PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH: Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung.

(1)

No.Daftar/FPEB/605/UN40.7.DI/LT/2014

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP

KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS

SMA Negeri 1 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

oleh Fitri Nurdianti

NIM. 1000689

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS

SMA Negeri 1 Bandung)

Oleh Fitri Nurdianti

NIM 1000689

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan

Ekonomi Dan Bisnis

©Fitri Nurdianti

Universitas Pendidikan Indonesia November 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa izin dari penulisnya.


(3)

LEMBAR PENGESAHAN FITRI NURDIANTI

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS

SMA Negeri 1 Bandung) Bandung, Desember 2014 DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING

Dr. Neti Budiwati, M.Si NIP. 19630221 198703 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

Dr. Ikaputera Waspada, M.M NIP. 19610420 198703 1 002


(4)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP

KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH (Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung), Fitri Nurdianti, NIM 1000689, dibawah bimbingan Dr. Neti Budiwati, M.Si.

Permasalahan dari penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada mata pelajaran ekonomi kelas X peminatan IPS di SMA Negeri 1 Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan, perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving sebelum dan setelah perlakuan, serta perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design. Pengolahan data dengan menggunakan statistika parametrik. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi dan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X peminatan IPS di SMA Negeri 1 Bandung. Sampel yang diteliti sebanyak 50 responden yang terbagi kedalam dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan, dan terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen sebelum dan setelah perlakuan, serta terdapat perbedaan peningkatan (N-gain) kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen dibandingkan kelas kontrol. Hasil belajar berkaitan dengan kemampuan memecahkan masalah pada kelas yang menggunakan metode problem solving lebih baik dari kelas yang menggunakan metode ceramah.


(5)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

EFFECT OF PROBLEM SOLVE METHOD TO STUDENT ABILITY TO SOLVE PROBLEM (Quasi-Experimental Study In Economics Lesson Basic Competence Analyzing Economic Problems and How to Overcome It In Class X IPS SMAN 1 Bandung), Fitri Nurdianti, NIM 1000689, under the guidance of Dr. Neti Budiwati, M.Si.

The problem of this study is the lack of ability of students to solve problems on economic subjects of class X specialization IPS in SMA 1 Bandung. This study aims to determine the differences in students' ability to solve problems in economic subjects between classroom experiments using the methods of problem solving and control classes that use the lecture method before treatment, the difference in a student's ability to solve problems in class experiments using the methods of problem solving before and after treatment, as well as the differences in students' ability to solve problems in the experimental classes and control classes. The approach used in this study is a quantitative approach. This type of research is a quasi-experimental research design using Nonequivalent Control Group Design. Processing data using parametric statistics. The object of this research is the ability of students to solve problems in economic subjects and subjects were students of class X specialization IPS in SMAN 1 Bandung. Samples were examined by 50 respondents are divided into two classes, experimental and control classes. The results showed that there was no difference in the students 'ability to solve problems in the experimental classes and control classes before treatment, and there are differences in students' ability to solve problems in the experimental class before and after treatment, and there are differences in the increase (N-gain) the ability of students to solve problems in the experimental class than the control class. Study report related to the solve problem’s ability in a class that uses the methods of problem solving is better than the class that uses the lecture method.


(6)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.i UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ... iv DAFTAR GAMBAR ... vii DAFTAR TABEL ... viii BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.1 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2.1 Manfaat Ilmiah ... Error! Bookmark not defined.

1.3.2.2 Manfaat Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIKAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined.

2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1 Konsep Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Konsep Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3 Taksonomi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4 Model, Pendekatan, Strategi, Metode, dan Teknik- Pembelajaran

Error! Bookmark not defined.

2.1.2.1 Pendekatan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.2 Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2.3 Strategi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.


(7)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

2.1.2.5 Teknik Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5 Metode Pemecahan Masalah (Problem Soving) ... Error! Bookmark not defined.

2.2 Kemampuan Memecahkan Masalah... Error! Bookmark not defined.

2.3 Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.4 Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.

2.5 Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.

3.1 Objek dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Definisi Operasionalisasi Variabel ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik dan Alat Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

3.6 Pengujian Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.6.1 Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2 Uji Realibilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran ... Error! Bookmark not defined.

3.6.4 Uji Daya Pembeda... Error! Bookmark not defined.

3.7 Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.3 Uji Beda Dua Rata-rata ... Error! Bookmark not defined.

3.7.4 Uji Gain ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Langkah-Langkah Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Error! Bookmark not defined.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANError! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

4.1.2 Deskripsi Lokasi Penelitian... Error! Bookmark not defined.

4.1.3 Visi dan Misi SMA Negeri 1 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4 Jumlah Guru ... Error! Bookmark not defined.

4.1.5 Jumlah Siswa ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Hasil Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Data Tes Awal (Pre-test) ... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Data Tes Akhir (Post-Test) ... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Data Gain pada Kelas Eksperimen dan Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Pengujian Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

4.3.1 Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

4.3.2 Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

4.3.3 Uji Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ... Error! Bookmark not defined.


(9)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1Skema Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.2 Model Pemecahan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 2.3Kerangka Berfikir ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.1Perbandingan Nilai Hasil Pre-Test antara Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.2Perbandingan Nilai Hasil Post-Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.4Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pertemuan I) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.5Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pertemuan II) ... Error! Bookmark not defined.

Gambar 4.6Perbandingan Skor Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

(Pertemuan III) ... Error! Bookmark not defined.


(10)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1PAN Skala 5Hasil Tes Kemampuan Memecahkan MasalahKelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.1Revisi Taksonomi Bloom ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.2Dimensi Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.3Pengertian Dimensi Kognitif Menurut Anderson dan KrathwohlError! Bookmark not defin

Tabel 2.4Kategori-kategori dan Proses Kognitif ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.5Tahap Pembelajaran Problem Solving .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 2.6Tahap Strategi Pemecahan Masalah SolsoError! Bookmark not defined.

Tabel 2.7Tahap Strategi Pemecahan Masalah Wankat dan OreovoczError! Bookmark not defined.

Tabel 2.8Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.1Desain Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.2Operasional Variabel... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.3Kriteria Validitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4Hasil Validitas Instrumen Penelitian... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.5Kriteria Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.4Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat KesukaranError! Bookmark not defined.

Tabel 3.5Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.6Kriteria Indeks Gain ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 3.7Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.1Data Jumah Guru dan KaryawanSMA Negeri 1 BandungError! Bookmark not defined.

Tabel 4.2Jumlah Siswa SMA Negeri 1 BandungTahun ajaran 2014/2015Error! Bookmark not defin

Tabel 4.4Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Pre-testKelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.5Rekapitulasi Rata-rata Nilai Hasil Post-TestKelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol... Error! Bookmark not defined.


(11)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

Tabel 4.8Rekapitulasi Gain Pertemuan III ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.9Rekapitulasi Skor GainKelas Eksperimen dan Kelas KontrolError! Bookmark not define

Tabel 4.10Hasil Uji Normalitas Data Hasil PenelitianError! Bookmark not defined.

