbuhan aset yang positif juga memberikan arti bahwa manajemen telah mampu mengelola perusahaan dengan baik. Namun
(19)
6
Meythi (2012) menyatakan bahwa pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan, dimana semakin besar tingkat pertumbuhan perusahaan, maka semakin tinggi biaya yang diperlukan untuk investasi.
Berikut ini disajikan data rata-rata nilai PBV perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi periode 2010-2014.
Gambar 1.1
Data Nilai Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Periode 2010-2014
Sumber: www.idx.co.id
Berdasarkan gambar 1.1, data menunjukkan bahwa nilai rata-rata PBV pada tahun 2010 sebesar 5.44, naik menjadi 6.03 di tahun 2011 kemudian naik kembali menjadi 6.24 di tahun 2012. Pada tahun 2013 nilai rata-rata PBV tetap mengalami kenaikan menjadi 7.07 namun pada tahun 2014 mengalami penurunan yang sangat drastis menjadi 3.56. Hal ini dapat disimpulkan bahwa selama tahun 2010-2014, nilai perusahaan cenderung mengalami kenaikan. Penurunan drastis yang terjadi tahun 2014 disebabkan karena pelemahan rupiah terhadap dollar AS membebani
0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00
2010 2011 2012 2013 2014
(20)
7
kinerja perusahaan yang bergantung pada penggunaan bahan baku impor dan pembiayaan yang berasal dari pinjaman asing. Hal ini mengakibatkan perusahaan harus menaikkan harga jual yang berdampak pada daya beli masyarakat.
Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pertumbuhan Perusahaan sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah struktur modal dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan baik secara simultan maupun secara parsial?
2. Apakah interaksi pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal
berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah interaksi pertumbuhan perusahaan dengan profitabilitas
berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah struktur modal dan profitabilitas berpengaruh
(21)
8
2. Untuk mengetahui apakah interaksi pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
3. Untuk mengetahui apakah interaksi pertumbuhan perusahaan dengan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi praktisi dan akademis, yaitu:
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi calon investor dalam mengambil keputusan investasi yang tepat.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi manajemen keuangan dalam membuat keputusan terhadap kebijakan stuktur modal, profitabilitas, dan pertumbuhan perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
3. Bagi Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan referensi dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan nilai perusahaan.
(22)
9 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Struktur Modal
Struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan. Struktur keuangan merupakan kombinasi atau bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan, sedangkan struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang (utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa) yang digunakan perusahaan (Warsono, 2003).
Penentuan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yang penting, karena keputusan ini dapat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Tujuan pokok manajemen struktur modal adalah menciptakan suatu bauran atau kombinasi sumber pembelanjaan permanen sedemikian rupa, sehingga mampu memaksimumkan harga saham perusahaan, meminimumkan biaya modal dan akhirnya memaksimumkan nilai perusahaan.
Manajer keuangan akan melakukan berbagai keputusan untuk meningkatkan nilai perusahaan, diantaranya adalah keputusan investasi dan keputusan pendanaan. Setelah melakukan keputusan investasi manajer keuangan akan berpikir bahwa keputusan investasi tersebut akan dibiayai/didanai dari modal apa, apakah seluruhnya dengan hutang atau
(23)
10
dengan modal sendiri atau malah kombinasinya, sehingga diperlukan teori struktur modal untuk menetapkan keputusan yang tepat.
Beberapa teori struktur modal yang dapat memudahkan perumusan suatu kebijakan struktur keuangan yang lebih baik dan mencapai struktur modal yang optimal sebagai berikut:
1. Teori Pendekatan Tradisional
Penganut pendekatan ini berpendapat bahwa dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Biaya modal sendiri dengan menggunakan utang tentunya lebih besar daripada tidak menggunakan utang, karena risikonya lebih besar. Biaya modal sendiri makin besar yang akan meningkatkan harga saham dan akan mempengaruhi nilai perusahaan (Sawir, 2004). Pendekatan tradisional berasumsi bahwa terdapat struktur modal optimal dan pihak manajemen dapat meningkatkan nilai total perusahaan melalui penggunaan leverage keuangan secara hati-hati. Pendekatan ini menyarankan bahwa perusahaan awalnya dapat menurunkan biaya modal dan meningkatkan nilai totalnya melalui kenaikan leverage. Jadi pendekatan tradisional mengandung arti bahwa biaya modal tergantung pada struktur modal perusahaan, dan terdapat struktur modal yang optimal (Wachowicz, 2007).
2. Teori Pendekatan Modigliani dan Miller
Pada tahun 1958, Franco Modigliani dan Merton Miller (dikenal dengan MM) berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan tidak
(24)
11
terpengaruh oleh struktur modal dengan asumsi bahwa tidak ada pajak, biaya kebangkrutan, individu dan perusahaan dapat meminjam atau meminjamkan pada tingkat bunga pasar yang sama, tidak ada biaya transaksi atau hambatan untuk memperoleh informasi. Kenaikan utang pada struktur modal akan menaikkan ROE (return on equity) sekaligus menaikkan pula risiko investor. Dengan kata lain, nilai perusahaan yang menggunakan utang sama dengan nilai perusahaan tanpa utang (Mardiyanto, 2009).
3. Teori Trade-Off
Myers (2001) mengungkapkan bahwa perusahaan akan berhutang sampai pada tingkat utang tertentu, dimana penghematan pajak (tax
shields) dari tambahan hutang sama dengan biaya kesulitan keuangan
(financial distress). Biaya kesulitan keuangan (financial distress) adalah biaya kebangkrutan (bankruptcy costs) atau reorganization, dan biaya keagenan (agency costs) yang meningkat akibat dari turunnya kredibilitas suatu perusahaan. Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal memasukkan beberapa faktor antara lain pajak, biaya keagenan (agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang. Sejauh manfaat lebih besar, penambahan hutang masih diperkenankan. Apabila pengorbanan karena penggunaan hutang sudah lebih besar, maka tambahan hutang sudah tidak diperbolehkan.
(25)
12
Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal adalah sebagai berikut (Warsono, 2003):
1. Laju pertumbuhan dan kemantapan penjualan di masa yang akan
datang, yaitu semakin tinggi pertumbuhan dan semakin stabil penjualan di masa yang akan datang, kecenderungan meleverage semakin besar. 2. Struktur kompetitif dalam industri, yaitu semakin kompetitif persaingan
dalam industrinya, semakin kecil kecenderungan untuk menggunakan utang jangka panjang dalam struktur modalnya.
3. Susunan asset dari perusahaan sendiri, yaitu perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa asset tetap biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya.
