Tinjauan Umum mengenai Lembaga Mediasi Perbankan

5. Tinjauan Umum mengenai Lembaga Mediasi Perbankan

Lembaga Mediasi Perbankan ini telah disosialisasikan melalui Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/5/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/14/DPNP tanggal 1 Juni 2006 sehingga dengan demikian Bank Indonesia telah menjalankan fungsi mediasi perbankan sebagai sarana yang sederhana, murah, dan cepat dalam hal penyelesaian pengaduan nasabah oleh bank belum dapat memuaskan nasabah dan menimbulkan sengketa antara nasabah dengan bank. PBI tersebut telah diperbaharui dengan

commit to user

Perbankan. Pengajuan penyelesaian sengketa dimaksud dapat disampaikan kepada Bank Indonesia oleh nasabah atau perwakilan nasabah dengan persyaratan sebagai berikut :

a Sengketa yang dapat diajukan adalah sengketa keperdataan yang

timbul dari transaksi keuangan.

b Sengketa yang dapat diajukan adalah sengketa yang timbul dari hasil penyelesaian pengaduan Nasabah yang telah dilakukan oleh Bank.

c Nasabah tidak dapat mengajukan tuntutan finansial yang diakibatkan oleh kerugian immaterial. Yang dimaksud kerugian immaterial antara lain adalah kerugian karena pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan.

d Nilai tuntutan finansial diajukan dalam mata uang rupiah dengan jumlah maksimal adalah Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Jumlah tersebut dapat berupa kumulatif dari kerugian finansial yang telah terjadi pada Nasabah, potensi kerugian karena penundaan atau tidak dapat dilaksanakannya transaksi keuangan Nasabah dengan pihak lain, dan atau biaya-biaya yang telah dikeluarkan Nasabah untuk mendapatkan penyelesaiannya Sengketa.

e Batas waktu pengajuan adalah paling lambat 60 (enampuluh) hari kerja, yang dihitung sejak tanggal surat hasil penyelesaian pengaduan Nasabah dari Bank

f Nasabah mengajukan penyelesaian sengketa kepada lembaga Mediasi perbankan secara tertulis dengan menggunakan formulir terlampir atau dibuat sendiri oleh Nasabah dan dilengkapi dokumen pendukung antara lain:

1) Foto copy surat hasil penyelesaian pengaduan yang diberikan Bank kepada Nasabah.

commit to user

3) Surat penyataan yang ditandatangani di atas meterai yang cukup bahwa Sengketa yang diajukan tidak sedang dalam proses atau telah mendapatkan keputusan dari lembaga arbitrase, peradilan, atau lembaga Mediasi lainnya dan belum pernah diproses dalam Mediasi perbankan yang difasilitasi oleh Bank Indonesia.

4) Foto copy dokumen pendukung yang terkait dengan Sengketa yang diajukan

5) Foto copy surat kuasa, dalam hal pengajuan penyelesaian Sengketa dikuasakan.

g Formulir yang telah diisi dan dilengkapi dokumen pendukung

disampaikan kepada :

Bank Indonesia Direktorat Investigasi dan Mediasi Perbankan Menara Radius Prawiro lantai 19 Jalan MH Thamrin No. 2 Jakarta 10110 (www. KumpulBlogger.com)

Mediasi perbankan dilakukan oleh lembaga mediasi perbankan independen yang dibentuk oleh asosiasi perbankan. Dalam pelaksanaan tugasnya, lembaga mediasi perbankan independen ini melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia. Sepanjang lembaga mediasi perbankan independen ini belum terbentuk, maka fungsi mediasi perbankan dilakukan oleh Bank Indonesia. Fungsi mediasi perbankan yang dilakukan oleh Bank Indonesia terbatas pada upaya untuk menyelesaikan sengketa secara mendasar dalam rangka memperoleh kesepakatan antara kedua belah pihak.

Dalam struktur organisasi Bank Indonesia telah membentuk sebuah direktorat yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan

commit to user

Perbankan. Bank Indonesia telah menyediakan tenaga-tenaga mediator yang direkrut dari karyawan Bank Indonesia yang sudah dilatih sebagai mediator. Penggunaan jasa mediator dari Bank Indonesia bersifat cuma-cuma atau tanpa pungutan (Takdir Rahmadi, 2010: 89).

Beberapa keunggulan mediasi perbankan adalah:

1) kesepakatan para pihak (voluntary);

2) terjaganya hubungan baik (forward looking);

3) terjaganya kepentingan masing-masing pihak (interesed based);

4) proses yang murah, cepat, dan sederhana.

Penyelesaian sengketa melalui mediasi perbankan oleh Bank Indonesia terfokus pada nasabah kecil dan UMK. Hal ini dibuktikan dengan dibatasinya tuntutan finansial, yaitu maksimal Rp. 500.000.000,00. Alasan difokuskannya penyelesaian sengketa melalui mediasi perbankan untuk nasabah kecil dan UMK adalah karena nasabah kecil dan UMK:

a) tidak mudah mendapatkan akses yang cukup dan dana untuk menyelesaikan sengketanya dengan bank melalui lembaga arbitrase atau peradilan; dan

b) merupakan bagian terbesar dari nasabah bank secara keseluruhan.