Tabel 4.11Hasil Penghitungan Uji HomogenitasData Masing-masing

Kelompok ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.12Hasil Uji-t PerbedaanPre-test dan Post-test Kelas KontrolError! Bookmark not defined

Tabel 4.13Hasil Uji-t PerbedaanPre-test danPost-test Siswa Kelas

Eksperimen ... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4.14Hasil Uji-t Perbedaan Post-TestSiswa Kelas Eksperimen dan


(12)

(13)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas merupakan suatu indikator utama kemajuan suatu bangsa dan negara. Pendidikan memiliki peranan dalam membentuk sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas pada berbagai bidang ilmu pengetahuan. Pendidikan secara umum diharapkan dapat menjadi sebuah jalan dalam membangun bangsa yang besar dan berkarakter. Secara khusus, pendidikan menjadi sebuah hal yang harus diterima oleh setiap manusia agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Perubahan dan tantangan dalam dunia pendidikan diharapkan dapat berjalan beriringan dengan perbaikan mutu pendidikan di Indonesia. Perbaikan mutu pendidikan yang dilakukan sebaiknya ditujukan dalam memenuhi kebutuhan peserta didik di era persaingan dengan bangsa asing. Proses perbaikan mutu pendidikan tentunya diupayakan dapat mencapai tujuan pendidikan nasional. Mutu pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dapat diwujudkan dengan tingkat keberhasilan belajar peserta didik sebagai output dari pendidikan itu sendiri.

Keberhasilan peserta didik dalam kegiatan belajar dapat terwujud salah satunya dari keterampilan yang dimiliki oleh peserta didik yang tentunya akan berguna bagi diri peserta didik sendiri maupun bagi masyarakat di masa depan. Salah satu faktor yang dapat mendukung upaya menghasilkan peserta didik yang memiliki keterampilan tertentu yakni keberhasilan lembaga pendidikan dalam menumbuhkembangkan keterampilan peserta didik. Oleh karena itu, diharapkan Sekolah sebagai lembaga pendidikan mampu mendidik generasi penerus bangsa agar dapat memiliki keterampilan khusus.


(14)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterampilan-keterampilan khusus yang seharusnya dibentuk menurut Sani dalam diri peserta didik adalah: 1) keterampilan bekerja sama; 2) keterampilan berkomunikasi; 3) kreativitas; 4) keterampialn berpikir kritis; 5) keterampilan menggunakan teknologi informasi; 6) keterampilan numerik;

7) keterampilan menyelesaikan masalah; 8) keterampilan mengatur diri; dan 9) keterampilan belajar (Sani, 2013:viii).

Setiap keterampilan yang ingin dicapai oleh peserta didik dapat dilakukan dengan proses pembelajaran yang dilalui di sekolah formal. Tinggi rendahnya kualitas pembelajaran salah satunya dapat ditentukan dari hasil belajar yang diperoleh siswa di sekolah. Hasil belajar sendiri dapat mencerminkan mutu dari proses pembelajaran yang berlangsung di kelas. Hasil belajar siswa juga dapat menunjukkan seberapa besar tingkat pencapaian tujuan pembelajaran di sebuah sekolah dan tingkat keberhasilan guru dalam mengajar.

Agar peserta didik dapat berhasil dalam belajar diperlukan persyaratan tertentu antara lain seperti yang dikemukakan oleh Sagala berikut ini:

(1)kemampuan berfikir yang tinggi bagi para siswa, hal ini ditandai dengan berpikir kritis, logis, sistematis, dan objektif; (2) menimbulkan minat yang tinggi terhadap mata pelajaran; (3) bakat dan minta yang khusus para siswa dapat dikembangkan sesuai potensinya; (4) menguasai bahan-bahan dasar yang diperlukan untuk meneruskan pelajaran disekolah yang menjadi lanjutan; (5) menguasai salah satu bahasa asing; (6) stabilitas psikis (tidak mengalami masalah penyesuaian diri dan lingkungan; (7) kesehatan jasmani; (8) lingkungan yang tenang; (9) kehidupan ekonomi yang memadai; (10) menguasai teknik belajar di sekolah dan diluar sekolah (Sagala, 2010:57).

Idealnya dalam aktivitas pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada upaya mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melainkan juga bagaimana menggunakan segenap pengetahuan yang didapat oleh peserta didik untuk menghadapi situasi baru atau memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan bidang studi yang dipelajarinya. Guerin (Martin, 2013:3) mengungkapkan


(15)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa “dampak dari belajar yang hanya sebatas menghafal, mengakibatkan siswa

kurang memiliki keterampilan analisis dan kemampuan memecahkan masalah“. Berbagai kendala saat ini muncul dalam pembelajaran yang terjadi di Sekolah Menengah Atas (SMA) sebab hampir di tiap-tiap SMA masih dalam proses penyesuaian dengan kurikulum yang baru. Pendidik dituntut lebih siap dalam mengaplikasikan pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Perubahan kurikulum dari KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi kurikulum 2013 yang mulai diterapkan pada pertengahan tahun 2013 mendorong kegiatan pembelajaran yang dinamis yang sesuai dengan kurikulum baru.

Pembelajaran yang dilakukan oleh guru di banyak Sekolah Menengah Atas pada umumnya masih berpusat pada guru, guru lebih aktif di dalam kegiatan belajar dikelas. Pembelajaran kurang interaktif dan guru mengajar dengan metode sederhana yang praktis dan tidak menyita waktu, sehingga pembelajaran terkesan monoton. Hal tersebut disebabkan oleh pemahaman yang belum memadai serta paradigma pembelajaran yang belum sesuai dengan kegiatan belajar yang seharusnya dilakukan.

Akan tetapi, tidak hanya faktor dari sisi pendidik saja, fakta yang ditemui dilapangan secara umum terdapat beberapa masalah yang terjadi pada siswa-siswi Sekolah Menengah Atas ketika pembelajaran berlangsung, yaitu seperti:

1. Siswa kurang memiliki motivasi 2. Siswa kurang berpartisipasi aktif

3. Siswa kurang tertarik dalam menanggapi materi yang diajarkan guru 4. Siswa kurang tertarik dalam menanggapi studi kasus/permasalahan 5. Siswa kurang konsentrasi pada materi pembelajaran

Permasalahan yang terjadi ini mencerminkan bahwa banyak hal yang harus diperbaiki oleh pihak sekolah maupun pihak siswa sendiri sebagai pelaku utama dalam proses pembelajaran. Tentunya dalam proses memperbaiki kegiatan pembelajaran di sekolah, hal yang mendasar bagi seorang guru dan calon guru


(16)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebaiknya harus menelaah terlebih dahulu isi kurikulum 2013 baik dari segi standar proses, standar isi maupun evaluasi, serta harus memahami kompetensi yang ingin dicapai pada Kurikulum 2013.

Berdasarkan peratutan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.64 tahun 2013 mengenai Standar Isi di dalamnya dijelaskan mengenai tingkat kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Kompetensi ini terdiri dari 4 (empat) dimensi yang perlu dicapai oleh peserta didik, yaitu: sikap spiritual, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pada dimensi pengetahuan, tingkat kompetensi inti pada jenjang SMA/ MA/SMALB diharapkan siswa mampu:

Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi yang terkandung dalam kurikulum 2013 tersebut, salah satunya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong generasi emas Indonesia tahun 2045 yang mana telah ditetapkan dalam Standar Kompetensi Lulusan yang berbasis pada Kompetensi Abad 21. Tingkat kompetensi yang telah dirumuskan tersebut didasari kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan kompetensi yang berjenjang.