4. Risiko bisnis yang dihadapi perusahaan, yaitu semakin tinggi risiko bisnis yang dihadapi perusahaan, semakin rendah kecenderungan untuk mengadakan leverage.
5. Status kendali dari para pemilik dan manajemen, yaitu bertambahnya saham biasa yang beredar maka kendali para pemilik semakin berkurang.
6. Sikap para kreditor modal terhadap industri dan perusahaan, yaitu semakin baik persepsi para kreditor terhadap industry dan perusahaan, maka semakin mudah perusahaan untuk mendapatkan utang.
7. Posisi pajak perusahaan, yaitu bunga mengurangi pengeluaran pajak, sehingga semakin besar tariff pajak yang diberlakukan terhadap perusahaan, maka biaya utang efektif menjadi semakin rendah.
(26)
13
8. Fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menerbitkan modal dalam kondisi yang tidak baik, yaitu dalam kondisi uang ketat dalam perekonomian, atau jika perusahaan mengalami kesulitan operasi, pemasok modal lebih menyukai untuk memnyediakan dana bagi perusahaan dengan kondisi baik.
9. Konservatisme atau agresivisme manajerial, yaitu manajer perusahaan yang agresif cenderung untuk menggunakan utang dalam usaha untuk mendorong laba sehingga hal ini dapat mempengaruhi manajer dalam menentukan struktur modal sasaran.
Struktur modal dalam penelitian ini diproksikan dengan DER (debt
to equity ratio). Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan
kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir, 2004). DER merupakan perbandingan antara hutang dan ekuitas. Secara matematis, DER dapat diformulakan sebagai berikut:
���= ���������
�����������× 100%
Semakin tinggi DER mengindikasikan bahwa dengan struktur modal tersebut, risiko keuangan yang ditanggung oleh para pemegang saham biasa semakin tinggi (Warsono, 2003).
2.1.2 Profitabilitas
Profitabilitas bertujuan untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan atas hasil investasi melalui kegiatan perusahaan atau
(27)
14
dengan kata lain mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan dan efisiensi dalam pengelolaan kewajiban dan modal (Sugiono, 2009).
Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan return on equity (ROE). Return on Equity adalah rasio laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri. Return on Equity dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
�������������� = ���������ℎ������ℎ�����
������������ × 100%
ROE sebagai salah satu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para investor. ROE dibutuhkan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih yang berkaitan dengan dividen. Pemilihan ROE sebagai proksi dari profitabilitas adalah karena dalam ROE ditunjukkan, semakin tinggi ROE menunjukkan semakin efisien perusahaan dalam menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba investor yang ditanam pada perusahaan (Wachowicz, 2007).
Naiknya rasio ROE dari tahun ke tahun pada perusahaan berarti terjadi adanya kenaikan laba bersih dari perusahaan yang bersangkutan. Naiknya laba bersih dapat dijadikan salah satu indikasi bahwa nilai perusahaan juga naik karena naiknya laba bersih sebuah perusahaan yang bersangkutan akan menyebabkan harga saham yang berarti juga kenaikan dalam nilai perusahaan (Wachowicz, 2007).
(28)
15 2.1.3 Pertumbuhan Perusahaan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi biaya keagenan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk ekspansi. Potensi pertumbuhan ini dapat diukur dari besarnya biaya penelitian dan pengembangan. Semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001).
2.1.4 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai atau jumlah uang yang akan diterima apabila perusahaan tersebut dijual (Sadalia, 2010). Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan meningkat sehingga memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan. Nilai
(29)
16
perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga utang dan ekuitas perusahaan yang beredar (Keown, 2004).
Beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakan untuk memperkirakan nilai perusahaan sebagai (Keown, 2004) berikut:
1. Nilai Buku
Nilai buku per lembar saham (BVS) digunakan untuk mengukur nilai
shareholders equity atas setiap saham, dan besarnya nilai BVS dihitung
dengan cara membagi total shareholders equity dengan jumlah saham yang beredar. Adapun komponen dari shareholders equity, yaitu agio saham (paid-up capital in excess of par value) dan laba ditahan (retained earning).
2. Nilai Appraisal
Nilai appraisal suatu perusahaan dapat diperoleh dari perusahaan appraisal independent. Teknik yang digunakan oleh perusahaan appraisal sangat beragam, bagaimanapun nilai ini sering dihubungkan dengan biaya penempatan. Metode analisis ini sering tidak mencukupi dengan sendirinya karena nilai aktiva individual mempunyai hubungan yang kecil dengan kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam kegunaan dalam menghasilkan earnings dan kemudian nilai going
concern dari suatu perusahaan.
Bagaimanapun nilai appraisal dari suatu perusahaan akan bermanfaat sewaktu digunakan dalam penghubungan dengan metode penilaian yang lain. Nilai appraisal juga akan berguna dalam situasi
(30)
17
tertentu seperti dalam perusahaan keuangan, perusahaan sumber daya alam atau bagi suatu organisasi yang beroperasi dalam keadaan rugi. Kegunaan dari nilai appraisal akan menghasilkan beberapa keuntungan. Nilai perusahaan yang berdasarkan penilaian independen (appraiser
independent) juga akan menghasilkan pengurangan goodwill dengan
meningkatkan harga aktiva perusahaan yang telah dikenal. 3. Nilai Pasar Saham
Nilai pasar saham sebagaimana dinyatakan dalam kuotasi pasar modal adalah pendekatan lain untuk memperkirakan nilai bersih dari suatu bisnis. Apabila saham didaftarkan dalam bursa sekuritas utama dan secara luas diperdagangkan, sebuah nilai pendekatan dapat dibangun berdasarkan nilai pasar. Pendekatan nilai pasar adalah salah satu yang paling sering dipergunakan dalam menilai perusahaan besar. Bagaimanapun nilai ini dapat berubah secara cepat. Faktor analisis berkompetisi dengan pengaruh spekulatif murni dan berhubungan dengan sentimen masyarakat dan keputusan pribadi.
4. Nilai “Chop-Shop”
Pendekatan “Chop-Shop” mengkonseptualisasikan praktik penekanan untuk membeli aktiva di bawah harga penempatan. Pendekatan ini menekankan nilai perusahaan dengan berbagai segmen bisnis.
Pendekatan “chop-shop” secara aktual adalah proses
mengidentifikasikan berbagai segmen bisnis perusahaan dan mengkalkulasikan rasio kapitalisasi rata-rata untuk perusahaan dalam
(31)
18
industri tersebut, kemudian mengkalkulasikan nilai pasar “teoritis” setiap rasio kapitalisasi, dan terakhir merata-ratakan nilai pasar teoritis untuk menentukan nilai “chop-shop” perusahaan.