Kualifikasi kemampuan pada kurikulum 2013 di tingkat SMA berbeda dengan kurikulum KTSP 2006. Kualifikasi kemampuan kurikulum 2013 dibedakan menjadi 3 dimensi, yaitu dimensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada dimensi pengetahuan diharapkan peserta didik memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,


(17)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian.

Melihat kualifikasi kemampuan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa penerapan kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Atas (SMA) saat ini menuntut siswa untuk dapat meningkatkan pengetahuannya, serta mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi pada setiap mata pelajaran, tidak terkecuali pada mata pelajaran ekonomi. Pembelajaran ekonomi di dalamnya lebih menekankan pada materi studi kasus atau penyajian permasalahan nyata yang berkaitan erat dengan kehidupan nyata sehari-hari agar pembelajaran ekonomi menjadi lebih bermakna.

Oleh karena itu, dalam mencapai berbagai tingkat kompetensi yang diharapkan pada kurikulum 2013, segenap pelaku pendidikan diharapkan berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Namun, langkah awal yang perlu dilakukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa adalah mengupayakan kualitas pembelajaran disekolah.

Salah satu upaya untuk mengembangkan potensi siswa secara maksimal adalah dengan mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi yang tergolong kategori diatas kemampuan menganalisis atau C4. Kemampuan berpikir tingkat tinggi ini perlu dikembangkan kepada siswa dalam pembelajaran di sekolah terutama dalam kemampuan memecahkan masalah pada pembelajaran ekonomi, dimana pada pembelajaran ekonomi didalamnya lebih banyak membutuhkan pemecahan masalah.

Untuk dapat mendukung pembelajaran yang lebih menekankan pada berpikir tingkat tinggi seperti kemampuan memecahkan masalah yang tergolong kategori diatas kemampuan menganalisis atau C4, seorang pendidik harus dapat menggunakan metode yang tepat. Secara otomatis, pendidik dituntut untuk dapat mengembangkan metode, teknik, model, maupun pendekatan yang lebih variatif


(18)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agar siswa dapat memahami serta menyerap materi pembelajaran ekonomi yang diajarkan di kelas.

Namun, implementasi pembelajaran ekonomi yang terjadi di lapangan saat ini kurang inovatif karena masih menggunakan metode pembelajaran ceramah yang hanya menransfer ilmu pengetahuan dan hanya berorientasi pada pendekatan teacher centred, bukan bersifat student centred, artinya pembelajaran tersebut belum mampu memberikan peluang untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri dan dimediasi oleh teman sebaya . Pembelajaran dengan metode tersebut dirasa tidak cukup dapat merangsang kemampuan berpikir siswa dalam memecahkan masalah yang tentunya memerlukan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Kasus seperti ini ditemui dibeberapa Sekolah Menengah Atas khususnya di Kota Bandung, Jawa Barat.

Permasalahan ini didapatkan penulis setelah melakukan penelitian awal di salah satu SMA di Kota Bandung yang mewakili SMA dengan kategori SMA kluster 2 (dua). Dari hasil tes yang dilakukan penulis dengan menguji kemampuan memecahkan masalah, ditemukan bahwa hasil belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Bandung kurang memuaskan. Berikut ini hasil tes kemampuan memecahkan masalah siswa kelas X Peminatan IPS SMA Negeri 1 Bandung pada Mata Pelajaran Ekonomi:

Tabel 1.1 PAN Skala 5

Hasil Tes Kemampuan Memecahkan Masalah Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung

Kategori Huruf Kelas Frekuensi Presentasi (dalam %)

X IPS 1 X IPS 2

Sangat Tinggi A 2 1 3 6.00

Tinggi B 2 2 4 8.00


(19)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rendah D 5 12 17 34.00

Sangat Rendah E 4 5 9 18.00

23 27 50 100.00

Sumber data tes memecahkan masalah siswa

Berdasarkan hasil tes kemampuan memecahkan masalah yang dilakukan pada siswa-siswi kelas X peminatan IPS di SMA Negeri 1 Bandung dengan menggunakan Penilaian Acuan Norma (PAN), terlihat bahwa pada siswa kelas X IPS-1 terdapat dua orang siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori sangat tinggi, kelas X IPS-2 satu orang siswa yang mendapatkan nilai sangat tinggi, sedangkan siswa yang mendapatkan nilai tinggi di kelas X IPS-1 hanya ada dua orang dan begitu pula di kelas X IPS-2 hanya ada dua orang, yang mendapatkan nilai sedang di kelas X IPS-1 sebanyak sepuluh orang dan di kelas X IPS-2 sebanyak tujuh orang, dan yang mendapat nilai rendah ada lima orang di kelas X IPS-1 dan dua belas orang siswa di kelas X IPS-2. Nilai yang sangat rendah pada kelas X IPS-1 berjumlah empat orang dan X IPS 2 berjumlah lima orang.

Sebagian besar siswa kelas X peminatan IPS mendapat nilai dengan kategori sedang hingga sangat rendah. Hasil tes kemampuan memecahkan masalah yang kurang memuaskan ini menunjukkan bahwa siswa belum dapat memenuhi salah satu kompetensi inti kelas X (sepuluh) pada mata pelajaran Ekonomi yang terdapat dalam kurikulum 2013 yaitu siswa diharapkan mampu menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Hal tersebut dijadikan fakta bahwa pembelajaran yang masih menggunakan metode ceramah kurang mendorong siswa menjadi aktif dalam menanggapi pembelajaran. Untuk dapat mengatasi masalah yang telah diuraikan tersebut, maka dari itu penulis mencoba meneliti dengan menggunakan salah satu


(20)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

metode pembelajaran menarik, yaitu menggunakan metode Problem Solving atau pemecahan masalah.

Dengan penggunaan metode ini diharapkan mampu melatih serta mengembangkan siswa dalam menyelesaikan masalah yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan memecahkan masalah. Selain itu, siswa diharapkan juga mampu menghubungkan serta mengaplikasikan kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Penelitian ini akan lebih memfokuskan pada penggunaan metode Problem Solving untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung.

Dari uraian latar belakang masalah diatas maka penulis akan melakukan

penelitian yang berjudul : “Pengaruh Metode Problem Solving Terhadap

Kemampuan Siswa dalam Memecahkan Masalah” (Studi Kuasi Eksperimen

Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Masalah Ekonomi dan Cara Mengatasinya Pada Kelas X IPS SMA Negeri 1 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014).

1.2Rumusan Masalah

Dari uraian pada latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah kemampuan memecahkan masalah siswa. Dan adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan?

2) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang


(21)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan metode problem solving sebelum dan setelah perlakuan?

3) Apakah terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.

2) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving sebelum dan setelah perlakuan.

3) Untuk mengetahui perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan.

1.3.2 Manfaat Penelitian 1.3.2.1Manfaat Ilmiah

1) Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan pemikiran mengenai penggunaan metode pembelajaran pada kurikulum 2013 yang akan mempengaruhi kemampuan memecahkan masalah siswa serta sebagai kajian lebih


(22)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lanjut khususnya tentang penerapan metode pembelajaran problem solving dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

2) Bagi Guru. Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan bervariatif, khususnya seperti metode pembelajaran problem solving tidak hanya metode ceramah. Dan sebagai bahan panduan bagi guru dalam penggunaan metode pembelajaran ini.