5. Nilai Arus Kas
Pendekatan arus kas untuk penilaian dimaksudkan agar dapat mengestimasi arus kas bersih yang tersedia untuk perusahaan yang menawarkan sebagai hasil merger atau akuisisi. Nilai sekarang dari arus kas ini kemudian akan ditentukan dan akan menjadi jumlah maksimum yang harus dibayar oleh perusahaan yang ditargetkan. Pembayaran awal kemudian dapat dikurangi untuk menghitung nilai bersih sekarang dari merger. Terdapat tiga jenis penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku (book value), nilai pasar (market value) dan nilai intrinsik (intrinsic value). Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan pembukuan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik merupakan nilai sebenarnya dari saham.
Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan price book
value (PBV). Rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan atau PBV,
menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan menciptakan nilai relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. PBV yang tinggi mencerminkan harga saham yang tinggi dibandingkan nilai buku perlembar saham. Semakin tinggi harga saham, semakin berhasil perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang saham. Keberhasilan perusahaan menciptakan nilai tersebut tentunya memberikan harapan kepada pemegang
(32)
19
saham berupa keuntungan yang lebih besar pula (Sartono, 2001), secara sederhana menyatakan bahwa price to book value (PBV) merupakan rasio pasar (market ratio) yang digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. Semakin tinggi PBV berarti pasar percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV dirumuskan dalam bentuk sebagai berikut:
��� = ���������������������ℎ��
��������������������ℎ�� � 100%
PBV mempunyai beberapa keunggulan sebagai berikut :
a. Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif stabil yang dapat diperbandingkan dengan harga pasar. Investor yang kurang percaya dengan metode discounted cash flow dapat menggunakan price book
value sebagai perbandingan.
b. Nilai buku memberikan standar akuntansi yang konsisten untuk semua perusahaan. PBV dapat diperbandingkan antara perusahaan-perusahaan yang sama sebagai petunjuk adanya under atau overvaluation.
c. Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif, yang tidak bisa dinilai dengan menggunakan price earning ratio (PER) dapat dievaluasi menggunakan PBV.
(33)
20 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh Meythi (2012) dengan judul “Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pertumbuhan Perusahaan sebagai Variabel Moderating”.
Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan nilai perusahaan yang ditunjukkan dalam tabel berikut ini:
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Safrida (2008) Dependen: Nilai Perusahaan
Independen: Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Secara parsial struktur modal berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.
Secara simultan struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Apriada (2013)
Dependen: Nilai Perusahaan
Independen: Struktur Kepemilikan Saham, Struktur Modal, dan Profitabilitas
Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial, struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
(34)
21
Azwir (2014) Dependen: Nilai
Perusahaan Independen: Strktur Modal Moderating: Pertumbuhan Perusahaan
Struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan
pertumbuhan perusahaan sebagai variabel
moderating.
Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Meythi (2012) Dependen: Nilai Perusahaan Independen: Struktur Modal Moderating: Pertumbuhan Perusahaan
Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak dapat mempengaruhi struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Kusumajaya (2011)
Dependen: Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Independen: Struktur Modal dan Pertumbuhan Perusahaan
Struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan.
Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Hermuningsih (2013) Dependen: Nilai Perusahaan Independen: Profitabilitas, Growth Opportunity, dan Struktur Modal
Profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal memiliki pengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
(35)
22
Sumber: Berbagai Jurnal
Safrida (2008) melakukan pengujian untuk melihat pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan diproksikan dengan Market to Book Ratio (MBR), struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan perubahan total aktiva (PTA). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan perioda penelitian tahun 2004 sampai dengan tahun 2006, berjumlah 151 perusahaan. Sampel dipilih dengan menggunakan metoda purposive sampling berjumlah 45 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan regresi linier sederhana untuk menguji secara parsial dan regresi linier berganda untuk menguji secara simultan, dengan tingkat signifikansi alpha 5%. Hasil penelitian membuktikan bahwa secara parsial struktur modal berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Secara simultan membuktikan bahwa struktur modal dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh secara negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Apriada (2013) meneliti dengan judul pengaruh struktur kepemilikan saham, struktur modal, dan profitabilitas pada nilai perusahaan. Nilai perusahaan diproksikan dengan Price to Book Ratio (PBV), struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas diproksikan dengan Return on Equity (ROE). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
(36)
23
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2012. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan kriteria yang telah ditentukan dan diperoleh jumlah sempel sebanyak 82 perusahaan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan manejerial berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Struktur modal mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Meythi (2012) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating. Nilai perusahaan diproksikan dengan Market to Book Ratio (MBR), struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan perubahan total aktiva (PTA). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan periode penelitian 2008-2012. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebesar 19 perusahaan. Analisis data dengan menggunakan
moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel struktur modal dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel pertumbuhan perusahaan tidak dapat mempengaruhi struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Kusumajaya (2011) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal dan pertumbuhan perusahaan terhadap profitabilitas dan nilai perusahaan. Nilai perusahaan diproksikan dengan Price to Book Ratio (PBV), struktur modal
(37)
24
diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), profitabilitas diproksikan dengan Return on Equity (ROE), dan pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan perubahan total aktiva (PTA). Populasi penelitian ini adalah industri manufaktur yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia pada tahun penelitian 2006 sampai dengan 2009. Metode penentuan sampel dengan metode purposive sampling, sebanyak 27 perusahaan manufaktur. Analisi data menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas, struktur modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan dan profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Azwir (2014) meneliti dengan judul pengaruh struktur modal terhadap nilai perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating. Nilai perusahaan diproksikan dengan Market to Book Ratio (MBR), struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan perubahan total aktiva (PTA). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Consumer Goods Industry yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2012 sebanyak 29 perusahaan. Sampel dipilih dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebesar 22 perusahaan. Analisis data dengan menggunakan moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur modal tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap nilai
(38)
25
perusahaan. Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dengan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating.
Hermuningsih (2013) melakukan penelitian dengan judul pengaruh profitabilitas, growth opportunity, dan struktur modal terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan diproksikan dengan Tobin’s Q, struktur modal diproksikan dengan Debt to Equity Ratio (DER), dan profitabilitas diproksikan dengan Return on Equity (ROE). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik di Indonesia dengan periode penelitian 2006-2010. Sampel dipilih dengan menggunakan metoda purposive sampling dan diperoleh 150 perusahaan. Teknik pengujian data adalah dengan menggunakan pendekatan Structural Equation
Model (SEM) untuk menganalisis pengaruh langsung atau tidak langsung variabel
independen terhadap variabel dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas memiliki pengaruh langsung yang positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan (t-hitung = 2,945 dan p = 0,001). Struktur modal juga memiliki pengaruh langsung yang positif dan siginifikan terhadap nilai perusahaan (t-hitung = 4,138 dan nilai p = 0,000).