3) Bagi Sekolah. Penelitian ini dapat digunakan sebagai pembaharuan dalam menciptakan kegiatan belajar dikelas yang menyenangkan, kondusif dan efektif sehingga membentuk pribadi siswa yang bukan hanya kaya akan ilmu tetapi kaya perilaku yang baik, yang peka tehadap lingkungan dengan memberikan solusi pada setiap permasalahan yang ada, baik tentang ilmu ekonominya atau di lingkungan.

1.3.2.2Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu referensi mengenai metode pembelajaran yang diterapkan dalam proses pembelajaran pada kurikulum 2013 serta menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, khususnya tentang penerapan metode dalam meningkatkan kemampuan memecahkan masalah siswa.


(23)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan. Objek dalam penelitian ini adalah kemampuan memecahkan masalah siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Penelitian ini meganalisa bagaimana pengaruh penerapan metode Problem Solving (X) variabel bebas terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa (Y) yang merupakan variabel terikat. Sedangkan subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas X Peminatan IPS yang terdaftar pada tahun ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 1 Bandung yang terbagi menjadi dua kelas, yaitu kelas X IPS-1 dengan jumlah 25 siswa dan kelas X IPS-2 dengan jumlah 27 siswa. Dalam penelitian ini, peneliti memilih X IPS-1 sebagai kelas eksperimen dan X IPS-2 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih adalah kelas yang memiliki kesamaan kondisi dan materi yang dipelajari agar ketika penelitian tidak terjadi ketimpangan antar kelas eksperimen dan kelas kontrol.

3.2Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara yang teratur dengan menggunakan alat atau teknik tertentu untuk suatu kepentingan penelitian. Hal ini sesuai dengan

pendapat Arikunto (2002:136) yang menyatakan, bahwa “metode penelitian

adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data

penelitiannya.”

Metode yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen. Pada penelitian eksperimen, Sugiyono (2008:107) menyatakan bahwa penelitian eksperimen ada perlakuan sedangkan dalam penelitian kualitatif tidak ada perlakuan, dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain


(24)

2

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam kondisi yang terkendalikan, penggunaan metode eksperimen bagian dari metode kuantitatif.

Dalam penelitian eksperimen, peneliti membagi subyek yang akan diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen adalah siswa yang diberi perlakuan (treatment) dengan memberikan metode Problem Solving pada saat pembelajaran berlangsung, sementara kelompok kontrol adalah siswa yang menggunakan metode ceramah.

3.3Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “Nonequivalent Control Group Design”. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kelompok yang pertama sebagai kelompok eksperimen dan kelompok yang kedua sebagai kelompok kontrol kemudian diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Sugiyono, 2006:112). Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes (Emzir, 2010:102).

Dalam tabel dapat digambarkan sebagai berikut:

Tabel 3.1 Desain Eksperimen

Kelas (Group) Pretest Treatment/Perlakuan Post test

A (Eksperimen) O1 X O3

B (Kontrol) O2 - O4

Sumber: Sugiyono, 2006:112

Keterangan :

O1 : Tes awal atau Pre Test (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen. O2 : Tes awal atau Pre Test (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol. X : Perlakuan khusus yang diberikan terhadap kelompok eksperimen yaitu


(25)

3

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

O3 : Tes akhir atau Pos Test (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen. O4 : Tes akhir atau Pos Test (setelah perlakuan) pada kelompok kontrol.

3.4Definisi Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel merupakan petunjuk pelaksanaan bagaimana caranya mengukur suatu variabel dimana terdapat konsep teoritik, konsep empirik dan konsep analitik. Konsep teoritik merupakan variabel utama yang bersifat umum, konsep empirik merupakan konsep yang bersifat operasional yang merupakan penjabaran dari konsep teoritik, sedangkan konsep analitik merupakan penjabaran dari konsep empirik yang menunjukkan darimana data tersebut diperoleh. Adapun bentuk operasionalisasinya adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Operasional Variabel

Variabel Konsep Teoritis Konsep Empiris Konsep

Analisis

Skala

1 2 3 4 5

Variabel bebas X

Metode Problem Solving (Pemecahan Masalah) (X)

Metode problem

solving ialah cara

mengajar dengan

memotivasi siswa selaku peserta didik berpikir ke depan, serta menganalisa persoalan yang terjadi

dan kemudian

berusaha untuk

memberikan solusi dari permasalahan yang ada. problem solving merupakan

sebuah metode

pembelajaran yang

Dewey dalam

Nasution (2008:171) menyatakan bahwa terdapat beberapa tahapan yang harus

dilakukan untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembelajaran Problem solving yaitu

dimulai dari

merumuskan masalah

sampai dengan

merumuskan

rekomendasi solusi terhadap Hasil penelitian terhadap penggunaan Metode Problem Solving -


(26)

4

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bertujuan agar siswa lebih aktif dalam berpikir, karena metode ini terfokus pada keterampilan

siswa untuk

menyelesaikan

masalah yang

dihadapi Suryosubroto (2009:204).

permasalahan yang terjadi.

Tahapan dalam

Pembelajaran Metode

Problem Solving

yaitu: 1. Merumuskan masalah, 2. Menganalisis masalah, 3. Merumuskan hipotesis, 4. Mengumpulkan data, 5. Pengujian hipotesis, 6. Merumuskan rekomendasi pemecahan masalah Variabel Y Kemampuan memecahkan masalah (Y) Kemampuan

memecahkan masalah

Menurut Dahar

(1989:138),

suatu kegiatan

manusia yang

menggabungkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang

telah diperoleh

sebelumnya, dan tidak

sebagai suatu

keterampilan generik.

Pengertian ini

mengandung makna

bahwa ketika

seseorang telah

mampu

menyelesaikan suatu

Kemampuan memecahkan

masalah siswa yang

diukur dalam

penelitian ini adalah hasil belajar dengan

item soal C3

(mengaplikasikan), C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi), C6 (mencipta). Kemampuan

memecahkan suatu masalah yang ingin dicapai diantaranya adalah: a. Kemampuan menganalisis masalah Indikator Kemampuan memecahkan masalah : a) siswa mampu mengidentifik asi masalah, b) mampu menyatakan hubungan sebab-akibat, c) mampu menerapkan konsep yang sesuai dengan masalah, d) memiliki rasa ingin Data Interval


(27)

5

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah, maka

seseorang itu telah

memiliki suatu

kemampuan baru.

Kemampuan ini dapat

digunakan untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang relevan. b. Kemampuan merencanakan pemecahan- masalah c. Melakukan perhitungan sesuai dengan yang direncanakan d. Mengecek kembali kebenaran penyelesaian- masalah tahu, e) mampu membuat chart atau gambar untuk menyelesaikan sebuah masalah f) menjelaska n beberapa kemungkinan sebagai solusi g) berpikiran terbuka, h) membuat keputusan, i) mampu bekerja secara teliti j) berani berspekulasi, k) mampu merefleksi keefektifan proses pemecahan masalah

3.5Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam suatu penelitian dibagi menjadi dua jenis, yaitu teknik tes dan teknik non tes. Sudijono (2011:67) menyatakan bahwa, yang dimaksud dengan teknik tes adalah cara (yang dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran


(28)

6

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai standar tertentu.