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menjelaskan bagaimana hubungan teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam masalah masalah tersebut. Kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
H2
Struktur Modal (X1) Nilai
Perusahaan (Y) Pertumbuhan
(39)
26 H1
H3
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Pengaruh Struktur Modal dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pertumbuhan Perusahaan sebagai Variabel Moderating
Trade-off theory menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal berada di
bawah titik optimal maka penggunaan hutang dapat meningkatkan nilai perusahaan, sebaliknya jika posisi struktur modal berada diatas titik optimal maka penggunaan hutang dapat menurunkan nilai perusahaan. Oleh karena itu, diasumsikan bahwa posisi struktur modal masih berada dibawah titik optimal, maka ada hubungan struktur modal terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas menunjukkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan saat menjalankan operasinya. Para pemegang saham selalu menginginkan keuntungan dari investasi yang mereka tanamkan pada perusahaan. Semakin besar keuntungan yang diperoleh perusahaan, maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayarkan dividen kepada pemegang saham sehingga berdampak pada peningkatan .permintaan sahaam. Permintaan saham yang meningkat dapat meningkatkan harga saham sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Tingkat pertumbuhan mencerminkan produktivitas perusahaan. Tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih dinikmati investor dibandingkan tingkat pertumbuhan
Profitabilitas (X2)
Pertumbuhan Perusahaan (Z)
(40)
27 yang stagnan apalagi rendah, karena tingkat pertumbuhan yang tinggi memiliki prospek yang cerah dalam kelangsungan hidup perusahaan sehingga investor beranggapan bahwa perusahaan memiliki kecenderungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi pasar yang tinggi sehingga akan menarik minat investor untuk menanamkan modal, hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan nilai perusahaan.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dikatakan sementara karena, jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris.
H1: Struktur modal dan profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan
baik secara simultan maupun secara parsial.
H2: Interaksi pertumbuhan perusahaan dengan struktur modal berpengaruh
terhadap nilai perusahaan.
H3: Interaksi pertumbuhan perusahaan dengan profitabilitas berpengaruh
(41)
28 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipotesis sehingga desain penelitian yang digunakan adalah desain kausal. Desain kausal berguna untuk mengukur hubungan antara variabel riset, atau untuk menganalisis bagaimana pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar 31 peusahaan. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yang dipilih berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014.
2. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang
menerbitkan laporan keuangan auditan dari tahun 2010-2014 secara berturut-turut.
3. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memiliki nilai perubahan aktiva yang positif dalam laporan keuangan periode penelitian dari tahun 2010-2014.
(42)
29
4. Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tidak mengalami kerugian selama periode penelitian dari tahun 2010-2014.
Tabel 3.1
Proses Pengambilan Sampel
No Karakteristik Sampel Jumlah
1 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar dari tahun 2010-2014 di Bursa Efek Indonesia
31
2 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tidak menerbitkan laporan keuangan auditan dari tahun 2010-2014
(3)
3 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang tidak memiliki nilai perubahan aktiva yang positif dalam laporan keuangan periode penelitian dari tahun 2010-2014
(8)
4 Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang mengalami kerugian selama periode penelitian dari tahun 2010-2014
(7)
Jumlah Sampel Penelitian 13
Sumber : Lihat Lampiran 1
3.3 Variabel Penelitian
3.3.1 Klasifikasi Variabel
Variabel pada penelitian ini terbagi menjadi tiga yaitu, variabel independen, variabel dependen, dan variabel moderating. Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi suatu variabel dependen, sedangkan variabel dipenden dipengaruhi oleh variabel independen, dan variabel moderating merupakan variabel yang dapat
(43)
30
memperkuat atau memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur modal dan profitabilitas, sedangkan variabel dependennya adalah nilai perusahaan, dan variabel moderatingnya adalah pertumbuhan perusahaan.
3.3.2 Definisi Operasional Variabel 3.3.2.1 Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan adalah nilai atau jumlah uang yang akan diterima apabila perusahaan tersebut dijual (Sadalia, 2010). Nilai perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan Price Book Value. PBV adalah rasio antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham. PBV dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3.3.2.2 Struktur Modal
Struktur modal merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan terhadap total ekuitas. Struktur modal diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya (Sawir, 2004). Struktur modal dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
���= ���������������������ℎ��
(44)
31 3.3.2.3 Profitabilitas
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Indikator profitabilitas dalam penelitian ini adalah
Return on Equity (ROE). Return on Equity adalah rasio laba bersih
setelah pajak terhadap modal sendiri. Return on Equity dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
3.3.2.4 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan total aktiva. Pertumbuhan perusahaan adalah selisih total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya. Perubahan total aktiva diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
������ℎ������������� = ������������− ������������−1
������������−1
× 100%
��������������= ���������ℎ������ℎ�����
������������ × 100%
��� = ���������
(45)
32 Tabel 3.2
Definisi Operasional Nama
Variabel Definisi Parameter
Skala Pengukuran Variabel Variabel Dependen Nilai Perusahaan (Y) Perbandingan antara harga pasar per lembar saham dengan nilai buku per lembar saham
���
���������������������ℎ�� ��������������������ℎ��
Rasio
Nama
Variabel Definisi Parameter
Skala Pengukuran Variabel Variabel Independen Struktur Modal (X1)
Profitabilitas (X2)
Perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan terhadap
total ekuitas perusahaan
Perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap modal sendiri ��� ��������� ����������� ���
���������ℎ������ℎ����� ������������
Rasio
Rasio
Variabel Moderating
Selisih total aktiva yang dimiliki oleh
(46)
33
Pertumbuhan Perusahaan (Z)
perusahaan pada periode sekarang dengan periode sebelumnya
terhadap total aktiva periode sebelumnya
�����������
������������− ������������−1 ������������−1
3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan waktu penelitian adalah periode tahun 2010-2014.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara peneliti memperoleh atau mengumpulkan data. Data bisa diperoleh melalui teknik wawancara, pengamatan, kuisioner dan dokumentasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu cara pengumpulan data yang diperoleh dari catatan (data) yang telah tersedia atau telah dibuat oleh pihak lain. Pada penelitian ini data yang digunakan adalah data sekunder. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari media internet dengan mengunduh laporan keuangan yang tersedia pada situs
3.6 Model dan Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan uji interaksi atau yang sering disebut dengan moderated regression analysis (MRA). MRA merupakan aplikasi khusus regresi liner berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi atau perkalian antara dua atau lebih variabel independen (Ghozali, 2006).