Tes dalam penelitian ini dilakukan dua kali, yaitu pada saat sebelum pokok bahasan yang bertujuan untuk melihat awal kemampuan memecahkan siswa ( pre-test) dan pada saat setelah pembelajaran selesai dilaksanakan (post-test). Tujuan tes tersebut digunakan untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah siswa sebagai hasil penerapan metode Problem Solving. Setiap tes disusun berdasarkan indikator kemampuan memecahkan masalah.

Langkah-langkah sistematis dari penyusunan instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang terdapat dalam silabus.

2. Menyusun kisi-kisi instrument penelitian. 3. Menyusun tes tertulis

4. Mengevaluasi Validitas isi

5. Uji validitas, realiabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. 6. Menggunakan soal untuk mengukur kemampuan analisis siswa.

3.6Pengujian Instrumen Penelitian 3.6.1 Validitas Instrumen

Validitas adalah keadaaan yang menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang akan di ukur (Arikunto , 2006 : 167). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.

Sedangkan, menurut Sugiyono (2010 : 363) validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan daya yang


(29)

7

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dapat dilaporkan oleh peneliti. Dengan demikian data yang valid adalah data

“yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data

yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian. Menurut Arikunto (2006:58) sebuah data atau informasi dapat dikatakan valid apabila sesuai dengan keadaan senyatanya.

Untuk mengukur validitas soal digunakan rumus korelasi yaitu:

 

 

    2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rXY

(Arikunto, 2006: 72) Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi butir ∑X = Jumlah skor tiap item

∑Y = Jumlah skor total item

∑X2

= Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

∑Y2

= Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

∑XY = Jumlah perkalian X dan Y N = Jumlah sampel

Setelah harga koefisien korelasi ( rxy ) diperoleh, disubstitusikan ke

rumus uji „t‟ yaitu :

2 1 2 r n r t   

(Arikunto, 2006: 72) Keterangan :

n = banyaknya data r = koefisiensi korelasi

Instrumen dinyatakan valid apabila thitung > ttabel dengan tingkat

signifikansi 0,05. Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas tersebut adalah sebagai berikut:


(30)

8

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Besarnya nilai Intepretasi

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 Antara 0,600 sampai dengan 0,800 Antara 0,400 sampai dengan 0,600 Antara 0,200 sampai dengan 0,400 Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Tinggi Cukup Agak rendah Rendah

Sangat rendah (tidak berkorelasi)

(Arikunto, 2006: 75)

Uji validitas soal instrumen penelitian pada N=30 dengan degree of freedom (df) = N-K = 30- (1+1) = 28, di dapat rtabel = 1,70. Berdasarkan

batuan Microsoft Excel, diperoleh hasil uji validitas tampak pada tabel berikut ini :

Tabel 3.4

Hasil Validitas Instrumen Penelitian t

tabel

Item No

r hitung

t

hitung Kriteria t tabel

Item No

r hitung

t

hitung Kriteria

1.69 1 0.62 4.64 Valid 1.69 16 0.51 3.50 Valid

1.69 2 0.42 2.75 Valid 1.69 17 0.50 3.32 Valid

1.69 3 0.43 2.77 Valid 1.69 18 0.42 2.73 Valid

1.69 4 0.44 2.84 Valid 1.69 19 0.40 2.56 Valid

1.69 5 0.47 3.14 Valid 1.69 20 0.46 3.01 Valid

1.69 6 0.43 2.76 Valid 1.69 21 0.45 2.91 Valid


(31)

9

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1.69 8 0.57 4.03 Valid 1.69 23 0.41 2.59 Valid

1.69 9 0.45 2.91 Valid 1.69 24 0.54 3.75 Valid

1.69 10 0.40 2.57 Valid 1.69 25 0.44 2.86 Valid

1.69 11 0.46 3.05 Valid 1.69 26 0.45 2.95 Valid

1.69 12 0.42 2.74 Valid 1.69 27 0.40 2.57 Valid

1.69 13 0.51 3.50 Valid 1.69 28 0.42 2.67 Valid

1.69 14 0.45 2.91 Valid 1.69 29 0.25 2.28 Tidak

Valid

1.69 15 0.47 3.13 Valid 1.69 30 0.64 4.84 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 10

Berdasarkan tabel perhitungan validitas instrumen di atas diketahui bahwa dari 30 instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, 29 di antaranya valid, terdapat satu soal yang tidak valid, namun setelah diperbaiki instrumen soal masih layak untuk dijadikan alat ukur penelitian.

3.6.2 Uji Realibilitas Instrumen

Perhitungan Reliabilitas tes tertulis dilakukan dengan metode belah dua (spilt-half method). Cara yang digunakan untuk membelah tes menjadi dua tes ialah dengan mengelompokkan pokok-pokok uji yang bernomor ganjil dan bernomor genap. Korelasi antara skor pada pokok uji belahan pertama dan belahan kedua dicari melalui rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Untuk menguji reliabilitas, dalam penelitian ini digunakan teknik ganjil-genap dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Membagi item-item yang valid menjadi dua belahan, dalam hal ini diambil y merupakan belahan kedua.

b. Skor masing-masing item pada setiap belahan dijumlahkan, sehingga menghasilkan dua skor total masing-masing responden, yaitu skor total belahan pertama dan skor belahan kedua.

c. Mengkorelasi skor belahan pertama dengan skor belahan kedua dengan teknik korelasi product moment.


(32)

10

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d. Mencari angka reliabilitas keseluruhan item tanpa dibelah, dengan cara mengkorelasi angka korelasi yang diperoleh dengan memasukannya kedalam rumus Spearman Brown yaitu :

(Arikunto, 2006: 93) Keterangan :

= koefisisen reliabilitas internal seluruh item

= korelasi Product Moment antar belahan (ganjil-genap) atau (awal-akhir)

Kaidah keputusannya adalah jika r11 > rtabel berarti reliabel dan

sebaliknya jika r11<rtabel artinya instrument soaltidak reliable. Adapun kriteria

yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Kolerasi Interprestsi

0,81 - 1,00 0,61 - 0,80 0,41 - 0,60 0,21 - 0,40 0,00 - 0,20

Tinggi Cukup Agak rendah Rendah Sangat rendah

(Arikunto, 2006: 93) Berdasarkan bantuan Microsoft Excel diperoleh nilai rhitung = 0,953.

Adapun nilai rtabel dengan n = 30 dan taraf nyata (α) = 0,05 didapat 0,349. Hal

ini berarti rhitung lebih besar dari rtabel (0,953 > 0,349). Dengan demikian

instrumen penelitian untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah dinyatakan mempunyai daya ketepatan atau dengan kata lain reliable dengan tingkat reliabilitas termasuk pada kategori sangat tinggi.


(33)

11

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk menghitung tingkat kesukaran (TK) dari masing-masing butir soal tes dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menghitung jawaban yang benar per item soal 2. Memasukkan ke dalam rumus

P =

(Arikunto, 2012: 223) Keterangan:

P : indeks tingkat kesukaran item

B : jumlah siswa yang menjawab benar per item soal JS : jumlah seluruh siswa peserta

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.3 Indeks Kesukaran

P 1,00 sampai dengan 0,30 soal sukar P 0,31 sampai dengan 0,70 soal sedang P 0,71 sampai dengan 1,00 soal mudah

Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh dari hasil hitungan, berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal memiliki TK= 0,00 artinya bahwa tidak ada siswa yang menjawab benar dan bila memiliki TK= 1,00 artinya bahwa siswa menjawab benar. Perhitungan indeks tingkat kesukaran ini dilakukan untuk setiap nomor soal. Tingkat kesukaran dari instrument soal yang telah diolah memiliki tingkat kesukaran yang cukup bervariasi sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4

Rekapitulasi Jumlah Soal Berdasarkan Tingkat Kesukaran


(34)

12

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kesukaran Soal

Mudah 9 3,5,13,15,16,19,24,26,27

Sedang 20 1,2,4,6,7,8,9,10,11,12,14,17,18,20,21,22,23,25,28,30

Sukar 1 29

Sumber: Hasil Pengolahan data Ms. Excel 10

3.6.4 Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu butir soal dalam membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda soal disebut dengan Indeks Diskriminasi (D). Langkah-langkahnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

1) Untuk kelompok kecil seluruh kelompok tes dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas (JA) dan 50% kelompok bawah (JB). 2) Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya

saja, yaitu 27% skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27% skor terbawah sebagai kelompok bawah (JB).

Daya pembeda ini digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan menggunakan rumus:

(Arikunto,2012:228) Keterangan :

D = Indeks diskriminasi (daya pembeda) JA = Banyaknya peserta kelompok atas.

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah.

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar.


(35)

13

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Tabel 3.5

Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal

Daya Pembeda Kriteria

D : 0,00-0,20 Jelek (poor)

D : 0,20-0,40 Cukup (statistactory)

D : 0,40-0,70 Baik (good)

D : 0,70-1,00 Baik sekali (excellent) D : negative Semuanya tidak baik

Sumber : Arikunto (2012:232)

Untuk semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Kemudian setelah diperoleh data dari kedua kelas tersebut maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Penskoran

Penskoran tes pilihan ganda dilakukan dengan menggunakan pedoman penskoran. Sebelum lembar jawaban siswa diberi skor, terlebih dahulu ditentukan standar penilaian untuk tiap tahap sehingga dalam pelaksanaannya unsur subjektifitas dapat dikurangi. Skor setiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar.

Pemberian skor dihitung dengan menggunakan rumus:

S=ΣR

Keterangan:

S : Skor siswa

R : Jawaban siswa yang benar

b. Menghitung rata-rata hasil pre-test dan post-test dengan menggunakan rumus sebagai berikut:


(36)

14

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

̅

Keterangan:

̅ : Rata-rata

X : data (pre-test/post-test) N : banyaknya siswa

c. Setelah memperoleh skor pre-test dan post-test pada kedua kelas, dihitung selisish antara pre-test dan post-test untuk mendapatkan nilai gain dan gain ternormalisasi. Rumus yang digunakan untuk mengitung nilai gain dan gain ternormalisasi adalah sebagai berikut:

Gain = skor posttest- skor pretest

Gain ternormalisasi (g) =

Keterangan:

(g) = gain yang dinormalisir

Pos-test = tes diakhir pembelajaran Pre-test = tes diawal pembelajaran

d. Skor gain normal ini diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria peningkatan hasil belajar siswa. Selanjutnya, indeks gain yang diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan indeks gain ternormalisasi seperti pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Indeks Gain

Skor Katagori

(g) > 0,70 Tinggi

0,30 < (g) < 0,70 Sedang


(37)

15

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7Teknik Analisis Data 3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah penyebaran kedua buah populasi berdistribusi normal atau tidak. Satu populasi dapat dikatakan:

- Berdistribusi normal : χ 2hitung <χ 2 tabel untuk df sebesar (b-3)

- Berdistribusi tidak normal: χ 2hitung >χ 2 tabel.

Peneliti menggunakan Uji Chi Kuadratuntuk mengetahuinya. Rumus yang digunakan yaitu:

(Nana Sudjana, 2009) Keterangan:

χ2

= chi-kuadrat

Oi = hasil pengamatan

Ei = hasil yang diharapkan

3.7.2 Uji Homogenitas

Salah satu syarat dalam menggunakan uji t untuk sampel kecil yaitu suatu kondisi yang disebut homogenitas varian. Hal ini berarti bahwa varian dari kedua sampel yang dibandingkan tersebut harus sama dengan kata lain homogen. Untuk menentukan bahwa kedua sampel tadi sudah homogen, maka digunakan rumus uji homogenitas sebagai berikut:

(Suprapto, 2013:149) Keterangan:

Ratio F tidak boleh kurang dari 1

Untuk menguji homogenitas, digunakan tabel distribusi F, dan cara membacanya sama dengan penggunaan tabel distribusi t, hanya derajat


(38)

16

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kebebasannya (df) = N – 1 yaitu menggunakan N dari sampel terbesar. Penggunaan rasio F ini untuk menentukan pula signifikansi perbedaan antara dua mean. Untuk uji t hanya menentukan signifikansi perbedaan antara dua kelompok atau sampel.

3.7.3 Uji Beda Dua Rata-rata

Uji signifikansi perbedaan antara dua rata-rata(mean) disebut uji t (t test). Adapun rumus uji t adalah sebagai berikut:

̅ ̅ √

(Kusnendi, 2013: 7) Keterangan:

̅ dan ̅ = nilai rata-rata sampel dan = varians sampel dan = ukuran sampel

Untuk menentukan signifikansi perbedaan antara dua mean tersebut, diperlukan tabel statistik critical value of t.

Bila:

- Jika t hitung> t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima

- Jika t hitung≤ t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah: 1) H0 : μ1= μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.


(39)

17

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode Problem Solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.

2) H0 : μ1= μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.

Ha : μ1≠ μ2

Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan.

3) H0 : μ1= μ2

Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan (N-gain). Ha : μ1> μ2

Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah setelah perlakuan (N-gain). Keterangan:

μ1 : Rata-rata gain populasi kelas eksperimen μ2 : Rata-rata gain populasi kelas kontrol


(40)

18

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.7.4 Uji Gain

Gain score (Gs) tepat digunakan jika kondisi awal (pre-test) antara kelompok ekspermen dan kontrol nyata berbeda (Dimitrov & Rumrill (2003) dalam Kusnendi (2013: 20). Dalam pembelajaran, pre-test mempengaruhi post-test. Perbedaan pre-test mengindikasikan perbedaan kemampuan awal, dan perbedaan tersebut akan menyebabkan perbedaan dalam post-test (kemampuan akhir). Karena itu jika menggunakan post-test data akan ada pre-testeffect yang mengancam validitas internal. Untuk menjaga validitas internal digunakan gain score data.

Uji gain yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa pada saat sebelum diberikan perlakuan dan setelah diberikan perlakuan. Peningkatan pre-test dan post-test dihitung menggunakan rumus gain sebagai berikut.

( ) ( ) ( )

(Savinainen & Scoot dalam Kusnendi, 2013: 20) Selanjutnya, indeks gain yang telah diperoleh diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi indeks gain ternormalisasi seperti dibawah ini.

> 0,70 = Tinggi 0,30< < 0,70 = Sedang

< 0,30 = Rendah

Meskipun pre-test (kondisi kemampuan awal) berbeda, melalui data Gs dapat dilihat perbedaan peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Pada penelitian ini, diharapkan peningkatan kemampuan memecahkan masalah siswa kelas eksperimen lebih


(41)

19

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggi dibandingkan dengan siswa kelas kontrol (Rata-rata Gs kelas eksperimen > Rata-rata Gs kelas kontrol).