(47)
34
Persamaan regresi berganda yang pertama:
�= �+����+����+�
Persamaan regresi berganda yang kedua (MRA): �= �+����+���+����∗�+� Persamaan regresi berganda yang ketiga (MRA):
�= �+����+���+����∗�+�
Keterangan:
Y : Price book value sebagai proksi nilai perusahaan
� : Konstanta
b1, b2, b3, b4 : Koefisien regresi berganda
X1 : Debt to equity ratio sebagai proksi struktur modal
X2 : Return on equity sebagai proksi profitabilitas
Z : Perubahan total aktiva sebagai proksi pertumbuhan
perusahaan
X1*Z : Interaksi antara debt to equity ratio dan perubahan total
aktiva
X2*Z : Interaksi antara return on equity dan perubahan total
aktiva
e : Standar Error
Variabel perkalian antara X1 dan Z, X2 dan Z merupakan variabel
(48)
35
hubungan X1 dan Z, serta pengaruh moderating variabel Z terhadap hubungan X2
dan Z.
Pengujian asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan moderated regression analysis (MRA). Hal ini dimaksudkan agar model regresi dapat menghasilkan penduga (estimator) yang tidak bias. Model regresi akan menghasilkan penduga yang tidak bias jika memenuhi asumsi klasik, antara lain normalitas data, bebas multikolinieritas, bebas autokorelasi, dan bebas heteroskedastisitas.
3.6.1 Pengujian Asumsi Klasik 3.6.1.1 Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell-shaped). Data yang ‘baik’ adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan (Santoso, 2010).
Uji normalitas bisa dilakukan dengan grafik normal P-P of
regression residual dan melihat besaran Kolmogorov-Smirnov. Jika
data menyebar disekitar garis diagonal pada grafik normal P-P of
regression residual dan mengikuti arah garis diagonal tersebut, maka
model regresi memenuhi asumsi normalitas, tetapi jika sebaliknya data menyebar jauh berarti tidak memenuhi asumsi normalitas. Jika angka signifikansi (SIG) pada Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari
(49)
36
0,05, maka data berdistribusi normal, dan jika angka signifikansi (SIG) lebih kecil dari 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.
3.6.1.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah di dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Metoda yang dapat digunakan untuk menguji terjadinya multikolinieritas dapat dilihat dari matrik korelasi variabel-variabel bebas. Pada matrik korelasi, jika antar variabel bebas terdapat korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinieritas. Selain itu dapat juga dilihat nilai tolerance atau variance inflation factor (VIF). Batas dari nilai tolerance adalah 0,10 dan batas VIF adalah 10 (Santoso, 2010).
3.6.1.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antara residual pada periode t dengan residual periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW). Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi (Ghozali, 2006) :
(50)
37 a. Bahwa nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol berarti tidak ada autokorelasi positif.
b. Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol berarti ada autukorelasi positif.
c. Bila nilai DW lebih besar daripada batas bawah atau lower bound (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol berarti ada autokorelasi negatif.
d. Bila nilai DW terletak antara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terlatak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
Tabel 3.3
Kriteria Pengambilan Keputusan
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak Ada Autokorelasi Positif Tolak 0 < d < dL Tidak Ada Autokorelasi Positif No Decision dL ≤ d ≤ dU Tidak Ada Autokorelasi Negatif Tolak 4 - dL < d < 4 Tidak Ada Autokorelasi Negatif No Decision 4 - dU ≤ d ≤ 4 - dL Tidak Ada Autokorelasi Positif
dan Negatif Tidak Tolak dU < d < 4 - dU
Sumber : Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, 2006
(51)
38
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Didalam penelitian ini untuk mendeteksi adanya gejala heterokedastisitas digunakan uji Glejser. Apabila nilai sig > 0,05, maka data tersebut bebas dari heterokedastisitas (Ghozali, 2006).
3.6.2 Pengujian Hipotesis
3.6. 2.1 Uji secara parsial (Uji - t)
Uji - t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing
variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial (Ghozali, 2006). Uji - t dilakukan untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi thitung dengan ketentuan:
a. Jika thitung < ttabel dan nilai sig > α 0.05, maka H1
ditolak.
b. Jika thitung > ttabel dan nilai sig < α 0.05, maka H1
diterima.
3.6.2.2 Uji secara simultan (Uji – F)
Uji - F digunakan untuk menunjukkan apakah variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006).
(52)
39
Uji ini dilakukan dengan membandingkan signifikansi Fhitung dengan
ketentuan:
a. Jika Fhitung < Ftabel dan nilai sig > α 0.05, maka H1
ditolak.
b. Jika Fhitung > Ftabel dan nilai sig < α 0.05, maka H1
diterima.
3.6. 2.3 Koefisien determinasi
Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R² yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2006).
(53)
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Penelitian
Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan model uji interaksi yang sering disebut moderated regression analysis (MRA) . Pengujian asumsi klasik dan pengujian MRA dilakukan dengan menggunakan software SPSS (Statistical Package for Social Science). Adapun perangkat lunak SPSS yang digunakan adalah SPSS Statistics 16.0.
Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi yang sesuai kriteria yang telah ditentukan sebagai sampel penelitian. Berdasarkan kriteria sampel, terdapat 13 perusahaan setiap tahun dengan jumlah pengamatan 5 tahun sehingga jumlah data pengamatan sebanyak 65 data. Data diperoleh dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia melalui situs
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan deskriptif).
Variabel penelitian ini terdiri dari struktur modal dan profitabilitas sebagai variabel bebas (independent variabel) dan nilai perusahaan sebagai
(54)
40
variabel terikat (dependent variabel) serta pertumbuhan perusahaan sebagai variabel moderating.
Statistik deskriptif dari variabel bebas dan terikat pada sampel perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi selama periode 2010-2014 disajikan dalam tabel 4.1 berikut ini.
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PBV 65 .39 10.48 3.1860 2.31306
DER 65 .16 2.34 .6731 .44575
ROE 65 .01 .53 .1209 .06844
PTA 65 .02 .64 .1874 .15238
Valid N (listwise) 65
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data penelitian ada sebesar 65 perusahaan, dari 65 perusahaan ini nilai perusahaan, yang diukur dengan PBV, terkecil (minimum) adalah 0,39 yang diperoleh perusahaan Kedaung Indah Can Tbk. pada tahun 2011 dan nilai PBV terbesar (maximum) adalah 10,48 yang diperoleh perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk. pada tahun 2012 . Rata-rata nilai PBV dari 65 perusahaan adalah 3,1860 dengan standar deviasi sebesar 2,31306. Nilai standar deviasi nilai PBV dibawah nilai rata-rata yang berarti menggambarkan bahwa data tersebar disekitar nilai rata-rata-rata-rata.