3.8 Langkah-Langkah Penelitian

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Tahap pendahuluan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pra penelitian dan mencari informasi terkait dengan permasalahan dan fenomena yang terjadi di SMA Negeri 1 Bandung khususnya pada proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi. Selanjutnya peneliti melakukan studi literatur lebih mendalam tentang kemampuan memecahkan masalah.

2. Tahap persiapan. Pada tahap ini, peneliti menentukan materi yang akan digunakan dalam penelitian, menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, merancang alat tes, melakukan uji coba alat tes, mengolah data hasil uji coba dan menentukan soal yang akan digunakan dalam pengambilan data.

3. Tahap Pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan memecahkan masalah awal siswa baik pada kelas eksperimen maupun kontrol kemudian melakukan posttest. Selanjutnya peneliti melakukan pembelajaran selama tiga kali pertemuan materi ajar yang telah ditentukan dengan diberikan sebuah perlakuan. Saat pembelajaran, kelompok eksperimen mendapatkan perlakuan metode pembelajaran problem solving sedangkan kelompok kontrol mendapatkan perlakuan berupa metode ceramah. Setelah diberikan sebuah perlakuan proses selanjutnya yaitu melakukan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Posttest dilakukan untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa setelah diberikan perlakuan.


(42)

20

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Tahap Akhir. Setelah ketiga tahap telah dilakukan maka tahap terakhir yaitu mengolah hasil penelitian. Pada tahap ini peneliti menggunakan perhitungan statistik untuk menghitung hasil pretest-posttest kemampuan memecahkan masalah siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya peneliti menganalisis gain untuk melihat peningkatan kemampuan kemampuan memecahkan masalah siswa baik pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.

3.9 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tabel 3.7

Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

Kelas Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III

Eksperimen

Senin,

01 September 2014 Pukul 12.15-14.15

Senin,

08 September 2014 Pukul 12.15-14-15

Senin, 15 September 2014 Pukul 12.15-14.15


(43)

21

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kontrol

Selasa,

02 September 2014 Pukul 12.15-14.15

Selasa,

09 September 2014 Pukul 12.15-14.15

Selasa, 16 September 2014

Pukul 12.15-14.15


(44)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di SMA Negeri 1 Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran problem solving dengan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan, artinya bahwa siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sama sebelum diberi perlakuan.

2. Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran problem solving sebelum dan setelah perlakuan, artinya bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dalam memecahkan masalah lebih tinggi sesudah diberi perlakuan.

3. Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran problem solving dan kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah sesudah perlakuan, artinya bahwa, peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas eksperimen yang menggunakan metode problem solving lebih baik dari peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.


(45)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran problem solving sebagai salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang berpacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu, dari penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru diharapkan dalam proses pembelajarannya tidak hanya menggunakan metode ceramah, karena hal tersebut akan membuat siswa lebih pasif. Dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (kemampuan C4 sampai dengan C6), dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan siswa pun dilatih untuk dapat lebih memahami materi pembelajaran.

2. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang variatif melalui berbagai seminar, lokakarya, semiloka dan diklat yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses pengajaran dan pembelajaran sehingga menghasilkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang semakin berkembang.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam metode problem solving dengan menggunakan materi yang lebih kompleks dan sebaiknya menggunakan metode-metode lain yang lebih variatif dan tidak lagi menggunakan metode ceramah.


(46)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Anderson, L. W. dan David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi kedua. Jakarta:Bumi

Aksara.

Aqib, Z. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual Inovatif. Bandung: Yrama Widya.

Budiningsih, A. C. Belajar dan Pembelajaran. (2005). Jakarta: PT Rineka Cipta Budiwati, N dan Permana, L. 2010. Perencanaan Pembelajaran Ekonomi.

Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi UPI.

Cahyo, A.N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press.

Dahar, R.W. 1996. Teori-teori belajar.Bandung:Gelora Aksara Pratama.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar kompetensi mata pelajaran ekonomi Sekolah menengah atas dan madrasah aliyah. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Eveline, S dan Hartininara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. bogor: Ghalia Indonesia.

Hamalik, O. 2007. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung:Sinar Baru Algensindo.

Hamid, M. S. (2011). Mendesain Kegiatan Belajar Mengajar Begitu Menghibur : Metode Edu Tainment. Jogjakarta: Diva Press.

Hasan, S.H. 1995. Pendidikan ilmu sosial. Jakarta: Depdikbud.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.

Jogiyanto, H.M (2009). Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan Pembelajaran Metode Kasus Untuk Dosen dan Mahasiswa. Edisi Revisi ke 3. Yogyakarta: Andi.


(1)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen di SMA Negeri 1 Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Tidak terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah

dalam mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran problem solving dengan kelas kontrol yang

menggunakan metode ceramah sebelum perlakuan, artinya bahwa siswa kelas eksperimen dengan siswa kelas kontrol memiliki kemampuan memecahkan masalah yang sama sebelum diberi perlakuan.

2. Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam

mata pelajaran ekonomi pada kelas eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran problem solving sebelum dan setelah perlakuan,

artinya bahwa kemampuan siswa pada kelas eksperimen dalam memecahkan masalah lebih tinggi sesudah diberi perlakuan.

3. Terdapat perbedaan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dalam

mata pelajaran ekonomi antara kelas eksperimen yang menggunakan

metode pembelajaran problem solving dan kelas kontrol yang

menggunakan metode ceramah sesudah perlakuan, artinya bahwa, peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas

eksperimen yang menggunakan metode problem solving lebih baik dari

peningkatan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah pada kelas kontrol yang menggunakan metode ceramah.


(2)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5.2Saran

Berdasarkan proses penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan

metode pembelajaran problem solving sebagai salah satu metode pembelajaran

yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yang berpacu pada kemampuan berpikir tingkat tinggi, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Oleh karena itu, dari penelitian ini disampaikan saran sebagai berikut :

1. Bagi guru diharapkan dalam proses pembelajarannya tidak hanya

menggunakan metode ceramah, karena hal tersebut akan membuat siswa

lebih pasif. Dengan menerapkan metode pembelajaran problem solving

dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (kemampuan C4 sampai dengan C6), dapat meningkatkan keaktifan siswa, dan siswa pun dilatih untuk dapat lebih memahami materi pembelajaran.

2. Bagi pihak sekolah diharapkan memberikan kesempatan kepada guru

untuk mengembangkan pengetahuan tentang pembelajaran yang variatif melalui berbagai seminar, lokakarya, semiloka dan diklat yang dilaksanakan oleh institusi pendidikan, terutama berkenaan dengan proses pengajaran dan pembelajaran sehingga menghasilkan inovasi-inovasi dalam pembelajaran yang semakin berkembang.

3. Bagi peneliti selanjutnya dapat dikembangkan secara lebih mendalam

metode problem solving dengan menggunakan materi yang lebih kompleks

dan sebaiknya menggunakan metode-metode lain yang lebih variatif dan tidak lagi menggunakan metode ceramah.


(3)

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Anderson, L. W. dan David R. Krathwohl. (2010). Kerangka Landasan untuk

Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Yogyakarta:Pustaka Pelajar

Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi kedua. Jakarta:Bumi

Aksara.

Aqib, Z. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

Inovatif. Bandung: Yrama Widya.