Variabel penelitian struktur modal yang diukur dengan DER, memiliki nilai minimum sebesar 0,16 yang diperoleh Mandom Indonesia Tbk. pada tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar 2,34 yang diperoleh perusahaan Tiga
(55)
41
Pilar Sejahtera Food Tbk. pada tahun 2010. Rata-rata nilai DER dari 65 perusahaan adalah 0,6731 dengan standar deviasi sebesar 0,44575. Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata menggambarkan bahwa data tersebar disekitar nilai rata-rata. Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata menggambarkan bahwa data tersebar disekitar nilai rata-rata. Rata-rata sebesar 0,67 menunjukkan bahwa 65 perusahaan sampel masih banyak menggunakan ekuitas sebagai sumber pendanaan.
Variabel penelitian profitabilitas yang diukur dengan ROE, memiliki nilai minimum sebesar 0,01 yang diperoleh perusahaan Kedaung Indah Can Tbk. pada tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar 0,53 yang diperoleh perusahaan Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. pada tahun 2010. Rata-rata nilai ROE dari 65 perusahaan adalah 0,1209 dengan standar deviasi sebesar 0,06844. Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata menggambarkan bahwa data tersebar disekitar nilai rata-rata. Rata-rata sebesar 0,12 menunjukkan bahwa 65 perusahaan sampel masih memiliki profit yang rendah.
Variabel penelitian pertumbuhan perusahaan yang diukur dengan PTA, memiliki nilai minimum sebesar 0,02 yang diperoleh perusahaan Sekar Laut Tbk. pada tahun 2010 dan nilai maksimum sebesar 0,64 yang diperoleh perusahaan Nippon Indosari Corpindo Tbk. pada tahun 2010. Rata-rata nilai PTA dari 65 perusahaan adalah 0,1874 dengan standar deviasi sebesar 0,15238. Nilai standar deviasi lebih kecil dari nilai rata-rata menggambarkan
(56)
42
bahwa data tersebar disekitar nilai rata-rata. Rata-rata sebesar 0,18 menunjukkan bahwa pertumbuhan asset 65 perusahaan sampel masih rendah.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum dilakukan pengujian dengan menggunakan moderated regression analysis (MRA) sehingga diperoleh model regresi yang BLUE (Best Liniear Unbiased Estimator). Model regresi akan menghasilkan penduga yang tidak bias jika memenuhi asumsi klasik, antara lain normalitas data, bebas multikolinieritas, bebas autokorelasi, dan bebas heteroskedastisitas.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas data pada penelitian ini menggunakan analisis grafik dan analisis statistik. Analisis grafik untuk melihat normalitas data dilakukan dengan melihat grafik histogram dan kurva normal probability plot. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji non-parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Analisis K-S digunakan untuk melengkapi uji grafik karena uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati dimana secara visual kelihatan normal padahal secara statistik bisa sebaliknya. Hasil pengujian normalitas data dapat dilihat pada gambar 4.1, gambar 4.2, dan tabel 4.2 berikut ini.
(57)
43 Gambar 4.1
Grafik Histogram Uji Normalitas
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi normal yakni distribusi data tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan dan berbentuk lonceng (bell-shaped), yang berarti data berdistribusi normal.
Gambar 4.2
Kurva Normal Probability Plot
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal pada grafik normal probability plot, yang berarti data berdistribusi normal.
(58)
44 Tabel 4.2
Hasil Uji Non-Parametik Kolmogrov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
Asymp. Sig. (2-tailed) .265
Sumber: Lampiran 3
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa angka signifikansi pada
Kolmogrov-Smirnov sebesar 0,265 lebih besar dari sig. 0,05 yang
berarti data berdistribusi normal. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.2.2.2 Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikoliniearitas. Uji multikolinearitas dilihat dari nilai Tolerance dan
variance inflation factor (VIF)-nya. Model regresi yang baik jika nilai
Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity Statistics Kesimpulan Tolerance VIF
1 (Constant)
DER .537 1.862 Bebas Multikolinearitas ROE .460 2.172 Bebas Multikolinearitas PTA .181 5.524 Bebas Multikolinearitas PTA_DER .310 3.223 Bebas Multikolinearitas PTA_ROE .157 6.378 Bebas Multikolinearitas
(1)
72
Uji Heteroskedastisitas
Uji Glejser
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .841 .402 2.090 .041
DER -.145 .371 -.063 -.390 .698
ROE 4.293 2.611 .289 1.644 .105
PTA -1.375 1.870 -.206 -.735 .465
PTA_DER .371 .811 .098 .458 .649
PTA_ROE 10.870 14.392 .227 .755 .453
a. Dependent Variable: ABSUT
3. Pengujian Hipotesis
Koefisien Determinasi Persamaan 1
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .437a .191 .165 2.11391
a. Predictors: (Constant), ROE, DER b. Dependent Variable: PBV
(2)
73
Koefisien Determinasi Persamaan 2
Koefisien Determinasi Persamaan 3
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .602a .362 .330 1.89266
a. Predictors: (Constant), PTA_ROE, ROE, PTA b. Dependent Variable: PBV