Budiningsih, A. C. Belajar dan Pembelajaran. (2005). Jakarta: PT Rineka Cipta

Budiwati, N dan Permana, L. 2010. Perencanaan Pembelajaran Ekonomi.

Bandung: Laboratorium Pendidikan Ekonomi UPI.

Cahyo, A.N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual

dan Terpopuler. Yogyakarta: Diva Press.

Dahar, R.W. 1996. Teori-teori belajar.Bandung:Gelora Aksara Pratama.

Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar kompetensi mata pelajaran ekonomi

Sekolah menengah atas dan madrasah aliyah. Jakarta: Depdiknas.

Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Djamarah, Bahri Syaiful dan Zain, Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta.

Emzir. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan: Kuantitatif & Kualitatif.

Jakarta: Rajawali Pers.

Eveline, S dan Hartininara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran. bogor:

Ghalia Indonesia.

Hamalik, O. 2007. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung:Sinar Baru

Algensindo.

Hamid, M. S. (2011). Mendesain Kegiatan Belajar Mengajar Begitu Menghibur :

Metode Edu Tainment. Jogjakarta: Diva Press.

Hasan, S.H. 1995. Pendidikan ilmu sosial. Jakarta: Depdikbud.

Isjoni. (2010). Cooperative Learning: Efektivitas Pembelajaran Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Jogiyanto, H.M (2009). Filosofi, Pendekatan, dan Penerapan Pembelajaran

Metode Kasus Untuk Dosen dan Mahasiswa. Edisi Revisi ke 3.


(4)

2

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kardi, M dan Nur, M (2000). Pengantar pada Pengajaran dan Pengelolaan

Kelas. Surabaya:Universitas Pres.

Khairani, M. (2013). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Kusnendi. (2013). Uji Beda Dua Rata-Rata dalam Penelitian Kuasi Eksperimen

Control Group Pre-test- Post test Design. Handout diskusi Ilmiah dosen

Fpeb.Bandung:FPEB UPI.

Nasution, S. (1982). Berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar. Edisi- pertama. Jakarta: Bina aksara.

Sagala, S. (2010). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sani, R.A. (2013). Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Sanjaya, W. (2006).Strategi pembelajaran berorientasi standar dan proses

pendidikan.Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. (2008). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran.

Jakarta:Kencana.

Somantri, N. (2001). Menggagas pembaharuan pendidikan IPS. Bandung: PPs

UPI.

Sudijono, A. (2011).Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Raja Grafindo.

Sudirman, dkk. (1987). Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:Remaja

Rosdakarya.

Suprapto. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-ilmu

Pengetahuan Sosial.Yogyakarta: CAPS.

Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Syah, M. (2008).Psikologi pendidikan suatu pendekatan baru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Trianto.(2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi

konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Jurnal dan Skripsi

Anggo, M. (2011). Pemecahan Masalah Matematika Konstektual Untuk

Meningkatkan Kemampuan Kognisi Siswa. Jurnal Pendidikan


(5)

3

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Hardiyanti, F. (2012). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based

Instruction Melalui Metode Diskusi Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Pada Mata Pelajaran Ekonomi. (Skripsi) Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Hidayat, K. (2012). Perbedaan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Menggunakan Metode Problem Solving dengan Metode Ceramah Diskusi

di SMA Muhammadiyah 2 Palembang. Jurnal Ilmiah, 1 (3), hlm. 25.

Komariah, K. (2011). Penerapan Metode Pembelajaran Problem Solving Model Polya Untuk Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah Bagi

Siswa Kelas IX J di SMPN 3 Cimahi. Prosiding Seminar Nasional

Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA. Yogyakarta, UNY, hlm. 182.

Martin, A. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Konsep Dan Kemampuan Analisis Terhadap Prestasi Belajar Fisika Siswa

Kelas XI SMA BRAWIJAYA SMART SCHOOL MALANG. Jurnal

Penelitian Pendidikan, hlm.182.

Pardjono dan Wardaya. (2009). Peningkatan Kemampuan Analisis, Sintesis, dan

Evaluasi Melalui Pembelajaran Problem Solving. Cakrawala Pendidikan.

28 (3), hlm. 130.

Rofiah, Emi, dkk. (2013). Penyusunan Instrumen Tes Kemampuan Berpikir

Tingkat Tinggi Fisika Pada Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Fisika, 1 (2),

hlm. 21.

Setiawan, N.IG. (2008) Penerapan Pengajaran Kontekstual Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X.2 SMA Laboratorium

Singaraja. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2 (1), hlm.

42-59.

Suharni. (2008). Efektivitas Model Pembelajaran Pemecahan Masalah Berbasis Konsep Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis Siswa SMA. (Skripsi) Fakultas Pendidikan Matematika dan IPA, Universitas Pendidikan Indonesia.

Warimun, E. (2012). Penerpan Model Pembelajaran Problem Solving Fisika Pada

Pembelajaran Topik Optika Pada Mahasiswa Pendidikan Fisika. Jurnal

Exacta, 10 (2), hlm. 113.

Widyastutik, Iin, dkk. (2014). Penerapan Model Problem Based Instructions Pada Tema Pencemaran Air Untuk Melatih Keterampilan Penyelesaian


(6)

4

Fitri Nurdianti, 2014

Pengaruh metode problem solving terhadap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Internet

Amien, S. (2010). Pendekatan Konstruktivistik dalam Pembelajaran. [Online].

Tersedia di:

http://benramt.wordpress.com/2010/01/03/pendekatan-

kontruktivistik-dalam-pembelajaran-resume-chapter-8-buku-educational-psychology-karya-robert-e-slavin/.Diakses 20 Juni 2013.

Benjamin. (1993). Problem solving elementary level. [Online]. Tersedia di:


Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 3 PEMATANGSIANTAR TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 24

PENGARUH METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS DILIHAT DARI KEMAMPUAN AWAL SISWA: studi kuasi eksperimen pada materi elastisitas permintaan mata pelajaran pengantar ekonomi dan bisnis di kelas X SMK pasundan 1 kota bandung.

0 3 50

Pengaruh Metode Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik (Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi Kompetensi Dasar Menganalisis Permasalahan Ketenagakerjaan di Indonesia Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sumedang

1 4 48

Pengaruh Penerapan Model Problem Based Learning Melalaui Metode Diskusi Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Siswa : studi kuasi eksperimen mata pelajaran ekonomi pada kompetensi dasar ketenagakerjaan dalam pembangunan ekonomi pada siswa kelas XI IPS di SMA

0 5 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MELALUI METODE DISKUSI TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI : Studi Kuasi Eksperimen Mata Pelajaran Ekonomi pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Konsep ManajemenPada Si

0 0 6

PENGARUH TEKNIK PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF : Kuasi Eksperimen Dalam Mata Pelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas X SMAK 3 Bina Bakti Dan Siswa Kelas X SMAN 1 Parongpong Bandung.

1 5 49

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 11 Pekanbaru Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 0 53

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS SISWA: studi kuasi eksperimen pada mata pelajaran ekonomi kelas XI iis Sma negeri 6 bandung.

0 1 37

STUDI KOMPARATIF PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DAN METODE PEMBELAJARAN PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA : Studi Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi

0 7 77

PENGARUH METODE LATIHAN KETERAMPILAN/DRILL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA:Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Sukatani Kab. Purwakarta.

0 1 113