Hasil Uji F Persamaan 1
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 65.360 2 32.680 7.313 .001a
Residual 277.055 62 4.469
Total 342.416 64
a. Predictors: (Constant), ROE, DER b. Dependent Variable: PBV
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .513a .264 .227 2.03326
a. Predictors: (Constant), PTA_DER, DER, PTA b. Dependent Variable: PBV
(3)
74
Hasil Uji t Persamaan 1
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.040 .706 1.473 .146
DER .530 .597 .102 .887 .378
ROE 14.793 3.891 .438 3.802 .000
a. Dependent Variable: PBV
Hasil Uji t Persamaan 2
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.523 .580 2.625 .011
DER .499 .756 .096 .660 .512
PTA 11.408 2.476 .752 4.608 .000
PTA_DER -4.544 1.696 -.527 -2.679 .009
a. Dependent Variable: PBV
Hasil Uji t Persamaan 3
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.621 .606 2.674 .010
ROE 2.679 4.942 .079 .542 .590
PTA -2.895 3.315 -.191 -.873 .386
(4)
75
Lampiran 4
Nilai t-tabel
df = 41-80
Pr df
0.25 0.50
0.10 0.20
0.05 0.10
0.025 0.050
0.01 0.02
0.005 0.010
0.001 0.002 41 0.68052 1.30254 1.68288 2.01954 2.42080 2.70118 3.30127
42 0.68038 1.30204 1.68195 2.01808 2.41847 2.69807 3.29595
43 0.68024 1.30155 1.68107 2.01669 2.41625 2.69510 3.29089
44 0.68011 1.30109 1.68023 2.01537 2.41413 2.69228 3.28607
45 0.67998 1.30065 1.67943 2.01410 2.41212 2.68959 3.28148
46 0.67986 1.30023 1.67866 2.01290 2.41019 2.68701 3.27710
47 0.67975 1.29982 1.67793 2.01174 2.40835 2.68456 3.27291
48 0.67964 1.29944 1.67722 2.01063 2.40658 2.68220 3.26891
49 0.67953 1.29907 1.67655 2.00958 2.40489 2.67995 3.26508
50 0.67943 1.29871 1.67591 2.00856 2.40327 2.67779 3.26141
51 0.67933 1.29837 1.67528 2.00758 2.40172 2.67572 3.25789
52 0.67924 1.29805 1.67469 2.00665 2.40022 2.67373 3.25451
53 0.67915 1.29773 1.67412 2.00575 2.39879 2.67182 3.25127
54 0.67906 1.29743 1.67356 2.00488 2.39741 2.66998 3.24815
55 0.67898 1.29713 1.67303 2.00404 2.39608 2.66822 3.24515
56 0.67890 1.29685 1.67252 2.00324 2.39480 2.66651 3.24226
57 0.67882 1.29658 1.67203 2.00247 2.39357 2.66487 3.23948
58 0.67874 1.29632 1.67155 2.00172 2.39238 2.66329 3.23680
59 0.67867 1.29607 1.67109 2.00100 2.39123 2.66176 3.23421
60 0.67860 1.29582 1.67065 2.00030 2.39012 2.66028 3.23171 61 0.67853 1.29558 1.67022 1.99962 2.38905 2.65886 3.22930 62 0.67847 1.29536 1.66980 1.99897 2.38801 2.65748 3.22696
63 0.67840 1.29513 1.66940 1.99834 2.38701 2.65615 3.22471
64 0.67834 1.29492 1.66901 1.99773 2.38604 2.65485 3.22253
65 0.67828 1.29471 1.66864 1.99714 2.38510 2.65360 3.22041
66 0.67823 1.29451 1.66827 1.99656 2.38419 2.65239 3.21837
67 0.67817 1.29432 1.66792 1.99601 2.38330 2.65122 3.21639
68 0.67811 1.29413 1.66757 1.99547 2.38245 2.65008 3.21446
69 0.67806 1.29394 1.66724 1.99495 2.38161 2.64898 3.21260
70 0.67801 1.29376 1.66691 1.99444 2.38081 2.64790 3.21079
71 0.67796 1.29359 1.66660 1.99394 2.38002 2.64686 3.20903
72 0.67791 1.29342 1.66629 1.99346 2.37926 2.64585 3.20733
73 0.67787 1.29326 1.66600 1.99300 2.37852 2.64487 3.20567
74 0.67782 1.29310 1.66571 1.99254 2.37780 2.64391 3.20406
75 0.67778 1.29294 1.66543 1.99210 2.37710 2.64298 3.20249
76 0.67773 1.29279 1.66515 1.99167 2.37642 2.64208 3.20096
77 0.67769 1.29264 1.66488 1.99125 2.37576 2.64120 3.19948
78 0.67765 1.29250 1.66462 1.99085 2.37511 2.64034 3.19804
79 0.67761 1.29236 1.66437 1.99045 2.37448 2.63950 3.19663
(5)
76
Nilai F tabel
Titik Persentase Distribusi F untuk Probabilita = 0,05
df untuk penyebut
(df2) df untuk pembilang (df1)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
46 4.05 3.20 2.81 2.57 2.42 2.30 2.22 2.15 2.09 2.04
47 4.05 3.20 2.80 2.57 2.41 2.30 2.21 2.14 2.09 2.04
48 4.04 3.19 2.80 2.57 2.41 2.29 2.21 2.14 2.08 2.03
49 4.04 3.19 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.08 2.03
50 4.03 3.18 2.79 2.56 2.40 2.29 2.20 2.13 2.07 2.03
51 4.03 3.18 2.79 2.55 2.40 2.28 2.20 2.13 2.07 2.02
52 4.03 3.18 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.07 2.02
53 4.02 3.17 2.78 2.55 2.39 2.28 2.19 2.12 2.06 2.01
54 4.02 3.17 2.78 2.54 2.39 2.27 2.18 2.12 2.06 2.01
55 4.02 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.06 2.01
56 4.01 3.16 2.77 2.54 2.38 2.27 2.18 2.11 2.05 2.00
57 4.01 3.16 2.77 2.53 2.38 2.26 2.18 2.11 2.05 2.00
58 4.01 3.16 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.05 2.00
59 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.26 2.17 2.10 2.04 2.00
60 4.00 3.15 2.76 2.53 2.37 2.25 2.17 2.10 2.04 1.99
61 4.00 3.15 2.76 2.52 2.37 2.25 2.16 2.09 2.04 1.99 62 4.00 3.15 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.99
63 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.25 2.16 2.09 2.03 1.98
64 3.99 3.14 2.75 2.52 2.36 2.24 2.16 2.09 2.03 1.98
65 3.99 3.14 2.75 2.51 2.36 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98
66 3.99 3.14 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.03 1.98
67 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.98
68 3.98 3.13 2.74 2.51 2.35 2.24 2.15 2.08 2.02 1.97
69 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.15 2.08 2.02 1.97
70 3.98 3.13 2.74 2.50 2.35 2.23 2.14 2.07 2.02 1.97
71 3.98 3.13 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.97
72 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96
73 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.23 2.14 2.07 2.01 1.96
74 3.97 3.12 2.73 2.50 2.34 2.22 2.14 2.07 2.01 1.96
75 3.97 3.12 2.73 2.49 2.34 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96
76 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.01 1.96
77 3.97 3.12 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.96
78 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95
79 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.22 2.13 2.06 2.00 1.95
80 3.96 3.11 2.72 2.49 2.33 2.21 2.13 2.06 2.00 1.95
81 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95
82 3.96 3.11 2.72 2.48 2.33 2.21 2.12 2.05 2.00 1.95
83 3.96 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95
84 3.95 3.11 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.95
85 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94
86 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.21 2.12 2.05 1.99 1.94
87 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94
88 3.95 3.10 2.71 2.48 2.32 2.20 2.12 2.05 1.99 1.94
89 3.95 3.10 2.71 2.47 2.32 2.20 2.11 2.04 1.99 1.94
(6)
77
Nilai Durbin Watson
Tabel Durbin-Watson (DW), α = 5%
k = 1 k = 2 k = 3 k = 4 k = 5
n dL dU dL dU dL dU dL dU dL dU
21 1.2212 1.4200 1.1246 1.5385 1.0262 1.6694 0.9272 1.8116 0.8286 1.9635 22 1.2395 1.4289 1.1471 1.5408 1.0529 1.6640 0.9578 1.7974 0.8629 1.9400 23 1.2567 1.4375 1.1682 1.5435 1.0778 1.6597 0.9864 1.7855 0.8949 1.9196 24 1.2728 1.4458 1.1878 1.5464 1.1010 1.6565 1.0131 1.7753 0.9249 1.9018 25 1.2879 1.4537 1.2063 1.5495 1.1228 1.6540 1.0381 1.7666 0.9530 1.8863 26 1.3022 1.4614 1.2236 1.5528 1.1432 1.6523 1.0616 1.7591 0.9794 1.8727 27 1.3157 1.4688 1.2399 1.5562 1.1624 1.6510 1.0836 1.7527 1.0042 1.8608 28 1.3284 1.4759 1.2553 1.5596 1.1805 1.6503 1.1044 1.7473 1.0276 1.8502 29 1.3405 1.4828 1.2699 1.5631 1.1976 1.6499 1.1241 1.7426 1.0497 1.8409 30 1.3520 1.4894 1.2837 1.5666 1.2138 1.6498 1.1426 1.7386 1.0706 1.8326 31 1.3630 1.4957 1.2969 1.5701 1.2292 1.6500 1.1602 1.7352 1.0904 1.8252 32 1.3734 1.5019 1.3093 1.5736 1.2437 1.6505 1.1769 1.7323 1.1092 1.8187 33 1.3834 1.5078 1.3212 1.5770 1.2576 1.6511 1.1927 1.7298 1.1270 1.8128 34 1.3929 1.5136 1.3325 1.5805 1.2707 1.6519 1.2078 1.7277 1.1439 1.8076 35 1.4019 1.5191 1.3433 1.5838 1.2833 1.6528 1.2221 1.7259 1.1601 1.8029 36 1.4107 1.5245 1.3537 1.5872 1.2953 1.6539 1.2358 1.7245 1.1755 1.7987 37 1.4190 1.5297 1.3635 1.5904 1.3068 1.6550 1.2489 1.7233 1.1901 1.7950 38 1.4270 1.5348 1.3730 1.5937 1.3177 1.6563 1.2614 1.7223 1.2042 1.7916 39 1.4347 1.5396 1.3821 1.5969 1.3283 1.6575 1.2734 1.7215 1.2176 1.7886 40 1.4421 1.5444 1.3908 1.6000 1.3384 1.6589 1.2848 1.7209 1.2305 1.7859 41 1.4493 1.5490 1.3992 1.6031 1.3480 1.6603 1.2958 1.7205 1.2428 1.7835 42 1.4562 1.5534 1.4073 1.6061 1.3573 1.6617 1.3064 1.7202 1.2546 1.7814 43 1.4628 1.5577 1.4151 1.6091 1.3663 1.6632 1.3166 1.7200 1.2660 1.7794 44 1.4692 1.5619 1.4226 1.6120 1.3749 1.6647 1.3263 1.7200 1.2769 1.7777 45 1.4754 1.5660 1.4298 1.6148 1.3832 1.6662 1.3357 1.7200 1.2874 1.7762 46 1.4814 1.5700 1.4368 1.6176 1.3912 1.6677 1.3448 1.7201 1.2976 1.7748 47 1.4872 1.5739 1.4435 1.6204 1.3989 1.6692 1.3535 1.7203 1.3073 1.7736 48 1.4928 1.5776 1.4500 1.6231 1.4064 1.6708 1.3619 1.7206 1.3167 1.7725 49 1.4982 1.5813 1.4564 1.6257 1.4136 1.6723 1.3701 1.7210 1.3258 1.7716 50 1.5035 1.5849 1.4625 1.6283 1.4206 1.6739 1.3779 1.7214 1.3346 1.7708 51 1.5086 1.5884 1.4684 1.6309 1.4273 1.6754 1.3855 1.7218 1.3431 1.7701 52 1.5135 1.5917 1.4741 1.6334 1.4339 1.6769 1.3929 1.7223 1.3512 1.7694 53 1.5183 1.5951 1.4797 1.6359 1.4402 1.6785 1.4000 1.7228 1.3592 1.7689 54 1.5230 1.5983 1.4851 1.6383 1.4464 1.6800 1.4069 1.7234 1.3669 1.7684 55 1.5276 1.6014 1.4903 1.6406 1.4523 1.6815 1.4136 1.7240 1.3743 1.7681 56 1.5320 1.6045 1.4954 1.6430 1.4581 1.6830 1.4201 1.7246 1.3815 1.7678 57 1.5363 1.6075 1.5004 1.6452 1.4637 1.6845 1.4264 1.7253 1.3885 1.7675 58 1.5405 1.6105 1.5052 1.6475 1.4692 1.6860 1.4325 1.7259 1.3953 1.7673 59 1.5446 1.6134 1.5099 1.6497 1.4745 1.6875 1.4385 1.7266 1.4019 1.7672 60 1.5485 1.6162 1.5144 1.6518 1.4797 1.6889 1.4443 1.7274 1.4083 1.7671 61 1.5524 1.6189 1.5189 1.6540 1.4847 1.6904 1.4499 1.7281 1.4146 1.7671 62 1.5562 1.6216 1.5232 1.6561 1.4896 1.6918 1.4554 1.7288 1.4206 1.7671 63 1.5599 1.6243 1.5274 1.6581 1.4943 1.6932 1.4607 1.7296 1.4265 1.7671 64 1.5635 1.6268 1.5315 1.6601 1.4990 1.6946 1.4659 1.7303 1.4322 1.7672 65 1.5670 1.6294 1.5355 1.6621 1.5035 1.6960 1.4709 1.7311 1.4378 1.7673 66 1.5704 1.6318 1.5395 1.6640 1.5079 1.6974 1.4758 1.7319 1.4433 1.7675 67 1.5738 1.6343 1.5433 1.6660 1.5122 1.6988 1.4806 1.7327 1.4486 1.7676 68 1.5771 1.6367 1.5470 1.6678 1.5164 1.7001 1.4853 1.7335 1.4537 1.7678 69 1.5803 1.6390 1.5507 1.6697 1.5205 1.7015 1.4899 1.7343 1.4588 1.7680 70 1.5834 1.6413 1.5542 1.6715 1.5245 1.7028 1.4943 1.7351 1.4637 1.7683